5277 11549 1 SM

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 1

PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI MELALUI KEBIJAKAN TUNJANGAN
KINERJA DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA YOGYAKARTA
THE ENHANCEMENT
EMPLOYEE‘S BENEFIT
YOGYAKARTA

OF EMPLOYEE’S PERFORMANCE THROUGH
POLICY AT RELIGION MINISTRY OFFICE OF

Oleh : Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si., FIS UNY, anjarpaindian@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kinerja pegawai melalui kebijakan
tunjangan kinerja di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta. Selain itu penelitian ini
juga bermaksud untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam peningkatan kinerja
pegawai melalui kebijakan tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi
dan telaah dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi
sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif yang dilakukan melalui
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian tunjangan kinerja memberikan peningkatan kinerja bagi para
pegawai di Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, yang dilihat dari indikator
pengukuran kinerja pegawai yaitu (1) kuantitas, pegawai bekerja berdasarkan Sasaran Kinerja
pegawai (SKP) dan Laporan Kinerja Harian (LKH) (2) kualitas hasil kerja para pegawai
dikategorikan baik dilihat dari penilaian kinerja pegawai (3) jangka waktu dalam mencapai
hasil kerja mengalami peningkatan, dilihat dari perbandingan ketercapaian jumlah pekerjaan
dengan jangka waktu yang ditetapkan, (4) kehadiran dan kegiatan di tempat kerja meningkat,
pegawai hadir dan pulang sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan, (5) kerjasama,
pegawai mampu bekerjasama baik dengan atasan maupun dengan sesama pegawai.
Hambatan yang dihadapi dalam peningkatan kinerja melalui kebijakan tunjangan kinerja
adalah belum maksimalnya pelaksanaan SKP dan Laporan Kerja Harian (LKH) oleh sebagian
pegawai; serta masih terdapat ketidak sesuaian antara penentuan kelas jabatan dengan bobot
kerja pegawai.
Kata kunci : Kinerja, Tunjangan Kinerja, Kantor Kementerian Agama Kota
Yogyakarta.
Abstract
The research aims to determine the enhancement of employee’s performance through
employee’s benefit policy at religion ministry office in Yogyakarta. Besides, the purpose of
this research was for knowing the obstacles in this enhancement. The research design was
descriptive with qualitative approach. The data collecting techniques are

interview,observation and study of documentation. The validity test of the data used source
triangulation technique. The data analysis technique was interactive; they are data
collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The research results showed
that employee’s benefit policy increase the employee’s performance at religion ministry
office of Yogyakarta, that can be seen from indicators, namely (1) Quantity, the employees
work based on employee’s performance target (SKP) and the daily performance report
(LKH) (2) Quality, the result of their work can be categorized by their performance (3) the
time period of the employees on reaching the working result is increasing, it shows on the
comparison of reaching the work result with the assigned time, (4) the presence and activities
are increasing, the employees come and back to home based on the office rule, (5) the

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 2

cooperation, the employees can do the good cooperation with the senior or workmate. The
obstacles that faced on increasing the employee’s performance is uncompleted
implementation of SKP and LKH by several employees, and there was differentiate between
the job grade with employee’s performance.
Keywords: Performance, employee’s benefit policy, Kantor Kementerian Agama Kota
Yogyakarta.
Banyaknya

pegawai

PENDAHULUAN

permasalahan

seringkali

kinerja

dikaitkan

dengan

individu

dalam

rendahnya kesejahteraan yang diterima


merupakan

bagian

oleh para ASN. Kesejahteraan merupakan

terpenting karena memiliki peranan besar

kebutuhan dasar yang sangat erat kaitanya

dalam

dengan kinerja pegawai. Apabila tingkat

Pegawai
sebuah

sebagai

organisasi


pencapaian

menentukan
tujuan

keberhasilan

organisasi.

Dalam

lingkup organisasi pemerintah, pegawai
atau yang saat ini dikenal dengan sebutan

kesejahteraan pegawai terjamin, maka
kinerja pegawai akan baik pula.
Salah satu upaya yang dilakukan

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki


pemerintah

untuk

menata

dan

peran yang penting sebagai pelaksana

meningkatkan

utama tugas-tugas dan penyelenggaraan

adalah

kegiatan pemerintah. Adapun fungsi para

tunjangan


pegawai pemerintah tidak lain adalah

adalah

menyedikan dan memberikan pelayanan

diberikan

publik kepada masyarakat dengan baik.

berdasarkan kompetensi dan kinerjanya.

kesejahteraan

pegawai

menerapkan

kebijakan


dengan

kinerja.

penghasilan

Tunjangan
selain

kepada

kinerja

gaji

pegawai

yang
aktif


Namun saat ini kinerja para ASN

Kementerian Agama merupakan instansi

masih dinilai buruk. Hasil penelitian

pemerintah yang menerapkan kebijakan

Bappenas (2004) menyebutkan sekitar

tunjangan kinerja.

50% ASN tidak produktif, tidak efisien

Selain

sebagai

upaya


peningkatan

dan tidak efektif dalam menjalankan

kesejahteraan, tunjangan kinerja yang

tupoksi mereka. Selain itu kesimpulan

diterapkan di Kementerian Agama juga

yang kurang lebih sama, diperoleh dari

merupakan upaya yang dilakukan untuk

akademisi

meningkatkan

yang


tergabung

dalam

kinerja

para

pegawai.

konsorium LSM pemantau seleksi CPNS

Kementerian Agama merupakan salah satu

(2013) mereka menyebut hanya sekitar

lembaga yang dianggap masih sangat perlu

20% PNS di Indonesia yang bekerja secara

melakukan

profesional.(Suara Merdeka, 2016)

aparatur/pegawai

perbaikan
di

kinerja
dalamnya.

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 3

Berdasarkan
Kinerja

Hasil

Laporan

Evaluasi

kementerian/lembaga

dan

Kantor

Kementerian

Agama

Kota

merupakan

bagian

dari

Yogyakarta

Pemerintah Provinsi, yang dilakukan oleh

organisasi Kementerian Agama yang ikut

Kementerian

Aparatur

menerima tunjangan kinerja. Tunjangan

Birokrasi

kinerja di Kantor Kementerian Agama

(Kementerian PAN dan RB) tahun 2014,

Kota Yogyakarta ditentukan oleh besaran

Akuntabilitas kinerja Kementerian Agama

pencapaian

berada

77

(SKP) dan kehadiran pegawai, hal tersebut

Kementerian

sesuai dengan acuan dari pemberian

Agama mendapatkan perolehan nilai 54,83

tunjangan kinerja pada Pasal 8 PMA

dengan predikat C dan perolehan nilai

Nomor 49 Tahun 2014 tentang Penilaian

kualitas kinerja sebesar 40%.(Menpan,

Kinerja Pegawai .

Negara

Pemberdayaan

dan

Reformasi

di

urutan

53

kementerian/lembaga.

dari

2015)

Sasaran

Kinerja

Pegawai

Pemberian tunjangan kinerja di Kantor

Pelaksanaan

kebijakan

tunjangan

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

kinerja di Kementerian Agama diawali

juga memberikan dampak positif bagi

oleh peraturan yang diterapkan secara

kinerja

nasional yaitu Peraturan Presiden No 108

tersebut

Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja

kedisiplinan pegawai dan peningkatan

Pegawai

di

pelayanan publik. Namun, peningkatan

Agama.

Pemberian

Lingkungan

Kementerian

Peningkatan

terlihat

dari

kinerja

peningkatan

kinerja

kinerja tersebut tidak terlepas dari adanya

tersebut ternyata memberikan pengaruh

permasalahan yang timbul. Berdasarkan

positif terhadap perubahan kinerja pegawai

hasil pra survey peneliti menemukan

di Kementerian Agama. Hasil Laporan

permasalahan

Evaluasi Kinerja kementerian/lembaga dan

kebijakan tunjangan kinerja yaitu masih

Pemerintah Provinsi, yang dilakukan oleh

terdapat

Kementerian

Aparatur

dalam kehadiran dan pelaksanaan laporan

Birokrasi

kerja harian (LKH) sebagai bagian dari

(Kementerian PAN dan RB) tahun 2015,

SKP. Selain itu, terdapat pegawai yang

menunjukkan bahwa Kementerian Agama

merasa

mengalami

pemberian

Negara

tunjangan

pegawai.

Pemberdayaan

dan

Reformasi

kenaikan

kualitas

kinerja

terkait

pelaksanaan

pegawai yang kurang disiplin

belum

puas

dengan

jumlah

tunjangan

kinerja

karena

menjadi sebesar 60%, serta memperoleh

dianggap tidak sebanding dengan bobot

perubahan nilai menjadi 62,01 dengan

kerja

predikat B. ( Menpan, 2015)

Hal tersebut menimbulkan pertanyaan
bagi

peneliti,

mengapa

ditengah

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 4

peningkatan
pemberian

kinerja

pegawai

melalui

penelitian dilaksanakan pada tanggal 25

tunjangan

kinerja,

muncul

April 2016 – 30 Mei 2016.

masalah yang cukup krusial pada pegawai

Subjek Penelitian

yang

Kepala Kantor, Kepala Sub Bagian

merupakan salah satu faktor penting dalam

Tata Usaha, Pegawai Sub Bagian Tata

mencapai tujuan organisasi. Bagaimana

Usaha unit Perencanaan dan Keuangan,

peningkatan

terjadi

Pegawai Sub Bagian Tata Usaha unit

sedangkan masih terdapat permasalahan

Kepegawaian di Kantor Kementerrian

yang terkait dengan proses peningkatan

Agama Kota Yogyakarta.

kinerja. Berdasarkan permasalahan yang

Instrumen Penelitian

sebagai

sumber

daya

manusia

kinerja

dapat

timbul diatas, peneliti tertarik untuk

Peneliti

sebagai

instrumen

utama

meneliti Peningkatan Kinerja Pegawai

dibantu dengan pedoman wawancara semi

Melalui Kebijakan Tunjangan Kinerja Di

terstuktur dan pedoman observasi.

Kantor

Sumber Data

Kementerian

Agama

Kota

Yogyakarta. Untuk lebih mempermudah,
peneliti

menggunakan

indikator

1. Data Primer
Data primer penelitian ini diperoleh

pengukuran kinerja dari Hadari Nawawi

langsung

(2006: 67) yang meliputi kuantitas hasil

seluruh informan penelitian yang sudah

kerja yang dicapai, kualitas hasil kerja

disebutkan di atas.

yang

dicapai,

mencapai

jangka

pekerjaan,

waktu
kehadiran

dalam
dan

dari

wawancara

kepada

2. Data Sekunder
Data

sekunder

yang

digunakan

kegiatan selama di tempat kerja, serta

peneliti adalah : Peraturan Presiden No.

kerjasama.

154 Tahun 2015 tentang Tunjangan

METODE PENELITIAN

Kinerja

Desain Penelitian

Kementerian Agama, Peraturan Menteri

Pegawai

di

Lingkungan

merupakan

Agama No. 48 Tahun 2014, Peraturan

penelitian deskriptif dengan pendekatan

Menteri Agama No. 49 Tahun 2014,

kualitatif.

Peraturan Menteri Agama No. 51

Lokasi dan Waktu Penelitian

Tahun 2014, Peraturan Menteri Agama

Jenis

penelitian

ini

Penelitian ini dilakukan di Kantor

No 13 Tahun 2012, Catatan Sasaran

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

Kinerja Pegawai Kantor Kementerian

yang beralamat di Jl. Ki Mangunsarkoro,

Agama

Gn. Ketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta,

kehadiran pegawai Kantor Kementerian

Daerah

Agama

Istimewa

Yogyakarta.

Waktu

Kota

Kota

Yogyakarta,

Yogyakarta,

Catatan

Catatan

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 5

perencanaan anggaran tunjangan kinerja

Tahun

pegawai, Artikel surat kabar mengenai

Kinerja

kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Kementerian

Artikel

tentang

Pegawai

di

Tunjangan
Lingkungan

Agama,

Peraturan

kabar

mengenai

Menteri Agama No. 48 Tahun 2014,

kebijakan

tunjangan

Peraturan Menteri Agama No. 49

surat

pelaksanaan

2015

Tahun

kinerja di Kementerian Agama

2014, Peraturan Menteri

Teknik Pengumpulan Data

Agama No. 51 Tahun 2014, Peraturan

1. Wawancara

Menteri Agama No 13 Tahun 2012,
dilakukan

Catatan Sasaran Kinerja Pegawai

kepada informan adalah mengenai

Kantor Kementerian Agama Kota

kinerja

Yogyakarta,

Wawancara

yang

pegawai

berdasarkan

Catatan

kehadiran

pemberian tunjangan kinerja, serta

pegawai Kantor Kementerian Agama

hambatan

Kota

apa

Wawancara

yang

dihadapi.

dilakukan

dengan

menggunakan pedoman wawancara.

perencanaan

anggaran

Observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi non
partisipasi. Observasi non partisipasi
observasi

pelaksanaannya

yang

tidak

dalam

melibatkan

Catatan
tunjangan

kinerja pegawai, dan Profil Kantor
Kementerian

2. Observasi

adalah

Yogyakarta,

Agama

Kota

Yogyakarta.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan triangulasi
sumber

yang

dimaksudkan

untuk

mengecek kebenaran dan mengklarifikasi

atau

data dan informasi yang diperoleh dari

Obsevasi

informan penelitian,sehingga peneliti dapat

dilakukan dengan cara mengamati

memperoleh data dan informasi yang valid

langsung para pegawai di Kantor

untuk membantu dalam menganalisis dan

Kementerian

mengambil kesimpulan terkait dengan

peneliti

sebagai

kelompok

yang

partisipasi
diteliti.

Agama

Kota

Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui

Yogyakarta.

Kebijakan Tunjangan Kinerja di Kantor

3. Dokumentasi
Dalam proses pengambilan data
peneliti

mencari

dan

mendokumentasikan data-data yang

Kementerian Agama Kota Yogyakarta.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik

proses

analisis interaktif berupa pengumpulan

penelitian,data dokumentasi tersebut

data, reduksi data, penyajian data dan

yaitu, Peraturan Presiden No. 154

penarikan kesimpulan.

diperoleh

selama

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 6

HASIL

PENELITIAN

DAN

dengan

dokumen

hasil

kerja

PEMBAHASAN

sebagai bukti bahawa pegawai

Peningkatan Kinerja Pegawai melalui

bekerja sesuai dengan target yang

Kebijakan

ditentukan.

Kantor

Tunjangan

Kementerian

Kinerja
Agama

di
Kota

Ketercapaian

target

kinerja setiap pegawai akan sangat
mempengaruhi besaran pemberian

Yogyakarta
Pemberian tunjangan kinerja di kantor

tunjangan kinerja. Keinginan untuk

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

memperoleh

memberikan dampak yang positif bagi

yang lebih besar, secara tidak

peningkatan kinerja pegawai. Peningkatan

langsung akan memicu pegawai

kinerja tersebut dapat diketahui melalui

untuk berusaha memenuhi target

pengukuran

Sesuai

kinerja yang ditetapkan. Dengan

dengan teori yang digunakan pengukuran

adanya keinginan untuk memenuhi

kinerja tersebut menggunakan indikator

standar

sebagai berikut :

ditentukan,

kinerja

pegawai.

a. Kuantitas hasil kerja yang dicapai,
Kinerja pegawai berdasarkan
kuantitas kerja yang dicapai dilihat
dari

jumlah

dilaksanakan

kerja
oleh

yang

tunjangan

kinerja

pegawai

kinerja

yang

telah

peningkatan
juga

akan

kinerja
tercapai

sehingga tujuan organisasi juga
dapat terwujud.
b. Kualitas hasil kerja yang dicapai
Kualitas hasil kerja diperoleh

seseorang

pegawai dengan penggunaan waktu

melalui penilaian

dalam

mutu kerja dan jarang melakukan

suatu

periode

tertentu.

yaitu menjaga

Kuantitas kinerja merupakan target

kesalahan.

output berupa jumlah dokumen,

Kinerja

konsep, naskah, surat keputusan,

peningkatan

laporan, dan lain-lain yang di

kinerja pegawai yaitu dari rata-rata

hasilkan

80

oleh

setiap

pegawai

berdasarkan tugas dan jabatannya.
Kuantitas

kinerja

mengalami

peningkatan

berdasarkan
pegawai

pegawai

Sasaran

(SKP)

dan

Berdasarkan

Sasaran

Pegawai
terhadap

meningkat

Berdasarkan

(SKP)
kualitas

menjadi

penilaian

85.

tersebut

maka kinerja pegawai dilihat dari
indikator

kualitas

dikategorikan

Kinerja

baik. Kualitas tersebut dilihat dari

Laporan

pemberian pelayanan dan mutu

Kinerja Harian (LKH). Kuantitas

kerja

pegawai

sesuai

hasil kinerja pegawai disesuaikan

standar yang diterapkan.

dengan

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 7

Berdasarkan penelitian yang

jenis pekerjaan. Artinya hanya

dilakukan,

peningkatan

kualitas

terjadi pada jenis pekerjaan yang

dibuktikan

dengan

penilaian

sifatnya ringan atau yang tidak

perilaku kerja pegawai. Dalam

memerlukan

penilaian perilaku kerja pegawai

khusus. Seperti melakukan laporan,

terdapat

membuat dokumen, dll.

indikator

integritas,

antara

orientasi

lain

pelayanan,

disiplin, komitmen dan kerjasama.

perhatian

yang

d. Kehadiran dan kegiatan selama
hadir di tempat kerja,

Penilaian tersebut dilakukan untuk

Kinerja berdasarkan kehadiran

melihat apakah memang pegawai

dan kegiatan selama hadir di

yang

tempat kerja yaitu mengacu pada

bersangkutan

memiliki

ketaatan jadwal kerja sebagaimana

kualitas kinerja yang baik.
c. Jangka waktu mencapai hasil kerja,
Pengukuran terhadap jangka

ditugaskan. Pegawai di Kantor
Kementerian

Agama

Kota

waktu mencapai hasil kerja yaitu

Yogyakarta sudah hadir di tempat

mengacu pada penyelesaian tugas

kerja sebelum jadwal jam kerja

dalam waktu yang diperkenankan

dimulai, dan pulang setelah waktu

(cepat

yang

atau

adanya

lambat).

SKP,

jangka

Dengan
waktu

ditentukan.

Hal

terlihat dari laporan

kehadiran
finger

pegawai dalam mencapai kerja

pegawai

dapat terukur. Pengecekan terhadap

print, yang di buat print out,

ketercapaian SKP dilakukan setiap

dimana

tiga bulan sekali.Berdasarkan hasil

tunjangan kinerja terlihat banyak

penelitian,

mampu

pegawai

dengan

terlambat, dan pulang lebih cepat

mencapai
waktu

pegawai
SKP

yang

sesuai

telah

ditetapkan.

Bahkan tidak sedikit yang mampu
menyelesaikan tugas

lebih cepat

melalui

tersebut

sistem

sebelum

yang

pemberian

masuk

kerja

sebelum waktunya.
Apabila
terlambat

dan

yang

pegawai

datang

pulang

sebelum

sehingga mampu pegawai tersebut

waktu

ditentukan,

maka

melebihi batas target kinerja yang

pegawai

tersebut

mendapatkan

ditentukan di dalam SKP.

potongan

atau

pengurangan

target

besaran

pemberian

yang melebihi batas sasaran kinerja

kinerja.

Besaran

tersebut belum terjadi pada semua

tunjangan kinerja didasarkan lama

Namun

ketercapaian

tunjangan
pengurangan

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 8

waktu keterlambatan yaitu 0,5 %

Yogyakarta

untuk keterlambatan lebih dari 1-30

kerjasama antara pimpinan dengan

menit, 1% untuk keterlambatan

atasan

lebih dari 31-61 menit, 1.25%

meningkatkan

untuk keterlambatan lebih dari 60-

pegawai, dan kerjasama dalam

90

mewujudkan tujuan dari Kantor

menit,

dan

1.5%

untuk

terkait

yaitu

dengan

dalam
kinerja

para

keterlambatan lebih dari 90 menit.

Kementerian

Hal tersebut juga berlaku untuk

Yogyakarta, yang nantinya akan

kepulangan kerja sebelum waktu

berdampak

yang ditentukan. Potongan tersebut

kualitas

diakumulasikan

keseluruhan. Dimana tugas dari

sesuai

dengan

pada

Kota

peningkatan

pelayanan

secara

atasan adalah mengarahkan dan

jumlah keterlambatan pegawai.

pegawai melaksanakan.

e. Kemampuan bekerjasama
Kerjasama

Agama

rangka

mengacu

pada

Faktor

Pengahambat

dalam

kemampuan bekerjasama dengan

Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui

rekan

atasan.

Kebijakan Tunjangan kinerja di Kantor

sesama

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

kerja

Peningkatan

dan

kerjasama

pegawai

dapat

dilihat

dari

kerjasama

dalam

melaksanakan

Hambatan internal yang dialami dalam
peningkatan

kinerja

pegawai

melalui

pekerjaan yang sifatnya secara tim.

kebijakan tunjangan kinerja di Kantor

Untuk kerjasama dengan atasan

Kementerian Agama Kota Yogyakarta

dilihat dari kemampuan pegawai

yaitu Belum maksimalnya pelaksanaan

unuk melaksanakan perintah dari

Sasaran Kinerja Pegawai dan Laporan

atasan.

termasuk

Kinerja Harian pegawai (LKH). Masih ada

penilaian

pegawai

indikator
Perilaku

Kerjasama
di

dalam

pegawai.

penilaian

belum

mampu

dari

menyelesaikan tugas dalam target Sasaran

pegawai

Kinerja Pegawai (SKP) dikarenakan tidak

Dilihat

perilaku

yang

mengenai kerjasama di Kantor

mengetahui

Kemenetrian

Kota

diemban. Pemasalahan tersebut timbul

Yogyakarta juga sudah diatas poin

dikarenakan kurangnya kesadaran dan

80,

komitmen pegawai tersebut. Meskipun

dengan

Agama

demikian

sudah

tergolong baik.
Kerjasama yang dilakukan di
Kantor Kementerian Agama Kota

secara

jelas

pemberian

tunjangan

didasarkan

pada

SKP

tugas

yang

kinerja

sudah

namun

masih

terdapat pegawai yang acuh dan tidak

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 9

peduli dengan hal tersebut. Apabila tidak

dan pemberian penilaian kinerja

segera di lakukan perbaikan maka hal itu

oleh pejabat penilai. Pemberian

akan dapat menghambat organisasi dalam

tunjangan

melakukan peningkatan kinerja.

pegawai bekerja secara maksimal.

Hambatan
dalam

eksternal

peningkatan

yang

dialami

kinerja

pegawai

kinerja

menuntut

Dengan adanya tututan tersebut
pegawai

akan

terbiasa

bekerja

melalui kebijakan tunjangan kinerja di

secara cepat dan tepat waktu tanpa

Kantor

mengurangi mutu kinerja.

Kementerian

Agama

Kota

Yogyakarta yaitu masih terdapat ketidak

c. Jangka

waktu

pegawai

dalam

sesuaian penentuan kelas jabatan bagi

melaksanakan pekerjaan meningkat

pegawai, hal itu menyebabkan adanya

dilihat dari perbandingan jumlah

keluhan dari beberapa pegawai yang

pekerjaan yang dilakukan dengan

merasa memiliki beban kerja yang besar

waktu yang telah ditetapkan di

atau berat namun di kategorikan di dalam

dalam SKP.
d. Kehadiran dan kegiatan saat hadir

kelas jabatan yang rendah.
PENUTUP

di tempat kerja meningkat, dilihat

Simpulan

dari kedisiplinan

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

pegawai saat

hadir dan pulang kerja sudah sesuai

pembahasan yang telah dikemukakan,

dengan

dapat

terdapat juga terdapat presensi

diambil

kesimpulan

bahwa

peraturan.

yang

peningkatan pada pegawai di Kantor

istirahat untuk mengetahui bahwa

Kementerian Agama Kota Yogyakarta.

pegawai berada di kantor dan

Hal

melaksanakan tugas.

dilihat

dari

indikator

pengukuran kinerja dalam penelitian ini

e. Kerjasama

setelah

itu

pemberian tunjangan kinerja memberikan

tersebut

dilakukan

Selain

Kerjasama

jam

yang

dilakukan yaitu kerjasama antar

yaitu:
pegawai

sesama pegawai dalam pekerjaan

meningkat karena adanya tuntutan

secara tim dan jerjasama antara

kerja

pegawai dengan atasan.

a. kuantitas

hasil

kerja

berdasarkan

SKP.
yang

Hambatan yang dialami adalah, masih

mempengaruhi besaran pemberian

terdapat beberapa pegawai yang belum

tunjangan kinerja.

maksimal dalam melaksanakan SKP dan

Ketercapaian

SKP

b. Kualitas hasil kerja meningkat
dilihat dari peningkatan pelayanan

melakukan

Laporan

Kinerja

Harian

(LKH). Munculnya permasalahan tersebut

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 10

karena

kurangnya

kesadaran

dan

komitmen pegawai, dan untuk pelaksanaan
LKH

dianggap

memberatkan

bagi

beberapa pegawai. Hambatan lain yaitu
terdapat ketidak sesuaian penentuan kelas
jabatan bagi pegawai, hal itu menyebabkan
adanya keluhan dari beberapa pegawai
yang merasa memiliki beban kerja yang

Perusahaan dan Industri. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Harbani
Pasolong.
(2010).
Teori
Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.
Hendry simamora. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN
Hessel Nogi S. Tangkilisan 2005.
Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka

besar atau berat namun di kategorikan di
Kadarisman.
(2012).
Manajemen
Kompensasi. PT. Rajagrafindo Persada:
Jakarta

dalam kelas jabatan yang rendah.
Saran
Untuk

memperbaiki

kelemahan-

kelemahan yang terjadi dalam Peningkatan
Kinerja

Pegawai

Melalui

Kebijakan

Tunjangan Kinerja di Kantor Kementerian
Agama

Kota

Yogyakarta,

terdapat

Lexy J. Moleong. (2007). Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Malayu S.P Hasibuan. (2007). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara:
Jakarta

beberapa saran yang diberikan meliputi
beberapa hal berikut ini :
a. Perlu adanya peningkatan kesadaran
akan tugas dan fungsi dari masing-

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. (2005).
Manajemen Pelayanan: Pengembangan
Model Konseptual, Penerapan Citizen’s
Charter dan Standar Pelaynan Minimal.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

masing pegawai, serta peningkatan
kontrol atasan terhadap bawahan.
b. Perlu

mempertahankan

kondisi-

kondisi yang sudah baik terkait
kinerja

pegawai

Kementerian

di

kantor

Agama

Kota

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung: Mandar Maju
. (2007). Manajemen Sumber
Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajenen PNS. Bandung : Refika
Aditama.

Yogyakarta
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto, dkk. (2006). Reformasi
Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta:
Gadjah
Mada University Press.
Dessler. (1998). Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: BPFE
Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan
Manajemen Kinerja di Lingkungan

Soekidjo
Notoadmodjo.
(1998).
Pengembangan Sumber Daya Manusia .
Jakarta: PT Rineka Cipta
Subarsono. (2011). Analisis Kebijakan
Publik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta

Kinerja Pegawai melalui… (Anjar Presti Paindian dan Lena Satlita, M.Si) 11

. (2007). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Suswanto dan Donni Juni Priansa. (2011).
Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Organisasi Publik Dan Bisnis. Bandung:
CV. Alfabeta
Yeremias T. Keban. (2004). Enam
Dimensi Strategi Administrasi Publik.
Jakarta : Gava Media.
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba
Empat.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja.
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Website dan Surat Kabar :
HUMAS MENPANRB. (2015). Rapor
Akuntabilitas Kinerja K/L Meningkat.
Diakses pada tanggal 28 Maret 2016 dari
http://www.menpan.go.id/beritaterkini/417
0-rapor-akuntabilitas-kinerja-k-l-dan
provinsi-meningkat
Suaramerdeka.
(2016).
Produktivitas
Kinerja PNS Rendah. Diakses pada tangal
10 Juni 2016
Penelitian :
Oki Isnaeni Maharani. Pengaruh Motivasi
dan Kompensasi Terhadap Kinerja Polisi
Republik Indonesia di Kepolisian Resor
Sleman. Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta.
Wahyu Krisnadi. Pengaruh Kompensasi
tambahan
penghasilan
pegawai
(TPP),Motivasi, dan Iklim Organisasi
terhadap
Kinerja
Pegawai
Badan
Kerjasama dan Penanaman Modal
Daerah Istimewa Yogyakarta. Fakultas
Ilmu
Sosial.
Universitas
Negeri
Yogyakarta.
Peraturan Perundang-Undangan:
Peraturan Presiden No. 154 Tahun 2015
tentang Tunjangan Kinerja Bagi Pegawai
di Lingkungan Kementerian Agama

Peraturan Menteri Agama No 48 Tahun
2014 tentang Pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional
Umum Pada Kementerian Agama
Peraturan Menteri Agama No 49 Tahun
2014 tentang Pemberian, Penambahan, dan
Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian
Agama
Peraturan Menteri Agama No 51 Tahun
2014 tentang Nilai dan Kelas Jabatan
Struktural dan Jabatan Fungsional Pada
Kementerian Agama.