Deteksi Komposisi Senyawa Polyisoprenoid Pada Organ Vegetatif Tiga Jenis Mangrove Ikutan

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri atas 17.504 buah pulau
dengan panjang pantai sekitar 95.181 km dengan kondisi biofisik lingkungan dan
iklim yang beragam. Berdasarkan informasi terakhir, luas lahan yang bervegetasi
mangrove di Indonesia dilaporkan sekitar 3,2 juta ha dan luas kawasan mangrove
(termasuk lahan yang berpotensi ditanami mangrove) diduga sekitar 7,7 juta ha
(Kusmana, 2011). Namun, berdasarkan penelitian Giri et al. (2011), Indonesia
memiliki hutan mangrove terluas di dunia yakni sekitar 22.6% (3,1 juta ha) dari
luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau besar mulai dari
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai Papua.
Di Indonesia mangrove tumbuh pada berbagai substrat seperti lumpur,
pasir, terumbu karang dan kadang-kadang pada batuan, namun

paling baik

tumbuh di pantai berlumpur yang terlindung dari gelombang dan mendapat
masukan air sungai. Tumbuhan mangrove di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
dapat mencapai tinggi 50 m dengan diameter 50 cm, meski umumnya hanya
setinggi 25 m dengan diameter 18 cm (Setyawan et al. 2003).

Tumbuhan mangrove juga menghasilkan berbagai metabolit sekunder,
yang berguna dalam interaksinya dengan lingkungan, sebagai cekaman
lingkungan serta pengembangan ketahanan terhadap respon dari luar. Dalam
dunia tumbuhan, metabolit sekunder merupakan sumber daya yang luas dari
molekul

kompleks

yang

dapat

dimanfaatkan

untuk

farmakologi

(Oksman-Caldentey & Inze, 2004). Jenis pohon mangrove merupakan tanaman
obat yang potensial, yang dapat menambah manfaat lain dari tumbuhan mangrove.


Universitas Sumatera Utara

Penelitian sebelumnya dari ekstrak daun Ginkgo biloba (Tao et al. 2013)
melaporkan adanya beberapa aktivitas biologis seperti anti-bakteri dan anti-jamur
penyakit tanaman dan hewan dari senyawa polysioprenoid. Dolichol menunjukkan
aktivitas anti-oksidan dan melindungi membran sel dari peroksidasi (Surmacz &
Swiezewska 2011).
Banyak penelitian telah melaporkan bahwa beberapa jenis mangrove
mayor menjanjikan pemanfaatan lain dari tumbuhan mangrove. Basyuni et al.
(2012; 2013) menyatakan bahwa saat ini triterprenoid dan fitosterol yang banyak
terkandung dalam mangrove sebagai sumber potensial untuk berkontribusi pada
bidang kesehatan dan senyawa agrokimia. Namun, belum banyak yang
melaporkan tentang hasil temuan analisis yang sama pada jenis tumbuhan
mangrove ikutan. Sejauh ini penelitian tentang rantai panjang polyisoprenoid
lebih difokuskan pada bakteria, mamalia, hewan, dan sel kultur, namun sedikit
pada tanaman, terlebih dari tanaman tropik dan sub tropik (Swiezewska &
Danikiewicz, 2005; Skorupinska-Tudek et al. 2008).
Oleh karena itu perlu dilakukan analisisi secara rinci dari analisis
polyisoprenoid dari mangrove ikutan di Sumatera Utara sehingga diharapkan

mampu memberikan lebih banyak pengetahuan tentang pentingnya pemanfaatan
mengrove sebagai sumber baru dibidang kesehatan dan senyawa aktif secara
biologi. Dengan demikian pengamatan ini mendorong kami untuk menganilisis
komposisi dan distribusi polyisoprenoid dari daun dan akar pada
mangrove

ikutan

(Euphorbiaceae),

Sumatera
Melastoma

Utara,

yakni

candidum

D.


Ricinnus
Don

3 jenis

communis

(Melastomaceae),

Linn
dan

Barringtonia asiatica L (Lecythidaceae).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.


Mengidentifikasi senyawa polyisoprenoid yang terkandung pada tiap organ
vegetatif daun dan akar Ricinnus communis Linn, Melastoma candidum D.
Don, dan Baringtonia asiatica L.

2.

Menganalisis kuantifikasi polyisoprenoid dari setiap organ vegetatif daun
dan akar Ricinnus communis Linn, Melastoma candidum D. Don, dan
Baringtonia asiatica L.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk
memberikan kontribusi informasi tentang senyawa polyisoprenoid pada organ
vegetatif mangrove ikutan yang dapat menjadi sumber potensial senyawa obat
alami serta membantu dalam penanda untuk identifikasi pada tumbuhan mangrove
ikutan.

Universitas Sumatera Utara