Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Melalui Media Cetak (Leaflet) dan Media Elektronik (Video) Terhadap di SMA N 1 Bagan Sinembah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Defenisi Pengetahuan

  Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003)

  Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

  Pengetahuan yang dicakup dalam domain menurut Notoatmodjo, 2003:129) mempunyai 6 tingkatan yaitu :

  1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan ini mengingat kembali (kecuali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

  2. Memahami Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut secara benar orang

  7 yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

  3. Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

  4. Analisis Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

  5. Sintesis Sintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

  Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori yang telah ada.

  6. Evaluasi Evaluasi ini barkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu stimulus atau objek, misalnya dapat membandingkan antara yang cukup gizi dengan yang tidak.

2.1.2 Hal-hal Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

  Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman -pemahaman baru.

  Menurut Notoatmodjo (2005) ada beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :

  1. Pendidikan.

  Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

  Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Penyuluhan merupakan salah satu kegiatan pendidikan non formal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan sasaran penyuluhan.

  2. Mass media / informasi.

  Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam

  • – macam media massa yang dapat memengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan - pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

  3. Sosial budaya dan ekonomi.

  Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi iniakan memengaruhi pengetahuan seseorang.

  4. Lingkungan.

  Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

  5. Pengalaman.

  Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

  6. Umur.

  Umur memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

2.2 Sikap

2.2.1. Defenisi Sikap

  Sikap yaitu suatu tingkatan afeksi yang baik yang bersifat positif maupun dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis. Sikap juga sebagai tingkatan kecendrungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan objek psikologi.

  2.2.2. Tingkatan Sikap

  Sikap terdiri dari beberapa tingkatan : a.

  Menerima (Receiving) : bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diperhatikan (objek).

  b.

  Merespon (Responding) : memberikan jawaban apabila ditanya, mengajarkan menyelesaikan tugas yang diberikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

  c.

  Menghargai (Valuting) : mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah yang merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga.

  d.

  Bertanggung jawab (Responsible) : bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

  (Notoatmodjo, 2003)

  2.2.3 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Sikap

  Menurut Azwar (2005), ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pembentukan sikap pada manusia, antara lain :

  1. Pengalaman pribadi.

  Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.

  2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

  Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain.

  3. Pengaruh kebudayaan.

  Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.

  4. Media massa.

  Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

  5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu.

  6. Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang - kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

  7. Umur dan Jenis Kelamin BKKBN (2008) mengidentifikasi adanya perbedaan yang bermakna sikap remaja tentang kesehatan reproduksi ditinjau berdasarkan umur dan jenis kelamin dari hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2002-2003.

  8. Pola Asuh orang tua Menurut Koentjaraningrat (1997) dalam Tarmizi (2010), bentuk-bentuk pola asuh orangtua sangat erat hubungannya dengan kepribadian dan pembentukan sikap anak setelah menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur- unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih - benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa ia masih kanak-kanak.

2.3 Remaja

  Remaja atau “ adolescence” (inggris), berasal dari bahasa latin “

  adolescere

  ” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. (widyastuti, 2009)

  Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12

  • – 14 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10
  • – 19 tahun dan belum kawin. Menurut BKKBN adalah 10 - 19 tahun. (Widyastuti, 2009)

  Masa remaja (10

  • – 19 tahun) merupakan masa peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa dimana terjadi perubahan fisik, mental dan psikososial
yang cepat dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan selanjutnya. (Sibagariang, 2010)

2.3.1 Ciri – ciri Perkembangan Remaja

  Menurut ciri perkembangannnya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Masa remaja awal ( 10 – 12 tahun) 2.

  Masa remaja tengah (13 – 15 tahun) 3. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun)

  (Depkes RI, 2008) Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap, yaitu:

  1. Masa remaja awal ( 10 – 12 tahun) a.

  Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya b.

  Tampak dan merasa ingin bebas c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)

  2. Masa remaja tengah ( 13 – 15 tahun) a.

  Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri b.

  Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis c. Timbul perasaan cinta yang mendalam d.

  Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang e. Berkhayal mengenai hal – hal yang berkaitan dengan seksual 3. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun ) a.

  Menampakkan pengungkapan kebebasan diri b.

  Dalam mencari teman sebaya lebih selektif c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya d.

  Dapat mewujudkan perasaan cinta e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak

  (widyastuti , 2009)

2.3.2 Perubahan Fisik Pada Remaja

  Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ

  • – organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya : 1.

  Tanda – tanda seks primer Berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja puteri/menarche dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki laki )

2. Tanda – tanda seks sekunder a.

  Pada remaja laki – laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak b.

  Pada remaja puteri: pinggul melebar, pertumbuhan rahim dan vagina, payudara membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar kemaluan (pubis) (Depkes RI, 2008)

2.3.3 Perubahan Kejiwaan pada Masa Remaja

  Perubahan

  • – perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah : 1.

  Perubahan emosi a.

  Sensitif, seperti mudah menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas b.

  Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang mempengaruhinya c.

  Ada kecendrungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih suka pergi bersama dengan temannya daripada tinggal dirumah

2. Perkembangan intelegensia a.

  Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan kritik b.

  Cenderung ingin mengetahui hal –hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba

  • – coba . (Widyastuti, 2009)

2.4 Kesehatan Reproduksi

2.4.1 Defenisi Kesehatan Reproduksi

  Kesepakatan ICPD pada tahun 1994, kesehatan reproduksi di tingkat internasional disepakati sebagai suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata

  • – mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. (Sibagariang, 2010)

  2.4.2 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

  Sebenarnya sangat luas , sesuai dengan defenisi yang tertera diatas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup, sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan. Untuk kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu kesehatan ibu dan bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi remaja, dan pencegahan penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. (Depkes, 2008)

  2.4.3 Hak –hak Reproduksi

  Hak reproduksi menurut kesepakatan dalam Konferensi Intenasional Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi :

1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi 2.

  Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi 3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi 4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan 5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak 6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya

  7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan , penyiksaan, dan pelecehan seksual

  8. Hak untuk mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi

9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya 10.

  Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga 11. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi

  12. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi

2.4.4 Organ, Fungsi dan Proses Reproduksi Perempuan dan Laki-laki a.

  Organ Reproduksi Perempuan

  1. Ovarium (indung telur) Yaitu organ di kiri dan kanan rahim di ujung saluran fimbrae (umbai- umbai) dan terletak di rongga pinggul. Indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum) satu bulan satu kali dan hormon-hormon (estrogen dan progesteron).

  2. Tuba Falopi (saluran telur) Yaitu saluran di kiri dan kanan rahim yang dilalui oleh sel telur (ovum) setelah keluar dari ovarium (proses ovulasi) dan tempat pembuahan (konsepsi).

  3. Fimbrae (umbai-umbai) Yaitu ujung dari tuba falopi yang dapat dianalogikan dengan jari-jari tangan. Umbai -umbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dikeluarkan indung telur.

  4. Uterus (rahim) Yaitu tempat calon bayi dibesarkan, bentuknya seperti buah alpukat gepeng dan berat normalnya antara 30

  • – 50 gram. Ukurannya kurang lebih sebesar telur ayam kampung.

  5. Cervix Uteri (leher rahim) Yaitu bagian bawah rahim dan mempunyai saluran yang berfungsi sebagai tempat untuk keluarnya darah menstruasi dan akan terbuka pada saat persalinan sebagai jalan keluarnya janin.

  6. Vagina (lubang senggama) Yaitu sebuah saluran berbentuk silinder bersifat elastis dan bergelombang yang berfungsi sebagai jalan keluarnya darah menstruasi maupun bayi serta sebagai lubang senggama.

  b. Organ Reproduksi Laki-Laki

  1. Penis Yaitu suatu organ yang berbentuk silindris berfungsi sebagai alat senggama dan sebagai saluran untuk mengeluarkan sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, panjang penis adalah ± 6-8 cm. Ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompakan ke penis sehingga panjangnya menjadi sekitar dua kali dari panjang sebelumnya. Keadaan ini disebut ereksi.

  2. Glans Adalah bagian depan atau kepala penis yang banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi bagian glans disebut foreskin

  (Preputium) yang merupakan bagian yang biasanya di sunat.

  3. Uretra (saluran kencing) Yaitu saluran yang terdapat dalam penis yang berfungsi untuk mengeluarkan air seni dan air mani.

  4. Vas Deferens (saluran sperma) Adalah saluran yang menyalurkan sperma dari testis menuju ke prostat.

  Panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 mm.

  5. Epididimis Adalah saluran-saluran yang lebih besar dari vas deferens. Bentuknya berkelok - kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Sperma yang dihasilkan oleh testis akan berkumpul di epididimis.

  6. Testis (pelir) Adalah organ yang berfungsi memproduksi hormon testosteron dan sperma setiap hari. Berbentuk bulat telur (avoid) yang berjumlah dua buah.

  7. Skrotum (kantung pelir) Adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat- lipat, sebagai tempat bergantungnya testis.

  8. Kelenjar Prostat Terletak di bawah kandung kencing, bentuknya seperti buah kenari.

  Kelenjar ini menghasilkan cairan yang bersifat basa dan berfungsi untuk mempertahankan hidup sperma. Cairan tersebut merupakan bagian dari semen (air mani).

  9. Vesikula Seminalis Yaitu kelenjar yang berupa kantung, berbentuk seperti huruf S berkelok- kelok (sambung menyambung) berfungsi menghasilkan sekaligus menampung cairan mani sebagai media pengantar sperma.

  c. Proses Reproduksi Kehamilan merupakan proses regenerasi yang diawali dengan pertemuan sel telur perempuan dengan sel sperma laki-laki yang membentuk suatu sel

  (embrio) dimana merupakan cikal bakal janin, dan berkembang didalam rahim sampai akhirnya dilahirkan sebagai bayi.

2.4.5 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

  Masalah kesehatan reproduksi remaja selain berdampak secara fisik, juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan emosi, keadaan ekonomi dan kesejahteraan sosial dalam jangka panjang.

  Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat dikelompokkan sebagai berikut :

  1. Kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan komplikasinya

  2. Kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan dan kematian ibu dan bayi

3. Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS 4.

  Tindak kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, pelecehan seksual dan transaksi seks komersial

  Keadaan merisaukan lainnya yang sulit dipisahkan dari kesehatan reproduksi remaja adalah meningkatnya masalah kertergantungan napza (narkotika, pshikotropika, dan zat adiktif lainnya, termasuk merokok) pada remaja. Ketergantungan napza ini sering diikuti dengan hubungan seksual di luar nikah, dengan berganti

  • – ganti pasangan , sehingga meningkatkan risiko penularan PMS , termasuk HIV/AIDS, sementara pemakaian alat suntik secara bergantian juga menimbulkan resiko tersebut. (Depkes, 2008)

2.4.6 Hubungan Seks Pranikah pada Remaja

  Hubungan seks pranikah pada remaja bukan hanya berpengaruh bagi pasangan, khususnya remaja perempuan, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.

1. Akibat bagi remaja a.

  Menambah resiko tertular penyakit menular seksual ( PMS) ,antara lain: 1.

  Gonore / GO (Kencing Nanah), disebabkan bakteri Neisseria Gonnoreae dengan masa inkubasi antara 2

  • – 10 hari setelah masuk kedalam tubuh. Gejala pada wanita: keputihan berwarna kekuningan, rasa nyeri di rongga panggul, dan dapat juga terjadi tanpa gejala. Gejala pada laki
  • – laki : rasa nyeri pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, dan ujung penis agak merah dan agak bengkak. Komplikasi yang dapat timbul antara lain : radang panggul, kemandulan, infeksi mata pada bayi yang baru dilahirkan dan dapat mengakibatkan kebutaan dan rentan terhadap penyakit HIV.

  2. Sifilis (Raja Singa) Penyebabnya kuman Treponema Pallidum dengan masa tanpa gejala antara 3

  • – 4 minggu bahkan terkadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk dalam tubuh. Gejala antara lain: luka pada kemaluan tanpa nyeri, bintil, bercak merah pada tubuh, kelainan syaraf, jantung dan pembuluh darah / kulit. Komplikasi jika tidak diobati dapat menimbulkan kerusakan berat pada otak dan jantung, bayi dalam kandungan dapat tertular, keguguran atau lahir cacat, dan memudahkan penularan HIV.

  3. Herpes Genitalis Penyebabnya berupa virus Herpes simplex dengan masa inkubasi antara 4

  • – 7 hari setelah virus berada dalam tubuh. Gejala antara lain: bintil berair dan nyeri pada kemaluan, luka akibat pecahnya bintil – bintil.

  Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: rasa nyeri pada syaraf, dapat menular pada bayi dan terlihat saat lahir berupa bintil berair, infeksi berat, abortus, kematian janin, dan memudahkan penularan HIV.

  4. Trikomonas Vaginalis Penyebabnya protozoa thricomonas vaginalis yang ditularkan melalui hubungan seksual. Gejalanya antara lain : keputihan encer, berwarna kekuningan, berbusa dan bau busuk, vulva membengkak kemerahan ,gatal.

  Komplikasi yang dapat terjadi antara lain : lecet pada kulit sekitar vulva, kelahiran prematur, dan dapat menularkan HIV

5. HIV / AIDS HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

  AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena rendahnya daya tahan tubuh. Pada awalnya penderita HIV positip sering menampakkan gejala sampai bertahun – tahun ( 5 – 10). Hal yang perlu diketahui tentang HIV / AIDS : 1.

  Sekali virus HIV masuk ke dalam tubuh, virus tersebut akan menetap dalam tubuh untuk selamanya

  2. Virus HIV hidup dalam darah, air mani, cairan dalam jalan lahir

  3. Sebagian besar infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, disamping penularan melalui jarum suntik dan transfusi darah serta penularan dari ibu kepada janinnya 4. Perempuan 5 kali lebih mudah tetular HIV/AIDS karena bentuk alat kelamin perempuan lebih luas sehingga mudah terpapar oleh cairan mani yang tinggal dalam tubuh 5. Hubungan seks melalui anus lebih berisiko dalam penularan

  HIV karena jaringan anus lebih lembut Pencegahan penularan HIV/AIDS pada dasarnya sama dengan pencegahan

  IMS , yaitu: A : Abstinence

  • – memilih untuk tidak melakukan hubungan seks berisiko tinggi, terutam seks pranikah
B : Be faithful

  • – saling setia dengan pasangannya C : Condom – Menggunakan kondom secara konsisten dan benar

  D : Drugs

  • – tolak penggunaan NAPZA E : Equipment – jangan pakai jarum suntik bersama (Muadz, 2008) b.

  Remaja perempuan terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan (aborsi ) yang tidak aman yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian, kemandulan, infeksi organ reproduksi, anemia, kemandulan dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan c. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan), remaja laki

  • – laki jadi tidak perjaka, remaja perempuan tidak perawan d.

  Melahirkan bayi yang kurang / tidak sehat 1. Akibat bagi keluarga a.

  Menimbulkan aib keluarga b. Menambah beban ekonomi keluarga c. Pengaruh kejiwaan bagi anak yang dilahirkan akibat tekanan (ejekan) masyarakat di lingkungannya

2. Akibat bagi masyarakat a.

  Meningkatkan remaja putus sekolah, sehingga kualitas masyarakat menurun b.

  Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi, sehingga derajat kesehatan reproduksi menurun c.

  Menambah beban ekonomi masyarakat, sehingga derajat kesejahteraan masyarakat menurun. ( Depkes RI, 2008)

2.5 Promosi Kesehatan

  Menurut (green dan Ottoson,98) promosi kesehatan adalah kombinsai berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan.

  Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.(Syafrudin, 2009)

  Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan menurut (Notoatmodjo, 2002b) adalah :

  1. Metode Ceramah, adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,

pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh

informasi tentang kesehatan.

  2. Metode Diskusi Kelompok, adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah

dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran)

dengan seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

  3. Metode Curah Pendapat, adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap

anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh

masing –masing peserta, dan evaluasi atas pendapat–pendapat tadi dilakukan

kemudian.

  4. Metode Panel, adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung

atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan

seorang pemimpin.

  5. Metode Bermain Peran, adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia

dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai

sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

  6. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan

prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan dengan menggunakan

alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar

jumlahnya.

7. Metode Simposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 -5 orang dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

  8. Metode Seminar, adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk

membahas suatu masalah di bawah bimbingan seorang ahli yang menguasai

bidangnya.

  Media berasal dari kata mediu yang berarti tengah, pengantar, perantara. Media juga diartikan sebagai wahana penyalur pesan. Media menurut Heinich (1982) mengemukakan bahwa media adalah perantara yang mengantar informasi antara sumber ke penerima. Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. (Setiawati, S. 2008)

  Menurut Machfoedz, dkk., (2005), alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam penyampaian bahan pendidikan/pengajaran.

  Alat bantu ini disebut “alat peraga” karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dale (1969), membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam, dan sekaligus menggambarkan tingkat intensitas tiap- tiap alat tersebut dalam suatu kerucut pada gambar 5 berikut yaitu :

Gambar 2.1 : Kerucut Edgar Dale

  Gambar kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan yang paling dasar adalah benda asli dan yang paling atas adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa dalam proses pendidikan, benda asli mempunyai intensitas yang paling tinggi untuk mempersepsikan bahan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan penyampaian bahan yang hanya dengan kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitasnya paling rendah.

  Menurut Santrock model dasar dari proses informasi berjalan dari Proses yang akan dijelaskan secara umum sebagai berikut. PERHATIAN

  KEJADIAN MEMORI PROSES RESPONS BERPIKIR

Gambar 2.2 . Alur Proses Informasi Alur informasi di awali dengan kejadian-kejadian yang diperoleh dari lingkungan maupun media. Kejadian ini biasanya terklasifikasi menjadi dua bentuk-bentuk dasar dari informasi yaitu kata-kata dan gambar. Bentuk-bentuk dasar informasi tersebut akan diterima oleh sensory memory melalui indra penglihatan dan pendengaran. Indra-indra tersebut akan memilah kata yang berbentuk suara maupun cetak dan gambar yang berbentuk cetak. Keberadaan indra mempunyai implikasi pendidikan penting. Pertama, orang harus memberikan perhatian pada informasi kalau mereka ingin mengingatnya. Kedua, diperlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat ke dalam kesadaran.

  Pemilahan pada sensory memory akan diteruskan ke memori kerja. Proses perpindahan dari sensori memori inilah terjadinya persepsi. Persepsi merupakan penafsiran seseorang tentang rangsangan.

  Pada memori kerja informasi akan dipilah menjadi yang berbentuk suara dan gambar. Informasi yang berbentuk suara mengorganisir kata menjadi model verbal sedangkan informasi yang berbentuk gambar langsung diorganisir menjadi model pictorial. Kedua model ini akan berintegrasi. Dilakukan penyimpanan jika diperlukan pada memori jangka panjang.

  Keberhasilan proses penerimaan informasi dilakukan dengan pengujian terhadap respon dari penerimaan informasi. Proses penerimaan informasi merupakan domain kognitif, Bloom dalam taksonominya menyatakan bahwa kognitif, meliputi pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sistesis, dan evaluasi. Dari aspek-aspek tersebut hanya akan diujikan dua aspek yaitu mengetahui dan memahami. Aspek pengetahuan merupakan pengingatan kembali atas data atau informasi. Aspek ini terdiri dari pengurutan dan penghubungan. Sedangkan aspek pemahaman merupakan pemahaman tentang makna terjemahan, dan penafsiran dari perintah dan masalah. Pemahaman terdiri dari mengklasifikasikan, dan menunjukkan.

  Manfaat media dalam pembelajaran menurut Levie & Lentz antara lain: 1. Fungsi atensi yaitu bahwa media memiliki kekuatan untuk menarik perhatian peserta didik.

2. Fungsi afektif yaitu bahwa media mempengaruhi sikap dan emosi peserta didik.

  3. Fungsi kognitif yaitu bahwa gambar atau simbol-simbol lain yang digunakan dalam sebuh media akan mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran, mengingat lambang yang jelas akan mempermudah proses pikir penerima pesan.

  4. Fungsi kompesatori yaitu sebagai pelengkap dalam konteks pemberi informasi. Media pembelajaran berfungsi mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima isi pesan yang disajikan melalui teks atau disajikan verbal.

  (Setiawati, S. 2008) Dalam penyuluhan kesehatan dikenal beberapa alat bantu peraga yang sering digunakan atau disebut juga AVA (Audio Visual Aids). Alat peraga ini kegunaannya adalah untuk lebih memudahkan kedua belah pihak dalam kegiatan penyuluhan, yakni pihak penyuluh dan pihak yang disuluh. (Syafrudin,2009)

  Dilihat dari jenisnya media dibagi menjadi: 1. Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dengan pendengaran.

  2. Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.

  Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip , slides, foto gambar atau lukisan, cetakan. ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol - simbol bergerak seperti film bisu, film kartun.

  3. Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar, media ini dibagi menjadi audiovisual diam dan audiovisual gerak.

  Dilihat daya liputnya, media dibagi dalam: 1. Media dengan daya liput luas dan serentak, penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama 2. Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat, media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, dan lain-lain 3. Media untuk pengajaran individual, media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui computer

  Berdasarkan bahan pembuatannya, media dibagi dalam: 1. Media sederhana, media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.

  2. Media komplek, media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya , sulit pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai. (Mubarak, W. 2007)

  Berdasarkan perkembangan teknologi media dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

  1. Teknologi cetak, media ini dihasilkan melalui proses percetakan mekanis dan fotografis. Media cetak diantaranya: Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan dalam bentuk

  • buku, baik berupa tulisan maupun gambar.
  • melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk gambar atau kalimat maupun kombinasi.

  Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan

  Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.

  • Flif chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau informasi
  • kesehatan dalam bentuk kertas dengan ukuran kira-kira 25x30 cm yang berisi suatu program tertentu. Biasanya tulisan terletak di lembar balik dan gambar yang ada pada lembar depan.
  • masalah kesehatan

  Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu

  • mempengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik pada obyek materi yang diinformasikan atau untuk mempengaruhi seseorang untuk bertindak.

  Poster ialah pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk

  Cara penggunaan : Poster-poster tersebut sebaiknya ditempel diruang tunggu Puskesmas,

  • atau ruang periksa secara menarik
  • penyuluhan yang dilakukan

  Dapat digunakan untuk alat bantu peragaan saat melakukan ceramah

  • kesempatan tertentu

  Poster bisa digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu

  • berkumpul

  Biasa ditempel ditempat-tempat umum dimana orang sering

  2. Teknologi Audio Visual, yaitu media dihasilkan melalui proses mekanik dan elektronik dengan menyajikan informasi atau pesan secara audio dan visual.

  Media ini antara lain:

  • Televisi, penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato, dan sebagainya. Kelebihan televisi antara lain yaitu sifatnya langsung dan nyata, merupakan medium yang menarik, dapat perhatian penonton. Sedangkan kelemahan televisi antara lain: harga televisi relativ mahal, sifat komunikasinya hanya satu arah, jadwal siaran dan jadwal pelajaran sekolah sulit disesuaikan, program diluar kontrol guru, dan besarnya gambar relativ kecil.
  • dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan, sandiwara radio, ceramah, dan sebagainya.

  Radio , penyampaian informasi atau pesan kesehatan melaui radio juga

  Kelebihan media radio antara lain harga relativ murah, mudah dipindahkan, program dapat direkam dan diputar lagi sesuka kita, mengembangkan daya imaginasi, merangsang partisipasi aktif pendengar. Sedangkan kelemahan radio antara lain komunikasi satu arah, penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.

  • Merupakan media audio visual yang semakin popular dalam masyarakat. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif yang bisa bersifat informativ, edukatif maupun instruksional.

  Video, penyampaian informasi atau pesan kesehatan dapat melalui video.

  Slide, slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau

  • informasi kesehatan Film strip, dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan.
  • a. Media Cetak (Leaflet)

  Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.

  Bentuk leaflet: 1.

  Tulisannya terdiri dari 200 – 400 huruf dengan tulisan cetak, biasanya juga diselingi gambar

  • – gambar.

2. Isi leaflet harus dapat dibaca sekali pandang 3.

  Ukuran biasanya 20 x 30 cm Penggunaan leaflet: 1.

  Untuk mengingatkan kembali tentang hal-hal yang pernah diajarkan/ diceramahkan

  2. Biasanya leaflet diberikan kepada sasaran setelah selesai pelajaran/ceramah, atau dapat juga diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang disampaikan.

  Keuntungan leaflet : 1.

  Dapat disimpan lama, kalau lupa bisa dilihat kembali. Dapat dipakai sebagai bahan bacaan rujukan

2. Isi dipercaya karena dicetak atau dikeluarkan oleh instansi resmi 3.

  Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain 4. Jika perlu dicetak ulang 5. Dapat dipakai untuk bahan diskusi, pada kesempatan berbeda

  Kerugian leaflet: 1.

  Bila cetakannya tidak menarik, orang enggan menyimpannya 2. Kebanyakan orang enggan membacanya, apalagi bila hurufnya terlalu kecil dan susunannya tidak menarik

  3. Leaflet tidak bisa digunakan oleh individu yang kurang lancar membaca atau buta huruf. (syafrudin,2009)

b. Media Elektronik (Video)

  Video merupakan media penyampaian informasi atau pesan kesehatan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif yang bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Kelebihan video : 1.

  Dapat menarik perhatian untuk periode – periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya.

  2. Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli

  • – ahli / spesialis.

  3. Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya

  4. Kontrol sepenuhnya ditangan guru 5.

  Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang – ulang 6. Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar

  Kelemahan video : 1.

  Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan 2. Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain

  3. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna

  4. Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks (Mubarak, 2007)

2.6 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

  PRE TEST Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi

  Kelompok Eksperimen II

  Intervensi Penyuluhan dengan

  Media Elektronik (Video) Kelompok

  Eksperimen I Intervensi

  Penyuluhan dengan Media Cetak (leaflet)

  Kelompok Kontrol

  POST TEST Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi

2.7 Hipotesis Penelitian 5.

  Adanya perbedaan rerata selisih skor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan media leaflet di SMA N 1 Bagan Sinembah 6. Adanya perbedaan rerata selisih skor pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan media elektronik (video) di SMA N 1 Bagan Sinembah 7. Adanya perbedaan rerata selisih skor sikap tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan media leaflet di SMA N 1

  Bagan Sinembah 8. Adanya perbedaan rerata selisih skor sikap tentang kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan dengan dengan media elektronik

  (video) di SMA N 1 Bagan Sinembah