Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI

5 MEDAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

REMAJA

]

Oleh :

RINI M. NASUTION

070100357

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI

5 MEDAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

REMAJA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

RINI M. NASUTION

070100357

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 MEDAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Nama : RINI M. NASUTION NIM : 070100357

Pembimbing Penguji I

(dr. Rita Mawarni, Sp.F) (dr. Tapisari Tambunan, Sp.PK)

NIP: NIP:

Penguji II

(dr.Soekimin, Sp.PA) NIP:

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP: 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Saat ini, pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sangat rendah. Akibatnya, resiko terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), abortus, dan Infeksi Menular Seksual (IMS) akan meningkat.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II dan III SMA Negeri 5 Medan, dan total sampel yang diambil adalah 90 siswa.

Dari penelitian diperoleh tingkat pengetahuan dari responden yaitu baik sebanyak 93,3 %, sedang sebanyak 6,7 %, dan tidak terdapat responden dengan tingkat pengetahuan kurang. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa sumber informasi yang digunakan siswa untuk memperoleh informasi seputar kesehatan reproduksi remaja adalah melalui media elektronik (28 %), teman sebaya (23 %), orang tua (18 %), kakak/saudara (15 %), media formal (10 %), dan lain-lain (6 %).

Dari hasil yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja berada pada kategori baik. Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa media informasi yang paling banyak digunakan adalah melalui media elektronik. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada institusi terkait agar memberikan penyuluhan atau pendidikan khusus mengenai kesehatan reproduksi remaja.


(5)

ABSTRACT

The period of adolescent is the transition period from childhood to adult. Nowadays, adolescent’s knowledge about reproductive health is still low. Therefore, the risk of

unwanted pregnancy, abortion, and sexual transmitted disease will increase.

This study is a descriptive study using questioner to measure the general review of students knowledge about adolescent’s reproductive health. Population of this study is second grade and third grade students of SMA Negeri 5 Medan, and total sample is 90 students.

The results of this study shows that the majority of students knowledge is good (93,3 %), average (6,7 %), and no students with low grade knowledge. This study also shows that the source of information used by students to get information about adolescent’s reproductive health is from electronic media (28 %), peer group (23 %), parents (18 %),

brothers/sisters/family (15 %), formal media (10 %), and the others (6 %).

From the results mention above, it is concluded that the SMA Negeri 5’s student knowledge about adolescent’s reproductive health is good. This study also shows that the source of information which is used the most is electronic media. From the results of this study, hopefully that the related institution will give sex education regarding adolescent’s reproductive health.

Keywords : Knowledge, Adolescent, Reproductive Health


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Karya tulis ilmiah ini berjudul Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5

Medan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Dalam penyelesaian penulisan

karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar,Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK USU.

2. Ibu dr.Rita Mawarni,Sp.F selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Terima kasih kepada dr.Tapisari Tambunan,Sp.PK dan

dr.Soekimin,Sp.PA selaku dosen penguji atas kritik dan saran untuk memperbaiki karya tulis ilmiah ini.

4. Terima kasih penulis persembahkan kepada kedua orangtua penulis, yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan.

5. Terima kasih kepada Yogie Fikri, yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. Terima kasih kepada Thomy Yansen atas bantuannya dalam pengambilan data.


(7)

7. Terima kasih kepada Krisnarta Sembiring atas masukan dan bantuannya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Terima kasih kepada teman-teman penulis

(Indah,Nurina,Yan,Ella,Kamal,Ayu,Anita,Vitri,Jeffry), yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

9. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan banyak terima kasih.

Untuk semua bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN..………. i

ABSTRAK……… ii

ABSTRACT………. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB 1 PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Rumusan Masalah………... 3

1.3. Tujuan Penelitian……….... 3

1.4. Manfaat Penelitian………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4

2.1. Kesehatan Reproduksi……… 4

2.1.1. Kesehatan Reproduksi Remaja……….. 4

2.2. Remaja………. 4

2.2.1. Tumbuh Kembang Remaja………. 5

2.3. Perilaku Seksual Remaja………. 7

2.3.1. Kehamilan yang Tidak Diinginkan………. 8

2.3.2. Aborsi pada Remaja………... 9

2.3.3. Infeksi Menular Seksual………... 10

2.4. Pengetahuan………... 11

2.4.1. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian……… 14

3.2. Variabel dan Definisi Operasional………. 14

BAB 4 METODE PENELITIAN………. 16


(9)

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian……… 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……… 16

4.3.1. Populasi……… 16

4.3.2. Sampel………. 17

4.4. Metode Pengumpulan Data……….. 17

4.4.1. Pengumpulan Data………. 17

4.4.2. Instrumen Penelitian……….. 17

4.4.3. Teknik Skoring dan Skala………. 18

4.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas………. 18

4.5. Metode Analisis Data………. 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 20

5.1. Hasil Penelitian……… 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……… 20

5.1.2. Deskripsi karateristik Responden……….. 20

5.1.3. Hasil Analisa Data………. 22

5.1.3.1. Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 tentang Kesehatan Reproduksi Remaja……….. 22

5.1.3.2. Sumber Informasi Seputar Kesehatan Kesehatan Reproduksi Remaja……….. 23

5.2. Pembahasan……… 24

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….. 25

6.1. Kesimpulan………. 25

6.2. Saran………... 25

DAFTAR PUSTAKA………. 26


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

3.2 Tabel Definisi

Operasional………...

15 4.1 Hasil Uji Validitas dan

Reliabilitas………

19 5.1 Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin……… …..

21 5.2 Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan

Umur………..

21 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Pengetahuan…………..


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep……… 14 5.1 Diagram Sumber-sumber Informasi Seputar

Kesehatan Reproduksi Remaja………


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Pengisian Kuesioner Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Output Uji Reliabilitas Lampiran 5 Ethical Clearence


(13)

ABSTRAK

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Saat ini, pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sangat rendah. Akibatnya, resiko terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), abortus, dan Infeksi Menular Seksual (IMS) akan meningkat.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas II dan III SMA Negeri 5 Medan, dan total sampel yang diambil adalah 90 siswa.

Dari penelitian diperoleh tingkat pengetahuan dari responden yaitu baik sebanyak 93,3 %, sedang sebanyak 6,7 %, dan tidak terdapat responden dengan tingkat pengetahuan kurang. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa sumber informasi yang digunakan siswa untuk memperoleh informasi seputar kesehatan reproduksi remaja adalah melalui media elektronik (28 %), teman sebaya (23 %), orang tua (18 %), kakak/saudara (15 %), media formal (10 %), dan lain-lain (6 %).

Dari hasil yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja berada pada kategori baik. Dari hasil penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa media informasi yang paling banyak digunakan adalah melalui media elektronik. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada institusi terkait agar memberikan penyuluhan atau pendidikan khusus mengenai kesehatan reproduksi remaja.


(14)

ABSTRACT

The period of adolescent is the transition period from childhood to adult. Nowadays, adolescent’s knowledge about reproductive health is still low. Therefore, the risk of

unwanted pregnancy, abortion, and sexual transmitted disease will increase.

This study is a descriptive study using questioner to measure the general review of students knowledge about adolescent’s reproductive health. Population of this study is second grade and third grade students of SMA Negeri 5 Medan, and total sample is 90 students.

The results of this study shows that the majority of students knowledge is good (93,3 %), average (6,7 %), and no students with low grade knowledge. This study also shows that the source of information used by students to get information about adolescent’s reproductive health is from electronic media (28 %), peer group (23 %), parents (18 %),

brothers/sisters/family (15 %), formal media (10 %), and the others (6 %).

From the results mention above, it is concluded that the SMA Negeri 5’s student knowledge about adolescent’s reproductive health is good. This study also shows that the source of information which is used the most is electronic media. From the results of this study, hopefully that the related institution will give sex education regarding adolescent’s reproductive health.

Keywords : Knowledge, Adolescent, Reproductive Health


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Pada masa ini terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan kognitif dan psikologis. Peristiwa yang penting semasa remaja adalah pubertas, yaitu perubahan morfologis dan fisiologis yang pesat dari masa anak-anak ke masa dewasa, termasuk maturasi sistem reproduksi (IPD UI, 2007).

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, istilah ini mencakup kematangan social, emosional, dan fisik (Rahmawati (2006) dalam Pranoto (2009). Istilah yang lebih langsung kepada remaja yaitu kaum muda adalah mereka yang berumur 15-24 tahun (Waspodo, 2005). Menurut Lembaga Demografi UI, penelitian tahun 2002-2003 tentang kesehatan reproduksi, jumlah remaja yang berusia 15-24 tahun mencakup 20% penduduk Indonesia (Arma, 2007).

Pada masa remaja, banyak remaja mengalami perubahan baik secara fisik maupun secara psikologis, sehingga mengakibatkan perubahan sikap dan tingkah laku, seperti mulai memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis, berusaha menarik perhatian dan muncul perasaan cinta, yang kemudian akan timbul dorongan seksual (Imran (2000) dalam Adnani dan Citra (2009) ).

Saat ini, banyak remaja kurang mendapatkan penerangan mengenai kesehatan reproduksi. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Hanya 17,1% perempuan dan 10,4% laki-laki mengetahui secara benar tentang masa subur dan resiko kehamilan (BKKBN, 2008). Sebagai akibat dari kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi, resiko terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), abortus, dan infeksi menular seksual akan meningkat.


(16)

Dilaporkan bahwa 80 % laki-laki dan 70 % perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20 % dari mereka mempunyai 4 atau lebih pasangan (Pangkahila, 2007) .

Kehamilan dan persalinan akan membawa resiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang telah berusia 20 tahun. Hasil studi Pusat Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2000-2003 menyatakan sekitar 30% dari 37.000 kasus perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan adalah remaja (Adnani dan Citra, 2009). Banyak survey yang telah dilakukan di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan pada wanita usia 20 tahun adalah kehamilan yang tidak diinginkan (ICOMP (1997) dalam PATH (2000) ).

Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering kali berakhir dengan aborsi. Para ahli memperkirakan bahwa kasus aborsi di Indonesia adalah sekitar 2,4 jiwa per tahun dan sekitar 700 ribu diantaranya dilakukan oleh para remaja (BKKBN, 2001). Salah satu penyumbang kematian ibu adalah penanganan kehamilan yang tidak diinginkan melalui aborsi yang tidak aman, sehingga sering menimbulkan kematian.

Di Indonesia, dilihat dari berbagai laporan, menunjukkan bahwa kelompok umur yang paling banyak menderita Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah kelompok umur muda. Remaja merupakan kelompok yang berisiko untuk terkena IMS melalui kontak heteroseksual, 1 dari setiap 20 remaja tertular IMS, dan persentase tertinggi terjadi pada usia 15-24 tahun (Azhari , 2002).

Jika di satu sisi kecenderungan remaja untuk melakukan berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan mereka sendiri semakin meningkat, namun di sisi lain ternyata pengetahuan para remaja itu sendiri mengenai aspek kesehatan reproduksi yang harus mereka miliki sangatlah rendah, sehingga remaja perlu untuk diberikan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan reproduksi yang dimaksud adalah memberikan informasi kepada remaja sehingga para remaja tahu


(17)

bagaimana cara menghindari terjadinya hubungan seksual sebelum waktunya dan membentuk remaja yang mempunyai sikap dan perilaku seksual yang sehat dan bertanggung jawab (Imran (2000) dalam Adnani dan Citra (2009) ). Kurangnya pengetahuan yang didapat para remaja mengenai kesehatan reproduksi ini menyebabkan peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan mengenai kesehatan reproduksi.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan mengenai kesehatan reproduksi remaja?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan mengenai kesehatan reproduksi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Menentukan media informasi yang paling banyak dipakai siswa untuk memperoleh pengetahuan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi kepada remaja khususnya mengenai kesehatan reproduksi dan masalah-masalah kesehatan reproduksi.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah ilmu yang mempelajari alat dan fungsi reproduksi, baik pada laki-laki maupun perempuan, yang merupakan bagian integral dari sistem tubuh manusia lainnya serta hubungannya secara timbal balik dengan lingkungannya (Pangkahila, 2005).

2.1.1 Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi remaja secara umum didefinisikan sebagai kondisi sehat dan sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Remaja perlu memahami tentang kesehatan reproduksi, khususnya kesehatan reproduksi remaja, karena keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mempunyai konsekuensi atau akibat jangka panjang dalam perkembangan dan kehidupan sosial remaja (BKKBN, 2008).

2.2 Remaja

Remaja adalah individu baik perempuan, maupun laki-laki yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. United Nations menyebut remaja bagi mereka yang berusia 15-24 tahun (BKKBN, 2001). Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun usia 14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk (Arma, 2007).

Masa remaja adalah merupakan masa peralihan baik secara fisik, psikis maupun sosial dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Remaja adalah asset sumber daya manusia yang merupakan tulang punggung penerus generasi di masa mendatang. Bila dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, jumlah remaja menempati posisi yang lebih besar dibanding dengan


(19)

komposisi umur lainnya. Besarnya jumlah penduduk usia remaja ini adalah merupakan peluang dan bukan menjadi masalah bagi pemerintah.

J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut perkembangan perasaannya, yang membaginya dalam 4 tahap yaitu :

1. Umur 0-4 atau 5 tahun : masa kanak-kanak (infancy). 2. Umur 5-12 tahun : masa bandel (savage stage).

3. Umur 12-15 tahun : bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran (self

consciousness).

4.Umur 15-20 tahun : masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak perkembangan emosi.

(Arma, 2007)

2.2.1 Tumbuh Kembang Remaja

Individu pada masa remaja akan mengalami situasi pubertas, dimana ia akan mengalami perubahan yang mencolok secara fisik maupun secara emosional/psikologis dibandingkan dengan masa sebelumnya, yaitu masa kanak-kanak.

a.Perkembangan Fisik (Biologik) pada Masa Remaja

Pada masa remaja, seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal ini terlihat pada organ seksualnya, dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan keturunan.

Pada wanita, ciri sekunder individu dewasa terjadi karena beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama estrogen dan progesterone, mulai berperan aktif sehingga mulai tumbuh payudara, pinggul mulai melebar dan membesar. Disamping itu, akan mulai tumbuh rambut halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluan, dan perubahan lainnya seperti, kulit dan rambut mulai berminyak, keringat bertambah banyak, lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, tulang-tulang wajah mulai


(20)

memanjang dan membesar, dan lainnya (BKKBN, 2001). Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan rahim (uterus) untuk menerima hasil konsepsi bila sel telur dibuahi oleh sperma, juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat bersenggama. Sejak saat ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium, dan jika tidak dibuahi, maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah keluarnya darah dari vagina yang berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium sebagai akibat dari

ovum yang tidak dibuahi (Arma, 2007).

Sama halnya dengan perempuan, ciri seks sekunder pada laki-laki terutama akan disebabkan oleh hormon testosterone yang menyebabkan tumbuhnya rambut di sekitar ketiak dan kemaluan, tumbuh jenggot dan kumis, terjadi perubahan suara menjadi berat, tubuh bertambah berat dan tinggi, keringat bertambah banyak, kulit dan rambut mulai berminyak, lengan dan tungkai kaki bertambah panjang, pundak dan dada bertambah besar dan bidang, tumbuh jakun, penis dan buah zakar membesar, dan lainnya (BKKBN, 2001). Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar prostat akan menghasilkan sperma, dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah (Arma, 2007).

Perubahan fisik baik pada remaja perempuan maupun pada remaja laki-laki akan berhenti pada usia sekitar 20 tahun, yang berakibat tubuh tidak akan bertambah tinggi lagi, payudara tidak akan membesar lagi, dan pinggul tidak akan bertambah lebar (BKKBN, 2001).


(21)

Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-anak akan menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laku anak-anaknya dan mengikuti norma, serta aturan yang berlaku (Arma, 2007). Perubahan psikologis terjadi disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan kebutuhan, konflik nilai antara keluarga dan dunia luar, serta terjadinya perubahan fisik. Perubahan psikologis yang dimaksud seperti remaja menjadi sangat sensitive, sering bersikap irasional, mudah tersinggung, bahkan stress (BKKBN, 2008).

Menurut Havigrust aspek psikologis yang menyertai masa remaja adalah : -Menerima kenyataan (realitas) jasmani.

-Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman sebaya. -Menjalankan peran-peran social menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma. -Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang dewasa lain.

-Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat. -Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.

-Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri. -Mempersiapka n diri untuk melakukan perkawinan (Arma, 2007).

2.3 Perilaku Seksual Remaja

Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain, begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi diri yang mengalami perubahan fisik, psikis, dan social akibat pubertas, masyarakat justru berupaya keras menyembunyikan segala hal tentang seks. Tidak tersedianya


(22)

informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri (Asfriyati, 2005).

Perilaku remaja yang tidak sehat akan menimbulkan beberapa manifestasi khususnya di kalangan remaja sendiri, masalah yang dapat timbul adalah :

-Dampak kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja putri baik terhadap kesehatan.

-Pengguguran kandungan, terutama yang dilakukan secara tidak aman. -Dampak sosial ekonomi dari kehamilan yang tidak diinginkan.

-Masalah penyakit menular seksual.

-Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual (Arma, 2007).

2.3.1 Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) pada Remaja

Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) adalah suatu kehamilan yang oleh karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan atau diharapkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut.

a.Penyebab KTD pada Remaja

-Karena kurangnya pengetahuan yang lengkap dan benar mengenai proses terjadinya kehamilan, dan metode pencegahan kehamilan. KTD akan semakin memberatkan remaja perempuan jika pasangannya tidak bertanggung jawab atas kehamilan yang terjadi.

-KTD dapat terjai akibat tindakan perkosaan. Dalam hal ini meskipun remaja putri memiliki pengetahuan yang cukup, tetapi ia tidak bisa menghindarkan diri dari tindakan seksual yang dipaksakan terhadapnya.

-KTD bisa terjdai pada remaja yang telah menikah dan telah menggunakan cara pencegahan kehamilan, namun tidak berhasil (BKKBN, 2001).

b.Dampak Kehamilan Remaja -Dampak sosial


(23)

Kehamilan yang terjadi pada remaja memberi dampak yang berat pada remaja. Dikucilkan, diberhentikan dari pekerjaan, dan menjadi bahan pembicaraan yang tidak enak dalam masyarakat harus selalu diterima olehnya. Kemungkinan untuk diusir dari keluarga karena keluarga tidak tahan menahan aib yang harus diterima akibat perbuatannya juga harus diterima olehnya. Satu cara lain yang harus dihadapi oleh remaja itu sendiri untuk menutupi semua adalah perkawinan. Meskipun hal itu terpaksa dilakukannya namun ia tidak memiliki pilihan lain untuk menyelamatkan nama baik keluarga (Asfriyati, 2005)

-Dampak Medis

Dampak medis yang terjadi pada kehamilan remaja adalah persalinan premature, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan akibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan. Keadaan gizi yang buruk, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dan stress juga dapat memudahkan terjadi infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas. Keadaan lain yang dapat terjadi adalah anemia kehamilan, keracunan kehamilan, dan kematian ibu yang tinggi akibat menggugurkan kehamilan (Manuaba, 1998).

2.3.2 Aborsi pada Remaja

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus yang tidak aman (unsafe

abortion) adalah abortus yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten

sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian.

Melahirkan mengandung resiko bagi semua perempuan, apalagi bila remaja perempuan memutuskan untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki. Karena hal ini tidak dibenarkan oleh hukum di Indonesia, pada umumnya mereka mencari orang yang dapat melakukan pengguguran kandungan, seringkali oleh mereka yang tidak ahli dan bekerja dengan kondisi yang tidak memenuhi persyaratan medis (Azhari , 2002).


(24)

Sebagian remaja mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan dengan cara-cara yang tidak aman, malah berbahaya bagi kesehatannya sendiri, misalnya :

-Meminum ramuan atau jamu baik yang dibuat sendiri maupun yang dibeli.

-Memijat peranakannya atau dengan mencoba mengeluarkan janin dengan lat-alat yang membahayakan dengan bantuan dukun pijat.

-Meminum obat-obatan yang diberikan oleh dokter atau bidan.

Cara tersebut dapat mengakibatkan perdarahan, infeksi, hingga kematian calon ibu. Jika dengan cara-cara tersebut kehamilan tidak berhasil diakhiri, kemungkinan janin mengalami kecacatan mental maupun fisik dalam masa pertumbuhannya. Di samping itu, aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan bersalah seringkali menghantui pasangan khususnya wanita setelah mereka melakukan aborsi ini (BKKBN, 2001).

2.3.3 Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi menular seksual adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual yang lebih berisiko bila hubungan seksual dilakukan dengan berganti-ganti pasangan, baik melalui vagina, oral, maupun anal (BKKBN, 2008).

Infeksi menular seksual menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan, dan kematian.

Oleh karena bentuk dan letak alat kelamin yang menonjol, pada laki-laki gejala penyakit menular seksual lebih mudah dikenali, dilihat, dan dirasakan, sedangkan pada perempuan sebagian besar tanpa gejala, sehingga sering kali tidak disadari.

Pada laki-laki, gejala IMS antara lain :

-Bintil-bintil berisi cairan, lecet, atau borok pada penis/alat kelamin. -Luka tidak sakit, keras, dan berwarna merah pada alat kelamin. -Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam.


(25)

-Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin. -Rasa sakit yang hebat saat buang air kecil. -Kencing nanah atau darah yang berbau busuk. -Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha.

Sedangkan pada perempuan gejala-gejala penyakit menular seksual adalah: -Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual.

-Rasa nyeri pada perut bagian bawah. -Pengeluaran lender pada vagina.

-Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya.

-Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal. -Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual. -Bintil-bintil berisi cairan, lecet, atau borok pada alat.

Beberapa pencegahan terjadinya infeksi menular seksual adalah dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, kemudian menghindari hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko, selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, serta selalu menjaga kebersihan alat kelamin (BKKBN, 2001)

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2005),


(26)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut menjadi proses yang berurutan yakni:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest, dimana orang merasa tertarik terhadap stimulus atau objek

tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan seseorang individu terhadap sesuatu dapat berubah dan berkembang sesuai kemampuan, kebutuhan, pengalaman, dan tinggi rendahnya mobilitas materi informasi tentang sesuatu di lingkungannya.

Pengetahuan yang dicakup dalam daerah kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

a.Tahu (know) adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.

b.Memahami (comprehension) adalah kemampuan untuk memahami secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c.Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d.Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.


(27)

e.Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f.Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek (Notoatmodjo, 2007)

2.4.1 Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Pengetahuan remaja terhadap reproduksi sehat sangat tergantung pada informasi yang diterima baik dari penyuluhan maupun dari media massa serta kemampuan untuk menyerap dan menginterpretasikan informasi tersebut.

Pendidikan seksualitas adalah suatu kegiatan pendidikan yang berusaha untuk memberikan pengetahuan agar remaja dapat mengubah perilaku seksualnya kearah yang lebih bertanggung jawab. Sekolah sebagai institusi formal yang merupakan tempat sebagian besar kelompok remaja adalah wadah yang tepat untuk memberikan pengetahuan kepada remaja tentang kesehatan reproduksi atau perilaku seksual yang sehat dan aman melalui pendidikan yang dimasukkan dalam kurikulum.

Pada dasarnya, tujuan pendidikan kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membekali para remaja dalam menghadapi gejolak biologisnya agar :

-Mereka tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah karena mengetahui risiko yang dapat mereka hadapi.

-Seandainya mereka tetap melakukannya juga (tidak semua orang dapat dicegah untuk melakukannya), mereka dapat mencegah risiko buruk yang dapat terjadi.

-Jika risiko terjadi juga, mereka akan menghadapinya secara bertanggung jawab. (Arma, 2007).


(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Defin

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMA Negeri 5 Medan.

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja

-Perubahan yang terjadi saat remaja

-Dampak melakukan hubungan seksual pra-nikah.


(29)

Tabel 3.2 Definisi Operasional No

.

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu yang

diketahui responden mengenai kesehatan reproduksi remaja. Pengetahuan

mengenai kesehatan reproduksi remaja adalah pengetahuan yang meliputi perubahan yang terjadi saat remaja, dan permasalahan seksual pada remaja termasuk dampak dari melakukan hubungan seksual pranikah.

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat deskriptif yang menggambarkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja pada siswa SMA Negeri 5 Medan. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2010 di lingkungan sekolah SMA Negeri 5 Medan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I dan II di SMA Negeri 5 Medan pada tahun ajaran 2009/2010, yang pada saat pengambilan data dilakukan, siswa tersebut akan berada di kelas II dan III. Hal ini dilakukan karena pada bulan Maret, siswa kelas III mengikuti UAN. Sehingga populasi dalam penelitian ini berjumlah 780 siswa.

a.Kriteria Inklusi :

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah siswa yang berumur 15-17 tahun, terdaftar sebagai siswa di SMA Negeri 5 Medan dan bersedia menjadi responden.

b.Kriteria Ekslusi

Kriteria Ekslusi pada penelitian ini adalah siswa yang tidak bersedia menjadi responden.


(31)

4.3.2 Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Sampel yang diambil adalah populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya, perhitungan sampel didasarkan pada cara penghitungan sampel tunggal untuk jumlah populasi kurang dari 10.000 jiwa (Notoadmodjo, S, 2005), yakni :

n = N 1 + d2N dimana N= 780 jiwa (populasi)

d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1) n = jumlah sampel

dengan demikian maka

n = 780 1 + (0,1)2 780 = 88,6

Berdasarkan rumus diatas, didapatkan jumlah sampel sebanyak 88,6. Untuk itu peneliti mengambil sampel sebanyak 90 sampel.

4.4 Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Pengumpulan Data

Pada awal penelitian diperoleh data sekunder berupa data umum populasi yang diperoleh dari SMA Negeri 5 Medan. Selanjutnya dikumpulkan data primer yang diperoleh langsung melalui pengisian kuesioner oleh responden yang terpilih.


(32)

Instrumen berupa kuesioner sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan responden.

4.4.3 Teknik Skoring dan Skala

Pengetahuan responden diukur melalui 20 pertanyaan. Jika pertanyaan dijawab benar oleh responden maka diberi nilai 1, jika responden menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor total yang tertinggi adalah 20.

Selanjutnya dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi sebagai berikut:

-Baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi. -Sedang, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari nilai tertinggi. -Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari nilai tertinggi.

Berdasarkan skala pengukuran di atas, maka kategori dari kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi adalah :

-Baik, apabila nilai yang diperoleh 16-20. -Sedang, apabila nilai yang diperoleh 8-15 -Kurang, apabila nilai yang diperoleh 0-7.

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Adapun teknik korelasi yang biasa dipakai adalah teknik korelasi product moment dan untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap pertanyaan itu significant, maka digunakan SPSS untuk mengujinya. Untuk item-item pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak dipakai sebagai instrumen pertanyaan. Uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner ini akan dilakukan dengan perangkat lunak SPSS 17.0. Sampel yang digunakan pada validitas dan reliabilitas adalah murid SMA yang memiliki karakteristik sama dengan sampel.


(33)

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Nomor pertanyaan

Total pearson correlation

Status Alpha Status 1 0.960 Valid 0.766 Reliabel 2 0.762 Valid Reliabel 3 0.667 Valid Reliabel 4 0.827 Valid Reliabel 5 0.827 Valid Reliabel 6 0.860 Valid Reliabel 7 0.762 Valid Reliabel 8 0.693 Valid Reliabel 9 0.667 Valid Reliabel 10 0.773 Valid Reliabel 11 0.773 Valid Reliabel 12 0.827 Valid Reliabel 13 0.697 Valid Reliabel 14 0.960 Valid Reliabel 15 0.693 Valid Reliabel 16 0.860 Valid Reliabel 17 0.827 Valid Reliabel 18 0.697 Valid Reliabel 19 0.762 Valid Reliabel 20 0.833 Valid Reliabel

4.5 Metode Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.


(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan instrument kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Hasil angket yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dan paparan di bawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 5 Medan yang berlokasi di jalan Pelajar no.17 Medan 20217. SMA Negri 5 Medan ini berlokasi di kelurahan Teladan Timur, kecamatan Medan Kota.

5.1.2. Deskripsi Karateristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 5 Medan kelas II dan kelas III. Total responden adalah sebanyak 90 orang. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karateristiknya meliputi jenis kelamin dan umur.

Pada penelitian ini, jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak dibatasi. Karena dalam penelitian ini peneliti hanya ingin melihat gambaran pengetahuan dari responden terhadap kesehatan reproduksi. Peneliti tidak membandingkan pengetahuan berdasarkan jenis kelamin.

Data lengkap mengenai karateristik responeden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.


(35)

Tabel 5.1

Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak yaitu responden dengan jenis kelamin perempuan (60%) dan responden dengan jenis kelamin laki-laki (40%).

Tabel 5.2

Distribusi Karateristik Responden Berdasarkan Umur

Jumlah (n) Persen (%)

15 26 28,9

16 39 43,3

17 25 27,8

Total 90 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden terbanyak adalah siswa dengan umur 16 tahun (43,3%), kemudian siswa dengan umur 15 tahun (28,9%), dan siswa dengan umur 17 tahun (27,8%).

Jumlah (n) Persen (%)

Laki-laki 36 40

Perempuan 54 60


(36)

5.1.3. Hasil Analisa Data

5.1.3.1. Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 Medan tentang Kesehatan

Reproduksi

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 20 pertanyaan mengenai pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner tersebut telah di uji validitas dan rehabilitasnya. Sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap kesehatan reproduksi.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang, dan kurang. Tingkat pengetahuan responden akan dikatakan baik bila menjawab 16-20 pertanyaan pengetahuan dengan benar, tingkat pengetahuan responden akan dikatakan sedang bila menjawab 8-15 pertanyaan pengetahuan dengan benar, dan tingkat pengetahuan responden akan dikatakan kurang bila menjawab 0-7 pertanyaan pengetahuan dengan benar.

Berdasarkan hasil uji tersebut, maka tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan dapat dikategorikan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Jumlah (n) Persen (%)

Baik 84 93,3

Sedang 6 6,7

Kurang 0 0


(37)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori baik memiliki persentase paling besar yaitu sebesar 93,3 %, tingkat pengetahuan dengan kategori sedang memiliki persentase sebesar 6,7 %, sedangkan tidak terdapat siswa dengan tingkat pengetahuan kategori kurang.

5.1.3.2. Sumber Informasi Seputar Kesehatan Reproduksi Remaja

Sumber informasi yang digunakan oleh responden dalam memperoleh pengetahuan seputar kesehatan reproduksi remaja sangat bervariasi. Dalam penelitian ini, sumber informasi tersebut dikelompokkan dalam 6 jenis. Sumber informasi terbanyak yang digunakan oleh responden untuk memperoleh informasi seputar kesehatan reproduksi dapat dilihat dari diagram dibawah ini.

Gambar 5.1

Diagram Sumber-sumber Informasi Seputar Kesehatan Reproduksi Remaja

18%

15%

23% 10%

28%

6%

Sumber informasi

Orang tua Kakak/saudara Teman sebaya


(38)

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sumber informasi terbanyak yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan seputar kesehatan reproduksi remaja adalah melalui media elektronik (28%), sedangkan sumber informasi yang paling sedikit digunakan untuk memperoleh pengetahuan seputar kesehatan reproduksi remaja adalah melalui media informasi lain-lain (7%) seperti media cetak dan penyuluhan kesehatan.

5.2. Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, pencitraan, rasa, dan raba (Notoadmodjo, 2007). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian kuesioner yang telah valid untuk mengukur pengetahuan responden pada tingkat pengetahuan yang pertama, yaitu tahu.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas II dan kelas III SMA Negeri 5 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja sebagian besar baik (93,3 %). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pranoto (2009) terhadap siswa SMK X Medan. Dalam penelitian tersebut diperoleh tingkat pengetahuan siswa adalah sedang. Hal ini mungkin dikarenakan perbedaan kurikulum pendidikan, besar sampel, lokasi penelitian dan karateristik sampel.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sumber informasi terbanyak yang digunakan adalah media elektronik (28 %). Hasil yang hampir sama ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Adnani dan Widowati (2009) terhadap siswa SMUN 2 Bantul. Hal ini mungkin dikarenakan remaja pada masa sekarang lebih sering dan lebih memilih untuk mencari informasi melalui media elektronik, selain itu kehidupan sehari-hari setiap orang pada masa sekarang termasuk remaja tidak pernah terlepas dari peran media elektronik.


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan yaitu :

a. Pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja berada pada kategori baik yaitu sebanyak 84 responden (93,3 %), sedangkan pada kategori sedang yaitu sebanyak 6 responden (6,7%). Tidak terdapat responden dengan tingkat pengetahuan pada kategori kurang .

b. Media informasi terbanyak yang digunakan siswa untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah media elektronik (28%), sedangkan media informasi yang paling sedikit digunakan oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja adalah lain-lain seperti media cetak dan penyuluhan (7%).

6.2. Saran

a. Sebaiknya pihak sekolah mengadakan penyuluhan atau pendidikan khusus mengenai kesehatan reproduksi remaja yang sehat, agar remaja memiliki sikap dan tindakan yang bertanggung jawab mengenai kesehatan reproduksinya.

b. Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan melibatkan beberapa institusi pendidikan agar hasil yang diperoleh dapat lebih representatif dan dapat digunakan sebagai data dasar dalam menentukan kebijakan pemerintah terutama di bidang kesehatan dan pendidikan.

c. Dibutuhkan peran serta dan kerjasama antara guru, orang tua, petugas medis, masyarakat, dan pemerintah, baik secara formal maupun non formal guna


(40)

memberikan dan melakukan pengawasan terhadap proses reproduksi yang sehat pada remaja.

d. Kepada instansi terkait yang akan memberikan pengetahuan seputar kesehatan reproduksi remaja agar dapat lebih menggunakan media elektronik sebagai sarana penyampaiannya untuk lebih meningkatkan efisiensi.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H dan Citra , 2009. Motivasi Belajar dan Sumber-Sumber Informasi Tentang

Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Remaja di SMUN 2 Banguntapan Bantul. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.

Arma, A.J., 2007. Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Perilaku Seks Remaja dan

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Sebagai Penangkalnya. Info Kesehatan

Masyarakat, 11(2):190-193.

Asfriyati, 2005. Masalah Kehamilan Pranikah Pada Remaja Ditinjau Dari

Kesehatan Reproduksi. Info Kesehatan Masyarakat, 9(1):61-62.

Azhari, 2002. Masalah Abortus dan Kesehatan Reproduksi Perempuan. Fakultas Sriwijaya Palembang.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2001. Remaja Mengenal Dirinya. Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2008. Gender Dalam Kesehatan

Reproduksi. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan.

Manuaba, I.B.G., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC.

Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:PT Rineka Cipta.


(42)

Notoadmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta. Pangkahila, A., 2007. Perilaku Seksual Remaja. Dalam : Soetjiningsih, ed. Tumbuh

Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:Sagung Seto.

Pangkahila, W., 2005. Peranan Seksologi Dalam Kesehatan Reproduksi. Dalam : Martaadisoebrata, D, ed. Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

PATH, 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja : Membangun Perubahan Yang

Bermakna. Outlook, 16. Available from:

http://www.path.org/files/Indonesian 16- 3.pdf. [Accesed 2 March 2010].

Pranoto, J., 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Terhadap Tindakan

Hubungan Seksual Pranikah di SMK Negeri X Medan. Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

Setiyohadi, B., 2006. Kesehatan Remaja. Dalam : Sudoyo, A, ed. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK

UI.

Waspodo, D., 2005. Kesehatan Reproduksi Remaja. Dalam : Martaadisoebrata, D, ed. Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(43)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rini Maimunah Nasution Tempat/tanggal lahir : Medan/10 November 1990 Agama : Islam

Alamat : Jl.Senayan no.2 Medan 20217 Riwayat Pendidikan : 1.TK : TK Eria Medan

2.SD : SD 060820 Medan 3.SLTP : SLTP Negeri 3 Medan 4.SMA : SMA Negeri 5 Medan Riwayat Pelatihan : -Peserta :

1.Pelatihan Balut Bidai 2007 2.Emergency Life Support 2008

3..Workshop Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO) dan Traumatologi 2008


(44)

LAMPIRAN 2

Lembar Penjelasan Pengisian Kuesioner

Saya adalah mahasiswa program S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengatn tujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja.

Peneliti memerlukan saudara/i sebagai subjek dalam penelitian, dimana saudara/i berperan sebagai responden. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sesuai petunjuk yang diberikan. Setiap data yang ada pada kuesioner tidak akan disebarluaskan. Data-data tersebut hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan segala kerahasiaan menjadi tanggung jawab peneliti. Saya mengharapkan jawaban yang saudara/i berikan sesuai dengan pendapat saudara/i dan jujur tanpa dipengaruhi orang lain.

Peneliti


(45)

LAMPIRAN 3

Kuesioner Penelitian

Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Petunjuk Pengisian :

1.Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan berikan tanda (X) pada salah satu jawaban tersebut.

2.Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada petugas yang memberikannya pada anda.

No.Responden :

Umur : ………. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Kelas : ………..

Mengetahui informasi seputar kesehatan reproduksi dari (boleh lebih dari satu) : Orang tua

Kakak/saudara Teman sebaya

Media formal (kuliah, seminar)

Media elektronik (televisi, radio, internet) Lain-lain ...

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

1.Yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja meliputi : a.Kesehatan reproduksi laki-laki

b.Kesehatan reproduksi perempuan


(46)

2.Perbedaan fisik yang menonjol pada remaja laki-laki dan perempuan adalah :

a.tanda-tanda seks sekunder

b.tanda-tanda masturbasi c.berat badan

3.Yang merupakan bagian dari masa pubertas remaja adalah : a.tidak terjadi perubahan fisik

b.mulai berfungsi aktif hormone reproduksi

c.rangsangan seksual tidak mudah terjadi

4.Perubahan psikologis pada remaja dapat menyebabkan remaja : a.mudah berkomunikasi dengan orang tuanya

b.sering dibenci dengan teman sebaya

c.sulit menyesuaikan diri dengan sekitarnya

5. Seorang laki-laki pada masa pubertas akan mengalami : a.menstruasi

b.menopause

c.mimpi basah

6. Seorang perempuan pada masa pubertas akan mengalami : a.kehamilan

b.menstruasi

c.mimpi basah

7. Perubahan jasmani pada remaja perempuan saat memasuki usia akil balig ditandai dengan :

a.perubahan suara

b.tidak tumbuhnya rambut disekitar alat kelamin dan ketiak

c.buah dada mulai membesar

8. Perubahan jasmani pada remaja laki-laki saat memasuki usia akil balig ditandai dengan :


(47)

b.tidak tumbuhnya rambut di sekitar ketiak dan alat kelamin c.tidak adanya mimpi basah

9. Yang dikatakan haid adalah :

a.keluarnya darah dari alat kelamin perempuan secara periodic yang berlangsung selama 3-7 hari

b.keluarnya darah dari anus perempuan

c. keluarnya darah dari alat kelamin perempuan karena penyakit 10. Yang dimaksud dengan mimpi basah adalah :

a. sebagai tanda masa akil baligh pada perempuan

b. mimpi birahi pada anak laki-laki disertai keluarnya cairan sperma

c. masa akil baligh anak laki-laki antara 20-24 tahun 11.Sperma pada laki-laki dihasilkan oleh :

a.indung telur (ovarium) b.rahim (uterus)

c.testis

12. Sel telur pada perempuan dihasilkan oleh :

a.indung telur (ovarium)

b.rahim (uterus) c.testis

13. Kehamilan dapat terjadi karena :

a.berciuman antara laki-laki dan perempuan b.adanya pernikahan

c.bertemunya sel telur perempuan dengan sperma laki-laki

14. Batas waktu usia subur (dapat menghamili) pada laki-laki : a.usia 17-35 tahun

b. sejak mengalami mimpi basah sampai usia dewasa/tua

c. dari bayi sampai dewasa/tua


(48)

a.mulai haid pertama sampai menopause

b.tidak ada batas umur

c.sesudah mempunyai dua anak

16.Untuk menjaga kesehatan reproduksinya, sebaiknya perempuan hamil pada usia : a.17-20 tahun

b.20-35 tahun

c.35-50 tahun

17.Yang dimaksud hubungan seksual pranikah adalah :

a.tindakan yang dilakukan seseorang untuk memuaskan nafsunya baik dengan lawan jenis maupun sesama jenisnya.

b.tindakan yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara laki-laki dan perempuan dan telah mencapai pada tahap hubungan intim tanpa ikatan pernikahan

c.hubungan yang dilakukan atas dasar suka sama suka 18.Hubungan kelamin sebelum menikah dapat berakibat : a.menyebabkan ketidaksuburan/kemandulan

b.menyebabkan penyakit kandungan

c.menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan

19.Dampak kesehatan akibat kehamilan pada usia remaja adalah : a.kurus dan lemah karena masih muda

b.kemungkinan terjadinya perdarahan dan keguguran sangat besar

c.tidak akan melahirkan bayi yang premature (belum cukup umur)

20.Dampak mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan dengan cara-cara yang tidak aman, misalnya meminum ramuan/jamu atau mencoba mengeluarkan janin dengan bantuan dukun adalah :

a.perdarahan, infeksi, bahkan kematian calon ibu

b.tidak ada bahaya yang terjadi dan kehamilan berhasil diakhiri c.ketidaksuburan/kemandulan


(49)

OUTPUT SPSS UNTUK UJI RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(50)

(1)

LAMPIRAN 3

Kuesioner Penelitian

Gambaran Pengetahuan Siswa SMA Negeri 5 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Petunjuk Pengisian :

1.Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan berikan tanda (X) pada salah satu jawaban tersebut.

2.Setelah selesai, kembalikan kuesioner ini kepada petugas yang memberikannya pada anda.

No.Responden :

Umur : ……….

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Kelas : ………..

Mengetahui informasi seputar kesehatan reproduksi dari (boleh lebih dari satu) : Orang tua

Kakak/saudara Teman sebaya

Media formal (kuliah, seminar)

Media elektronik (televisi, radio, internet) Lain-lain ...

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

1.Yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja meliputi : a.Kesehatan reproduksi laki-laki

b.Kesehatan reproduksi perempuan


(2)

2.Perbedaan fisik yang menonjol pada remaja laki-laki dan perempuan adalah : a.tanda-tanda seks sekunder

b.tanda-tanda masturbasi c.berat badan

3.Yang merupakan bagian dari masa pubertas remaja adalah : a.tidak terjadi perubahan fisik

b.mulai berfungsi aktif hormone reproduksi c.rangsangan seksual tidak mudah terjadi

4.Perubahan psikologis pada remaja dapat menyebabkan remaja : a.mudah berkomunikasi dengan orang tuanya

b.sering dibenci dengan teman sebaya

c.sulit menyesuaikan diri dengan sekitarnya

5. Seorang laki-laki pada masa pubertas akan mengalami : a.menstruasi

b.menopause c.mimpi basah

6. Seorang perempuan pada masa pubertas akan mengalami : a.kehamilan

b.menstruasi c.mimpi basah

7. Perubahan jasmani pada remaja perempuan saat memasuki usia akil balig ditandai dengan :

a.perubahan suara

b.tidak tumbuhnya rambut disekitar alat kelamin dan ketiak c.buah dada mulai membesar

8. Perubahan jasmani pada remaja laki-laki saat memasuki usia akil balig ditandai dengan :


(3)

b.tidak tumbuhnya rambut di sekitar ketiak dan alat kelamin c.tidak adanya mimpi basah

9. Yang dikatakan haid adalah :

a.keluarnya darah dari alat kelamin perempuan secara periodic yang berlangsung selama 3-7 hari

b.keluarnya darah dari anus perempuan

c. keluarnya darah dari alat kelamin perempuan karena penyakit 10. Yang dimaksud dengan mimpi basah adalah :

a. sebagai tanda masa akil baligh pada perempuan

b. mimpi birahi pada anak laki-laki disertai keluarnya cairan sperma c. masa akil baligh anak laki-laki antara 20-24 tahun

11.Sperma pada laki-laki dihasilkan oleh : a.indung telur (ovarium)

b.rahim (uterus) c.testis

12. Sel telur pada perempuan dihasilkan oleh : a.indung telur (ovarium)

b.rahim (uterus) c.testis

13. Kehamilan dapat terjadi karena :

a.berciuman antara laki-laki dan perempuan b.adanya pernikahan

c.bertemunya sel telur perempuan dengan sperma laki-laki 14. Batas waktu usia subur (dapat menghamili) pada laki-laki : a.usia 17-35 tahun

b. sejak mengalami mimpi basah sampai usia dewasa/tua c. dari bayi sampai dewasa/tua


(4)

a.mulai haid pertama sampai menopause b.tidak ada batas umur

c.sesudah mempunyai dua anak

16.Untuk menjaga kesehatan reproduksinya, sebaiknya perempuan hamil pada usia : a.17-20 tahun

b.20-35 tahun c.35-50 tahun

17.Yang dimaksud hubungan seksual pranikah adalah :

a.tindakan yang dilakukan seseorang untuk memuaskan nafsunya baik dengan lawan jenis maupun sesama jenisnya.

b.tindakan yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara laki-laki dan perempuan dan telah mencapai pada tahap hubungan intim tanpa ikatan pernikahan

c.hubungan yang dilakukan atas dasar suka sama suka 18.Hubungan kelamin sebelum menikah dapat berakibat : a.menyebabkan ketidaksuburan/kemandulan

b.menyebabkan penyakit kandungan

c.menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan

19.Dampak kesehatan akibat kehamilan pada usia remaja adalah : a.kurus dan lemah karena masih muda

b.kemungkinan terjadinya perdarahan dan keguguran sangat besar c.tidak akan melahirkan bayi yang premature (belum cukup umur)

20.Dampak mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan dengan cara-cara yang tidak aman, misalnya meminum ramuan/jamu atau mencoba mengeluarkan janin dengan bantuan dukun adalah :

a.perdarahan, infeksi, bahkan kematian calon ibu

b.tidak ada bahaya yang terjadi dan kehamilan berhasil diakhiri c.ketidaksuburan/kemandulan


(5)

OUTPUT SPSS UNTUK UJI RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(6)