BAB I PENDAHULUAN - Kajian Guna Lahan Terhadap Tingkat Pelayanan Jalan (Studi Kasus Jalan Marelan Raya Medan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Transportasi perkotaan di banyak negara berkembang menghadapi permasalahan dan beberapa diantaranya sudah berada dalam tahap kritis.

  Permasalahan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh terbatasnya prasarana transportasi yang ada, tetapi juga ditambah lagi dengan permasalahan lainnya.

  Pendapatan yang rendah, terbatasnya sumber daya, khususnya dana, kualitas dan kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, urbanisasi yang cepat, tingkat disiplin yang rendah, dan lemahnya perencanaan dan kontrol membuat permasalahan transportasi menjadi semakin parah.

  Sistem transportasi yang macet tentunya akan menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya, tranportasi yang tidak melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak termanfaatkan. Keterkaitan antara sistem transportasi cenderung mengarah pada tingkat pelayanan jalan, sedangkan perubahan tata guna lahan merupakan suatu kajian yang tidak dapat terlepas dari eksistensi ruang dalam studi geografi. Sistem ini saling berkaitan satu sama lain. Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di sisi tata guna lahan, tujuan dari perencanaan adalah

  1 untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus menguntungkan. Hal inilah yang menjadi dasar dari analisis dampak keruangan untuk menjembatani kedua tujuan di atas, atau dengan kata lain. Proses perencanaan transportasi dan perubahan tata guna lahan mengikat terhadap tingkat pelayanan jalan satu sama lainnya.

  Tingkat pelayanan jalan (level of service) menjelaskan bagaimana kondisi- kondisi operasional didalam suatu aliran lalu lintas dan persepsi dari pengemudi dan atau penumpang terhadap perubahan tata guna lahan di kawasan sekitarnya. Berdasarkan Highway Capacity Manual dalam Morlok (1998:211212) faktor-faktor tingkat pelayanan jalan yang mengacu pada transportasi meliputi hambatan atau halangan lalu lintas, kebebasan untuk maneuver, keamanan (kecelakaan dan bahaya- bahaya potensial lainnya), kenikmatan dan kenyamanan mengemudi, ekonomi (biaya operasi kendaraan). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan yang ada berdasarkan Transportation Research Board dalam Khisty dan Lall (2005:216) adalah kecepatan dan waktu tempuh, kebebasan bermanuver, perhentian lalu lintas, kemudahan dan kenyamanan.

  Dari asumsi mendasar tersebut, maka perlu kajian yang mendalam mengenai analisis keduanya. Dilihat dari kedua tujuan tersebut seringkali menimbulkan konflik, hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari studi ini yaitu untuk menjembatani kedua tujuan diatas.

  Ketidakkonsistenan perubahan tata guna lahan adanya perubahan peruntukan seringkali hanya diikuti dengan perubahan terhadap rencana tata ruang yang ada.

  Namun dalam perubahan rencana tata ruang seringkali tidak diikuti dengan perubahan rencana jaringan transportasinya. Kondisi ini mengakibatkan jaringan transportasi yang ada tidak mampu menampung beban pergerakan yang dibangkitkan oleh sistem kegiatan baru.

  Sebagai contoh adalah kasus di Kecamatan Medan Marelan, pengembangan Kecamatan Medan Marelan ini cenderung mengarah pada kawasan campuran (mix use), dengan sebagian besar untuk pemukiman, tetapi sekarang di sepanjang Jalan Marelan Raya berkembang pesat menjadi kawasan perdagangan dan jasa seperti pertokoan, plaza, mall, restoran dan sebagian kecil lembaga pendidikan (pendidikan dasar, menegah dan perguruan tinggi).

  Perkembangan ini tidak terlepas dari akibat pertumbuhan penduduk di sekitar wilayah tersebut karena lokasi tersebut yang sangat strategis dibandingkan lokasi lain khususnya Jalan Marelan Raya/Platina Kelurahan Tanah Enam Ratus. Dari aspek aksesbilitas, kawasan ini mudah dicapai dari segala arah tetapi pelayanan transportasi tidak cukup baik dan jalur lalu lintas sangat padat terutama pada jam-jam sibuk. Masalah yang dihadapi adalah keseimbangan antara kapasitas jaringan jalan dengan banyaknya kendaraan dan orang yang berlalu lalang menggunakan jalan tersebut. Jika kapasitas jaringan jalan sudah hampir jenuh, apalagi terlampaui, maka yang terjadi adalah kemacetan lalu lintas, kesemrawutan lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas di jalan.

  Dari pengamatan di lokasi diketahui terjadi penurunan kinerja yang diindikasikan dengan berkurangnya kecepatan, kemacetan khususnya pada jam jam sibuk yaitu pada jam kerja pagi hari sekitar jam 06.00–08.00 WIB dan sore hari sekitar jam 17–19.00 WIB. Kemacetan di Jalan Marelan Raya juga diduga berhubungan erat dengan penggunaan lahan di sepanjang jalan serta perkembangan wilayah disekitarnya.

  Dengan kondisi ini maka kebijaksanaan tata guna lahan di kawasan ini dirumuskan kembali dengan konsep pengembangan kawasan perdagangan tetapi terbatas. Sebagai dampaknya kebutuhan transportasi meningkat pesat sedangkan sarananya sangat terbatas, akibatnya kemacetan dan kepadatan lalu lintas tidak dapat dihindarkan. Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa kebijaksanaan tata guna lahan yang baik belum tentu dapat mendukung pemecahan masalah transportasi, Karena masih ditentukan oleh implementasinya yang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dianggap lebih penting dan mendesak dari penataan guna lahan itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

  Potensi tata guna lahan adalah satu ukuran dari skala aktifitas sosio-ekonomi yang terjadi pada suatu lahan tertentu. Ciri khas dari tata guna lahan adalah kemampuan atau potensinya untuk ”membangkitkan” lalu lintas. Dengan demikian, sudah sewajarnya apabila kita menghubungkan potensi tata guna lahan dari sepetak lahan, yang memiliki aktifitas tertentu, untuk membangkitkan sejumlah tertentu arus lalu lintas per hari.

  Struktur tata guna lahan di sepanjang ruas Jalan Marelan Raya Kota Medan yang didominasi oleh kawasan perdagangan dan jasa menyebabkan sepanjang ruas jalan ini padat. Perkembangan penggunaan lahan yang sangat pesat juga dikhawatirkan ikut menjadi penyebab timbulnya berbagai permasalahan transportasi di sepanjang ruas jalan Jalan Marelan Raya yang harus segera ditangani dan diantisipasi agar pergerakan tetap lancar sehingga tidak mengganggu sinergi aktifitas di sepanjang koridor jalan ini.

  Dalam penanganan permasalahan transportasi tersebut perlu dilakukan kajian mengenai bagaimana keterkaitan penggunaan lahan terhadap tingkat pelayanan jalan di sepanjang Jalan Marelan Raya Kota Medan. Untuk mengetahui keterkaitan penggunaan lahan terhadap tingkat pelayanan jalan di sepanjang Jalan Marelan Raya Kota Medan, maka diperlukan suatu metode analisis dan pemodelan yang tepat, serta parameter-parameter yang perlu diperhitungkan, yang nantinya dapat dijadikan suatu standar bagi analisa keterkaitan keterkaitan penggunaan lahan terhadap pergerakan di sepanjang Jalan Marelan Raya Kota Medan.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keterkaitan penggunaan lahan terhadap tingkat pelayanan jalan (pergerakan) Studi Kasus Jalan Marelan Raya Kota Medan.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian yang akan kita peroleh sebagai bahan masukan dari studi pemanfaatan ruang di masa sekarang serta di masa yang akan datang, juga lebih difokuskan kepada beberapa alternatif terhadap studi kasus, antara lain sebagai berikut:

  1. Bagi Pemerintah, sebagai masukan tentang mekanisme dan arahan kebijakan tata guna lahan dan transportasi;

  2. Bagi masyarakat dan pihak swasta yang mempunyai kaitan erat dalam pemanfaatan lahan serta sarana dan prasarana transportasi, sehingga lebih berperan dalam menunjang pembangunan Kota Medan umumnya dan Kecamatan Medan Marelan khususnya.

  3. Bagi ilmu pengetahuan, yaitu sebagai contoh besar pengaruh penggunaan lahan terhadap pergerakan khususnya di sepanjang Jalan Marelan Raya Kota Medan.

1.5. Kerangka Pemikiran

  Untuk memberikan gambaran yang lebih praktis tentang kajian tata guna lahan terhadap tingkat pelayananan jalan dalam hal ini studi kasus Jalan Marelan Raya Kota Medan, untuk mengetahui keterkaitan penggunaan lahan terhadap tingkat pelayanan jalan sehingga diperlukan analisis dan pemodelan yang tepat yang akan digunakan dalam penelitian dapat diuraikan dalam kerangka pemikiran seperti pada Gambar 1.1.

  • Guna Lahan - Transportasi - Interaksi Guna Lahan & Transportasi Identifikasi Kondisi Guna Lahan dan Transportasi di Ruas Jalan Marelan Raya Kecamatan Medan Marelan Analisis Guna Lahan di Wilayah Studi Keterkaitan (korelasi) Kajian Penggunaan Lahan Terhadap Pergerakan (Tingkat Pelayanan Jalan) di Sepanjang Jalan Marelan Raya Kota Medan Kesimpulan dan Rekomendasi Analisis pergerakan transportasi (volume lalu lintas, kapasitas jalan dan tingkat pelayanan jalan) Analisis Kuantitatif (Regresi Linier) Analisa Deskriptif Analisa Deskriptif dan V/C Rasio

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

  Data :

  1. Pola dan Aktifitas Penggunaan Lahan di Wilayah Studi

  2. Pola dan Aktifitas Transportasi di Wilayah Studi

  3. Volume LL dan Kapasitas Jalan Jalan Marelan Raya Tata Guna Lahan

  Pola Pergerakan : Jaringan Transportasi

  Permasalahan :

  1. Penggunaan lahan yang didominasi oleh kawasan perdagangan dan jasa yang menyebabkan sepanjang ruas jalan padat.

  2. Timbulnya berbagai permasalahan transportasi di sepanjang Jalan Marelan Raya seperti mulai timbulnya kemacetan pada jam-jam sibuk, mulai menurunnya tingkat pelayanan jalan.

  Mengkaji keterkaitan Penggunaan Lahan Terhadap tingkat pelayanan jalan di Sepanjang Jalan Marelan Raya Kota Medan Kajian Teori :

1.6 Sistematika Pembahasan

  Sistematika pembahasan studi penelitian dalam penulisan tesis ini, sebagai berikut: BAB

  I PENDAHULUAN

  Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berfikir, dan sistematika pembahasan. BAB

  II TINJAUAN PUSTAKA

  Bab ini menguraikan tentang kajian teoritis berupa pengertian lahan, karakteristik pemanfaatan lahan, konsep pemanfaatan lahan, penentu tata guna lahan, konsep transportasi, teori jaringan jalan dan pengertian tentang kemacetan lalu lintas, interaksi penggunaan lahan dan sistem transportasi. BAB

  III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian tentang proses penelitian yang dilakukan.

  Dimulai dari bahan, materi maupun alat penelitan, membuat rancangan penelitian, menjelaskan variabel yang diamati serta membuat jadwal pelaksanaan penelitian.

  BAB IV KAWASAN PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, gambaran umum lokasi penelitian, kondisi fisik lingkungan, kependudukan, ekonomi, pola penggunaan lahan, sarana dan prasarana, dan tingkat pelayanan jalan BAB

  V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini merupakan analisa terhadap hasil amatan pada lokasi penelitian dan teori-teori yang mendukungnya. Hasil amatan dibuat dalam bentuk tabulasi atas semua informasi yang dikumpulkan baik di lapangan maupun studi literatur.

  Kemudian dilakukan pengolahan data menuju kesimpulan akhir tesis ini.

  BAB

  VI KESIMPULAN DAN SARAN

  Bab ini merupakan bagian akhir dari rangkaian seluruh kegiatan studi penelitian, yang mencakup kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.