Analisis Penerapan Iso 9001:2000 Kaitannya Dengan Harga Cpo Dan Keuntungan (Kasus : Pt Perkebunan Nusantara Iii (Persero) Kebun Sei Meranti Kabupaten. Labuhan Batu Selatan)

(1)

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001:2000 KAITANNYA

DENGAN HARGA CPO DAN KEUNTUNGAN

(Kasus : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti

Kabupaten. Labuhan Batu Selatan)

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY ROMADHONA TAMBUNAN 100304072

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS PENERAPAN ISO 9001:2000 KAITANNYA

DENGAN HARGA CPO DAN KEUNTUNGAN

(Kasus : PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti

Kabupaten. Labuhan Batu Selatan)

SKRIPSI

Oleh :

RIZKY ROMADHONA TAMBUNAN 100304072

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Lily Fauziah. M,Si) (Siti Khadijah H. N, SP, M.Si) NIP : 196308221988032003 NIP : 197310111999032002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

RIZKY ROMADHONA TBN (100304072) dengan judul skripsi Analisis Penerapan ISO 9001:2000 Kaitannya dengan Harga CPO dan Keuntungan(Kasus: Kebun Sei Meranti,PT Perkebunan Nusantara III,Kabupaten Labuhan Batu Selatan), yang dibimbing oleh Ibu Ir.Lily Fauziah, M.Si dan Ibu Siti Khadijah Nasution, SP. M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapanISO 9001:2000 diPT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penerapan ISO 9001:2000, volume penjualan CPO, harga CPO, dan data keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.Metode analisis data untuk menguji hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III di lokasi penelitian Kebun Sei Meranti, Untuk menguji hipotesis 2, 3 dan 4, digunakan uji beda rata-rata (Compare Means).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Adanya penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (2) Ada perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (3) Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (4) Ada perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Kata Kunci: ISO 9001:2000, Volume Penjualan, Harga CPO, dan


(4)

RIWAYAT HIDUP

Rizky Romadhona TBN, Penulis lahir di desa Pasar Baru Kecamatan Bandar Masillam Kabupaten Simalungun pada tanggal 19 Maret 1992, sebagai anak pertama dari lima bersaudara, seorang putra dari Ayahanda Rahmat Tambunan dan Ibunda Suhelvida Hutabarat.

Jenjang Pendidikan

1. Sekolah Dasar di SD Negeri Impres 1444789 Pasar Baru, masuk tahun 1998 dan lulus pada tahun 2004.

2. Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bandar Masillam, masuk tahun 2004 dan lulus tahun 2007.

3. Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Raya, masuk tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010.

4. Tahun 2010 masuk di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Juli 2014 di Kelurahan Kampung Lama Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.

6. Melaksanakan Penelitian pada Agustus 2014 sampai dengan September 2014 di Kebun Sei Meranti PT. Perkebunan Nusantra III Kabupaten Labuhan Batu Selatan.


(5)

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi (IMASEP) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 s/d 2014

2. Anggota Forum Silatuhrahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM SEP) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 s/d 2013

3. Anggota Badan Kenajiran Musholla (BKM) Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, tahun 2010 s/d 2014


(6)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah serta limpahan karuniaNya penulis dapat menjalani perkuliahan dan menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Penerepan ISO 9001:2000 Kaitanya Dengan Keuntungan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, pengarahan, serta kritikan yang membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Ir. Lily Fauziah. M,Si. Selaku ketua komisi pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Ibu Siti KhadijahHidayatiNasution, SP., M.Si. Selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan serta saran dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua dan Sekretaris Program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


(7)

4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan pengetahuan selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian.

5. AyahandatersayangRahmat TambunandanIbunda tercinta Suhelvida Hutabarat, saudara kandung tercinta Amsar Rizuansyah Tambunan, Nia Maisyah Rohma Tambunan, Anaja Tambunan, Warda Mardiana Tambunan. serta keluarga besar Hutabarat yang telah memberikan doa dan begitu banyak perhatian, cinta dan kasih sayang serta dukungan baik moral maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di waktu yang tepat.

6. Teman-teman seperjuangan Program Studi Agrbisnis 2010, serta abang dan kakak serta adek- adek di Agribisnis yang telah banyak memberikan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung.

8. Bapak dan Ibu Staf PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti, yang telah banyak membantu dalam memporelah data-data dan pemahaman dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun redaksinya oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik, saran, dan masukan semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal’alamin.

Medan, Agustus 2014


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penulisan ... 6

1.4 Kegunaan Penulisan ... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Undang-Undang Ketahanan Pangan ... 8

2.1.2 Pengertian Ketahanan Pangan ... 11

2.1.3 Sub Sistem Ketahanan Pangan ... 12

2.1.4 Kecukupan beras... 15

2.2. Landasan Teori ... 16

2.2.1 Produksi ... 16

2.2.2 Komsumsi ... 10

2.3 Penelitian Terdahulu ... 24

2.4 Kerangka Pemikiran ... 28

2.5 Hipotesis penelitian ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN ... 31

3.1Metode Penentuan Daerah Penelitan ... 31

3.2Metode Penentuan Sampel ... 31

3.3Metode Pengumpulan Data ... 31

3.4Metode Analisis ... 33

3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 33

3.4.1.1 Uji Normalitas ... 34

3.4.1.2 Uji Multikolineritas ... 35

3.4.1.3 Uji Autokorelasi ... 35

3.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 35

3.4.2 Uji Statistik ... 37

3.4.2.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T) ... 37

3.4.2.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 38

3.4.2.3 Uji Signifikan Variabel Secara Serempak ... 38

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 39


(9)

3.5.2 Batasan Operasional ... 41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Perkembangan Harga Beras Sumatera Utara ... 44

4.2 Perkembangan Harga Jagung Provinsi Sumatera Utara ... 46

4.3 Perkembangan Produksi Jagung Provinsi Sumatera Utara ... 47

4.4 Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita ... 48

4.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rasio Kecukupan Beras . 49 4.5.1KoefisienDeterminasi (R2) ... 50

4.5.2 Uji F ... 51

4.5.3 Uji T ... 51

4.5.3.1 Harga Beras ... 53

4.5.3.2 LuasPanenPadi ... 53

4.5.3.3 Produksi Jagung ... 54

4.5.3.4 Jumlah Penduduk ... 55

4.5.3.5 Pendapatan Regional Per Kapita ... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Jumlah Penduduk Sumatera Utara Tahun 2008-2012 4 1.2 Jumlah Ketersediaan Beras dan Jumlah Kebutuhan

Beras Sumatera Utara Tahun 2008-2012

5

3.1 Luas Panen, Produksi Padi, dan Rata-Rata Produksi Padi Sumatera Utara

31

4.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Sumatera Utara 44 4.2 Perkembangan Harga Beras Sumatera Utara 45 4.3 Perkembangan Harga Jagung di Sumatera Utara 46 4.4 Perkembangan Produksi Jagung di Sumatera Utara 47 4.5 Pertumbuhan Pendapatan Regional Per Kapita

Sumatera Utara


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kurva Engel 23

2.2 SkemaKerangkaPemikiran 29

3.1 Aturan Membandingkan Uji Dw dengan Tabel Durbin-Watson


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Data Sekunder Variabel Bebas ( Harga Beras (X1), Luas Panen Padi (X2), Produksi Jagung (X3), Jumlah Penduduk (X4), Pendapatan Regional Per Kapita Provinsi Sumatera Utara (X5))

2 Data Sekunder Variabel (Ketersedian Beras dan kebutuhan Beras)

3 Data Sekunder Penelitian

4 Output Penelitian yang Diolah SPSS Versi 17.00 5 Tabel Durbin-Watson StatistikdenganTaraf 5%


(13)

ABSTRAK

RIZKY ROMADHONA TBN (100304072) dengan judul skripsi Analisis Penerapan ISO 9001:2000 Kaitannya dengan Harga CPO dan Keuntungan(Kasus: Kebun Sei Meranti,PT Perkebunan Nusantara III,Kabupaten Labuhan Batu Selatan), yang dibimbing oleh Ibu Ir.Lily Fauziah, M.Si dan Ibu Siti Khadijah Nasution, SP. M.Si.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapanISO 9001:2000 diPT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, menganalisis keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penerapan ISO 9001:2000, volume penjualan CPO, harga CPO, dan data keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.Metode analisis data untuk menguji hipotesis 1 digunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III di lokasi penelitian Kebun Sei Meranti, Untuk menguji hipotesis 2, 3 dan 4, digunakan uji beda rata-rata (Compare Means).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Adanya penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (2) Ada perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (3) Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. (4) Ada perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Kata Kunci: ISO 9001:2000, Volume Penjualan, Harga CPO, dan


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq) dimasukkan pertama kali ke Indonesia pada tahun 1848 dan ditanam di kebun Raya Bogor. Percobaan demi percobaan telah dilakukan dan telah dimulai diperkebunan secara komersial pada tahun 1911 di tanah hitam (Sumatera Utara). Perkebunan kelapa sawit ini terus berlanjut dan berkembang menjelang Perang Dunia ke II.Indonesia merupakan pengekspor utama minyak sawit di dunia dengan luas areal 109.600 ha dan produksi 239.887 ton minyak sawit.Pengembangannya terhenti bahkan luas areal terus berkurang sampai tahun 1967.Pada tahun 1968, luas areal kembali mencapai luas keadaan sebelum Perang Dunia ke II.Sejak saat itu,sampai berakhirnya tahun (1993/1994),perluasan areal sangat cepat berlangsung terutama sejak tahun 1983 yang setiap tahun bertambah 100-150 ribu ha.Luas areal pada tahun 1993 telah mencapai1.619.998 Ha.

Jika 20 tahun yang lalu perkebunan kelapa sawit hanya terdapat pada beberapa provinsi saja yaitu Sumatera Utara,Aceh dan Lampung, kini sudah menyebar ke beberapa Provinsi Riau, SumateraBarat,Sumatera Selatan,Jambi, Bengkulu, Jawa barat,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Irian Jaya. Perkembangan perkebunan kelapa sawit menyebabkan daerah yang selama ini terisolir menjadi terbuka dan berpeluang mendorong kegiatan ekonomi sekitarnya. Sumber daya alam yang mendukung sarana produksi yang tersedia kemudahan yang diberikan pemerintah dan harga minyak sawit yang cukup baik telah terbukti mampu meningkatkan pendapatan perkebunan di beberapa daerah.


(15)

Peningkatan produksi ini juga telah mendorong ekspor untuk menambah devisa. Sehinga Indonesia sebagai Negara pengahasil minyak sawit terbesar setelah Malaysia (Lubis, 1994).

Persaingan komoditas sawit dengan minyak nabati lainya semakin lama semakin sengit. Salah satu komponen terpenting adalah masalah mutu klasifikasi mutu tergantung pada kandungan asam lemak bebas (ALB). Kadar air dan kadar kotoran daya saing yang semakin kuat dapat diciptakan jika dapat digambarkan karakter lain yang lebih luas dari ketiga hal tersebut. Konsumen menuntut lebih banyak lagi persyaratan bukan saja kualitas minyaknya tetapi bagai mana juga memperosesnya. Kualitas kontrol bahan yang digunakan keramahan terhadap lingkungan dan lain-lain.Hal ini dikenal dengan istilah penerepan ISO 9001:2000 bagai manapun juga,cepat atau lambat manajemen sistem pengedalian mutu harus dilaksanakan dikebun,dipabrik.Hendaknya setiap kegiatan harus mengacu pada norma–norma kerja atau standar yang sudah ditentukan agar tidak menyimpang.

Jika sistem jaminan mutu ini dilaksanakan dengan baik, maka dengan mudah akan dapat dilacak pada bagian mana terjadi penyimpangan. Untuk dapat hasil yang baik maka organisasi kerja perlu ditata dengan baik,mekanisme yang baik,intruksi kerja tertulis,standart kerja,sistem laporan yang cepat dan dokumentasi baik. Pada awalnya,pelaksanaan memang sulit tetapi jika sudah berjalan akan banyak manfaatnya yang diperoleh dalam meningkatkan tanggung jawab dan wewenang disiplin kerja dan produktivitas kerja serta efisiensi yang baik(Lubis, 1994).

Kenyataan menujukkan bahwa banyak pelaku industri dan konsumen yang cenderung menyukai dan mengunakan minyak sawit. Dari aspek ekonomis


(16)

harganya relatif murah dibandingkan dengan minyak nabati lain.selain itu komponen yang terkandung di dalam minyak sawit lebih banyak dan beragam sehingga pemanfaatannya juga beragam. Dari aspek kesehatan yaitu kandungan kolestrolnya rendah. Saat ini telah banyak pabrik pengolahan yang memperoduksi minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolestrol yang rendah. Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan dari minyak sawit maupun inti sawit melalui prooses fraksinasi,rafinasi dan hidrogenesis. Produksi CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehinga dihasilkan fraksi olein cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik sebagai pelengkap minyak goreng (Yan, 2012).

Sesudah pembukaan mengenai kebijakan,tanggung jawab dan beberapa keterangan umum mengenai sistem ini,maka unsurkhusus dari ISO 9001 diberikan.Satu unsur berupa pengkajian kontrak. Ini menyangkut definisi dan dokumentasi kontrak resolusi perbedaan dari tender dan penilaian dari kemampuan pemasok untuk memenuhi syarat kontrak. Unsur lain adalah pengendalian desain yang melibatkan perencanaan pemberian tugas organisasi masukan dan keluaran serta verifikasi desain. Juga menyangkut perubahan desain,persetujuan dokumen dan permasalahan pengendalian perubahan serta modifikasi dokumen. Sisanya yang bersifat rutin termasuk pembelian identifikasi produk dan pelacakan,pengendalian produksi inspeksi dan tes. Inspeksi dan penggukuran serta kalibrasi alat ukur dan tes itu juga dimasukkan termasuk penggendalian produk yang tidak sesuai penanganan gudang, pengepakan dan pengiriman juga termasuk juga pencatatan mutu audit dan pelatihan (Rothery, 1993).


(17)

Pohon kelapa sawit menghasilkan buah sawit yang terkumpul di dalam satu tandan. Oleh karena itu sering disebut dengan istilah TBS (tandan buah segar). Pohon kelapa sawit yang sudah berproduksi optimal dapat menghasilkan TBS dengan berat antara 15-30 kg/tandan.Tandan–tandan inilah yang kemudian diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut menghasilkan minyak sawit.Produksi utama pabrik sawit adalah CPO (Crude palm oil) dan inti sawit.CPO diekstrak dari sabutnya,yaitu bagian antara kulit dan cangkangnya. Sementara dari biji sawit akan menghasilkan minyak inti sawit. Varietas dengan kulit tebal banyak dicari orang karena mampu menghasilkan rendemen minyak yang tinggi.Penggolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hal yang paling penting dalam pengolahan kelapa sawit antara lain sasaran pengolahan dan proses pengolahan TBS dan CPO(Pardamean,2011).

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti merupakan perusahaan yang mengelola unit kerja yang terdiri dari 1 unit kantor pusat, Saat ini kantor pusat berkedudukan di jl. Sei Batanghari no. 2 Medan,dengan unit -unit usaha yang tersebar di berbagai Kabupaten ada di Provinsi Sumatera Utara. Diantaranya unit kebun inti/plasma,pabrik kelapa sawit (PKS),pabrik pengolahan karet (PPK) dan rumah sakit. Areal yang dikelola oleh Perusahaan seluas 143.160,42 ha (karet :41.751,29 ha dan kelapa sawit: 101.409,13 ha) dalam pengolahan perusahaan dikelompokan menjadi 8 (delapan) distrik manager,34 (tiga puluh empat) manager kebun 11(sebelas).

Dengan adanya penelitian ini dampak tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 perusahaan akan ditinjau dalam jangka waktu


(18)

5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah diterapkannya ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III, Kebun Sei Meranti, Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 beberapa kurun waktu sehingga dapat tergambarkan secara signifikasi perbedaan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000. ISO9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu dan menetapkan persyaratan-persyaratan dari rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat menjamin kepuasan pelanggan. ISO disimpulkan sebagai koordinasi internasional yang bertujuan untuk mengharmonisasi menjadi standar internasional, ISO 9001:2000 digunakan sebagai fondasi dari kegiatan untuk kepuasan pelangan, sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan, mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan dan sistem,untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu dan berkompetensi dari perusahaan dan sistematika dari manajemen mutu.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan ISO9001:2000 di PT.Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?

2. Bagaimana perbedaanvolume penjualanCPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti?


(19)

3. Bagaimana perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?

4. Bagaimana perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

2. Menganalisis volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti.

3. Menganalisis harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara IIIKebun Sei Meranti.

4. Menganalisis tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pemasaran CPO baik perkebunan bersertifikat ISO 9001:2000 maupun dari perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sertifikasi ISO 9001:2000 oleh perkebunan yang belum bersertifikasi ISO 9001:2000.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi IS0

Seri ISO 9001 mengandung suatu rasionalisasidari banyak dan beragam pendekatan internasional dalam bidang ISO (International Standard Organization) adalah sebuah badan swasta internasional yang menyelaraskan standar-standar nasional menjadi standar internasional dan telah diakui menjadi standar sistem kualitas di Indonesia. ISO 9001 adalah suatu sistem mengenai kualitas yang memberikan kualitas yang memberikan kapastian kualitas bagi perusahaan yang menerapkan. Sebuah perusahaan yang telah memiliki sistem standar yang menjamin kualitas produk yang menghasilkan. Dengan demikian hasil produksi perusahaan yang telah menerapkan ISO dengan mudah dapat diterima oleh negara-negara lain yang juga memberlakukan ISO 9001. ISO 9001 dikeluarkan tahun 1987 sebagai model sistem jaminan kualitas dalam desain,pengembangan,proses produksi,instalasi,dan pelayanan. Tujuan dari ISO mengeluarkan pedoman tersebut yaitu untuk menjelaskan perbedaan dan hubungan diantara konsep dasar kualitas serta melengkapi pedoman untuk penapisan dan pemakaian standar internasional dalam sistem kualitas yang menyangkut sasaran manajemen kualitas di dalam dan luar industri (Pahan, 2006).

Sistem manajemen mutu internasional ISO 9001 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen mutu. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu langkah kerja (frame work) yang membimbing organisasi menuju peningkatan yang diturunkan dari pengalaman


(21)

kolektif dan pengetahuan ahli-ahli internasional yang berpatisipasi dalam komite teknik ISO / TC (Technik Comitte),yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO 9001. Menurut (Tambunan, 2010) delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO sebagai berikut:

1. Prinsip fokus

pelanggan adalah meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar yang diperoleh memlalui terhadap kesempatan pasar, meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi menuju peningkatan kepuasan pelanggan, meningkatakan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada percepatan perkembangan bisnis dalam transaksi

2. Prinsip

kepemimpinan adalah orang–orang akan memahami dan termotivasi menuju sasaran dan tujuan organisasi, aktivitas akan dievaluasi disesuaikan dan diterapkan dalam satu kesatuan cara, meminimumkan kesalahan komunikasi antara tingkat dalam organisasi

3. Prinsip

keterlibatan orang adalah orang dalam organisai menjadi termotivasi memberikan komitmen dan terlibat, orang menjadi bertangung jawab atas kinerja mereka, orang giat berpartisipasi dalam peningkatan terus menerus

4. Prinsip

pendekatan proses adalah biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus menjadi lebih pendek melalui efektivitas penggunaan sumber daya,


(22)

hasil meningkat, kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan terfokus.

5. Prinsip

pendekatan sistem terhadap manajemen adalah pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama dan akan mengurangi hambatan antar fungsi dan organisasi

6. Prinsip

peningkatan terus menerus adalah suatu proses yang berfokus pada upaya terus menerus meningkatkan efektivitas kebijakan dari tujuan organisasi

7. Prinsip

pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, keputusan manajemen organisasi sewajarnya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektifitas implementasi sistem manajemen mutu.

8. Prinsip

hubungan pemasok yang saling menguntungkan saling bergantung satu sama lain dan menciptakan nilai tambah.

ISO 9001 merupakan standar yang diterbitkan oleh organisasi internasional untuk standar yang berisi persyaratan manajemen mutu. ISO 9001 telah mengalami beberpa kali perubahan. Perubahan pertama pada tahun 1987,


(23)

kemudian ke dua pada tahun 1994, dan yang ketiga pada tahun 2000. Pada 14 November tahun 2008, ISO merilis standar ISO 9001 : 2008, Quality management system requirement. Standar ini berisi persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi dalam penerapan sistem manajemen mutu diperusahaan. Persyaratan sistem manajemen mutu yang terdapat dalam ISO 9001 lebih menekankan pada pendekatan proses (Zuhrawati,2009).

Tabel 2.1 Perubahan-Perubahan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008

o

Perubahan ISO 9001:2000

Perubahan ISO 9001 : 2008

1

Perubahan

mengembangkan standar yang lebih sederhana yang dapat diaplikasikan bagi organisasi kecil, menengah dan besar, selain untuk memberikan hasil aktifitas proses dari organisasi

Perubahan untuk menjelaskan maksud dari standar baru dalam hal khusus untuk dokumentasi ISO 9001 : 2008 memungkinkan fleksibilitas organisasi dalam cara yang pilihannya mendukumentasikan kualitas manajemen sistem

Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014

Tabel 2.2 Perbedaan Persyaratan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008

o

Tahun Persyaratan

1987

1994

Desain, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan.


(24)

2000

2008

Pengawasan produk, pemeriksaan barang, meninjau keefektipan sistem kualitas, tersimpan data.

Pengawasan produk, pemeriksaan barang, meninjau keefektipan sistem kualitas, tersimpan data.

Tidak muncul persyaratan baru hanya membandingkan versi tahun sebelumnya hanya untuk mempertegas peryataan peryataan standar yang perlu, misalnya pengendalian outsourced processes.

Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, 2014.

ISO 9001:2000 yaitu suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu dan kebutuhan pasar tertentu sebagai mana ditentukan organisasi (Iskandar, 2006).


(25)

2.1.2.Produksi dan Penggunaa CPO Indonesia

Selama periode 2002-2008, produksi CPO nasional meningkat dari 9,3 juta ton menjadi 19,3 juta ton, atau meningkat rata-rata 12,8% per tahun. Provinsi Sumatra Utara dan Riau,yang menyumbang lebih dari 50%. Produsen CPO nasional, beberapa di antaranya produksi CPO melampui rata-rata pertumbuhan CPO nasional. Provinsi yang dimaksud adalah Kalimantan Barat dan Bengkulu, produksi CPO meningkat rata-rata 19,6% per tahun. Kemudian diikuti dengan Provinsi Banten, Jawa Barat dan Lampung dengan laju pertumbuhan sekitar 16%-17% per tahun, serta Riau dan Sumatra Barat dengan laju pertumbuhan sekitar 14% per tahun. Sedangkan Provinsi lainnya tumbuh sedikit di bawah rata-rata nasional. Hal yang menarik adalah peran Provinsi Sumatra Utara dan Riau. Sampai tahun 2002, Sumatra Utara masih bertahan sebagai Provinsi produsen terbesar CPO nasional. Namun sejak tahun 2003, Provinsi Riau menobatkan diri sebagai produsen terbesar CPO di Indonesia. Diperkirakan kedepan Riau masih bertahan menjadi produsen terbesar mengingat luas areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau juga terluas secara nasional yaitu sekitar 22%, sementara luas areal perkebunan kelapa sawit Sumatra Utara hanya sekitar 14%. Selain itu, laju pertumbuhan produksi CPO Provinsi Riau selama periode 2002-2008 juga di atas laju pertumbuhan produksi CPO Sumatra Utrara(Sipayung 2012)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Harga


(26)

Menetapkan harga CPO pada umumnya merupakan faktor dominan yang akan menentukan pertimbangan bagi pembeli atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh penjual yaitu :

1. Harga sebagai komponen permintaan mempunyai dampak atas penerimaan 2. Tingkat harga itu sendiri sangat berpengaruh terhadap kuantitas penjualan

yaitu melalui mekanisme fungsi permintaan.

Kedua cara itu akan menimbulkan komplikasi karena pengaruhnya saling bertentangan. Harga yang rendah menghasilkan pendapatan yang lebih kecil untuk setiap unit yang terjual,tetapi biasanya mengakibatkan kuantitas penjualan yang meningkat pengaruhnya. Sebaliknya harga menaik tentu saja peningkatan kuantitas penjualan akan memperkecil biaya tetap per unit sampai mencapai skala produksi tertentu (Downey, 1992).

Menurut Mankiw (2009),prusahaan yang mencari labatidak akan terlepas pada penentuan harga jual. Oleh sebab itu dalam penentuan harga jual dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu :

1. Pengawasan pemerintah 2. Tujuan perusahaan 3. Biaya

4. Persaingan

5. Permintaan dan penawaran 6. Keadaan perekonomian


(27)

2.2.2. Keuntungan

Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangkan hasil penjualan yang diperoleh dengan berbagai biaya yang dikeluarkan. Apa bila hasil penjualan yang diperoleh dikurangi biaya yang dikeluarkan dari produsen nilainya adalah positif maka diperoleh keuntungan / pendapatan. Pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran melakukan kegiatan–kegiatan menghadapi resiko ketidakpastian dimasa yang akan mendatang (Sukirno,1994).

2.3.Penelitian Terdahulu

Indra (2013), dalam penelitianya: Penerapan ISO 9001:2000 Tingkat Penjualan Produk CPO dan Keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Data yang digunakan adalah data sekunder yakni data tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Metode penelitian data adalah untuk hipotesis pertama, ada perbedaan tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara V Riau sebelum dan sesudah menerapkan ISO9001:2000 dianalisis dengan Uji Beda Rata-rata Dependent Sample T-Test (Paired Sample T-Test). Untuk hipotesis kedua ada pesyaratan-pesyaratan yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000 dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian uji beda rata-rata diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Ada perbedaan tingkat penjualan produk CPO, harga produk CPO dan keuntungan di PT Perkebunan Nusantara V Riau sebelum dan sesudah menerapakan ISO 9001:2000 : 2) Ada


(28)

pesyaratan-pesyaratan yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara V Riau dalam menerapkan ISO 9001:2000.

Anhah (2009), dalam penelitiannya: Pengaruh Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000terhadap Kinerja Pegawai dengan Pemberian Insentif dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderatingdi PT.Pelabuhan Indonesia I Unit Terminal Peti Kemas Belawan.Metode penelitian data adalah menggunakan metode Purposive Sampling dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuesioner oleh unit sample.Data akan dianalisis dengan menggunakan metode AnalisisMultivariate, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan yang menolak dari hipotesis penelitian.Pertama, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai.Kedua, variabel kepuasan kerja bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.Ketigavariabel pemberian insentif bukanlah variabel pemoderasi yang dapat mempengaruhi hubungan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 (kompetensi, kesadaran dan pelatihan, infrastruktur, lingkungan kerja) dan kinerja pegawai.

Siburian (2011), dalam penelitiannya: Peranan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2000dalam Pengendalian Biaya Produksi dan Peningkatan Laba pada PT.Royal Standard Medan.Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan alat analisa yang digunakan adalah Analisa Varians (Selisih) dan Metode


(29)

Statistik Komparatif yaitu Analisis Kolmogorov-Smirnov,dan Uji t untuk dua sampel berpasangan.Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Royal Standard Medan menggunakan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam pengendalian biaya produksi.Penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT. Royal Standard Medan berdampak terhadap biaya produksi dan peningkatan laba operasi.Hasil dari uji t dua sampel berpasangan untuk biaya produksi dan laba operasi menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 dan taraf nyata 0,05 sehingga Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan biaya produksi dan laba operasi sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 pada PT. Royal Standard Medan.

2.4. Kerangka Pemikiran

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) bersertifikat ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang telah menerapkan dan melewati proses sertifikat ISO 9001:2000 untuk perusahaan perkebunan. Perusahaan perkebunan melakukan peroses produksi untuk menghasilkan CPO. Setelah proses produksi berlangsung maka dihasilkan output yakni CPO (Crude Palm Oil) yang kemudian dijual. Maka perusahaan mendaptkan penerimaan dari perkalian harga dengan produk CPO setelah dikurangi biaya maka diperoleh pendapatan

Perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 yakni perkebunan yang belum menerima sertifikat ISO 9001:2000 sehingga dalam proses produksi untuk menghasilkan CPO perkebunan ini tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sertifikasi


(30)

dalam sistem produksi. Perkebunan yang tidak bersertifikat ISO 9001: 2000 juga akan memperoleh penerimaan yang merupakan perkalian dengan harga jual CPO dengan total harga produksi.

Kemudiaan, perbedaan penjualan produk harga CPO dari keuntungan perkebunan yang belum memiliki sertifikat ISO 9001:2000 dengan perkebunan yang menerapkan sertifikasi ISO 9001:2000 sehingga pendapatan perkebuanan yang sudah menerapkan ISO 9001:2000 lebih besar atau sama kecil pendapatan perkebunan yang belum sama sekali belum menerepkan sertifikasi ISO 9001:2000. Secara ringkas,kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : = Pengaruh

ISO 9001:2000

Perkebunan Sebelum Menerapkan

Perkebunan Sesudah Menerapkan

1. Volume Penjualan CPO 2. Harga CPO

3. Tingkat Keuntungan 1. Volume Penjualan CPO

2. Harga CPO

3. Tingkat Keuntungan

Penerapan ISO 9001:2000 yang Harus


(31)

2.2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan skema kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

2. Ada perbedaan volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti

3. Ada perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

4. Ada perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive,yaitu penentuan secara sengaja di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti Kabupaten Labuhan Batu Selatan,dengan pertimbangan bahwa pada perusahaan perkebunan tersebut menerapakan ISO 9001:2000

Tabel 3.1.a Perkebunan yang Menerapkan Sertifikat ISO 9001:2000 di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti

No Perkebunan yang Menerapkan

Sertifikat ISO 9001:2000

Waktu Penetapan Sertifikat

ISO9001:2000

1 Kebun Dusun Hulu

2 Kebun Banggun

3 Kebun Bandar Betsy

4 Kebun Sei Dadap

5 Kebun Pulau Mandi

6 Kebun Ambaluku

7 Kebun Sei Silau

8 Kebun Bandar Selamat

9 Kebun Huta Padang

10 Kebun Sisumut

11 Kebun Aek Nabara Utara

12 Kebun Aek Nabara Selatan

13 Kebun Rantau Parapat

14 Kebun Membang Mudah

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008


(33)

15 Kebun Labuhan Haji

16 Kebun Merbau Selatan

17 Kebun Sei Beruhur

18 Kebun Sei Kebara

19 Kebun Aek Torop

20 Kebun Pir Aek Raso

21 Kebun Sei Meranti

22 Kebun Sei Daun

23 Kebun Torgamba

24 Kebun Bukit Tujuh

25 Kebun Gunung Pamela

26 Kebun Manako

27 Kebun Silau Dunia

28 Kebun Gunung Para

29 Kebun Sei Putih

30 Kebun Sarang Ginting

31 Kebun Hapesong

32 Kebun Batang Toru

33 Kebun Karang Inong

34 Kebun Julok Rayeuk

35 Kebun Rakyat Peumakmu Gampong

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

19 Maret 2008

Sumber : Kantor Kebun Sei Meranti, 2014. 1


(34)

Tabel 3.1.b Luas Lahan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti

No Perkebunan Luas Lahan (Ha)

1 Kebun Dusun Hulu 2 Kebun Banggun 3 Kebun Bandar Betsy 4 Kebun Sei Dadap 5 Kebun Pulau Mandi 6 Kebun Ambaluku 7 Kebun Sei Silau 8 Kebun Bandar Selamat 9 Kebun Huta Padang 10 Kebun Sisumut

11 Kebun Aek Nabara Utara 12 Kebun Aek Nabara Selatan 13 Kebun Rantau Parapat 14 Kebun Membang Mudah 15 Kebun Labuhan Haji 16 Kebun Merbau Selatan 17 Kebun Sei Beruhur 18 Kebun Sei Kebara 19 Kebun Aek Torop 20 Kebun Pir Aek Raso

21 Kebun Sei Meranti

22 Kebun Sei Daun 23 Kebun Torgamba 24 Kebun Bukit Tujuh 25 Kebun Gunung Pamela 26 Kebun Manako

27 Kebun Silau Dunia 28 Kebun Gunung Para 29 Kebun Sei Putih 30 Kebun Sarang Ginting 31 Kebun Hapesong 32 Kebun Batang Toru 33 Kebun Karang Inong 34 Kebun Julok Rayeuk

35 Kebun Rakyat Peumakmu Gampong

4.852,43 3.378,83 5.348,90 4.694,61 3.766,40 3.178,60 6.438,40 3.651,40 4.790,22 5.725,00 3.714,31 7.312,60 4.332,70 3.022,75 3.248,07 3.293,55 6.060,27 6.139,87 6.471,31 7.247,22 7.555,00 7.529,70 6.386,26 4.000,00 5.589,06 2.322,77 4.963,62 4.030,00 3.387,83 3.051,72 4.005,01 4.097,37 4.633,00 4.470,00 4.331,22

Sumber : Kantor Kebun Sei Meranti, 2014.

3.2.Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder diperoleh dari kantor Kebun Sei Meranti PT Perkebunan Nusantara III


(35)

(Persero). Pada penelitian ini, tingkat keuntungan sebelum dan sesudahpenerapan ISO 9001:2000, dan keuntungan perusahaan akan ditinjau dalam jangka 5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah diterapkan ISO 9001:2000 di kebun Sei Meranti PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudahpenerapan ISO 9001:2000dalam mendapatkan keuntungan dan secara signifikan perbedaan sebelum dan sesudah diterapkan ISO 9001:2000.

Tabel 3.2. Jenis dan Sumber Pengumpulan Data. Jenis Data

Sumber Data

Data penerapan ISO Kantor Kebun Sei Meranti PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Data volume penjualan CPO Kantor PT Perkebunan Nusantara III

(Persero)

Harga jual CPO Kebun Sei Meranti Kantor PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Keuntungan Kebun Sei Meranti Kantor PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

3.3.Metode Analisis Data

Berdasarkan identifikasi masalah pada bagian sebelumnya, maka metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Untuk menguji hipotesis 1, digunakan analisis deskriptif yaitu dengan menjelaskan bagaimana penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III di lokasi penelitian Kebun Sei Meranti.

Untuk menguji hipotesis 2, 3 dan 4, digunakan Uji Beda Rata-Rata (Compare Means). Penggunaan Uji Beda Rata-Rata ini adalah karena ingin melihat perbedaan volume penjualan CPO, perbedaan harga CPO danperbedaan


(36)

tingkat keuntungan sebelum dan sesudah menerpkan ISO 9001:2000. Maka Uji Beda Rata-Rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dependent Sample T-Test (Paired Sample T-Test) dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

1 = Rata-rata Volume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sebelum penerapan ISO 9001:2000

2 = Rata-rata Volume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sesudah penerapan ISO 9001:2000

S12 = VariansVolume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sebelum penerapan ISO 9001:2000

S22 = Varians Volume Penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sesudah penerapan ISO 9001:2000

n1 = Jumlah pengamatan pertama n2 = Jumlah pengamatan kedua Dengan kriteria uji:

Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

α = 0,05

Jika signifikansi < α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika signifikansi > α (0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak Hipotesis yang diajukan adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan volume penjualan CPO/harga CPO/tingkatkeuntungan sebelum dan sesudah menerapkan ISO 9001:2000

H1 :Ada perbedaan volume penjualan CPO/harga CPO/tingkat keuntungan sebelum dan sesudah menerapkan ISO 9001:2000


(37)

3.4.Definisi dan Batasan Operasional 3.4.1 Definisi

Definisi dibuat untuk meghindari dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dalam menafsirkan penelitian ini sebagai berikut:

1. Penerapan adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dalam suatu dokumen.

2. Volume penjualan CPO adalah sejumlah produksi yang dipasarkan perusahaan dalam satuan Kg

3. Harga produk (CPO) adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen atas CPO yang diperoduksi perkebunan dalam satuan Rp / kg.

4. Tingkat keuntungan adalah selesih antara total penerimaan dengan total biaya dalam satuan Rp

5. Perkebunan tidak bersertifikat ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang belum melewati peroses sertifikasi dalam penerapannya.

6. Perkebunan bersertifikasi ISO 9001:2000 adalah perkebunan yang telah melewati peroses sertifikasi dan menerapkannya

7. ISO (Internasional Standardization Organization) adalah suatu federasi badan standart nasional seluruh dunia yang berasal dari 100 negara.

8. SMM (Sistem Manajemen Mutu), yaitu sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek–praktek standard manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang /jasa).


(38)

3.4.2 Batasan operasional

1. Penelitian dilakukan di Kebun Sei Meranti PT Perkebunan Nusantara III (Persero).


(39)

BAB IV

PROFIL PT. PERKEBUNANAN NUSANTARA III (Persero) KEBUN SEI MERANTI

4.1. Profil PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Pembentukan perusahaan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan proses penggambilalihan perusahaan-perusahaan Perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh Pemerintah RI yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Langkah awal perusahaan dimulai dari pada tahun 1958 dengan namaPerusahaan Perkebunan Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk/status badan hukum sejalan dengan Undang–Undang(UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada pada tahun 1968tersebut diorganisasikan menjadi beberapa Kesatuan Perusahaan Negara (KNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT. Perkebunan (Persero).

Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1993, ada tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya oleh Direksi PT. Perkebunan III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya berada di Provinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III


(40)

(Persero) yang beralamat di Jalan. Sei Batang Hari No. 2 Medan,Sumatera UtaraPerusahaan bergerak dalam bidang usaha perkebunan dengan komoditi utama kelapa sawit dan karet. Perusahaan memiliki lahan perkebunan yang di lengkapi dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi tersebut. Lahan perkebunan perusahaantersebar di Provinsi Sumatera Utara seluas 143.160,42 Ha (karet :41.751,29 Ha dan kelapa sawit : 101.409,13 Ha) dalam pengolahan perusahaan dikelompokkan menjadi 8 (delapan) Distrik Manager,34 (tiga puluh empat) Manager Kebun, 11(sebelas) Manager PKS dan 5 (lima) Manager Rumah. Perusahaan melakukan pengolahan hasil tanaman dari kebun sendiri,kebun plasma maupun dari pihak lain, hasil menjadi bahan baku untuk pabrik kelapa sawit dan pabrik karet.

Untuk melihat luas lahan, produksi TBS, Produktivitas dan produksi CPO PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti sebelum menerapkan

ISO 9001:2000 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Luas lahan, Produksi TBS, Produktivitasdan Produksi CPOPT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti Sebelum Menerapkan ISO 9001:2000

T ahun

Luas Lahan

(Ha)

Produks i TBS (Kg)

Produkt ivitas Ton/Ha

Produ ksi CPO

2003 6.912 177.890.110 25,73 37.662.921

2004 6.636 191.027.210 28,78 39.683.130

2005 6.368 203.387.840 31,93 46.827.948

2006 5.735 206.938.180 36,08 48.530.452

2007 4.939 161.781.950 32,75 36.719.319


(41)

Tabel 4.1 di atas memperlihatkan bahwa produksi CPO pada saat sebelum menerapkan ISO 9001:2000 pada tahun 2003-2006 selalu mengalami peningkatan, namun pada tahun 2007 terjadi penurunan produksi CPO yaitu sebesar 36.719.319 kg. Begitu juga dengan produksi TBS Kebun Sei Meranti sebelum menerapkan ISO 9001:2000 ternyata mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2003-2006 produksi TBS mengalami peningkatan sementara tahun 2007 produksi TBS mengalami penurunan kembali sebesar 161.781.950 kg. Begitu juga dengan produktivitas Kebun Sei Meranti sebelum menerapkan ISO 9001:2000 ternyata mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2003-2006 produktivitasi mengalami peningkatan sementara tahun 2007 produktivitas mengalami penurunan kembali sebesar 32,75 Ton/Ha.

Untuk melihat luas lahan, produksi TBS, Produktivitas dan produksi CPO PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti sesudah menerapkan ISO 9001:2000 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 2 Luas lahan, Produksi TBS, Produktivitasdan Produksi CPO PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti Sesudah Penerapkan ISO 9001 : 2000

Tahun

Luas Lahan (Ha)

Produksi TBS (Kg)

Produktivita s Ton/Ha

Produksi CPO

2008 4.947 157.218.250 31,78 35.562.691

2009 4.195 180.779.540 43,09 40.804.816

2010 2.411 196.082.970 81,32 43.541.253

2011 1.499 188.798.080 125,94 46.447.290

2012 1.905 207.024.600 108,67 49.482.775

Sumber : Kantor Kebun Sei Meranti, 2015

Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa produksi CPO kebun Sei Meranti sesudah menerapkan ISO 9001:2000 tahun 2008-2012 terus mengalami trend


(42)

peningkatandengan produksi tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 49.482.775 kg.Sama halnya dengan produksi TBS, setelah menerapkan ISO 9001:2000 Tahun 2008-2012terus mengalami kenaikan produksi TBS dengan produksi tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 207.024.600 kg. Sama halnya dengan produktivitas, setelah menerapkan ISO 9001:2000 Tahun 2008-2012 terus mengalami kenaikan produktivitas dengan produktivitas tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 108,67 Ton/Ha.

4.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti

Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti dibuat dengan sesuai surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara.

1. Manajer

Berfungsi untuk menggambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya pelaksanaa operasional perusahaan secara teratur, terarah dan terpadu. 2. Asisten Kepala A dan Asisten Kepala B

Berfungsi dalam mengelola bidang tanaman, produksi, teknik, dan infrastruktur jalan di areal kebun

3. Administrasi Tata Usaha

A.Membuat laporan kepada Manajer mengenai realisasi keuangan serta menyelenggarakan administrasi keuangan dan barang-barang kebutuhan. B. Menggurus hal-hal yang berhubungan dengan asuransi perusahaan


(43)

4. Asisten Teknik

A. Membantu Manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesin dan bangunan.

B. Membuat rencana perawatan / pemeliharaan bangunan sipil 5. Asisten Personalia Kantor

A.Mengadakan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit asisten mengenai pelaksanaan kebijakan dibidang pengadaan barang dan jasa.

6. Papam

A.Menyusun ketenaga kerjaan dan masalah umum serta kesejatraan karyawan. B. Mengadakan sistem operasi lapangan bila ada kehilangan dari perusahaan. 7. Asisten 1-10

A. Menyusun rencana jangka pendek (Angaran Belanja) dalam bidang tanaman dan produksi.


(44)

4.2. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti

ASISTEN KEPALA A ASISTEN

KEPALA B

MANAJER

A

DMINIST-A

SISTEN

A

SISTEN

A

SISTEN

A

SISTEN

A

SISTEN

A

SITEN

A

SISTEN

A

SISTEN

A

SISTEN

A

A

SISTEN A

SISTEN

P


(45)

(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti 5.1.1. Penerapan – Penerapan Umum

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) menetapkan, mendokumentasikan, mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen dan terus menerus memperbaiki keefektifannya sesuai dengan persyaratan dalam suatu sistem manajemen difokuskan pada perbaikan mutu dan terhadap pengelolaan dan perbaikan lingkungan berkesinambungan dan pencegahan pencemaran.

a. Mengidentifikasikan proses yang diperlukan untuk sistem manajeman dan aplikasinya diseluruh perusahaan standart sistem manajemen telah diidentifikasikan sesuai dengan enterprice proses PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

b. Menetapkan urutan-urutan serta interaksi proses proses yang berlaku diPT. Perkebunan Nusantara III (Persero) terdokumentasi pada interaksi bisnis.

c. Menetapkan kriteria yang digunakan oleh PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk menjamin keefektifan prosesnya adalah pembuatan dokumen sistem manajemen yang ditetapkan dokumen-dokumen ini kepada semua fungsi yang terlibat di PT.PerkebunanNusantara III (Persero) yang akan dilakukan melaui proses bisnis dan dijabarkan kedalam instruksi kerja atau prosedur.

d. Memastikan tersedianya sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses-proses tersebut.

e. Menganalisis proses-proses pemantauan, pengukuran, dan analisis proses yang berhubungan dengan dilaksanakan oleh bagian tanaman dan distrik serta untuk pabrik karet dan kelapa sawit dilakukan oleh bagian teknik dan bagian pengolahan.


(47)

f. Proses ini harus dikelola perusahaan sesuai dengan persyaratan-persyaratan standar internasional PT. Perkebunan NusantaraIII(Persero)menunjukkan standar sistem manajemen melalui audit sitem manajemen dari badan sertifikasi sebagai pembuktian g. Menjamin bahwa efek dasar efektifitas, produk dan pelayanan sesuai peraturan dan

perundang-undangan.

5.1.2.Penerapan Dokumentasi

Adapun penerapan dokumentasi yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Pernyataan yang terdokumentasi dari kebijakan perusahaan (Kebijakan Mutu dan Lingkungan)didokumentasikan menjadi sasaran manajemen perusahaan pada program transformasi sesuai manajeman diPT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

b. Rekaman yang diisyaratkanstandar mutu telah diimplementasikanPT. Perkebunan Nusantara III (Persero) untuk merekam seluruh kegiatan.


(48)

5.1.3.PenerapanSistem Manajemen

Adapun Klausal manual sistem manajemen yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan sistem manajemen termasuk rincian pengecualian diterangkan ruang lingkup sistem manajemen karena produk komuniti PT. Perkebunan Nusantara III yang dibeli pelangganmerupakan bahan baku dan habis pakai berubah wujudnyasehingga tidak perlu pelayanan pasca penyerahan.

b. Uraian dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen telah ditetapkan gunamenerangkan interaksi antaraspek lingkungan dengan sistem manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

c. Proses-proses manajemen telah ditetapkan guna menerangkan interaksi antara proses aspek lingkungan dengan sistem manajemen.

5.1.4.PenerapanPengendalian Dokumen

Adapun penerapan pengendalian dokumen yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti adalah sebagai berikut:

a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan. b. Meninjau untuk menyetujui ulang dokumen.

c. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi dari dokumen ditunjukkan. d. Memastikan bahwa dokumen yang berlaku tersedia ditempat pemakaian.

e. Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.

f. Memastikan bahwa dokumen berasal dari sistemmanajemen PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.


(49)

g. Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang tidak disengaja dengan dokumen tersebut apabila disimpan untuk maksud tertentu.

5.1.5.PenerapanTanggung Jawab dan Wewenang

Adapun penerapan tanggung jawab dan wewenang yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut :

a. Menyampaikan keperusahaan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan serta peraturan dan perundang-undangan dengan menjabarkan kedalam visi dan misi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

b. Memastikan sasaran perusahaan ditetapkan.

c. Memastikan tersedianya sumber daya yaitu baik dari segi dana, infrastruktur, lingkungan kerjajuga untuk peningkatan sumber daya manusia dalam pencapaian karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

5.1.6.Penerapan Perencanaan Sistem Manajemen

Adapun penerapan perencanaan sistem manajemen yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan sistem manajemen dilakukan untuk memenuhi persyaratan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

b. Integrasi sistem manajemen dipelihara apabila perubahan pada sistem manajemen direncanakan dandiimplementasikan PT. Perkebunan NusantaraIII (Persero).

c. Dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan program manajemen yang berisikan uraian kegiatan penanggungjawab, dan batas waktu penyelesaian program sesuai sasaran perusahaan yang sudah ditetapkan.


(50)

5.1.7. Penerapan Komunikasi Internal

Memastikan bahwa proses komunikasi yang sesuai telah ditetapkan dalam organisasi dan bahwa komunikasi terjadi mengenai keefektifan sistem manajemen mutu. Semua dokumen-dokumen sistem manajemen baik manual sistem manajemen prosedur dan proses bisnis,instruksi kerja dokumen pendukung formulir didistribusikan kepada semua fungsi yang relevan.

5.1.8.PenerapanMasukan untuk Tinjauan Kinerja

Adapun Penerapan masukan untuk tinjauan kinerja yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Hasil audit (internal dan eksternal). b. Hasil pemantauan.

c. Evaluasi kepatuhan peraturan.

d. Komplain dankomunikasi pihak berkepentingan. e. Status tindakan koreksi dan pencegahan.

f. Tindak lanjut tinjauan manajemen lingkungan. g. Kemajuan program manajemen lingkungan. h. Insiden dan tanggap darurat.

i. Review kebijakan perusahaan.

j. Umpan balik pelanggan dan pihak berkepentingan. k. Evaluasi kinerja rekanan.

l. Pengembangan SDM.


(51)

Keluaran tinjauan kinerjamanajemen harus mencakup keputusan dan tindakan berkaitan dengan:

a. Peningkatan perbaikan pada keefektifan sistem manajemen mutu serta proses-prosesnya. b. Peningkatanperbaikan pada produk yang dihasilkan ramah lingkungan berkaitan

denganpersyaratan pelanggan. c. Sumber daya yang diperlukan.

5.1.10.Penerapan Pengelolaan Sumber Daya

a. Untuk menerapkandan memelihara sistem manajemen terus menerus memperbaiki keefektifannya.

b. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan. c. Untuk mengendalikan aspek penting lingkungan.

5.1.11.PenerapanKompentensi Kesadaran dan Pelatihan

a. Menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personil yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi manajemen baik produk maupun lingkungan.

b. Menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk pemenuhan kompetensi. c. Memastikan bahwa personil sadar akan pentingnya kegiatan mereka dan bagian

pencapaian perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti telah melakukan sosialisasi manajemen mutu ISO 9001 : 2000.

d. Memelihara rekaman yangsesuai tentang pendididkan,pelatihan,keterampilan dan pengalaman PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).


(52)

Adapun penerapan prasarana/infrastruktur yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Gedung,ruang kerja.

b. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun perangkat lunak). c. Jasa pendukung (seperti angkutan atau komunikasi).

5.1.13.PenerapanLingkungan Kerja

Adapun penerapan lingkungan kerja yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pelatihan dan kursus penyegaran terkait dengan kerjatermasuk keselamatan,kesehatan dan praturan lingkungan kerja.

b. Membudayakan keselamatan,kesehatan dan kesadaran lingkungan kepada semua karyawan dan monitor terus menerus pelatihandan panduan terhadap metode kerja yang aman dan pelaksanaanya.

c. Mensosialisasikan keselamatan,kesehatan dan lingkungan.

d. Memastikan agar personil memahami pentingnya mempergunakan peralatan perlindungan personil.

e. Membuat personil mempunyai suatu kebiasaan untuk memelihara tempat kerja bersih dengan metode 3-R (Reduce,Reuse,Recycle).

5.1.14.PenerapanKomunikasi Pelanggan

Organisasi harus menetapkan dan menerapkan pengaturan yang efektif dengan pelangan berkaitan dengan:

a. Informasi produk.


(53)

c. Umpan balik pelanggan termasuk keluhan pelanggan.

5.1.15.Penerapan Desain dan Pengembangan

Adapun penerapan desain dan pengembangan yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Tahapan desain dan pengembangan.

b. Tinjauan,verifikasi dan validasi yang sesuai tiap desain dan pengembangan.

c. Pengendalian operasional ditetapkan untuk meyakinkan kebijakan tujuan dan sasaran dapat dicapai.

d. Pertimbangan aspek dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tahapan desain.

5.1.16.Penerapan Pembelian

Produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan pembeli yang ditentukan jenis dan jangkauan pengendalian pada pemasok dan produk yang dibeli harus bergantung pada pengaruh produk yang dibeli atau produk berikutnya dan produk akhir proses pembelian ini merupakan persyaratan dasar sebagai pengendalian kegiatan pengadaan untuk memastikan bahwa peralatan material dan jasa pengadaan sesuai dengan persyaratan produksi.

Kegiatan pengadaan barang prinsipnya dilaksanakan dengan jenis barang-barang tertentu yang dipandang lebih efektif dan lebih efisien. PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) melaksanakan kebijakan diperlukan adanya pemasok (rekanan) yang memenuhi kualitas dan klasifikasi rekanan sesuai dengan Praturan Pemerintah (Government Regulation) dan Persyaratan Perusahaan (Company Requirement), maka seluruh tahapan tersebut telah ditetapkan seleksi dan evaluasi rekanan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan seleksi (pra kualifikasi)terhadap rekanan 1tahun sekali. b. Menerbitkan daftar rekanan terseleksi yang diinginkan perusahaan.


(54)

c. Melakukan evaluasi terhadap kompetensi rekanan pemasok dan kecepatan pemasukan barang (delivery time).

d. Melakukan penilaian terhadap kompetensi pemasok yang merupakan nilai untuk pengadaan berikutnya.

e. Memelihara daftar dan catatan.

5.1.17.Penerapan Produksi dan Penyediaan Jasa

Adapun penerapan produksi dan penyediaan jasa yang diterapkan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah sebagai berikut:

a. Ketersedian informasi yang mengurai krateristik produk dan jasa antara lain: 1. Data sheet persyaratan produk

2. Brosur-brosur PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) 3. Pedoman kerja

4. Instruksi-instruksi kerja

b. Pemakaian peralatan yang sesuai PT.Perkebunan Nusantara III (Persero)telah mempertimbangkan kesesuian peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk mulai dari tanaman sampai dengan pabrik pengolahan.

c. Alat pemantau dan pengukuran telah disediakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.Pengujian sesuai dengan persyaratan produk yang telah ditetapkan

d. Implementasi pemantauan dan pengukuran 1. Proses ditanaman (Afdeling) 2. Proses maintenance/teknik 3. Proses penggolahan


(55)

e. Implementasi penyerahan produk

1. Di gedung material yaitu pemeriksaan barang masuk

2. Di pemeriksaan manajemen mutu dan jumlah produk untuk diserahkan kepabrik 3. Produk pabrik kelapa sawit dilakukan pemeriksaan mutu jumlah produk

5.1.18.PenerapanPengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran

Pemantauan dan pengukuran yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuian produk terhadap persyaratan yang ditetapkan apabiladiperlukan untuk memastikan kebebasan hasil peralatan dan pengukuran harus :

a. Dikalibrasi atau diverifikasi pada selang waktu tertentu atau sebelum dipakai,terhadap standard pengukuran yang tertelusur dengan standard internasional dan nasional .

b. Diidentifikasikan untuk memungkinkan status kalibrasi ditetapkan c. Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukuran tidak sah

d. Dilindungi darikerusakan dan penurunan mutu selama penanganan perawatan dan penyimpanan.

5.1.19.Penerapan Pemantauan dan Pengukuran Proses dan Evaluasi Penataan

Menetapkan metode pemantauan yang sesuai jika memugkinkan dilaksanakan dengan pengukuran proses sistem manajemen mutu,metode ini harus memperagakan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan. Apabila hasil yang direncanakan tidak tercapai harus dilakukan koreksi dan tindakan korektif seperlunya untuk memastikan kesesuian produk untuk menggetahui efektifitas kinerja proses di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) telah ditetapkan dalam pedoman kerja baik ditanaman maupun dipabrik yang berhubungan dengan produksi.


(56)

5.2. Perbedaan Volume Penjualan CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Volume penjualan CPO adalah sejumlah produksi CPO yang dipasarkan perusahaan dalam satuan Kg.

Untuk melihat perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapanISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti menggunakan Uji Beda Rata-Rata. Adapun hasil analisis Uji Beda Rata-Rata volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:200 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Volume Penjualan CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Uraian Volume Penjualan CPO Sebelum ISO 9001:2000 Volume Penjualan CPO Sesudah ISO 9001:2000 t-hitung t-tabel (α=0,05) Sig . (2 tailed) Mean

Volume Penjualan

CPO

22.480.207 34.528.589 6,123 2,132 0.0

40

Sumber: Lampiran 1

Tabel di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, dimana rata-rata volume penjualan CPO sebelum penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar 22.480.207 Kg, sedangkan rata-rata volume penjualan produk CPO sesudah penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar 34.528.589 Kg. Hal tersebut memperlihatkan bahwa volume penjualan CPO mengalami kenaikan sebesar 12.048.382 Kg. Hasil pengujian hipotesis pada α=0,05 diperoleh nilai t hitung = 6,123, menyatakan lebih besar daripada t-tabel 2,132 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan volume penjualan produk CPO sebelum dan sesudah


(57)

penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Terjadinya peningkatan volume penjualan CPO dikarenakan banyaknya permintaan ekspor dari negara Eropa dan Asia.

Berikut ini adalah nama-nama negara tujuan ekspor dalam peningkatan volume penjualan CPO PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti:

Tabel 5.2. Nama Negara Tujuan Ekspor CPO PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti

o

Nama Negara Tujuan Ekspor CPO

PT. Perkebunan Nusantara III

Peningkatan Penjualan CPOPT. Perkebunan

Nusantara III (Ton/Bulan)

Penyebab Adanya Ekspor CPO PT. Perkebunan Nusantara

III

India 877,81 Banyaknya permintaan

China 363,56 Banyaknya permintaan

Tanzania 115,99 Banyaknya permintaan

Malasyia 78,32 Rendahnya permintaan

Sepanyol 171,26 Banyaknya permintaan

Belanda 699,90 Banyaknya permintaan

Jerman 2,78 Rendahnya permintaan

Inggris 2,44 Rendahnya permintaan

Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti 2015

5.3. Perbedaan Harga CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Harga CPO adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen atas CPO yang diproduksi perkebunan dalam satuan RP / Kg.

Untuk melihat perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001 : 2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti digunakan Uji Beda Rata-Rata. Adapun hasil analisis Uji Beda Rata-Rata dapat dilihat pada tabel berikut:


(58)

Tabel 5.3Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Harga CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Uraian

Harga CPO Sebelum ISO

9001:2000

Harga CPO Sesudah ISO 9001:2000

t-hitung

t-tabel

(α=0,05)

Sig. (2 tailed) Mean

HargaCPO (Rp/Kg)

3.663 6.647 3,393 2,132 0.027

Sumber: Lampiran 2

Tabel di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, dimana rata-rata harga CPO sebelum penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar Rp 3.663/kg, sedangkan rata-rata harga CPO sesudah penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar Rp 6.647/kg. Hal tersebut memperlihatkan bahwa harga CPO mengalami kenaikan sebesar Rp 2.984/kg.

Hasil pengujian hipotesis pada α=0,05 diperoleh nilai t hitung= 3,393 menyatakan lebih besar

daripada t-tabel 2,132 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Terjadinya perbedaan harga CPO dikarenakan CPO yang telah bersertifikasi mengalami kenaikan harga dibandingkan dengan harga CPO sebelum diterapkan sertifikasi.


(59)

5.4. Perbedaan Tingkat Keuntungan Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.

Tingkat keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya dalam satua Rp.

Untuk melihat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti digunakan Uji Beda Rata-Rata. Adapun hasil analisis Uji Beda Rata-Rata dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.4Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Tingkat Keuntungan Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti. Uraian Keuntungan Sebelum ISO 9001:2000 Keuntungan Sesudah ISO 9001:2000 t-hitung t-tabel (α=0,05) S ig. (2 tailed) Mean Keuntungan (Rp) 31.365.711.35 8 52.543.695.3

52 3,138 2,132

0 ,035 Sumber: Lampiran 3

Tabel di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti, dimana rata-rata keuntungan sebelum penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar Rp 31.365.711.358. sedangkan rata-rata keuntungan sesudah penerapan ISO 9001:2000 yaitu sebesar Rp 52.543.695.352. Hal tersebut memperlihatkan bahwa keuntungan mengalami kenaikan sebesar Rp 21.177.983.994. Hasil pengujian hipotesis pada α=0,05 diperoleh nilai t hitung= 3,138 menyatakan lebih besar daripada t-tabel 2,132 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.


(60)

Terjadinya keuntungan yang meninggkat diperoleh yaitu adanya peningkatan harga CPO dan volume penjualan CPO sehingga keuntungan yang didapatkan sangat tinggi dengan adanya penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti.


(61)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan – Penerapan umum

a. Penerapan Dokumentasi, penerapan manual sistem manajemen, penerapan pengendalian dokumen, penerapan tanggungjawab dan wewenang, penerapan sistem manajemen.

b. Penerapan komunikasi internal, penerapan masukan untuk tinjauan kinerja, penerapan keluaran tinjauan kinerja, penerapan pengeleloaan sumber daya, penerapan kompetensi kesadaran dan pelatihan, penerapan prasarana/ infrastruktur.

c. Penerapan lingkungan kinerja, penerapan komunikasi pelanggan, penerapan desain dan pengembangan, penerapan pembelian, penerapan produksi dan penyedian jasa, penerapan pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran, penerapan pemantauan dan pengukuran proses dan evaluasi penetaan.

2. Terdapat perbedaan volume penjualan CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.

3. Terdapat perbedaan harga CPO sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.

4. Terdapat perbedaan tingkat keuntungan sebelum dan sesudah penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.

6.2. Saran


(62)

1. Kepada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti.

Setelah mendapatkan Sertifikat ISO 9001:2000 PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Sei Meranti diharapkan tetap meningkatkan mutu dan jumlah produksi CPO yang dihasilkan sejalan dengan penerapan ISO 9001:2000, diharapkan agar menjaga keberlanjutan lingkungan dalam memperoduksi CPO (Crop Palm Oil).

2. Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah agar turut serta dalam mengawasi sistem mutu suatu produk CPO (CropPalm Oil) agar kualitas dari CPO itu sendiri tetap terjaga sesuai standarisasi internasional.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Agar melakukan penelitian selanjutnya terhadap penerapan ISO 9001:2000 dalam 5 tahun setelah diaudit, sebab dari hasil auditlah terlihat adanya penerapan ISO 9001:2000 terhadap tingkat penjualan CPO, harga produk CPO dan keuntungan di suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Anhah,Azis. 2009. PengaruhPenerapanSistemManajemenMutu ISO 9001:2000

TerhadapKinerjaPegawaiDenganPemberianInsentif Dan KepuasanKerjaSebagaiVariabel Moderating Di PT.Pelabuhan Indonesia I Unit

Terminal PetiKemasBelawan. Repository USU

Downey, W. D. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga.

Indra, Nopri. 2013. Penerapan ISO 9001 : 2000 Pada Tingkat Penjualan Produk CPO, Harga Produk CPO dan Keuntungan di PT. Perkebunan Nusantara V Riau. Fakultas Pertanian USU

Iskandar, Indranata. 2006. Terampil dan Sukses Melakukan Audit ISO 9001 : 2000. Bandung Lubis, Adlin U. 1994. PengantarManajemen PerkebunanKelapaSawit.

PusatPenelitianKelapasawit. Medan

Mankiiw. 2009. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta

Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya

Pardamean Maruli. 2011. SuksesMembukaKebundan PabrikKelapaSawit. Medan Rothery, Brian. 1993. Analisis ISO 9000. Jakarta

Tambunan, Artha L Gasperz. 2010. Peranan Auditor dalam Memelihara Sistem Manajemen Mutu. Medan

Sukirno,Sadono. 1994. Ekonomi Mikro.Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Siburian, Herina.2011. PerananPenerapanManajemenMutu ISO 9001:2000

dalamPengendalianBiayaProduksidanPeningkatanLabapada PT. Royal Standard Medan.Skripsi FakultasEkonomi.USU

Sipayung, Tungkot. 2012. Ekonomi Agribisnis Minyak Sawit. Bogor

Yan, Fauzi. 2012. Kelapa Sawit. Jakarta :Penebar Swadaya.

Zuhrawati. 2009. Panduan Kiat Sukses Menjadi Auditor ISO 9001 (Sistem Manajemen Mutu). Yogyakarta


(64)

Lampiran 1. Volume Penjualan CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO

9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei

Meranti Kab. Labuhan Batu Selatan

ISO 9001:2000 Tahun Volume Penjualan CPO (Kg)

Sebelum

2003 25.226.993

2004 26.440.294

2005 26.469.983

2006 15.051.650

2007 19.212.119

Rata-rata 22.480.207

Sesudah

2008 38.172.909

2009 36.857.038

2010 35.295.273

2011 34.358.519

2012 27.959.208

Rata-rata 34.528.589


(65)

Lampiran 2. Harga CPO Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000

di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei MerantiKab.

Labuhan Batu Selatan

ISO 9001:2000 Tahun Harga CPO (Rp/Kg)

Sebelum

2003 3.119

2004 3.170

2005 3.180

2006 3.287

2007 5.483

Rata-rata 3.663

Sesudah

2008 6.757

2009 5.737

2010 6.641

2011 7.257

2012 6.843

Rata-rata 6.647


(66)

Lampiran 3. Tingkat KeuntunganCPO Sebelum dan Sesudah Penerapan

ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei

Meranti Kab. Labuhan Batu Selatan

ISO 9001:2000

Tahun

Keuntungan (Rp)

Sebelum

2003

21.667.669.256

2004

22.778.945.374

2005

28.930.059.833

2006

22.773.531.026

2007

39.678.351.303

Rata-rata

27.165.711.358

Sesudah

2008

71.263.645.344

2009

59.584.948.188

2010

61.799.045.794

2011

42.070.308.227

2012

48.000.529.108

Rata-rata

56.543.695.352


(67)

Lampiran 4. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Penerapan ISO 9001:2000 Pada Volume Penjualan CPO di PT.

Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Meranti

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 SebelumISO 22480207,8000 5 5123702,10847 2291389,24220

SesudahISO 34528589,4000 5 3952095,57994 1767430,87406

Paired Samples Correlations

N

Correlatio

n Sig. Pair 1 SebelumISO &

SesudahISO 5 ,556 ,331

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Pair 1 Volume Penjualan

Sebelum ISO - Volume Penjualan Sesudah ISO


(68)

Lampiran 5. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Penerapan ISO 9001:2000 Pada Harga CPO di PT. Perkebunan

Nusantara III Kebun Sei Meranti

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Harga Sebelum Penerapan ISO 3933.99 5 1504.669 672.908

Harga Sesudah Penerapan ISO 6165.20 5 1159.624 518.600

Paired Samples Test Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Harga Sebelum

Penerapan ISO - Harga Sesudah Penerapan ISO


(69)

Lampiran 6. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Penerapan ISO 9001:2000 Pada Keuntungan di PT. Perkebunan

Nusantara III Kebun Sei Meranti

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation Std. Error Mean Pair 1 sebelum 2,7166

E10

5 7,55716E9 3,37966E9 sesudah 5,4544

E10

5 1,40256E10 6,27245E9

Paired Samples Correlations

N

Correlatio

n Sig. Pair 1 sebelum &

sesudah

5 -,598 ,287

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference


(70)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Pair 1 sebelum -

sesudah


(1)

Lampiran 5. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Penerapan ISO 9001:2000 Pada Harga CPO di PT. Perkebunan

Nusantara III Kebun Sei Meranti

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Harga Sebelum Penerapan ISO 3933.99 5 1504.669 672.908

Harga Sesudah Penerapan ISO 6165.20 5 1159.624 518.600

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Pair 1 Harga Sebelum

Penerapan ISO - Harga Sesudah Penerapan ISO


(2)

Lampiran 6. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Penerapan ISO 9001:2000 Pada Keuntungan di PT. Perkebunan

Nusantara III Kebun Sei Meranti

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation Std. Error Mean Pair 1 sebelum 2,7166

E10

5 7,55716E9 3,37966E9 sesudah 5,4544

E10

5 1,40256E10 6,27245E9

Paired Samples Correlations

N

Correlatio

n Sig. Pair 1 sebelum &

sesudah

5 -,598 ,287

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference


(3)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 sebelum - sesudah


(4)

Lampiran 7. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penerapan ISO 9001:2000 di PT. Perkebunan Nusantara III

Kebun Sei Meranti.

Uraian Tahun Luas Areal (Ha)

Produksi (kg) Harga (Rp /

Kg)

Penjualan Keuntungan (Rp)

TBS (kg) CPO (kg) CPO (Kg) Lokal /

Eksport(Rp) Sebelum

Penerapan ISO (9001:2000)

2003 6.912 177.890.110 37.662.921 3.199 25.226.993 121.981.491.227 21.667.669.256 2004 6.636 191.027.210 39.683.130 3.170 26.440.294 111.891.325.231 22.778.945.374 2005 6.368 203.387.840 46.827.948 3.180 26.469.983 115.776.692.841 28.930.059.833 2006 5.735 206.938.180 48.530.452 3.287 15.051.650 114.872.137.919 22.773.531.026 2007 4.939 161.781.950 36.719.319 5.483 19.212.119 159.890.424.079 39.678.351.303 Jumlah 30.590 941.025.290 209.423.770 18.319 112.401.039 624.412.071.297 135.828.556.792 Rata-rata 6.118 188.205.058 41.884.754 3.663,8 22.480.207,8 124.882.414.259 27.165.711.358 Sesudah

Penerapan ISO (9001:2000)

2008 4.947 157.218.250 35.562.691 6.757 38.172.909 178.064.092.791 71.263.645.344 2009 4.195 180.779.540 40.804.816 5.737 36.857.038 151.518.447.826 59.584.948.188 2010 2.411 196.082.970 43.541.253 6.641 35.295.273 165.229.074.283 61.799.045.794 2011 1.499 188.798.080 46.447.290 7.257 34.358.519 141.022.508.729 42.070.308.327 2012 1.905 207.024.600 49.482.775 6.843 27.959.208 48.000.529.108 38.000.529.108 Jumlah 14.957 929.903.440 215.838.825 33.235 172.642.947 744.748.726.847 272.718.476.761 Rata-rata 2.991 185.980.688 43.167.765 6.647 34.528.589,4 148.949.745.369 54.543.695.352 Sumber: Kantor Kebun Sei Meranti, (2015)


(5)

(6)