Kegiatan paska polkanik pada gunung berapi
Kegiatan paska polkanik
Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tandatanda yang disebut gejala post vulkanik, atau
pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet.
Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas
bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang
dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan
Papandayan (Jawa Barat).
b. Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban
Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani
(NTB).
c. Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa
Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
d. Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat
belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa
jenis penyakit kulit.
e. Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air
tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral
tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber
air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat),
dan Minahasa (Sulawesi Utara).
f. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik
disebut geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow
Stone National Park, California (USA), pancaran airnya bisa
mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga
terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
Pengaruh revolusi bumi
Ekliptika adalah bidang edar bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Peredaran bumi dari tanggal 21 Maret sampai 21 Juni, kutub utara makin condong ke matahari.
Sebaliknya, daerah kutub selatan yang terkena sinar matahari makin sempit. Pada waktu itu, belahan
bumi utara mengalami musim semi dan belahan bumi selatan mengalami musim gugur; waktu siang di
belahan bumi utara lebih panjang daripada waktu malamnya.
Peredaran bumi dari tanggal 21 Juni sampai 23 September, kutub utara makin condong menjauhi
matahari (daerah yang terkena sinar matahari makin sempit) dan kutub selatan makin condong ke
matahari. Pada waktu itu, belahan bumi utara mengalami musim panas dan belahan bumi selatan
mengalami musim dingin; waktu siang di belahan bumi utara lebih panjang daripada waktu malamnya.
Peredaran bumi dari tanggal 23 September sampai 22 Desember, kutub utara makin condong menjauhi
matahari dan kutub selatan makin condong ke matahari. Pada waktu itu, belahan bumi selatan
mengalami musim semi; waktu siang di belahan bumi utara lebih pendek daripada waktu malamnya .
Peredaran bumi dari tanggal 22 Desember sampai 21 Maret, kutub utara condong ke matahari dan
kutub selatan condong menjauhi matahari. Pada waktu itu, belahan bumi utara mengalami musim dingin
dan belahan bumi selatan mengalami musim panas; waktu siang di belahan bumi utara lebih pendek
daripada waktu malamnya. Pergantian musim seperti diuraikan di atas tidak terjadi di seluruh permukaan
bumi. Akan tetapi, hanya terjadi pada daerah yang terletak antara 23,5° LU - 66,5° LU (LU = lintang utara)
atau 23,5° LS - 66,5° LS (LS = lintang selatan). Adapun pada daerah yang terletak di antara 23,5° LS 23,5° LU (daerah sekitar khatulistiwa) mengalami musim tropik, dan daerah yang terletak antara 66,5° LU
- 90° LU atau 66,50 LS – 900 LS (daerah sekitar kutub) hanya mengalami sekali siang dan malam dalam
satu tahun.
Karena sumbu bumi miring 23.5° terhadap garis yang tegak lurus ekliptika, titik terbit dan terbenam
matahari mengalami pergeseran. Pergeseran tersebut berlangsung secara periodik dari khatulistiwa ke
23,5° LU, kembali ke khatulistiwa, terus ke 23,5° LS, dan kembali lagi ke khatulistiwa. Gerak matahari
seperti itu disebut gerak semu tahunan matahari. Akibat revolusi bumi dalam kehidupan adalah:
1. Pergantian musim sepanjang tahun
2. Perubahan lamanya siang dan malam
3. Gerak semu tahunan matahari
Gunung api yang sudah kurang aktif, memiliki tandatanda yang disebut gejala post vulkanik, atau
pasca vulkanik atau setelah aktivitas vulkanik dengan gejala-gejala sebagai berikut.
a. Sumber gas asam arang (CO2 dan CO) yang disebut mofet.
Gas ini berbahaya sebab dapat menyebabkan mati lemas
bagi orang yang menghirupnya. Contoh: Kawah Timbang
dan Nila di Dieng (Jawa Tengah), Tangkuban Perahu dan
Papandayan (Jawa Barat).
b. Sumber gas belerang , disebut solfatara. Contoh : Tangkuban
Parahu (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Rinjani
(NTB).
c. Sumber gas uap air, disebut fumarol. Contoh : Dieng (Jawa
Tengah) dan Kamojang (Jawa Barat).
d. Sumber air panas. Sumber air panas yang mengandung zat
belerang, dapat digunakan untuk menyembuhkan beberapa
jenis penyakit kulit.
e. Sumber air mineral. Sumber air mineral ini berasal dari air
tanah yang meresap bercampur dengan larutan mineral
tertentu seperti: belerang, atau mineral lain. Contoh sumber
air mineral terdapat di: Ciater dan Maribaya (Jawa Barat),
dan Minahasa (Sulawesi Utara).
f. Geyser. Pancaran air panas yang berlangsung secara periodik
disebut geyser. Geyser yang terkenal terdapat di Yellow
Stone National Park, California (USA), pancaran airnya bisa
mencapai ketinggian 40 meter. Pancaran air semacam ini juga
terdapat di Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat.
Pengaruh revolusi bumi
Ekliptika adalah bidang edar bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi dapat dijelaskan sebagai berikut.
Peredaran bumi dari tanggal 21 Maret sampai 21 Juni, kutub utara makin condong ke matahari.
Sebaliknya, daerah kutub selatan yang terkena sinar matahari makin sempit. Pada waktu itu, belahan
bumi utara mengalami musim semi dan belahan bumi selatan mengalami musim gugur; waktu siang di
belahan bumi utara lebih panjang daripada waktu malamnya.
Peredaran bumi dari tanggal 21 Juni sampai 23 September, kutub utara makin condong menjauhi
matahari (daerah yang terkena sinar matahari makin sempit) dan kutub selatan makin condong ke
matahari. Pada waktu itu, belahan bumi utara mengalami musim panas dan belahan bumi selatan
mengalami musim dingin; waktu siang di belahan bumi utara lebih panjang daripada waktu malamnya.
Peredaran bumi dari tanggal 23 September sampai 22 Desember, kutub utara makin condong menjauhi
matahari dan kutub selatan makin condong ke matahari. Pada waktu itu, belahan bumi selatan
mengalami musim semi; waktu siang di belahan bumi utara lebih pendek daripada waktu malamnya .
Peredaran bumi dari tanggal 22 Desember sampai 21 Maret, kutub utara condong ke matahari dan
kutub selatan condong menjauhi matahari. Pada waktu itu, belahan bumi utara mengalami musim dingin
dan belahan bumi selatan mengalami musim panas; waktu siang di belahan bumi utara lebih pendek
daripada waktu malamnya. Pergantian musim seperti diuraikan di atas tidak terjadi di seluruh permukaan
bumi. Akan tetapi, hanya terjadi pada daerah yang terletak antara 23,5° LU - 66,5° LU (LU = lintang utara)
atau 23,5° LS - 66,5° LS (LS = lintang selatan). Adapun pada daerah yang terletak di antara 23,5° LS 23,5° LU (daerah sekitar khatulistiwa) mengalami musim tropik, dan daerah yang terletak antara 66,5° LU
- 90° LU atau 66,50 LS – 900 LS (daerah sekitar kutub) hanya mengalami sekali siang dan malam dalam
satu tahun.
Karena sumbu bumi miring 23.5° terhadap garis yang tegak lurus ekliptika, titik terbit dan terbenam
matahari mengalami pergeseran. Pergeseran tersebut berlangsung secara periodik dari khatulistiwa ke
23,5° LU, kembali ke khatulistiwa, terus ke 23,5° LS, dan kembali lagi ke khatulistiwa. Gerak matahari
seperti itu disebut gerak semu tahunan matahari. Akibat revolusi bumi dalam kehidupan adalah:
1. Pergantian musim sepanjang tahun
2. Perubahan lamanya siang dan malam
3. Gerak semu tahunan matahari