T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Candisari ecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Melalui Pendekatan Problem Based Learning Tahun Pembelajaran 20162017 T1 BAB III

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Latar dan Karakteristik subjek Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
tindakan kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research
(CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. PTK atau sering

disebut dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2010:115).
Senada dengan hal di atas Arikunto (2014:129) juga berpendapat bahwa
penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang
“dicoba sambil jalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Dunia pendidikan penelitian tindakan disebut juga penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran dikelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya
guru atau praktisi dalam membentuk berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan
untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas (Slameto

2015:148).
Bahri (2012:8) juga mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadiankejadian di dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar
lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi lebih baik.
Uraian pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah sebuah kegiatan terencana yang dilakukan didalam kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan mutu hasil belajar siswa
menjadi lebih baik melalui berbagai bentuk kegiatan dalam proses pembelajaran.
penelitian tindakan juga merupakan strategi untuk memecahkan masalah
memanfaatkan tindakan nyata dalam pengembangan yang inovatif.

20

21

3.1.2 Latar dan Karakteristik Penelitian
a. Tempat penelitian
Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Lokasi dipilih karena banyaknya
siswa kelas 4 yang belum tuntas dalam mata pelajaran IPA.

b. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada smester 1 tahun
pembelajaran 2016/2017 di kelas 4 SDN Candisari 01. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan menggunakan dua
siklus. Penelitian akan dilakukan pada:

3.1.3

1. Siklus I

: 5 Desember 2016 sampai dengan 6 Desember 2016

2. Siklus II

: 14 Desember 2016 sampai dengan 15 Desember 2016

Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN

Candisari 01 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 25

yang terdiri dari 11 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki
3.2 Variabel Penelitian
Ada dua variable yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan pembelajaran
Problem Based Learning sementara variabel terikat yaitu hasil belajar siswa.

3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

permasalahan di dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang
berpikir kritis dan ketrampilan dalam memecahkan suatu permasalahan.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4
SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali. Hasil belajar siswa adalah kemampuan
siswa yang diperoleh setelah siswa melalui tahapan-tahapan dalam proses
pembelajaran.

22


3.3 Prosedur Penelitian
Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah model spiral yang dikemukakan oleh C.Kemmis dan Mc.Taggart, R.
Penelitian ini dibagi ke dalam 2 siklus dan pada setiap siklus terdapat 3 rancangan
kegiatan yakni perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan refleksi. Prosedur
penelitian menurut C.Kemmis an Mc.Taggert, R digambarkan dalam gambar 3.1
berikut.

Gambar 3.1
Model Spiral dari C. Kemmis & Mc Taggart, R

3.3.1

Perencanaan

Arikunto (2009:18) menjelaskan dalam tahap perencanaan, peneliti
menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pada
tahap ini guru bersama peneliti membuat rancangan penelitian yang akan

dilaksanakan sebanyak 2 siklus dan setiap siklus terdiri 2 pertemuan. Hal yang
perlu dipersiapkan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

23

1.

Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan merupakan tindakan untuk

mengatasi permasalahan yang timbul pada kondisi awal (Pra Siklus). Siklus
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)

Tahap Perencanaan
Kegiatan dalam tahap perencanaan ini merancang dan merencanakan

pembelajaran IPA kelas 4 dengan menyusun RPP materi Wujud benda dan
sifatnya dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai (lampiran 8 halaman 77), membuat media

yang berupa peta konsep RPP dalam siklus I dibuat dua kali pertemuan dengan
alokasi waktu (2 x pertemuan). Pertemuan pertama 1 x pertemuan (1 hari) dan
pertemuan kedua 1 x pertemuan (1 hari).
Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan fasilitas dan saran pendukung
yang diperlukan. Pembuatan instrument yang digunakan untuk mengamati dan
menganalisis data mengenai proses dan hasil belajar pada kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
b) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan atau pelaksanaan adalah implementasi atau pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan dilaksanakan dalam
pembelajaran

didalam

kelas.

Kegiatan

pembelajaran


dilakukan

dengan

pendekatan Problem Based Learning pada pelajaran IPA materi Wujud benda
dan sifatnya.
c)

Pengamatan atau observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh

tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN
Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan
Problem Based Learning.

24

d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna

menyempurnakan tindakan berikutnya (Arikunto, 2009:78). Pada tahap ini
peneliti bersama tim kolaborator melakukan refleksi, yaitu mencoba mengkaji
proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar, apakah
sudah efektif melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus
pertama. Dalam kegiatan ini hal yang dievaluasi adalah kekurangan dan kelebihan
saat kegiatan pembelajaran berlangsung, serta hambatan dari kegiatan yang telah
dilakukan, sedangkan hasil tes evaluasi pada siklus I akan dijadikan acuan untuk
dijadikan acuan pada pelaksanaan siklus II Kemudian tim kolaborasi membuat
tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada siklus
sebelumnya.
2. Siklus II
Kegiatan pada siklus II dirancang untuk memperbaiki kekurangan pada
proses pembelajaran di siklus I, apabila dalam pelaksanaan siklus I belum berhasil
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka dalam siklus II hal
tersebut akan diperbaiki dan disempurnakan. Pada siklus II ini juga dibagi
kedalam 4 tahap, yaitu :
a)

Tahap perencanaan
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada tahap ini masih sama dengan


tahap perencanaan pada siklus I yaitu menyusun kegiatan pembelajaran yang
meliputi RPP sesuai dengan pembelajaran IPA dan kompetensi yang ingin dicapai
(lampiran

9

halaman

91).

Perencanaan

siklus

II

dilakukan

dengan


mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I. Pada siklus II ini disertai tindakan
dengan penambahan atau penyesuaian kegiatan

yang dapat

mengatasi

permasalahan pada siklus 1 dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

25

b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini yaitu menerapkan atau mengimplementasikan RPP
yang telah disusun dalam proses pembelajaran dikelas. Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan Problem Based Learning dalam mata pelajaran IPA
kelas 4.
c) Pengamatan atau Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini, dilaksanakan secara kolaboratif oleh
tim observer untuk mengamati keterampilan guru dan aktifitas siswa kelas 4 SDN

Candisari 01 kabupaten Boyolali dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan
Problem Based Learning siklus II.

d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi pembelajaran IPA kelas 4 dengan
pendekatan Problem Based Learning yang telah dilaksanakan pada siklus II. Guru
mengumpulkan data dari nilai untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
tindakan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Problem Based Learning , hambatan serta hasil tindakan dalam pembelajaran IPA.

Hasil refleksi berguna untuk menentukan keberhasilan dari tindakan pembelajaran
yang dilakukan sebekumnya yaitu pada siklus I.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berfungsi
sebagai alat untuk mengukur kompetensi siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA
di SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali setelah melalui proses pembelajaran
menggunakan pendekatan Problem Based Learning adalah :
a. Tes Tertulis
Tes ini digunakan untuk mengukur pencapaian siawa setelah mempelajari
materi yang diajarkan. Dalam hal ini tes yang digunakan adalah tes yang

26

bebentuk pilihan ganda yang digunakan untuk

mengukur keterampilan,

kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
b. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati
perilaku dan aktivitas individu-individu selama proses pembelajaran berlangsung.
penelitian ini observasi yang dilakukan untuk mengamati kinerja guru dan siswa
selama proses belajar mengajar.

3.4.2

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian berupa butir-butir hasil belajar untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi dari siswa kelas 4 SDN Candisari 01 Kabupaten Boyolali.
Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi pembelajaran IPA.
a. Lembar Soal
Lembar soal tes tertulis dipergunakan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa setelah mengikuti pembelajaran yang dinilai dengan satuan angka, dapat
dilihat pada (lampiran no 11 &13 halaman 106&110).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kinerja dari guru dan siswa
dalam melaksanakan proses pembelajaran apakah kegiatan yang dilakukan sudah
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat atau belum, dapat dilihat pada
(lampiran 14&15 halaman 113&114)

c. Dokumentasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan ralam rangka memperoleh informasi
dalam kegiatan yang sudah dilaksanakan, dalam hal ini peneliti akan
menggunakan dokumentasi berupa foto saat proses penelitian berlangsung, dapat
dilihat pada (lampiran 24&25 halaman 139&140)

3.5 Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran Instrumen
3.5.1 Uji Validitas
Sebelum digunakan unutk dibagikan kepada peserta didik, soal terlebih
dahulu akan diuji coba dan diketahui soal yang valid. Uji coba untuk mengetahui

27

valid tidaknya sebuah soal disebut dengan uji validitas. Seperti menurut Arikunto
(2014:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Arikunto, 2014:211 mengungkapkan
bahwa sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan.
Dalam penelitian ini uji validitas digunakan untuk menguji lembar soal yang
akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I
maupun siklus II. Validitas dalam penelitian ini dicari dengan menggunakan
rumus korelasi product moment dari Pearson. Hal ini digunakan untuk
mengkorelasikan skor butir yang dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skor
total yang dinyatakan dengan simbol (Y). Suharsimi Arikunto (2014: 318),
merumuskan cara pengukuran validitas instrumen, yaitu sebagai berikut:
=

Keterangan :
= �
=



=

=



�ℎ

�ℎ

�ℎ �

√{ �Σ




�Σ
2

−Σ

− Σ
2

Σ

}{ �Σ

2

−Σ

2

}

28

Mengolah data untuk mengukur validitas menggunakan aplikasi SPSS 20 for
windows yaitu masukkan seluruh skor total dari setiap variabel > kemudian klik
analyze > correlate > bivariate. Dan untuk mengetahui hasil validitas dapat

dilihat pada kolom Total. Hal ini dilakukan dengan cara menarik garis dari taraf
signifikan yang dikehendaki dipertemukan dengan n jumlah subyek maka
diperoleh bahwa, untuk n=25 dan DF = n-2 maka dari itu DF = 25-2 = 23,
dengan taraf kesalahan 5% atau 0,05 maka harga r tabel= 0,3961, sehingga syarat
minimum untuk memenuhi syarat validitas adalah apabila r hitung ≥ 0,3961. Jadi,
jika nilai r hitung kurang dari 0,3961 maka butir instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid. Arikunto (2013: 89) membagi ketetapan untuk mengukur suatu
instrumen dengan rentang sebagai berikut:

Tabel 3.1
Interpretasi Validitas Instrumen

NO
1
2
3
4
5

Indeks

Keterangan Validitas

0,8 ≤ � ≤

Validitas Sangat Tinggi

0,4≤ � ≤ ,

Validitas Cukup

0,6≤ � ≤ ,
0,2≤ � ≤ ,
0,0≤ � ≤ ,

Validitas Tinggi

Validitas Rendah
Tidak Valid

29

Hasil Uji validitas soal Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Soal Siklus 1

Nomor
Soal
Soal1
Soal2
Soal3
Soal4
Soal5
Soal6
Soal7
Soal8
Soal9
Soal10
Soal11
Soal12
Soal13
Soal14
Soal15
Soal16
Soal17
Soal18
Soal19
Soal20
Soal21
Soal22
Soal23
Soal24
Soal25
Soal26
Soal27
Soal28
Soal29
Soal30

Index
Correlation
.817
-.178
.567
.589
.212
.417
.446
.417
.632
.498
.783
.773
.545
.814
.457
.565
-.068
.629
.528
.055
.594
.789
.018
.764
.192
.628
.443
.392
.025
.265

Keterangan
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid

Tabel 3.2 terlihat bahwa dari 30 butir soal, terdapat 21 Soal Valid dan 9 soal
tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal
dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi
≥0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 24, 26, 27. Sedang soal yang dinyatakan
tidak valid yakni soal nomor 2, 5, 17, 20, 23, 25, 28, 29, 30. Butir soal yang
dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan

30

penelitian di siklus I. Hasil validitas pada siklus II terdapat pada tabel 3.3 sebagai
berikut :
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Soal Siklus II

Nomor
Soal
Soal1
Soal2
Soal3
Soal4
Soal5
Soal6
Soal7
Soal8
Soal9
Soal10
Soal11
Soal12
Soal13
Soal14
Soal15
Soal16
Soal17
Soal18
Soal19
Soal20
Soal21
Soal22
Soal23
Soal24
Soal25
Soal26
Soal27
Soal28
Soal29
Soal30

Index
Correlation
.904
.501
.009
.716
.580
.476
-.148
.602
.684
.520
.557
.729
.137
.814
-.221
.591
-.051
.627
.423
.260
.247
.787
.789
-.256
.757
.775
.334
.533
.718
.729

Keterangan
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid

Tabel 3.3 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 20 Soal Valid dan 10 soal
tidak valid. Dari hasil uji validitas terlihat bahwa tidak semua butir soal
dinyatakan valid. Butir soal yang dinyatakan valid apabila memiliki indek korelasi
≥0,3961. Butir Soal yang dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 10,
11, 12, 14, 16, 18, 22, 23, 25, 26, 28, 29, 30. Sedang soal yang dinyatakan tidak

31

valid yakni soal nomor 3, 7, 13, 15, 17, 19, 20, 21, 24, 27. Butir soal yang
dinyatakan valid akan dipergunakan sebagai soal evaluasi dalam tindakan
penelitian di siklus II.

3.5.2

Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensiun
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga (Arikunto 2014:221).
Dalam penelitian ini uji reliabelitas digunakan untuk menguji lembar soal
yang akan digunakan sebagai soal evaluasi saat melakukan penelitian baik siklus I
maupun siklus II.
Tabel 3.4
Koefisien Reliabilitas dan Kategori

NO

Indeks

1
2
3
4

,

,

,

Kategori

�< ,

Tidak Reliable

descriptive statistics > frequencies > statistics > mean > continue > OK. Dan

untuk mengetahui hasil tingkat kesukaran dapat dilihat pada kolom mean. Tingkat

kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat
menggunakan tabel tingkat kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.7
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal

NO
1
2
3

Rentang Nilai
.

− .

.

− .

.

− .

Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah

34

Hasil Uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini :
Tabel 3.8
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest Siklus I

Nomor
Soal
Soal1
Soal2
Soal3
Soal4
Soal5
Soal6
Soal7
Soal8
Soal9
Soal10
Soal11
Soal12
Soal13
Soal14
Soal15
Soal16
Soal17
Soal18
Soal19
Soal20
Soal21
Soal22
Soal23
Soal24
Soal25
Soal26
Soal27
Soal28
Soal29
Soal30

Mean

Keterangan

.48
.68
.72
.68
.48
.56
.48
.68
.60
.72
.60
.36
.48
.44
.72
.44
.56
.68
.44
.84
.72
.44
.88
.56
.44
.52
.60
.84
.80
.88

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah

Tabel 3.8 terlihat bahwa dari 30 item soal, terdapat 25 soal dengan tingkat
kesukaran sedang dan terdapat 5 soal dengan tingkat kesukaran mudah. Butir Soal
yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27. Sedang soal yang
dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni soal nomor 20, 23, 28, 29, 30.

35

Hasil dari tingkat kesukaran pada siklus II dapat dilihat pada tebel 3.9 sebagai
berikut ini :
Tabel 3.9
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Posttest Siklus II

Nomor
Soal
Soal1
Soal2
Soal3
Soal4
Soal5
Soal6
Soal7
Soal8
Soal9
Soal10
Soal11
Soal12
Soal13
Soal14
Soal15
Soal16
Soal17
Soal18
Soal19
Soal20
Soal21
Soal22
Soal23
Soal24
Soal25
Soal26
Soal27
Soal28
Soal29
Soal30

Mean

Keterangan

.44
.64
.84
.64
.48
.56
.72
.36
.44
.68
.56
.48
.68
.52
.68
.48
.64
.56
.52
.84
.80
.48
.56
.80
.60
.48
.60
.60
.48
.48

Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang

Hasil dari tabel 3.9 tingkat kesukaran siklus II terdiri dari 30 soal, dari 30 soal
terdapat 27 soal dengan tingkat kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat
kesukaran mudah. Butir Soal yang dinyatakan tingkat kesukaran sedang adalah
soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 30 Sedang soal yang dinyatakan tingkat kesukaran mudah yakni
soal nomor 20, 21, dan 24.

36

3.6 Indikator Kinerja
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa kelas 4 SDN Candisari 01
Kabupaten Boyolali mencapai ketuntasan 85% dalam mata pelajaran IPA dengan
standar ketuntasan 70. Sehingga apabila ketuntasan siswa dibawah 85% maka
penelitian ini dapat dikatakan gagal.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
deskripsi analisis kuantitatif dan deskripsi kualitatif.
1. Deskriptif kuantitatif
Deskriptif kuantitatif merupakan teknik yang menganalisis data
secara kuantitatif dengan menggunakan persen. Penyajian data
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa
selama proses pembelajaran. Peneliti juga menggunakan data berupa
hasil belajar siswa pada pra siklus. Hal tersebut untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap
akhir siklus. Hasil analisis data dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana yaitu sebagai berikut:
Nilai rata-rata =



�ℎ



� � � �ℎ


�ℎ





� �ℎ



Penyajian perhitungan dalam bentuk persentase yaitu: P =
Keterangan:





x 100%

P = angka presentase
� = frekuensi yang sedang dicari presentasenya

� = Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Menentukan persentase ketuntasan klasikal, dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan klasikal

=

w y

e

w

e

x100%

37

Hasil perhitungan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu sebagai berikut:
Tuntas

= jika ketuntasan ≥ 70

Tidak tuntas

= jika ketuntasan < 70

2. Deskripsi Kualitatif
Data deskriptif kualitatif merupakan data hasil observasi terhadap
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran baik siklus I
maupun siklus II dengan menggunakan pendekatan inkuiri tipe inkuiri
terbimbing. Hasil tersebut berupa kekurangan maupun kelebihan yang
terjadi selama pembelajaran berlangsung yang diamati oleh observer.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DISCOURSE ANALYSIS ON “SPA: REGAIN BALANCE OF YOUR INNER AND OUTER BEAUTY” IN THE JAKARTA POST ON 4 MARCH 2011

9 161 13