STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT TERDAMPAK PEMBANGUNAN WADUK JATIGEDE DI DUSUN CIPONDOH DESA PAWENANG KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG
STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT TERDAMPAK PEMBANGUNAN WADUK JATIGEDE DI DUSUN CIPONDOH DESA PAWENANG KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG
THE ADAPTATION STRATEGY OF SOCIETY IN THE IMPACT OF DAM CONTRUCTION OF JATIGEDE IN CIPONDOH, PAWENANG VILLAGE, JATINUNGGAL SUB-DISTRICT, SUMEDANG REGENCY
Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap
Program Studi Antropologi Pasca Sarjana Fisip Unpad Jln. Bukit Dago Utara No.25, Bandung 40135 e-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
Naskah Diterima:16 Januari 2018
Naskah Direvisi:13 Februari 2018
Naskah Disetujui:3 Maret 2018
Abstrak
Pasca penggenangan Waduk Jatigede pada tahun 2015, sejumlah permasalahan muncul pada masyarakat terdampak, seperti kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan baru, antisipasi pengetahuan yang minim, perubahan kondisi, dan mata pencaharian yang terbatas. Keterbatasan juga terjadi pada kondisi sanitasi di lingkungan tempat tinggal mereka. Adaptasi dilakukan untuk menyiasati keadaan alam dan lingkungan yang berimbas pada pemenuhan sarana sanitasi. Maka, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana kondisi lingkungan dan sanitasi masyarakat Dusun Cipondoh Desa Pawenang Kecamatan Jatinunggal sebagai akibat pemukiman kembali pembangunan Waduk Jatigede, dengan menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengelolaan lingkungan dan sanitasi warga Dusun Cipondoh merupakan bagian dari proses adaptasi mereka di lingkungan barunya. Proses adaptasi ini merupakan sebuah tindakan yang diawali oleh adanya pengetahuan mengenai keterbatasan yang dihadapi, kemudian disusunlah strategi untuk memunculkan tindakan yang nyata dalam menyikapi keterbatasan tersebut yang dioperasionalkan dengan pengelolaan lingkungan dan sanitasi warga terdampak.
Kata kunci: strategi, adaptasi, sanitasi, dan lingkungan.
Abstract
After the flooding of Jatigede dam in 2015, a number of problems arise in impacted communities in their daily activities, such as difficulties in adapting to a new environments, minimizing knowledge anticipation, changing conditions, and limited livelihoods. This limitation also occurs in sanitary conditions in their neighborhoods. Adaptation is done to deal with the natural and environmental conditions that impact on the fulfillment of sanitation facilities. So, this research is done to see how the environmental condition and sanitation of Cipondoh Village Pawenang Village Jatinunggal Subdistrict as a result of resettlement of Jatigede dam development by using ethnography approach to capture the point of view of indigenous people, their relationship with life, and to realize their vision and world. The results of this study is that environmental management and sanitation of Dusun Cipondoh residents is part of their adaptation process in their new environment. This adaptation process is an action initiated by the knowledge of the constraints faced, and then devised a strategy to bring tangible action in addressing the limitations that are operated with environmental management and sanitation of affected people.
Keywords: strategy, adpatation, sanitation, and environment.
18 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34
immaterial terhadap Waduk Jatigede yang terletak di pembangunan Waduk Jatigede. Kerugian Kabupaten Sumedang merupakan waduk material mencakup pemberian ganti rugi buatan terbesar kedua di Indonesia setelah lahan dan bangunan yang menurut Waduk
A. PENDAHULUAN
maupun
Jatiluhur yang telah ada sebagian masyarakat tidak sepadan dengan sebelumnya.
mampu apa yang dahulu mereka miliki. Adapun menampung 6,7 juta m3 (Wiryawan, 2017) kerugian immaterial berkaitan dengan air yang berfungsi untuk irigasi, hilangnya warisan budaya masyarakat pengendali banjir, pembangkit listrik, dan terdampak seperti situs-situs bersejarah penyedia air baku. Air Waduk Jatigede yang akhirnya harus tergelam bersama sekiranya
Waduk
ini
dapat difungsikan untuk kenangan mereka terhadap warisan mengaliri irigasi pesawahan seluas 90.000 leluhurnya. Setiawan (2016) mengatakan
ha lahan pertanian yang berada di bahwa kesulitan terbesar pembangunan Sumedang, Majalengka, dan Cirebon, dan Waduk Jatigede adalah relokasi warga potensi listrik yang dihasilkan oleh PLTA yang memiliki adat dan kebiasaan yang Jatigede sebesar 110 megawatt (MW) yang dijalankan secara turun temurun. Adat dan sampai tahun ini masih dalam tahap kebiasaan mereka sangat terkait dengan rekonstruksi 1 .
kondisi alam yang sekaligus menjadi
Tahap persiapan pembangunan lokasi tinggal para leluhur mereka. Waduk
Pada tataran keilmuan berbagai direncanakan pada tahun 1963, yaitu pada kontroversi juga muncul terkait adanya masa kepemimpinan Presiden RI pertama studi-studi terhadap pembangunan Waduk Ir. Soekarno ternyata terkendala berbagai Jatigede terutama pada bidang-bidang ilmu masalah
hingga pembangunannya bumi, teknik, dan lingkungan yang banyak tersendat. Pada tahun 1986, SMEC sebuah mengkaji dampak yang diakibatkan oleh konsultan
dari Australia kemudian pembangunan Waduk Jatigede terhadap melanjutkan pembuatan detail design . kondisi ekologis wilayah genangan. Selanjutnya pada tahun 2004 pekerjaan ini Permasalahan lingkungan yang mencuat direview kembali oleh PT. Indra Karya JO adalah mengenai hilangnya ekosistem alam dan PT. Wiratman, (konsultan yang telah serta lahan subur petanian seluas 4.891,13 memegang sertifikat dari Kementerian
ha. Di sisi lain masalah geologi juga Pekerjaan Umum). (Nurlela, 2012: 4).
dengan resistensi Akhirnya setelah lebih dari 50-an tahun bendungan terhadap kondisi tanah yang kemudian dapat direalisasikan meski masih ada di daerah Jatigede. menyisakan kontroversi dan permasalahan
muncul
terkait
Seiring dengan berjalannya waktu, lain yang belum terselesaikan.
di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Kondisi
pembangunan Waduk akhirnya pembangunan Waduk Jatigede Jatigede telah banyak menyedot perhatian terealisasi juga setelah melalui masa banyak orang, hingga isu tersebut menjadi konstruksi selama 6 tahun. Tepat pada isu nasional yang dalam beberapa tahun tanggal 31 Agustus 2015 Waduk Jatigede terakhir ini ramai dipebincangkan baik resmi digenangi oleh aliran Sungai dalam tataran praktis maupun kajian-kajian Cimanuk-Cisanggarung yang dibendung. keilmuan. Pada tataran praktis isu-isu Proses penggenangan ini dilakukan selama pembangunan Jatigede dikaitkan dengan 219 hari oleh Kementerian Pekerjaam kondisi sosial ekonomi masyarakat Umum dan Perumahan Rakyat. terdampak yang pada saat itu harus
Waduk Jatigede berada pada menanggung kerugian secara material kilometer 19 arah timur Kabupaten Sumedang serta memiliki luas 3.035,34 ha. 1 http://properti.kompas.com/read/2017/04/07/2
Ada 23 desa yang harus tergenang oleh 20000521/waduk.jatigede.beroperasi.penuh
Waduk Jatigede yang berasal dari empat diakses 6 November 2017
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
19 kecamatan di Kabupaten Sumedang yaitu tempat mereka dahulu yang sangat subur
Wado, Darmaraja,
dan dan hijau, kondisinya saat ini gersang dan Jatinunggal. Dari total 23, hanya 6 desa panas. Perubahan ini terjadi setelah mereka yang benar-benar harus tenggelam, sisanya direlokasi ke tempat baru. tenggelam sebagian. Keenam desa tersebut
Jatigede,
Seperti halnya yang terjadi pada adalah Desa Sukakarta (Kecamatan masyarakat relokasi di Dusun Cipondoh, Jatigede), Desa Padajaya (Kecamatan Desa Pawenang Kecamatan Jatigede, Wado), Desa Leuwihideung, Cibogo, mereka adalah masyarakat yang direlokasi Cipaku, dan Cibungur (Kecamatan secara bedol desa yang berasal dari Desa Darmaraja).
Kecamatan Wado yang Pembangunan Waduk
Padajaya
bersamaan dengan merupakan sebuah musibah komunal yang pembangunan Waduk Jatigede. Sebagian dirasakan oleh masyarakat Jatigede, besar dari mereka kembali berkumpul di khususnya bagi mereka warga terdampak. Dusun Cipondoh, namun sebagian lainnya Buktinya setelah dua tahun berselang memilih untuk tinggal di tempat lain. pasca penggenangan, masih menyisakan
Jatigede tenggelam
Permasalahan yang mereka hadapi permasalahan-permasalahan yang dihadapi di tempat tinggal barunya tidaklah ringan, masyarakat terdampak khususnya dalam selain berhadapan dengan kondisi alam menjalani aktivitas mereka sehari-hari. yang tidak sama dengan sebelumnya, Perubahan sosial budaya, ekonomi dan mereka juga harus mampu bertahan lingkungan yang terjadi pada masyarakat dengan mata pencaharian yang terbatas terdampak, secara otomatis menuntut demi kelangsungan hidupnya. Kondisi perlunya sebuah strategi adaptasi untuk serba terbatas ini juga terjadi pada kondisi menyikapi
kesulitan-kesulitan yang sanitasi di lingkungan tempat tinggal dihadapi. Strategi adaptasi secara sosial mereka. Adaptasi dilakukan
untuk juga diperlukan untuk mengantisipasi menyiasati keadaan alam dan lingkungan pengetahuan
masyarakat dalam yang berimbas pada pemenuhan kebutuhan menghadapi situasi-situasi kritis yang hidup dasar. terjadi pasca pemindahan lokasi dengan
Penelitian ini dilakukan untuk fasilitas pendukung yang sangat minim, melihat strategi adaptasi khususnya yang yang tentunya dapat meningkatkan stress berkenaan dengan kondisi lingkungan dan sehingga berakibat pada menurunnya sanitasi yang dilakukan oleh masyarakat tingkat kesehatan pada masyarakat.
Desa Pawenang Masyarakat
Dusun
Cipondoh
terdampak Kecamatan Jatigede sebagai akibat dari pembangunan Waduk Jatigede terutama adanya program pemukiman kembali yang berasal dari enam desa yang lingkungan
tempat tinggal warga tenggelam adalah yang paling merasakan terdampak pembangunan Waduk Jatigede. dampak secara langsung dan berat dari Titik fokus penelitian ini adalah untuk pembangunan Waduk Jatigede. Selain melihat bagaimana kondisi sanitasi dan
kehilangan 2 mata pencaharian utama lingkungan yang mereka kembangkan sebagai petani, mereka juga belum dapat dapat membantu mereka memenuhi
mengembangkan mata pencaharian lain di kebutuhan-kebutuhan hidup sebagai salah tempat barunya hingga kemudian banyak satu upaya beradaptasi dengan lingkungan dari mereka yang menganggur tanpa barunya. pekerjaan yang jelas. Belum lagi
Penelitian-penelitian mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal kondisi sanitasi yang berhubungan dengan saat ini kondisinya sangat berbeda dengan penyakit-penyakit endemik tertentu telah
banyak dilakukan oleh beberapa orang
2 Menurut hasil penelitian Wiryawan (2017) peneliti, seperti Kasnodihardjo, dkk. sebanayak 88% warga terdampak kehilangan
(2009), Yuliati, dkk. (2010), Amaliah pekerjaannya.
20 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34
(2010), Sajida, dkk. (2012), dan 1. Resettlement (Pemukiman Kembali)
Puspitawati (2013), yang membahas Menurut Bartolome, et.al (2000: 5), mengenai hubungan antara kondisi sanitasi saat ini program pemukiman kembali lebih dan higienitas tempat tinggal atau banyak difokuskan pada proses relokasi lingkungan dengan penyakit-penyakit fisik saja, bukan pada perkembangan seperti flariasis, demam berdarah, penyakit ekonomi dan sosial masyarakat terdampak. kulit, cacingan, dan gizi buruk. Artikel Hal ini tentunya meningkatkan risiko tersebut juga memaparkan mengenai pemiskinan bagi para pemukimnya. hubungan sanitasi dengan gaya hidup dan
Risiko ekonomi utama yang perilaku hidup bersih.
dihadapi masyarakat terdampak berasal Penelitian lain yang mengkhususkan dari hilangnya mata pencaharian dan pada penelitian pembangunan Waduk sumber pendapatan seperti lahan subur, Jatigede serta dampak sosial, budaya dan hutan, penggembalaan ladang, tanah dan lingkungan yang ditimbulkan pernah air permukaan, perikanan, dan lain-lain. dibahas juga oleh beberapa orang peneliti Mereka juga mengalami perubahan dan di antaranya Nureni (2011), Nurlela pengurangan akses dan kontrol terhadap (2012), Setianto (2014), Mulyani (2016), sumber daya produktif. Setiawan (2016), Wiryawan (2017).
Menurunnya kekuatan ekonomi Kumpulan penelitian tersebut berkisar masyarakat terdampak dapat menyebabkan pada dampak kebijakan, konflik sosial, ancaman terhadap keamanan pangan kondisi
yang menyebabkan permasalahan
budaya,
serta
dampak rumah tangga,
ekonomi dan kekurangan gizi. Timbulnya penyakit- ketenagakerjaan yang ditimbulkan dalam penyakit yang terkait dengan kualitas air pembangunan Waduk Jatigede.
yang memburuk, juga dapat menyebabkan Dari
morbiditas dan mortalitas penelitian yang telah dipublikasikan di meningkat. (Bartolome, et.al. 2000: 5). atas, hampir tidak ada yang membahas
keseluruhan
hasil-hasil angka
mengenai kondisi sanitasi dan lingkungan 2. 3 Kesehatan Lingkungan Pemukiman
masyarakat di wilayah resettlement , Perumahan memiliki arti beberapa khususnya di Jatigede. Oleh sebab itu rumah tempat tinggal. Perumahan juga penelitian ini dilakukan untuk melihat merupakan kebutuhan primer manusia, bagaimana kondisi sanitasi dan lingkungan yang meliputi sandang, pangan dan papan. masyarakat
dampak Perumahan menjadi kebutuhan dasar untuk pemukiman kembali, supaya diperoleh memenuhi kebutuhan papan. Dalam ilmu hasil yang komprehensif mengenai kajian- kesehatan
yang
terkena
masyarakat, perumahan kajian terkait pembangunan Waduk merupakan sarana dan prasarana manusia
Jatigede secara keseluruhan. 4 untuk bisa mendapatkan hidup sehat. Untuk
Perumahan tidak terlepas juga dari tersebut, berikut ini dipaparkan sejumlah istilah pemukiman.
menjelaskan
fenomena
Secara harfiah konsep yang sekiranya berhubungan pemukiman memiliki kata dasar dari dengan permasalahan penelitian yang akan mukim yang berarti tempat tinggal. dibahas.
Pemukiman ialah proses di mana manusia akan menempati tempat tinggalnya. Jadi, kata perumahan dan pemukiman tidak akan terlepas karena dapat disimpulkan
3 Resettlement adalah Proses pemindahan sebagai bangunan untuk tempat tinggal penduduk untuk bertempat tinggal di tempat
yang akan ditempati oleh manusia untuk lain, karena tempat sebelumnya sudah tidak
dapat lagi atau tidak diperbolehkan lagi untuk
ditempati atau digunakan. 4 Krieger dan Higgins (2002) dalam Keman
(2005: 30-32)
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
21 hidup dan tinggal. Pemukiman memiliki dan lapangan lainnya untuk sarana rekreasi
fungsi sebagai lingkungan untuk manusia dan olah raga untuk manusia, lalu juga bisa beraktivitas. adanya pertamanan dan pemakaman. Area pemukiman dapat memiliki
fungsi sebagai lingkungan perumahan 3. Sanitasi Lingkungan
dengan adanya sarana dan prasarana yang Dalam mengamati kondisi kesehatan memadai untuk kehidupan manusia. suatu masyarakat, perlu diperhatikan juga Pemukiman
juga akan membentuk kondisi lingkungan yang ada di sekitar lingkungan
lebih masyarakat bersangkutan. Karena pada terstruktur dan lebih efisien untuk dasarnya lingkungan memberikan dampak kehidupan manusia di mana ia tinggal. yang cukup besar terhadap kondisi Pemukiman akan lebih terstruktur dan kesehatan masyarakat. Selain lingkungan, efisien jika ada prasarana atau penunjang perilaku masyarakat juga ikut menentukan. yang memungkinkan untuk berjalannya Menurut Kasnodihardjo (2013: 415-416) suatu lingkungan perumahan. Prasarana “kesehatan lingkungan adalah suatu utama dalam lingkungan pemukiman yaitu kondisi lingkungan yang berada pada tahap dengan adanya jalan yang memadai di area optimum, yang memiliki pengaruh baik perumahan, pembuangan air limbah dan terhadap status kesehatan masyarakat”. sampah yang baik di area perumahan,
perumahan
yang
Sanitasi berasal dari bahasa Inggris pembuatan saluran air/drainase air hujan yang berarti sanitation, secara harfiah yang
baik, pengadaan prasarana diartikan sebagai upaya-upaya menjaga komunikasi, jaringan listrik, ketersediaan kesehatan. Dalam hubungannya dengan bahan bakar, serta ketersediaan air bersih lingkungan terdapat istilah yang disebut sebagai syarat untuk menjadi pemukiman sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan yang
memadai bagi masyarakat. merupakan sebuah upaya untuk menjaga, Pengadaan prasarana ini bisa didapatkan mencegah, dan memelihara status kesehatan jika suatu pemukiman dikelola dengan baik pada lingkungan budaya, ekonomi, baik oleh suatu badan usaha tertentu sosial, maupun lingkungan fisiknya secara (Keman, 2005: 30-32).
baik dan normal (Notoatmodjo, 2003: 5). Setelah prasarana di dalam area
dengan Notoatmodjo, pemukiman sudah memadai, akan lebih Slamet (2001: 67) juga mengungkapkan memadai jika ada alat atau sarana yang bahwa dalam rangka mengendalikan berupa fasilitas-fasilitas atau kemudahan- sanitasi lingkungan yang baik maka harus kemudahan untuk melancarkan kehidupan lebih
Senada
kepada faktor manusia dalam sisi sosial, ekonomi, dan pengawasan, pengendalian, serta kontrol budaya; seperti adanya instansi-instansi terhadap situasi lingkungan manusianya pemerintahan dalam pelayanan umum, seperti: kebersihan air minum; saluran adanya tempat pendidikan seperti sekolah, pembuangan kotoran dan limbah; makanan pesantren, madrasah dan lain-lain, adanya yang bersih dan sehat; perilaku hidup sarana kesehatan
ditekankan
seperti bangunan bersih; sterilisasi dari hewan pengerat; dan Puskesmas, UPT, Posyandu, dan sarana kondisi udara yang bersih dan bebas dari kesehatan lainnya, adanya tempat ibadah pencemaran. seperti masjid, musala, gereja, pura, vihara,
Untuk mengetahui kondisi sanitasi dan tempat ibadah sesuai agama yang suatu masyarakat maka harus diperhatikan dijadikan pedoman oleh manusia, adanya kondisi sanitasi lingkungannya. Terdapat pusat perbelanjaan seperti pasar, mini beberapa hal yang penting untuk market , warung kelontongan, supermarket, diperhatikan, yaitu MCK (Mandi Cuci, mall dan tempat jual beli untuk kebutuhan Kakus) atau jamban, saluran pembuangan manusia, adanya sarana rekreasi dan olah air limbah, air bersih, dan sarana raga seperti lapangan bola, lapangan voli,
22 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34 pembua ngan sampah” (Kasnodihardjo dan
peraba, dan pencium) terhadap sebuah Elsi, 2013: 416).
objek yang ditentukan.
2. Sikap (attitude), adalah respon individu
4. Perilaku, Pengetahuan, Sikap, dan
yang cenderung belum terpengaruh
Tindakan
dari luar yang Kondisi sanitasi lingkungan yang
oleh stimulus
berhubungan dengan pengetahuan yang sehat tidak dapat terlepas dari campur
dimilikinya terhadap sesuatu hal. tangan manusia sebagai subjek perubahan.
Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap Oleh sebab itu diperlukan adanya perilaku
merupakan kesiapan seseorang untuk dan pengetahuan yang baik dan benar
melakukan tindakan. mengenai pengelolaan sanitasi lingkungan
3. Tindakan atau praktik (practice). sehingga diperoleh status kesehatan yang
pengetahuan atau sikap ini tidak selalu ideal.
dapat diwujudkan melalui sebuah Secara umum perilaku menurut
Namun untuk dapat Bloom (dalam Surahman dan Supardi,
tindakan.
mewujudkan sebuah sikap menjadi 2016:
35) “mencakup perilaku kognitif tindakan memerlukan adanya faktor (pengetahuan), afektif (emosi), dan
pemungkin dan pendukung utama yaitu psikomotor (gerakan, tindakan)”.
tindakan.
Perilaku terhadap
lingkungan
kesehatan (environmental
health
5. Adaptasi
behavior ), adalah tingkah laku individu Konsep adaptasi ditujukan pada terhadap lingkungannya yang dapat
cara-cara penyesuaian hidup sebuah mempengaruhi kesehatan manusia yang
organisma atau sekelompok orang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan
terhadap lingkungannya. Penyesuaian ini yang berhubungan dengan pembuangan
dilakukan organisma untuk menghadapi air limbah, kebersihan rumah, air bersih,
tekanan-tekanan yang terjadi pada dirinya pembersihan vektor sarang nyamuk, dan
sehingga mereka harus mampu keluar dari lainnya (Surahman dan Supardi, 2016:
tekanan tersebut untuk kemudian bertahan 35).
hidup di dalam lingkungannya. Perilaku
Untuk dapat bertahan hidup seorang kesehatan ini merupakan salah satu bagian individu atau kelompok orang harus saja dari keseluruhan perilaku kesehatan mampu
terhadap
lingkungan
menanggulangi kesulitan- secara umum yang juga mencakup perilaku kesulitan yang dialaminya terutama yang sakit, perilaku terhadap layanan kesehatan, berasal dari lingkungan alam dan dan perilaku terhadap makanan (Surahman lingkungan sosialnya. Dalam tahapan ini dan Supardi, 2016).
individu harus mampu untuk: bertahan Konsep perilaku pada dasarnya tidak hidup sebagai resisten terhadap musuh dapat berdiri sendiri namum harus juga alaminya; memperoleh sumber daya didukung dengan konsep-konsep lain pemenuhan kebutuhan primernya yaitu untuk membuat sebuah pemahaman yang makanan, air dan udara; memperoleh air, lebih komprehensif berkaitan dengan
udara dan makanan; membentuk keluarga adanya upaya-upaya untuk memperoleh dan keturunan; serta siap menghadapi kondisi sanitasi lingkungan yang sehat dan segala perubahan yang terjadi di sekitar
ideal. Beberapa hal tersebut menurut lingkungannya . Keseluruhan proses (Surahman dan Supardi, 2016: 36) adalah:
pertahanan diri ini disebut sebagai proses
1. Pengetahuan (knowledge), berasal dari adaptasi. kata ”tahu” yang berarti merasakan
Konsep adaptasi menurut Bennett pengalaman baru setelah menggunakan (1976) berkembang dari adanya teori indera (perasa, pelihat, pendengar, evolusi yang berisi tentang berkembangnya
manusia secara biologis dan fisik untuk
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
23 menyesuaikan diri dengan lingkungan
yang memerlukan waktu yang alam maupun lingkungan budayanya.
cukup lama serta harus melalui Konsep adaptasi menurut Bennett dalam
tindakan yang Saharuddin (2007: 46-47) terbagi menjadi
serentetan
dilakukan secara berulang- tiga yaitu ada adaptasi tingkah laku yaitu
ulang .”
suatu tindakan atau tingkah laku dengan Dari uraian di atas dapat diambil mempertimbangkan baik buruknya hasil kesimpulan untuk menganalisa hasil yang akan didapat, lalu ada adaptasi penelitian ini dibutuhkan konsep strategi yang merupakan suatu proses atau adaptasi lingkungan sebagai upaya cara di mana manusia merespon masyarakat
terdampak pertimbangan yang sudah dipilih dan mengembangkan
strategi-strategi memikirkan cara lain agar sesuai dengan adaptif sebagai bentuk penyesuaian kebutuhan dan tidak menimbulkan masalah dirinya terhadap perubahan lingkungan dengan pihak lain, dan yang terakhir yang tentunya juga berimbas pada adaptasi proses yaitu perubahan-perubahan perubahan sosial dan ekonomi mereka yang muncul dengan menyesuaikan di wilayah resettlement. strategi yang sudah dipilih dan ditunjukkan dalam waktu yang panjang.
B. METODE PENELITIAN
Menurut Bennett (1976: 249-250) Penelitian ini ditulis menggunakan dalam memandang ekologi faktor-faktor metode etnografi dengan pendekatan yang ada di lingkungan baik eksternal 5 kualitatif . Adapun data diperoleh dengan
maupun internal harus diidentifikasi mana melakukan proses wawancara dan hal-hal yang dianggap penting, mana yang observasi lapangan, yang diperkuat oleh jadi penghambat, dan mana yang bisa data-data sekunder sebagai pendukung. dikembangkan pada tingkah laku manusia. Pemilihan
informan penelitian Konsep
ini mengasumsikan bahwa dikhususkan pada warga terdampak organisasi sosial budaya merupakan hasil resettlement
pembangunan Waduk dari proses adaptasi manusia dalam Jatigede di Dusun Cipondoh Desa mengantisipasi masalah yang akan datang. Pawenang
Kecamatan Sumedang. Bennett (1976: 250) mengemukakan Pemilihan informan kunci sebanyak empat bahwa:
orang, didasarkan pada keterkaitan “Basis ekologi manusia adalah
lingkungan pemukiman mereka di tempat kapasitas
baru dengan pengalaman mereka sebagai melakukan self objectification,
manusia
untuk
warga terdampak pembangunan Waduk belajar, dan mengantisipasi.
Jatigede.
Manusia mengkonseptualkan Hasil pengumpulan data lapangan diri mereka sendiri agar dapat
kemudian diolah dengan tahap reduksi bertindak terhadap lingkungan
data, yaitu merangkum, memilah-milah, mereka.”
dan memfokuskan hasil yang telah Berdasarkan
yang diperoleh kepada hal-hal yang dianggap dikemukakan Bannet, Ahimsa Putra dalam
konsep
Saharuddin (2007: 46-47) menyatakan bahwa: 5 Creswell (2008) dalam Semiawan (2010: 67).
“Adaptasi merujuk pada adanya Analisis data kualitatif dengan menggambarkan proses penentuan metode yang akan digunakan
sebuah proses
penyesuaian
berdasarkan fakta, realita, masalah, peristiwa terhadap suatu kondisi yang
dan gejala, secara luas dan dalam untuk berubah. Adaptasi merupakan
mendapatkan subuah pengalaman anyar yang proses perubahan yang terjadi
akan dijawab oleh peneliti. Masalah penelitian pada diri individu maupun
bisa saja berasal dari masukan orang lain, individu dengan lingkungannya,
pengalaman orang lain, atau pengalaman individu si penulis.
24 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34 penting, untuk selanjutnya disajikan yang
di bawah wilayah dengan uraian deskriptif sesuai data yang administratif Desa Pawenang Kecamatan ada. Langkah selanjutnya adalah verifikasi Jatinunggal Kabupaten Sumedang. dan analisa terhadap data dan konsep yang
berada
Desa Pawenang dikelilingi oleh disajikan untuk kepentingan penarikan beberapa desa yang satu sama lain kesimpulan
dan rekomendasi hasil berbatasan langsung secara administratif. penelitian.
Di wilayah utara berbatasan dengan Desa Mekarasih Kecamatan
1. Kerangka Pemikiran
Jatigede; wilayah timur dibatasi oleh Desa Dari uraian konsep mengenai Sirnasari dan Desa Tarikolot Kecamatan sanitasi dan lingkungan serta adapatasi di Jatinunggal; sebelah selatan berbatasan atas, dapat ditarik sebuah analisa terhadap
Desa Mulyajaya persoalan yang dihadapi masyarakat di Kecamatan Wado; dan sebelah barat Dusun
langsung dengan
dibatasi secara administratif oleh Desa Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Wado Kecamatan Wado. Hal
ini terkait
kondisi
sanitasi
lingkungannya untuk mendukung pola adaptasi penyesuaian dirinya terhadap lingkungan alamnya.
Persoalan
resettlement yang
dihadapi oleh masyarakat Cipondoh akibat pembangunan Waduk Jatigede berdampak besar terhadap perubahana sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan masyarakat. Fokus kajian artikel ini adalah kondisi sanitasi dan lingkungan yang mereka kembangkan di pemukiman barunya merupakan bentuk dari adaptasi tingkah laku dalam menyesuaikan diri dengan
Gambar 1. Peta Desa Pawenang keadaan lingkungannya. Proses adaptasi
Sumber: http://sumedangtandang.com/ tingkah laku ini diperoleh melalui
direktori/detail/desa-pawenang pengetahuan dan diwujudkan dengan
tindakan-tindakan
Secara geografis, Desa Pawenang menyikapi lingkungan dan sanitasinya berada pada wilayah paling barat
adaptif
dalam
untuk menciptakan sebuah lingkungan Kecamatan Jatinunggal. Lokasinya yang baru yang lebih ideal untuk ditempati cukup strategis sangat berpotensi untuk dengan layak.
dikembangkan dalam pembangunan. Jarak tempuh Desa Pawenang ke kantor
C. HASIL DAN BAHASAN
Kecamatan Jatinunggal sekitar 1,5 km
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
dengan lama waktu tempuh sekitar 10
Dusun Cipondoh Desa Pawenang
hingga 15 menit menggunakan kendaraan.
Kecamatan Jatinunggal
Jumlah penduduk Desa Pawenang
a. Letak Geografis
sebanyak 5.542 jiwa dengan jumlah KK Desa Pawenang memiliki wilayah sekitar 1.909 yang terdiri atas 2.838 laki-
seluas 275,255 ha. Desa ini terdiri atas 4 laki, serta 2.704 perempuan. Adapun dusun (Sukahening, Sukahurip, Sukajaya, penambahan dari relokasi beberapa desa di dan Sukamulya) dengan 9 RW dan 31 RT.
genangan Waduk Jatigede sebanyak 1.118 Ditambah satu dusun baru hasil relokasi jiwa dengan 370 KK. Komposisi kepala
warga yang terkena dampak pembangunan keluarga relokasi terbesar berada di Dusun Waduk Jatigede yang bernama Dusun Cipondoh. Cipondoh. Jadi saat ini total ada 5 dusun
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
Dusun Bedol Desa 8 orang beruntung saja bisa pindah. Dusun Cipondoh merupakan dusun Lebihnya sebanyak 170 keluarga menyebar
b. 6 Cipondoh
bedol desa pindahan dari Desa Padajaya ke berbagai tempat. Sebagian ada yang Kecamatan Wado yang saat ini telah mengontrak, membangun rumah di tempat tenggelam di dasar Waduk Jatigede. Dari lain, atau menumpang di rumah kerabat.
Sebelum warga Desa Padajaya penggenangan, hanya 6 desa yang total direlokasi, mereka mendapatkan uang tenggelam di dasar Waduk Jatigede, kerohiman sebesar 29 juta per KK, namun sementara desa-desa yang lain hanya itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang tergenang sebagian. Oleh sebab itu 6 desa tidak memiliki rumah, sedangkan bagi ini yang mendapat prioritas relokasi. mereka yang memiliki rumah uang Keenam desa yang tenggelam tersebut penggantian sebesar 122 juta. kemudian direlokasi ke beberapa daerah di
23 desa yang
terkena
dampak
“kompensasina anu disebat sekitarnya, seperti Desa Sukakarta ke
kerohiman 29 juta. Anu gaduh Dusun Panyariban, Desa Mekarsari,
tunggul nyaeta anu digentos Jatigede; Desa Leuwihideung ke Desa
bumina eta mah 122 juta. Tah Mekarsari, Cihegarmekar; Desa Cibogo ke
upami nu digentos bumina, Cinawing, Darmaraja; Desa Cipaku dan 9 kerohiman teu kenging . ”
Cibungur ke Cisema, dan Pakualam Berangkat dari pengertian tunggul Kecamatan Darmaraja; dan terakhir Desa yang dimaksud oleh warga Cipondoh Padajaya ke Dusun Cipondoh, Pawenang, dituturkan menurut kronologis sejarah Jatinunggal.
pembebasan lahan yang telah berlangsung Berada di atas ketinggian 263-304 sejak tahun 1980-an. Tunggul adalah tanah mdpl,
Dusun Cipondoh memiliki dan bangunan yang telah dibebaskan oleh penduduk sebanyak 260 KK. Penduduknya pemerintah pada tahun 1984 sebagai telah mendiami Dusun Cipondoh yang realisasi dari Permendagri No.15 tahun sebelumnya berupa tanah kas Desa 1975. Dalam Permendagri disebutkan Pawenang yang masih berupa perbukitan bahwa pemerintah berkewajiban untuk seluas 20 ha ditambah dengan tanah milik memukimkan kembali masyarakat yang warga 40 ha. Jadi, total keseluruhan Dusun terkena dampak pembangunan Waduk Cipondoh 60 ha. Seharusnya ada 530 KK Jatigede. Harga ganti rugi tanah saat itu dari Desa Padajaya yang akan dipindahkan Rp.6.200/14 m2, sedangkan sawah Rp. ke tanah kas Desa Pawenang, namun 9.200/14 m2. Proses pencairan dilakukan
karena terjadi kendala teknis 7 , hanya 260 dengan dua tahap, uang muka dan dibagikan secara langsung di desa,
sedangkan pelunasan baru sebulan sampai dua bulan kemudian di kabupaten. Kondisi
6 Bedol desa adalah pemindahan seluruh penghuni desa ke tempat lain. Sumber :
https://www.kamusbesar.com/bedol-desa. 8 260 KK yang beruntung menempati lahan baru di Dusun Cipondoh dilakukan dengan
7 Pembukaan tanah (cut and fill) menelan biaya mekanisme kocokan. Mekanisme pengocokan sebesar 1,5 milyar tersebutdikerjakan selama 2
kavling didasarkan siteplan yang telah ada bulan, namun belum seluruhnya diselesaikan
sebelumnya untuk 530 KK Desa Padajaya, oleh pihak pelaksana yaitu PT Garuda dan
kemudian diprioritaskan terlebih dahulu bagi PT.Trisandi, padahal untuk mempercepat
yang sangat memerlukannya, kemudian prosesnya warga telah berkontribusi sebesar
dikocok dan ditempatkan pada petak-petak 2,5 juta/KK untuk pembuatan cut and fill lahan
kavling pada siteplan sebayak 260 KK terlebih supaya bisa dibangun dan ditempati. Akibatnya
dahulu.
sebagian warga terkatung-katung nasibnya hingga saat ini.
9 Wawancara dengan Bapak Carli Supriatna 17 Oktober 2017
26 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34 pemerintah saat itu tidak memiliki yang layak huni dengan model-model
kemampuan dana yang cukup untuk rumah modern seperti di kota. membayar kompensasi, maka pembebasan
lahan tersebut akhirnya jalan di tempat. 2. Kondisi Lingkungan dan Sanitasi
Pada akhirnya warga hanya diberikan ganti
Masyarakat Terdampak di Dusun
rugi atas tanah dan bangunan yang nilainya
Cipondoh 12
tidak sesuai dengan ketentuan. Kondisi lingkungan dan sanitasi di Masih banyak permasalahan yang Dusun Cipondoh Kecamatan Jatigede belum terselesaikan saat itu sehingga masih minim. Hasil temuan di lapangan, berakibat
terhadap warga Dusun Cipondoh masih kekurangan terhambatnya pembangunan waduk.
secara
umum
pasokan air bersih terutama untuk minum. “Jadi sebenarnya pembebasan waktu
Air diperoleh dari sumur-sumur gali milik itu masih bermasalah, banyak hak
warga dan sumur umum. Rata-rata masyarakat yang belum diberikan.
kedalaman sumur gali yang baik untuk Entah itu tentang harga, entah itu
menghasilkan air yang layak minum tentang kekurangan bayar, entah
adalah 11-15 m untuk hasil yang tentang kekurangan luasan. Karena
maksimal. Ongkos pembuatan sumur gali pada zaman itu, masyarakat nggak
yang cukup mahal membuat keberadaan tahu ini teh mau diapain, mau
sumur-sumur dengan air layak minum diapakan, diukur aja 10 . ” masih sedikit, hanya beberapa rumah
baru tangga saja yang memilikinya, bahkan ada diterbitkan untuk menindaklanjuti kondisi yang sama sekali tidak memilikinya. Untuk tersebut, yaitu dengan terbitnya Peraturan mengantisipasi hal tersebut dibuatlah Presiden No.1 Tahun 2015 yang poin beberapa sumur umum yang dibangun di utamanya
Kemudian
peraturan
adalah konversi relokasi sekitar wilayah permukiman mereka. pemukiman, yang seharusnya masyarakat Biaya yang dibutuhkan untuk membuat dimukimkan kembali dengan penggantian sebuah sumur umum sebesar 15 juta
tanah seluas 28 bata 11 , rumah setara tipe rupiah, yang dikumpulkan dari sumbangan
36, dan biaya hidup, kemudian dikonversi warga. dalam bentuk uang sebesar 122 juta, merata untuk setiap KK.
Di lokasi barunya yang kemudian dinamakan Dusun Cipondoh, mereka membangun rumah di lahan seluas 110 m2 dengan dana yang telah mereka terima dari hasil ganti rugi. Sebagian masih menempati tanah kas Desa Pawenang, dan sebagian pada tanah miliknya sendiri. Keterbatasan biaya bagi beberapa keluarga menyebabkan pembangunan rumah tinggal banyak yang tersendat (belum selesai), ada
Gambar 2. Sumur dan MCK Umum pula yang meminimalisir biaya dengan
Sumber: Dok. Pribadi, 2017. membangun rumah semi permanen. Rata- rata mereka membangun rumah permanen
Beberapa rumah tangga tidak memiliki akses terhadap sumur dengan air siap konsumsi karena kedalaman sumur
10 Wawancara dengan Bapak Teten Informan yang mereka miliki kurang. Oleh sebab itu Dusun Cipondoh, Desa Pawenang Tanggal 17
mereka hanya memanfaatkan air untuk Oktober 2017
11 1 bata setara dengan luas 14 m2. Jadi 28 bata berarti 28x14=392 m2 12 Disarikan dari wawancara dan observasi
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
27 keperluan cuci dan kakus saja. Sedangkan penampungan sampah sementara di Dusun
untuk pemenuhan kebutuhan air bersih Cipondoh, untuk membuang sampah. siap minum, bagi rumah tangga yang tidak Biasanya mereka membakarnya atau memiliki sumur yang layak minum, membuangnya begitu saja di lahan kosong mereka akan memintanya kepada tetangga yang ada. yang memilikinya. Sebagian lainnya mengambil ke sumur umum. Ada pula yang melakukan kegiatan mencuci di sungai, jarak tempuh dari perkampungan sekitar 500 m. Air yang mereka sudah ambil dari sumur masih dikumpulkan di dalam jerigen-jerigen sebagai pasokan air mereka untuk kebutuhan sehari-hari, namun bagi rumah tangga yang memiliki akses terhadap air yang cukup, mereka
menampungnya di dalam torn yang lebih besar.
Gambar 4. Genangan Air hasil Pembuangan Limbah Rumah Tangga Sumber: Dok. Pribadi, 2017.
Sarana dan prasarana di Dusun Cipondoh juga masih sangat minim. Pembangunan infrastruktur berupa jalan desa belum rampung. Sejak masyarakat menempati kawasan tersebut pada tahun 2015, hingga saat ini perhatian pemerintah belum ada, khususnya untuk memperbaiki
jalan desa yang masih berupa tanah. Oleh Gambar 3. Sumur Gali Umum sebab itu akses jalan untuk mencapai
Sumber : Dok. Pribadi, 2017 . Dusun Cipondoh masih sulit, jalan tanah yang licin ketika hujan cukup sulit untuk
dan dilalui kendaraan. Pengerasan jalan pembuangan limbah rumah tangga belum menggunakan batu diinisiasi warga baru- tertata dengan baik. Hampir semua rumah baru
Sanitasi berupa
jamban
Musyawarah warga memang telah difasilitasi jamban yang merekomendasikan masing-masing kepala
ini.
dilengkapi dengan WC di dalam rumah. keluarga untuk berkontribusi dalam Begitu pula septic tank rata-rata setiap pembuatan jalan dengan menyumbang 2,5 rumah membuatnya dan ditempatkannya di m3 batu kali . luar rumah, baik itu di depan, belakang,
Kondisi infrastruktur yang masih ataupun pinggir rumahnya masing-masing. belum memadai membuat
akses Hanya saja pembuangan limbah rumah transportasi
umum menuju Dusun tangga yang berasal dari jamban tidak Cipondoh juga belum ada. Mereka masih
disalurkan ke saluran pembuangan limbah mengandalkan transportasi pribadi berupa yang layak. Hampir tidak ada sistem mobil atau motor, bahkan berjalan kaki. saluran pembuangan limbah rumah tangga Anak-anak Dusun Cipondoh yang masih yang ditemukan di Dusun Cipondoh. bersekolah, bagi siswa SD mereka masih Mereka membuang limbah begitu saja bisa bejalan kaki karena sarana pendidikan keluar
rumah hingga menciptakan SD masih relatif dekat ditempuh. Namun genangan-genangan
sekitar bagi siswa setara SMP/SLTA mereka rumahnya. Begitu pula halnya dengan harus ke pusat kecamatan untuk bisa sampah, hampir tidak ada tempat bersekolah, sehingga motor digunakan
air
di
28 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34 sebagai sarana transportasi yang relatif pemukiman, seperti Telkomsel dan XL.
lebih cepat untuk menempuh jarak jauh. Bahan bakar yang biasa digunakan oleh Terdapat sebuah masjid di Dusun warga Cipondoh berupa gas elpiji tabung 3 Cipondoh, namun sarana rekreasi dan olah kg, namun masih ada keluarga yang raga, seperti taman atau lapangan olah raga menggunakan kayu bakar untuk keperluan belum tersedia. Fasilitas kesehatan umum dapur. Kayu-kayu bakar itu mereka seperti Puskemas juga belum ada, apabila peroleh di lahan-lahan kosong sekitar ada warga yang membutuhkan pengobatan, kampung. mereka harus pergi ke layanan kesehatan
Geliat perekonomian dan mata terdekat yang berada di Kecamatan Wado. pencaharian warga Dusun Cipondoh masih Jarak tempuh menuju tempat itu ditempuh sangat relatif. Setelah
resettlement sekitar kurang lebih satu jam. Kondisi ini dilakukan pada tahun 2015, masih banyak mengakibatkan
masyarakat Dusun warga tanpa memiliki mata pencaharian Cipondoh kurang mendapatkan akses tetap. Usaha-usaha produktif yang biasa pelayanan kesehatan yang cepat dan mereka lakukan sebagai petani di Desa memadai agar bisa beradaptasi di dalam Padajaya sebelumnya tidak dapat lagi kondisi lingkungan alam yang masih dikerjakan di tempat baru mereka, karena terbilang cukup ekstrim.
tidak adanya lahan garapan. Dengan luas tanah 110 m2, sangat sulit bagi mereka untuk bercocok tanam, sehingga mereka membutuhkan usaha-usaha produktif lain untuk bertahan hidup. Seperti misalnya menggarap lahan kosong di bukit sebelah, menangkap ikan di waduk, atau wiraswasta berupa warung, atau toko-toko kecil lainnya. Keterbatasan lahan pekerjaan dan tingkat pendidikan, mengharuskan mereka untuk mencari alternatif pekerjaan lain. Buruh merupakan pekerjaan yang paling
Gambar 5. Infrastruktur Jalan Dusun Cipondoh banyak dilakukan oleh warga Dusun Sumber: Dok. Pribadi, 2017.
Cipondoh, sehingga sebagian besar tenaga produktif di Dusun Cipondoh bekerja
Utilitas umum seperti listrik, menjadi buruh kayu, atau bangunan ke telepon, dan bahan bakar sudah ada hanya kota kabupaten, sehingga hanya kaum tua, dalam kondisi yang terbatas. Jaringan ibu-ibu rumah tangga dan anak-anaklah listrik
sudah terpasang. Aturan yang tinggal. Ibu-ibu yang masih berusia pemasangan jaringan listrik di Dusun produktif beberapa di antaranya berdagang Cipondoh, jika warga mempunyai Kartu bakulan
untuk menambah Indonesia Sejahtera (KIS) maka dapat penghasilan. dipasang listrik sebesar 450 atau 900 Watt
keliling
Keberadaan Waduk Jatigede belum di rumahnya. Sedangkan warga yang tidak mampu memberikan dampak yang
mempunyai KIS hanya boleh memasang signifikan terhadap peningkatan listrik sebesar 1300 watt. Biaya listrik yang kesejahteraan
masyarakat, khususnya harus mereka keluarkan bagi rumah tangga mereka yang terkena dampak relokasi dan
dengan daya 1300 watt adalah 50 ribu resettlement . Kebijakan pemerintah untuk 2 minggu hingga 300 ribu, setempat untuk melarang keberadaan tergantung
pemakaian.
Jaringan
komunikasi telepon sudah masuk, dengan dibangunnya
beberapa
tower
telekomunikasi swasta
di
sekitar
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
29 kolam ikan terapung 13 , membuat pilihan
jantan tah tos upami tos anakan mata pencaharian semakin terbatas.
engke dialihkeun deui ka nu Pemberdayaan 15 perekonomian sanes. ”
khususnya pertanian pernah dilakukan oleh Adanya peternakan domba sedikit Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan banyak telah membantu perekonomian Jawa Barat yang bekerja sama dengan masyarakat setempat. Domba-domba yang ALG (Academic Leadership Grant) Unpad telah cukup umur dapat dijual, sedangkan pada tahun 21017 ini, memberikan kotorannya dimanfaatkan sebagai pupuk pelatihan terkait pemanfaatan lahan kosong kompos. Pembuatan kompos dilakukan yang ada di sekitar rumah. Seperti, dengan cara menimbun kotoran ternak halaman
atau pekarangan, untuk dengan plastik terpal atau menguburnya dimanfaatkan menjadi kebun tanaman dalam lubang buatan. Penimbunan pangan sebagai bahan konsumsi sehari- dilakukan untuk menimbulkan efek panas, hari.
sehingga kotoran lebih cepat terurai. “Eta
Pemanfaatan pupuk in masih sebatas untuk lingkungan, misalkeun ayeuna
kanggo
pemerdayaan
konsumsi pribadi warga, yang biasa gaduh
digunakan sebagai pupuk organik untuk dipelakan naon kitu. Eta nembe ka
pekarangan
rumah,
berbagai tanaman pangan yang mereka dinya wungkul teu ngaieukeun
tanam halaman rumahnya. pemberdayaan.
Dina
gaduh
pakarangan sakieu ku poly bag dipelakan naon, kanggo kabutuhan
sehari-hari. 14 ” Bantuan dari beberapa lembaga
nirlaba juga pernah diperoleh warga Dusun
pemberdayaan masyarakat
dengan
menggulirkan peternakan domba. Bantuan domba pertama kali diberikan sebanyak 5 ekor betina dan 1 jantan untuk 10 KK. Domba-domba
Gambar 6. Pembuatan Kompos dari digulirkan kepada KK yang lain apabila
tersebut
kemudian
Kotoran Domba telah menghasilkan keturunan.
Sumber: Dok. Pribadi, 2017 . “Ayeuna misalkeun dipasihan
saurang teh 5 betina sareng 1 Adanya perubahan pada kondisi kesehatan merupakan ekses nyata yang
13 Di Waduk Saguling dan Cirata, warga dirasakan warga Dusun Cipondoh. Kondisi terdampak dibolehkan membuat keramba
lingkungan alam yang cukup ekstrim dari terapung sebagai alternatif mata pencaharian
cuaca yang cukup panas pada saat siang pasca penggenangan, tidak demikian dengan
hari dan dingin menggigit ketika malam Waduk Jatigede. Hal ini disebabkan menurut
tiba, memungkinkan terjadinya berbagai pendapat pemerintah setempat seringkali
macam penyakit baru yang sebelumnya terjadi over capacity atau terlalu banyaknya
jarang mereka rasakan di tempat tinggal keramba dari yang seharusnya dibolehkan
sebelumnya. Penyakit seperti batuk, flu, untuk dibangun diatas waduk, sehingga dan demam lebih sering menyerang. Anak- kualitas air menjadi jenuh yang berakibat pada
kualitas dan kuantitas ikan yang dihasilkan anak berpotensi lebih rentan terkena kurang baik.
dampaknya, penyakit batuk flu dan demam
14 Wawancara dengan Bapak Teten, 17 Oktober 15 Wawancara dengan Bapak Teten, 17 Oktober 2017.
30 Patanjala Vol. 10 No. 1 Maret 2018: 17-34 ini lebih sering menghinggapi mereka penghuninya terpaksa pindah ke tempat
terutama apabila cuaca sangat panas, lain yang lebih aman. penyakit dapat menyerang kurang lebih tiga kali dalam setahun. Bagi manula penyakit linu atau ngilu pada tulang dan persendian lebih sering terasa. Belum lagi gangguan binatang seperti nyamuk
merupakan hal yang paling lumrah di
kondisi cuaca panas. Peningkatan suhu
dimungkinkan karena masih kurangnya 16
penghijauan sebagai efek dari cut and fill lahan manjadi perumahan.
Dalam rangka menyikapi kondisi
lingkungan yang
ekstrim
tersebut
masyarakat Dusun
Cipondoh
mengembangkan penghijauan
Gambar 7. Rumah Amblas di Dusun Usaha-usaha penghijauan telah dimulai
lahan.
Cipondoh sejak 2015 melalui penanaman tanaman
Sumber : Dok. Pribadi, 2017. keras jenis sengon yang diperoleh dari
bantuan sosial dari sebuah lembaga 3. Upaya Adaptif Masyarakat Cipondoh
nirlaba. Bibit-bibit pohon tersebut ditanam
di Lingkungan Baru
warga di lahan-lahan kosong sekitar Sarana sanitasi dalam sebuah kampung. Selain itu baru-baru ini pemukiman memegang peranan yang pemerintah
khususnya untuk memberikan bantuan penghijauan berupa mengontrol kondisi kesehatan masyarakat
daerah
setempat
juga sangat
penting,
pohon mangga gedong yang dibagikan yang menempati pemukiman tersebut. merata kepada seluruh kepala keluarga Sebuah pemukiman yang baik dan sehat untuk ditanam di pekarangan rumah warga. sebagaimana di ungkapkan Krieger dan
Perataan tanah bukit yang saat ini Higgins (2002) dalam Keman (2005: 30) telah berubah menjadi pemukiman melalui harus mengutamakan keberadaan sarana mekanisme cut and fill lahan, ternyata sanitasi seperti penyediaan air bersih, tidak seluruhnya sempurna. Di beberapa pembuangan sampah, dan tentunya utilitas titik pemukiman tanah masih relatif labil. sanitasi itu sendiri seperti MCK, dan Ini dibuktikan dengan adanya beberapa pembuangan limbah rumah tangga. Apa rumah yang tanahnya amblas, sehingga yang ada di Dusun Cipondoh pada bangunan di atasnya pun ikut amblas. dasarnya telah memenuhi unsur-unsur Terutama, mereka yang menempati lahan sebuah pemukiman seperti terdapatnya di bibir lembah. Rumah-rumah yang baru MCK di semua rumah tangga yang ada, saja dibangun dari uang kerohiman, serta sarana pembuangan limbah dan sebagian harus rubuh dan rata dengan kotoran seperti septic tank, hanya justru tanah, hingga kerusakannya cukup parah sarana-sarana yang lain belum sepenuhnya dan tidak dapat ditempati lagi. Para mendukung.
Supaya dapat dikategorikan sebagai
16 pemukiman sehat, sepertinya air bersih Cut
and fill merupakan sebuah masih memegang peranan yang sangat proses pengerjaan tanah yang terdiri dari dua
penting. Keberadaan air bersih yang kata
yaitu cut (penggalian) dan fill mudah diakses untuk kepentingan sehari- (penimbunan). Artinya pengerjaan tanah ini dilakukan dengan mengambil atau menggali
hari khususnya konsumsi rumah tangga sejumlah massa tanah disuatu wilayah untuk
masih sulit diakses oleh beberapa rumah kemudian dipindahkan atau ditimbun di tempat
tangga yang tidak memiliki sumur. lain.
Kualitas air yang kurang baik apabila
Strategi Adaptasi..... (Risa Nopianti, Triesya Melinda, Junardi Harahap)
31 dikonsumsi dapat saja berakibat pada sanitasi kurang berperan, sebaliknya kedua