8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN INDONESIA

  I. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

  II. STANDAR ISI

  III. STANDAR PROSES

  

IV. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN (PTK)

  V. STANDAR SARANA PRASARANA (SAR-PRAS)

  VI. STANDAR PENGELOLAAN

  VII. STANDAR PEMBIAYAAN

  VIII. STANDAR PENILAIAN Penjelasan 8 Standar Nasional Pendidikan

  Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai 1. kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

  

2. StandarIsi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi

  dan tingkat Kompetensi untuk mencapai Kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

  

3. Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan

  pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.

  

4. Standar Pendidikdan Tenaga Kependidikan adalah kriteria

  mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

  

5. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai

  ruang belajar, tempat berola hraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk

  Standar Pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, 6. pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

  Standar Pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen 7. dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

  Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai 8. mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik.

  Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

   rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

  Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud  harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik.

  Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan  mengembangkan budaya membaca dan menulis. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

   mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran sertacara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

  Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata  pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

  Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian  Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.

  Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk

   mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan pengembangan Kompetensi Dasar.

  Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam

   konteks muatan Pembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacu pada Kompetensi Inti.

  Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian mata

   pelajaran untuk setiap satuan pendidikan dan atau program pendidikan.

Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa

  Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena

dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun

Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena

orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi

pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter

dari pribadi dari setiap orang.

  Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek

kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap

sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan.

  

Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel

Goleman menjelaskan kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan

sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual

hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan

untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

  Banyak pilarkarakter yang harus kita tanamkan kepada anak – anak penerus bangsa, diantaranya adalah kejujuran, yah kejujuran adalah hal yang paling pertama harus kita tanamkan pada diri kita maupun anak – anak penerus bangsa karena kejujuran adalah benteng dari semuanya, Demikian juga ada pilarkarakter tentang keadilan, karena seperti yang

dapat kita lihat banyak sekali ketidakadilan khususnya di Negara ini. Selain

itu harus ditanamkan juga pilarkarakter seperti rasa hormat. Hormat

  

kepada kakak kelasnya, dan kakak kelasnya pun menyayangi adik – adik

kelasnya, begitu juga dengan teman seangkatan rasa saling menghargai harus ada dalam diri setiap murid - murid agar terciptanya dunia pendidikan yang tidak ramai akan tawuran.

  

Sekarang mulai banyak sekolah – sekolah di Indonesia yang mengajarkan

pendidikan karakter menjadi mata pelajaran khusus di sekolah tersebut.

Mereka diajarkan bagaimana cara bersifat terhadap orang tua, guru –guru

ataupun lingkungan tempat hidup.

  

Mudah – mudahan dengan diterapkannnya pendidikan karakter di sekolah

semua potensi kecerdasan anak –anak akan dilandisi oleh karakter – karakter yang dapat membawa mereka menjadi orang – orang yang

diharapkan sebagai penerus bangsa. Bebas dari korupsi, ketidakadilan dan

lainnya. Dan makin menjadi bangsa yang berpegang teguh kepada karakter yang kuat dan beradab. Walaupun mendidik karakter tidak semudah membalikan telapak tangan, oleh karena itu ajarkanlah kepada anak bangsa pendidikan karakter sejak saat ini.

  Pengertian Konsep Belajar Tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas. Konsep Belajar Tuntas sebagai cara belajar mengajar sangat menguntungkan bagi siswa karena setiap siswa dapat dikembangkan secara optimal.

  Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati mengemukakan bahwabelajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan untuk

setiap unit bahan pelajaran baik secara perorangan maupun kelompok sehingga

apa yang dipelajari siswa dapat tercapai semua”.

  Menurut Suryosubroto, belajar tuntas adalah suatu flsaaat yang mengatakan

bahwa dengan sistem pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan

hasil yang baik dari hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Kunandar dalam bukunya guru propesional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan persiapan menghadapi sertifkasi guru

mengatakan bahwa ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan

dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung

dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan

meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai

ketuntasan ideal.

  Konsep Belajar Tuntas

Pembelajaran tuntas (Mastery Learning) dalam KTSP adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan siswa menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kemampuan siswa dalam penelitian ini disesuaikan dengan pelaksanaan belajar tuntas, yaitu adanya program perbaikan/program remedial, yakni jika siswa belum mencapai ketuntasan yang ditetapkan, maka siswa diberi program perbaikan sampai mencapai ketuntasan.

  Ciri pertama penilaian pendidikan yaitu penilaian dilakukan secara tidak

langsung, misalnya dengan mengukur kepandaian dengan ukuran kemampuan

menyelesaikan soal-soal, yaitu dilakukannya evaluasi. Alat yang digunakan

dalam evaluasi ada 2 macam, yaitu tes dan non tes. Tes merupakan suatu alat

pengumpul inaormasi yang aungsinya untuk mengukur hasil belajar siswa dan

mengukur keberhasilan program pengajaran. Sedangkan teknik bentuk non tes

untuk menilai sikap, minat, dan kepandaian siswa, melalui teknik wawancara,

angket dan observasi. Dari uraian tadi dapat diketahui bahwa kemampuan

dapat diukur melalui tes, tes juga dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan

belajar siswa.

  Reaerensi Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar  Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), Suryosubroto B, Proses belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka  Cipta, 1997), Kunandar, Guru propesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan  Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifkasi Guru, (Jakarta: PT Raja  Grafndo Persada, 2007), Ed. 1