Jendela Pewara Dinamika 2011k Mentalitas Penebar Ranjau Paku
-- jsn.dela
MENTALITASPENEBAR
RANJAUPAKU
DI Jakarta,di ruas-ruasjalan tertentu, banyak
pengendaramotor yang bannyakempes.Bocor
terkena paku. Paku-pakuitu tidak dengan sendirinya ada di jalanan, melainkan sengajaditebar. Ada orang-orang tertentu yang sengaja
menebar paku supayaban sepedamotor pada
bocor dan para penambal ban itu akan dapat
keuntungan. Orang-orang inilah yang memang
sengaja mencelakakanorang lain demi keuntungan pribadi. Sakingbanyaknyapaku,orangorang yang peduli dengan keselamatanpengendara motor mengumpulkannya dengan besi
magnet. Luar bisa banyaknya!
Rupanyaada orang yang memang memiliki
mentalitas penebar ranjau paku yang menyusahkan orang lain demi keuntunganpribadi. Kita bisa bayangkan kerugian yang diakibatkan
oleh para penebar paku ini terhadap kepentingan-kepentingan sepedamotor yang tertunda.
Mungkin dia mau presentasi untuk urusan kantornJa. Mungkin ada yang mau menjemput
anakflya di sekolah.Ada yang mau mengantar
jualan. Ada yang buru-buru mau mengambil
uang di ATM. Sejumlah aktivitas itu tertunda,
terganggu gara-garaban sepedamotor mereka
bocor oleh paku yang sengajaditebar.
Singkatnya, dengan paku-paku yang ditebar
tersebut, sejumlah orang tertunda kepentingannya. Bisajadi ada yang kesempatannyaterbuang gara-garaban sepedamotornya kempes.
Tidak adayang tewas dari penebaraanpaku ini
yang bisamenyebabkansepedamotornyajatuh
atautabrakan.Meski demikian,bankempesdapat menjadi penyebab sejumlah kerugian.
Mentalitas penebar ranjau paku ini perlu
mendapatkan perhatian serius. Mentalitas
orang-orarig seperti ini adalahmentalitas orangorang korup yang melihat demi kepentingan
pribadi dan mencelakakanpihak lain. Mungkin
omset penambalanban akan meningkat, tetapi
cobabayangkansederetkepentingan yang tertunda dan sederetkesempatanyang melayang
gara-garatindakan penebaranpaku ini.
Mentalitas semacam ini ada di berbagai
sektor dan tempat. Dalam dunia pendidikan,
mungkin $ta bisa menemukan seorang guru
matematika yang sengaja tidak memberikan
nilai baik (sengajamemberi nilai jelek) agar si
siswa mengikuti pelajaran tambahan yang diseIenggarakansang guru.
Di universitas, mungkin ada seorangdosen
pembimbing skripsi yang sengajamempersulit
bimbingan agar si mahasiswa "ndandakke"
skripsinya di biro jasa pembuatan skripsi yang
dikelolanya. Atau ada seorang dosen yang sengaja merusak fasilitas kampus agar pihak universitas mengadakan pembelian atau biaya
perawatan tempat dia menjadi koordinator
pengadaan bar4ng (tempat dia mendapatkan
fee atau mark up dana).
Di berbagaibelahandunia, mentalitas semacam ini bukanlah hal yang aneh. Kita tahu para
penjual senjatalahyang seringkali melakukan
provokasi terhadap kedua belah pihak agar berperang. Parapenjual senjatalahyang menangguk keuntungan ketika terjadi perang. Mereka
menjual senjata kepadamasing-masingpihak
yang berseteru. Inilah gambaran yang dilukiskan dalam sebuahfilm Hollywood yang dibintangi oleh NicolasCage.
Dalam teori konspirasi, berbagai penyakit
mematikan (termasuksalahsatunyaflu burung),
konon sengaja diciptakan dan disebarkan virusnya agar vaksin atau antivirusnya yang juga merekaciptakan dan merekajual secaramonopoli dibeli oleh negara yang terkena wabah
tersebut. Sebuahkeuntungan yang luar biasa
diraup oleh kartel penjualan antivirus.
Para pengedar narkotikalah yang sengaja
membuat para remaja menjadi ketagihan agar
barang dagangannya laku. Tingginya penggunaan narkotika memang "diciptakan atau dikreasikan' agar para generasi muda itu menjadi
kecanduandan tergantung pada barang haram
itu. Berkat narkotikalah orang-orangsemacam
PabloEscobardari Medilin, columbia malah dianggap sebagaisanto.
IGdang-kadang sayatakut membanyangkan
jika mentalitas penebar ranjau paku ini juga
menjalar pada pembuat dan pedagang nisan.
Jangan-jangan,agar nisan yang merekajual bisalaku keras,merekamenciptakanberbagaikemungkinan agar banyak orang meninggal atau
tewas. Merekamenciptakan berbagaitrik. Termasuk salah satunyamemasangiklan bertuliskan, "Beli satu, gratis dua!".
D T.N U R H A D I,
M.H um.
PemimpinRedaksi
P E WA R A D IN A MIK A N 0V Iavl S l ft 2*]. 1
MENTALITASPENEBAR
RANJAUPAKU
DI Jakarta,di ruas-ruasjalan tertentu, banyak
pengendaramotor yang bannyakempes.Bocor
terkena paku. Paku-pakuitu tidak dengan sendirinya ada di jalanan, melainkan sengajaditebar. Ada orang-orang tertentu yang sengaja
menebar paku supayaban sepedamotor pada
bocor dan para penambal ban itu akan dapat
keuntungan. Orang-orang inilah yang memang
sengaja mencelakakanorang lain demi keuntungan pribadi. Sakingbanyaknyapaku,orangorang yang peduli dengan keselamatanpengendara motor mengumpulkannya dengan besi
magnet. Luar bisa banyaknya!
Rupanyaada orang yang memang memiliki
mentalitas penebar ranjau paku yang menyusahkan orang lain demi keuntunganpribadi. Kita bisa bayangkan kerugian yang diakibatkan
oleh para penebar paku ini terhadap kepentingan-kepentingan sepedamotor yang tertunda.
Mungkin dia mau presentasi untuk urusan kantornJa. Mungkin ada yang mau menjemput
anakflya di sekolah.Ada yang mau mengantar
jualan. Ada yang buru-buru mau mengambil
uang di ATM. Sejumlah aktivitas itu tertunda,
terganggu gara-garaban sepedamotor mereka
bocor oleh paku yang sengajaditebar.
Singkatnya, dengan paku-paku yang ditebar
tersebut, sejumlah orang tertunda kepentingannya. Bisajadi ada yang kesempatannyaterbuang gara-garaban sepedamotornya kempes.
Tidak adayang tewas dari penebaraanpaku ini
yang bisamenyebabkansepedamotornyajatuh
atautabrakan.Meski demikian,bankempesdapat menjadi penyebab sejumlah kerugian.
Mentalitas penebar ranjau paku ini perlu
mendapatkan perhatian serius. Mentalitas
orang-orarig seperti ini adalahmentalitas orangorang korup yang melihat demi kepentingan
pribadi dan mencelakakanpihak lain. Mungkin
omset penambalanban akan meningkat, tetapi
cobabayangkansederetkepentingan yang tertunda dan sederetkesempatanyang melayang
gara-garatindakan penebaranpaku ini.
Mentalitas semacam ini ada di berbagai
sektor dan tempat. Dalam dunia pendidikan,
mungkin $ta bisa menemukan seorang guru
matematika yang sengaja tidak memberikan
nilai baik (sengajamemberi nilai jelek) agar si
siswa mengikuti pelajaran tambahan yang diseIenggarakansang guru.
Di universitas, mungkin ada seorangdosen
pembimbing skripsi yang sengajamempersulit
bimbingan agar si mahasiswa "ndandakke"
skripsinya di biro jasa pembuatan skripsi yang
dikelolanya. Atau ada seorang dosen yang sengaja merusak fasilitas kampus agar pihak universitas mengadakan pembelian atau biaya
perawatan tempat dia menjadi koordinator
pengadaan bar4ng (tempat dia mendapatkan
fee atau mark up dana).
Di berbagaibelahandunia, mentalitas semacam ini bukanlah hal yang aneh. Kita tahu para
penjual senjatalahyang seringkali melakukan
provokasi terhadap kedua belah pihak agar berperang. Parapenjual senjatalahyang menangguk keuntungan ketika terjadi perang. Mereka
menjual senjata kepadamasing-masingpihak
yang berseteru. Inilah gambaran yang dilukiskan dalam sebuahfilm Hollywood yang dibintangi oleh NicolasCage.
Dalam teori konspirasi, berbagai penyakit
mematikan (termasuksalahsatunyaflu burung),
konon sengaja diciptakan dan disebarkan virusnya agar vaksin atau antivirusnya yang juga merekaciptakan dan merekajual secaramonopoli dibeli oleh negara yang terkena wabah
tersebut. Sebuahkeuntungan yang luar biasa
diraup oleh kartel penjualan antivirus.
Para pengedar narkotikalah yang sengaja
membuat para remaja menjadi ketagihan agar
barang dagangannya laku. Tingginya penggunaan narkotika memang "diciptakan atau dikreasikan' agar para generasi muda itu menjadi
kecanduandan tergantung pada barang haram
itu. Berkat narkotikalah orang-orangsemacam
PabloEscobardari Medilin, columbia malah dianggap sebagaisanto.
IGdang-kadang sayatakut membanyangkan
jika mentalitas penebar ranjau paku ini juga
menjalar pada pembuat dan pedagang nisan.
Jangan-jangan,agar nisan yang merekajual bisalaku keras,merekamenciptakanberbagaikemungkinan agar banyak orang meninggal atau
tewas. Merekamenciptakan berbagaitrik. Termasuk salah satunyamemasangiklan bertuliskan, "Beli satu, gratis dua!".
D T.N U R H A D I,
M.H um.
PemimpinRedaksi
P E WA R A D IN A MIK A N 0V Iavl S l ft 2*]. 1