Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
KARAKTERISTIK PENGHUNI PERUMAHAN TERTATA DI
SEBELAH UTARA DAN SELATAN KOTA MEDAN
“(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menempuh ujian
Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh:
DOSEN PEMBIMBING: Muhammad Ramadhan
03 0404 066
Ir. Jeluddin Daud, M.Eng Nip. 130878001
SUB JURUSAN TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006/2007
(2)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Medan sebagai kota inti secara fungsional mempunyai hubungan ruang yang kuat dengan wilayah sekelilingnya. Kebijaksanaan pembangunan kawasan perumahan tertata di wilayah pinggiran adalah merupakan suatu usaha mengalihkan penduduk Kota Medan ke wilayah pinggiran. Tingginya keinginan penduduk untuk bemukim di wilayah pinggiran tidak terlepas dari pengaruh pembangunan yang diarahkan ke wilayah sekitarya. Sehubungan dengan lokasi perumahan tertata tersebut di lakukan penelitian tentang karakteristik penghuni perumahan di sebelah utara dan selatan Kota Medan yaitu Kecamtan Medan Marelan dan Medan Johor yang juga merupakan wilayah pinggiran Kota Medan.
Kecamatan Medan Marelan terdapat 5 kelurahan dengan total penghuni peru mahan tertata 1243 KK, dari hasil penarikan secara Simple Random Sampling total sample yang diambil 89 KK yang ditinjau perumahan Griya Marelan, Pesona Malibu, Villa Deli Indah, Panggon Indah, Graha Marelan, Marelan Indah, Terjun Indah Marelan sedangkan untuk Kecamatan Medan dan untuk kecamatan Medan Johor terdapat 6 kelurahan dengan 1664 KK dan yang diambil sebagai sample 91 KK yaitu perumahan Citra Wisata, Perumahan Taman Johor Indah Permai I, Taman Karya Kasih Indah, Johor Baru, Perumahan Villa Kencana, Graha Wisata, Villa Prima Indah, Taman Pesona Indah, dan perumahan Johor Katelia Indah. Untuk memperoleh faktor yang dominan dilakukan penyebaran quisioner ke setiap rumah dengan wawancara. Variabel yang dipakai karakteristik penghuni, faktor memilih di tempat sekarang, pola tata nilai penghuni dan data diperoleh dengan menggunakan Analisa Deskriptif.
Hasil analisa deskriptif yang dipergunakan adalah menganalisis data dari faktor yang mempengaruhi lebih memilih bermukim di kawasan, Medan Marelan karena % lingkungan nyaman, status kepemilikan 74 % milik sendiri ini lebih kecil karena rata-rata penghasilan Rp 3,5 juta perbulan dengan usia penghuni perumahan rata – rata 40 tahun, dan 53 % tempat tinggal sekarang lebih baik dari sebelumnya karena 56 % memiliki fasilitas yang diingunkan, sedangkan Kecamatan Medan Johor faktor yang mempengaruhi 36 % lingkungan nyaman, jarak ke tempat kerja lebih dekat , memiliki fasilitas yang diinginkan untuk status kepemilikan 88 % milik sendiri ini mungkin karena penghasilan Rp 4 juta perbulan dengan usia rata – rata 40 tahun, dan 72 % tempat tinggal sekarang lebih baik dari sebelumnya karena 59 % memiliki fasilitas yang diinginkan. Dalam hal ini diharapkan kerjasama antara pemerintah , pihak swasta, dan masyarakat agar pembangunan pemukiman disertai dengan fasilitas yang memadai.
(3)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis di beri kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik – baiknya.
Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana pada Fakultas Teknik Departemen Tekinikm Sipil Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan ( Studi kasus : Kec. Medan Marelan dan Medan Johor )”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa segala usaha yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada
1. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam penyusunan Tugas Akhir saya hingga selesai.
2. Bapak Prof.Dr.Ir.Bachrian Lubis, M.Sc, selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr.Ir.A. Perwira Mulia Tarigan, M.Sc, selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak – bapak penguji yang telah memberi masukan dan waktu dalam penyelesaian Tugas Akhir saya.
5. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
(4)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
6. Teristimewa buat kedua orang tua saya Firdaus S.Sos. MM, dan Nilawati S.Pd, buat bang putra, sisi, devi, aan, dan ari yang telah senatiasa mendo’akan, mencurahkan perhatian dan dukungan baik dari segi moril maupun materi yang tidak dapat terbalaskan.
7. Dan yang teristimewa buat Pertiwi At-thaariq yang telah banyak membantu dan mendukung baik moril dan materi seta kasih sayang sampai sekarang.
8. Buat sahabat Syauri, Fuzi, yang selama ini menjadi teman baik dalam suka maupun duka yang juga banyak memberikan dukungan dalam tugas akhir saya. 9. Buat Reza, Alex, Izzuddin Tria dan Fina yang banyak memberi masukan dalam
mengerjakan tugas akhir dan teman – teman stambuk 2003 yang tidak bisa di sebut satu persatu.
Kiranya Allah SWT membalas segala budi baik yang telah saya terima. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar kelak tulisan ini menjadi lebih baik dan semoga bermanfaat bagi kita semua .
Medan, Desember 2007
Muhammad Ramadhan 030404066
(5)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal ABSTRAK ……….
i
KATA PENGANTAR ……….... ii
DAFTAR ISI ……….. iv
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GAMBAR ………. x
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ……… 1
I.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 4
I.3 Penelitian ……… 5
I.4 Pembatasan Masalah ……….. 6
(6)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
I.5 Bagan Alir Penelitian ………. 7
I.6 Metodologi ………. 8
I.7 Metode Penulisan ……….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Karakteristik Penghuni Perumahan ……….. 10
II.2 Gambaran Umum Perkotaan ………. 14
II.2.1 Penataan Ruang Kota ……….... 15
II.2.2 Peranan Pemukiman ……….. 16
II.3 Kawasan Perumahan ……… 17
II.3.1 Lokasi Daerah Perumahan ………... 18
II.3.2 Pengaturan Daerah Perumahan ……… 19
II.3.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pembangunan Perumahan dan permukiman ………
(7)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
II.3.4 Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pengadaan Rumah Di Indonesia………
22
II.3.5 Kebutuhan Dan Ketersediaan Perumahan …………. .. 24
II.3.6 Keterkaitan Kawasan Perumahan Dengan Infrastruktur Perkotaan ……….
25
II.4 Tata Guna Tanah Kawasan Perumahan ……… 25
II.4.1 Faktor Tata Guna Lahan ………... 26
II.4.2 Konsep Struktur Tata Guna Lahan ……… 28
II.4.3 Kawasan Perumahan Tertata Untuk Real Estate …….. 29
II.4.3.1 Permasalahan Perumahan Tertata Di
Indonesia………... 30
II.4.3.2 Kebijaksanaan Dalam Pengembangan
Daerah Perkotaan………. II.4.3.3 Perkembangan Real Estate Dalam Penyediaan Sarana Perumahan ……….. 34
(8)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Real Estate di Indonesia……… 38
BAB III DESKRIPSI WILAYAH STUDI
III.1 Gambaran Umum Kota Medan ……….. 40
III.1.1 Topografi ……… 40
III.1.2 Sosial Budaya ……… 41
III.2 Kondisi Wilayah Kecamatan Medan Marelan ……….. 44
III.2.1 Kependudukan ……….. 44
III.2.2 Ketenagakerjaan ……… 45
III.2.3 Sebaran Permukiman ……… 47
III.3 Kondisi Wilayah Kecamatan Medan Johor ………. . 51
III.3.1 Kependudukan ……… 51
III.3.2 Ketenagakerjaan ………. 53
(9)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
III.3.3 Sebaran Permukiman ………. 54
BAB IV METODE PENELITIAN
IV.1 Tinjauan Umum ………. 58
IV.2 Pembuatan Daftar Quesioner ……… 60
IV.3 Teknik Pengambilan Sampel ………. 60
IV.4 Penentuan Jumlah Sampel ………. 60
IV.5 Pemilihan Lokasi Sampel ……….. 65
IV.5.1 Kecamatan Medan Marelan ……….. 66
IV.5.2 Kecamatan Medan Johor ……….. 68
IV.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ……… 70
IV.6.1 Waktu Pengambilan Sampel ………. 70
IV.6.2 Ruang Lingkup Sampel ……… 70
(10)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
IV.6.3 Pemilihan Sampel ……… 71
IV.6.4 Langkah – langkah Mewawancarai……….. 73
BAB V ANALISA DATA
V.1 Penyusunan Data ………. 74
V.2 Metode Analisa Data ………... 74
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan ……….. . 83
VI.2 Saran ………. 85
DAFTAR PUSTAKA
(11)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2.1 Perkiraan Jumlah Rumah Yang Harus Disediakan Oleh
Perumahan dan REI pada Periode 1996 – 2010 ……… 25 Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Medan………. 42 Tabel 3.2 Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Marelan……… 45 Tabel 3.3 Data Jumlah Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan
Medan Marelan ……… 46 Tabel 3.4 Kepadatan Perumahan di Kecamatan Medan Marelan……… 48 Tabel 3.5 Data Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Johor ……….. 52 Tabel 3.6 Data Jumlah Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan
Medan Johor ……… 53 Tabel 3.7 Kepadatan Perumahan di Kecamatan Medan Marelan ……… 55 Tabel 4.1 Seribu Angka Acak ……… 72 Tabel 5.1 Status Kepemilikan dan Penghasilan Penghuni Perumahan
Tertata ……… 75 Tabel 5.2 Status Kepemilikan Tempat Tinggal ………. 75 Tabel 5.3 Jumlah Penghasilan Penghuni ……… 75 Tabel 5.4 Tabulasi Harga Rumah, Penghasilan, dan Pekerjaan …………. 76 Tabel 5.5 Harga Rumah Sewaktu Membeli ……… 77 Tabel 5.6 Pekerjaan Penghuni Perumahan ………. 77 Tabel 5.7 Tabulasi Alasan Tinggal di Tempat Sekarang ……….. 78
(12)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 5.8 Alasan Tinggal di Tempat Sekarang ……… 79
Tabel 5.9 Keadaan Taman Lingkungan ……… 79
Tabel 5.10 Kelengkapan Fasilitas Pelayanan Umum ………. 79
Tabel 5.11 Drainase di Kawasan Perumahan ………. 80
Tabel 5.12 Tabulasi Pemilihan Tempat Tinggal Sekarang ……… 80
Tabel 5.13 Asal Tempat Tinggal Sebelum di Lokasi Perumahan …………. 81
Tabel 5.14 Tempat Tinggal Sekarang Lebih Baik Dari Sebelumnya ……… 81
(13)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Penyebaran Lokasi Perumahan Tertata di Kecamatan
Medan Marelan ……….. 50 Gambar 3.2 Penyebaran Lokasi Perumahan Tertata di Kecamatan
(14)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang mirip dengan negara berkembang lainnya.Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia yang sangat tinggi mengakibatkan pertambahan terhadap jumlah kota metropolitan. Tahun 1950 hanya satu kota metropolitan di Indonesia yaitu Jakarta. Pada tahun 1990 kota metropolitan bertambah menjadi delapan kota yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Palembang, Bogor, dan Ujung Pandang.
Pertumbuhan kota metropolitan yang begitu pesat menjadi unggul dengan segala permasalahan. Di samping itu kota metropolitan ternyata kurang berfungsi sebagai katalisator pengembang wilayah. Dengan demikian pertumbuhan dan pengembangannya perlu diperhatikan agar tidak melampaui daya dukung alamnya. Pada dasarnya membangun dan mengembangkan kota-kota kecil di sekeliling kota besar dapat mengurangi tekanan penduduk dan beban aktifitas perkotaan dari kota inti.
Kota Medan sebagi ibukota provinsi daerah tingkat I Sumatera Utara merupakan salah satu kota metropolitan yang memiliki kecenderungan sebagaimana kota-kota besar lainnya. Kota Medan sebagai kota inti secara fungsional mempunyai hubungan ruang yang kuat dengan wilayah sekelilingnya.
(15)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Pertumbuhan penduduk di kota-kota metropolitan jika dibandingkan satu sama lain, maka tampak adanya tingkat pertumbuhan yang tidak merata keadaan tersebut diduga disebabkan oleh perbedaan daya tarik kota-kota metropolitan terhadap pendatang (migran), karena tingkat pembangunannya, tingkat pendidikan dan tingkat aksesibilitas kota-kota metropolitan itu sendiri terhadap kota inti yaitu suatu kota dimana kota tersebut menjadi pusat kegiatan bagi kota lainnya atau kota sekitarnya.
Bagi sebuah lingkungan perkotaan adanya perumahan sangatlah penting dan berarti, karena bagian terbesar pembentuk struktur ruang perkotaan adalah lingkungan pemukiman. Oleh karena itu munculnya permasalahan pada suatu pemukiman akan menimbulkan dampak langsung terhadap permasalahan perkotaan secara menyeluruh.
Perkembangan penduduk perkotaan di Indonesia yang begitu pesat demikian halnya kondisi di kota Medan sehingga harus dilakukan pengembangan wilayah perkotaan yaitu kawasan perumahan di wilayah pinggiran. Kebijakan pembangunan kawasan perumahan di wilayah pinggiran merupakan suatu usaha untuk mengalihkan penduduk kota medan ke kota-kota kecil di wilayah pinggiran yang berbatasan langsung dengan kota Medan. Hal ini di dukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang menjangkau semua lokasi.
Perumahan pada garis besarnya terdiri dari beberapa komponen yaitu yang pertama, ialah lahan atau tanah yang diperuntukkan untuk perumahan itu dimana kondisi tanah akan mempengaruhi harga suatu rumah yang akan dibangun di atas lahan itu. Yang kedua, ialah prasarana pemukiman yaitu jalan, drainase, dan fasilitas perumahan lainnya. Dan komponen yang ketiga, ialah pemukiman yang dibangun (fisik bangunan). Suatu pemukiman akan ideal apabila telah memiliki komponen yang keempat, yaitu fasilitas umum dan fasilitas sosial.
(16)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Kecamatan Medan Marelan merupakan wilayah sebelah utara kota Medan yang memiliki luas wilayah 44.47 Km2 dan memiliki jumlah penduduk 112.463 jiwa. Kecamatan Medan Marelan di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Labuhan, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Helvetia dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang.
Kecamatan Medan Marelan memiliki 5 kelurahan yaitu Kelurahan Tanah Enam Ratus, Kelurahan Rengas Pulau, Kelurahan Terjun, Kelurahan Paya Pasir dan Kelurahan Labuhan Deli. Di Kecamatan ini terdapat 11 Real Estate atau perumahan tertata dengan berbagai fasilitas yang mendukung Real Estate tersebut.
Sedangkan Kecamatan Medan Johor merupakan wilayah sebelah selatan Kota Medan yang memiliki luas wilayah 12.81 km2 dan memiliki jumlah penduduk 108.911 jiwa. Kecamatan Medan Johor di bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Medan Amplas, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Kabupaten Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan.
Kecamatan Medan Johor teriri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Gedung Johor, Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kelurahan Kwala Bekala, Kelurahan Titi Kuning, Kelurahan Suka Maju, Kelurahan Kedai Durian. Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional.
(17)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penghuni yang bermukim di suatu perumahan , penelitian ini juga untuk mengetahui kondisi lingkungan perumahan agar menjadi suatu suatu perumahan yang lebih baik, tertib dan teratur dilihat dari segi letak bangunan, letak jaringan jalan dan kondisi drainase yang bagus yang terdapat di kecamatan Medan Johor dan Medan Marelan.
Pemukiman yang terdiri dari rumah dan lingkungannya sebagai tempat hunian merupakan titik awal pergerakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari. Tingginya keinginan penduduk untuk memilih bermukim di pinggiran kota Medan tentu saja tidak terlepas dari pembangunan yang diarahkan ke wilayah sekelilingnya.
Diharapkan juga agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan Sebagai bahan pertimbangan dan pemikiran bagi dinas tata kota Medan kearah yang lebih baik dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang terdapat dikawasan perumahan. Berguna sebagai informasi dalam pengembangan perencanaan kota, wilayah, dan kependudukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui karakteristik penghuni perumahan tertata di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor dari segi sosial dan ekonomi
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penghuni perumahan untuk bermukim di suatu wilayah perumahan agar pembangunan perumahan tertata lebih diminati oleh para penduduk.
c. Untuk mengetahui perbedaan kondisi perumahan tertata di dua wilayah studi.
1.3 Permasalahan
Pokok masalah dalam penelitian ini adalah melihat permintaan Penghuni perumahan untuk memilih perumahan tertata. Di sebelah Utara dan Selatan Kota
(18)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Medan adanya perbedaan dari segi karakteristik penghuni perumahan dan segi perumahan. Salah satu daerah pinggiran Kota Medan yang layak dijadikan tempat bermukim yaitu Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor, Sebelah Selatan yakni Medan Johor merupakan kawasan yang sangat strategis untuk sarana perumahan dengan lokasi yang dekat dengan kota dan daerah asri untuk perumahan, karakteristik penghuni di kawasan ini beranekaragam dimana penduduknya mempunyai hasil pendapatan yang besar dan perumahan tertata di kawasan ini termasuk dalam perumahan golongan menengah keatas. Perumahan di kawasan Selatan ini sangat teratur dan bentuknya lebih modern, jadi banyaknya penghuni yang lebih memilih perumahan tertata di Medan johor.
Berbeda halnya dengan kawasan Medan Marelan, terdapatnya perumahan tertata yang tergolong menengah ke bawah hal ini disebabkan kecilnya pendapatan yang diperoleh penghuni perumahan, tetapi terus meningkatnya jumlah perumahan di kawasan Utara Kota Medan menunjukkan hal yang positif, hal ini juga didukung faktor banyaknya lahan yang belum termanfaatkan. Perumahan di kawasan ini mempunyai harga lebih murah dibandingkan Medan Johor. Di daerah ini kondisi perumahan kurang terawat dikarenakan sedikitnya kesadaran dari penghuni perumahan tersebut. Dalam hal ini dapat dikatakan lebih banyak masyarakat memilih daerah di kawasan Medan Johor walaupun jauh dari lokasi tempat bekerja.
Berkaitan dengan pokok permasalahan tersebut diatas, lebih banyak penduduk yang lebih memilih kawasan Selatan Kota Medan dibandingkan kwasan Utara, maka melalui penelitian ini juga akan dicoba untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan karakteristik penghuni perumahan yang antara lain :
(19)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Faktor apa yang sangat mendominasi timbulnya perumahan.
Kondisi pemukiman dengan melihat kualitas perumahan ditinjau dari kondisi lingkungan, kondisi drainase, kondisi rumah dan harga rumah.
Kondisi yang bagaimana yang memenuhi standard kebersihan dan kesehatan Sarana dan prasarana di sekitar pemukiman pinggiran kota Medan, Seperti sarana
kesehatan, sarana pendidikn, sarana ibadah, sarana air bersih dan sarana listrik. Kekurangan dari area perumahan tertata.
Melihat perbedaan karakteristik penghuni perumahan tertata di dua wilayah studi. Transportasi, melihat ketersediaan angkutan umum, kondisi jalan, serta
kemudahan dalam transportasi yang berkaita dengan kawasan pemukiman penduduk
I.4 Pembatasan Masalah
Untuk mendapatkan faktor- faktor yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan maka diperlukan penelitian.
Ruang lingkup wilayah penelitian meliputi :
Penelitian hanya dilakukan di kawasan perumahan yang terdapat di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor.
Pengaruh sarana dan prasarana yang terdapat di perumahan yang terletak di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor.
Lokasi dan kondisi pemukiman adalah kualitas perumahan yang dijadikan pertimbangan untuk menentukan perumahan yang sesuai dengan kebutuhan. Karakteristik penghuni perumahan tertata ditinjau dari segi pendapatan,
(20)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
I.5 Bagan Alir Penelitian
I.6 Metodologi Penelitian
PENENTUAN JUDUL
Pengamatan dan Pengambilan data kawasan
perumahan Peta / Gambar
Perumahan DATA
Survey ke wilayah dan menyebarkan quisioner
secara random
STUDI PUSTAKA
PILOT SURVEY
DATA PRIMER DATA SKUNDER
Tabulasi Data
Analisa
(21)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan ruang lingkup :
a. Studi Literatur
Yang bertujuan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan keinginan bermukim dan karakteristik penghuni perumahan.
b. Pengumpulan data sekunder
Sebelum dilakukan survey pada lokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data sekunder berupa data kawasan perumahan di kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor beserta sarana dan prasarananya. Data ini diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti Bappeda, Dinas Tata Kota Medan dan intansi-instansi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Pengumpulan data primer
Data ini diperoleh dengan mengadakan survey langsung terhadap wilayah yang ditinjau dengan menyebarkan quisioner secara random.
d. Analisa data
Dari pengumpulan data yang diperoleh, analisa yang digunakan adalah metode analisa deskriptif dengan memaparkan hasil pengolahan data yang telah ditabulasi. Metode ini digunakan untulk mendeskiptifkan data ynag mencakup seluruh variabel – variabel penelitian. Melalui analisis ini diupayakan untuk memperoleh gambaran mengenai kecenderungan yang terdapat pada responden sehubungan dengan variabel – variabel penelitian yang ada.
(22)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
I.7 Metode Penulisan
Penelitian ini akan menggunakan metode penulisan sebagai berikut : a. BAB I. PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang penelitian ini dibuat, permasalahannya beserta pembatasan masalah, maksud dan tujuan.
b. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tentang kerangka teori penelitian serta penjelasan istilah-istilah yang tertera pada judul penelitian ini.
c. BAB III. DESKRIPSI WILAYAH STUDI DAN PENGAMBILAN DATA Berisikan tentang wilayah penelitian yang masih dalam ruang lingkup pembahasan.
d. BAB IV. METODE PENELITIAN
Berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini dimulai dari studi literature sampai analisa data
e. BAB V. ANALISA DATA
Berisikan tentang tabulasi data setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif.
f. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
(23)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Karakteristik Penghuni Perumahan
Karakteristik penghuni perumahan adalah model atau tipe orang-orang yang mendiami atau bermukim disuatu area perumahan dan adanya kecenderungan seseorang untuk bermukim atau tidak di perumahan tersebut, yang dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti kondisi perumahan, segi pendapatan, sarana transportasi, tempat bekerja dan sarana prasarana yang ada untuk mencapai kepuasan tertentu.Untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang sama terhadap pelayanan perumahan, maka rumah tangga tersebut akan mengkonsumsi pelayanan perumahan lebih besar atau tanah lebih luas. Selanjutnya pertambahan unit bangunan dan luas tanah tentu saja mempunyai batas tertentu, sehingga peningkatan konsumsi pelayanan perumahan dapat juga diartikan sebagai kenaikan kualitas rumah dan kondisi lingkungan yang lebih menyenangkan.
Perumahan merupakan suatu jenis pemukiman, karena pemukiman adalah tempat tinggal penduduk dan tempat melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Pemukiman menyangkut manusia dan kebutuhan manusia dari berbagai aspek. Dan pembangunan pemukiman di perkotaan dan daerah pinggiran kota adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal saja, dan ini dilakukan disetiap lapisan, apakah lapisan atas, menengah, atau bawah. Oleh karena kondisi ekonomi berbeda-beda maka program disusun untuk tiap-tiap lapisan berbeda pula. Dengan demikian dalam kehidupan perkotaan akan adanya klasifikasi perumahan seperti adanya perumahan kelas atas, menengah dan bawah. Klasifikasi ini tergantung dari kondisi fisik perumahan dan status sosial lingkungan, sehinggan walaupun jaraknya terhadap pusat kota sama, tetapi harganya akan berbeda. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kondisi perumahan sangat mempengaruhi
(24)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
karakterisrik seseorang yang ingin bermukim. Artinya, semakin baik kualitas perumahan maka semakin tinggi pula kepuasan seseorang untuk bermukim di kawasan tersebut. Dengan demikian penduduk sebagian besar mencari kehidupan lebih baik untuk kesejahteraan hidup baik dengan mencari lokasi perumahan yang lebih baik.
Masalah pemukiman merupakan fenomena umum yang selalu dihadapi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Fakta menunjukkan bahwa sampai pada tingkat perkembangan tertentu dari suatu kota, semakin besar kota tersebut semakin menyolok pula masalah pemukiman yang dihadapi. Hal ini berawal dari adanya daya tarik kota yang kuat terhadap migrant (pendatang) untuk tinggal menetap di kota. Alasan datangnya para migrant banyak faktor, diantaranya faktor ekonomi dan pendidikan lebih bagus di kota Medan daripada tempat yang lama dan keinginan mencari lapangan kerja. Faktor stabilitas dan segi hiburan merupakan daya tarik juga, banyak pendatang yang berasal dari Aceh, Riau, Padang dan lain – lain. Laju pertambahan jumlah penduduk kota yang cukup tinggi tersebut harus diimbangi oleh laju pertambahan rumah tingal seperti pembangunan perumahan di pinggiran kota.
Banyaknya rumah di pinggiran kota harus diikuti perluasan jaringan transportasi yang luas pula. Transportasi merupakan variabel yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan dimana fungsinya untuk diperkotaan memberikan fasilitas untuk pertukaran barang dan jasa, dari suatu tempat menuju lokasi kegiatan ekonomi yang tersebar sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan barang dan orang. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk struktur serta efisiensi dari daerah perkotaan dipengaruhi oleh sistem transportasi.
Komuting adalah pengangkutan orang untuk pertukaran pelayanan tenaga kerja, merupakan jenis transportasi kota yang paling penting dan paling banyak dipelajari. Pergerakan barang-barang di daerah perkotaan lebih sedikit dipelajari daripada
(25)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
pergerakan orang, karena apabila sistem transportasi untuk keperluan komuting sudah memadai maka sistem itu juga akan memenuhi kebutuhan lain.
Adanya indikasi bahwa setelah memilih tempat tinggal di perumahan tertata para penghuni masih tetap bekerja ditempat yang lama ini dikarenakan mungkin tempat bekerja yang lama masih memiliki kemudahan dijangkau dari rumah penghuni yang baru. Apabila di tempat tinggal yang lama kemungkinan sarana dan prasarana tidak mendukung. Dan biasa juga untuk kemudahan dalam bekerja.
Dapat disimpulkan bahwa transportasi menyangkut hampir di seluruh kegiatan rumah tangga, sehingga menjadi hal penting dan menentukan. Dengan perkataan lain karakteristik penghuni sangat dipengaruhi oleh kemudahan transportasi di daerah tersebut. Variabel transportasi dapat dijabarkan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Ketersediaan transportasi b. Kondisi lahan
c. Pelayanan angkutan umum
Dalam sistem kota penumbuhan lapangan kerja akan sangat tinggi,
sehingga fungsinya tidak hanya sebagai pemukiman. Dengan tumbuhnya lapangan kerja tersebut maka hubungan antara kota satelit dengan daerah sekelilingnya menjadi berubah. Jadi pertumbuhan lapangan kerja pada suatu tempatakan menarik penduduk dari kawasan metropolitan. Bahkan, perkembangan jenis jumlah lapangan kerja dapat menarik pekerja dari luar kawasan metropolitan atau para migrant.
Dengan demikian, defenisi operasional tempat bekerja sebagai variabel independent ialah :
a. Jarak perumahan ke tempat tujuan perjalanan. b. Biaya transportasi ke tempat tujuan perjalanan.
(26)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Salah satu variable yang merupakan bagian terpenting dari karakteristik penghuni perumahan adalah tersedianya sarana dan prasarana kota (fasilitas kota), antara lain yaitu :
Sarana air bersih Sarana pendidikan Sarana kesehatan Sarana listrik
Sarana rumah ibadah Sarana komunikasi Dan lain-lain
Dengan tersedianya sarana di atas maka kecenderungan untuk memilih
bermukim di suatu area perumahan akan semakin besar. Selain itu kondisi dari sarana dan prasarana tersebut juga akan banyak berpengaruh pada karakteristik penghuni perumahan tersebut.
Penduduk kota semua memerlukan semua variabel atas, tetapi ada kemungkinan para penduduk memilih satu saja, karena para penduduk ini dapat memenuhi kebutuhan akan variabel lainnya dari kota inti atu kota besar. Dalam hal ini, faktor jarak ke kota inti dan kemudahan transportasi akan sangat mempengaruhi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik suatu kota akan semakin tinggi apabila di kota tersebut seseorang dapat menekan biaya pengeluaran, berarti meningkatkan kepuasan seseorang untuk bermukim. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa faktor-faktor tersebut yang bervariasi sesuai dengan lokasi adalah biaya transportsi dan pelayanan perumahan. Hal ini menjadi cirri-ciri dari system kota metropolitan.
(27)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
II.2. Gambaran Umum Perkotaan
Kota adalah kelompok orang-orang dalam jumlah tertentu untuk hidup dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu yang berpola hubungan rasional ekonominya, kota merupakan lingkungan kehidupan dengan konsentrasi penduduk yang tinggi karena kegiatan perekonomian non agraris yaitu industri dan jasa yang terpusat membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Jadi kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kota mempunyai banyak sekali pengertian, defenisi kota bergantung pada sudut pendekatan tertentu. Pendekatan geografis-demografis adalah melihat kota sebagai pemusatan penduduk , pendekatan segi ekonomi adalah melihat kota sebagai tempat pemusatan lalu lintas ekonomi dan perdagangan serta kegiatan industri dan tempat perputaran uang yang terus bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak.
Jika ditinjau dari pendekatan sosio-antropologis adalah melihat hubungan antar manusia yang bertempat tinggal dikota sudah meregang dan heterogen. Penduduk kota pada umumnya bersifat anonim, artinya orang tidak mengenal satu sama lain dengan akrab, penduduk kota berorientasi kepada kemajuan , oleh karena itu pada umumnya lebih mudah berhubungan dunia luar maka pengaruh kemajuan akan dating lebih cepat diserap orang-orang di kota. Di samping berorientasi kepada kemajuan diketahui pola hubungan masyarakat di perkotaan telah menuju hubungan yang rasional, egois, impersonal, individualistis.
Kota terdiri dari bangunan tempat tinggal, perkantoran dan tempat perniagaan/perdagangan, seluruh bangunan fisik ini berkembang lebih lambat daripada pertumbuhan penduduk kota, baik pertambahan penduduk kota, pertambahan karena
(28)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
kelahiran atau lajunya arus urbanisasi. Dari masa ke masa, masalah perumahan bagi pertumbuhan penduduk yang terkendali ini tak pernah tuntas, bahkan permasalahannya terus bertambah.
Usaha memperbaiki mutu perumahan terus meningkat terutama bagi golongan menengah yang kian bertambah di perkotaan, umumnya dan khususnya seperti Jakarta, Medan dan Bandung. Kebutuhan perumahan berbeda untuk setiap golongan masyarakat yaitu bagi golongan berpendapatan rendah dan golongan bawah, bagi golongan berpendapatan sedang atau golongan menengahdan golongan berpendapatan tinggi atau bagi golongan menengah atas atau bahkan kelompok elit atau golongan atas.
II.2.1. Penataan Ruang Kota
Penataan ruang ialah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu dan pada tempat yang tepat, termasuk didalamnya mengatur hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat penting tergantung pada rencana jaringan jalan dikota dan pemilihan rencana penggunaan lahan. Untuk suatu kota yang sama sekali belum ada maka perencanaan kota yang sedang berkembang. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak sekali hambatan yang ditemui untuk menerapkan rencana tata ruang dari sebuah kota yang telah terbangun, terutama mengenai pembebasan lahan.
II.2.2. Peranan Pemukiman
Lingkungan pemukiman merupakan ruang yang terluas digunakan dalam sebuah kota, oleh karena itu sangat penting peranannya dalam membentuk tata ruang kota. Penggunaan lahan untuk perumahan merupakan faktor utama dalam pertumbuhan atau perluasan kota dan sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Kota yang pertumbuhan
(29)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
penduduknya sangat tinggi akan membutuhkan penggunaan tanah untuk perumahan dengan pertumbuhan yang tinggi pula.
Pemukiman dengan garis besarnya terdiri dari berbagai komponen yaitu pertama, ialah lahan atau tanah yang diperuntukkan untuk perumahan dimana kondisi tanah akan mempengaruhi harga dari satuan rumah yang akan dibangun. Kedua, ialah prasarana pemukiman yaitu jalan lokal, saluran drainase, jaringan listrik yang semuanya menentukan kualitas perumahan yang dibangun. Dan ketiga, ialah perumahan yang dibangun. Suatu pemukiman akan menjadi ideal apabila telah memiliki komponen yang keempat, yaitu fasilitas umum dan fasilitas sosial. Permukiman berarti proses atau tindakan pemukiman penduduk. Namun kata ini permukiman bukan merupakan aktifitas melainkan benda atau atau untuk mencapai proses sesuai artinya. Dan alat yang digunakan adalah berupa tempat tinggal atau biasa disebut rumah. Karena permukiman sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri berbagai bangunan dan prasarana lingkungannya merupakan unsur yang paling menonjol dari pada unsur sarana dan prasaran kota lainnya. Permukiman adalah salah satu kebutuhan pokok minimal sandang pangan yang harus di penuhi oleh manusia.
II. 3. Kawasan Perumahan
Masalah perumahan merupakan fenomena umum yang selalu dihadapi oleh kota-kota di Negara yang sedang berkembang. Fakta menunjukkan bahwa pada sampai tingkat perkembangan tertentu disuatu kota, semakin besar kota itu, semakin menyolok pula masalah perumahan yang dihadapi. Hal ini berawal dari adanya daya tarik kota terhadap migran pendatang untuk tinggal menetap di kota. Laju pertambahan jumlah penduduk kota yang cukup tinggi tersebut tidak mampu diimbangi oleh laju pertambahan rumah tinggal yang memadai.
(30)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Menurut Branch (Budi Sinulingga, 1995), kawasan perumahan sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri dari berbagai bangunan dan prasarana lingkungan yang merupakan unsur yang paling menonjol dari pada unsur-unsur sarana dan prasarana kota lainnya. Bangunan-bangunan sesungguhnya merupakan unsur perkotaan yang paling jelas terlihat, dipandang dari satu kapanpun dan dari tempat manapun di kota. Sebagai konsekuensinya, maka potensi yang dimiliki cukup besar dalam menimbulkan permasalahan perkotaan jika dalam pengadaan dan pengembangan tidak diatur dengan benar.
Persoalan perkotaan yang dimaksud adalah selain dapat menimbulkan kesembrawutan wajah kota, maka pembangunan rumah-rumah tinggal berikut fasilitas rumah yang tidak memenuhi kriteria sehat, akan menimbulkan masalah-masalah sosial yang sulit untuk dipecahkan.
Perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok minimal selain sandang pangan yang harus dipenuhi oleh manusia. Dan ternyata untuk mencukupi kebutuhan ini bukanlah suatu kebutuhan yang mudah, terlebih lagi bagi penduduk kota. Di perkotaan, rumah menjadi sesuatu yang sangat mahal sebagai akibat dari tingginya harga tanah. Apalagi untuk memperoleh rumah yang layak untuk ditempati, hanya sebagian kecil warga kota yang dapat memilikinya. Tingkat modernitas suatu kota salah satunya diukur dari tingkat kualitas perumahan dan pemukiman yang ada di kota tersebut. Artinya bahwa semakin modern kota tersebut, akan tercermin dari semakin baik pula kualitas perumahan yang dimilikinya. Kualitas yang dimaksud harus berdimensi menyeluruh, yakni selain kualitas material konstruksi dari bangunan-bangunan yang ada, kelengkapan sarana dan prasarana sosial dan lingkungan, serta keterkaitan yang harmonis antara kawasan perumahan dengan kawasan-kawasan lainnya.
(31)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
II.3.1. Lokasi Daerah Perumahan
Untuk menetapkan lokasi perumahan yang baik perlu diperhatikan, hal-hal sebagai berikut :
1. Ditinjau dari segi teknispelaksanaannya
a. Mudah dicapai tanpa hambatan yang berarti
b. Tanahnya baik sehingga konstruksi bangunan yang ada dapat direncanakan c. Mudah mendapatkan air bersih, listrik, pembuangan air limbah dan lain-lain d. Mudah mendapatkan bahan-bahan bangunan
e. Mudah mendapatkan tenaha kerja
2. Ditinjau dari segi tata guna ialah :
a. Tidak merusak lingkungan yang telah ada
b. Sejauh mungkin dipertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air
3. Ditinjau dari segi kesehatan dan kemudahan :
a. Lokasi perumahan yang sebaiknya jauh dari lokai pabrik yang mendapatkan polusi
b. Lokasi perumahan sebaiknya tidak terlalu terganggu oleh kebisingan c. Lokasi perumahan mudah dicapai dari tempat kerja penghuni
4. Ditinjau dari segi politis dan ekonomis
a. Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekelilingnya b. Mudah pemasarannya karena lokasi disukai calon pembeli.
II. 3.2. Pengaturan Daerah Perumahan
Setelah lokasi perumahan ditentukan berdasarkan pilihan yang optimal, maka agar dalam jangka panjang perumahan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif
(32)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
padalingkungan dalam arti luas, perlu sekali site planning. Site planning ini penting sekali karena hal tersebut akan menentukan bentuk kota yang ada, dapat menciptakan kemudahan atau kesukaran bagi penghuni, selain itu dapat mempengaruhi tingkah laku dari para penghuni di lokasi perumahan tersebut. Untuk menghindari hal-hal negatif akibat suatu penyusunan site planning yang kurang baik, perlu diperhatikan hal-hal seperti jaringan-jaringan jalan dan lebarnya direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kemudahan yang cukup bagi para penghuninya kemudian susunan kapling direncanakan sedemikain rupa sehingga kelompok-kelompok kapling yang besar dan yang kecil dan teratur dalam komposisi yang baik serta disediakan tanah-tanah untuk fasilitas umum yang cukup misalnya penghijauan, tempat beribadat, sekolah, jaring-jaring saluran drainase, pembuangan air limbah dan sebagainya harus dapat diatur sedemikian rupa, sehingga lokasi perumahan yang ada dapat bebas dari genangan air atau banjir dan yang terakhir perencanaan suatu daerah pemukiman seyogyanya juga dapat memberikan kemudahan bagi para penduduk yang tinggal di sekitar daerah perumahan tersebut bahkan kalau mungkin dapat diciptakan suatu kesatuan yang baik.
II.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Pembangunan permukiman secara langsung menyangkut berbagai aspek kehidupan keluarga dan masyarakat serta menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota keluarga. Pembangunan permukiman baik pembangunan rumah baru maupun pemugaran permukiman di pedesaan dan di perkotaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat
(33)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
tinggal baik dalam jumlah maupun kualitasnya dalam lingkungan yang sehat serta kebutuhan akan kehidupan yang memberikan rasa aman, damai, tentram dan sejahtera.
Untuk menyukseskan pembangunan tersebut harus ada kerja sama antar instansi, agar tidak terjadi ketimpangan didalam pelaksanaan pembangunan permukiman. Dan diharapkan, bahwa kerja sama antar instansi itu sangat penting artinya khususnya didalam pembangunan permukiman karena jika sesuatu pembangunan tanpa adanya kerja sama akan membawa akibat terhambatnya pelaksana pembangunan disegala bidang.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan permukiman : a. Faktor kependudukan
Perkembangan penduduk yang cukup tinggi merupakan masalah yang dapat memberikan pengaruh yang sangat besar khususnya penduduk yang berada dan berdiam di pusat-pusat kota, sedangkan jumlah rumah yang tersedia yang memenuhi persyaratan sebagai rumah yang layak huni tidak dapat memenuhi perkembangan jumlah anggota keluarga yang membutuhkan rumah. Pertumbuhan penduduk terutama di kota-kota besar disebabkan adanya arus urbanisasi dari luar daerah perkotaan, baik sebagai pendatang menetap maupun sebagai pendatang tidak menetap seperti mereka pergi bekerja di kota dan sore hari pulang ke tempat asalnya.
b. Faktor pertanahan
Dengan adanya arus urbanisasi sebagai fenomena pada saat ini terutama di kota-kota yang sedang berkembang seperti Indonesia memberikan dampak yang akan mempengaruhi pembangunan perumahan dan pemukiman sehingga terjadi masalah penyediaan tanah untuk pembangunan tersebut khususnya di daerah perkotaan kalaupun adaharus dengan harga yang sangat tinggi. Akibatnya keterbatasan tanah-tanah di daerah perkotaan maka para developer atau para pengembang mengalihkan pembangunan perumahan dan pemukiman ke daerah pinggiran kota.
(34)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
c. Faktor Kelembagaan
Dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman faktor ini sangat berpengaruh karena adanya perangkat kelembagaan yang berfungsi akan dapat diambil suatu kebijaksanaan, pembinaan serta pelaksanaan dari pembangunan tersebut oleh perangkat pemerintah pusat serta pihak swasta yang semuanya merupakan suatu sistem yang terpadu sedangkan bagi pemerintah daerah memegang peranan penting dalam strategi pelaksnaana pembangunan khususnya perumahan dan pemukiman.
II. 3.4. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pengadaan Rumah di Indonesia
Kebijaksanaan pemerintah dalam pengadaan rumah untuk mengatasi masalah kekurangan perumahan di Indonesioa dilakukan melalui :
1. Pembangunan perumahan dan spemukiman yang dilakukan oleh Perum Perumnas 2. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan yang tergabung dalam
persatuan pengusaha Real Estate Indonesia (REI).
3. Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh perusahaan konstruksi swastayang dibiayai melalui Kredit Kepemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (KRR – BTN) 4. Pembangunan perumahan yang dilakukan melalui dana suatu lembaga yang
diperuntukkan bagi pegawainya
5. Pembangunan perumahan dan pemukiman transmigrasi yang dilakukan smelalui dana Departemen Transmigrasi
6. Pembangunan perumahan dana pemukiman bagi masyarakat terasing melalui dana Departemen Sosial
7. Pembangunan perumaha dan pemukiman pedesaan melalui koordinasi antara Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Departemen Dalam Negeri.
(35)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
8. Pembangunan Perumahan yang dilakukan oleh pengembangan lainnya
Secara umum maksud dan tujuan pembangunan perumahan dan pemukiman tersebut adalah untuk :
1. Memperbaiki keadaan perumahan dan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
2. Mengembangkan dan meningkatkan sarana, prasarana dan fasilitas lingkungan baik perkotaan maupun pedesaan.
3. Meningkatkan dan memanfaatkan kembali fungsi-fungsi perkotaan dengan lebih mengutamakan tata guna lahan.
Secara lebih khusus pengadaan sekaligus pengawasan terhadap perumahan dan pemukiman melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagaimana disebutkan diatas diatur menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang perumahan pemukiman tersebut dijelaskan bahwa penataan perumahan dan pemukiman bertujuan untuk :
1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagia salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
2. Mewujudkan perumahan dan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat aman serasi dan teratur.
3. Memberi arah dan pertumbuhan wilayah dan penyebaran penduduk yang rasional. 4. Menunjang pembangunan dibidang ekonomi, sosial, budaya dan bidang-bidang
lain.
Berdasarkan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap pengadaan perumahan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta harus benar-benar ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat.
(36)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
II. 3.5. Kebutuhan dan Ketersediaan Perumahan
Perkiraan kebutuhan perumahan pada periode mendatang merupakan turunan dari kajian mengenai perkembangan penduduk. Walaupun tingkat pertumbuhan penduduk diperkirakan akan turun sebesar 1,68 % selama jangka waktu 1996-2000 jumlah penduduk rumah rangga akan meningkat dua kali lipat dari tingkat pertumbuhan tersebut (3,49 %) yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan perumahan.
Tingkat kebutuhan penyediaan rumah adalah 2 % per tahun atau sejumlah 13000 unit per tahun sampai 2001. Jika proyeksi ini diteruskan sampai dengan 2010, maka dalam kurun waktu 2001-2010 minimal harus dapat disediakan rumah sebanyak 140100 unit, dan apabila kebutuhan tersebut sampai dengan 2001 terpenuhi maka untuk kurun waktu 2001-2010 tersebut jumlah rumah yang harus disediakan adalah sekitar 15000 unit pertahun. Dengan jumlah kebutuhan penyediaan tanah tersebut, maka dalam kurun waktu 15 tahun mendatang diperkirakan bahwa untuk pembangunan perumahan baru membutuhkan lahan yang luasnya minimal 7000 hektar. Tingkat penyediaan 2% per tahun sebenarnya merupakan angka estimasi cukup tinggi karena mengacu pada proyeksi jumlah rumah tangga. Sekitar 46 % dari angka estimasi tersebut merupakan jumlah kebutuhan rumah kosong yang dianggap mutlak untuk dipenuhi. Tabel 2.1. berikut ini menyediakan perkiraan jumlah rumah yang harus disediakan oleh pemerintah (perumnas) dan swasta (REI) sampai tahun 2010.
(37)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 2.1. Perkiraan Jumlah Rumah Yang Harus Disediakan oleh Perumnas dan REI pada Periode 1996-2010.
DEVELOPER JUMLAH UNIT RUMAH YANG HARUS
DISEDIAKAN
1996-2001 2001-2010
PERUMNAS REI
17000 14000
35000 29000
JUMLAH 31000 64000
Sumber : BPS Kota Medan2006
II. 3.6. Keterkaitan Kawasan Perumahan dengan Infrastruktur Perkotaan
Kawasan perumahan sebagai tempat hunian penduduk merupakan salah satu masalah pokok yang harus diperhatikan oleh pemerintah pusat dan para developer. Sebagai tempat tinggal penduduk, lokasi kawasan perumahan harus mudah dijangkau setiap tempat aktivitas perkotaan, seperti lokasi pekerjaan, kantor instansi pemerintah dan swasta, pasar, pendidikan dan lain-lain. Kecendrungan penduduk untuk memilih tempat bermukim sangat dipengaruhi oleh kemudahan untuk menjangkau lokasi. Akibat yang ditimbulkan oleh ketidak tetapan lokasi pemukiman dalam terlambatnya perkembangan kota baik dari segi fisik kota maupun dari segi ekonomisnya.
II.4. Tata Guna Tanah Kawasan Perumahan
Tata guna lahan adalah suatu cara untuk menghasilkan kegiatan yang menimbulkan perjalnan. Penggunaan-penggunaan tanah yang berlainan akan menghasilkan karakteristik perjalanan yang berlainan pula, misalnya tanah diperuntukkan
(38)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
untuk kawasan perumahan, kawasan perkantoran, pusat pertokoan dan lainnya diharapkan akan menghasilkan banyak perjalanan dari pada ruang terbuka.
II.4.1. Faktor Tata Guna Lahan
Kegiatan-kegiatan yang berlainan dapat menghasilkan karakteristik yang berlainan pula, misalnya satu hektar tanah kawasan perumahan yang dikembangkan pada kepadatan yang tinggi, kemudian sekali akan menghasilkan lebih banyak pergerakan orang dibandingkan dengan satu hektar tanah yang dikembangkan untuk keperluan rumah tinggal pada kepadatan rendah.
Meskipun luasan dari kawasan perumahan penduduk adalah luas, untuk keperluan perjalanan ini luasannya hanya menganggap tanah saja, karena antara 80-90 % dari semua perjalanan bermuladan berakhir di rumah, maka tata guna lahan kawasan perumahan adalah penting sekali.
Prinsip-prinsip penggunaan lahan adalah :
a. Pendekatan terhadap sistem ekologi kota Medan, yakni usaha untuk membentuk sistem hubungan fungsional antara manusia dan alam fisiknya untuk memperoleh kelestarian alam.
b. Penggunaan lahan secara optimal, yaitu pendayagunaan fungsi lahan untuk memperoleh nilai efisiensi dan efektifitas secara luas.
c. Pola keserasian, yakni keseimbangan di antara ruang-ruang kegiatan kota yang dibentuk
Beberapa jenis tata guna lahan terbesar secara meluas (perumahan) dan jenis lainnya mungkin kelompok (pusat pertokoan). Beberapa jenis tata guna lahan mungkin ada di situ atau dua lokasi saja dalam suatu kota seperti rumah sakit dan bandara. Dari sistem jaringan transportasi disuatu daerah mungkin lebih baik dibandingkan dengan
(39)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
daerah lainnya baik dari segi fisik kuantitas (kapasitas) maupun kualitas (frekuensi dan pelayanan). Contohnya pelayanan angkutan umum biasanya lebih baik di pusat perkotaan dan pada jalan utama dibandingkan dengan didaerah pinggiran kota.
Apabila tata guna lahan saling berkaitan dan hubungan transportasi antara lain lahan tersebut mempunyai kondisi yang baik, maka aksesbilitasi tinggi. Sebaliknya, jika aktifitas tersebut saling terpisah jauh dan hubungan transportasinya jelek, maka aksesbilitas rendah. Beberapa kombinasi diantaranya mempunyai aksesbilitasnya menengah.
Pada dasarnya kebijaksanaan tata ruang sangat erat kaitannya dengan kebijaksanaan transportasi. Ruang merupakan kegiatan yang ditempatkan di atas lahan kota, sedangkan transportasi merupakan sistem jaringan yang secara fisik menghubungkan satu ruang kegiatan dengan ruang kegiatan lainnya. Antara ruang kegiatan dan transportasi terjadi yang disebut siklus penggunaan ruang transportasi.
Akses transportasi kesuatu ruang kegiatan (persil lahan) diperbaiki, ruang kegiatan tersebut akan menjadi lebih menarik, dan biasanya menjadi lebih berkembang ruang kegiatan tersebut, meningkat pula kegiatan akan transportasi. Peningkatan ini kemudian menimbulkan kelebihan beban pada transportasi dan siklus akan terulang kembali bila aksebilitas diperbaiki.
Peruntukkan lahan tertentu bandara, lokasinya tidak sembarangan dan biasanya terletak jauh diluar kota karena ada batasan dari segi keamanan, pengembangan wilayah, dan lain-lain. Dikatakan aksesbilitas ke bandara tersebut akan selalu rendah karena letaknya yang jauh di luar kota. Meskipun letaknya jauh, aksesbilitas ke bandara dapat ditingkatkan dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi sehingga waktu tempuhnya lebih pendek.
(40)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Berdasarkan penjelasan diatas, struktur kota yang terbesar memanjang dari pusat ke pinggiran atau acak secara meluas kesegala penjuru kota menyebabkan tidak memadainya perkembangan prasarana jalan dan angkutan umum untuk melayani masyarakat.
Persoalan menjadi lebih rumit karena disebabkan oleh hal yang terurai diatas, juga oleh terbatasnya lahan di pusat kegiatan perkotaan sehingga pelebaran dan penambahan ruas jalan baru sulit dilakukan.
II. 4.2. Konsep Struktur Tata Guna Lahan
Konsep struktur tata ruang Kota Medan sesuai dengan pola kegiatan fasilitas dan penggunaan lahan serta konsep struktur wilayah fungsional dimasa pendatang diarahkan pada :
1. Konsep struktur tata guna lahan tradisional, menyediakan lahan bagi kegiatan yang berorientasi kepada :
a. Kegiatan ekstratip (pertanian/perkebunan) b. Kegiatan industri dan kawasan khusus c. Kegiatan perhubunga, jasa dan pariwisata
d. Kegiatan pelayanan sosial, bangunan umum, dan pemerintah e. Kegiatan perumahan atau pemukiman
2. Penyediaan lahan bagi kegiatan yang untuk sementara belum ditentukan, sehingga seolah merupakan keghiatan campuran.
Semakin besarnya kegiatan di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah Kota Medan dan sekitarnya yang cenderung membentuk kota metropolitan langsung mempengaruhi perkembangan wilayah pinggiran Kota Medan yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor.
(41)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
II. 4.3. Kawasan Perumahan Tertata untuk Real Estate
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan balai pustaka tahun 1986, kawasan adalah daerah dan perumahan adalah kumpulan beberapa buah rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal.
Dari deskripsi arti umum tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kawasan perumahan tertata adalah daerah yang diperuntukkan sebagai tempat pembangunan rumah-rumah secara terpadu yang sesuai dengan tata guna tanah dan dikelola oleh suatu badan, dalam hal ini disebut dengan pengembang (Developer). Dikawasan tersebut di tata letal rumah dan sarana-sarana pendukungnya seperti olahraga, rekreasi, pasar dan jeringan jalan.
Menurut penjelasan Departemen Dalam Negeri bahwa Real Estate diindektikkan dengan perusahaan pembangunan perumahan. Perusahaan pembangunan adalah statu preusan yang berusaha dalam bidang pembangunan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar diatas suatu areal tanah yang merupakan suatu kesatuan pemukiman, dilengkapi prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas social yang diperlukan oleh masyarakat yang menghuninya.
Defenisi dari lingkungan perumahan baru adalah kompleks perumahan yang didirikan oleh preusan-perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan perumahan. Pada umumnya kondisi perumahannya sudah baik dengan penyediaan utilitas yang lengkap, beberapa tahun ini pembangunan perumahan terlihat berlangsung pesat, baik yang dilakukan pemerintah maupun pihak swasta.
(42)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
II. 4.3.1. Permasalahan Perumahan Tertata Di Indonesia
Permasalahan rumah tertata di Indonesia dapat dilihat dari kondisi perumahan baik dikota maupun di desa masih banyakyang Belem memenuhi persyaratan baik teknis maupun kesehatan. Hal ini disebabkan karena tingkat pendapatan, pengetahuan dan pendidikan dari sebagian besar masyarakat Indonesia yang relatif masih rendah. Akibatnya daya tangkap dan pengertiannya terhadap fungsi rumah dan lingkungan masih kurang.
Pada dasarnya pembangunan perumahan menyangkut berbagai bidang sidang lintas sektor antara lain kependudukan, teknologi, pembiayaan, pertanahan, kelembagaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan program pembangunan di lapangan dapat saja ditemukan aspek lain, titik berat kepentingan yang berada sehingga kadang-kadang menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannsya. Dalam kaitan itu ada beberapa permasalahan yang sering dijumpai dalam bidang perumahan, antara lain :
1. Pertumbuhan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih sangat tinggi, merupakan masalah pokok dalam pembangunan perumahan. Masalah ini mengakibatkan kebutuhan akan rumah selalu meningkat.
Disamping masalah pertambahan penduduk, juga ditentukan pada masalah kualitas rumah dan lingkungan yang tidak memadai dan memerlukan perbaikan. Dalam hal ini perlu pula diperhatikan masalah pendapatan sebagian besar masyarakat yang masih belum memadai atau masih berada dibawah standard yang berlaku.
2. Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi, industri konstruksi dan bahan bangunan belum sepenuhnya menunjang pembangunan secara besar-besaran. Industri bahan bangunan lokal belum berkembang dengan baik, sehingga belum dapat menyediakan bahan
(43)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
bangunan lokal yang murah, tepat waktu (cepat) dalam jumlah besar dengan standard mutu yang bisa dipertanggungjawabkan.
3. Pembiayaan
Kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana untuk pembangunan perumahan yang sangat terbatas, apabila pada situasi sekarang maka perlu adanya sistem pembiayaan yang menyeluruh dan terpadu untuk mendorong terhimpunnya modal dari masyarakat bagi pembiayaan pembangunan perumahan dan pemukiman.
4. Pengadaan tanah
Pengadaan tanah untuk pembangunan perumahan sederhana di kota-kota khususnya kota besar merupakan suatu masalah pelik. Tanah yang luas dan tepat lokasi serta tepat topografinya sudah langka, kalaupun ada harganya sudah cukup tinggi sehingga sudah tidak layak lagi untuk perumahan sederhana. Di samping itu, prosedur pembebasan tanah dirasakan memakan waktu yang lama dan rangkaian proses terlalu panjang. Adanya campur tangan para sekulan tanah yang dirasa sangat menghambat menambah rumitnya permasalahan proses pembebasan tanah.
5. Landasan hukum
Peraturan perundang-undangan khususnya masalah pertanahan yang sampai sekarang masih menjadi polemik di beberapa daerah. Menurut undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, pertanahan menjadi urusan daerah tetapi tenaga keluarnya KEPRES No. 10 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Bidang Pertanahan, masalah pertanahan ditangani kembali oleh Pemerintah Pusat. Untuk itu, ada beberapa daerah menjadi bingung dalam menentukan kebijaksanaan untuk masalah ini.
(44)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Kelembagaan di bidang perumahan yang menyangkut pembuataan dan pembangunan di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, masih perlu ditingkatkan dan dilengkapi. Dalam hal ini peranan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat perlu ditingkatkan agar penyebaran pembangunan perumahan dapat lebih merata dan terkendali.
7. Pusat tata dan informal
Pelayanan dari pusat tata dan informasi yang dapat memberikan masukan yang menyangkut bidang perumahan antara lain jumlah rumah dan kekurangannya, kependudukan, pertanahan, tingkat pendapatan masyarakat dan keterjangkauan, tersedianya bvahan bangunan, dan lain-lainnya masih sangat terbatas dan belum akurat. Data ini informasi ini penting, khususnya dalam meningkatkan keterjangkauannya, mempertinggi mutu fisik bangunan rumah, memanfaatkan bahan bangunan dan industri konstruksi lokal serta meningkatkan partisipasi serta swadaya masyarakat.
8. Penyerahan lingkungan perumahan kepada pemerintah daerah
Lingkungan perumahan yang sudah dibangun baik oleh perusahaan pengembangan (developer), beserta fasilitas dan sarana pelayanannya, selanjutnya diserahkan pengelolahannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Dalam proses penyerahan ini perlu diperhatikan standard dan fasilitas lingkungan, khususnya kualitas jalan, saluran air dan teknik serta biaya pemeliharaan dari Pemerintah Daerah setempat dalam pengelolahan selanjutnya.
(45)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
9. Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan perumahan
Kebersihan lingkungan perumahan merupakan suatu syarat bagi terciptanya rumah sehat dalam lingkungan yang sehat. Kebersihan lingkungan perumahan pada umumnya kurang mendapat perhatian. Seperti halaman rumah, taman, selokan dan sampah yang merupakan unsur penting bagi suatu tata kehidupan yang sehat. Oleh karena itu, kesadaran dan partisipasi dari masyarakat untuk ikut memelihara lingkungan yang masihdigalakkan. Peranan Pemerintah Daerah melalui aparaturnya sangat penting dalam memberi dorongan dan bimbingan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, permasalahan perumahan dan permukiman di Indonesia merupakan permasalahan yang lintas sektor dan melibatkan semua pihak baik unsur pemerintah, swasta (dunia usaha) dan masyarakat, untuk itu penanganannya terus terintegrasi dan terpadunya dari beberapa instansi.
II. 4.3.2. Kebijaksanaan Dalam Pengembangan Daerah Perkotaan
Dewasa ini telah diambil serangkaian kebijaksanaan dalam pengembangan daerah perkotaan sebagai wilayah pemukiman antara lain :
1. Perbaikan lingkungan fisik wilayah pemukimannya, baik untuk tempat tinggal, tempat usaha dan bekerja, tempat pendidikan dan lain-lain
2. Perluasan jaringan wilayah permukiman dengan jalan mendorong pertumbuhan permukiman di kota
3. Perluasan kawasan industri ke pinggiran kota-kota besar 4. Perbaikan pelayanan umum secara bertahan
(46)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Berkembangnya proyek perumahan di Indonesia yang dimulai pada tahun 1980-an, antara lain dipicu oleh pemberian izin lokasi bebas, sehingga para pengembang berlomba-lomba membebaskan tanah secara besar-besaran.apalagi pemerintah memberikan kemudahan atau kelonggaran dalam pemberian izin lokasi kepada pengembang, dan sering kali dalam pemberian izin ini kurang memperhatikan konsep pengembangan dan kemampuan keuangan pengembangan dalam melaksanakan rencana proyek perumahan tersebut. Sehingga akhirnya dalam pelaksnaaan terdapat beberapa pengembangan yang melakukan pengusaan tanah dalam skala luas tanpa memiliki perencanaan yang jelas bahkan ada juga semata-mata bermotif spekulasi. Pembebasan lahan secara besar-besaran untuk proyek perumahan pada tahun 1990-an mengakibatkan terjadinya peningkatan stok lahan yang belum dapat dipergunakan (lahan tidur) disuatu daerah. Keadaan tersebut juga dipicu juga oleh pemberian izin lokasi yang mudah diperoleh dari Badsan Pertanahan Nasional dan terjadinya praktek kolusi pada waktu lalu tanpa memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) lingkungan dan efisiensi penggunaan lahan.
Pembebasan lahan oleh pengembang yang belum optimal, berpeluang munculkan lahan tidur. Kondisi ini juga memberikan peluang terjadinya spekulan tanah yang biasanya juga memanfaatkan pertumbuhan industri perumahan.
Diberlakukan otonomi daerah, banyak sekali perubahan-perubahan yang sangat mendasar tentang Real Estate dalam menunjang pembangunan daerah. Hal ini disebabkan karena sistem ekonomi yang berdasarkan perencanaan terpusat telah bergeser ke daerah berdasarkan kelembagaan dan mekanisme pasar. Perubahan ini mengakibatkan peranan Real Estate sangat menentukan keberhasilan kegiatan pembangunan perumahan di suatu daerah.
(47)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Pelaku pembangunan perumahan dan pemukiman telah menunjukkan kontribusi yang tidak sedikit dalam pengadaan rumah bagi masyarakat sekitar selama 25 tahun terakhir ini. Dari berbagai proyek yang telah dibangun oleh para pengembang, telah terciptanya berbagai lingkungan perumahan dan pemukiman yang memenuhi kebutuhan warga kota. Skalanya mulai dari skalakecil, menengah sampai pada skala besar dengan membangun apa yang kita sebut dengan Kota Mandiri. Pengembangan tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga, tapi lebih dari itu menunjang kearah berhasilnya pembangunan perumahan tidak hanya dilihat dari sisi kebutuhan papan semata, melainkan juga dilihat d hanya dari sisi pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Menyediakan rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah, memang bukan persoalan mudah. Untuk itu, pengusaha-pengusahan pembangunan perumahan swasta yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) merupakan mitra penting pemerintah dalam pengadaan rumah bagi masyarakat.
Pembangunan perumahan dengan harga terjangkau oleh masyarakat merupakan program yang dapat dilaksanakan secara terpadu antara berbagai tipe rumah untuk berbagai kelompok pendapatan dalam suatu kawasan hunian dalam rangka menumbuhkan kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial.
Dalam pembangunan perumahan sedernana, Real Estate juga menyedaikan beberapa fasilitas di lingkungan perumahan yang dibangunnya. Lingkungan ini juga dilengkapi dengan prasarana umum, fasilitas-fasilitas sosial lainnya. Dengan demikian, pengembangan perumahan ini perlu didukung perencanaan kota yang efektif, penyediaanb tanah dan program prasarana perkotaan yang terpadu. Sebab, para pengembang swasta sebenarnya tidak hanya membangun unit-unit rumah, tetapi juiga mencipatakan lingkungan yang sehat dalam rangka pembangunan kota berkesinambunga.
(48)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam situasi dan kondisi perekonomian nasional sekarang, pemerintah akan sangat sulit dalam melaksanakan pembangunan khususnya dalam penyediaan rumah atau permukiman bagi masyarakat. Untuk itu, peran pengembang (developer) sangat diharapkan pro-aktif dalam melaksanakan pembangunan ataupun penyediaan perumahan dan permukiman tersebut.
Peran yang diharapkan Real Estate khususnya para pengembang antara lain : 1. Menyediakan perumahan yang harganya dapat dijangkauan oleh semua lapisan
masyarakat atau golongan, terutama masyarakat golongan menengah kebawah, 2. Menciptakan lapangan kerja baik masyarakat sekitar lokasi proyek maupun luar
lokasi proyek perumahan, sehingga diharapkan dapat membantu program pemeirntah dalam mengurangi pembangunan.
3. Ikut memperdayakan masyarakat sekitar lokasi proyek perumahan dengan kegiatan ekonomi yang saling mendukung (integrated)
4. Meningkatkan kualitas dan kualitas produksi pada sektor industri kecil, seperti penyediaan bahan-bahan material lokal seperti batu bata, genteng, pasir dan lain-lainnya yang padagilirannya dapat meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat
5. Ikut berperan aktif dalam meningkatkan sumber daya manusia dan kelembagaan yang ada pada sekitar proyek.
6. Meningkatkan pendapatan daerah melalui peningkatan retribusi dan pajak 7. Meningkatkan kualitas lingkungan di lokasi protek dan sekitar lokasi proyek
perumahan dan pemukiman dengan penataan ruang yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(49)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
8. Meningkatkan sarana dan prasarana seperti tersedianya infrastruktur (jalansaluran, jaringan listrik, air bersih, telepon dan fasilitas sosial maupun fasilitas umum yang lain) yang berada di lokais sekitar proyek.
9. Meningkatkan nilai atau harga tanah yang berarti meningkatkan pajak atau retribusi daerah yang pada akhirnya akan meningkatskan pendapatan daerah. 10.Menciptakan pusat-pusat yang pertumbuhan ekonomi baru seperti pusat
perdagangan perkantoran, pariwisata dan pemerintahan.
Untuk itu, peranan Real Estate dalam menunjang pemsbangunan khususnya penyediaan rumah baik untuk golongan rendah maupun menengah dan golongan atas sangat besar karena dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak, seperti penyediaan lapangan kerja, perbaikan penyediaan lapangan kerja, perbaikan lingkungan peningakatan ekonomo masyarakat sekitar, penyediaan sarana dan prasarana serta masih banyak lagi.
II. 4.3.4. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Perkembangan Real Estate di Indonesia Permasalahan yang timbul dalam pengadaan industri perumahan melihat peran Real Estase dalam ikut berkiprah pada pembangunan nasional, maka kebijaksanaan pemerintah untuk penembangan Real Estate di Indonesia antara lain :
1. Penegakan hukum yang dijalankan secara konsisten
Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan RUTR dan tata guna lahan yang telah ditetapkan pemerintah daerah setempat.
2. Pemberdayaan masyarakat
Peran serta masyarakat setempat mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi konflik antar masyarakat lokasl dan pendatang.
(50)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
3. Deragulasi Perizinan
Penyederhanaan dalam segala bentuk perizinan dalam rangka mencapai efesiensi dan efektifitas kinerja di bidang pelayanan publik.
4. Keterpaduan
Meningkatkan kepentingan orang banyak dengan memanfaatkan seluruh potensi dana dan daya dengan ditunjang oleh dorongan dan bimbingan pemerintah.
5. Partisipasi masyarakat
Pemerintah mengharapkan penyediaan tenaga kerja, peningkatan ekonomi masyarakat dan pemeliharaan lingkungan,
6. Sistem pembangunan
Untuk memperlancar pembnangunan dan mengejar sasaran yang belum terjangkau perlu ditingkatkan lembaga pembiayaan serta meningkatkan produksi dan distribusi bahan bangunan yang murah dan memenuhi suarat teknis.
7. Pertumbuhan ekonomi
Dampak dari pembangunan perumahan akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah melakui pemerataan, perluasan, kesempatan kerja dan berusaha.
8. Peran swasta
Peran swasta (pengembang) dalam penyediaan rumah diharapkan jangan hanya dalam hal pembangusnan fisik perumahan dan pemukiman yang terencana baik, tetapi ikut serta dalam pengarahan dana masyarakat untuk pembangunan dan pemukiman.
Oleh karena itu kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam penyediaan perumahan yang diharapkan oleh kalangan pengembang adalah adanya kepastian hukum dan tidak memberatkan kalangan terkait serta untuk peningkatan pelayanan umum
(51)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH STUDI
III.1. Gambaran Umum Kota Medan
Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara, yang merupakan juga ibukota dari provinsi Sumatera Utara dan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara.. Kota Medan memiliki luas daerah sekitar 265,10 km2, dengan jumlah penduduk 2.036.185 jiwa.
Kota Medan terletak antara 2º 27’ dan 2º 47’ lintang utara, serta 98º 35’ dan 98º 44’ bujur timur dengan batas-batas sebagai berikut :
• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
III.1.1. Topografi
Topografi Kota Medan bervariasi antara 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura da sungai Deli.
Kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 83 %. Dan kecepatanangin rata-rata 0,45 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 111,26 mm. Berdasarkan data BPS Kota Medan dalam angka tahun 2006 hari hujan di Kota Medan pada tahun 2005 rata-rata perbulan 17 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 173,5 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 184,33 mm.
(52)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009 III.1.2 Sosial Budaya
Laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan semakin meningkat , pada tahun 2005 diproyeksikan penduduk Kota Medan 2.036.185 jiwa, dibanding hasil sensus penduduk 2000, terjadi pertambahan penduduk sebesar 89.329 jiwa (1,61%). Dengan luas wilayah 265,10 km2 kepadatan penduduk mencapai 7.681 jiwa/km2 .
Pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia telah terselenggara secara merata dan sudah dapat dikatakan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Usia sekolah menurut kelompok umur 6-12 tahun yang telah berpartisipasi atau yang bersekolah telah mencapai 99,61% pada tahun 2005, dan menurut kelompok umur 13-15 tahun yang telah berpartisipasi atau yang bersekolah telah mencapai 99,99% pada tahun 2005.
Kota Medan terdiri dari beranekaragam suku, agama yang membuat banyaknya kebudayaan yang masuk ke Kota Medan, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan dimana terdapat beberapa kelurahan di setiap kecamatan. Berikut tabel Kecamatan beserta luas wilayahnya :
Table 3.1. Luas Wilayah Kota Medan Menuru Kecamatan.
(1)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Lokasi/ jawaban Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor
Sangat baik 27 (30 %) 18 (20 %)
Baik 23 (26 %) 57 (62 %)
Kurang tertata dengan baik 21 (24 %) 6 (7 %)
Tidak ada 18 (20 %) 10 (11 %)
Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.10 Kelengkapan Fasilitas Pelayanan Umum
Lokasi/ jawaban Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor
Baik 50 (56 %) 54 (59 %)
Biasa saja 28 (31 %) 30 (33 %)
Ada tapi kurang memadai 11 (13%) 7 (8 %)
Tidak ada 0 (0 %) 0 (0 %)
Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.11 Drainase di kawasan perumahan
Lokasi/ jawaban Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor
Ada dan terawat 75 (84 %) 82 (90 %)
Ada tetapi tidak terawat 14 (16 %) 9 (10 %)
Tidak ada 0 (0 %) 0 (0 %)
Lain – lain, sebutkan 0 (0 %) 0 (0 %)
Sumber : Tabulasi Data
Sebelum tinggal di tempat sekarang penduduk yang tinggal di kecamatan Medan Marelan 55 % mereka tinggal di dalam kota Medan dengan lain kecamatan, ini juga
(2)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
terjadi pada kecamatan Medan Johor 51 % dahulunya tinggal di dalam kota medan dengan lain kecamatan. Mungkin ini diperkirakan karena tempat tinggal sekarang pada kecamatan Medan Marelan 60 % dalam keadaan baik begitu juga yang terjadi pada kecamatan Medan Johor 79 % didukung oleh alas an mereka yang menepati tempat tinggal sekarang lebih baik karena lingkungan yang nyaman dan memiliki fasilitas yang dibutuhkan.
Tabel 5.12 Tabulasi Pemilihan Tempat Tinggal Sekarang
Tempat tinggal terdahulu Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor
Kota Medan lain kecamatan 55 % 51 %)
Keadaan tempat tinggal sekarang
Baik 60 % 79 %
Sumber : Tabulasi Data
Tabel 5.13 Asal Tempat Tinggal Sebelum di Lokasi Perumahan
Lokasi/ jawaban Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor Sekitar tempat tinggal sekarang 11 (12 %) 7 (8 %)
Di luar kota Medan 25 (28 %) 16 (18 %)
Di dalam kota Medan lain kecamatan 49 (55 %) 47 (51 %)
Di provinsi lain 4 (5 %) 21 (23 %)
(3)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 5.14 Tempat Tinggal Sekarang Lebih Baik Dari Sebelumnya
Lokasi/ jawaban Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor
Sangat baik 28 (31 %) 10(11 %)
Baik 53 (60%) 72 (79 %)
Kurang Baik 0 (0 %) 5 (6 %)
Sama saj 8 (9 %) 4 (4 %)
Sumber : Tabulasi Data
Dalam suatu kawasan perumahan tentu ada faktor yang kurang memenuhi dari kelengkapan tempat tinggal sebagaimana di lingkungan perumahan pada kecamatan Medan Marelan 36 % kekurangan diperkirakan jauhnya ke tempat bekerja dan belanja dan 12 % dikarenakan sering terjadi banjir, sedangkan untuyk kecamatan Medan Johor 46 % kekurangan diperkirakan jauhnya ke sarana transportasi. Tapi mungkin juga ada alasan lain yang kurang mendukung, contohnya untuk kecamatan Medan Marelan yang di beberapa perumahan kadang – kadang terjadi banjir menurut pengamatan ada drainase yang kurang dibuat dengan baik.
Tabel 5.15 Faktor Kekurangan Dari Kawasan Perumahan
Lokasi / jawaban Kec. Medan Marelan Kec. Medan Johor
Jauh ke tempat bekerja 32 (36 %) 23 (25%)
Jauhnya ke sarana transportasi 28 (32 %) 42 (46 %) Belum ada taman lingkungan yang
sesuai standart
(4)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
Sering terjadi banjir 11 (12 %) 0 (0%)
Sumber : Tabulasi Data
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecamatan Medan Marelan terdapat 5 kelurahan yang terdiri dari 11 perumahan tertata dengan jumlah penghuni pada perumahan 1243 kepala keluarga, dan kecamatan Medan Johor terdapat 6 kelurahan dan terdiri dari 12 perumahan tertata dengan jumlah penghuni peumahan 1664 kepala keluarga..
2. Status kepemilikan rumah pada perumahan yang terletak di kecamatan Medan Johor lebih banyak milik sendiri dibandingkan dengan Medan marelan, dikarenakan para penghuni perumahan di Medan Johor mempunyai hasil pendapatan yang lebih besar dan mata pencahariannya hampir rata- rata pegawai swasta.
3. Kondisi perumahan di kecamatan Medan Johor lebih baik dan lebih mahal daripada dengan perumahan di Medan Marelan, dengan demikian perumahan Medan Johor penduduk didominasi kalangan menengah keatas.
4. Lokasi perumahan yang berada di sebelah utara Kota Medan merupakan kawasan yang diminati oleh penduduk untuk dijadikan tempat tinggal yang secara fisik adalah wilayah pengembangan Kota Medan dan faktor haraga rumah yang relatife lebih murah.
(5)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
5. Faktor kekurangan dari penghuni perumahan tertata adalah jauhnya ke sarana transportasi, hal ini dirasakan penghuni di area perumahan yang sangat luas. Sedangkan di penghuni di bagian Utara jauhnya akses menuju ke pusat kota untuk menikmati hiburan dan pusat perbelanjaan.
6. Bagian Utara Kota Medan masih cukup luas wilayah yang belum termanfaatkan, sehingga pembangunan perumahan akan terus berlanjut pada kawasan ini, sedangkan bagian selatan merupakan daerah konsentrasi sehingga perkembangan pembangunan akan dibatasi seminimal mungkin
VI.2 Saran
Saran – saran yang dianggap perlu dari hasil penelitian ini adalah :
1. Pembangunan perumahan harus disertai pembangunan fasilitas perkotaan yang mamadai dan dipadukan dengan fasilitas perkotaan yang ada di wilayah Metropolitan sehingga perumahan yang di bangun tersebut diminati oleh penduduk.
2. Diharapkan bagi pembuat kebijaksanaan, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan perumahan tertata di Kota Medan.
(6)
Muhammad Ramadhan : Karakteristik Penghuni Perumahan Tertata Di Sebelah Utara Dan Selatan Kota Medan “(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan dan Medan Johor)”, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, Medan, 2006.
Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Kecamatan Medan Johor Dalam Angka, Medan, 2006.
Yunus, Hadi Sabari, Struktur Tata Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005.
Sastra M, Suparno & Endy Marlina, Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Tarigan, Robinson, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Penerbit Bumi Aksara, Medan, 2005.
Sinulingga, Budi, Pembangunan Kota Tinjauan Regional Dan Lokal, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999.
Cochran, W.G, Teknik Penarikan Sampel, Penerbit Universitas Indonesia , Jakarta, 1991. Tika, M., P., Metode Penelitian Geografi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,