PERGUB NOMOR 080 Tahun 2017 SOP DisKP

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN
NOMOR 080 TAHUN 2017
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA DINAS KETAHANAN PANGAN
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,
Menimbang:

a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pelayanan
publik sesuai dengan asas penyelenggaraan pemerintah yang
baik dan guna mewujudkan kepastian tugas dan fungsi
penyelenggaraan pelayanan, dipandang perlu menetapkan
Standar Operasional Prosedur;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Standar Operasional ProsedurPada Dinas Ketahanan Pangan
Provinsi Kalimantan Selatan;

Mengingat:


1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1106);
2. Undang-UndangNomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4846);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5233);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

- 26. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);

8. Peraturan

Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4254);

9. Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4424);

10. PeraturanPemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
11. Peraturan


Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 215, Tambahan Lebaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5357);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
14. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan
Pangan;

15. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis
Sumber Daya Lokal;
16. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);
17. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksana Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Perundang-undangan Luar Negeri Nomor 199);

- 318. Peraturan

Menteri
Pertanian
Nomor
43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

Lokal;

19. Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2011 tentang

Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 704);
21. Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan;


22. Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan, Penetapan, dan Penerapan Standar
Pelayanan;

23. Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman
Standar Pelayanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 15);

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
25. Peraturan


Menteri
Pertanian
Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur,
Tugas dan Fungsi Dinas Urusan Pangan dan Dinas Urusan
Pertanian Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

26. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 4 Tahun

2013 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2013 Nomor 4);
27. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 12Tahun

2014
tentang
Keterbukaan
Informasi
Publik
Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2014 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2014 Nomor 88);
28. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor 11, Tambahan Berita
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 100);
29. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor081 Tahun

2012 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Bagi Satuan Kerja Perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 81);

- 4-

30. PeraturanGubernur Kalimantan Selatan Nomor072 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
(Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Nomor
72);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:

PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR PADA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1.

Daerah adalah Provinsi Kalimantan Selatan.


2.

Pemerintah Daerah adalah Gubernur sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah otonom.

3.

Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.

4.

Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan yang selanjutnya disebut
Dinas Ketahanan Pangan adalah instansi yang bertugas untuk membantu
Gubernur Kalimantan Selatan melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pangan.

5.

Biro Organisasi adalah Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.

6.

Biro Hukum adalah Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.

7.

Badan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat Bakeuda adalah Badan
Keuangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

8.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan yang selanjutnya disebut Kadis Ketahanan
Pangan adalah Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan.

9.

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan yang selanjutnya disebut Sekretaris Dinas
adalah Sekretaris pada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan.

10. Kepala
Sub
Bagian
Umum
dan
Kepegawaian
yang
selanjutnya
disingkatKasubbag Umpeg adalah Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
pada Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan.
11. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan yang selanjutnya disebut
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan adalah Kepala Sub Bagian Perencanaan
dan Pelaporan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
12. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset yang selanjutnya disebut Kasubbag
Keuangan dan Aset adalah Kepala Sub Bagian Keuangan dan Aset pada Dinas
Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
13. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan yang selanjutnya disebut
Kabid Ketersediaan Pangan adalah Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan
Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.

- 514. Kepala Seksi Ketersediaan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Ketersediaan
Pangan adalah Kepala Seksi Ketersediaan Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
15. Kepala Seksi Kerawanan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Kerawanan
Pangan adalah Kepala Seksi Kerawanan Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
16. Kepala Bidang Distribusidan Cadangan Pangan yang selanjutnya disebut Kabid
Distribusi Pangan adalah Kepala Bidang Distribusi Pangan pada Dinas
Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
17. Kepala Seksi Distribusi Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Distribusi Pangan
adalah Kepala Seksi Distribusi Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi
Kalimantan Selatan.
18. Kepala Seksi Harga dan Cadangan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi Harga
dan Cadangan Pangan adalah Kepala Seksi Harga dan Cadangan Pangan pada
Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
19. Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan yang selanjutnya
disebut Kabid Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan adalah Kepala Bidang
Konsumsi
dan
Penganekaragaman
Pangan
pada
Dinas
Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
20. Kepala Seksi Konsumsi Pangan dan Pengembangan Pangan Lokal yang
selanjutnya disebut Kasi Konsumsi Pangan dan Pengembangan Pangan Lokal
adalah Kepala Seksi Konsumsi Pangan dan Pengembangan Pangan Lokal pada
Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
21. Kepala Seksi Promosi dan Penganekaragaman Pangan yang selanjutnya disebut
Kasi Promosi dan Penganekaragaman Pangan adalah Kepala Seksi Promosi dan
Penganekaragaman Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan
Selatan.
22. Kepala Bidang Keamanan Pangan yang selanjutnya disebut Kabid Keamanan
Pangan adalah Kepala Bidang Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
23. Kepala Seksi Pengawasan Keamanan Pangan yang selanjutnya disebut Kasi
Pengawasan Keamanan Pangan adalah Kepala Seksi Pengawasan Keamanan
Pangan pada Dinas Ketahanan PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
24. Kepala Seksi Kelembagaan dan Informasi Keamanan Pangan yang selanjutnya
disebut Kasi Kelembagaan dan Informasi Keamanan Pangan adalah Kepala
Seksi Kelembagaan dan Informasi Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan
PanganProvinsi Kalimantan Selatan.
25. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
26. Rencana Strategis yang selanjutnya disingkat Renstra adalah suatu dokumen
perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun
waktu 1 (satu)-5 (lima) tahun sehubungan dengan tugas dan fungsi Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
27. Satuan KerjaPerangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
organisasi atau lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab
kepada Gubernur dalam rangka penyelenggaraan pemerintahandaerah.

- 628. Tim Penyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Tim Penyusun
Renstra adalah Tim Penyusun Renstra Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun
Renstra terdiri atasKadis, Sekretaris, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan
serta pejabat atau pelaksana yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
29. Rencana Kerja yang selanjutnya disingkat Renja adalah dokumen acuan
perencanaan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah selama 1 (satu) tahun
dan merupakan penjabaran per tahun dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD). Renja juga merupakan penjabaran Renstra untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan prioritas program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan serta pendanaannya.
30. Tim Penyusun Rencana Kerja yang selanjutnya disebut Tim Penyusun Renja
adalah Tim Penyusun Renja Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun Renja
terdiri atas Kadis, Sekretaris, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan serta
pejabat atau pelaksana yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
31. Laporan Kinerja yang selanjutnya disingkat LKj adalah ikhtisar yang
menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun
berdasarkan rencana kinerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).
32. Tim Penyusun Laporan Kinerja yang selanjutnya disebut Tim Penyusun LKj
adalah Tim Penyusun Laporan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun
LKj terdiri atasKadis, Sekretaris, Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan serta
pejabat atau pelaksana yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
33. Review adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang
menghasilkan dasar memadai untuk memberikan keyakinan bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan.
34. Ekspose adalah pernyataan atau pengungkapan kegiatan secara formal.
35. Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara yang selanjutnya disingkat APN
adalah apresiasi yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dan
aparatur pemerintah, baik perseorangan maupun kelompok, yang berprestasi
dan berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan
dan ketahanan pangan.
36. Tim Penilai APN adalah adalah tim penilai calon penerima penghargaan APN
pada Dinas Ketahanan Pangan yang bertugas memberikan penilaian kepada
calon penerima penghargaan APN, yang terdiri atas masyarakat perseorangan,
kelompok/gabungan kelompok masyarakat, kelompok/gabungan kelompok
yang membentuk usaha skala kecil dan menengah, serta aparatur pemerintah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
37. Neraca Bahan Makanan yang selanjutnya disingkat NBM merupakan tabel yang
memuat informasi tentang situasi pengadaan/penyediaan pangan (food supply),
dan penggunaan pangan (food utilization), sehingga diketahui ketersediaan
pangan
untuk
dikonsumsi
penduduk
pada
suatu
wilayah
(negara/provinsi/kabupaten/kota) dalam suatu kurun waktu tertentu.
38. Tim Penyusun NBM adalah adalah tim penyusun neraca bahan makanan pada
Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun NBM terdiri dari Kadis, Kabid
Ketersediaan Pangan, Kasi Ketersediaan Pangan, pelaksana pada Dinas
Ketahanan Pangan serta anggota dari instansi terkait lainnya yang ditetapkan
oleh Gubernur.

- 739. Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability
Atlas)/FSVA adalah peta yang menggambarkan kondisi ketahanan pangan dan
kerentanannya dengan menggunakan 13 (tiga belas) indikator yaitu dimensi
ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan yang terinci
sampai tingkat provinsi dan kabupaten.
40. Tim Penyusun Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and
Vulnerability Atlas)/FSVA yang selanjutnya disebut Tim Penyusun FSVA adalah
tim penyusun peta ketahanan dan kerentanan pangan pada Dinas Ketahanan
Pangan. Tim Penyusun FSVA terdiri dari Kadis, KabidKetersediaan Pangan, Kasi
Kerawanan Pangan, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota
dari instansi terkait lainnya yang ditetapkan oleh Kepala DinasKetahanan
Pangan.
41. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan
sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan, kelompok
masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah.
42. Tim Verifikator Lapang adalah tim yang bertugas untuk melakukan verifikasi
terhadap kebenaran informasi yang disampaikan oleh perseorangan, kelompok
masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah yang akan menerima
bantuan pemerintah. Tim verifikator lapang ditetapkan oleh Kepala Dinas
Ketahanan Pangan.
43. Verifikasi Lapangan adalah pemeriksaaan tentang kebenaran kondisi lapangan
yang meliputi administrasi dan teknis lapangan terhadap pelaku usaha.
44. Check List adalah daftar periksa yang berisi rangkaian pertanyaan yang disusun
secara cermat mengenai kegiatan, prosedur dan administrasi.
45. Verifikator adalah orang/petugas yang memenuhi kriteria tertentu dan ditunjuk
oleh lembaga penilai untuk melakukan penilaian kesesuaian.
46. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkatTAPD adalah tim
yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah dan dipimpin oleh Sekretaris
Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan
Kepala Daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri atas
pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
47. Cadangan Pangan Pemerintah adalah persediaan pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh pemerintah. Cadangan beras pemerintah merupakan sejumlah
beras tertentu milik pemerintah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap kebutuhan beras dan dalam rangka mengantisipasi
masalah kekurangan pangan, gejolak harga, keadaan darurat akibat bencana,
dan kerawanan pangan.
48. Panitia Pengadaan adalah unit organisasi kementerian/lembaga/pemerintah
daerah/institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa yang
bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit kerja yang
sudah ada.
49. Memorandum of Understanding yang selanjutnya disingkat MoU adalah sebuah
dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara kedua belah pihak.
50. Analisis
Harga
Pangan
adalah
serangkaian
kegiatan
pemantauan,
pengumpulan, kompilasi, pengolahan, dan analisis data harga pangan baik di
tingkat produsen maupun di tingkat konsumen agar tersedia data dan informasi
harga pangan yang akurat, tepat waktu, objektif, dan konsisten.

- 851. Tim Penyusun Analisis Harga Pangan adalah Tim Penyusun Analisis Harga
Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim Penyusun Analisis Harga
Panganterdiri atas Kadis, Kabid Distribusi Pangan, Kasi Harga Pangan,
pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta enumerator dari
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
52. Enumerator adalah orang yang melakukan pengumpulan data sensus dengan
mengunjungi rumah responden atau petugas lapangan yang membantu tugas
tim survei dalam kegiatan pencacahan atau pengumpulan data.
53. Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
situasi konsumsi penduduk, baik konsumsi energi maupun protein serta
perkembangannya serta melihat perkembangan atau perubahan pola konsumsi
pangan penduduk.
54. Tim Penyusun Pola Konsumsi adalah tim analisis dan penyusunan pola
konsumsi dan suplai pangan pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim penyusun
pola konsumsi terdiri atas Kadis, Kabid Konsumsi Pangan, Kasi Konsumsi
Pangan, Badan Pusat Statistik, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta
anggota lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
55. Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab atau dikerjakan oleh responden yang ingin diteliti.
56. Technical Meeting adalah rapat yang diadakan sebelum dilakukannya kegiatan
yang berisi pengarahan terhadap jalannya kegiatan yang akan dilaksanakan.
57. Petunjuk pelaksanaan yang selanjutnya disingkat Juklak adalah buku yang
berisikan keterangan dan petunjuk praktis untuk melaksanakan atau
menjalankan suatu kegiatan.
58. Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman yang selanjutnya
disebut LombaCipta Menu B2SA merupakan salah satu ajang tahunan yang
digelar untuk mendukung upaya percepatan penganekaragaman konsumsi
pangan (P2KP). Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan di tingkat
Kabupaten/Kota, kemudian dilanjutkan pada tingkat Provinsi, dan berlanjut
hingga tingkat Nasional pada puncak perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS).
59. Tim Juri Lomba B2SA adalah tim juri lomba cipta menu beragam, bergizi
seimbang dan aman pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim juri lomba B2SA terdiri
atas Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, TP.PKK, juru masak, dan
dinas terkait yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
60. Kawasan Rumah Pangan Lestari yang selanjutnya disngkat KRPL adalah sebuah
konsep lingkungan perumahan penduduk yang secara bersama-sama
mengusahakan pekarangannya secara intensif untuk dimanfaatkan menjadi
sumber pangan secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi
wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat.
61. Tim Juri Lomba KRPL adalah tim juri lomba kawasan rumah pangan lestari
pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim juri lomba KRPL terdiri atas Dinas
Ketahanan Pangan dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanianserta anggota lain
yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
62. Petugas Pengambil Contoh yang selanjutnya disingkat PPC adalah petugas yang
memiliki kompetensi dalam pengambilan contoh Pangan Segar Asal Tumbuhan
(PSAT) dan telah tersertifikasi oleh lembaga yang terakreditasi atau telah diakui
kompetensinya oleh lembaga yang berwenang.

- 963. Tim Petugas Pengambil Contoh yang selanjutnya disebut Tim PPC adalah tim
Petugas Pengambil Contoh Pangan Segar pada Dinas Ketahanan Pangan. Tim
petugas pengambil contoh pangan segar terdiri atas Kadis, Kabid Keamanan
Pangan, Kasi Pengawasan Pangan, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan
serta anggota lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
64. Sampling Plan adalah suatu prosedur yang telah ditentukan untuk memilih,
mengambil, menyimpan dan mengemas contoh.
65. Laboratorium Uji adalah Laboratorium uji keamanan pangan segar yang telah
diakreditasi oleh Komite Akreditas Nasional (KAN) atau ditunjuk oleh Menteri
Pertanian.
66. Keamanan pangan diselenggarakan untuk menjaga pangan tetap aman,
higienis, bermutu, bergizi, dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan
dan budaya masyarakat. Keamanan pangan dimaksudkan untuk mencegah
kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
67. Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dilakukan dengan
2 (dua) jenis, yaitu pengawasan pre market/pengawasan sebelum beredarnya
pangan dan pengawasan post market/pengawasan terhadap pangan yang
beredar di pasaran.
68. Tim pengawas keamanan pangan segar yang selanjutnya disebut tim pengawas
KPS adalah tim pengawas keamanan pangan segar pada Dinas Ketahanan
Pangan. Tim pengawas KPS terdiri atas Kadis, Kabid Keamanan Pangan, Kasi
Pengawasan Pangan, pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta anggota
lain yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan Pangan.
69. Penanganan pengaduan keamanan pangan adalah proses kegiatan yang
meliputi penerimaan, pencatatan, penelaahan, penyaluran, konfirmasi,
klarifikasi, pemeriksaan, tindak lanjut, pelaporan dan pengarsipan. Pengaduan
keamanan pangan merupakan bentuk penerapan dari pengawasan masyarakat
yang disampaikan oleh masyarakat kepada Dinas Ketahanan Pangan berupa
sumbangan
pikiran,
permintaan
informasi,
saran,
gagasan
atau
keluhan/pengaduan yang bersifat membangun.
70. Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang
netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu
pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh
kedua belah pihak.
71. Audit adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian standar yang dilakukan secara
berkala.
72. Audit Lapangan adalah pemeriksaan terhadap kesesuaian administrasi dan
kondisi lapangan.
73. Sertifikasi adalah pemberian sertifikat kepada pelaku usaha pangan hasil
pertanian sebagai bukti pengakuan bahwa pelaku usaha pangan hasil pertanian
tersebut telah memenuhi persyaratan dalam menerapkan sistem jaminan mutu
pangan hasil pertanian.
74. Prima tiga (P-3) atau Prima dua (P-2) adalah Peringkat penilaian yang diberikan
terhadap pelaksanaan usaha tani dimana produk yang dihasilkan aman
dikonsumsi.
75. Pangan Segar Asal Tumbuhan yang selanjutnya disingkatPSAT adalah Pangan
yang berasal dari tumbuhan dan belum mengalami pengolahan serta dapat
dikonsumsi langsung dan/atau menjadi bahan baku pengolahan pangan.

- 1076. Otoritas
Kompeten
Keamanan
Pangan
Daerah
yang
selanjutnya
disingkatOKKPD adalah institusi atau unit kerja di lingkup pemerintah daerah
yang sesuai dengan tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk
melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan hasil pertanian dan
telah lulus verifikasi Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat.
77. Tim OKKPD adalah timpada Dinas Ketahanan Pangan yang bertugas untuk
melakukan seleksi pada pemberian sertifikasi prima dan registrasi pangan segar
asal tumbuhan. Tim OKKPD terdiri atas Kadis, Kabid Keamanan Pangan, Kasi
Kelembagaan Pangan, dan Pelaksana pada Dinas Ketahanan Pangan serta
anggota dari instansi terkait lainnya yang ditetapkan oleh Kadis Ketahanan
Pangan.
78. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah
serangkaian ketentuan tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
BAB II
SOP
Bagian Kesatu
Jenis SOP
Pasal 2
Jenis-jenis SOP meliputi:
1. SOP Penyusunan Rencana Strategis (Renstra).
2. SOPPenyusunan Rencana Kerja (Renja).
3. SOPPenyusunan Laporan Kinerja (LKj).
4. SOPPemberian Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN).
5. SOPPenyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
6. SOPPenyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM).
7. SOPPenyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA).
8. SOPPemberian Hibah dan Bantuan Pemerintah.
9. SOPPengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
10. SOPAnalisis Harga Pangan.
11. SOPAnalisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan.
12. SOPLomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).
13. SOPLomba Pekarangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
14. SOPPengambilan Contoh Pangan Segar.
15. SOPPengawasan Keamanan Pangan Segar.
16. SOPPenanganan Pengaduan Keamanan Pangan Segar.
17. SOPPemberian Sertifikat Prima dan Nomor Registrasi Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT).

- 11Bagian Kedua
SOPPenyusunan Renstra
Pasal 3
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan penyusunan
rencana strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep nota dinas
permintaan usulan nama anggota tim penyusun Renstra dan meneruskan ke
Sekretaris.
Pasal 4
Sekretaris menelaah konsep nota dinaspermintaaan usulan nama anggota tim
penyusun Renstra, dan memberi paraf serta meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan.
Pasal 5
Kadis memeriksa dan menandatangani nota dinas permintaaan usulan nama
anggota tim penyusun Renstra.
Pasal 6
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirimkan nota dinas permintaan
usulan nama anggota tim penyusun Renstra ke seluruh Kabid.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menerima balasan dari seluruh Kabid
terkait nama anggota tim penyusun Renstra.
(3) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep Keputusan tim
penyusun Renstra dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 7
Sekretaris menelaah konsep Keputusantim penyusun Renstra, memberi paraf,dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 8
Kadis menerima dan menandatangani Keputusan tim penyusun Renstra.
Pasal 9
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan membuat konsep undangan pertemuan
Rakernis kepada unit kerja yang menangani ketahanan pangan dan menyerahkan ke
Sekretaris Dinas.
Pasal 10
Sekretaris menelaah konsep undangan pertemuan rakernis, memberi paraf, dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 11
Kadis memeriksa dan menandatangani undangan pertemuan Rakernis.

- 12Pasal 12
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat undangan
pertemuan rakernis serta mengirim surat undangan pertemuan Rakernis ke
dinas/instansi terkait.
Pasal 13
(1) Tim Penyusun Renstra melaksanakan pertemuan Rakernis dengan unit kerja
yang menangani ketahanan pangan di Kabupaten/Kota.
(2) Tim Penyusun Renstra melaksanakan rapat persiapan penyusunan Renstra.
(3) Tim Penyusun Renstra mengumpulkan dan mengolah data-data penyusun
Renstra menjadi draft Renstra.
Pasal 14
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyempurnakan dan mencetak draft
Renstra serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 15
Sekretaris mengoreksi draft Renstra, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis
Ketahanan Pangan.
Pasal 16
Kadis memeriksa dan menandatangani Renstra.
Pasal 17
Kasubbag
Perencanaan
dan
Pelaporan
mencetak,
membubuhkan stempel basah pada naskah Renstra.

menggandakan,dan

Pasal 18
Format SOP Penyusunan Renstrasebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Bagian Ketiga
SOP Penyusunan Renja
Pasal 19
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan penyusunan
Renja Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep nota dinas
permintaan usulan nama anggota tim penyusun Renjadan meneruskan ke
Sekretaris.
Pasal 20
Sekretaris menelaah konsep nota dinas permintaan usulan nama anggota tim
penyusun Renja, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.

- 13Pasal 21
Kadis memeriksa dan menandatangani nota dinas permintaaan usulan nama
anggota tim penyusun Renja.
Pasal 22
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirimkan nota dinas permintaan
usulan nama anggota tim penyusun Renja ke seluruh Kabid.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menerima balasan dari seluruh Kabid
terkait nama anggota tim penyusun Renja.
(3) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep Keputusan tim
penyusun Renja dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 23
Sekretaris menelaah konsep Keputusantim penyusun Renja, memberi paraf,dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 24
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim penyusun Renja.
Pasal 25
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan dan melaksanakan rapat
persiapan penyusunan Renja.
Pasal 26
Tim Penyusun Renja mengumpulkan dan mengolah data-data penyusun Renja.
Pasal 27
Tim Penyusun Renja menyusun data-data penyusun Renja menjadi draft Renja.
Pasal 28
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyempurnakan dan mencetak draft Renja
serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 29
Sekretaris mengoreksi draft Renja, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis
Ketahanan Pangan.
Pasal 30
Kadis memeriksa dan menandatangani draftRenja.
Pasal 31
Kasubbag
Perencanaan
dan
Pelaporan
mencetak,
membubuhkan stempel basah pada naskah Renja.

menggandakan,

dan

- 14Pasal 32
Format SOP PenyusunanRenja sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Keempat
SOP Penyusunan LKj
Pasal 33
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan penyusunan
LKj Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep nota dinas
permintaan usulan nama anggota tim penyusun LKj dan meneruskan ke
Sekretaris Dinas.
Pasal 34
Sekretaris menelaah konsep nota dinas permintaan usulan nama anggota tim
penyusun LKj, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 35
Kadis memeriksa dan menandatangani nota dinas permintaaan usulan nama
anggota tim penyusun LKj.
Pasal 36
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirimkan nota dinas permintaan
usulan nama anggota tim penyusun LKj ke seluruh Kabid.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menerima balasan dari seluruh Kabid
terkait nama anggota tim penyusun LKj.
(3) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep Keputusan tim
penyusun LKj dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 37
Sekretaris menelaah konsep Keputusan tim penyusun LKj, memberi paraf,dan
meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 38
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim penyusun LKj.
Pasal 39
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan rapat persiapan penyusunan LKj.
Pasal 40
(1) Tim Penyusun LKj menerima data capaian kinerja dari seluruh bidang,
menelaah, dan mengoreksi serta meminta data apabila terdapat kekurangan
dalam penyusunan LKj.

- 15(2) Tim Penyusun LKj merumuskan hasil kompilasi data capaian kinerjamenjadi
draft LKjdan melaksanakan review awal.
(3) Tim Penyusun LKj melaksanakan ekspos draft LKj dengan seluruh Kabid dan
Kasubbag/Kasi.
(4) Tim Penyusun LKj menyempurnakan draft LKj berdasarkan hasil reviewdan
ekspos.
Pasal 41
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mencetak draft LKj yang disempurnakan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan membuat konsep surat penyampaian LKj
dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 42
Sekretaris mengoreksidraft LKj dan konsep surat penyampaian LKj, memberi paraf,
dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 43
Kadis memeriksa dan menandatangani surat penyampaian LKj dandraft LKj.
Pasal 44
Kasubbag
Perencanaan
dan
Pelaporan
mencetak,
membubuhkan stempel basah pada naskah LKj.

menggandakan

dan

Pasal 45
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirim surat penyampaian LKj dan naskah
LKj ke Biro Organisasi.
Pasal 46
Format SOP Penyusunan LKj sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kelima
SOP Penerima Penghargaan APN
Pasal 47
(1) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyusun jadwal kegiatan pemberian
penghargaan APN Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep surat permintaan
usulan nama anggota tim penilai APN yang beranggotakan lintas instansi dan
meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 48
Sekretaris menelaah konsep surat permintaan usulan nama anggota tim penilai APN,
memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.

- 16Pasal 49
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan usulan nama anggota tim
penilai APN.
Pasal 50
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
usulan nama anggota tim penilai APN dan mengirim ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait nama-nama
anggota tim penilai APN.
Pasal 51
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep KeputusanGubernur
tentang Pembentukan Tim Penilai APN dan konsep surat pengantar
KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN ke Biro Hukum serta
meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 52
Sekretaris menelaah konsep Keputusan Tim Penilai APN, menelaah, dan memberi
paraf pada konsep surat pengantar KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim
Penilai APN dan meneruskanke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 53
Kadis memeriksa dan memberi paraf pada konsep KeputusanGubernur tentang
Pembentukan Tim Penilai APN serta memberi tanda tangan pada surat pengantar
KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN.
Pasal 54
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat pengantar
Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN dan mengirim
konsep KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN dan surat
pengantar KeputusanGubernur tentang Pembentukan Tim Penilai APN ke Biro
Hukum.
(2) Subbag Umpeg menerima Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim
Penilai APN yang ditandatangani Gubernur dari Biro Hukum.
Pasal 55
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan menyiapkan konsep undangan rapat tim
penilai APN dan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 56
Sekretaris menelaah konsep surat undangan rapat tim penilai APN, memberi
paraf,dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 57
Kadis memeriksa dan menandatangani surat undangan rapat tim penilai APN.

- 17Pasal 58
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal dan stempel pada surat undangan rapat tim
penilai APN dan mengirim ke dinas/instansi terkait.
Pasal 59
(1) Tim penilai APN melaksanakan rapat dan melakukan pembagian tugas.
(2) Tim penilai APN memverifikasi data/berkas usulan calon penerima penghargaan
APN.
(3) Tim penilai APN melakukan perjalanan dinas dalam rangka verifikasi lapangan
terhadap calon penerima penghargaan APN.
(4) Tim penilai APN melaksanakan rapat penentuan calon penerima penghargaan
APN.
Pasal 60
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan membuat konsep KeputusanGubernur
tentang Penerima Penghargaan APN, konsep surat pengantar KeputusanGubernur
tentang Penerima Penghargaan APN ke Biro Hukum dan meneruskan ke Sekretaris
Dinas.
Pasal 61
Sekretaris menelaah konsep KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan
APN, menelaah, dan memberi paraf pada konsep surat pengantar penerima
penghargaan APN serta meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 62
Kadis memeriksa dan memberi paraf pada konsep KeputusanGubernur tentang
Penerima Penghargaan APN serta memeriksa dan memberi tanda tangan pada surat
pengantar KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN.
Pasal 63
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat pengantar
KeputusanGubernur tentang Penerima Penghargaan APN dan mengirim ke Biro
Hukum.
(2) Subbag Umpeg menerima Keputusan Gubernur tentangPenerima Penghargaan
APN yang ditandatangani Gubernur dari Biro Hukum.
Pasal 64
Kadis Ketahanan Panganmengumumkan penerima penghargaan APN tingkat
Provinsi Kalimantan Selatan dan memberikan sertifikat atau piagam penghargaan
kepada para penerima penghargaan APN.
Pasal 65
Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mengirim salinan Keputusan Gubernur dan
berkas/profil penerima penghargaan APN tingkat Provinsi Kalimantan Selatan ke
panitia pusat di Jakarta.

- 18Pasal 66
Format SOP Pemberian Penghargaan APNsebagaimana tercantum dalam Lampiran
IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Keenam
SOP Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Pasal 67
(1) Kasubbag Keuangan menyusun jadwal kegiatan capaian kinerja dan keuangan
Dinas Ketahanan Pangan.
(2) Kasubbag Keuangan
Kasubbag Umpeg.

menerima

Keputusan

tim

pengelola

keuangan

dari

(3) Kasubbag Keuangan menyiapkan dokumen permintaan Uang Persediaan (UP) ke
Bakeudadan meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 68
Sekretaris menelaah dan memberi check listpada dokumen permintaan Uang
Persediaan (UP) dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 69
Kadis memeriksa dan menandatangani dokumen permintaan Uang Persediaan (UP).
Pasal 70
Kasubbag Keuangan mengirim kelengkapan dokumen Uang Persediaan (UP) ke
Bakeuda.
Pasal 71
(1) Bakeuda menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen permintaan Uang
Persediaan (UP).
(2) Bakuda menerbitkan dokumen pencairan dana uang persediaan (UP) dan
mentransfer uang persediaan (UP).
Pasal 72
(1) Tim pengelola keuangan menerima dana Uang Persediaan (UP) dari Bakeuda
melalui rekening bendahara pengeluaran.
(2) Tim pengelola keuangan menginformasikan ke seluruh bidang lingkup Dinas
bahwa Uang Persediaan (UP) telah tersedia dan siap digunakan.
Pasal 73
Bidang dan/atau Seksi lingkup Dinas menyiapkan dokumen pertanggungjawaban
kegiatan dan menyerahkan ke verifikator.

- 19Pasal 74
Verifikator menerima dan memverifikasi kelengkapan dokumen pertanggungjawaban
kegiatan, memberi paraf pada check list, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan
Pangan.
Pasal 75
Kadis memeriksa dan menandatangani dokumen pertanggungjawaban kegiatan.
Pasal 76
(1) Tim pengelola keuangan menerima dokumen pertanggungjawaban kegiatan dan
menyerahkan uang ke Bidang dan/atau Sub Bidang yang telah menyelesaikan
kegiatan.
(2) Tim pengelola keuangan mengumpulkan dan mendokumentasikan Surat
Pertanggung Jawaban (SPJ) serta menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)
Ganti Uang (GU).
(3) Tim pengelola keuangan mengajukan dokumen Ganti Uang (GU) ke Bakeuda dan
meminta Bakuda menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Pasal 77
Bakuda menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen serta mentransfer
permintaan ganti uang (GU).
Pasal 78
(1) Tim pengelola keuangan menerima dana Ganti Uang (GU) dari Bakeuda melalui
rekening bendahara pengeluaran.
(2) Tim pengelola keuangan mengumpulkan, mengolah dan menyusun data-data
keuangan menjadi draft Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Pasal 79
Kasubbag Keuangan menyempurnakan dan mencetak draft Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, membuat konsep surat pengantar Laporan Capaian Kinerja dan
Keuangan ke Bakeuda serta meneruskan ke Sekretaris Dinas.
Pasal 80
Sekretaris mengoreksi draft dan konsep surat pengantar Laporan Capaian Kinerja
dan Keuangan, memberi paraf, dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 81
Kadis memeriksa dan mendatangani Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan dan
surat pengantar penyampaian Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Pasal 82
Kasubbag Keuangan mencetak dan menggandakan serta membubuhkan stempel
basah pada naskah Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

- 20Pasal 83
Kasubbag Keuangan menyampaikan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan dan
surat pengantar laporan ke Kepala Bakeuda.
Pasal 84
Format SOP Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Gubernur ini.
Bagian Ketujuh
SOP Penyusunan NBM
Pasal 85
(1) Kasi Ketersediaan Pangan menyusun jadwal kegiatan penyusunan NBM.
(2) Kasi Ketersediaan Pangan menyiapkan konsep surat permintaan usulan nama
anggota tim penyusun NBM yang beranggotakan lintas instansi dan meneruskan
ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 86
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan
usulan nama anggota tim penyusun NBM, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis
Ketahanan Pangan.
Pasal 87
Kadis memeriksa dan menandatangani konsep surat permintaan usulan nama
anggota tim penyusun NBM.
Pasal 88
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
usulan nama anggota tim penyusun NBM dan mengirim ke dinas/instansi
terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang namanama anggota tim penyusun NBM.
Pasal 89
Kasi Ketersediaan Pangan membuat konsep KeputusanGubernur tentang
Pembentukan Tim Penyusun NBM dan konsep surat pengantar Keputusan Gubernur
ke Biro Hukum serta menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 90
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep Keputusan
Gubernurtentang Pembentukan Tim Penyusun NBM dan surat pengantar Keputusan
Gubernur tentang PembentukanTim Penyusun NBM, memberi paraf,dan
meneruskan keKadis Ketahanan Pangan.

- 21Pasal 91
Kadis memeriksa dan menandatangani surat pengantar Keputusan Gubernur
ke Biro Hukum serta memberi paraf pada konsep Keputusan Gubernurtentang
Pembentukan Tim Penyusun NBM.
Pasal 92
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat pengantar SK
tim penyusun NBM dan mengirim surat pengantar Keputusan Gubernur tentang
PembentukanTim Penyusun NBM dan konsep Keputusan Gubernur tentang
PembentukanTim Penyusun NBM ke Biro Hukum.
(2) Subbag Umpeg menerima Keputusan Gubernur tentang Pembentukan Tim
Penyusun NBM yang telah ditandatangani Gubernur dari Biro Hukum.
Pasal 93
Kasi Ketersediaan Pangan membuat konsep surat undangan rapat tim penyusun
NBM dan menyerahkan keKabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 94
Kabid Ketersediaan Pangan menelaah konsep surat undangan rapat tim penyusun
NBM, memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 95
Kadis memeriksa dan menandatangani surat undangan rapat tim penyusun NBM.
Pasal 96
Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat undangan rapat
tim penyusun NBM dan mengirim surat undangan tersebut.
Pasal 97
(1) Tim penyusun NBM menerima surat undangan rapat dan melaksanakan rapat
tim.
(2) Tim penyusun NBM mengumpulkan data-data, mengolah dan menganalisis data
sebagai bahan untuk menyusun neraca NBM.
(3) Tim penyusun NBM menyusun draft Laporan NBM.
Pasal 98
Kabid Ketersediaan Pangan mengoreksi dan menyempurnakan draft Laporan NBM
dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 99
Kadis memeriksa dan menandatangani Laporan Penyusunan NBM.

- 22Pasal 100
(1) Kasi Ketersediaan Pangan mencetak, menggandakan dan membubuhkan stempel
basah pada naskah Laporan NBM.
(2) Kasi Ketersediaan Pangan menyampaikan Laporan NBM keinstansi terkait
dengan disertai tanda terima laporan.
Pasal 101
Format SOP Penyusunan NBM sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kedelapan
SOP Penyusunan FSVA
Pasal 102
(1) Kasi Kerawanan Pangan menyusun jadwal kegiatan penyusunan FSVA Dinas.
(2) Kasi Kerawanan Pangan membuat konsep surat permintaan usulan nama
anggota tim penyusun FSVA yang beranggotakan lintas instansi dan
menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 103
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan
usulan nama anggota Tim Penyusun FSVA, memberi paraf dan meneruskanke Kadis
Ketahanan Pangan.
Pasal 104
Kadis memeriksa dan menandatangani konsep surat permintaan usulan nama
anggota Tim PenyusunFSVA.
Pasal 105
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
usulan nama anggota Tim Penyusun FSVA dan mengirim surat usulan tersebut
ke dinas/instansi terkait.
(2) Subbag Umpeg menerima balasan dari dinas/instansi terkait tentang namanama anggota Tim Penyusun FSVA.
Pasal 106
Kasi Kerawanan Pangan menyusun konsep Keputusan tentang PembentukanTim
Penyusun FSVA dan menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 107
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan mengoreksi konsep Keputusan tentang
PembentukanTim Penyusun FSVA, memberi paraf,dan meneruskan ke Kadis
Ketahanan Pangan.

- 23Pasal 108
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan Tim Penyusun FSVA.
Pasal 109
Kasi Kerawanan Pangan menyusun konsep form isian data-data penyusunan FSVA
dan konsep surat permintaan datake kabupaten se Kalimantan Selatan serta
menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.
Pasal 110
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menelaah konsep surat permintaan data
ke kabupaten dan form isian data penyusun FSVA, memberi paraf,dan meneruskan
ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 111
Kadis memeriksa dan menandatangani surat permintaan data penyusun FSVA
ke Kabupaten.
Pasal 112
(1) Subbag Umpeg memberi nomor, tanggal, dan stempel pada surat permintaan
data penyusun FSVA serta mengirim surat permintaan data penyusun FSVA ke
dinas/intansi terkait di kabupaten.
(2) Subbag Umpeg menerima surat balasan dari dinas/instansi terkait data
penyusun FSVA.
Pasal 113
(1) Kasi Kerawanan Pangan menerima, menelaah, dan mengkoreksi
menghimpun data penyusun FSVA yang dikirim oleh Kabupaten.

serta

(2) Kasi Kerawanan Pangan meminta kembali data penyusun FSVA apabila terdapat
kekurangan pada data yang dikirim.
Pasal 114
(1) Tim Penyusun FSVA merumuskan hasil kompilasi data-data penyusun FSVA,
mengolah dan menganalisis data menjadi draft laporan penyusunan Peta
Ketahanan dan Kerentanan Pangan(Food Security and Vulnerability Atlas)/FSVA.
(2) Tim Penyusun FSVA melaksanakan validasi dan ekspose draft laporan
penyusunan FSVAdengan mengundang dinas/instansi yang menangani
ketahanan pangan di seluruh Kabupaten.
Pasal 115
(1) Kasi Kerawanan Pangan menyusun draft laporan penyusunan FSVA berdasarkan
hasil validasi dan ekspos.
(2) Kasi Kerawanan Pangan membuat konsep surat penyampaian laporan
penyusunan FSVA ke Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
dan menyerahkan ke Kabid Ketersediaan Pangan.

- 24Pasal 116
Kabid Ketersediaan Pangan menerima dan menyempurnakan draft laporan
penyusunan FSVA dan konsep surat penyampaian laporan penyusunan FSVA
memberi paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 117
Kadis memeriksa dan menandatangani draft laporan penyusunan FSVA dan surat
penyampaian laporan penyusunan FSVA.
Pasal 118
(1) Kasi Kerawanan Pangan mencetak dan menggandakan serta membubuhkan
stempel basah pada naskah laporan penyusunan FSVA dan surat penyampaian
laporan penyusunan FSVA.
(2) Kasi Kerawanan Pangan menyampaikan surat penyampaian laporan penyusunan
peta FSVA dan naskah laporan penyusunFSVA ke Kepala Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian di Jakarta.
Pasal 119
Format SOP Penyusun FSVA sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.
Bagian Kesembilan
SOPPenerima Hibah/Bantuan Pemerintah
Pasal 120
Subbag Umpeg menerima dan mencatat permohonan tertulis hibah dan/atau
bantuan pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan ke
Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 121
Kadis menerima permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah serta memberi
disposisi ke Kabid lingkup Dinas sesuai dengan usulan permohonan hibah dan/atau
bantuan pemerintah.
Pasal 122
Kabid lingkup Dinas menerima disposisi usulan permohonan hibah dan/atau
bantuan pemerintah sesuai dengan bidangnya serta memberi disposisi ke Kasi
sesuai dengan usulan permohonan hibah dan/atau bantuan pemerintah.

Pasal 123
Kasi yang bersangkutan menerima disposisi dan membuat konsep Keputusan tim
verifikator lapang penerima dana hibah dan/atau bantuan pemerintah dan
menyerahkan ke Kabid.

- 25Pasal 124
Kabid yang bersangkutan menerima dan mengoreksi konsep Keputusan tim
verifikator lapang penerima dana hibah dan/atau bantuan pemerintah, memberi
paraf dan meneruskan ke Kadis Ketahanan Pangan.
Pasal 125
Kadis memeriksa dan menandatangani Keputusan tim verifikator lapang penerima
dana hibah dan/atau bantuan pemerintah.
Pasal 126
(1) Tim Verifikator Lapang menerima Keputusan dan melakukan verifikasi lapangan
terhadap pemohon bantuan dana hibah dan/atau bantuan pemerintah.
(2) Tim Verifikator Lapang menyusun rekapitulasi hasil verifikasi lapangan.
(3) Tim Verifikator memberi rekomendasi apakah permohonan bantuan hibah
dan/atau bantuan pemerintah diterima atau ditolak.
Pasal 127
(1) Kasi yang bersangkutan membuat konsep

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN OLEH OKNUM POLISI DALAM PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR (PUTUSAN NOMOR 136/PID.B/2012/PN.MR)

3 64 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98