BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Dampak Penerapan Iso 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk Cpo, Harga Produk Cpo Dan Keuntungan di P.T. Perkebunan Nusantara V Riau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

  2.1.1. Definisi ISO

  The International Organization for Standardization (ISO) adalah suatu

  federasi badan standar nasional seluruh dunia yang berasal lebih dari 100 negara, satu dari tiap negara. ISO adalah organisasi nonpemerintah yang didirikan pada tahun 1947. Misi dari ISO adalah meningkatkan pengembangan standarisasi dan aktivitas yang terkait didunia dengan pandangan mempermudah pertukaran internasional dari barang dan jasa, dan untuk mengembang kerja sama dalam bidang aktivitas intelektual, sains, teknik dan ekonomi. Hasil dari pekerjaan ISO dalam persetujuan internasional yang mana dipublikasikan sebagai standar internasional. ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasioal untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan pasar tertentu, sebagaimana ditentukan organisasi (Indranata, 2006).

  Sistem manajemen mutu internasional ISO 9001 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip ini diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan ahli-ahli internasional yang berpartisipasi dalam Komite Teknik ISO/ TC 176, yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9001. Menurut (Gaspersz, 2012) delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001 itu adalah sebagai berikut :

1. Prinsip 1: Fokus pelanggan 2.

  Prinsip 2: Kepemimpinan 3. Prinsip 3: Keterlibatan orang 4. Prinsip 4: Pendekatan Proses 5. Prinsip 5: Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen 6. Prinsip 6: Peningkatan Terus-Menerus 7. Prinsip 7: Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan 8. Prinsip 8: Hubungan Pemasok Saling Yang Menguntungkan

  ISO 9001 merupakan standar yang diterbitkan oleh organisasi internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan pertama pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1994 dan yang ketiga pada tahun 2000. Pada 14 November tahun 2008, ISO merilis standar ISO 9001:2008, Quality Management System

  

Requirement. Standar ini berisi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi

  dalam penerapan sistem manajemen mutu diperusahaan. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu yang terdapat dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses (zuhrawaty, 2009).

  Menurut Gasperz dalam penelitian Artha L Tambunan (2010) terdapat beberepa manfaat dari penerapan sistem manajemen mutu diantaranya sebagai berikut :

  1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasaan pelanggan melalui jaminan mutu yang terorganisasi dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2000 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.

  2. Perusahaan yang telah bersertifikasi ISO 9001:2000 diizinkan untuk mengiklankan pada media massa bahwa sistem manajemen mutu dari perusahaan itu telah diakui secara internasional. Hal ini berarti meningkatkan image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.

3. Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh

  ISO 9001:2000 dilakukan secara periodik agar register dari lembaga registrasi sehingga pelanggan tidak perlu melakukan audit sistem manajemen mutu oleh pelanggan.

  4. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 secara otomatis terdaftar dalam lembaga registrasi sehingga apabila pelanggan potensial ingin mencari pemasok yang bersertifikat ISO 9001:2000 akan menghubungi lembaga registrasi. Jika perusahaan itu telah terdaftar dalam lembaga registrasi bertaraf internasional, maka hal itu berarti membuka kesempatan pasar baru.

  5. Meningkatkan mutu dan produktivitas melalui kerjasama dan komunkasi yang baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.

6. Meningkatkan kesadaran mutu dalam perusahaan.

  7. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.

  8. Terjadi perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota organsasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikat ISO 9001:2000 yang umumnya hanya berlaku tiga tahun. Pada series 9000 tentang manajemen mutu diutarakan juga oleh (Zakiah, Badan Standarisasi Nasional, 2007) sebagai beikut :

  • Tahun 1980-an : ISO/TC 176 merumuskan Standar Sistem pertama menstandarkan aspek manajemen organisasi ISO 9000 series
  • Standar yang sangat populer dan paling berhasil. Standar ini telah diadopsi dan diakui seluruh dunia karena memberi nilai tambah terhadap program manajemen mutu organisasi.
  • Kesuksesan ISO 9000 menambah keyakinan ISO untuk mengembangkan standar sistem lainnya. (Cascio et.al, 1996) ---- ISO 14000, ISO 22000.
  • ISO 9000 : Sistem Manajemen Mutu - Dasar-Dasar dan Kosa Kata • ISO 9001 : Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan • ISO 9004 : Sistem Manajemen Mutu - Panduan untuk Peningkatan Kinerja • ISO 19011 : Pedoman audit sistem manajemen mutu dan lingkungan
  • ISO 10005 : Manajemen mutu – pedoman untuk rencana mutu • ISO 10006 : Manajemen mutu – pedoman untuk manajemen proyek.
  • ISO 10007 : Manajamen mutu – Pedoman untuk susunan manajemen
  • ISO 10013 : Pedoman untuk mengembangkan manual mutu

  Pengertian Sistem Manajemen Mutu menurut Gasperz dalam penelitian Artha L Tambunan (2010) adalah sebagai berikut :

  “Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikan oleh pelanggan atau organisasi”.

  Menurut Gaspersz (2012) berikut klausal-klausal ISO 9001:2000 yang penting dan harus diperhatikan dalam manajemen organisasi/ perusahaan sebagai berikut :

  2.1.2. Klausul Ruang Lingkup

  2.1.2.1. Klausul Umum Standar internasional ISO 9001 menspesifikasikan persyaratan bahwa sistem manajemen mutu organisasi : a)

  Perlu mendemonstrasikan kemampuannya secara konsisten untuk memmberikan produk yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan hukum lainnya yang berkaitan

  b) Bertujuan emuaskan pelanggan melalui efektivitas aplikasi dari sistem, termasuk proses-proses melalui peningkatan terus-menerus dari sistem dan jamianan kesesuaian terhadap pelanggan dan persyaratan hukum lainnya.

  2.1.2.2 Klausul Aplikasi Apabila ada persyaratan-persyaratan dari standar internasional ISO 9001 yang tidak dapat diterapkan karena keadaan organisasi dan produknya, maka persyaratan itu dapat dipertimbangkan untuk dikeluarkan. Bagaimanapun juga, persyaratan-persyaratan yang tidak dapat diterapkan itu hanya dibatasi pada persyaratan-persyaratan dalam klasul 7 (realisasi produk), dan harus dibuktikan bahwa persyaratan yang tidak dapat diterapkan itu tidak dipengaruhi kemampuan organisasi, atau tanggug jawabnya, untuk memberikan produk yang memenuh kebutuhan pelanggan dan peraturan-peraturan yang dapat diterapkan. Jika ada ditemukan persyaratan –persyaratan diluar klausul 7 (realisasi produk) yang tidak diterapkan, maka sistem manajemen kualitas dari organisasi itu dianggap tidak memenuhi persyaratan-persyaratan Standar Internasional ISO 9001.

  2.1.2.3 Klausul Referensi Normatif ISO 9000:2005, Quality Management System-Fundamentals And Vocabulary.

  2.1.3. Klausul Terminologi Dan Defenisi-Defenisi Klausul ini menyatakan bahwa terminologi dan defenisi-definisi yang diberikan dalam ISO 9000 (Quality Management System –Fundamentals And

  Vocabulary), diterapkan pada ISO 9001. Istilah produk dalam Standar Internasional ISO 9001 dapat juga mencakup “jasa”.

  2.1.4. Klausul Sistem Manajemen Mutu 2.1 .4.1 Klausul Persyaratan Umum klausul ini lebih menekan kepada kebutuhan untuk peningkatan terus- menerus (continual imvrovement). Manajemen organisasi harus mnenetapkan langkah-langkah untuk implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan kebutuhan peningakatan terus-menerus, melalui : a) Menetapkan proses-proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen

  Mutu dan aplikasinya diseluruh organisasi (lihat klausul 1.2)

b) Menetapkan sekuens dan interaksi dan proses-proses ini.

  c) Menetapkan kreteria dan metode-metode yang dibutuhkan untuk menjamin evektivitas operasional dan pengendalian proses-proses ini.

  2.14.2 Klausul Pengendalian Dokumen 2.1.4.3 klausul Umum

  Klausul ini menyatakan bahwa Sistem Manajemen Mutu membutuhkan dokumentasi . Dokumentasi sistema manajemen mutu harus mencakup :

a) Pernyataan tertulis tentang kebijakan mutu dan tujuan mutu.

  b) Manual (buku panduan) kualitas. Manual mutu merupakan dokumen yang mensefikasikan sistem manajemen mutu pada suatu organisasi. Spesifikasi disini didefinisikan sebagai dokumen yang menyatakan persyaratan- persyaratan.

  c) Dokumen-dokumen, termasuk catata-catatan, yang dibuthkan oleh organisasi agar menjamin evektivitas perencanaan,operasional dan pengendalian prosese-proses, termasuk proses diluar organisasi(outsource), apabila proses itu mempengaruhi mutu produk sesuai persyaratan yang ditetapkan.

  2.1.4.4 Klausul Manual Kualitas Organisasi harus menetapakan damn memelihara manual kualitas yang mencakup : a) Ruang lingkup mengenai Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001, termasuk hal-hal terperinci dan hal-hal yang dipertimbangkan untuk dikeluarkan ruang lingkup karna tidak dapat keluarkan ruang lingkup karna tidak dapat diterapkan dalam organisasi.

  b) Prosedur-prosedur tertulis atau referensi-referensi yang terkait dengan prosedur –prosedur itu.

  c) Deskripsi dan interaksi diantara proses –proses yang tercakup dalam Sistem Manajemen Mutu 9001.

  2.14.5. Klausul Pengendalian Dokumen Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur tertulis untuk pengendalian semua dokumen yang dibutuhkan untuk manajemen dari proses-proses. Dokumentasi harus dapat dibaca, revisi harus diendalikan dan dapat dikendalikan dan dapat diidentifikasi dengan segera, dipelihara dalam susunan yang teratur dan dipertahankan untuk suatu periode waktu yang ditentukan.prosedur dan tanggung jawab harus ditetapkan dan dipelihara berkaitan dengan pembuatan dan modifikasi dari berbagai jenis dokumen. Prosedur tertulis untuk pengendalian dokumen harus memperhatikan hal-hal berikut :

  a) Persetujuan kesesuaian dokumen sebelum diterbitkan

  b) Peninjauan ulang, pembaharuan apabila dperluka dan persetujuan ulang ulang dokumen-dokumen c)

  Identifikasi satatus revisi dari dokumen-dokumen

  2.1.4.6 Klausul Pengendalian Catatan Mutu

  Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur tertulis untuk pengendalian semua catatan mutu yang dibuthkan untuk manajemen proses-proses. Beberapa catatan mutu yang dibutuhkan oleh Standar Internasional ISO 9001:2000, adalah :

1) Hasil-hasil peninjauan ulang manajemen.

  2) Hasil-hasil dari pendidikan dan pelatihan, keterampilan dan pengalaman, kompetensi personel.

  3) Bukti-bukti bahwa realisasi proses dan produk yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan

  4) Hasil-hasil dari peninjauan ulang persyaratan-persyaratan yang terkait dengan produk dab tidak lanjut dari hasil peninjauan ulang itu.

  5) Hasil-hasil verifikasi desain dan pengembangannya beserta tindakan- tindakan yang diperlukan.

  6) Hasil-hasil peninjauan ulang perubahan desain dan pengembangan beserta tindakan-tindakan yang diperluakan .

  7) Hasil-hasil evaluasi pemasok beserta tindak lanjut yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi itu.

  8) Apabila diperlukan oleh organisasi guna menunjukkan bahwa validasi dari proses yang menghasilkan ouput tidak dapat diverifikasi oleh subsekuens pemantauan atau pengukkuran.

  9) Kreteria-kreteria dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi peralatan pengukuran apa bila tidak ada standar penguuran nasional atau internasional.

  10) Validasi dari hasil-hasil pengukuran terdahulu apabila perlatan pengukuran.

  11) Hasil-hasil dari kalibrasi dan verifikasi prlatan pegukuran. Hasil-hasil dari audit internal beserta tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan hasil audit internal itu.

  12) Hasil-hasil audit internal beserta tindak lanjut yang dilakukan berdasarkan hsil audit.

  13) Pernyataan dari orang berwewenang mengeluarkan atau meluluskan produk.

  14) Keadaan dari ketidaksesuaian produk beserta tindakan-tindakan yang diambil, termasuk konsensi atau kelonggaran yang diperoleh.

  15) Hasil-hasil dari korektif. 16) Hasil-hasil dari tindakan pencegahan.

  2.1.5. Klausal Tangung Jawab

  2.1.5.1. Klausul Komitmen Manajemen Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak (top

  

management commitment) . Manajemen organisasi harus memberikan komitmen

  yang menuju pengemabangan dan penngkatan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 melalui hal-hal berikut : a)

  Mengkomunikasikan kepada organisasi tentang pentingnya memenuhi kebutuhan pelanggan juga memenuhi peraturan-peraturan hukum yang berkaitan.

b) Menetapkan kebijakan Kualitas (quality policy).

  c) Mejamin bahwa tujuan-tujuan kualitas (quality objectives) telah ditetapkan.

  d) Melakukan peninjauan ulang manajemen (management review).

  e) Menjamin ketersediaan sumber-sumber daya.

  2.1.5.2 Klausul Fokus Pelanggan Manajemen puncak harus menjamin bahwa kebuthan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningakatan kepuasan pelanggan.

  2.1.5.3 klausul Kebijakan Mutu Manajemen puncak harus menjamin bahwa kebijakan kualitas :

  a) Sesuai dengan tujuan organisasi.

  b) Mencakup pernyataan komitmen agar sesuai dengan persyaratan- persyaratan dan secara terus-menerus meningkatkan evektivitas dari

  Sistem Manajemen Mutu.

  c) Memberikan kerangka kerja untuk penetapan dan peninjauan ulang tujuan- tujuan kualitas (quality objective).

  2.1.5.4 Klausul Perencanaan 2.1.5.5. klausul Tujuan Mutu

  Klausul ini menyatakan bahwa manajemen organisasi harus menetapakan tujuan-tujuan mutu, pada fungsi dan tingkat (level) yang relevan dalam organisasi yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001. Tujuan-tujuan Mutu harus dapat diukur dan konsisten dengan dengan kebijakan mutu untuk meningakatkan terus-menerus. Dan disarankan agar menggunakan konsep SMART (Spesifik,

  Measurable, Achievable, Result-Oriented, Timely) ketika menetapkan tujuan- tujuan mutu, yang berati : tujuan-tujuan Mutu harus ditetapkan secara Spesifik (bukan bersifat umum), dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada pencapaian hasil dan ketepatan waktu untuk mencapai tujuan itu(ada batas waktu yang jelas untuk pencapaian tujuan mutu itu).

  2.1.5.6. Klausul Perencanaan Sstem Manajemen Mutu Manajemen puncak harus menjamin bahwa : a. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dilakukan agar memenuhi persyaratan yang diberikan didalam klausul 4.1 dan juga tujuan-tujuan

  Mutu.

  b.

  Integritas dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 tetap terpelihara apabila perubahan-perubahan pada Sistem Manajemen Mutu itu direncanakan dan diiplementasikan. Perencanaan Mutu harus konsisten dengan semua persyaratan lain dari

  Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan didokumentasikan dalam suatu format yang sesuai dalam praktek pengoperasian organisasi. Dan disarankan untuk menggunakan konsep RHUMBA (Realistic, Humanistic, Understandable, Measureable, Behabioural, Attainnable) ketika merencanakan Mutu organisasi.

  2.1.5.7 Klausul Tanggung Jawab, Kewenangan Dan Komunikasi

  2.1.5.8. Klausul Tanggug Jawab Dan Kewenangan Klausul ini menyatakan bahwa manajemen puncak harus mnejamin bahwa tanggung jawab dan wewenang didefinisikan dan dikomunikasikan dalam organisasi.

  2.1.5.9. Klausul Wakil Manajemen Klausal ini secara tegas menyatakan bahwa manajemen puncak harus mengangkat secara formal seseorang anggota manajemen, yang bebas dari tanggung jawab lain, serta memiliki wewenang yang didefenisikan secara tegas dan jelas, uutk menjamin evektivitas Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

  Dengan demikian seorang wakil manajemen harus memiliki tanggung jawab dan wewenangyang meliputi : a)

  Jaminan bahwa proses-proses dari Sistem Manajemen Mutu diterapkan dan dipelihara.

  b) Laporan kepada manajemen tentang kinerja dari Sistem Manajemen Mutu, termasuk kebuthan-kebuthan untuk peningkatan.

  c) Promosi kesadaran tentang usaha-usaha memenuhi kebutuhan pelanggan ke seluruh organisasi.

  2.1.5. 10. Klausul Komunkasi Internal Manajemen puncak harus menjamin bahwa proses komunikasi yang dapat ditetapkan dalam organisasi dan bahwa komunikasi itu berkaitan dengan upaya- upaya pencapaian evektivitas dari Sistem Manajemen Mutu ISO 9001.

  2.1.5.11 Klausul Peninjauan Ulang Manajemen

  2.1.5.12. Klausul Umum Klausul ini menyatakan bahwa manajemen puncak harus meninjau ulang

  Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 serta menetapkan dan merencanakan periode waktu peninjauan ulang manajemen agar menjamin keberlangsungan kesesuaian, kelengkapan, dan efektivitas dari sistem Sistem Manajemen Mutu.

  2.1.5.13. Klausul Input Peninjauan Ulang Klausul ini menyatakan bahwa input peninjauan manajemen harus meliputi kinerja sekarang dan kesempatan untuk peningkatan terus-menerus yang berkaitan dengan :

  a) Hasil-haasil audit.

  b) Umpan balik pelanggan.

  c) Kinerja proses dan kesesuaian produk.

  d) Status dari tindakan korektif dan prefentif.

  2.1.5.14. Klausul Output Peninjauan Ulang Klausul ini menyatakan bahwa output peninjauan ulang manajemen harus mencakup keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan : a)

  Peningkatan efektivitas Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 beserta proses-prosesnya.

  b) peningkatan produk yang terkait dengan kebuthan pelanggan.

  c) Sumber-sumber daya yang diperlukan.

  2.1.6. Klausal Manajemen Sumber Daya Manusia

  2.16.1 Klausul Manajemen Sumber Daya Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk : a)

  Menerapkan dan memertahankan sistem manajemen mutu serta meningkat efektivitasnya terus-menerus.

b) Meningkat kepuasan pelanggan melalui memenuhi kebutuhan pelanggan.

  2.1.6.2 Klausul Sumber Daya Manusia

  a. Klausul Umum Klausul ini menyatakan bahwa personel yang bertanggung jawab dalma melaksanakan tugas yang memopengaruhi tugas yang mempengaruhi kesesuaian tarhadap persyaratan produk harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman.

  b. Klusul Kompetensi, Pelatihan Dan Kesederhanaan Manajemen organisasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  a) Menetapkan kebutuhan kompetensi untuk porsonel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian tarhadap persyaratan produk.

  b) Memberikan pelatihan atau tindakan lain yang diambil untuk memenuhi kebutuhan kompetensi itu.

  c) Menjamin bahwa karyawan sadar akan relevansi saat penting aktivitas

  2.1.6.3 Klausul Infrastruktur Klasul menyatakan bahwa manajemen harus menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mncapai kesesuaian terhadap persyatan produk. Infrastruktu mencakup :

  a) Bangunan, ruang kerja dan fasilitas yangsesuai

b) Peralatan proses (peranngkat keras dan perangkat lunak).

  c) Pelayanan pendukung ( seperti transportasi, komunikasi, atau sistem informasi)

  2.1.6.4 Klausul Lingkungan Kerja Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus mendefinisikan lingkungan kerja yang sesui serta menetapkan dan mengelola lingkungan kerja itu untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Lingkungan kerja dapat berkaitan dengan lingkungan fisik maupun faktor-faktor lain seperti : temperatur, penerangan, tingkat kebisingan, kelembapan, dll.

  2.1.7. Klausul Realisasi

  2.17.1 Klausul Perencanaan Realisasi Produk Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada dibawah pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk. Manajemen harus memperhatikan hal sebagai berikut :

a) Tujuan-tujuan kualitas dan persyaratan-persyaratan untuk produk.

  b) Kebutuhan menetapkan proses-proses dan dokumentasi serta memberikan sumber-sumber daya dan fasilitas yang spesifik.

  c) Aktivitas-aktivitas verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksidan pengujian spesifik terhadap produk serta kreteria untuk penerimaan produk.

  2.1.7.2 Klausul Proses Yang Terkait Dengan Pelanggan.

  a. Klausul Penetapan Persyaratan Yang Terkait Dengan Produk.

  Manajemen harus menetapkan : a) Persyaratan-persyaratan yang dispesifikasikan oleh pelanggan, termasuk persyaratan-persyaratan untuk penyerahan dan aktivitas-aktivitas setelah penyerahan.

  b) Persyaratan-persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan tetapi tidak dianggap perlu untuk ditetapkan dalam penggunaan, seperti : ketersediaan, penyerahan, petunjuk penggunaan produk.

  c) Persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang terkait dengan produk.

  b. Klausul Peninjauan Ulang Persyaratan Yang Terkait Dengan Produk Klausul ini menyatakan bahwa manajemen harus meninjauan ulang persyaratan-persyaratan yang terkait dengan produk. Manajemen ini harus dilakukan sebelum organisasi berkomitmen menawarkan produk kepada pelanggan dan harus menjamin bahwa : a) Persyaratan-persyaratan produk didefenisikan dengan baik.

  b) Persyaratan kontrak atau pesanan yang berbeda dari persyaratan terdahulu yang dispesifikasikan.

  c) Organisasi memiliki kemampuan untuk memenuhi persyaratan yang di defenisikan itu.

  c. Klausul Komunikasi Pelanggan Organisasi harus menetapkan dan menerapkan peraturan-peraturan yang efektif untuk mengkomunikasikan dengan pelanggan. Komunikasi dengan pelanggan harus berkaitan dengan :

  a) Informasi produk b) Pencarian informasi, penanganan kontrak atau pesanan, termasuk tambahan-tambahan persyaratan yang ada.

  c) Umpan dari pelanggan, termasuk keluhan dari pelanggan.

  2.1.7.3 Klausul Desain Dan Pengembangan Manajemen organisasi harus merencanakan dan mengendalikan desain dan pengembangan produk. Manajemen harus memperjatikan : a)

  Tahap-tahap desain dan pengembangan

  b) Aktivitas-aktivitas peninjauan ulang, verifikasi dan validasi yang tepat pada setiap tahap desain dan pengembangan c) Tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan pengembangan.

  a. Klausul Input Desain Dan Pengembangan Produk ini berkaitan dengan persyaratan produk ditetapkan dan catatan-catatan harus dipelihara. Input ini harus mencakup : a) Persyaratan –persyaratan fungsional dan kinerja.

  b) Persyaratan hukum dan peraturan yag dapat diterapkan.

  c) Informasi relean yang diturunkan dari desain dan pengembangan produk serupa terdahulu.

  b. Klausul Output Desain Dan Pengembangan Menurut klausul ini, output dari proses desain dan pengembangan harus dinyatakan dalam suatu cara yang yang memungkinkan untuk verifikasi

  (pengujian) terhadap persyaratan input desain dan pengembangan yang relvan dan harus disetujui sebelum dikeluarkan.

  c. Klausul Peninjauan Ulang Desain Dan Pengembangan

  Menurut klausul ini, penijauan ulang desain dan pengembangan hasus sistematik dan menjamin kesesuaian dengan persyaratan input desain dan pengembangan. Proses peninjauan ulang harus memperhatkan :

  a) Evaluasi kemampuan dari hasil-hasil desain dan pengembangan agar memenuhi persyaratan –persyaratan.

  b) Identifikasi setiap masalah dan mengajukan tindakan-tindakan yang diperlukan.

  d. Klausul Verifikasi Desain Dan Pengembangan Menurut kalusul ini, pada tahap-tahap yang tepat dari desain dan pengembangan, verifikasi harus dilakukan untuk menjamin bahwa output desain dan pengembangan. Catatan-catatan dan dari hasil verifikasi desain dan pengembangan beserta tindakan yang diperlukan harus dipeliahara.

  e. Klausul Validasi Desain Dan Pengembangan Menurut klausul ini, validasi desain dan pengembangan harus dilakukan sesuai dengan perencanaan desain dan pengembanga.produk yang dihasilkan sesuai dengan pesrsyaratan-persyaratan penggunaaan produk itu.

  f. Klausul Pengendalian Perubahan-Perubahan Desain Dan Pengembangan Perubahan-perubahan desan dan pengembangan harus diidentifikasikan dan catatan-catatan dipelihara.perubahan-perubahan hasus ditinjau ulang,diverifikasi, divalidasi dan disetujui sebelum impeletensi. Peninjauan ulang dari perubahan-perubahan desain dan pengembangan harus mencakup evauasi dampakperubahan pada parts dan produk setelah diserahkan.

  2.1.7.4. Klausul Proses Pembelian

  a. Klausul Proses Pembelian Menurut klausul ini, jenis dan jangkauan pengendalian yang diterapkan pada pemasok dan produk yang dibeli harus tergantung pada pengaruh dari produk yang dibel terhadap realisasi produk yang berikut atau produk akhir.

  b. Klausul Informasi Pembelian Informasi pembelian harus menjabarka produk yang dibel, termasuk apabila memungkinkan : a)

  Persyaratan –persyaratan unutk dari persetujuan dari produk, prosedur- prosedur, proses-proses dan peralatan.

  b) Persyaratan –persyaratan untuk kualifikasi personel.

  c) Persyaratan –persyaratan Sistem Manajemen Mutu

  c. Klausul Verifikasi Produk Yang Dibeli Menurut Klausul ini, apabila organisasi atau pelanggannya bermaksud melakukan verifikasi ditempat pemasok, maka manajemen organisasi harus menyatakan peraturan verifikasi yang dimaksud dan metode pengeluaran produk dalam nformasi pembelian.

  2.1.7.5 Klausul Produksi Dan Pelayanan

  a. Klausul Pengendalian Ketentuan Produksi Dan Pelayanan Menurut kalusul ini organisasi harus merencanakan dan melakukan ketentuan produksi dan pelayanan dibawah kendali. Kondisi kendali mencakup : a) Menyediakan informasi yang menspesifikasikan karakteristik dari produk. b) Menyediakan instruksi-instruksi kerja, apabila diperlukan.

  c) Menggunakan peralatan yang sesuai.

  b. Klausul Validasi Dari Proses Untuk Pengoperasian Produksi Dan Pelayanan Menurut klausul ini, manajemen organisasi harus menetapkan peraturan- peraturan untuk validasi setiap proses untuk produksi dan pelayanan apabila output yang dihasilka tidak dapar diverifikasi melalui pengukuran atau pemantauan pada proses berikut dan konsekuesni, kelemahan atau kekkurangan baru akan tampak hanya setelah produk itu digunakan atau pelayanan telah diberikan.

  c. Properti (Hak Milik) Pelanggan Menurut klausal ini organisasi harus menetapkan proses-prose untuk memelihara hak milk pelanggan apabila itu berada dibawah pengendalian organisasi atau sedang digunakan oleh organisasi dan memperhatikan proses- proses yang ditetapkan berkaitan dengan hak milik pelanggan untuk keperuan identifikasi,verifikasi, proteksi dan pemeliharaan terhadap barang-barang yang diserahkan untuk penggunaan produk.

  2.1.8. Klausul Pengukuran, Analisis Dan Peningkatan.

  2.1.8.1 Klausul Umum Menurut klausul ini, manajemen organisasi harus menerapkan dan merencanakan proses-proses pemantauan,pengukuran, analisis dan peningkatan yang diperlukan :

  a) Menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan produk. b) Menjamin kesesuian dari sisitem manajemen Mutu

  c) Meningkatkan terus-menerus afektivitas dari Sistem Manajemen Mutu

  2.1.8.2 Klausul Audit Internal Menurut klausal ini manajemen organisasi harus melaksanakan audit internal pada interval waktu yang direncanakan untuk menentukan apakah Sistem

  Manajemen Mutu :

  a) Sesuai dengan ketentua-ketentuan yang direncanakan terhadap persyaratan-persyaratandari Standar Internasional ISO 9001:2000 dan persyaratan.

b) Telah diimplementasikan dan dipelihara secara aktif.

  a. Klausul Pemantauan Produk Dan Pengukuran Proses Manajemen organisasi harus menerapkan metode yang sesuai untuk memantau dan mengukur proses-proses Sistem Manajemen Mutu. Metode ini harus menunjukkan kemampuan dari proses-proses mencapai hasil-hasil yang direncanakan.

  b. Klausul Pemantauan Dan Pengukuran Produk Menurut Klausul ini, manajemen harus mamantau dan mengukur karakteristik dari produk untuk memverifikasi bahwa hasil-hasil produk telah dipenuhi. Hal ini dapat dilakukan pada tahap-tahap yang sesuai dari proses realisasi produk sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang direncanakan.

  2.1.8.3 Klausul Analisi Data Manajemen organisasi harus menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai untuk menunjukkan kesesuaian dan efektivitas dari Sistemm Manajemen Mutu dan mengevaluasi dimana tindakan perbaikan terus- menerus dari Sistem Manajemen Mutu dapat dilakukan.

  2.1.8.4 Klausul Peningkatan

  a. klausul peningkatan terus-menerus Menurut klausul ini, manajemen organisasi harus meningkat terus- menerus efektivitas dari Sisitem Manajemen Mutumelalui kebijakan mutu, tujuan mutu, hasil –hasil audit, analisis data, tindakan korektif, tindakan preventif dan penijauan ulang.

  b. Klausul Tindakan Korektif (Perbaikan) Menurut klausul ini, manajemen organisasi harus menetapkan prosedur tertulis melalui mendefinisikan persyaratan-persyaratan untuk : a) Meninjau ulang ketidaksesuaian, termasuk keluhan pelanggan.

  b) Menentukan penyebab-penyebab dari ketidaksesuaian itu.

  c) Mengevaluasi kebuthan untuk tindakan agar menjamin bahwa ketidaksesuian itu tidak akan terjadi(terulang) lagi.

  c. Klausul tindakan Preventif (Pencegahan) Menurut klausul ini, manajemen organisasi harus menetapkan prosedur tertulis melalui mendefinisikan persyaratan-persyaratan untuk : a) Menentukan ketidaksesuaian potensial dan penyebab-penyebabnya.

  b) Mengevaluasi kebutuhan untuk tindakan preventif yang diperlukan.

  c) Menentukan dan menerapkan tindakan preventif yang diperlukan.

  ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi produk. Tidak ada kreteria penerimaan produk yang harus dipenuhi oleh produk dalam ISO 9001:2000, sehingga kita dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar- standar produk. ISO 9001:2000 merupakan standar manajemen mutu. Dengan demikian apabila ada organisasi/ produsen yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena sayogianya manajemen organisasi/ produsen hanya hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen mutunya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produknya yang berstandar internasional, karena tidak ada kreteria pengujian produk di indonesia diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LS-pro) yang beberapa diantaranya sudah mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (Indranata, 2006).

  2.1.5.Negara Tujuan Ekspor Hasil Produk CPO Berikut adalah daftar negara tujuan ekspor hasil produk CPO PT.

  Perkebunan Nusantara V Riau : 1.

  India 2. Belanda 3. Jerman 4. Pakistan 5. Malaysia 6. Srilanka 7. Italia 8. Inggris 9. Ukraina 10.

  Spanyol

2.2 Landasan Teori

  2.2.1. Harga Penjualan identik dengan harga karena pada umumnya harga merupakan faktor yang dominan yang akan menetukan pertimbangan bagi pembeli. Dapat dikatakan bahwa harga merupakan jumlah yang dibayar oleh pembeli atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh penjual. Harga mempunyai mempunyai empat macam fungsi yakni :

  a) Sebagai pembayaran kepada lembaga saluran pemasaran atas jasa-jasa yang ditawarkan b) Sebagai senjata dalam persaingan.

  c) Sebagai alat untuk mengadakan komunikasi.

  d) Sebagai alat pengawasan saluran pemasaran

  Penetapan harga merupakan keputusan penjualan yang sangat menentukan karena berpengaruh besar terhadap hasil penjualan (penerimaan).

  Pengaruh tersebut berlangsung dalam dua cara : 1. Harga sebagai komponen penerimaan mempunyai dampak atas penerimaan ( penerimaan x kuantitas penjualan).

2. Tingkat harga itu sendiri sangat berpengaruh terhadap kuantitas penjualan yaitu melalui mekanisme fungsi permintaan.

  Kedua cara itu akan menimbulkan komplikasi karna pengaruhnya saling bertentangan. Harga yang rendah menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk setiap unit yang terjual tetapi biasanya mengakibatkan kuantitas penjualan yang meningkat, pengaruhnya sebaliknya apabila harga naik. Tentu saja, peningkatan kuantitas penjualan akan memperkecil biaya tetap per unit sampai mencapai skala produksi tertentu. Karna itu keputusan mengenai penetapan harga merupakan tantangan nyata bagi para manajer (Downey,1992).

  Menurut Mankiw (2009), perusahaan yang bertujuan mencari laba, tidak akan terlepas pada penetuan harga jual, oleh sebab itu dalam penentuannya turut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada enam faktor yang mempengaruhi dalam penentuan harga jual, yaitu sebagai berikut :

1. Keadaan perekonomian 2.

  Permintaan dan penawaran 3. Persaingan 4. Biaya 5. Tujuan perusahaan 6. Pengawasan pemerintah

  Untuk menetapkan harga harga yang cerdik, manajemen harus tahu bagaimana biayanya bervariasi dengan berbagai tingkat produksi. Penetapan harga harga berdasarkan kurva pengalaman mengandung resiko besar. Penetapan harga agresif biasanya memberikan citra murah pada produk. Strategi ini juga mengasumsikan bahwa pesaing adalah pengikut yang lemah. Strategi ini menyebabkan perusahaan membangun lebih banyak pabrik untuk memenuhi permintaan, tetapi pesaing dapat memilih untuk berinovasi dengan teknologi biaya yang lebih rendah (Kotler, 2009).

  2.2.2. Keuntungan Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan berbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Apabila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan produsen nilainya adalah positif maka diperoleh keuntungan/ pendapatan. Pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan-kegiatan seperti : menghadapi resiko ketidakpastian di masa yang akan datang, melakukan inovasi /pembaruan didalam berbagai kegiatan ekonomi dan mewujudkan kekuasaan monopoli di dalam pasar ( Sukirno,1994).

  Disini laba merupakan sisa pendapatan penjualan setelah dikurangi biaya eksplisit dalam menjalanakan bisnis. Laba adalah jumlah yang tersedia bagi modal atau posisi kepemilikan setelah pembayaran yang dipergunakan perusahaan. Definisi laba seringkali dirujuk sebagai laba akuntansi atau laba bisnis (Anonimous, 2011).

  Menurut Mankiw (2009), jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari penjualan output disebut pendapatan total (Total

  

Revenue- TR). Jumlah pengeluaran yang harus dilakukan suatu perusahaan untuk

  membeli input disebut biaya total (Total Cost-TC). Jadi, keuntungan (profit) dinyatakan sebagai pendapatan total dikurangi dengan biaya total. Dengan demikian, Keuntungan = TR (Total Revenue) – TC(Total Cost).

2.3 Kerangka Pemikiran

  Perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang telah menerapkan dan melewati proses sertifikasi ISO 9001:2000 untuk perusahan perkebunannya. Perusahaan perkebunan melakukan proses produksi untuk menghasilkan CPO menggunakan berbagai kombinasi input. Setelah proses produksi berlangsung maka dihasilkan output yakni CPO (Crude Palm Oil) yang kemudian dijual. Dari hasil penjualan ini maka perusahaan mendapatkan penerimaan yang merupakan perkalian dari harga penjualan CPO. Kemudian dapat diperoleh pendapatan. Perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000 yang merupakan selisih dari total pemerimaan dengan total biaya produksi.

  Perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang belum memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 sehingga dalam proses produksi untuk menghasilkan CPO perkebunan ini tidak perlu mengeluarkan biaya sertifikasi dalam proses produksinya. Sama halnya dengan perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000, perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 juga akan memperoleh penerimaan yang merupakan perkalian dari harga penjualan CPO dengan total biaya produksi. Kemudian dapat diperoleh pendapatan. Perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000 yang merupakan selisih dari total pemerimaan dengan total biaya produksi.

  Namun, ada perbedaan antara tingkat penjualan produk CPO, harga produk (CPO) dan keuntungan antara perkebunan yang belum menerapkan ISO 9001:2000 dengan perkebunan yang sudah menerapkan ISO 9001:2000. Sehingga diduga pendapatan perkebunan yang sudah menerapkan ISO 9001:2000 berbeda dengan pendapatan perkebunan yang belum menerapkan ISO 9001:2000. Pendapatan perkebunan yang sudah menerapkan ISO 9001:2000 dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pendapatan perkebunan yang belum menerapkan ISO 9001:2000

  Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 :

  ISO 9001:2000

  Persyaratan- persyaratan yang harus dipenuhi

  Perkebunan sebelum Perkebunan sesudah menerapkan ISO menerapkan ISO 9001:2000

  9001:2000 Tingkat Penjualan

  • Produk (CPO)
  • Tingkat Penjualan

  Produk (CPO) Harga Produk (CPO)

  • Penjualan Produk
  • Harga Produk(CPO)
  • >Keuntu
  • Keuntungan

  

Gambar 1. Skema kerangka pemikiran

  Keterangan Gambar : : Menyatakan Pengaruh

  Gambar 1. Skema kerangka pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian

   Berdasarkan landasan teori yang sudah dibangun, maka disusun hipotesis

  sebagai berikut :

  1. Terdapat peningkatan tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di PT Perkebunan Nusantara V Riau sesudah menerapkan

  ISO 9001:2000 2. Ada Pesyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi PT Perkebunan

  Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Iso 9001:2000 Kaitannya Dengan Harga Cpo Dan Keuntungan (Kasus : Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero) Kebun Sei Meranti Kabupaten. Labuhan Batu Selatan)

3 61 73

Dampak Penerapan Iso 9001:2000 Terhadap Tingkat Penjualan Produk Cpo, Harga Produk Cpo Dan Keuntungan di P.T. Perkebunan Nusantara V Riau

0 51 100

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Analisis Dampak CAFTA (China ASEAN Free Trade Area) Terhadap Volume Dan Harga Impor Apel Di Sumatera Utara

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Strategi Peningkatan Produksi Jagung di Desa Kineppen Kecamatan Munthe Kabupaten Karo

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Penerapan Iso 9001:2000 Kaitannya Dengan Harga Cpo Dan Keuntungan (Kasus : Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero) Kebun Sei Meranti Kabupaten. Labuhan Batu Selatan)

0 0 12

Analisis Penerapan Iso 9001:2000 Kaitannya Dengan Harga Cpo Dan Keuntungan (Kasus : Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero) Kebun Sei Meranti Kabupaten. Labuhan Batu Selatan)

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Analisis Tingkat Daya Saing Karet Indonesia

0 1 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN - Estimasi Pangsa Pasar Dari Berbagai Jenis Merek Produk Mie Instan Dengan Menggunakan Rantai Markov

0 2 22

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

0 1 15

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

0 1 12