Pengaruh Situasi, Produk, dan Individu Terhadap Keputusan Pembelian Obat Tradisional Karo Di Kota Medan Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dan dibantu dengan program
SPSS versi 21.0. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang berupaya untuk
mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan
dengan variabel lainnya. Penelitian kuantitatif menurut Kasiram (2008) dalam
Sujarweni (2015:39) adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan Januari 2017 hingga Maret 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi (Sugiyono, 2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah pembeli atau konsumen Obat Tradisional Karo di Kota
Medan. Populasi penelitian ini jumlahnya tidak diketahui dengan pasti.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Pengambilan sampel dilakukan secara
nonprobability sampling dan menggunakan metode purposive sampling.
Pengambilan sampel secara nonprobability sampling dimaksudkan adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur
atau
anggota-anggota
populasi
untuk
dipilih
menjadi
sempel
(Sugiyono,2012:120). Sedangkan yang dimaksud dengan metode purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembeli atau
konsumen Kota Medan yang pernah melakukan pembelian lebih dari atau sama
dengan satu kali salah satu ataupun lebih obat tradisional karo berupa kuning
melas, tawar mbentar, minyak alun dan sembur beltek.
Menurut Purba (Sujarweni, 2015:155) apabila populasi dalam suatu
penelitian jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, maka untuk pengambilan
ukuran sampel penelitian ditentukan dengan rumus Rao Purba ,yaitu:
Keterangan :
n
= Jumlah sampel
Z
= Tingkat keyakinan dalam penentuan sampel ditentukan 95% = 1,96
Moe
= Margin of error, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang ditolerir
sebesar 10%
Berdasarkan rumus Rao Purba tersebut, maka jumlah sampel yang
diambil pada penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Maka, jumlah sampel yang diambil untuk mendukung penelitian ini
adalah sebesar 100 responden.
3.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012:70).
Dari perumusan maslah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah
dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh situasi terhadap keputusan
pembelian obat tradisional karo”.
H2
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh produk terhadap keputusan
pembelian obat tradisional karo”.
H3
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh individu terhadap keputusan
pembelian obat tradisional karo”.
H4
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh situasi, produk dan individu
terhadap keputusan pembelian obat tradisional karo”.
3.5 Defenisi Konsep
Defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Faktor situasi adalah meliputi stimuli di dalam lingkungan selain dari
stimulus fokal (misalnya iklan atau paket) dan karakteristik individual
yang temporer yang disebabkan (induced) oleh lingkungan., seperti
Universitas Sumatera Utara
tekanan waktu (time pressures) atau tempat belanja yang penuh sesak
(Supranto dan Nandan, 2007:169).
b. Produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
c. Faktor
Individu
(Supranto
dan
Nandan,
2007:169)
merupakan
karakteristik individu ketertarikan (interest) dan kebutuhan (need)
merupakan karakteristik individual yang utama yang mempengaruhi
perhatian (attention).
d. Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsmen
secara aktual melakukan pembelian produk (Kotler dan Amstrong,
2011:149)
3.6 Defenisi Operasional
Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, maka dikemukakan batasan-batasan definisi operasional yang akan
digunakan sebagai acuan, yaitu:
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No
1.
Variabel
Defenisi Operasional
Faktor
Kondisi sesaat yang timbul
Situasi
dari faktor yang khusus pada
(X1)
waktu dan tempat tertentu
yang kemunculannya terlepas
Indikator
1. Lingkungan
fisik
Skala
Likert
2. Lingkungan
sosial
dari karakteristik produk
3. Waktu
ataupun individu.
4. Tujuan
5. Suasana hati
Universitas Sumatera Utara
2.
Produk
Sesuatu yang dapat
(X2)
ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki,
dipakai, dan dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan
konsumen.
1. Kategori
produk
Likert
2. Terminologi
produk
3. Atribut atau
fitur produk
4. Harga produk
5. Kepercayaan
mengenai
produk
3.
Faktor
Seorang manusia yang
Individu
memiliki peranan di dalam
(X3)
lingkungannya serta pola
tingkah laku spesifik pada
dirinya
1. Usia dan
tahap siklus
hidup
Likert
2. Pekerjaan
3. Situasi
ekonomi
4. Gaya hidup
5. Personalitas
4.
Keputusan
Keputusan Pembelian adalah
Pembelian
tahap proses keputusan
(Y)
dimana konsmen secara
actual melakukan
pembelian produk.
1. Pengenalan
masalah
Likert
2. Pencarian
informasi
3. Evaluasi
alternatif
4. Keputusan
pembelian
5. Perilaku
setelah
pembelian
Sumber: Data Diolah Peneliti (2016)
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian
ini, maka peneliti menggunakan data sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti
(responden). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey yang menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang
disampaikan langsung kepada responden. Kuesioner merupakan instrumen
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel
yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari para responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada para responden untuk
dijawab. Kuesioner diberikan kepada responden yang pernah membeli obat
tradisional karo di Kota Medan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku,
jurnal ilmiah, skripsi, dokumen-dokumen, media internet dan sebagainya
yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti
membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penetuan skor yang digunakan
dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan
digunakan lima tipe alternative jawaban yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
2. Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4
3. Untuk pilihan jawaban Netral (N) diberi skor 3
4. Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
5. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.9.1 Uji Instrumen
Sebelum pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan
uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
pengukuran. Menurut Sugiyono (2012:172), sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan nilai rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas
yaitu jika rhitung > rtabel , maka pernyataan dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel
, maka pernyataan dikatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Menurut Sugiyono (2012:172), suatu instrument
dikatakan reliabel apabila instrument tersebut digunakan untuk subjek yang sama,
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama.
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu jika nilai alpha cronbach > 0.60, maka
instrument penelitian dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai alpha cronbach <
0.60, maka instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Ada beberapa uji asumsi klasik yang mendasar dalam analisis regresi
berganda antara lain:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas (Juliandi, 2013:174) bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi
normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Selain itu, uji normalitas dapat juga dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
Dengan
menggunakan
tingkat signifikan 5% artinya variable residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas (Juliandi, 2013:175) bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel
independen. Dengan cara melihat besarnya nilai VIF (variance inflation
factor). Dengan ketentuan :
a. Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
b. Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas (Juliandi, 2013:176) digunakan untuk melihat apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan yaitu terlihat titik-titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Jika variasi residual dari satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
sama
atau
tetap,
maka
disebut
heterokedastisitas.
3.9.3 Uji Analisis Regresi Berganda
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan perhitungan analisis
regresi linear berganda. Menurut Sugiyono (2012:277), regresi linear berganda
ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variael bebas yang
biasa disebut
,
, dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y.
Model persamaan sebagai berikut:
Y=α+
Keterangan:
α
X1
X2
X3
Y
ε
+
+
+ε
= koefisien konstanta
= koefisien regresi
= Situasi
= Produk
= Individu
= Keputusan Pembelian
= error
Universitas Sumatera Utara
3.9.4 Uji Koefisien Determinasi (
Uji koefisien determinasi (
)
) gunanya untuk mengukur seberapa jauh
variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Dengan ketentuan
berkisar antara nol sampai dengan satu (0
≤
sebagai berikut: Jika
≤ 1),
= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap
maka
variabel terikat, bila
semakin besar mendekati 1 maka menunjukkan semakin
kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila
mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
3.9.5 Uji Hipotesis
a. Uji T (Parsial)
Uji T untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau
pengaruh antara tiap variabel independen terhadap variabel dependen apakah
berpengaruh secara signifikan atau tidak (Priyatno, 2009:50). Pengambilan
keputusan berdasarkan:
1.
<
jadi Ho diterima ; Ha ditolak
2.
>
jadi Ho ditolak ; Ha diterima
b. Uji F (Simultan)
Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak dan keseluruhan, untuk
mengetahui adanya pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap
variabel dependen (Priyatno, 2009:50). Dilakukan untuk mengetahui pengaruh
tersebut secara signifikan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan:
1.
<
jadi Ho diterima ; Ha ditolak
Universitas Sumatera Utara
2.
>
jadi Ho ditolak ; Ha diterima
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Tiga ratus lima puluh tahun Indonesia dijajah Belanda karena rempah yang
sangat luar biasa dari seluruh daerah yang ada di Indonesia, termasuk rempahrempah dari daerah dataran tinggi Karo yang dikenal dengan Bumi Turang.
Masyarakat Karo memiliki filosofi pengobatan yaitu “Lit Bisa Lit Tawar” yang
berarti setiap ada penyakit pasti ada obatnya. Masyarakat Karo sejak dulu telah
mengenal obat-obat tradisional yang beragam, hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Karo mengenal beberapa jenis penyakit dan juga cara-cara
mengobatinya. Suku karo identik dengan Ramuan Khas Tradisionalnya. Ramuan
Karo ada beragam jenis dan manfaatnya bagi kelangsungan kehidupan dalam
pengobatan herbal. Beberapa jenis obat tradisional karo yang diturun-temurunkan
dari nenek moyang adalah sebagai berikut:
1. Sembur beltek adalah salah satu obat tradisional yang digunakan oleh suku
Karo sejak lama untuk mengatasi berbagai penyakit, khususnya penyakit yang
berhubungan dengan perut atau lambung. Sembur beltek sendiri terdiri dari
dua suku kata dalam bahasa Karo, yaitu sembur berarti obat yang disemburkan
dan beltek yang artinya perut atau lambung.
2. Kuning adalah obat tradisional Karo yang digunakan dalam penyembuhan
penyakit dan perawatan kesehatan. Pada masyarakat Karo dikenal berbagai
jenis kuning dan salah satunya adalah kuning melas. Obat ini memiliki sifat
melas atau panas karena terbuat dari bahan dasar seperti jahe, merica, kencur,
Universitas Sumatera Utara
bawang merah dan bawang putih. Adapun kegunaan dari kuning melas
biasanya
digunakan
untuk
menghangatkan
sekaligus
mengembalikan
kesegaran tubuh. Selain digunakan untuk menghangatkan dan mengembalikan
kesegaran tubuh, kuning melas juga digunakan agar penggunanya dapat pulas
tidur pada saat malam hari. Khusus bagi anak-anak kuning melas juga
bermanfaat agar pulas tidur, serta mencegah agar tidak buang air kecil pada
malam hari.
3. Tawar Mbentar atau sering juga disebut tawar mentar adalah obat tradisional
khas Karo yang bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit
ringan. Tawar Mbentar sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu tawar yang
berarti obat atau jamu dan mbentar yang berarti putih, sehingga bila
diterjemahkan secara bebas kedalam bahasa Indonesia, sehingga artinya
menjadi obat yang berwarna putih.
4. Baja adalah obat yang digunakan untuk mengobati sakit gigi atau sakit tulang
oleh masyarakat Karo. Bahannya adalah ranting pohon tusam atau pinus,
bahan ini kemudian dibakar di bara api, kemudian sebelum terbakar habis,
ranting pohon tusam tersebut kemudian digesek-gesek ke besi atau parang
hingga menghasilkan minyak. Minyak inilah yang dinamai baja. Pemakaian
baja untuk mengatasi sakit gigi adalah dengan cara mengoleskan baja pada
bagian gigi yang sakit. Meski pengobatan sakit gigi dengan menggunakan baja
tergolong paling berhasil, tetapi pada kenyataanya mencari bahannya juga
sangat sulit, khususnya di daerah perkotaan.
5. Oukup atau mandi uap adalah sejenis pengobatan yang dibuat untuk mpetuai
(mempercepat penuaan) bagi ibu yang baru melahirkan. Namun, akhir-akhir
Universitas Sumatera Utara
ini Oukup berkembang menjadi pengobatan bukan hanya bagi ibu yang baru
melahirkan tapi bisa bagi siapa saja. Ramuannya terdiri dari puluhan jenis
jeruk, puluhan jenis akar-akaran hutan, puluhan jenis daun-daunan hutan yang
direbus dalam priuk kemudian dapat dipakai.
6. Kesaya adalah jenis tawar (tambar) yang dibuat untuk mengobati masuk angin
dan meningkatkan nafsu makan. Kesaya ini terdiri dari bahan-bahan yang
umumnya adalah bumbu dari dapur seperti bawang merah dan putih, alia
(jahe), lada, daun-daun hutan, garam dan air perasan batang asam patikala.
7. Dampel adalah air dari perasan daun-daunan dari ladang, umumnya digunakan
untuk mengobati gatal-gatal, alergi dan anti nyamuk. Ada juga dampel yang
bahannya daru daun-daun di sekitar halaman rumah yang fungsinya adalah
sama.
8. Surung-surung adalah obat yang digunakan bagi anak yang baru lahir dan ibu
yang baru melahirkan fungsinya adalah mpetuai daging (menguatkan otot-otot
ibu dan bayi) juga unutk menghangatkan badan. Bahan surung-surung adalah
daun sirih, gambir, kapur, lada dan jahe.
9. Tambar penguras atau obat tetanus. Bahan-bahannya tidak diketahui
seluruhnya tapi terdiri dari ratusan jenis dedaunan dan akar-akaran dari hutan.
Kemudian bahan tersebut dijemur kemudian ditumbuk sampai halus untuk
pemakaiannya
dicampur
dengan
air
dari
perasan
pelepah
pohon
pisang sitabar dekah. Pada saat sekarang ini obat ini dicampur dengan alcohol
kadar rendah (12-19%).
10. Tambar sentriin-belbelen/disentri-berak darah-ambeyen terdiri dari bahanbahan seperti kudung-kudung galuh sileyuh (jantung pisang si leyuh). Caranya
Universitas Sumatera Utara
jantung pisang dibelah empat vertical kemudian direbus dengan sedikit garam,
air saringan inilah yang digunakan sebagai obat disentri tersebut.
11. Minak alun (minyak urut) umumnya berbahan dasar minyak kelapa dan
kempayang (daun-daun obat). Biasanya digunakan untuk urut/pijat, juga
digunakan oleh guru tawar penggel (dukun patah), juga untuk dipakai seharihari. Minak alun diracik oleh orang-orang tertentu, umumnya memiliki
pengetahuan lebih dari masyarakat biasa dan juga biasanya adalah dilakukan
turun-temurun/keturunan pembuat minyak urut.
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Identitas reponden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: jenis
kelamin, umur, pekerjaan dan penghasilan konsumen yang membeli Obat
Tradisional Karo di kota Medan. Deskripsi identitas responden disajikan sebagai
berikut:
1) Jenis Kelamin
Deskripsi identitas responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Laki- laki
34
34,0
2.
Perempuan
66
66,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa responden yang
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan di
dominasi oleh jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 66%. Alasan yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
melalui hasil observasi ini adalah dikarenakan perempuan memiliki minat
berbelanja yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
2) Usia
Deskripsi identitas responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1.
≤ 20 tahun
2
2,0
2.
21- 30 tahun
19
19,0
3.
31- 40 tahun
36
36,0
4.
41- 50 tahun
29
29,0
5.
> 50 tahun
14
14,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Sesuai dengan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan di
dominasi oleh responden yang berumur 31- 40 tahun sebesar 36%. Berdasarkan
hal tersebut dapat diketahui bahwa responden di dominasi oleh tingkat dewasa
dini.
3) Pekerjaan
Deskripsi identitas responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada tabel
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Pegawai Negeri
8
8,0
2.
Pegawai Swasta
16
16,0
3.
TNI/Polisi
5
5,0
4.
Wiraswasta
29
29,0
5.
Lainnya
42
42,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Sesuai dengan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan
adalah yang mempunyai pekerjaan lainnya sebesar 42%. Sesuai dengan informasi
di lapangan bahwa pekerjaan lainnya terdiri dari ibu rumah tangga, dokter,
pensiunan PNS dan mahasiswa.
4) Penghasilan
Deskripsi identitas responden berdasarkan penghasilan disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan
No.
Penghasilan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
< Rp 1.000.000,0
14
14,0
2.
Rp 1.001.000 – Rp 3.000.000
24
24,0
3.
Rp 3.001.000 – Rp 5.000.000
33
33,0
4.
> Rp 5.000.000
29
29,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Sesuai dengan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan di
dominasi oleh responden yang memiliki penghasilan sebesar Rp 3.001.000 – Rp
5.000.000 yaitu sebesar 33%.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden
A. Variabel X (Situasi, Produk, dan Individu)
1) Variabel X1 (Situasi)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel X1 (situasi) sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tempat Penjualan Obat Tradisional
Karo Di Kota Medan Mudah Di Dapatkan
No. Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
23
23,0
2.
Setuju
66
66,0
3.
Netral
11
11,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% ( 66 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa tempat penjualan obat tradisional karo di kota Medan mudah
di dapatkan.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Akses Menuju Tempat Penjualan
Obat Tradisional Karo Di Kota Medan Sangat Mudah
No. Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
11
11,0
2.
Setuju
69
69,0
3.
Netral
19
19,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 69% ( 69 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden mudah mengingat/mengetahui tempat penjualan
obat tradisional karo di Medan. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju
dikarenakan jarang ke tempat penjualan obat tradisional karo melainkan membeli
obat tradisional karo dengan cara menitip sama kerabat.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tempat Penjualan Obat
Tradisional Karo di Kota Medan Banyak Dilalui Transportasi Umum
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
14
14,0
2.
Setuju
69
69,0
3.
Netral
17
17,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.7, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 69% ( 69 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa tempat penjualan obat tradisional karo di kota Medan banyak
dilalui transportasi umum.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Di Beli
Karena Rekomendasi Dari Kerabat/Teman
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
17
17,0
2.
Setuju
56
56,0
3.
Netral
25
25,0
4.
Tidak Setuju
2
2,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56% ( 56 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
rekomendasi dari kerabat/teman. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju
dikarenakan responden itu sendiri yang memiliki minat untuk membeli obat
tradisional karo.
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Di Beli
Kembali Saat Produk Sudah Habis Pakai
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
23
23,0
2.
Setuju
55
55,0
3.
Netral
21
21,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.9, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 55% ( 55 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli kembali obat tradisional karo sesudah
habis dipakai. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju dikarenakan
responden tersebut selalu menyediakan stok obat tradisional karo.
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Di Beli
Untuk Kebutuhan Pribadi
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
25
25,0
2.
Setuju
56
56,0
3.
Netral
18
18,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.10, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56% ( 56 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo untuk kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
pribadi dahulu. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju dikarenakan
dibeli oleh responden bukan hanya untuk kebutuhan pribadi saja tapi untuk
kebutuhan sesama (saudara).
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tidak Merasa Keberatan Saat
Membeli Dan Atau Mengonsumsi Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
24
24,0
2.
Setuju
68
68,0
3.
Netral
8
8,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.11, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 68% ( 68 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden tidak merasa keberatan saat membeli atau
mengonsumsi obat tradisional karo karena produk tersebut bermanfaat untuk
kesehatan responden.
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Tentang Suasana Hati Tidak Mempengaruhi
Keputusan Saya Dalam Membeli Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
17
17,0
2.
Setuju
67
67,0
3.
Netral
16
16,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.12, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 67% ( 67 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden itu sendiri berkeinginan membeli obat tradisional
karo.
2) Variabel X2 (Produk)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel X2 (produk) sebagai berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Mudah Di
Dapatkan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
28
28,0
2.
Setuju
59
59,0
3.
Netral
13
13,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 59% ( 59 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden mudah mendapatkan obat tradisional karo di kota
Medan.
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Merupakan
Produk Yang Dibeli Tanpa Banyak Pertimbangan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
15
15,0
2.
Setuju
76
76,0
3.
Netral
9
9,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.14, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 76% ( 76 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden tidak banyak mempertimbangkan untuk membeli
obat tradisional karo produk tersebut baik untuk kesehatan.
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Sudah Mengetahui Bahan-Bahannya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
19
19,0
2.
Setuju
67
67,0
3.
Netral
14
14,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.15, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 67% ( 67 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden mengetahui bahan-bahan obat tradisional karo
baik mencari tahu sendiri informasi bahan-bahannya ataupun berasal dari
penjelasan kerabat/teman yang merekomendasikan.
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Memiliki
Bahan Yang Tahan Lama
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
15
15,0
2.
Setuju
62
62,0
3.
Netral
23
23,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.16, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 62% ( 62 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden terlebih dahulu mengetahui obat tradisional karo
memiliki bahan yang tahan lama dari kerabat/teman yang merekomendasikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Terkenal
Akan Ramuan Rempah-Rempah
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
41
41,0
2.
Setuju
58
58,0
3.
Netral
1
1,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.17, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% ( 58 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden terlebih dahulu mengetahui prinsip obat
tradisional yang pastinya berasal dari rempah-rempah.
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Beli Obat Tradisional Karo
Terjangkau
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
18
18,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
19
19,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.18, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% ( 63 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa obat tradisional karo memiliki harga beli yang terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Obat Tradisional Karo
Sesuai Dengan Kualitas
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
24
24,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
13
13,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.19, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% ( 63 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa obat tradisional karo memiliki harga yang sesuai dengan
kualitasnya.
Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Tidak
Menimbulkan Efek Samping
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
45
45,0
2.
Setuju
44
44,0
3.
Netral
11
11,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.20, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “sangat setuju” yaitu sebesar 45% ( 45 responden). Hal
ini menunjukkan bahwa responden sepakat obat tradisional karo tidak
menimbulkan efek samping.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Sudah
Terbukti Khasiatnya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
20
20,0
2.
Setuju
74
74,0
3.
Netral
6
6,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 74% ( 74 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden telah melihat khasiat obat tradisional karo dari
kerabat/teman yang sudah pernah menggunakan obat tradisional karo.
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dapat
Memulihkan Kembali Kesehatan, Menambah Stamina,
Dan Menjaga Kesehatan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
24
24,0
2.
Setuju
61
61,0
3.
Netral
15
15,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.22, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 61% ( 61 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa obat tradisional karo baik untuk memulihkan kembali
kesehatan, menambah stamina, dan menjaga kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
3) Variabel X3 (Individu)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel X3 (Individu) sebagai berikut:
Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Dapat Digunakan Oleh Semua Umur
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
53
53,0
2.
Setuju
46
46,0
3.
Netral
1
1,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.23, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “sangat setuju” yaitu sebesar 53% ( 53 responden). Hal
ini menunjukkan bahwa obat tradisional karo dapat digunakan oleh semua umur
dan memiliki ketentuan dosis tertentu.
Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli Tidak
Berdasarkan Status Pekerjaan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
22
22,0
2.
Setuju
66
66,0
3.
Netral
12
12,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.24, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% ( 66 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa status pekerjaan bukan menjadi penghalang responden untuk
Universitas Sumatera Utara
membeli obat tradisional karo atau kebutuhan lainnya berdasarkan minat ataupun
keinginan dari responden.
Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Sesuai Dengan Pendapatan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
18
18,0
2.
Setuju
56
56,0
3.
Netral
26
26,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.25, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56% ( 56 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan bukan jadi penghalang reponden untuk membeli
obat tradisional karo atau kebutuhan lainnya melainkan berdasarkan minat
ataupun keinginan dari responden.
Tabel 4.26
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Sudah Jadi Tradisi Turun Temurun
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
28
28,0
2.
Setuju
45
45,0
3.
Netral
14
14,0
4.
Tidak Setuju
13
13,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.26, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 45% ( 45 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa ada responden yang membeli obat tradisional karo karena
tradisi turun-temurun. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju sebesar
Universitas Sumatera Utara
13% (13 responden) dikarenakan membeli obat tradisional karo sesuai dengan
minat/keinginan pribadi.
Tabel 4.27
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Yakin Dapat Memulihkan Dan Menjaga Kesehatan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
17
17,0
2.
Setuju
73
73,0
3.
Netral
8
8,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
1
1,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.27, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 73% ( 73 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden yakin obat tradisional karo dapat memulihkan dan
menjaga kesehatan. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju dan sangat
tidak setuju dikarenakan belum yakin pulih apabila dirinya yang mengkonsumsi.
B. Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel Y (keputusan pembelian) sebagai berikut:
Tabel 4.28
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Membeli Obat Tradisional
Karo Karena Sesuai Dengan Kebutuhan Saya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
22
22,0
2.
Setuju
62
62,0
3.
Netral
16
16,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.28, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 62% ( 62 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo karena sesuai
dengan kebutuhannya.
Tabel 4.29
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Mencari Informasi Tentang
Obat Tradisional Karo Sebelum Membeli
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
23
23,0
2.
Setuju
74
74,0
3.
Netral
3
3,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.29, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 74% ( 74 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa sebelum membeli, responden mencari informasi tentang obat
tradisional karo dahulu.
Tabel 4.30
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Membeli Obat Tradisional
Karo Berdasarkan Pengalaman Kerabat Saya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
20
20,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
14
14,0
4.
Tidak Setuju
3
3,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.30, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% ( 63 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
pengalaman kerabatnya. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju sebesar
3% (3 responden) dikarenakan responden tersebut membeli obat tradisional karo
berdasarkan inisiatif/keinginannya sendiri.
Tabel 4.31
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Sudah Membandingkan Obat
Tradisional Karo Dengan Obat Lainnya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
19
19,0
2.
Setuju
58
58,0
3.
Netral
22
22,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.31, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% ( 58 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membandingkan obat tradisional karo dengan
obat lainnya untuk mencari kelebihan masing-masing produk. Namun, ada
responden yang menilai tidak setuju sebesar 1% (1 responden) dikarenakan
responden tersebut sudah yakin membeli obat tradisional karo.
Tabel 4.32
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Yakin Sudah Mengambil
Keputusan Yang Tepat Saat Membeli Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
30
30,0
2.
Setuju
64
64,0
3.
Netral
6
6,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.32, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 64% ( 64 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden sudah yakin mengambil keputusan yang tepat saat
membeli obat tradisional karo.
Tabel 4.33
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Merasa Puas Setelah Membeli
Produk Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
29
29,0
2.
Setuju
68
68,0
3.
Netral
3
3,0
4.
Tidak Setuju
0
,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.33, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 68% ( 68 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden suka dengan produk obat tradisional karo.
Tabel 4.34
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Akan Merekomendasikan
Obat Tradisional Karo Kepada Kerabat Saya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
34
24,0
2.
Setuju
60
60,0
3.
Netral
6
6,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.34, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% ( 60 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden akan merekomendasikan obat tradisional karo
kepada kerabatnya karena produk obat tradisional karo memberikan dampak
positif bagi kesehatannya.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Metode Analisis Data
4.3.1 Uji Instrmen
1) Uji Validitas
Dalam uji validitas ini, setiap item pernyataan akan diuji validitasnya.
Untuk mengetahui validitas setiap item pernyataan dalam instrument penelitian
dapat dilihat melalui kolom rhitung dan rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas
yaitu jika rhitung > rtabel , maka pernyataan dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel
, maka pernyataan dikatakan tidak valid. Nilai rtabel dengan rumus df = n – 2
yaitu 100 – 2 = 98, sehingga nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% adalah 0,196.
a. Variabel X1(Situasi)
Uji validitas kuesioner untuk variabel X1(situasi) dalam penelitian ini
dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji
validitas untuk variabel X1(situasi) dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Pernyataan
Tabel 4.35
Uji Validitas Variabel X1(Situasi)
rhitung
rtabel
P1
0,588
P2
0,603
P3
0,726
P4
0,603
P5
0,677
P6
0,535
P7
0,494
P8
0,432
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.35 menunjukkan semua butir pernyataan variable X1 (situasi)
memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,196). Dengan demikian
semua butir pernyataan dikatakan valid.
b. Variabel X2 (Produk)
Uji validitas kuesioner untuk variabel X2 (produk) dalam penelitian
ini dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji
validitas untuk variabel X2 (produk) dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Pernyataan
Tabel 4.36
Uji Validitas Variabel X2 (Produk)
rhitung
rtabel
Keterangan
P9
0,448
P10
0,628
P11
0,616
P12
0,630
P13
0,522
P14
0,677
P15
0,698
P16
0,541
P17
0,511
P18
0,688
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 4.36 menunjukkan semua butir pernyataan variable X2 (produk)
memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,196). Dengan demikian
semua butir pernyataan dikatakan valid.
c. Variabel X3 (Individu)
Uji validitas kuesioner untuk variabel X3 (individu) dalam penelitian
ini dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji
Universitas Sumatera Utara
validitas untuk variabel X3 (individu) dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Pernyataan
Tabel 4.37
Uji Validitas Variabel X3 (Individu)
rhitung
rtabel
Keterangan
P19
0,560
P20
0,669
P21
0,739
P22
0,775
P23
0,595
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 4.37 menunjukkan semua butir pernyataan variable X3
(individu) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,196). Dengan
demikian semua butir pernyataan dikatakan valid.
d. Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Uji validitas kuesioner untuk variabel Y (keputusan pembelian) dalam
penelitian ini dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196.
Hasil uji validitas untuk variabel Y (keputusan pembelian) dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.38
Uji Validitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Pernyataan
rhitung
rtabel
Keterangan
P24
0,604
P25
0,490
P26
0,657
P27
0,740
P28
0,562
P29
0,640
P30
0,406
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.38 menunjukkan semua butir pernyataan variable Y
(keputusan pembelian) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel
(0,196). Dengan demikian semua butir pernyataan dikatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu angket yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu angket dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Indikator untuk uji reliabilitas adalah cronbach’s alpha (
apabila nilai
,
> 0,600 menunjukkan instrumen yang digunakan reliable.
Berdasarkan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang dibagikan kepada responden,
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Variabel X1(Situasi)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1 (situasi) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.39
Uji Reliabilitas Variabel X1 (Situasi)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,720
8
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.39, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,720.
positif dan lebih besar dari
(0,720 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel X2 (Produk)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel X2 (produk) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.40
Uji Reliabilitas Variabel X2 (Produk)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,796
10
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.40, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,796.
positif dan lebih besar dari
(0,796 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
c. Variabel X3 (Individu)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel X3 (individu) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.41
Uji Reliabilitas Variabel X3 (Individu)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,685
5
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.41, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,685.
positif dan lebih besar dari
(0,685 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
d. Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel Y (keputusan pembelian) dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.42
Uji Reliabilitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,685
7
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.42, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,685.
positif dan lebih besar dari
(0,685 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan regresi
dengan menggunakan SPSS 21.0 yang di deteksi melaului dua pendekatan yaitu
berupa pendekatan grafik dan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov yang
membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Berikut ini penjelasan uji normalitas dengan pendekatan grafik dan
pendekatan Kolmogorov-Smirnov:
a. Pendekatan Grafik
Uji normalitas dapat dilakukan melali perhitungan regresi dengan
menggunakan SPSS 21.0 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik
Universitas Sumatera Utara
yaitu analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang
membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Berikut penjelasan dari grafik-grafik tersebut:
i.
Grafik Histogram
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa residual data berdistribusi normal,
hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak
melenceng ke kiri atau ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
ii.
Grafik Normal P-Plot
Gambar 4.2
Normal P-Plot Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa gambar menunjukkan data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh
karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji Kolmogorov-Smirnov
rentang
data distribusi
yaitu pedoman pengambilan keputusan
normal
berdasarkan
uji statistik
dengan
menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari
criteria sebagai berikut:
i. Jika nilai Asymp.sig (2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
ii. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1,97, data dikatakan normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.43
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
100
Mean
Std. Deviation
,0000000
1,81476287
Absolute
,080
Positive
,080
Negative
-,042
Kolmogorov-Smirnov Z
,804
Asymp. Sig. (2-tailed)
,537
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Pada tabel 4.43 dapat dilihat perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah
0,537. Artinya, perolehan ini lebih besar dari 0,05 dan untuk nilai KolmogorovSmirnov Z adalah sebesar 0,804 dimana nilai tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan bilai ketetapan 1,97. Dengan demikian, uji statistik telah memenuhi kedua
criteria yang disyaratkan dan data dapat dikatakan berdistribusi normal serta
memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas (Juliandi, 2013:175) bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel
independen. Dengan cara melihat besarnya nilai VIF (variance inflation factor).
Dengan ketentuan :
1. Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinieritas
2. Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.44
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
(Constant)
B
8,485
Std. Error
2,403
Standardized
Coefficien
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif dan dibantu dengan program
SPSS versi 21.0. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang berupaya untuk
mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan
dengan variabel lainnya. Penelitian kuantitatif menurut Kasiram (2008) dalam
Sujarweni (2015:39) adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
apa yang ingin diketahui.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Waktu penelitian dilakukan dari
bulan Januari 2017 hingga Maret 2017.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi (Sugiyono, 2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah pembeli atau konsumen Obat Tradisional Karo di Kota
Medan. Populasi penelitian ini jumlahnya tidak diketahui dengan pasti.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Pengambilan sampel dilakukan secara
nonprobability sampling dan menggunakan metode purposive sampling.
Pengambilan sampel secara nonprobability sampling dimaksudkan adalah teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur
atau
anggota-anggota
populasi
untuk
dipilih
menjadi
sempel
(Sugiyono,2012:120). Sedangkan yang dimaksud dengan metode purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembeli atau
konsumen Kota Medan yang pernah melakukan pembelian lebih dari atau sama
dengan satu kali salah satu ataupun lebih obat tradisional karo berupa kuning
melas, tawar mbentar, minyak alun dan sembur beltek.
Menurut Purba (Sujarweni, 2015:155) apabila populasi dalam suatu
penelitian jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, maka untuk pengambilan
ukuran sampel penelitian ditentukan dengan rumus Rao Purba ,yaitu:
Keterangan :
n
= Jumlah sampel
Z
= Tingkat keyakinan dalam penentuan sampel ditentukan 95% = 1,96
Moe
= Margin of error, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang ditolerir
sebesar 10%
Berdasarkan rumus Rao Purba tersebut, maka jumlah sampel yang
diambil pada penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
Maka, jumlah sampel yang diambil untuk mendukung penelitian ini
adalah sebesar 100 responden.
3.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap terhadap rumusan masalah
penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktor-faktor empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012:70).
Dari perumusan maslah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah
dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh situasi terhadap keputusan
pembelian obat tradisional karo”.
H2
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh produk terhadap keputusan
pembelian obat tradisional karo”.
H3
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh individu terhadap keputusan
pembelian obat tradisional karo”.
H4
: “Diduga ada pengaruh antara pengaruh situasi, produk dan individu
terhadap keputusan pembelian obat tradisional karo”.
3.5 Defenisi Konsep
Defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
a. Faktor situasi adalah meliputi stimuli di dalam lingkungan selain dari
stimulus fokal (misalnya iklan atau paket) dan karakteristik individual
yang temporer yang disebabkan (induced) oleh lingkungan., seperti
Universitas Sumatera Utara
tekanan waktu (time pressures) atau tempat belanja yang penuh sesak
(Supranto dan Nandan, 2007:169).
b. Produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
c. Faktor
Individu
(Supranto
dan
Nandan,
2007:169)
merupakan
karakteristik individu ketertarikan (interest) dan kebutuhan (need)
merupakan karakteristik individual yang utama yang mempengaruhi
perhatian (attention).
d. Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsmen
secara aktual melakukan pembelian produk (Kotler dan Amstrong,
2011:149)
3.6 Defenisi Operasional
Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, maka dikemukakan batasan-batasan definisi operasional yang akan
digunakan sebagai acuan, yaitu:
Tabel 3.1
Defenisi Operasional
No
1.
Variabel
Defenisi Operasional
Faktor
Kondisi sesaat yang timbul
Situasi
dari faktor yang khusus pada
(X1)
waktu dan tempat tertentu
yang kemunculannya terlepas
Indikator
1. Lingkungan
fisik
Skala
Likert
2. Lingkungan
sosial
dari karakteristik produk
3. Waktu
ataupun individu.
4. Tujuan
5. Suasana hati
Universitas Sumatera Utara
2.
Produk
Sesuatu yang dapat
(X2)
ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki,
dipakai, dan dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan
kebutuhan dan keinginan
konsumen.
1. Kategori
produk
Likert
2. Terminologi
produk
3. Atribut atau
fitur produk
4. Harga produk
5. Kepercayaan
mengenai
produk
3.
Faktor
Seorang manusia yang
Individu
memiliki peranan di dalam
(X3)
lingkungannya serta pola
tingkah laku spesifik pada
dirinya
1. Usia dan
tahap siklus
hidup
Likert
2. Pekerjaan
3. Situasi
ekonomi
4. Gaya hidup
5. Personalitas
4.
Keputusan
Keputusan Pembelian adalah
Pembelian
tahap proses keputusan
(Y)
dimana konsmen secara
actual melakukan
pembelian produk.
1. Pengenalan
masalah
Likert
2. Pencarian
informasi
3. Evaluasi
alternatif
4. Keputusan
pembelian
5. Perilaku
setelah
pembelian
Sumber: Data Diolah Peneliti (2016)
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian
ini, maka peneliti menggunakan data sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti
(responden). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey yang menggunakan daftar pernyataan (kuesioner) yang
disampaikan langsung kepada responden. Kuesioner merupakan instrumen
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui dengan pasti variabel
yang akan diukur dan apa yang bisa diharapkan dari para responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada para responden untuk
dijawab. Kuesioner diberikan kepada responden yang pernah membeli obat
tradisional karo di Kota Medan.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku,
jurnal ilmiah, skripsi, dokumen-dokumen, media internet dan sebagainya
yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.8 Teknik Penentuan Skor
Untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka peneliti
membutuhkan teknik penentuan skor. Teknik penetuan skor yang digunakan
dengan Skala Likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang variabel penelitian. Dalam penelitian ini akan
digunakan lima tipe alternative jawaban yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
2. Untuk pilihan jawaban Setuju (S) diberi skor 4
3. Untuk pilihan jawaban Netral (N) diberi skor 3
4. Untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
5. Untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.9.1 Uji Instrumen
Sebelum pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu dilakukan
uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
pengukuran. Menurut Sugiyono (2012:172), sebuah instrument dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan nilai rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas
yaitu jika rhitung > rtabel , maka pernyataan dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel
, maka pernyataan dikatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Menurut Sugiyono (2012:172), suatu instrument
dikatakan reliabel apabila instrument tersebut digunakan untuk subjek yang sama,
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang sama.
Kriteria pengujian reliabilitas yaitu jika nilai alpha cronbach > 0.60, maka
instrument penelitian dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai alpha cronbach <
0.60, maka instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel.
3.9.2 Uji Asumsi Klasik
Ada beberapa uji asumsi klasik yang mendasar dalam analisis regresi
berganda antara lain:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas (Juliandi, 2013:174) bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi
normal atau tidak. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. Selain itu, uji normalitas dapat juga dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.
Dengan
menggunakan
tingkat signifikan 5% artinya variable residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas (Juliandi, 2013:175) bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel
independen. Dengan cara melihat besarnya nilai VIF (variance inflation
factor). Dengan ketentuan :
a. Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
b. Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas (Juliandi, 2013:176) digunakan untuk melihat apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedastisitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan yaitu terlihat titik-titik
menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, hal ini
berarti tidak terjadi heterokedastisitas. Jika variasi residual dari satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain
sama
atau
tetap,
maka
disebut
heterokedastisitas.
3.9.3 Uji Analisis Regresi Berganda
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan perhitungan analisis
regresi linear berganda. Menurut Sugiyono (2012:277), regresi linear berganda
ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variael bebas yang
biasa disebut
,
, dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y.
Model persamaan sebagai berikut:
Y=α+
Keterangan:
α
X1
X2
X3
Y
ε
+
+
+ε
= koefisien konstanta
= koefisien regresi
= Situasi
= Produk
= Individu
= Keputusan Pembelian
= error
Universitas Sumatera Utara
3.9.4 Uji Koefisien Determinasi (
Uji koefisien determinasi (
)
) gunanya untuk mengukur seberapa jauh
variabel independen menerangkan variasi variabel dependen. Dengan ketentuan
berkisar antara nol sampai dengan satu (0
≤
sebagai berikut: Jika
≤ 1),
= 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel bebas terhadap
maka
variabel terikat, bila
semakin besar mendekati 1 maka menunjukkan semakin
kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila
mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
3.9.5 Uji Hipotesis
a. Uji T (Parsial)
Uji T untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau
pengaruh antara tiap variabel independen terhadap variabel dependen apakah
berpengaruh secara signifikan atau tidak (Priyatno, 2009:50). Pengambilan
keputusan berdasarkan:
1.
<
jadi Ho diterima ; Ha ditolak
2.
>
jadi Ho ditolak ; Ha diterima
b. Uji F (Simultan)
Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak dan keseluruhan, untuk
mengetahui adanya pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap
variabel dependen (Priyatno, 2009:50). Dilakukan untuk mengetahui pengaruh
tersebut secara signifikan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan:
1.
<
jadi Ho diterima ; Ha ditolak
Universitas Sumatera Utara
2.
>
jadi Ho ditolak ; Ha diterima
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Tiga ratus lima puluh tahun Indonesia dijajah Belanda karena rempah yang
sangat luar biasa dari seluruh daerah yang ada di Indonesia, termasuk rempahrempah dari daerah dataran tinggi Karo yang dikenal dengan Bumi Turang.
Masyarakat Karo memiliki filosofi pengobatan yaitu “Lit Bisa Lit Tawar” yang
berarti setiap ada penyakit pasti ada obatnya. Masyarakat Karo sejak dulu telah
mengenal obat-obat tradisional yang beragam, hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Karo mengenal beberapa jenis penyakit dan juga cara-cara
mengobatinya. Suku karo identik dengan Ramuan Khas Tradisionalnya. Ramuan
Karo ada beragam jenis dan manfaatnya bagi kelangsungan kehidupan dalam
pengobatan herbal. Beberapa jenis obat tradisional karo yang diturun-temurunkan
dari nenek moyang adalah sebagai berikut:
1. Sembur beltek adalah salah satu obat tradisional yang digunakan oleh suku
Karo sejak lama untuk mengatasi berbagai penyakit, khususnya penyakit yang
berhubungan dengan perut atau lambung. Sembur beltek sendiri terdiri dari
dua suku kata dalam bahasa Karo, yaitu sembur berarti obat yang disemburkan
dan beltek yang artinya perut atau lambung.
2. Kuning adalah obat tradisional Karo yang digunakan dalam penyembuhan
penyakit dan perawatan kesehatan. Pada masyarakat Karo dikenal berbagai
jenis kuning dan salah satunya adalah kuning melas. Obat ini memiliki sifat
melas atau panas karena terbuat dari bahan dasar seperti jahe, merica, kencur,
Universitas Sumatera Utara
bawang merah dan bawang putih. Adapun kegunaan dari kuning melas
biasanya
digunakan
untuk
menghangatkan
sekaligus
mengembalikan
kesegaran tubuh. Selain digunakan untuk menghangatkan dan mengembalikan
kesegaran tubuh, kuning melas juga digunakan agar penggunanya dapat pulas
tidur pada saat malam hari. Khusus bagi anak-anak kuning melas juga
bermanfaat agar pulas tidur, serta mencegah agar tidak buang air kecil pada
malam hari.
3. Tawar Mbentar atau sering juga disebut tawar mentar adalah obat tradisional
khas Karo yang bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit
ringan. Tawar Mbentar sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu tawar yang
berarti obat atau jamu dan mbentar yang berarti putih, sehingga bila
diterjemahkan secara bebas kedalam bahasa Indonesia, sehingga artinya
menjadi obat yang berwarna putih.
4. Baja adalah obat yang digunakan untuk mengobati sakit gigi atau sakit tulang
oleh masyarakat Karo. Bahannya adalah ranting pohon tusam atau pinus,
bahan ini kemudian dibakar di bara api, kemudian sebelum terbakar habis,
ranting pohon tusam tersebut kemudian digesek-gesek ke besi atau parang
hingga menghasilkan minyak. Minyak inilah yang dinamai baja. Pemakaian
baja untuk mengatasi sakit gigi adalah dengan cara mengoleskan baja pada
bagian gigi yang sakit. Meski pengobatan sakit gigi dengan menggunakan baja
tergolong paling berhasil, tetapi pada kenyataanya mencari bahannya juga
sangat sulit, khususnya di daerah perkotaan.
5. Oukup atau mandi uap adalah sejenis pengobatan yang dibuat untuk mpetuai
(mempercepat penuaan) bagi ibu yang baru melahirkan. Namun, akhir-akhir
Universitas Sumatera Utara
ini Oukup berkembang menjadi pengobatan bukan hanya bagi ibu yang baru
melahirkan tapi bisa bagi siapa saja. Ramuannya terdiri dari puluhan jenis
jeruk, puluhan jenis akar-akaran hutan, puluhan jenis daun-daunan hutan yang
direbus dalam priuk kemudian dapat dipakai.
6. Kesaya adalah jenis tawar (tambar) yang dibuat untuk mengobati masuk angin
dan meningkatkan nafsu makan. Kesaya ini terdiri dari bahan-bahan yang
umumnya adalah bumbu dari dapur seperti bawang merah dan putih, alia
(jahe), lada, daun-daun hutan, garam dan air perasan batang asam patikala.
7. Dampel adalah air dari perasan daun-daunan dari ladang, umumnya digunakan
untuk mengobati gatal-gatal, alergi dan anti nyamuk. Ada juga dampel yang
bahannya daru daun-daun di sekitar halaman rumah yang fungsinya adalah
sama.
8. Surung-surung adalah obat yang digunakan bagi anak yang baru lahir dan ibu
yang baru melahirkan fungsinya adalah mpetuai daging (menguatkan otot-otot
ibu dan bayi) juga unutk menghangatkan badan. Bahan surung-surung adalah
daun sirih, gambir, kapur, lada dan jahe.
9. Tambar penguras atau obat tetanus. Bahan-bahannya tidak diketahui
seluruhnya tapi terdiri dari ratusan jenis dedaunan dan akar-akaran dari hutan.
Kemudian bahan tersebut dijemur kemudian ditumbuk sampai halus untuk
pemakaiannya
dicampur
dengan
air
dari
perasan
pelepah
pohon
pisang sitabar dekah. Pada saat sekarang ini obat ini dicampur dengan alcohol
kadar rendah (12-19%).
10. Tambar sentriin-belbelen/disentri-berak darah-ambeyen terdiri dari bahanbahan seperti kudung-kudung galuh sileyuh (jantung pisang si leyuh). Caranya
Universitas Sumatera Utara
jantung pisang dibelah empat vertical kemudian direbus dengan sedikit garam,
air saringan inilah yang digunakan sebagai obat disentri tersebut.
11. Minak alun (minyak urut) umumnya berbahan dasar minyak kelapa dan
kempayang (daun-daun obat). Biasanya digunakan untuk urut/pijat, juga
digunakan oleh guru tawar penggel (dukun patah), juga untuk dipakai seharihari. Minak alun diracik oleh orang-orang tertentu, umumnya memiliki
pengetahuan lebih dari masyarakat biasa dan juga biasanya adalah dilakukan
turun-temurun/keturunan pembuat minyak urut.
4.2 Penyajian Data
4.2.1 Identitas Responden
Identitas reponden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: jenis
kelamin, umur, pekerjaan dan penghasilan konsumen yang membeli Obat
Tradisional Karo di kota Medan. Deskripsi identitas responden disajikan sebagai
berikut:
1) Jenis Kelamin
Deskripsi identitas responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Laki- laki
34
34,0
2.
Perempuan
66
66,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa responden yang
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan di
dominasi oleh jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 66%. Alasan yang diperoleh
Universitas Sumatera Utara
melalui hasil observasi ini adalah dikarenakan perempuan memiliki minat
berbelanja yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
2) Usia
Deskripsi identitas responden berdasarkan usia disajikan pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
1.
≤ 20 tahun
2
2,0
2.
21- 30 tahun
19
19,0
3.
31- 40 tahun
36
36,0
4.
41- 50 tahun
29
29,0
5.
> 50 tahun
14
14,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Sesuai dengan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan di
dominasi oleh responden yang berumur 31- 40 tahun sebesar 36%. Berdasarkan
hal tersebut dapat diketahui bahwa responden di dominasi oleh tingkat dewasa
dini.
3) Pekerjaan
Deskripsi identitas responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada tabel
berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Pegawai Negeri
8
8,0
2.
Pegawai Swasta
16
16,0
3.
TNI/Polisi
5
5,0
4.
Wiraswasta
29
29,0
5.
Lainnya
42
42,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Sesuai dengan tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan
adalah yang mempunyai pekerjaan lainnya sebesar 42%. Sesuai dengan informasi
di lapangan bahwa pekerjaan lainnya terdiri dari ibu rumah tangga, dokter,
pensiunan PNS dan mahasiswa.
4) Penghasilan
Deskripsi identitas responden berdasarkan penghasilan disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan
No.
Penghasilan
Frekuensi
Persentase (%)
1.
< Rp 1.000.000,0
14
14,0
2.
Rp 1.001.000 – Rp 3.000.000
24
24,0
3.
Rp 3.001.000 – Rp 5.000.000
33
33,0
4.
> Rp 5.000.000
29
29,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Sesuai dengan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa responden yang lebih
banyak melakukan keputusan pembelian obat tradisional karo di kota Medan di
dominasi oleh responden yang memiliki penghasilan sebesar Rp 3.001.000 – Rp
5.000.000 yaitu sebesar 33%.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Distribusi Jawaban Responden
A. Variabel X (Situasi, Produk, dan Individu)
1) Variabel X1 (Situasi)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel X1 (situasi) sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tempat Penjualan Obat Tradisional
Karo Di Kota Medan Mudah Di Dapatkan
No. Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
23
23,0
2.
Setuju
66
66,0
3.
Netral
11
11,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% ( 66 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa tempat penjualan obat tradisional karo di kota Medan mudah
di dapatkan.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Akses Menuju Tempat Penjualan
Obat Tradisional Karo Di Kota Medan Sangat Mudah
No. Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
11
11,0
2.
Setuju
69
69,0
3.
Netral
19
19,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.6, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 69% ( 69 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden mudah mengingat/mengetahui tempat penjualan
obat tradisional karo di Medan. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju
dikarenakan jarang ke tempat penjualan obat tradisional karo melainkan membeli
obat tradisional karo dengan cara menitip sama kerabat.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tempat Penjualan Obat
Tradisional Karo di Kota Medan Banyak Dilalui Transportasi Umum
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
14
14,0
2.
Setuju
69
69,0
3.
Netral
17
17,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.7, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 69% ( 69 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa tempat penjualan obat tradisional karo di kota Medan banyak
dilalui transportasi umum.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Di Beli
Karena Rekomendasi Dari Kerabat/Teman
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
17
17,0
2.
Setuju
56
56,0
3.
Netral
25
25,0
4.
Tidak Setuju
2
2,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.8, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56% ( 56 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
rekomendasi dari kerabat/teman. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju
dikarenakan responden itu sendiri yang memiliki minat untuk membeli obat
tradisional karo.
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Di Beli
Kembali Saat Produk Sudah Habis Pakai
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
23
23,0
2.
Setuju
55
55,0
3.
Netral
21
21,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.9, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 55% ( 55 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli kembali obat tradisional karo sesudah
habis dipakai. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju dikarenakan
responden tersebut selalu menyediakan stok obat tradisional karo.
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Di Beli
Untuk Kebutuhan Pribadi
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
25
25,0
2.
Setuju
56
56,0
3.
Netral
18
18,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.10, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56% ( 56 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo untuk kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
pribadi dahulu. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju dikarenakan
dibeli oleh responden bukan hanya untuk kebutuhan pribadi saja tapi untuk
kebutuhan sesama (saudara).
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tidak Merasa Keberatan Saat
Membeli Dan Atau Mengonsumsi Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
24
24,0
2.
Setuju
68
68,0
3.
Netral
8
8,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.11, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 68% ( 68 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden tidak merasa keberatan saat membeli atau
mengonsumsi obat tradisional karo karena produk tersebut bermanfaat untuk
kesehatan responden.
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Tentang Suasana Hati Tidak Mempengaruhi
Keputusan Saya Dalam Membeli Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
17
17,0
2.
Setuju
67
67,0
3.
Netral
16
16,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.12, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 67% ( 67 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden itu sendiri berkeinginan membeli obat tradisional
karo.
2) Variabel X2 (Produk)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel X2 (produk) sebagai berikut:
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Mudah Di
Dapatkan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
28
28,0
2.
Setuju
59
59,0
3.
Netral
13
13,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.13, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 59% ( 59 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden mudah mendapatkan obat tradisional karo di kota
Medan.
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Merupakan
Produk Yang Dibeli Tanpa Banyak Pertimbangan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
15
15,0
2.
Setuju
76
76,0
3.
Netral
9
9,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.14, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 76% ( 76 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden tidak banyak mempertimbangkan untuk membeli
obat tradisional karo produk tersebut baik untuk kesehatan.
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Sudah Mengetahui Bahan-Bahannya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
19
19,0
2.
Setuju
67
67,0
3.
Netral
14
14,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.15, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 67% ( 67 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden mengetahui bahan-bahan obat tradisional karo
baik mencari tahu sendiri informasi bahan-bahannya ataupun berasal dari
penjelasan kerabat/teman yang merekomendasikan.
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Memiliki
Bahan Yang Tahan Lama
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
15
15,0
2.
Setuju
62
62,0
3.
Netral
23
23,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.16, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 62% ( 62 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden terlebih dahulu mengetahui obat tradisional karo
memiliki bahan yang tahan lama dari kerabat/teman yang merekomendasikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Terkenal
Akan Ramuan Rempah-Rempah
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
41
41,0
2.
Setuju
58
58,0
3.
Netral
1
1,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.17, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% ( 58 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden terlebih dahulu mengetahui prinsip obat
tradisional yang pastinya berasal dari rempah-rempah.
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Beli Obat Tradisional Karo
Terjangkau
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
18
18,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
19
19,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.18, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% ( 63 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa obat tradisional karo memiliki harga beli yang terjangkau.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga Obat Tradisional Karo
Sesuai Dengan Kualitas
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
24
24,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
13
13,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.19, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% ( 63 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa obat tradisional karo memiliki harga yang sesuai dengan
kualitasnya.
Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Tidak
Menimbulkan Efek Samping
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
45
45,0
2.
Setuju
44
44,0
3.
Netral
11
11,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.20, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “sangat setuju” yaitu sebesar 45% ( 45 responden). Hal
ini menunjukkan bahwa responden sepakat obat tradisional karo tidak
menimbulkan efek samping.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Sudah
Terbukti Khasiatnya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
20
20,0
2.
Setuju
74
74,0
3.
Netral
6
6,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.21, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 74% ( 74 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden telah melihat khasiat obat tradisional karo dari
kerabat/teman yang sudah pernah menggunakan obat tradisional karo.
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dapat
Memulihkan Kembali Kesehatan, Menambah Stamina,
Dan Menjaga Kesehatan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
24
24,0
2.
Setuju
61
61,0
3.
Netral
15
15,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.22, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 61% ( 61 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa obat tradisional karo baik untuk memulihkan kembali
kesehatan, menambah stamina, dan menjaga kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
3) Variabel X3 (Individu)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel X3 (Individu) sebagai berikut:
Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Dapat Digunakan Oleh Semua Umur
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
53
53,0
2.
Setuju
46
46,0
3.
Netral
1
1,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.23, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “sangat setuju” yaitu sebesar 53% ( 53 responden). Hal
ini menunjukkan bahwa obat tradisional karo dapat digunakan oleh semua umur
dan memiliki ketentuan dosis tertentu.
Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli Tidak
Berdasarkan Status Pekerjaan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
22
22,0
2.
Setuju
66
66,0
3.
Netral
12
12,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.24, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% ( 66 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa status pekerjaan bukan menjadi penghalang responden untuk
Universitas Sumatera Utara
membeli obat tradisional karo atau kebutuhan lainnya berdasarkan minat ataupun
keinginan dari responden.
Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Sesuai Dengan Pendapatan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
18
18,0
2.
Setuju
56
56,0
3.
Netral
26
26,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.25, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56% ( 56 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa pendapatan bukan jadi penghalang reponden untuk membeli
obat tradisional karo atau kebutuhan lainnya melainkan berdasarkan minat
ataupun keinginan dari responden.
Tabel 4.26
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Sudah Jadi Tradisi Turun Temurun
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
28
28,0
2.
Setuju
45
45,0
3.
Netral
14
14,0
4.
Tidak Setuju
13
13,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.26, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 45% ( 45 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa ada responden yang membeli obat tradisional karo karena
tradisi turun-temurun. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju sebesar
Universitas Sumatera Utara
13% (13 responden) dikarenakan membeli obat tradisional karo sesuai dengan
minat/keinginan pribadi.
Tabel 4.27
Distribusi Jawaban Responden Tentang Obat Tradisional Karo Dibeli
Karena Yakin Dapat Memulihkan Dan Menjaga Kesehatan
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
17
17,0
2.
Setuju
73
73,0
3.
Netral
8
8,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
1
1,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.27, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 73% ( 73 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden yakin obat tradisional karo dapat memulihkan dan
menjaga kesehatan. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju dan sangat
tidak setuju dikarenakan belum yakin pulih apabila dirinya yang mengkonsumsi.
B. Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan maka diperoleh skor jawaban
responden untuk variabel Y (keputusan pembelian) sebagai berikut:
Tabel 4.28
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Membeli Obat Tradisional
Karo Karena Sesuai Dengan Kebutuhan Saya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
22
22,0
2.
Setuju
62
62,0
3.
Netral
16
16,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.28, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 62% ( 62 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo karena sesuai
dengan kebutuhannya.
Tabel 4.29
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Mencari Informasi Tentang
Obat Tradisional Karo Sebelum Membeli
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
23
23,0
2.
Setuju
74
74,0
3.
Netral
3
3,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.29, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 74% ( 74 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa sebelum membeli, responden mencari informasi tentang obat
tradisional karo dahulu.
Tabel 4.30
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Membeli Obat Tradisional
Karo Berdasarkan Pengalaman Kerabat Saya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
20
20,0
2.
Setuju
63
63,0
3.
Netral
14
14,0
4.
Tidak Setuju
3
3,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.30, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% ( 63 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membeli obat tradisional karo berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
pengalaman kerabatnya. Namun, ada responden yang menilai tidak setuju sebesar
3% (3 responden) dikarenakan responden tersebut membeli obat tradisional karo
berdasarkan inisiatif/keinginannya sendiri.
Tabel 4.31
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Sudah Membandingkan Obat
Tradisional Karo Dengan Obat Lainnya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
19
19,0
2.
Setuju
58
58,0
3.
Netral
22
22,0
4.
Tidak Setuju
1
1,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.31, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% ( 58 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden membandingkan obat tradisional karo dengan
obat lainnya untuk mencari kelebihan masing-masing produk. Namun, ada
responden yang menilai tidak setuju sebesar 1% (1 responden) dikarenakan
responden tersebut sudah yakin membeli obat tradisional karo.
Tabel 4.32
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Yakin Sudah Mengambil
Keputusan Yang Tepat Saat Membeli Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
30
30,0
2.
Setuju
64
64,0
3.
Netral
6
6,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.32, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 64% ( 64 responden). Hal ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa responden sudah yakin mengambil keputusan yang tepat saat
membeli obat tradisional karo.
Tabel 4.33
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Merasa Puas Setelah Membeli
Produk Obat Tradisional Karo
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
29
29,0
2.
Setuju
68
68,0
3.
Netral
3
3,0
4.
Tidak Setuju
0
,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.33, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 68% ( 68 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden suka dengan produk obat tradisional karo.
Tabel 4.34
Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Akan Merekomendasikan
Obat Tradisional Karo Kepada Kerabat Saya
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
1.
Sangat Setuju
34
24,0
2.
Setuju
60
60,0
3.
Netral
6
6,0
4.
Tidak Setuju
0
0,0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0,0
Jumlah
100
100,0
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.34, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% ( 60 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa responden akan merekomendasikan obat tradisional karo
kepada kerabatnya karena produk obat tradisional karo memberikan dampak
positif bagi kesehatannya.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Metode Analisis Data
4.3.1 Uji Instrmen
1) Uji Validitas
Dalam uji validitas ini, setiap item pernyataan akan diuji validitasnya.
Untuk mengetahui validitas setiap item pernyataan dalam instrument penelitian
dapat dilihat melalui kolom rhitung dan rtabel. Kriteria dalam menentukan validitas
yaitu jika rhitung > rtabel , maka pernyataan dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel
, maka pernyataan dikatakan tidak valid. Nilai rtabel dengan rumus df = n – 2
yaitu 100 – 2 = 98, sehingga nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% adalah 0,196.
a. Variabel X1(Situasi)
Uji validitas kuesioner untuk variabel X1(situasi) dalam penelitian ini
dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji
validitas untuk variabel X1(situasi) dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Pernyataan
Tabel 4.35
Uji Validitas Variabel X1(Situasi)
rhitung
rtabel
P1
0,588
P2
0,603
P3
0,726
P4
0,603
P5
0,677
P6
0,535
P7
0,494
P8
0,432
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.35 menunjukkan semua butir pernyataan variable X1 (situasi)
memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,196). Dengan demikian
semua butir pernyataan dikatakan valid.
b. Variabel X2 (Produk)
Uji validitas kuesioner untuk variabel X2 (produk) dalam penelitian
ini dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji
validitas untuk variabel X2 (produk) dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Pernyataan
Tabel 4.36
Uji Validitas Variabel X2 (Produk)
rhitung
rtabel
Keterangan
P9
0,448
P10
0,628
P11
0,616
P12
0,630
P13
0,522
P14
0,677
P15
0,698
P16
0,541
P17
0,511
P18
0,688
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 4.36 menunjukkan semua butir pernyataan variable X2 (produk)
memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,196). Dengan demikian
semua butir pernyataan dikatakan valid.
c. Variabel X3 (Individu)
Uji validitas kuesioner untuk variabel X3 (individu) dalam penelitian
ini dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji
Universitas Sumatera Utara
validitas untuk variabel X3 (individu) dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Pernyataan
Tabel 4.37
Uji Validitas Variabel X3 (Individu)
rhitung
rtabel
Keterangan
P19
0,560
P20
0,669
P21
0,739
P22
0,775
P23
0,595
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tabel 4.37 menunjukkan semua butir pernyataan variable X3
(individu) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (0,196). Dengan
demikian semua butir pernyataan dikatakan valid.
d. Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Uji validitas kuesioner untuk variabel Y (keputusan pembelian) dalam
penelitian ini dilakukan kepada 100 responden dengan rtabel sebesar 0,196.
Hasil uji validitas untuk variabel Y (keputusan pembelian) dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.38
Uji Validitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Pernyataan
rhitung
rtabel
Keterangan
P24
0,604
P25
0,490
P26
0,657
P27
0,740
P28
0,562
P29
0,640
P30
0,406
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
0,196
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.38 menunjukkan semua butir pernyataan variable Y
(keputusan pembelian) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel
(0,196). Dengan demikian semua butir pernyataan dikatakan valid.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu angket yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu angket dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Indikator untuk uji reliabilitas adalah cronbach’s alpha (
apabila nilai
,
> 0,600 menunjukkan instrumen yang digunakan reliable.
Berdasarkan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang dibagikan kepada responden,
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Variabel X1(Situasi)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1 (situasi) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.39
Uji Reliabilitas Variabel X1 (Situasi)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,720
8
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.39, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,720.
positif dan lebih besar dari
(0,720 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
b. Variabel X2 (Produk)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel X2 (produk) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.40
Uji Reliabilitas Variabel X2 (Produk)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,796
10
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.40, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,796.
positif dan lebih besar dari
(0,796 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
c. Variabel X3 (Individu)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel X3 (individu) dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.41
Uji Reliabilitas Variabel X3 (Individu)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,685
5
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.41, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,685.
positif dan lebih besar dari
(0,685 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
Universitas Sumatera Utara
d. Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Hasil uji reliabilitas untuk variabel Y (keputusan pembelian) dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.42
Uji Reliabilitas Variabel Y (Keputusan Pembelian)
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,685
7
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.42, dapat diketahui bahwa nilai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
sebesar 0,685.
positif dan lebih besar dari
(0,685 > 0,600) maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui perhitungan regresi
dengan menggunakan SPSS 21.0 yang di deteksi melaului dua pendekatan yaitu
berupa pendekatan grafik dan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov yang
membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Berikut ini penjelasan uji normalitas dengan pendekatan grafik dan
pendekatan Kolmogorov-Smirnov:
a. Pendekatan Grafik
Uji normalitas dapat dilakukan melali perhitungan regresi dengan
menggunakan SPSS 21.0 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik
Universitas Sumatera Utara
yaitu analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang
membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Berikut penjelasan dari grafik-grafik tersebut:
i.
Grafik Histogram
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa residual data berdistribusi normal,
hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak
melenceng ke kiri atau ke kanan.
Universitas Sumatera Utara
ii.
Grafik Normal P-Plot
Gambar 4.2
Normal P-Plot Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa gambar menunjukkan data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Oleh
karena itu, data dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Kolmogorov-Smirnov
Uji Kolmogorov-Smirnov
rentang
data distribusi
yaitu pedoman pengambilan keputusan
normal
berdasarkan
uji statistik
dengan
menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari
criteria sebagai berikut:
i. Jika nilai Asymp.sig (2 tailed) > 0,05 maka data berdistribusi
normal.
ii. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < 1,97, data dikatakan normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.43
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
100
Mean
Std. Deviation
,0000000
1,81476287
Absolute
,080
Positive
,080
Negative
-,042
Kolmogorov-Smirnov Z
,804
Asymp. Sig. (2-tailed)
,537
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS, 2017
Pada tabel 4.43 dapat dilihat perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) adalah
0,537. Artinya, perolehan ini lebih besar dari 0,05 dan untuk nilai KolmogorovSmirnov Z adalah sebesar 0,804 dimana nilai tersebut lebih kecil dibandingkan
dengan bilai ketetapan 1,97. Dengan demikian, uji statistik telah memenuhi kedua
criteria yang disyaratkan dan data dapat dikatakan berdistribusi normal serta
memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas (Juliandi, 2013:175) bertujuan untuk menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel
independen. Dengan cara melihat besarnya nilai VIF (variance inflation factor).
Dengan ketentuan :
1. Bila VIF > 5 maka terdapat masalah multikolinieritas
2. Bila VIF < 5 maka tidak terdapat masalah multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.44
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
(Constant)
B
8,485
Std. Error
2,403
Standardized
Coefficien