Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Medan
SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP PENANGANAN RETENSIO PLASENTA DI DESA TERJUN
KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2010
Oleh
ELVIRA HARMIA 095102080
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Elvira Harmia
Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan
Medan
viii + 44 hal + 5 tabel + 8 lampiran Abstrak
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan yang sering terjadi pada kala tiga persalinan. Menurut WHO 25% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, dari angka tersebut 16-17% disebabkan oleh retensio plasenta. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Apabila plasenta belum lahir melebihi waktu tiga puluh menit setelah bayi lahir, maka bidan dapat memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan penanganan perdarahan sesuai dengan indikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, besar sampel sebanyak 30 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk penelitian sikap dan lembar observasi untuk penelitian tindakan, serta dilengkapi dengan data demografi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap penanganan retensio plasenta yakni sebanyak 28 orang (93,3%) sedangkan untuk tindakan, mayoritas responden memiliki tindakan cukup terhadap penanganan retensio plasenta yakni sebanyak 16 orang (15,3%). Dari hasil penelitian ini diharapkan ada peneliti lanjutan tentang retensio plasenta dengan menggunakan desain penelitian eksperimen, sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar objektif.
Kata Kunci : Sikap, tindakan, bidan, penanganan retensio plasenta Daftar pustaka 20 (2001-2010)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Merelan Tahun 2010”.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
(4)
5. Bapak dr. Immanuel S. Sembiring selaku kepala Puskesmas Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan. yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam melakukan penelitian terhadap bidan di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan.
6. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi yang besar, baik berupa dukungan moril maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk ini penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaatkan bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhirkata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2010
(5)
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Sikap ... 5
B. Tindakan ... 7
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Tindakan ... 8
D. Retensio Plasenta ... 10
1. Definisi ... 10
2. Etiologi ... 10
3. Mekanisme Pelepasan Plasenta ... 12
4. Diagnosis ... 14
5. Proses Penatalaksanaan Aktif Kala III ... 14
6. Prosedur Manual Plasenta ... 15
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 19
A. Kerangka Konsep ... 19
B. Definisi Operasional ... 20
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 21
A. Desain Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
1. Populasi ... 21
(6)
C. Lokasi dan Waktu ... 22
1. Lokasi Penelitian ... 22
2. Waktu Penelitian ... 22
D. Pertimbangan Etika Penelitan ... 22
E. Instrumen Penelitian ... 23
1. Kuesioner Penelitian ... 23
2. Lembar observasi ... 25
3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27
F. Prosedur Pengumpulan Data ... 28
G. Analisis Data ... 29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30
A. Hasil Penelitian... 30
1. Karakteristik Responden ... 30
2. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di DesaTerjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 32
3. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 35
B. Pembahasan... ... 37
1. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan ... 38
2. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan ... 40
C. Keterbatasan Penelitian . ... 42
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
A. Kesimpulan ... 43
B. Saran. ... 43
1. Bagi Pelayanan Kebidanan ... 44
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ... 44 DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di Desa Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 31 Tabel 5.2. Sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 32 Tabel 5.3. Distribusi frekuensi dan persentase sikap bidan terhadap penanganan retensio
plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 …..……….…... 34 Tabel 5.4. Tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 ... 35 Tabel 5.5. Distribusi frekuensi dan persentase tindakan bidan terhadap penanganan
retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 …...… 37
(8)
DAFTAR SKEMA
Halaman Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 : Surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Medan
Lampiran 3 : Surat balasan selesai penelitian dari Puskesmas Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan
Lampiran 4 : Surat pernyataan content validity index (CVI) Lampiran 5 : Surat persetujuan menjadi responden
Lampiran 6 : Kuesioner penelitian dan lembar observasi
Lampiran 7 : Master tabel penelitian Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan
Marelan Tahun 2010
Lampiran 8 : Frequency table penelitian Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
(10)
PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Elvira Harmia
Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan
Medan
viii + 44 hal + 5 tabel + 8 lampiran Abstrak
Retensio plasenta merupakan salah satu penyebab perdarahan yang sering terjadi pada kala tiga persalinan. Menurut WHO 25% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, dari angka tersebut 16-17% disebabkan oleh retensio plasenta. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Apabila plasenta belum lahir melebihi waktu tiga puluh menit setelah bayi lahir, maka bidan dapat memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan penanganan perdarahan sesuai dengan indikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, besar sampel sebanyak 30 orang dengan metode pengambilan sampel total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2010. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk penelitian sikap dan lembar observasi untuk penelitian tindakan, serta dilengkapi dengan data demografi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap penanganan retensio plasenta yakni sebanyak 28 orang (93,3%) sedangkan untuk tindakan, mayoritas responden memiliki tindakan cukup terhadap penanganan retensio plasenta yakni sebanyak 16 orang (15,3%). Dari hasil penelitian ini diharapkan ada peneliti lanjutan tentang retensio plasenta dengan menggunakan desain penelitian eksperimen, sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar objektif.
Kata Kunci : Sikap, tindakan, bidan, penanganan retensio plasenta Daftar pustaka 20 (2001-2010)
(11)
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang
Di beberapa negara berkembang angka kematian maternal melebihi 1000 wanita dari 100.000 kelahiran hidup dan data WHO menunjukkan bahwa 25% kematian maternal disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan dan diperkirakan 100.000 kematian maternal terjadi tiap tahunnya. Dari seluruh persalinan, angka kejadian perdarahan pascapersalinan berkisar antara 5% sampai 15%. Dari angka tersebut, diperoleh etiologi antara lain: atonia uteri (50-60%), sisa plasenta (23-24%), retensio plasenta (16-17%), laserasi jalan lahir (4-5%), kelainan darah (0,5-0,8%) (Admin, 2009)
Angka kematian maternal di negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara bekembang berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup. Tingkat kematian maternal di Indonesia diperkirakan 450 per 100.000 kelahiran hidup (Wiknojosastro,2002).
Angka kematian ibu dalam lima tahun terakhir di Propinsi Sumatera Utara, menunjukkan kecenderungan penurunan secara berturut-turut. Pada tahun 2002 terdapat 360/100.000 kelahiran hidup, tahun 2003 sebanyak 343/100.000 kelahiran hidup, tahun 2004 sebanyak 330/100.000 kelahiran hidup, tahun 2005 sebanyak 315/100.000 kelahiran hidup. Walaupun terjadi penurunan, tetapi angka kematian tersebut masih
(12)
lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata nasional yaitu 262/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007).
Retensio plasenta terjadi pada 3% kelahiran pervaginam dan 15% kasus retensio plasenta dialami oleh ibu dengan riwayat retensio plasenta pada persalinan sebelumnya (Chapman,2006). Dari penelitian Marhadia (2008), pada tahun 2005-2007 di RSUP H.Adam Malik Medan terdapat 76 (11,5%) kasus retensio plasenta dari 661 persalinan spontan, dan terdapat 82 (7,7%) kasus retensio plasenta dari 1056 persalinan spontan di RSUP Pirngadi Medan.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam menurunkan AKI dan AKB, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan tanggal 27 Maret 2007 ditetapkan bahwa bidan mempunyai standar kompetensi dalam menangani situasi kegawatdaruratan kebidanan yang salah satunya penanganan terhadap retensio plasenta yaitu dengan melakukan pengeluaran plasenta secara manual (Alhamsyah, 2009).
Profesi bidan mampu mengenali tanda-tanda retensio plasenta dan memberikan pertolongan pertama, termasuk manual plasenta dan penanganan perdarahan sesuai dengan indikasi. Sehingga telah didapati hasilnya berupa penurunan kejadian perdarahan hebat akibat retensio plasenta, ibu dengan retensio plasenta mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat dan penyelamatan ibu dengan kasus retensio plasenta pun meningkat (Ikatan Bidan Indonesia, 2003).
(13)
Berdasarkan latar belakang tersebut, menunjukkan bahwa masih tingginya kejadian retensio plasenta sebagai salah satu penyebab perdarahan pascapersalinan dan pentingnya profesi bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dalam menangani masalah kegawatdaruratan kebidanan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian ini. bagaimanakah sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
b) Mengidentifikasi tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
(14)
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktek kebidanan
Sebagai bahan masukan dalam memberikan asuhan kebidanan terutama untuk meningkatkan asuhan kebidanan pada manajemen aktif Kala III.
2. Bagi Penelitian
Sebagai sumber informasi dan data dasar bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
3. Bagi Pendidikan
Sumbangan dalam pengembangan ilmu kebidanan yang berhubungan dengan sikap dan tindakan bidan dalam penanganan retensio plasenta.
(15)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek . Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.
Sikap mempunyai 3 komponen pokok : 1. Afektif
Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis atau evaluasi terhadap suatu objek.
2. Kognitif
Merupakan aspek intelektual, kepercayaan, ide dan konsep yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
3. Konatif
Merupakan aspek fungsional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan untuk bertindak.
(16)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap secara utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: 1. Menerima (receiving)
Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. 2. Merespon (responding)
Merespon berarti memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Menghargai (valuing)
Pada tingkat menghargai, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab berarti menerima semua resiko terhadap sesuatu yang telah dipilih.
Sikap memiliki beberapa ciri yaitu:
1. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu.
2. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu, sehingga dapat dipelajari.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap. 4. Sikap dapat tertuju pada satu atau banyak objek.
(17)
5. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.
6. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi, hal ini yang membedakan dengan pengetahuan (Maulana, 2009).
B. Tindakan
Setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa telah yang diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekkan. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Agar terwujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain.
Tindakan terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: 1.Persepsi (perception)
Mekanisme (Mekanism) mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.
2.Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
3.Mekanisme (Mekanism)
Dapat melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
(18)
4.Adopsi (adoption)
Suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu telah di modifikasikan tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
C. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Tindakan 1. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. Variabel umur merupakan sebuah konsep yang masih abstrak, bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, semakin bertambah umur maka semakin bertambah pula pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Semakin cukup umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Menurut Hendra (2008), bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya. Akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya ( UU No.20 tahun 2003). Pendidikan dapat menentukan pola pikir dan
(19)
wawasan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan kemampuannya semakin meningkat pula. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kualitas, melalui pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan mudah untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media informasi lainnya, sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Nursalam, 2001). Menurut Notoatmodjo (2007), konsep dasar pendidikan merupakan suatu proses belajar yang berarti, didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih matang baik pada individu, kelompok maupun masyarakat..
3. Lama Bekerja
Lama bekerja adalah masa responden memberikan pelayanan kebidanan, baik pada instansi pemerintah maupun swasta. Seperti yang diungkapkan oleh Mapire, pertumbuhan dalam pekerjaan dapat dilalui oleh seseorang apabila telah menjalani proses belajar dan berpengalaman. Maka diharapkan yang bersangkutan memiliki kecakapan kerja yang bertambah baik serta memiliki keterampilan kerja yang bertambah dalam kualitas dan kuantitas. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang diperoleh ditempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang akan didapat.
(20)
D. Retensio Plasenta 1. Definisi
Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta melebihi waktu setengah jam setelah bayi lahir (Manuaba, 2008).
Retensio plasenta adalah tertahannya plasenta didalam uterus selama lebih dari satu jam setelah bayi lahir (Jones, 2001).
2. Etiologi
a. Kelainan uterus
1) Kelainan kontraksi
Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva), ketidakefektifan kontraksi dapat menghambat pelepasan plasenta yang terjadi pada inersia uteri, atonia uteri dan tetani uteri. 2) Uterus bicornus dan subseptus
Kelainan uterus ini, dapat menyebabkan retensio plasenta karena bentuk uterus yang tidak sempurna. Pada keadaan ini miometrium tidak berfungsi dengan baik, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan his yang menghambat plasenta untuk keluar dari tempat implantasinya. b. Kelainan plasenta
Plasenta normal biasanya menanamkan diri sampai batas atas lapisan miometrium, kelainan plasenta yang dimaksud yaitu :
(21)
1) Plasenta akreta
Vili korialis plasenta menanamkan diri lebih dalam ke dinding rahim tetapi belum menembus serosa.
2) Plasenta inkreta
Vili korialis tumbuh lebih dalam dan menembus lapisan desidua sampai ke miometrium.
3) Plasenta perkreta
Vili korialis menembus lapisan miometrium dan menembus lapisan serosa atau peritoneum dinding rahim.
c. Kesalahan manajemen aktif Kala III
1) Manipulasi uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan plasenta.
2) Pemberian uterotonika tidak tepat pada waktunya.
3) Pemberian anestesi yang dapat melemahkan kontraksi uterus. d. Penyebab lain
1) Kandung kemih penuh
Kandung kemih akan memenuhi ruang panggul sehingga dapat menghalangi terjadinya kontaksi uterus.
2) Persalinan preterm
Hal ini terjadi bila persalinan preterm dilakukan atas indikasi medis bukan karena kelainan dari uterus.
(22)
3. Mekanisme Pelepasan Plasenta
Kontraksi uterus akan mengurangi area plasenta, karena uterus bertambah kecil dan dindingnya bertambah tebal beberapa sentimeter. Kontraksi tersebut menyebabkan bagian plasenta menjadi longgar dan lemah pada dinding uterus, bagian ini akan terlepas mula-mula sebagian dan kemudian seluruhnya. Namun, terkadang ada sebagian kecil plasenta yang masih melekat pada dinding uterus. Proses pelepasan plasenta terjadi setahap demi setahap, dengan adanya pengumpulan darah di belakang plasenta akan dapat membantu dalam pelepasan plasenta. Bila pelepasan sudah lengkap, maka kontraksi uterus akan mendorong plasenta yang sudah lepas ke segmen bawah rahim untuk segera dilahirkan.
Kala III normal dibagi ke dalam 4 fase yaitu: a. Fase laten
Fase laten ditandai dengan menebalnya dinding uterus yang bebas dari tempat implantasi plasenta. Tetapi, dinding uterus tempat plasenta berimplantasi masih tipis.
b. Fase kontraksi
Fase kontraksi ditandai dengan menebalnya dinding uterus tempat plasenta berimplantasi, ketebalan awal kurang dari 1 cm menjadi lebih dari 2 cm. c. Fase pelepasan plasenta
Fase pelepasan plasenta merupakan fase plasenta menyempurnakan pemisahan dan kemudian lepas dari dinding uterus. Terpisahnya plasenta
(23)
disebablan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat implantasi plasenta (Pribakti, 2009).
Cara pelepasan plasenta ada 2 macam yaitu: 1) Secara Schultze
Pelepasan plasenta dimulai pada bagian tengah seperti menutup payung, menurut cara ini perdarahan tidak terjadi sebelum plasenta lahir.
2) Secara Duncan
Pelepasan plasenta dimulai dari pinggir plasenta atau serempak dari tengah ke pinggir plasenta, menurut cara ini ditandai oleh adanya perdarahan pervaginam bila plasenta mulai lepas(Wiknjosastro, 2007). d. Fase pengeluaran
Fase pengeluaran merupakan fase dimana plasenta bergerak turun, daerah tempat pemisahan plasenta tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul di rongga uterus. Ini menunjukkan bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta merupakan akibat bukan sebab (Pribakti, 2009).
Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu: 1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi , uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat.
(24)
2) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Alfeld).
3) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004).
4. Diagnosis
a. Fundus uteri tinggi
b. Perdarahan pascapersalinan
c. Tidak adanya tanda-tanda pelepasan plasenta (Liu,2007).
5. Proses penatalaksanaan aktif kala III
a. Penatalaksaan aktif Kala III pada semua ibu bersalin pervaginam
b. Amati adanya gejala dan tanda retensio plasenta, apabila perdarahan yang terjadi sebelum plasenta lahir lengkap sedangkan uterus tidak berkontraksi biasanya disebabkan oleh retensio plasenta
c. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi penataksanaan aktif Kala III dengan memberikan oksitosin 10 IU IM dan teruskan penegangan tali pusat terkendali. Teruskan melakukan
(25)
penatalaksanaan aktif Kala III selama 15 menit atau lebih, jika plasenta masih belum lahir lakukan penegangan tali pusat terkendali untuk terakhir kalinya. Setelah melakukan langkah-langkah di atas dan plasenta belum juga lahir, segera rujuk ke rumah sakit bila ibu tidak mengalami perdarahan hebat d. Bila terjadi perdarahan hebat, maka plasenta harus dilahirkan secara manual
(IBI, 2003).
6. Prosedur manual plasenta
a. Infus sudah terpasang sebelum tindakan untuk memperbaiki keadaan umum pasien
b. Informed consent kepada pasien atau keluarga pasien sebelum melakukan tindakan
c. Siapkan alat, siapkan diri penolong dan siapkan pasien pada posisi litotomi d. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
1) Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun, air bersih yang mengalir dan keringkan dangan handuk bersih
2) Gunakan sarung tangan panjang yang steril e. Tindakan penetrasi ke kavum uteri
1) Memberikan obat sedatif dan analgetik melalui karet infus
2) Melakukan kateterisasi kandung kemih apabila pasien tidak dapat berkemih sendiri
3) Jepit tali pusat dengan kocher kemudian tegangkan tali pusat sejajar dengan lantai
(26)
4) Secara obsetrik masukkan satu tangan (ujung-ujung jari tangan saling merapat dan bertemu, punggung tangan berada dibawah) ke dalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah
5) Tangan kiri penolong menahan fundus uteri, kemudian masukkan tangan kanan ke dalam kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
6) Buka tangan obstetrik menjadi seperti salam (ibu jari merapat ke pangkal jari telunjuk)
f. Melepaskan plasenta dari dinding uterus
1) Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah a) Bila berada di belakang, tali pusat tetap berada di atas. Bila di bagian
depan, pindahkan tangan di bagian depan tali pusat dengan punggung tangan menghadap ke atas.
b) Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari diantara plasenta dan dinding uterus dengan punggung kanan menghadap ke dinding dalam uterus.
c) Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama (punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi tali pusat berada di bawah telapak tangan kanan.
2) Kemudian gerakkan tangan tangan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke kranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
(27)
g. Mengeluarkan plasenta
1) Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan uterus pada saat plasenta dikeluarkan
2) Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
3) Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke dorsal kranial setelah plasenta lahir
4) Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan, periksa apakah plasenta lengkap atau tidak
5) Lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus (Depkes, 2004).
6) Bila tidak yakin plasenta sudah keluar semua atau jika perdarahan tidak terkendali, maka rujuk ibu ke rumah sakit dengan segera (Ikatan Bidan Indonesia, 2003).
h. Tindakan pascamanual plasenta
1) Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar
2) Beri oksitosin 10 IU secara IV ke dalam cairan infus 60 tetes/menit, jika masih terjadi perdarahan berikan metergin 0,2 mg secara IM
3) Periksa dan perbaiki robekan pada seviks, vagina dan episiotomi 4) Dekontaminasi alat pascatindakan
i. Perawatan pascatindakan
1) Observasi tanda vital pasien, kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam. Segera lakukan tindakan bila masih diperlukan
(28)
2) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan bila masih diperlukan 3) Beri tahu ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai dilakukan tetapi ibu masih memerlukan perawatan (Pribakti, 2009).
(29)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Adapun yang menjadi kerangka konsep dari penelitian Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 yaitu :
Variabel Independent Variabel Dependent
Penanganan Retensio Plasenta Tindakan Bidan
(30)
B. Definisi Operasional No Variabel Defenisi
operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil Skala
1. Sikap Bidan Kesiapan bidan untuk bertindak terhadap suatu stimulasi atau objek dalam penanganan retensio plasenta
Kuesioner Skala Likert, terdiri dari: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju Negatif : apabila responden memperoleh jumlah skor 10-25 Positif : apabila responden memperoleh jumlah skor 26-40 Ordinal 2. . Tindakan Bidan Keputusan yang diambil oleh bidan dalam menangani retensio plasenta Lembar Observasi Skala Guttman, terdiri dari : ya apabila melakukan tindakan dan tidak, apabila tidak melakukan tindakan Kurang : apabila responden memperoleh jumlah skor 0-6 Cukup : apabila responden memperoleh jumlah skor 7-13 Baik : apabila responden memperoleh jumlah skor 14-20 Ordinal
(31)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang pernah menangani retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh bidan yang pernah menangani retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010, yaitu sebanyak 30 orang.
(32)
C. Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Belum pernah dilakukan penelitian oleh siapa pun dengan judul yang sama di lokasi ini.
b. Jumlah bidan yang ada di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan mencukupi untuk dijadikan objek penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2010.
D. Pertimbangan Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari pihak Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kota Medan. Setelah mendapat izin penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada Kepala Puskesmas Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan untuk meneliti bidan-bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan. Peneliti akan menjelaskan kepada responden maksud dan tujuan penelitian. Partisipasi responden sebagai objek penelitian adalah bersifat sukarela, peneliti sepenuhnya menghormati hak sebagai responden apabila responden mengundurkan diri dari penelitian..
(33)
Apabila responden setuju maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Untuk menjaga kerahasiaan, maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar pengumpulan data dan hanya diberi kode tertentu. Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, yaitu untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta.
E. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian
Instrumen yang dipakai untuk penelitian sikap yaitu dalam bentuk kuesioner yang disusun peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Jenis kuesioner yang digunakan pada penelitian ini berupa pernyataan tertutup, sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada satu jawaban yang sesuai dengan pendapat responden.
Kuesioner terdiri dari 10 penyataan dengan kriteria penyekoran menggunakan skala Likert yang menyediakan empat alternative jawaban untuk pernyataan sebagai berikut :
a. Bila bentuk pernyataan positif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 4, setuju (S) skornya 3, tidak setuju (TS) skornya 2, sangat tidak setuju (STS) skornya 1.
(34)
b. Bila bentuk pernyataan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3, sangat tidak setuju (STS) skornya 4.
Untuk mendapatkan kriteria penyekoran digunakan perhitungan yaitu sebagai berikut :
1) Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 40
Skor terkecil : 10
2) Menentukan nilai rentang ( R) Rentang = skor terbesar-skor terkecil
= 40-10
= 30
3) Menentukan nilai panjang kelas ( i ) Panjang kelas ( i ) = Rentang ( R
Banyak kelas )
= 30 2
= 15
4) Menentukan skor kategori
Sikap negatif : Apabila responden memperoleh jumlah skor 10-25 Sikap positif : Apabila responden memperoleh jumlah skor 26-40
(35)
2. Lembar Observasi
Instrumen yang dipakai untuk penelitian tindakan yaitu dalam bentuk lembar observasi yang telah disusun berdasarkan Standart Operational Prosedure (SOP). Lembar observasi ini, diisi oleh peneliti saat responden sedang melakukan tindakan penanganan retensio plasenta pada alat peraga (phantom). Peneliti memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom ”ya” apabila responden melakukan tindakan yang telah tercantum pada lembar observasi, namun sebaliknya peneliti memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom ”tidak” apabila responden tidak melakukan tindakan yang tercantum pada lembar observasi.
Lembar observasi terdiri terdiri dari 20 pernyataan tindakan, dengan kriteria penyekoran menggunakan skala Guttman yang menyediakan dua alternatif jawaban untuk pernyataan sebagai berikut :
a. Bila responden melakukan tindakan yang tercantum pada lembar observasi dengan jawaban ”ya”, maka responden memperoleh skor 1 ( satu ).
b.Bila responden tidak melakukan tindakan yang tercantum pada lembar observasi dengan jawaban ”tidak”, maka responden memperoleh skor 0 (nol). Untuk mendapatkan kriteria penyekoran digunakan perhitungan yaitu sebagai berikut :
(36)
1) Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 20
Skor terkecil : 0
2) Menentukan nilai rentang ( R )
Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 20-0
= 20
3) Menentukan nilai panjang kelas ( i ) Panjang kelas (i) = Rentang ( R
Banyak kelas )
= 20 3
= 6,6 4) Menentukan skor kategori
Kurang : 0 + 6,6 = 6,6 ( Dari semua lembar observasi yang terlampir, responden melakukan 0-6 tindakan )
Cukup : 6,7 + 6,6 = 13,3 ( Dari semua lembar observasi yang terlampir, responden melakukan 7-13 tindakan )
Baik : 13,4 + 6,6 = 20 ( Dari semua lembar observasi yang terlampir, responden melakukan 14-20 tindakan )
(37)
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat dengan mengarah pada validitas logik yaitu validitas yang bertitik tolak dari konstruksi teoritik tentang faktor-faktor yang diukur oleh suatu alat pengukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan content validity index yang dilakukan oleh pakarnya yaitu dokter spesialis obstetri ginekologi dr. M.Fahdhy, SpOG, MSc. b.Uji Reliabilitas
Kehandalan suatu alat ukur meskipun pengukuran tersebut dilakukan berulang-ulang ,oleh orang yang berbeda dan pada waktu yang berbeda namun hasil pengukurannya tetap sama.Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten terhadap sasaran yang akan di ukur. Uji reliabilitas kuesioner sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta dilakukan pada 20 bidan yang ada di Kabupaten Kampar (Riau), yang mempunyai kriteria sama dengan sampel. Data diolah menggunakan SPSS versi 17 dengan reliability cronbach's alpha, diperoleh hasil sebesar 0,7. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai reliability > 0,6, berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kuesioner tersebut cukup akurat untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.
(38)
F. Prosedur Pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
1. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Instansi Pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kota Medan.
3. Setelah mendapat izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Desa Terjun Kecamatan Medan Merelan.
4. Melaksanakan penelitian setelah mendapat izin dari dari Kepala Puskesmas Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan.
5. Menentukan responden dan menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian.
6. Responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian diminta menandatangani informed consent sebagai tanda persetujuan menjadi responden.
7. Menjelaskan kepada responden cara pengisian kuesioner sikap dan cara penilaian pada lembar observasi.
(39)
8. Responden dipersilahkan mengisi lembar kuesioner dengan menjawab seluruh pertanyaan dengan teliti dan cermat, setelah kuesioner diisi seluruhnya oleh responden kuesioner dikembalikan kepada peneliti.
9. Responden diminta untuk memperagakan tindakan dalam penanganan retensio plasenta pada alat peraga (phantom) dan peneliti memberikan tanda check list ( √ ) pada lembar observasi.
G. Analisis Data
Data yang telah terkumpul diolah dan ditabulasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing : Memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden, dengan maksud untuk memeriksa apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai petunjuk.
2. Coding : Memberi kode tertentu pada data yang telah terkumpul untuk mempermudah analisis data.
3. Tabulating : Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variabel yang dibutuhkan, dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Setelah data terkumpul, analisis data dilakukan melalui pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS versi 17. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase, untuk melihat bagaimanakah sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta
(40)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010 pada bulan Februari sampai Mei 2010 dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang.
1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini hasil yang didapat dari 30 bidan yang menjadi responden, mayoritas dijumpai pada umur 33-39 tahun yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Pada pendidikan didapat hasil bahwa mayoritas dari responden berpendidikan D3 Kebidanan yaitu sebanyak 28 orang (93,3%). Lama bekerja dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden telah bekerja 6-10 tahun, yaitu sebanyak 11 orang ( 36,7%). Dalam hal menghadapi kasus retensio plasenta, mayoritas berkisar antara 1-5 kali sebanyak 15 orang (50%). Responden dalam penelitian ini mayoritas pernah mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal (APN) yaitu sebanyak 27 orang (90%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.
(41)
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
No Data demografi Frekuensi ( orang ) Persentase ( % )
1. Umur
26-32 Tahun 33-39 Tahun 40-46 Tahun 10 14 6 33.3 46,7 20 2 Pendidikan
D3 Kebidanan D4 Kebidanan 28 2 93,3 6,7 3 Lama bekerja
1-5 Tahun 6-10 Tahun 11-15 Tahun > 15 Tahun
8 11 6 5 26,7 36,7 20 16,7 4 Menghadapi kasus retensio
plasenta 1-5 kali 6-10 kali >10 kali 15 10 5 50 33,3 16,7 5 Pelatihan asuhan persalinan
normal Belum pernah Sudah pernah 3 27 10 90
(42)
2. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
Berdasarkan hasil penelitian sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010, mayoritas responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 15 orang (50%) pada pernyataan no 3 tentang memasang infus sebelum melakukan tindakan manual plasenta. Pada pernyataan no 10 tentang tanggung jawab bidan dalam setiap pertolongan persalinan, mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). Sebanyak 23 orang (76,7%) responden menjawab tidak setuju pada pernyataan no 2, tentang perasaan tidak cemas apabila menghadapi kasus retensio plasenta dengan fasilitas yang terbatas. Pada pernyataan no 1 tentang tidak perlunya memeriksa kelengkapan bagian-bagian plasenta setelah plasenta lahir, mayoritas responden menjawab sangat tidak setuju yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.2 Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
No Pernyataan
SS S TS STS
N % N % N % N %
1. Saya selalu yakin dan tidak
perlu memeriksa kelengkapan bagian-bagian
plasenta setelah plasenta lahir
0 0 0 0 16 53,3 14 46,7
(43)
banyak pengalaman klinik, sehingga saya tidak merasa cemas apabila menghadapi kasus retensio plasenta walaupun fasilitas yang saya miliki terbatas
3 Saya khawatir akan terjadi
banyak perdarahan, sehingga sebelum saya melakukan manual plasenta saya memasang
infus terlebih dahulu
15 50 14 46,7 1 3,3 0 0
4. Saya tidak perlu merasa cemas bila dalam 30 menit plasenta belum juga lahir, karena hal tersebut masih dalam batas yang normal
3 10 9 30 14 46,7 4 13,3
5. Saya yakin bahwa
ketidakefektifan kontraksi
dapat menghambat pelepasan plasenta pada Kala III persalinan
10 33,3 16 53,3 3 10 1 3,3
6. Saat saya menghadapi
kasus retensio plasenta dengan perdarahan, tanpa ragu saya segera melakukan persiapan untuk tindakan manual plasenta
2 6,7 18 60 10 33,3 0 0
7. Saya tidak pernah lupa untuk memberikan obat sedatif dan analgetik
sebelum melakukan tindakan manual plasenta
6 20 16 53,3 6 20 2 6,7
8. Saya khawatir bila terjadi
banyak perdarahan, sehingga untuk mempersingkat waktu saya
melakukan manual plasenta tanpa perlu memperhatikan
pencegahan infeksi
(44)
9. Kandung kemih yang penuh tidak akan menghambat kontraksi uterus, sehingga saya tidak perlu cemas bila tidak melakukan kateterisasi
0 0 5 16,7 19 63,3 6 20
10 .
Saya akan bertanggung jawab dalam setiap tindakan pertolongan persalinan yang saya lakukan terutama pada manajemen aktif Kala III
7 23,3 20 66,7 2 6,7 1 3,3
Dalam penelitian ini hasil yang didapat dari 30 bidan yang menjadi responden tentang sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta tertinggi memiliki sikap positif yaitu sebanyak 28 orang (93,3%), sedangkan yang terendah memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 2 orang (6,7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
Sikap Frekuensi (orang ) Persentase ( % )
Positif Negatif
28 2
93,3 6,7
(45)
3. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
Berdasarkan hasil penelitian tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun kecamatan Medan Marelan tahun 2010, mayoritas responden melakukan tindakan ”ya” yaitu sebanyak 30 orang (100%) pada pernyataan no 13 tentang cara menentukan implantasi plasenta. Pada lembar observasi no 5 tentang pemberian antibiotik dosis tunggal, mayoritas responden melakukan tindakan “tidak” yaitu sebanyak 24 orang (80%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
No Pengetahuan Prosedur
Ya Tidak
N % N %
1. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi pemberikan oksitosin 10 IU IM dan teruskan penatalaksanaan aktif Kala III selama 15 menit
29 96,7 1 3,3
2. Setelah melakukan langkah-langkah diatas dan terjadi perdarahan hebat maka segera pasang infus
20 66,7 10 33,3
3. Informed consent kepada pasien atau keluarga pasien sebelum melakukan tindakan
28 93,3 2 6,7
4. Beri obat sedatif dan analgetik melalui karet infus
9 30 21 70
(46)
6. Pasang sarung tangan DTT setelah mencuci tangan
14 46,7 16 53,3
7. Lakukan kateterisasi kandung kemih 15 50 15 50
8. Tegangkan tali pusat yang telah dijepit dengan kocher sejajar dengan lantai
26 86,7 4 13,3
9. Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat sampai masuk ke dalam cavum uteri
23 76,7 7 23,3
10. Tangan lain menahan fundus uteri untuk mencegah terjadinya inversio uteri
11 36,7 19 63,3
11. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
26 86,7 4 13,3
12. Buka tangan obstetrik menjadi seperti salam
13 43,3 17 56,7
13. Tentukan implantasi plasenta dengan menemukan tepi plasenta yang paling bawah, kemudian gerakkan tangan ke kiri dan kanan sampai bergeser ke arah cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
30 100 0 0
14. Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus pada pada saat plasenta dikeluarkan
19 63,3 11 36,7
15. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
29 96,7 1 3,3
16. Lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
19 63,3 11 36,7
17. Beri oksitosin 10 IU secara IV ke dalam cairan infus 60 tetes/menit. Bila masih terjadi perdarahan, berikan metergin 0,2 mg secara IM
27 90 3 10
18. Periksa apakah plasenta lengkap/tidak, bila tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam cavum uteri
18 60 12 40
19. Perbaiki robekan pada serviks, vagina dan episiotomi
22 73,3 8 26,7
(47)
Dalam penelitian ini hasil yang didapat dari 30 bidan yang menjadi responden tentang tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta tertinggi memiliki tindakan cukup yaitu sebanyak 16 orang (53,3%), sedangkan yang terendah memiliki tindakan kurang yaitu sebanyak 2 orang (6,7). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tindakan Bidan Terhadap Retensio Plasenta Di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
Tindakan Frekuensi ( orang ) Persentase ( % )
Kurang Cukup
Baik
2 16 12
6,7 53,3
40
B. Pembahasan
Desain penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2010 pada bulan Februari sampai Mei 2010 dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pembahasan dari hasil penelitian akan dijabarkan sebagai berikut :
(48)
1. Sikap Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
Sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa 28 orang (93,3%) memiliki sikap positif, sedangkan 2 orang (6,7%) memiliki sikap negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bidan, mempunyai sikap positif terhadap penanganan retensio plasenta. Sikap positif yang dimiliki oleh bidan, akan memberikan manfaat dalam meningkatkan asuhan kebidanan yang berkompeten dan terstruktur terutama pada manajemen aktif Kala III. Respon positif ini dapat menghindari proses persalinan dari komplikasi kegawatdaruratan kebidanan seperti kasus retensio plasenta. Dari 10 pernyataan sikap, kuesioner no 6 memiliki nilai yang paling rendah diantara kuesioner lainnya yaitu pernyataan tentang segera melakukan persiapan manual plasenta saat menghadapi kasus retensio plasenta dengan perdarahan. Sikap negatif tersebut harus diubah yaitu dengan menyediakan peralatan medis maupun obat-obatan yang diperlukan dalam tindakan penanganan retensio plasenta dalam satu bak instrumen emergency, agar bidan dapat mempersingkat waktu dalam menghentikan perdarahan akibat retensio plasenta dan menghindari komplikasi lain yang kemungkinan dapat terjadi.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Maulana (2009), sikap merupakan kecenderungan merespon secara positif atau negatif terhadap orang, situasi, atau objek tertentu, artinya bahwa sikap dapat terbentuk dari stimulus yang berikan oleh lingkungan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) Sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial yaitu
(49)
kesediaan untuk bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap tidak dapat langsung dilihat tapi merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Widayatun (2010), sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Umur dapat mempengaruhi sikap seseorang, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mayoritas responden dijumpai pada usia 33-39 tahun yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Menurut Nursalam (2001) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Jadi, dengan umur yang matang maka akan semakin baik pula kecenderungan seseorang untuk merespon terhadap objek, orang dan peristiwa tertentu sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya.
Pendidikan juga berkaitan dengan sikap seseorang, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mayoritas responden berpendidikan D3 Kebidanan yaitu sebanyak 28 orang (93,3%). Menurut Nursalam (2001) Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan mudah untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media informasi lainnya, sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Jadi, dengan pendidikan seseorang dapat mengembangkan sikap positif yang ada didalam dirinya melalui proses pembelajaran.
(50)
Lama bekerja akan berpengaruh pada pengetahuan dan sikap seseorang, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mayoritas responden telah bekerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 11 orang (36,7%). Bekerja adalah melakukan sesuatu yang akan menghasilkan hal yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang diperoleh ditempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapat.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, mayoritas responden 1-5 kali melakukan penanganan retensio plasenta yaitu sebanyak 15 orang (50%). Hal ini karena (90%) bidan telah mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal (APN) dan melakukan manajemen aktif Kala III sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, sehingga kasus retensio plasenta ini dapat dihindari.
2. Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010
Tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa 16 orang (53,3%) memiliki tindakan yang masih cukup, hal ini disebabkan karena sebanyak 15 orang (50%) hanya pernah menghadapi kasus retensio plasenta sebanyak 1-5 kali. Sedangkan 2 orang (6,7%) memiliki tindakan kurang, terlihat dari lembar observasi no 5 yang merupakan tindakan yang paling sering terlupakan oleh bidan yaitu tentang pemberikan antibiotik dosis tunggal sebelum melakukan tindakan penanganan retensio plasenta. Tindakan tersebut harus dapat di
(51)
ubah, karena antibiotik akan menambah kekebalan tubuh pasien terhadap infeksi terutama ketika bidan melakukan tindakan manual plasenta.
Menurut Notoatmodjo (2003) setelah mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekkan, inilah yang disebut tindakan. Secara teori, perubahan perilaku dalam mengadopsi perilaku baru akan mengikuti beberapa tahap yakni melalui proses perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa dalam proses tersebut tidak selalu sama dengan teori, kenyataannya dalam praktek sehari-hari banyak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek. Seperti pada penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 11 orang (36,7%) responden telah bekerja 6-10 tahun. Akan tetapi para responden tersebut masih kurang menguasai teori penanganan retensio plasenta secara terstruktur.
Notoatmodjo juga mengungkapkan bahwa makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berperan dalam penyerapan dan pemahaman terhadap informasi. Apabila dilihat dari tingkat pendidikan bidan yang ada di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan sebanyak 28 orang (93,3%) berpendidikan D3 Kebidanan, akan tetapi masih banyak bidan memiliki tindakan yang cukup dalam penanganan retensio plasenta. Kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan timbul dari pengalaman yang didapat, tidak dibawa sejak lahir tapi merupakan hasil dari proses belajar. Berdasarkan penelitian, bahwa bidan yang berada di Desa Terjun Kecamatan Medan mayoritas pernah menangani kasus retensio plasenta 1-5 kali (50%). Banyaknya responden yang
(52)
masih memiliki tindakan cukup dalam penanganan retensio plasenta, salah satunya disebabkan oleh kecenderungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri (faktor internal) yaitu tidak mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya Rakhmat (2009). Jadi, Semakin banyak pengalaman yang diperoleh seseorang selama bekerja maka akan bertambah pula pengetahuannya dalam menghadapi komplikasi kegawatdaruratan yang dapat terjadi dalam proses persalinan.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2010, menemukan sejumlah 36 bidan yang mempunyai klinik bersalin di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan, 2 orang diantaranya tidak pernah menangani kasus retensio plasenta sehingga tidak dijadikan sampel dalam penelitian ini. 4 orang lainnya dengan alasan masing-masing, tidak bersedia berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
(53)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas responden ditemukan pada kelompok umur 33-39 tahun (n=14, 46,7%), pada tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan D3 kebidanan (n=28, 93,3). Mayoritas lama bekerja 6-10 tahun (n=11, 36,7), dalam hal menghadapi kasus retensio plasenta mayoritas 1-5 kali (n=15, 50%) dan mayoritas responden yang pernah mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal (n=27, 90%).
Pada sikap bidan terhadap penanganan retensio plasenta responden tertinggi memiliki sikap positif yakni 28 orang (93,3%), sedangkan yang terendah memiliki sikap negatif yakni 2 orang (6,7%). Pada tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta responden tertinggi memiliki tindakan cukup yakni 16 orang (53,3%), sedangkan yang terendah memiliki tindakan kurang yakni 2 orang (6,7%).
(54)
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini mengidentifikasikan sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta, oleh sebab itu diharapkan bidan praktek swasta dapat memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan standart operational procedure khususnya pada menajemen aktif Kala III agar perdarahan akibat retensio plasenta dapat dihindari.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperluas penelitian tentang penanganan retensio plasenta pada Kala III persalinan, dengan menggunakan desain penelitian secara langsung (eksperimen) tentang sikap dan tindakan bidan terhadap penanganan retensio plasenta. Peneliti sebaiknya melampirkan surat pernyataan dari Ikatan Bidan Indonesia yang menyatakan bahwa peneliti telah kompeten dalam melakukan tindakan penanganan retensio plasenta, sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar objektif.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2009, Alhamsyah, 2009, http://www.Bidan Comsindo.com
Arikunto, S.(2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
diperoleh tanggal 22-10-2009.
Budiharto.(2008) Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC.
Chapman, V.(2006). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC Hidayat, A.(2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis data. Jakarta:
Selemba Medika.
IBI. (2003). Standar Pelayanan Kebidanan: Jakarta. IBI. (2005). Bidan Menyongsong Masa Depan: Jakarta. Liu.D. (2007). Manual Persalinan. Jakarta : EGC.
Manuaba, I.A.C.(2008). Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC.
Maulana, D.J.Heri.(2004). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta. Saifuddin, A.B.(2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogyakarta : Mitra Medika. Sastrawinata, S. (2004). Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
Sastroasmoro, S.(2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto.
Suyanto. (2008). Riset Kebidanan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. Widayatun. (2010).http://www.hanstoe.wordpress.com
Wiknojosastro. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
(56)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth. Ibu responden
Di Desa terjun Kecamatan Medan Marelan
Nama saya Elvira Harmia, mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap penanganan Retensio plasenta, yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan lembar kuesioner berupa pernyataan yang telah disediakan untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang Ibu berikan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Demikian lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2010
Responden Peneliti
(57)
KUESIONER PENELITIAN
SIKAP DAN TINDAKAN BIDAN TERHADAP PENANGANAN RETENSIO PLASENTA DI DESA TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN
TAHUN 2010
No. Responden : ... Tanggal : ...
I. DATA DEMOGRAFI
Petunjuk pengisian :
Pilihlah jawaban yang menurut anda tepat dengan memberikan tanda ( √ ) pada jawaban. 1. Umur : ... tahun
2. Pendidikan : ( ) D I Kebidanan ( ) D III Kebidanan ( ) D IV Kebidanan ( ) S1 Kebidanan ( ) S2 Kebidanan 3. Lama Bekerja : ( ) 1-5 tahun
( ) 6-10 tahun ( ) 11-15 tahun ( ) > 15 tahun
4. Berapa kali menghadapi kasus retensio plasenta : ( ) 1-5 Kali ( ) 6-10 Kali ( ) >10 Kali 5. Pelatihan Asuhan Persalainan Normal (APN) : ( ) Belum pernah
(58)
II. SIKAP
Petunjuk pengisian :
Pilihlah jawaban yang menurut anda tepat dengan memberikan tanda ( √ ) pada jawaban.
Keterangan :
SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya selalu yakin dan tidak perlu memeriksa kelengkapan bagian-bagian plasenta setelah plasenta lahir
2 Saya telah memiliki banyak pengalaman klinik, sehingga saya tidak merasa cemas apabila menghadapi kasus retensio plasenta walaupun fasilitas yang saya miliki terbatas
3 Saya khawatir akan terjadi banyak perdarahan, sehingga sebelum saya melakukan manual plasenta saya memasang infus terlebih dahulu 4 Saya tidak perlu merasa cemas bila dalam 30
menit plasenta belum juga lahir, karena hal tersebut masih dalam batas yang normal 5 Saya yakin bahwa ketidakefektifan kontraksi
dapat menghambat pelepasan plasenta pada kala III persalinan
6 Saat saya menghadapi kasus retensio plasenta dengan perdarahan, tanpa ragu saya segera
(59)
melakukan persiapan untuk tindakan manual plasenta
7 Saya tidak pernah lupa untuk memberikan obat sedatif dan analgetik sebelum melakukan tindakan manual plasenta
8 Saya khawatir bila terjadi banyak perdarahan, sehingga untuk mempersingkat waktu saya melakukan manual plasenta tanpa perlu memperhatikan pencegahan infeksi 9 Kandung kemih yang penuh tidak akan
menghambat kontraksi uterus, sehingga saya tidak perlu cemas bila tidak melakukan kateterisasi
10 Saya akan bertanggung jawab dalam setiap tindakan pertolongan persalinan yang saya lakukan terutama pada manajemen aktif kala III
III. TINDAKAN
Petunjuk pengisian :
Peragakan tindakan penanganan retensio plasenta pada phatom yang telah disediakan dan peneliti akan memberikan tanda ( √ ) pada lembar observasi
Keterangan :
Ya : Melakukan Tidak : Tidak melakukan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit setelah bayi lahir, ulangi pemberikan oksitosin 10 IU IM dan teruskan penatalaksanaan aktif kala III selama 15 menit
(60)
2 Setelah melakukan langkah-langkah diatas dan terjadi perdarahan hebat maka segera pasang infus
3 Informed consent kepada pasien atau keluarga pasien sebelum melakukan tindakan
4 Beri obat sedatif dan analgetik melalui karet infus 5 Beri antibiotik dosis tunggal
6 Pasang sarung tangan DTT setelah mencuci tangan 7 Lakukan kateterisasi kandung kemih
8 Tegangkan tali pusat yang telah dijepit dengan kokher sejajar dengan lantai
9 Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat sampai masuk ke dalam kavum uteri
10 Tangan lain menahan fundus uteri untuk mencegah terjadinya inversio uteri
11 Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
12 Buka tangan obstetrik menjadi seperti salam
13 Tentukan implantasi plasenta dengan menemukan tepi plasenta yang paling bawah, kemudian gerakkan tangan ke kiri dan kanan sampai bergeser ke arah cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan 14 Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan
uterus pada pada saat plasenta dikeluarkan
15 Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta 16 Lakukan eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada
bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus 17 Beri oksitosin 10 IU secara IV ke dalam cairan infus 60
(61)
0,2 mg secara IM
18 Periksa apakah plasenta lengkap/tidak, bila tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri
19 Perbaiki robekan pada serviks, vagina dan episiotomi 20 Dekontaminasi alat pascatindakan
(62)
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 26-32 10 33.3 33.3 33.3
33-39 14 46.7 46.7 80.0
40-46 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 28 93.3 93.3 93.3
D4 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-5 8 26.7 26.7 26.7
6-10 11 36.7 36.7 63.3
11-15 6 20.0 20.0 83.3
>15 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berapa Kali Menghadapi Kasus Retensio Plasenta
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-5 15 50.0 50.0 50.0
(63)
>10 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pelatihan Asuhan Persalinan Normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Belum pernah 3 10.0 10.0 10.0
Sudah pernah 27 90.0 90.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Skor Sikap Yang Benar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 25 2 6.7 6.7 6.7
28 3 10.0 10.0 16.7
29 4 13.3 13.3 30.0
30 5 16.7 16.7 46.7
31 6 20.0 20.0 66.7
32 3 10.0 10.0 76.7
33 3 10.0 10.0 86.7
34 2 6.7 6.7 93.3
35 1 3.3 3.3 96.7
36 1 3.3 3.3 100.0
(64)
Skor Tindakan Yang Benar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 6 2 6.7 6.7 6.7
10 6 20.0 20.0 26.7
11 2 6.7 6.7 33.3
12 4 13.3 13.3 46.7
13 4 13.3 13.3 60.0
15 1 3.3 3.3 63.3
16 2 6.7 6.7 70.0
17 1 3.3 3.3 73.3
18 4 13.3 13.3 86.7
19 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kategori Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid negatif : 10-25 2 6.7 6.7 6.7
positif : 26-40 28 93.3 93.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kategori Tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang:0-6 2 6.7 6.7 6.7
cukup:7-13 16 53.3 53.3 60.0
baik:14-20 12 40.0 40.0 100.0
(65)
Data Demografi Responden
Umur Pendidikan Lama Bekerja Mghdpi R.P
Plthn APN
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 1 2
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √
(66)
Master Tabel Sikap
PERTANYAAN
Skor Kategori
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28 Positif
4 4 4 2 3 2 3 3 3 2 30 Positif
4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 30 Positif
3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 25 Negatif
3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 28 Positif
4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 30 Positif
3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 25 Negatif
4 3 3 2 4 4 4 4 4 1 33 Positif
4 4 3 4 4 3 1 4 4 4 35 Positif
3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 34 Positif
4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 36 Positif
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Positif
3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 32 Positif
3 3 4 1 4 3 3 2 2 3 28 Positif
4 3 4 1 2 4 4 3 3 4 32 Positif
3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 31 Positif
3 3 3 1 3 3 4 4 3 4 31 Positif
3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 29 Positif
4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 30 Positif
3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 29 Positif
3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 31 Positif
4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 33 Positif
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 Positif
4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 31 Positif
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 33 Positif
3 3 4 3 1 2 4 4 3 4 31 Positif
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Positif
4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 34 Positif
3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 29 Positif
(1)
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 26-32 10 33.3 33.3 33.3
33-39 14 46.7 46.7 80.0
40-46 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3 28 93.3 93.3 93.3
D4 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-5 8 26.7 26.7 26.7
6-10 11 36.7 36.7 63.3
11-15 6 20.0 20.0 83.3
>15 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berapa Kali Menghadapi Kasus Retensio Plasenta
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-5 15 50.0 50.0 50.0
(2)
>10 5 16.7 16.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pelatihan Asuhan Persalinan Normal
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Belum pernah 3 10.0 10.0 10.0
Sudah pernah 27 90.0 90.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Skor Sikap Yang Benar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 25 2 6.7 6.7 6.7
28 3 10.0 10.0 16.7
29 4 13.3 13.3 30.0
30 5 16.7 16.7 46.7
31 6 20.0 20.0 66.7
32 3 10.0 10.0 76.7
33 3 10.0 10.0 86.7
34 2 6.7 6.7 93.3
35 1 3.3 3.3 96.7
36 1 3.3 3.3 100.0
(3)
Skor Tindakan Yang Benar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 6 2 6.7 6.7 6.7
10 6 20.0 20.0 26.7
11 2 6.7 6.7 33.3
12 4 13.3 13.3 46.7
13 4 13.3 13.3 60.0
15 1 3.3 3.3 63.3
16 2 6.7 6.7 70.0
17 1 3.3 3.3 73.3
18 4 13.3 13.3 86.7
19 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kategori Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid negatif : 10-25 2 6.7 6.7 6.7
positif : 26-40 28 93.3 93.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Kategori Tindakan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurang:0-6 2 6.7 6.7 6.7
cukup:7-13 16 53.3 53.3 60.0
baik:14-20 12 40.0 40.0 100.0
(4)
Data Demografi Responden
Umur Pendidikan Lama Bekerja Mghdpi R.P
Plthn APN
1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 1 2
1 √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √
4 √ √ √ √ √
5 √ √ √ √ √
6 √ √ √ √ √
7 √ √ √ √ √
8 √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √ √
12 √ √ √ √ √
13 √ √ √ √ √
14 √ √ √ √ √
15 √ √ √ √ √
16 √ √ √ √ √
17 √ √ √ √ √
18 √ √ √ √ √
19 √ √ √ √ √
20 √ √ √ √ √
21 √ √ √ √ √
22 √ √ √ √ √
23 √ √ √ √ √
24 √ √ √ √ √
25 √ √ √ √ √
26 √ √ √ √ √
27 √ √ √ √ √
28 √ √ √ √ √
29 √ √ √ √ √
(5)
Master Tabel Sikap
PERTANYAAN
Skor Kategori
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28 Positif
4 4 4 2 3 2 3 3 3 2 30 Positif
4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 30 Positif
3 2 3 2 3 2 1 3 3 3 25 Negatif
3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 28 Positif
4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 30 Positif
3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 25 Negatif
4 3 3 2 4 4 4 4 4 1 33 Positif
4 4 3 4 4 3 1 4 4 4 35 Positif
3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 34 Positif
4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 36 Positif
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 Positif
3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 32 Positif
3 3 4 1 4 3 3 2 2 3 28 Positif
4 3 4 1 2 4 4 3 3 4 32 Positif
3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 31 Positif
3 3 3 1 3 3 4 4 3 4 31 Positif
3 3 2 4 4 2 3 2 3 3 29 Positif
4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 30 Positif
3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 29 Positif
3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 31 Positif
4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 33 Positif
4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 Positif
4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 31 Positif
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 33 Positif
3 3 4 3 1 2 4 4 3 4 31 Positif
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 Positif
4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 34 Positif
3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 29 Positif
(6)
Master Tabel Tindakan
No.Res
Lembar Observasi
Skor Kategori
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10 Cukup 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Baik 4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 15 Baik 5 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 10 Cukup 6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 7 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 12 Cukup 8 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik
9 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 6 Kurang
10 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 12 Cukup 11 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 13 Cukup 12 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 10 Cukup 13 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 12 Cukup 14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik 15 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik
16 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 6 Kurang
17 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Baik 18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 10 Cukup 19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 20 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 13 Cukup 21 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Cukup 22 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 10 Cukup 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Baik 25 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Baik 26 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 13 Cukup 27 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 10 Cukup 28 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 12 Cukup 29 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 13 Cukup 30 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 11 Cukup