55 Wasiat Rasulullah | Abu Dzakwan's Blog

  Judul Asli : Judul Terjemah : 55 Wasiat Rasul Penulis : Penerjemah : Eva Mushaffa, S.Ag Halaman Terjemah: 69

  DARI PENERBIT Allah azza wajalla memerintahkan kita untuk mentaati perintah-perintah-Nya yang disampaikan melalui rasul-Nya

  Muhammad SAW, dan mengambil suri tauladan darinya serta meminta petunjuknya. Dan sunnah Rasulullah SAW baik dalam bentuk perkataan ataupun perbuatan adalah lampu corong yang bisa kita jadikan petunjuk dalam memahami tujuan-tujuan agama, dan mengatahui hukum-hukumnya secara terperinci. Semua sunnah Rasulullah SAW –baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan- yang termasuk dalam kategori shahih dengan sendirinya memiliki landasan argumentatif, meskipun kandungan isinya tidak terdapat dalam al-Qur`an. Misalnya, perkataan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA: “seorang wanita dan

  

bibinya dari pihak bapak tidak boleh disatukan (dalam

  perkawinan-pent), dan seorang wanita dan bibinya (dari

  

pihak ibu) juga tidak boleh disatukan”. Hal itu, karena

  Allah Ta’aala telah berfirman dalam surat al-Hasyr: (...Apa

  

yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah! Dan apa yang

dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah...).

  Dengan demikian, maka kewajiban kaum muslim adalah berpegang teguh pada sunnah-sunnah Nabi, mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari serta berusaha dengan gigih untuk menyebar-luaskannya di kalangan kaum muslim. Karena petunjuk nubuwwah yang sangat mulia adalah langkah yang sangat sesuai dengan konteks penyebar-luasan tersebut.

  wallâhu al-muwâfiq.

  Ahmad Muhammad Thahûn.

  PENGANTAR Segala puji bagi Allah dan salam sejahtera atas hamba- hamba-Nya yang terpilih dan Nabi terpilih yang paling utama

  Muhammad SAW yang telah mendapat kemuliaan dengan 2 ayat yang diturunkan oleh-Nya; “Dan tiadalah Kami mengutus kamu,

  

melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (al-

  Anbiyâ: 107) Dan “Sungguh telah datang kepadamu seorang

  

Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya

penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan

keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang

terhadap orang-orang mukmin”(at Taubah: 128). Beliau adalah

  Rasulullah SAW yang memiliki petunjuk kebaikan dan peringatan dari segala keburukan dalam setiap perkataan dan perbuatannya. Di dalamnya juga terdapat seruan kepada Allah yang dengan izin-Nya bisa menjadi lentera yang terang benderang.

  55 wasiat Rasulullah SAW telah dipilih oleh Syiekh Hamzah Muhammad Shâlih ‘Ajjâj dari buku-buku hadits sebagai peringatan bagi kaum muslim. Semoga Allah memberi kebaikan bagi kaum muslim. Segala sesuatu dibalas sesuai dengan perbuatannya. Jika hal itu baik, maka akan dibalas dengan kebaikan. Dan jika buruk maka akan dibalas dengan keburukan. Karena itu, maka bacalah kitab Allah, dan renungkan!. Sesungguhnya Allah telah memberikan sepuluh wasiat dalam surat al-‘An’âm, dan sepuluh wasiat dalam surat al-Isrâ surat-surat al-Qur’an yang tidak ada kebatilan di dalamnya, karena al-Qur`an memang benar-benar diturunkan oleh zat yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji. Bacalah wasiat-wasiat Rasulullah SAW dan renungkanlah serta peganglah erat-erat! Maka barang siapa yang berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah SAW, pasti akan mendapat keberuntungan yang amat besar. (...Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan

  apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah...)

  Allah telah menjadikan kita dan orang-orang yang mendengarkan perkataan rasul serta mengikuti kebaikan- kebaikan yang ada di dalamnya sebagai bagian dari golongan orang-orang yang telah lebih dahulu diberi kebaikan. Allah telah menempatkan mereka di dalam rumah yang dipenuhi keutamaan-Nya dan tidak ada pemisah antara mereka dengan- Nya. Jiwa mereka senantiasa dialiri olah dahaga dan kebahagian yanhg abadi. Salam sejahtera bagi para rasul yang telah diutus. Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Madinah al-munawarrah Hamba yang selalu mengharapkan Rahmat Tuhan yang maha Pemurah Ahmad ‘Abdul Jawwad

  Bismillahrrahmanirrahim

Pendahulan

  Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam. Shalawat dan salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Utusan yang paling mulia. Dan semoga kesejahteraan juga tercurah kepada keluarganya dan sahabat-sahabatnya. Dan seterusnya.

  Dari buku-buku hadits, Penulis telah membaca beberapa wasiat yang berasal Nabi Muhammad SAW dan ditujukan kepada sahabat-sahabatnya Ridhwânullahu Ta’âla ‘Alaihim. Hal itulah yang melatar-belakangi penulis untuk mengumpulkannnya dalam buku kecil ini. Penulis telah memilih 55 wasiat yang di sarikan dari kitab Shahih Bukhari dari Imam Bukhari, shahih

  

Muslim dari Imam Muslim, Sunan Abi Dâud dari Imam Abu Dâud,

at-Targhîb wa at-Tarhîb dari Imam al-Mundziri, Riyâdh as-

Shâlihîin dari Imam Nawawi, at-tâj al-Jâmi’li al-Ushûl dari

  Syeikh Manshûr ‘Ali Nâshif dan taysîr al-Wushûl dari Ibnu dabî’ as-Syaibâni.

  Wasiat-wasiat yang sangat mulia ini, meskipun ditujukan kepada para sahabat, akan tetapi juga ditujukan untuk setiap muuslim. Wasiat-wasiat ini berisi anjuran untuk beribadah secara ikhlas kepada Allah SWT, dan tidak menyekutukan-Nya. Sebagian wasiat ini juga mengupas keutamaan-keutamaan yang ada dalam kalimat-kalimat tahlil, keutamaan bersujud kepada Allah, keutamaan puasa dan shalat, Ibadah qiyâm al-lail, keutamaan menuntut ilmu, keutamaan bershadaqah dan bertasbîh, anjuran untuk ta’at kepada kedua orang tua, berakhlak mulia, silaturrahmi, menjaga hubungan baik dengan tetangga, memberi makan dan mencintai orang miskin, dan banyak lagi amal-amal shâlih lainnya. Dalam beberapa tema, penulis menyertakan beberapa hadits yang memiliki makna sama

  Akhirnya kepada Allah penulis memohon agar Dia menjadikan seluruh perbuatan kita sebagai amal shalih yang diterima dan semata-mata hanya ditujukan untuk-Nya. Semoga Allah memberikan manfaat dari wasiat-wasiat ini, sehingga kita bisa mempraktekkannya. Dan hanya Allah-lah Pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Shalawat dan salam semoga tercurah kpada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnnya. Hamzah Muhammad Shalih ’Ujjâj

  

Bismillâhirrahmânirrahîm

  WASIAT PERTAMA Keutamaan kalimat Lâ ilâha illa Allah

  Dari AbU Hurairah RA, dia berkata: “saya berkata: “wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berbahagia menerima syafa’atmu di hari kiamat nanti?” Rasulullah SAW berkata: “Aku telah menduganya wahai Abu Hurairah, pasti engkau yang

  

pertama bertanya tentang hal ini sebelum orang lain. Karena

aku melihat bahwa engkau memiliki rasa ingin tahu yang

sangat besar tentang hadits. Manusia yang paling berbahagia

mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang

mengucapan kalimat Lâ ilâha illa Allah dengan ikhlas dari

hati dan jiwanya. (HR. Bukhari)

  Dari ‘Ubâdah bin as-Shâmit RA, dari Nabi SAW beliau berkata: “barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain

  

Allah dan tidak ada sekutu baginya serta Nabi Muhammad

adalah hamba-Nya dan rasul-Nya dan bahwa Isa adalah hamba

Allah serta rasul-Nya dan bahwa kalimat yang disampaikan

kepada Maryam dengan tiupan roh darinya adalah benar, dan

bahwa syurga itu adalah benar, neraka adalah benar, dan

  

Allah akan memasukkan seseorang ke dalam syurga sesuai

dengan amal perbuatannya” (HR. Bukhari Muslim dan Turmuzi)

  Imam Junâdah menambahkan: “dari delapan pintu syurga

  

manapun yang dia inginkan”. (HR. Bukhari dan Muslim dengan

  redaksi dari Imam Bukhari) Dalam sebuah hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain

  

Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah

akan mengharamkannya dari api neraka”.

  WASIAT KEDUA Wasiat Umum dalam Tauhid

  Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: “Suatu hari aku pernah duduk di belakang Rasulullah SAW (di atas onta-pent), kemudian beliau berkata: “Wahai anak muda, sesungguhnya aku

  

akan memberimu beberapa nasehat: Ingatlah Allah! maka Allah

akan mengingatmu, ingatlah Allah! maka Dia akan selalu

berada di hadapanmu. Ketika engkau membutuhkan sesuatu

mintalah kepada Allah. Dan jika engkau membutuhkan

pertolongan, maka mintalah kapada Allah. Dan ketahuilah

bahwa jika sekelompok orang bersatu untuk mengajarkanmu

beberapa hal yang bermanfaat, maka hal tersebut tidak akan

terjadi kecuali dengan ketentuan Allah yang telah tetapkan

untukmu. Dan jika mereka bersatu untuk berbuat jahat

kepadamu, maka hal tersebut juga tidak akan terjadi kecuali

dengan ketentuan Allah yang telah ditetapkan untukmu. Pena

telah diangkat, dan kertas telah mengering (ketentuan Allah

  tidak bisa dirubah-pent).(HR. Turmuzi. Beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan Shahih) Dalam Riwayat selain Turmuzi: “Ingatlah Allah, maka Allah

  

akan senantiasa berada di depanmu. Carilah Allah di saat

  

berada dalam kesulitan. Dan ketahuilah bahwa bahwa apa yang

Allah takdirkan untukmu, pasti akan menimpamu, dan apa yang

tidak ditakdirkan untukmu, maka hal itu tidak akan

menimpamu. Ketahuilah bahwa kemenangan ada dalam kesabaran

dan kelapangan ada dalam kesusahan. Dan dalam setiap

kesulitan pasti ada kemudahan.

  WASIAT KETIGA Keutamaan Menuntut Ilmu

  Dari Qabîshah bin al-Mukhâriq RA dia berkata: “Saya mengunjungi Rasulullah SAW, kemudian beliau berkata: “Wahai Qabîshah apa gerangan yang membuatmu datang?”. Kemudian aku berkata: “Usiaku telah bertambah, dan aku telah menjadi tua renta. Maka aku datang agar engkau mengajarkanku hal yang bisa memberikan manfaat untukku di sisi Allah SWT”. Kemudian beliau bersabda: “Wahai Qabîshah, sesungguhnya jika engkau

  

melewati batu-batu, pepohonan dan tanah liat, maka mereka

akan meminta Ampunan untukmu. Wahai Qabîshah, Jika engkau

menunaikan shalat subuh, maka ucapkanlah : “Maha suci Allah

yag Maha mulia dan Terpuji” (Subhânallah al ‘azhîmi wa

bihamdihi) tiga kali, maka engkau akan terhindar dari

kebutaan, lepra dan kelumpuhan. Wahai Qabîshah katakanlah:

“Ya Allah sesungguhnya aku meminta karunia-Mu dan

limpahkanlah keutamaan-Mu kepadaku, curahkanlah rahmat-Mu

kepadaku dan turunkanlah keberkahan-Mu kepadaku. (HR.Imam

  Ahmad)

Wasiat yang mulia ini menunjukkan kemuliaan menuntut ilmu.

Dalam hadits Abu Dardâ’ RA, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang meniti jalan

  

untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya

menuju syurga. Dan sesungguhnya malaikat akan merentangkan

  

gembira atas ilmu yang mereka cari. Dan sesungguhnya

seluruh makhluk yang berada di langit dan di bumi hingga

ikan-ikan yang berada di lautan akan memohon ampunan bagi

seorang yang menuntut ilmu. Dan keutamaan seseorang yang

berilmu atas seorang hamba biasa bagaikan keutamaan bulan

purnama di antara jajaran bintang-bintang. Dan sesungguhnya

para ulama (orang-orang yang berilmu) adalah pewaris Nabi-

Nabi dan sesunguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau

dirham. Tetapi mereka mewariskan Ilmu. Maka barang siapa

yang mendapatkan Ilmu maka sesungguhnya dia telah

mendapatkan keuntungan yang berlimpah. (HR. Abu Dâud,

  Turmuzi, Ibnu mâjah dan Ibnu Hibbân dalam shahihnya serta Imam Baihaqi) Dari Shafwan bin ‘Usâl al-Murâdhi RA, dia berkata: “Aku mendatangi Nabi SAW. Dan beliau berada di masjid sedang berleha-leha beralaskan selimut merah. Kemudian aku berkata: “Wahai rasulullah sesungguhnya aku datang kepadamu untuk menuntut ilmu. Kemudian beliau bersabda: “Selamat datang

  

wahai penuntut ilmu, sesungguhnya para malaikat

merentangkan sayapnya bagi para penuntut ilmu, kemudian

mereka saling bergandengan hingga bisa mencapai langit

dunia karena rasa cinta mereka yang amat besar terhadap

ilmu yang dicarinya. (HR. Ahmad dan Thabrani dengan sanad

Jayyid dan redaksi hadits dari Imam Thabrani. Hadits ini

  juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibbân dalam Shahih-nya dan Imam Hakim yang menilai bahwa sanadnya shahih.

  WASIAT KE EMPAT Menolong Orang Yang Dizhalimi

  Dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW berkata: “Setiap

  

menzhalimi dan mengkhianati saudaranya. Barang siapa yang

melapangkan jalan bagi seorang muslim yang berada dalam

kesempitan, maka Allah akan melapangkannya kelak dari

kesempitan hari kiamat. Dan barang siapa yang menutupi aib

seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya kelak di

hari kiamat”. (Hadits Muttafaq ‘Alaih)

  Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda:

  

“Barang siapa yang membantu seorang muslim terlepas dari

kesempitan dunia, maka Allah akan melepaskan kesempitannya

kelak di hari kiamat. Dan barang siapa yang memberikan

kemudahan bagi orang yang sedang berada dalam kesusahan,

Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan

akhirat. Dan barang siapa yang menutup aib seorang muslim,

maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah

akan menolong hamba-Nya yang menolong saudaranya. Dan

barang siapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah

akan memberikan jalan yang mudah menuju syurga. Dan jika

sekelompok orang berkumpul di rumah Allah (masjid), membaca

kitab-Nya dan mempelajarinya, maka allah akan memberikan

kedamaian kepada mereka. Rahmat Allah akan meliputi mereka.

Dan sayap-sayap malaikat akan menaunginya. Dan Allah akan

menyebutnya di depan hamba-hamba-Nya yang lain (malaikat).

dan barang siapa yang memperlambat pekerjaannya maka

keturunan yang dimilikinya (seperti keturunan orang pintar-

pent) tidak akan mempercepatnya untuk mendapatkan hasilnya.

  (HR. Muslim) WASIAT KELIMA

  Keutamaan Bersujud Kepada Allah SWT Dari Ma’dân bin Abu Thalhah RA, dia berkata: “ Aku bertemu

  ”Beri-tahukan kepadaku perbuatan yang bisa membuatku masuk syurga jika aku melakukannya”. (Atau dia berkata): “aku berkata: “Beri-tahukan kepadaku perbuatan-perbuatan yang paling disukai oleh Allah”. Maka dia diam. Kemudian aku bertanya lagi, dan dia masih diam. Kemudian aku bertanya untuk ketiga kalinya, maka dia berkata: “Aku telah menanyakan tentang hal itu kepada Nabi SAW dan beliau bersabda: “Hendaklah engkau memperbanyak sujud, karena

  

sesungguhnya setiap sujud yang engkau lakukan akan

mengangkat derajatmu satu kali lebih tinggi, dan

menghapuskan satu kesalahan yang engkau lakukan”.

  Dari ‘Ubâdah bin as-Shâmit RA dia telah mendengar Nabi SAW berkata: “Allah akan mencatat satu kebaikan dalam setiap

  

sujud yang dilakukan oleh seorang hamba. Dan Allah akan

menghapuskan satu keburukan darinya, dan mengangkatnya satu

derajat. Maka perbanyaklah sujud”. (HR.Ibnu Mâjah dengan

  sanad shahih) Dari Huzaifah RA dia berkata: “Rasulullah SAW berkata:

  

“kondisi seorang hamba yang paling disukai Allah adalah

wajahnya di

tanah”. (HR. Thabrani dalam al-Ausâth)

  WASIAT KEENAM Keutamaan Bershadaqah

  Dari Ka’ab bin ‘Ujrah RA dia berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, sesungguhnya daging dan

  

darah yang tumbuh dari sesuatu yang diharamkan tidak akan

masuk syurga, neraka akan lebih dahulu melahapnya. Wahai

Ka’ab bin ‘Ujrah, manusia yang keluar rumah ada dua

1

golongan. Golongan pertama adalah yang keluar dan berbuat

  “membenamkan wajahnya dalam tanah” adalah analogi dari

  

kebaikan maka dia membebaskan dirinya dari keburukan, dan

golongan kedua adalah yang keluar dan berbuat keburukan,

maka dia menjerumuskan dirinya dalam keburukan. wahai Ka’ab

bin ‘Ujrah, shalat itu adalah penyucian jiwa dan puasa itu

perisai. Dan shadaqah dapat menghapus sebuah kesalahan

seperti air yang memadamkan api”. (HR.Turmuzi dan dia

  menilai hadits ini hasan shahih) Imam Thabrani meriwayatkan dalam kitab al-Kabîr dan Imam Baihaqi berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Sesungguhnya

  

shadaqah akan memadamkan panasnya api neraka di dalam

kubur. Dan sesungguhnya orang yang beriman di hari kiamat

akan bernaung di bawah amal shadaqahnya”. (HR. Thabrâni

dalam al-kabîr dn Imam Baihaqi dari ‘Uqbah bin ‘Âmir).

  Dari Maimûnah binti Sa’ad RA dia berkata: “Wahai Rasulullah berilah kami fatwa tentang shadaqah”. Kemudian Rasulullah berkata: “Sesungguhnya shadaqah itu adalah tameng dari api

  

neraka bagi yang mengharapkan dan menginginkan kerirhdaan

Allah azza wa jalla”. (HR. Thabrani)

  WASIAT KETUJUH Keutamaan Dua Rakaat Dalam Shalat Duhâ Dan Puasa Tiga Hari di Setiap Bulan

  Dari Abu Hurairah RA dia berkata: “Kekasihku SAW telah mewasiatkan kepadaku puasa tiga hari dalam setiap bulan, dan dua rakat shalat duhâ, dan shalat witir sebelum aku tidur”. (HR. Lima Imam). Dalam redaksi Ibnu Khazîmah: “Kekasihku SAW telah mewasiatkan kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan: tidak tidur sebelum melaksanakan shalat witir, tidak meninggalkan dua rakaat shalat Duhâ, karena shalat

  Duhâ itu termasuk shalat orang-orang yang bertaubat, dan berpuasa tiga hari setiap bulan”. Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Âsh RA dia berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Pahala berpuasa tiga hari setiap bulan

  

seperti pahala berpuasa sepanjang tahun” (HR. Bukhari

  Muslim) Dari Abu Dzar RA dari Nabi SAW beliau bersabda: “Dalam

  

setiap ruas persendian jarimu harus dikeluarkan

shadaqahnya; maka mengucapkan kalimat tasbih adalah

Shadaqah, dan setiap kalimat tahmid adalah shadaqah, setiap

kalimat tahlil adalah shadaqah, setiap kalimat takbir

adalah shadaqah dan menyeru untuk berbuat kebaikan adalah

shadaqah, mencegah untuk melakukan perbuatan inkar adalah

shadaqah dan dalam setiap rakaat dari dua rakaat shalat

Duhâ akan mendapat balasan” (HR. Muslim)

  Dari Abu Dzar RA dia berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Barang siapa yang mengerjakan puasa tiga hari di setiap

bulan, maka dia telah melakukan puasa sepanjang tahun”.

  Kemudian Allah membenarkn hal tersebut dalam kitab-Nya yang sangat Mulia: ”Barangsiapa yang berbuat satu kebaikan, maka

  

dia akan dibalas sepuluh kebaikan”, yaitu satu hari puasa

  seperti sepuluh hari puasa. (HR. Ahmad dan Turmuzi dengan redaksi dari Turmuzi dan dia menilai hadits ini hasan

  

Shahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam an-Nasâ’I,

  Ibnu Mâjah dan Ibnu Khazîmah) Dari Abdullah bin Umar RA, seorang laki-laki bertanya kepada Rasullah SAW tentang puasa. Maka Rasulullah berkata: “Hendaklah kamu mengerjakan puasa Bîdh (puasa tanggal 13,14

  

dan 15 setiap bulan) tiga hari setiap bulan”. (HR. Thabrani

  dalam kitab al-Ausâth. Dan perawi-perawinya termasuk kategori tsiqât)

  Dari Jarir RA, dari Nabi SAW beliau berkata: “Berpuasa tiga

  

hari di setiap bulan sama dengan berpuasa sepanjang tahun,

dan yang dinamakan ayyam al-Bîdh itu adalah siang hari

tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan” (HR. Nasâ’I dengan sanad

jayyid dan Imam Baihaqi).

  WASIAT KEDELAPAN Shalat Tasbih

  Dari ‘Ikrimah bin Ibnu ‘Abbas RA dia berkata: “Rasulullah SAW berkata kepada Abbas bin Abdul Mutthalib: “Wahai Abbas

  

wahai paman! Bukankah aku telah memberimu, menganugrahkan

kepadamu, mempersembahkan kepadamu serta memberi contoh

sepuluh kebiasaan yang jika engkau kerjakan, maka Allah

akan mengampuni seluruh dosa-dosamu, yang telah lalu maupun

yang baru, yang disengaja maupun yang tidak disengaja, yang

tersembunyi maupun yang nyata. Dan sepuluh kebiasaan itu

adalah: “engkau mengerjakan shalat 4 rakaat dan membaca

fatihah serta sebuah surat al-Qur`an di setiap rakaat. Dan

ketika engkau selesai membacanya di rakaat pertama bacalah

  • -ketika engkau masih berdiri-: “Maha Suci Allah dan segala

    puji bagi Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah Maha

    Besar (subhânallah wa al-hamdulillah wa lâ ilâha illa Allah

    wallâhu akbar)”, sebanyak lima belas kali, kemudian ketika

    engkau ruku’ engkau membacanya lagi dalam keadaan engkau

    ruku’ sepuluh kali. Kemudian ketika engkau bangun dari

    ruku’, engkau membacanya lagi sepuluh kali. Kemudian ketika

    engkau sujud engkau membacanya lagi sepuluh kali. Dan

    ketika engkau duduk di antara dua sujud engkau membacanya

    lagi sepuluh kali. Kemudian engkau sujud lagi dan

    membacanya sepuluh kali, dan ketika engkau bangun dari

    sujud, engkau membacanya sepuluh kali. Semuanya berjumlah

  

seperti itu dalam empat rakaat. Jika engkau mampu, maka

kerjakanlah shalat itu sekali setiap hari, dan jika engkau

tidak mampu, maka kerjakanlah sekali setiap hari jum`at,

jika engkau tidak mampu, maka kerjakanlah sekali setiap

bulan, dan jika engkau tidak mampu, maka kerjakanlah sekali

setiap tahun, dan jika engkau tidak mampu, maka kerjakanlah

(HR. Abu Dâud, Ibnu Mâjah dan Ibnu

2 Khuzaimah dalam Shahihnya)

  Shalat ini dinamakan shalat tasbih. Keutamaannya sangat besar, seperti yang anda lihat, karena itu, kerjakanlah semampumu wahai saudara muslim. Maka Allah akan memberi kita petunjuk kebaikan. Catatan: sebagian ulama memiliki sanad yang lemah tentang shalat tasbih. Hadits Ibnu Abbas yang paling dekat dengan syarat hasan. Akan tetapi hadits ini di anggap ganjil, karena hanya memiliki riwayat tunggal. Di samping itu, hadits ini menjelaskan tata cara shalat yang bertentangan dengan shalat-shalat lainnya. Ibnu Taimiyah menganggap hadits ini lemah, sementara Imam az-Zahabi meragukannya. Abu Manshur ad-Dailami dalam musnad al-Firdaus berkata: “Shalat tasbih adalah shalat yang telah dikenal luas dan memiliki sanad yang paling shahih. Imam Baihaqi berkata: “Abdullah bin al-Mubârak dahulu selalu mengerjakan shalat ini, dan setelah itu para orang shalih mengerjakannya bergantian”. Hal ini merupakan faktor yang bisa menguatkan hadits tentang shalat tasbih. Abdul ‘Aziz bin Abi Dâud yang hidup dalam masa yang lebih awal dari Ibnu al-Mubârak berkata: “barang siapa yang menginginkan syurga, maka hendaklah dia mengerjakan shalat tasbih”. Kalangan mazhab Syafi’I menganjurkannya sebagai ibadah sunnah, di antaranya Abu

  WASIAT KESEMBILAN Mintalah Ampunan dan Kesehatan Kepada Allah

  Dari Abu Fadl al-Abâs bin Abdul Mutthalib RA, dia berkata: “Aku berkata: “Wahai Rasulullah, beri-tahukan kepadaku sesuatu yang patut aku minta dari Allah SWT!” Rasulullah bersabda: “Mintalah kepada Allah nikmat kesehatan! Kemudian aku berdiam diri selama beberapa hari. Setelah itu aku datang lagi kepada Rasulullah dan aku berkata: “Wahai Rasulullah, beri-tahukan kepadaku sesuatu yang patut aku minta dari Allah SWT!”. kemudian Rasulullah berkata kepadaku: “Wahai ‘Abbas, wahai paman Rasulullah mintalah

kepada Allah SWT nikmat kesehatan di dunia dan akhirat”.

  (HR.Turmuzi. dia menganggap hadits ini hasan Shahih) Kami juga menulis beberapa do’a yang di ambil dari do’a-do’a Nabi SAW yang diajarkan kepada para sahabatnya

  Ridhwânulah ‘Alaihim.

  Dari Ibnu Umar RA, dia berkata: “Rasulullah SAW sering kali berdiri dalam suatu majlis dan mendo`akan para sahabatnya dengan do’a-do’a berikut ini: “Ya Allah Berilah kami rasa

  

takut kepadamu yang dapat mengantarkan kami kepada

Syurgamu, dan keyakinan yang dapat kami gunakan untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan dunia, Ya Allah berilah kami

ni’mat pendengaran, pengelihatan dan kekuatan yang

menghidupkan kami, jadikanlah hal itu sebagai hal yang

dapat kami warisi. Dan berikanlah kami kekuatan untuk

melawan orang yang menzhalimi kami, dan berilah kami

pertolongan untuk menghadapi musuh kami, dan janganlah

jadikan dunia sebagai perhatian kami dan tujuan kami dan

hindarilah kami dari kekuasaan orang-orang yang tidak

menyayangi kami!”. (HR. Turmuzi. Dia menganggap hadits ini

hasan)

  Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Barang siapa yang ingin di dengar do’anya dalam kesusahan

  

dan kesempitan, maka perbanyaklah mengingat Allah di kala

senang!”. (HR. Turmuzi. Dia mengatakan hadits ini hasan)

  Dari Ibnu Mas’ud RA bahwasanya Rasulullah SAW dahulu berdo’a: “Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk,

  ketakwaan, kesucian dan rasa cukup” (HR. Muslim)

  Dari Thâriq bin ‘Asyîm bin al ’Asyja’î as-Shahâbi RA dia berkata: “Ketika ada seseorang yang masuk islam, maka Nabi SAW mengajarkan Shalat kemudian menyuruhnya berdo’a dengan kalimat ini: “Ya Allah Ampunilah aku, berilah aku petunjuk,

  kesehatan dan rizki!. (HR. Muslim)

  Dalam sebuah riwayat Imam Muslim yang lainnya, dari Thâriq: bahwasanya dia mendengar Rasululah SAW didatangi seorang laki-laki dan kemudian dia berkata: “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan ketika aku berdo’a kepada tuhanku?” Rasulullah berkata: “katakanlah: “Ya Allah, ampunilah aku,

  

sayangilah aku, berilah aku kesehatan dan rizkimu!”

Sesungguhnya do’a-do’a ini memenuhi seluruh kebutuhan dunia

dan akhiratmu”.

  Dari Abu Hurairah RA dia berkata: “Rasulullah SAW dahulu berdo’a: “Ya Allah Perbaikilah agamaku yang menjadi

  

pegangan hidupku, perbaguslah urusan duniaku yang menjadi

tempat sandaran hidupku, perbaikilah urusan akhiratku yang

menjadi tempat kembaliku, dan limpahkanlah kebaikan dalam

hidupku, dan jadikan kematian sebagai tempatku beristirahat

dari segala keburukan”. (HR. Muslim)

  Dari Abu Umâmah RA. dia berkata: “Rasulullah dulu berdo’a dengan do’a-do’a yang sangat panjang sehingga kami tidak bisa mengingatnya. Kemudian kami berkata: “Wahai Rasulullah engkau mengucapkan do’a-do’a yang sangat panjang sehingga

  “Maukah aku tunjukkan do’a yang mencakup semua yang aku

  

ucapkan? Hendaklah engkau katakan: “Ya Allah aku memohon

kebaikan yang diminta oleh Nabi-Mu Muhammad SAW, dan kami

memohon perlindungan dari keburukan yang diminta oleh Nabi-

Mu Muhammad SAW untuk dilindungi. Sesungguhnya engkaulah

tempat meminta tolong dan Engkaulah yang menetapkan, tidak

ada daya dan kekuatan kecuali yang berasal dari Allah”. (HR.

  Turmuzi. Beliau mengatakan hadits ini hasan).

  WASIAT KESEPULUH Keutamaan Berpuasa

  Dari Abi Umamah RA, dia berkata: “Aku berkata kepada Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku sebuah pekerjaan!”. Maka Rasulullah SAW berkata: “Kerjakanlah puasa, karena ibadah puasa tidak tertandingi

  

pahalanya”. Kemudian aku berkata: “Wahai Rasulullah,

  perintahkanlah kepadaku sebuah pekerjaan!”. Maka Rasulullah SAW berkata: “Kerjakanlah puasa, karena ibadah puasa tidak

  

tertandingi pahalanya”. Kemudian aku berkata lagi: “Wahai

  Rasulullah, perintahkanlah kepadaku sebuah pekerjaan!”. Dan Rasulullah SAW berkata: “Kerjakanlah puasa, karena tidak

ada pahala yang dapat melebihi pahala ibadah puasa”. (HR.

  Nasâ’i dan Ibnu Khuzaimah dalam shahih-nya) Dan dalam sebuah riwayat, Imam an-Nasâ’I berkata: “Aku mendatangi Rasulullah SAW. Kemudian aku berkata: “Wahai Rasulullah Perintahkan kepadaku sebuah pekerjaan yang bisa memberi manfaat kepadaku di sisi Allah SWT!”. Rasulullah berkata: “kerjakanlah puasa, karena tiidak ada ibadah yang

  

dapat menandingi pahala puasa”. (HR. Ibnu Hibân dalam

Shahih-nya)

  Dan dalam hadits lain An-Nasâi berkata: “aku berkata: “Wahai mengantarku masuk syurga”. Rasulullah berkata: “kerjakanlah

  

puasa, karena tidak ada ibadah yang dapat menandingi pahala

puasa”. Kemudian an-nasâ’I berkata lagi: “Di dalam rumah Abu

  Umamah tidak pernah terlihat asap mengepul, keculai jika ada yang bertamu”. Hadits berikut ini juga patut kita renungkan: Dari Abu Sa’id RA dia berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Seorang yang berpuasa di jalan Allah akan dijauhkan

  

wajahnya dari api neraka sebanyak tujuh puluh kali musim

gugur”. (HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi dan an-Nasâ’I)

  WASIAT KESEBELAS Keutamaan Bertaubat Kepada Allah

  Dari al-Agharr bin Yasâr al-Muzanni RA, dia berkata: “Rasulullah SAW berkata: “Wahai manusia, bertaubatlah

  

kepada Allah dan mintalah Ampunan-Nya. Sesungguhnya aku

bertaubat seratus kali dalam sehari”. (HR. Muslim)

  Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW berkata: “Demi Allah, sesunguhnya aku meminta Ampun dan

bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali sehari”.

  (HR. Bukhari) Dari Abu Hamzah Anas bin Mâlik al-Anshâri Pembantu Rasulullah SAW dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Kegembiraan Allah menerima taubat seorang hamba lebih

  

besar dari kegembiraan orang yang terjatuh dari ontanya dan

tersesat di padang pasir”. (hadits Muttafaq ‘Alaih)

  Dalam sebuah riwayat, Imam Muslim menjelaskan maksud hadits di atas: “kegembiraan Allah menerima taubat seorang hamba

  

lebih besar daripada kegembiraan seorang musafir yang

kehilangan onta yang membawa bekalnya dan tersesat di

  

berteduh di bawah sebatang pohon, dan kehilangan harapan

untuk menemukan untanya. Tetapi tiba-tiba saja dia

menemukan ontanya, dan segera diambilnya tali kekangnya.

Kemudian dia berkata karena senangnya: “Ya Allah

sesungguhnya engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhan-Mu,

dia telah mengucapkan kata yang salah karena senangnya”.

  Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy`ari RA, dari Nabi SAW dia berkata: “Sesungguhnya Allah membuka Tangan-Nya di

  

malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa di

siang hari, dan membuka tangan-Nya di siang hari untuk

menerima taubat orang yang berbuat dosa di malam hari,

sehingga mata hari terbit dari peraduannya”. (HR. Muslim)

  WASIAT KEDUA BELAS Rukun-Rukun Islam

  Dari MU’az bin Jabal RA dia berkata: “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan. Dan suatu pagi aku terbangun dari tidur di dekat Rasulullah dan kami masih dalam perjalanan. setelah itu aku berkata: “Wahai Rasulullah beri-tahukan kepadaku sebuah pekerjaan yang bisa mengantarku masuk syurga dan menjauhkan aku dari api neraka”. Kemudian beliau berkata: “Engkau telah bertanya tentang hari kiamat.

  

Sesungguhnya hari kiamat itu sangat mudah bagi orang yang

diberi kemudahan oleh Allah SWT. karena itu hendaklah

engkau menyembah Allah SWT dan janganlah engkau

menyekutukan Dia dengan apapun, kerjakanlah shalat,

tunaikanlah zakat, berpuasalah di bulan Ramadhan dan

kerjakanlah ibadah haji”. Kemudian Rasulullah berkata lagi:

  “Maukah Engkau aku tunjukkan pintu-pintu kebaikan?”. Aku berkata: “Baiklah wahai Rasulullah”. Dan Rasulullah berkata:

  

kesalahan seperti air yang memadamkan api, dan shalatnya

seorang laki-laki di tengah malam dengan membaca firman

Allah: Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (tatajâfâ

junûbuhum ‘anil madhaji’i)” hingga sampai akhir ayat; “atas

apa yang mereka kerjakan (ya’malûn)” (surat as-Sajdah: 16-

  17). Kemudian beliau berkata lagi: “Maukah engkau aku beri-

  

tahukan tentang kunci kehidupan, tiang penyangganya dan

ujung mata panahnya?”. Dan aku berkata: “Baiklah wahai

  Rasulullah”. Kemudian Rasulullah berkata: “Kunci kehidupan

  

adalah islam, tiang penyangganya adalah shalat dan mata

panahnya adalah jihad”, kemudian beliau berkata lagi: “Dan

maukah engkau aku beri-tahukan tentang sendi utama dari

semua itu?” Aku berkata: “Baiklah wahai Rasulullah”.

  Kemudian beliau berkata: “Jagalah ini!” seraya menunjuk kepada lidahnya. Aku berkata: “Wahai Rasulullah apakah kami akan dihisab karena lidah kami?”. Lalu Rasulullah berkata: “Celakalah kamu! Sesungguhnya manusia terlungkup wajahnya

  

dineraka, akibat perbuatan lidah mereka”. (HR. Ahmad,

  Turmuzi, an-Nasâ’I dan Ibnu Mâjah. Imam Turmuzi menilai hadits ini hasan Shahih) WASIAT KETIGA BELAS