Pembangunan Perumahan Kecamatan Medan Marelan (1970-2006)

BAB II
GAMBARAN DAERAH PENELITIAN
2.1 Latar Belakang Historis Kecamatan Medan Marelan
Sebelum Marelan dibentuk menjadi salah satu wilayah kecamatan,
Marelan dulunya merupakan daerah atau kawasan perkebunan tembakau milik
Belanda. Sejarah perkebunan tembakau ini berawal dari kedatangan Jacobus
Nienhuys seorang berkebangsaan Belanda yang pertama menjadi pengusaha
perkebunan tembakau di Hindia Belanda. Ia tiba di tanah Deli pada tahun 1863,
dan kemudian mendirikan Deli Maatschappiij di Labuhan pada tahun 1869 setelah
mendapat konsesi dari Kesultanan Deli. Dengan demikian, ia merupakan pionir
budidaya tembakau di pantai Timur Sumatera, dan kemudian juga di Sumatera
Utara. 9
Pada tahun 1870 Deli Maatschapiij memindahkan kantornya dari Labuhan
ke Medan tepatnya di jalan Tembakau Deli sekarang. Selanjutnya tahun 1871,
Jacobus Nienhuys meninggalkan Medan. Empat tahun setelah kepulangan
Nienhuys itu, telah terdapat 40 saham kesertaan orang Eropa di perkebunan Deli
seperti perkebunan Maryland (Marelan), Arhemia, Helvetica (Helvetia), Poland
(Polonia), Mariendal, dan lain-lain. 10
Nama Marelan itu sendiri dulunya berasal dari salah satu nama negara di
Amerika yaitu “Maryland” ibukota Annapolis dengan luas wilayah 32,160 KM2
9


Fahrizal Nasution, Cagar Budaya kota Medan, Medan: CV. Mitra, 2011, hlm. 5
10

Ibid, hal. 36

14
Universitas Sumatera Utara

negara bagian ini berbatasan dengan Pennsyivania di utara, di barat dengan West
Virginia, di timur dengan Delaware dan Samudera Atlantik, sedangkan Maryland
kota Medan merupakan daerah perkebunan Deli, karena logat daerah yang susah
mengucapkannya maka akhirnya nama Maryland tersebut berubah menjadi
Marelan sampai sekarang. 11
2.2 Sejarah Singkat Pembangunan Perumahan di Indonesia
Selama lebih dari enam dekade PT PP (Persero) Tbk menjadi pemain
utama dalam bisnis konstruksi nasional dengan menyelesaikan berbagai proyek
besar di seluruh Indonesia. PT PP (Persero) didirikan dengan nama NV
Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta Notaris No 48 tanggal 26 Agustus
1953. Pada saat itu didirikan PT PP (Persero) telah dipercaya untuk membangun

rumah bagi para petugas PT Semen Gresik Tbk, anak perusahaan dari BAPINDO
di Gresik. Seiring dengan peningkatan kepercayaan, PT PP (Persero) menerima
tugas untuk membangun proyek – proyek besar yang berhubungan dengan
konvensasi perang Pemerintah Jepang dibayarkan kepada Republik Indonesia,
yaitu: Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel dan
Samudera Beach Hotel.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 1961, NV
Pembangunan Perumahan diubah menjadi PN (Perusahaan Negara) Pembangunan
Perumahan.

PN

(Perusahaan

Negara)

Pembangunan

Perumahan


telah

menyelesaikan bangunan Hotel Indonesia yang terdiri dari 14 Lantai dan 427

11

Wawancara, dengan Ahmad, di Pasar 4 Marelan, tanggal 5 April 2017.

15
Universitas Sumatera Utara

kamar, yang pada saat itu merupakan bangunan tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1971, PN Pembangunan
Perumahan berubah statusnya menjadi PT PP (Persero) yang dikuatkan dengan
Akta No. 78 tanggal 15 Maret 1973. Kegiatan usaha inti perusahaan ini adalah di
bidang jasa konstruksi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya berdasarkan Keputusan
Gubernur KDH TK I Sumatera Utara Nomor : 138/402/K/SK/1991 tanggal 21
Maret 1991, kecamatan Medan Marelan dijadikan salah satu Kecamatan
perwakilan di Kota Medan yaitu pemekaran dari kecamatan Medan Labuhan,

kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1992 tanggal 2
September 1992 didefinitifkan menjadi kecamatan Medan Marelan, Jumlah
kelurahan menjadi 5 (lima), masing-masing:
1. Kelurahan Tanah Enam Ratus
2. Kelurahan Rengas Pulau
3. Kelurahan Terjun
4. Kelurahan Paya Pasir
5. Kelurahan Labuhan Deli
UUD 1945 tidak mengatur perihal pembentukan daerah atau pemekaran
suatu wilayah secara khusus, namun disebutkan dalam pasal 18B ayat 1 bahwa,
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang
bersifat khusus atau bersifat istimewah yang diatur dengan Undang-Undang.
Namun demikian, pembentukan daerah hanya dapat dilakukan apabila telah

16
Universitas Sumatera Utara

memenuhi syarat administratif yang wajib di penuhi meliputi adanya persetujuan
DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Walikota yang akan menjadi cakupan wilayah
provinsi bersangkutan, persetujuan DPRD Provinsi Induk dan Gubernur, serta

rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.
Selanjutnya, syarat teknis dari pembentukan daerah baru harus meliputi
faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor-faktor di
bawah ini: Kemampuan Ekonomi, Potensi Daerah, Sosial Budaya, Sosial Politik,
Kependudukan, Luas Daerah, Pertahanan dan Keamanan.Terakhir, syarat fisik
yang dimasud harus meliputi paling sedikit lima Kecamatan untuk pembentukan
Kabupaten, dan empat Kecamatan untuk pembentukan Kota, lokasi, sarana dan
prasarana Pemerintahan.
Pemekaran wilayah kabupaten/kota menjadi beberapa kabupaten/kota baru
pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan kualitas dan intensitas pelayanan
yang pada masyarakat. Dari segi pengembangan wilayah, calon kabupaten/kota
yang baru yang akan dibentuk perlu memiliki basis sumber daya yang seimbang
antara satu dengan yang lain. Hal ini perlu diupayakan agar tidak timbul disparitas
yang mencolok dimasa mendatang. Selanjutnya dalam suatu usaha pemekaran
wilayah akan diciptakan ruang publik baru yang merupakan kebutuhan kolektif
semua warga wilayah baru. Ruang publik baru ini akan mempengaruhi aktivitas
seseorang atau masyarakat sehingga merasa diuntungkan karena pelayanannya
yang lebih maksimal. Maka pada tahun 1992 dibentuklah kecamatan Medan
Marelan yang dijabat oleh Syaiful Adnan, sebagai Camat pertama di kecamatan
Medan Marelan.


17
Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Medan Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu
kawasan pinggiran yang berada di Bagian Utara Kota Medan dan memiliki batas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan Kota
Medan dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli Kota
Medan dan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan dan
Kecamatan Medan Deli Kota Medan.
-

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hamparan Perak
Kabupaten Deli Serdang.
Adapun luas wilayahnya sekitar 4.447 Ha atau 44,47 Km 2 dan

panjang


jalan aspal sekitar 75,7 Km. dengan Jarak tempuh ke Kantor

Walikota Medan sejauh + 22 Km. Dari 5 ( lima ) Kelurahan di Kecamatan
Medan Marelan, Kelurahan Terjun memiliki wilayah yang terluas yaitu
sebesar 16,05 Km 2 atau 1.605 Ha sedangkan Kelurahan Tanah Enam Ratus
mempunyai luas yang terkecil yakni 3,42 Km 2 atau 342 Ha.

18
Universitas Sumatera Utara

TABEL LUAS KELURAHAN BESERTA JUMLAH
LINGKUNGANNYA
JUMLAH
NO

LUAS (Km 2 )

KELURAHAN


LINGKUNGAN
1.

Tanah Enam Ratus

3,42

11

2.

Rengas Pulau

10,50

35

3.

Terjun


16,05

22

4.

Paya Pasir

10,00

9

5.

Labuhan Deli

4,50

11


Kecamatan Medan Marelan

44,47

88

Sumber : data profil Kecamatan Medan Marelan.
Di Marelan etnis yang terbesar jumlahnya adalah Jawa. Etnis aslinya ialah
suku Melayu Deli dari hasil survei jumlah penduduk suku Melayu Deli hanya
berjumlah 30% dari etnis jawa 60% yang justru menjadi etnis mayoritas yang
bertempat tinggal di kecamatan Medan Marelan sedangkan etnis lainnya seperti
etnis Tionghoa dan Batak hanya sebesar 10%. 12 Masuknya etnis pendatang selain
Jawa seperti etnis Tionghoa dan Batak di Marelan diawali oleh masuknya
pedagang-pedagang kapur barus yang berasal Toba, Karo, Pakpak, Simalungun,
Angkola, dan Mandailing untuk berdagang di Sumatera Timur, sedangkan
masuknya etnis Tionghoa ke Marelan juga dimulai dengan dibukanya perkebunan
tembakau besar-besaran di Kesultanan Deli.

12


Faizal Nasution, OP. Cit

19
Universitas Sumatera Utara

Terjadinya mayoritas etnis Jawa juga tidak terlepas dari sejarah
perkebunan tembakau yang ada di tanah Deli, milik Belanda yang didirikan oleh
Jacobus Nienhuys tahun 1869. Kedatangan etnis Jawa ke Sumatera Timur berawal
dari pengrekrutan kuli perkebunan dari pulau Jawa yang dilakukan oleh
pengusaha perkebunan. Sebab orang yang ada di Deli seperti Karo dan Melayu
tidak mau menjadi kuli. Bagi Karo dan Melayu bekerja sebagai kuli adalah
pekerjaan yang tak layak, sebab dianggap sebagai budak dan tidak memiliki
martabat.
Kuli orang Jawa di Sumatera Timur tahun 1911 mencapai 50.000 orang.
Kehidupan kuli Jawa sangat mengerikan, sebab dihukum tanpa adanya proses
kejadian. Kuli kontrak terus bertambah terutama kedatangan buruh Jawa ke Deli
berjumlah 150 orang yang berasal dari “Bagelen” (Jawa Tengah). Jumlah ini
bertambah terus, seiring dengan melejitnya kemajuan perusahaan dan meluasnya
lahan perkebunan, kebanyakan berasal dari desa-desa miskin di Jawa Tengah dan
Jawa Timur. Ekspansi Kapital Swasta diberbagai jenis perkebunan ditahun 1900an membutuhkan kuli. Kuli kontrak dari Jawa mengalami lonjakan, ribuan kuli
kontrak didatangkan guna menyulap hutan belantara menjadi perkebunan. 13
Setelah Marelan menjadi sebuah kecamatan dan setelah terjadi maraknya
pembangunan perumahan di Marelan, Marelan sebagian penduduknya masih ada
yang berprofesi sebagai petani padi seperti bertani padi dan penanaman sayur –
mayur. Sistem pertaniannya pun masih ada yang menggunakan sistem

13
Wawancara, dengan Nani, di Industri Kilang Padi Marelan, tanggal 15 April 2017.

20
Universitas Sumatera Utara

perkelompok. Kelompoknya terdiri dari 4 sampai 5 orang tiap areal lahan
sawahnya, kelompok tersebut dibentuk dari dasar kekrabatan yang erat sehingga
akan tercipta kerja sama atau gotong royong yang kompak, dari mulai
penggemburan lahan sawah, penanaman bibit, pemberian pupuk, pemanenan
sampai pemasaran beras di warung-warung langganan dilakukan bersama-sama.
Sistem pengairan lahan sawah di Marelan bergantung pada alam hanya
mengharapkan curah air hujan saja. Sedangkan penggilingan padi para petani
menggunakan jasa penggilingan “Kilang Padi” sebuah industri rumahan yang
hanya terdiri dari 4 anggota pekerja dan semua pekerjanya merupakan anggota
keluarga dari si pemilik industri penggilingan padi tersebut. Industri penggilingan
padi ini sudah berjalan selama 19 tahun. 1goni padi yang digilingkan di
penggilingan kilang padi ini dikenakan biaya sebesar Rp.5000.
Topografi Marelan terdiri dari dataran dan sungai, tekstur tanahnya yang
ada di kecamatan Medan Marelan merupakan tempat yang cocok untuk menanam
padi dan sayur-mayur. Tanaman padi, sayur-mayur, dan buah-buahan akan
tumbuh baik 2,5 Meter di atas permukaan laut. Selain itu, faktor iklim yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan tanaman padi, sayur-mayur, dan buahbuahan adalah curah hujan.Tanaman padi, sayur-mayur, dan buah-buahan akan
baik pada daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata perbulan 200-400 mm.
Kecamatan medan Marelan mempunyai curah hujan yang merata
sepanjang tahun, sehingga membuat tanah untuk menanam padi tetap lembab. Hal
ini sangat baik untuk pertumbuhan padi. Hampir semua struktur lapisan tanah di

21
Universitas Sumatera Utara

sekitar wilayah ini merupakan dataran tanah yang gembur. Setidaknya hal tersebut
kemudian menjadi latar belakang spesifikasi profesi dalam struktur masyarakat
kecamatan Medan Marelan.
2.3 Keadaan Penduduk Tahun 2000
Marelan adalah salah satu kawasan yang didiami mayoritas etnis Jawa
mereka berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. Etnis Jawa etnis Indonesia
yang memiliki beragam adat tradisi. Hubungan antar etnis masyarakat kecamatan
Medan Marelan terjalin dengan rukun dan damai antar tetangga. Kerukunan
adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya,
hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati’ dan “bersepakat” untuk
tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran bila pemaknaan tersebut
dijadikan pegangan hidup, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan
didambakan oleh manusia dalam hidup bermasyarakat. Masyarakat Jawa yang ada
di kecamatan Medan Marelan masih kental dengan nilai-nila adat Jawa dalam
kehidupan sehari-harinya seperti istilah “Mangan gak mangan yang penting
kumpul”, etnis Jawa selalu mempioritaskan kekeluargaan dan menjalin tali
silaturahmi yang kuat antar kehidupan bertetangga, masyarakat kecamatan Medan
Marelan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat suku Jawa. Namun masuki
tahun 2000 mulai bermunculan perumahan-perumahan di kawasan ini.
Hadirnya perumahan tersebut menambah jumlah penduduk di kawasan ini
karna banyaknya masyarakat pendatang yang berdatangan dan bermukim di

22
Universitas Sumatera Utara

kompleks perumahan yang ada di kecamatan Medan Marelan. Masyarakat
pendatang bermukim di kompleks perumahan sebagai berikut:
1. Perumhan KPUM
Perumahan ini didirikan oleh CV. Ayu Bumi Sejati di Jalan Kapten R.
Buddin Blok 2, terdiri dari 37 unit tipe 36 memiliki 2 kamar tidur dan 1
kamar mandi dengan ukuran 7 x 12 Meter harga kredit Rp.500 Ribu
selama 15 tahun.
2. Perumahan Terjun Indah Marelan
Perumahan ini dibangun oleh CV. Bintang Darma Hurip Appraisal &
Property Consultan di Jalan Abdul Sani Muthalib Ling.IX Blok A, terdiri
dari 42 unit tipe 36 memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi dengan
ukuran 7 x 12 Meter harga kredit Rp.500 Ribu selama 15 tahun.
3. Perumahan Griya Bestari
Perumahan ini dibangun oleh CV. Bintang Prima Lestari Utama di Blok E,
terdiri dari 25 unit tipe 70 memiliki 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi
dengan ukuran 15 x 20 Meter harga kredit Rp.2 Juta selama 10 tahun.
4. Perumahan Marelan Indah
Perumahan ini dibangun oleh CV. Ira Jalan Sumbawa I Pasar 3 Barat,
terdiri dari 250 unit tipe 64 memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi
dengan ukuran 7 x 10 Meter harga kredit Rp.1.500.000 selama 10 tahun.

23
Universitas Sumatera Utara

5. Perumahan Griya Marelan 3
Perumahan ini dibangun oleh Ray Developer di Pasar 2 Timur Ujung,
terdiri dari 120 unit tipe 64 memiliki 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi
dengan ukuran 7 x 10 Meter harga kredit Rp.1.500.000 selama 10 tahun.
6. Perumahan Perum
Perumahan ini dibangun oleh CV.Griya Marelan Developer Jalan Paku
Pasar 1 Timur, terdiri dari 37 unit tipe 36 memiliki 2 kamar tidur dan 1
kamar mandi dengan ukuran 7 x 12 Meter harga kredit Rp.500 Ribu.
Tabel Jumlah Penduduk Sebelum dan Sesudah Adanya Perumahan.

TAHUN 1992

NO KELURAHAN

TAHUN 2005

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

KK

JIWA

KK

JIWA

1
2
3
4
5

Tanah 600
500
1000
800
Rengas Pulau
400
800
750
Terjun
250
600
500
Labuhan Deli
125
300
300
Paya Pasir
90
200
150
J U M L AH
1.365
2.900
2.500
Sumber : Data mutasi kecamatan Medan Marelan 1992-2005

2000
1900
1300
500
450
6.150

24
Universitas Sumatera Utara

2.4 Sistem Mata Pencarian Penduduk Kecamatan Marelan Tahun 2000
Sejak memasuki tahun 2000 dimana terjadi maraknya pembangunan
perumahan di kecamatan Medan Marelan, yang menyebabkan lahan pertanian
mengalami penyempitan. Sejak adanya komplek perumahan yang dibangun oleh
para pengusaha yang bekerja sama dengan para pengembang perumahan dan
banyaknya masyarakat pendatang yang menempati perumahan, terjadi perubahan
untuk wilayah tersebut yang dulunya sebuah desa dengan mata pencarian
masyrakatnya bertani kini berubah menjadi sebuah kawasan kota yang ramai
dengan aktivitas masyarakat yang sibuk. Sedangkan masyarakat lama yang ada di
kawasan tersebut banyak yang kehilangan mata pencarian mereka atau pun
memilih untuk beralih profesi.
Sebelumnya masyarakat terbiasa mengandalkan potensi alam lingkungan
yang merupakan ciri khas mereka. Kini masyarakat harus mengalami alih profesi,
Perubahan mata pencarian ini bisa dilihat dari beragamnya profesi-profesi baru
yang ikut mengiringi berdirinya komplek perumahan dan hadirnya masyarakat
baru yang bermukim seperti menjadi satpam, tukang ojek, pedagang kaki lima,
membuka ruko-ruko (menjual pakaian, sandal, tas dan lain-lainnya) serta counter
pulsa.
Warga yang tinggal di komplek perumahan, sangat membutuhkan
keamanan untuk kediaman mereka, maka dari itu warga komplek perumahan
membutuhkan warga lama yang tinggal di sekitar komplek perumahan untuk
menjadi satpam yang menjaga keamanan komplek perumahan mereka. Satpam

25
Universitas Sumatera Utara

adalah satuan kelompok petugas yang dibentuk oleh instansi, proyek, badan usaha
untuk melakukan keamanan fisik (Psysical Security). Satpam merupakan mitra
polisi yang mengemban fungsi wewenang kepolisian terbatas sesuai UU No2
tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 3C, mengingat
tangguang jawab Satpam pun tidak kalah penting dibandingkan pekerjaan lainnya.
Salah satunya adalah menjaga ketertiban, memberikan keamanan, kenyamanan
serta pelayanan kepada masyarakat komplek perumahan di kecamatan Medan
Marelan.
Satpam juga bertugas melindungi harta benda melalui keberadaan dirinya
dengan tingkat visibilitas yang tinggi untuk mencegah aksi kejahatan dan aktivitas
lainnya, yang tidak wajar yang terjadi di komplek perumahan Marelan misalnya
kebakaran atau pun hal lainnya yang dapat membahayakan dan mengganggu
ketenangan penghuni kompek perumahan, baik mengamati secara langsung,
dengan cara berpatroli, mengecek sistem alarm dan CCTV (Closed-circuit
television) dan lain-lain untuk kemudian mengambil tindakan pengamanan.
Sejak adanya kompek perumahan yang di bangun oleh pengembang di
kecamatan Medan Marelan, pembangunan jalan pun juga dibangun oleh
pemerintah kota Medan. Sebagai salah satu cara mempermudah akses jalan warga
komplek perumahan maupun warga lainnya yang bukan penghuni komplek
perumahan di kecamatan Medan Marelan. Sejak

jalan diaspal warga mulai

beralih profesi menjadi tukang ojek untuk mengantar jemput warga yang
bermukim di kecamatan Medan Marelan. Karna ojek merupakan transportasi
umum informal Indonesia yang berupa sepeda motor. Disebut informal karena

26
Universitas Sumatera Utara

keberadaannya tidak diakui pemerintah dan ada izin untuk pengoprasiannya.
Penumpang yang memakai jasa ojek tersebut biasanya berjumlah satu orang.
Dengan harga yang ditentukan dengan tawar-menawar dengan supir ojek terlebih
dahulu, maka supir ojek tersebut akan mengantar ke tujuan yang diinginkan
penumpangnya.
Tukang ojek banyak digunakan oleh penduduk yang ingin pergi belanja
ke pasar membeli bahan- bahan dapur serta mengantar anak-anak komplek
perumahan untuk berangakat sekolah, karena angkutan kota atau biasa disebut
angkot hanya melintasi depan pasar besar saja. Untuk sampai ke pasar besar dan
menaiki angkot masyarakat kecamatan Marelan terbiasa menggunakan jasa
transportasi ojek, karena kelebihannya dari angkutan lain yaitu lebih cepat dan
dapat melewati sela-sela kemacetan yang biasa terjadi di kawasan ini sejak
maraknya pembangunan perumahan di tahun 2000. Biasanya tukang ojek selalu
mangkal di persimpangan jalan Marelan yang ramai, atau di jalan masuk kawasan
pemukiman penduduk.
Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, yaitu
dengan mendapatkan pekerjaan, baik dalam bidang formal maupun informal.
Masyarakat kecamatan Medan Marelan banyak yang tidak memiliki pendidikan
sehingga hanya bisa bekerja di sektor informal seperti menjadi pedagang terutama
yang berada di sepanjang jalan pasar 5, baik itu pedagang asongan, membuka
warung, menggelar dagangannya di emperan samping jalan raya sampai yang
menjajakan dagangannya dengan gerobak. Mayoritas para pedagang yang ada
menjajakan dagangannya diemperan-emperan samping jalan raya yang ramai

27
Universitas Sumatera Utara

dilewati orang-orang, padahal ada pasar tradisioanal yang namanya biasa disebut
dengan pasar “ Limper ” oleh masyarakat sekitar maupun masyarakat luar
kecamatan Medan Marelan yang dijadikan tempat berdagang yang pada dasarnya
memang diperuntukan bagi pedagang, itu semua dikarenakan tingginya harga
sewa yang tidak dapat dipenuhi para pedagang menjadi alasan kenapa pedagang
kaki lima memilih emperan jalan untuk menjadi tempat berjualan mereka.
Sulitnya perekonomian membuat pedagang kaki lima yang ada di
kecamatan Medan Marelan memilih suatu alternatif usaha di sektor informal
dengan modal yang relatif kecil untuk menunjang kebutuhannya. Kehadiran
pedagang kaki lima ini sangat mengganggu ketertiban lalu lintas dan gangguan
pada prasarana Jalan tersebut sehingga menimbulkan kesemerawutan dan
kemacetan di sepanjang jalan keacamatan Medan Marelan.
Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi masyarakat berlombalomba dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka, terutama pada masyrakat lama
di kawasan ini. Selain industri pinggilingan padi yang diberi nama industri “
Kilang Padi ” yang memang sudah ada sebelum didirikan komplek perumahan
oleh pengembang di kawasan ini dan masih penting keberadaannya sampai saat
ini. Masyarakat lama kecamatan Medan Marelan juga mencoba menambah
penghasilan mereka dibidang wirausaha rumahan seperti membuka “ Counter
Pulsa ” yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat sejak tahun 2000-an, baik
warga komplek perumahan maupun warga yang bukan penghuni komplek
perumahan yang bertempat tinggal di kecamatan Medan Marelan dan yang
bertempat tinggal di luar kawasan ini Sedangkan warga yang menghuni komplek

28
Universitas Sumatera Utara

perumahan di kecamatan Medan Marelan sendiri memiliki profesi yang beragam
seperti ada yang berprofesi sebagai Dokter, Pegawai Perusahaan, Pelayaran,
maupun Karyawan disebuah Pabrik tetapi profesi karyawan lebih mendominasi di
kompek perumahan kecamatan Medan Marelan. Rata-rata yang menghuni
kompeks perumahan masyrakat berekonomi menengah ke atas dengan gaji
bulanan di atas rata-rata.

29
Universitas Sumatera Utara