Distribusi Senyawa Polyisoprenoid Pada Organ Generatif Tiga Jenis Mangrove Ikutan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang mempunyai panjang garis
pantai ± 81.000 km. Di kawasan pantai tersebut terdapat berbagai tipe vegetasi,
diantaranya adalah hutan mangrove (Sukardjo, 1984). Mangrove Indonesia
merupakan mangrove terluas di dunia dan juga memiliki keragaman hayati yang
terbesar serta strukturnya paling bervariasi (Noor dkk, 2006). Hutan mangrove
luas di zona pasang surut dari daerah tropis dan subtropis, dan dikenal sebagai
sumber produk alami dengan bioaktivitas yang unik. Indonesia merupakan salah
satu negara mangrove besar dunia, mencakup lebih dari 300.000 kilometer
persegi, yang merupakan 22,6% dari total global mangrove yang ada (Giri et al,
2011).
Kata mangrove merupakan perpaduan antara bahasa Portugis mangue dan
bahasa Inggris grove, sedangkan bahasa spanyol menggunakan kata manglar
(MacNae, 1968). Mangrove merupakan ekosistem khas pesisir yang dipengaruhi
oleh pasang surut (Sukardjo, 1984). Mangrove hidup pada antarmuka antara darat
dan laut di lintang subtropis dan tropis. Tanaman berkayu ini berkembang sebagai
hutan dan pertumbuhan terbaik di mana energi gelombang rendah dan
memungkinkan penampungan pengendapan sedimen halus dan pembentukan
selanjutnya dari propagul mangrove (Alongi, 2009).

Tumbuhan mangrove telah lama dikenal sebagai sumber senyawa
fitokimia atau senyawa aktif biologis (Bandaranayake, 2002). Tanaman
memproduksi berbagai macam metabolit sekunder yang berguna dalam
interaksinya dengan lingkungan, berbagai tekanan lingkungan serta dalam

Universitas Sumatera Utara

pengembangan ketahanan terhadap serangan dari luar. Selain itu, cekaman biotik
dan abiotik meningkatkan produksi metabolit sekunder (Sudha dan Ravishankar,
2002). Metabolit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh tumbuhan,
mikroba atau hewan melewati proses biosintesis yang digunakan untuk
menunjang kehidupan namun tidak vital sebagaimana gula, asam amino, dan asam
lemak. Metabolit ini memiliki fungsi farmakologi (obat-obatan) (Saifudin, 2012).
Salah satu metabolit sekunder yang melimpah pada tumbuhan mangrove
adalah senyawa polyisoprenoid alcohol. Polyisoprenoid alkohol adalah linear unit
polimer lima rantai karbon yang terdapat di hampir semua sel hidup. Rantai
panjang polyisoprenoid telah terjadi di berbagai jaringan tanaman (Swierzewski
dan Danikiewicz, 2005). Polyisoprenoid alkohol (dolichol dan polyprenol)
ditemukan di semua organisme hidup, dari bakteri hingga ke mamalia/hewan
(Surmacz, 2011). Polyisoprenoid ditemukan dalam sel-sel dan jaringan dalam

berbagai bentuk yang berbeda. Polyisoprenoid hadir dalam dunia tanaman dengan
panjang rantai yang berbeda-beda, diantaranya adalah peningkatan umur (penuaan
jaringan) (Swiezewska et al, 2005), cekaman salinitas (Oku et al, 2003),
perbedaan jaringan (Tateyama et al, 1999; Surmacz dan Swiezewska, 2011) dan
cahaya (Swiezewska et al, 2005; Basyuni et al, 2012). Polyisoprenoid hadir
sebagai alkohol bebas atau diesterifikasi dengan asetat atau asam lemak (Krag,
1998).
Tujuan Penelitian

1. Mengetahui panjang rantai senyawa-senyawa polyisoprenoid pada organ
generatif, yaitu bunga dan buah tiga jenis mangrove ikutan H. tiliaceus, M.
candidum, dan R. communis.

Universitas Sumatera Utara

2. Mengetahui distribusi senyawa-senyawa polyisoprenoid pada organ generatif,
yaitu bunga dan buah tiga jenis mangrove ikutan H. tiliaceus, M. candidum,
dan R. communis.
Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan informasi

bagi para pembaca, akademika, peneliti, masyarakat umum dan pihak-pihak yang
membutuhkan terkait senyawa metabolit sekunder polyisoprenoid (dolichol dan
polyprenol) yang terdapat melimpah pada tumbuhan mangrove dimana dalam
penelitian ini adalah mangrove ikutan dan berpotensi memiliki banyak manfaat di
dalam kehidupan.

Universitas Sumatera Utara