Tema Teknologi Secercah Harapan untuk Bi

Tema : Teknologi
Secercah Harapan untuk Bisnis IT di Indonesia
M. Ridho Ramadhani -- FEUI 2012
“People can be really smart or have skills that are directly applicable, but if they don’t really
believe in it, then they are not going to really work hard.” - Mark Zuckerberg

Sebuah kutipan kata dari seorang CEO Facebook diatas menurut penulis sangat
merepresentasikan keadaan tanah air kita ini. Bahwa faktanya, banyak orang Indonesia yang
memiliki kecerdasan luar biasa, namun memilih jalan pintas yang mudah, bukan jalan beresiko
yang sulit untuk sukses. Jika melihat track record, Jumlah sarjana di Indonesia sudah mulai
terhitung tinggi dibanding jumlah penduduk. Namun, belum terlihat karya – karya terbaik
bangsa, terutama yang penulis tekankan disini – dalam bidang IT. Melihat kondisi bisnis di
Indonesia ini, sudah banyak bisnis yang bergerak di bidang keuangan, food and beverages,
maupun consumer goods, tetapi belum terlihat bisnis yang bergerak di bidang IT, padahal bisnis
di bidang ini sangat menguntungkan bagi pemiliknya. Selayaknya, bukan berarti tidak ada
harapan untuk bisnis di bidang IT untuk survive di situasi di Indonesia sekarang. Akankah masih
ada titik – titik cahaya yang dapat menerangi gelapnya masa depan bisnis IT di Indonesia?
Information Technology atau disingkat IT adalah frase yang sering didengar di zaman

globalisasi ini. Information Technology bukan sekedar sekumpulan perangkat hardware atau
software yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti komputer dan handphone, namun

memiliki arti yang lebih luas lagi, yaitu seperangkat sistem hardware dan software yang
terintegrasi untuk menjalankan suatu fungsi tertentu oleh penggunanya. Realitanya, Teknologi
Informasi (IT) adalah sebua dunia usaha dan teknologi yang paling banyak menghailkan
entrepreneur yang sukses di bidang produk maupun keuangan. Nama – nama seperti HewlettPckard, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Steve Jobs, dan Michael Dell merupakan nama – nama
pendiri perusahaan di bidang Teknologi Informasi , dan merupakan entrepreneur murni karena
mereka memulai usaha yang baru sama sekali dari nol dan usia yang cukup muda
Dalam tulisan ini, penulis ingin menyampaikan seberapa menguntungkannya bisnis IT di
Indonesia. Dan tidak lupa, resiko – resiko yang mungkin dihadapi dalam membangun bisnis IT
di Indonesia. Inspirasi menulis ini berasal dari sahabat penulis yang sulit sekali dalam
menjalankan Start Up bisnis IT di Indonesia dikarenakan keadaan yang kurang mendukung.

Semoga dengan tulisan ini , bisnis IT di Indonesia dapat berkembang seiring dengan
berkembangnya teknologi di Indonesia yang sangat pesat.

Untungnya berbisnis IT
Pada awal tahun 2000, buku ‘Rich Dad – Poor Dad’ karya Robert Kiyosaki sempat
menjadi bahan pembicaraan di Indonesia. Bagi yang belum pernah membaca buku tersebut, buku
tersebut berisi cerita bagaimana Robert Kiyosaki berubah pola pikir dari pegawai menjadi
pemimpin atau bos di perusahaan. Perubahan pola pikir yang disebabkan buku itu mulai
merambah ke prakteknya, yaitu mulai bermunculan bisnis – bisnis kecil di Indonesia. Lalu pada

tahun 2012, Film “The Social Network” muncul di bioskop. Film tersebut bercerita tentang Mark
Zuckerberg yang menjadi pionir dalam membuat sebuah situs sosial media . Film pemenang
Oscar tersebut mampu membuat penontonnya terinspirasi untuk membuat bisnis mulai dari
garasinya sendiri, sampai menjadi Miliarder paling terkenal sedunia.
Faktanya, seluruh perusahaan di peringkat top 10 di New York Stock Exchange
merupakan bisnis yang bergerak di bidang IT. Mulai dari Apple, Samsung, dan Microsoft.
Ketiga perusahaan tersebut memiliki produk dengan kelebihannya masing – masing. Apple
dengan produk andalannya yaitu MacBook dan Iphone, sampai Microsoft dengan perangkat
gamenya Xbox. Hal ini didukung pula dengan fakta bahwa perusahaan Fortune 500 di dominasi
oleh perusahaan Minyak dan Gas di peringkat satu, lalu Teknologi Informasi di peringkat dua.
Kemudian, Samsung juga menempati peringkat 10 teratas dengan pendapatan perusahaan
tertinggi di dunia. Fakta – fakta tersebut tentu terlihat menggiurkan. Namun, pencapaian tersebut
tidak dapat diraih semudah membalikan telapak tangan. Butuh perjuangan sepanjang waktu
untuk membangun sebuah perusahaan IT untuk sukses.
Memasuki tahap awal bisnis IT bukan merupakan hal yang mudah. Walaupun banyak
sekali bidang bisnis IT, tetapi pada umumnya bidang usaha yang sering dimasuki oleh seorang
pebisnis baru adalah:






Perusahaan pengembangan perangkat lunak aplikasi (software house).
Konsultan Implementasi Teknologi Informasi baik itu implementasi hardware maupun
implementasi software.
Distributor dari produk-produk IT, baik hardware ataupun software.



Training dan pendidikan bidang IT.

Dari keempat bidang ini, muncul berbagai varians dari bisnis IT yang biasanya merupakan
bentuk spesialisasi dari keempat bidang usaha tersebut. Untuk sukses dalam bisnis dalam bidang
ini faktor yang paling berpengaruh adalah ketepatan memasuki pasar (time-to-market) dan juga
kualitas sebuah produk atau solusi yang dimiliki. Terlambat memasuki pasar berarti akan
kehilangan kesempatan menjadi market leader, sedangkan terlalu awal masuk pasar akan
dibebani biaya besar untuk melakukan pendidikan pasar. Faktor yang kedua yaitu kualitas dari
produk atau solusi yang akan menjamin kesinambungan perusahaan dalam bisnis ini. Kualitas
yang jelek akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari pelanggan, walaupun time-to-market
nya sudah tepat.


Keadaan Bisnis IT di Indonesia
Setelah membahas keuntungan dan potensi dari bisnis IT itu sendiri, kita beralih ke fakta
dan kondisi dari Indonesia untuk mendirikan bisnis IT. Di Indonesia, belum ada perusahaan
berbasis teknologi yang mencapai level dunia. Meskipun sudah ada perusahaan lokal yang
memproduksi produk – produk hardware seperti laptop, mouse, dan handphone, belum ada
produk yang dapat bersaing di kaliber internasional. Kebanyakan, produk – produk tersebut
adalah tiruan produk luar negeri atau hanya berkualitas lokal. Hal ini dapat dikatakan miris
mengingat tidak adanya bantuan apapun dari pemerintah atau kebijakan tertentu untuk
mendukung berdirinya bisnis IT di Indonesia. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut :


Belum adanya regulasi khusus yang mendukung kegiatan perusahaan startup seperti tidak
adanya insentif pajak dari pemerintah. Di Indonesia, semua perusahaan baik perusahaan
kecil atau besar mengikuti peraturan yang sama. Hal ini memang seringkali dirasakan
memberatkan bagi perusahaan start-up yang tentunya terbatas dalam bidang operasi dan



pendanaannya.

Belum adanya dukungan dari dunia komunitas keuangan Indonesia seperti belum adanya
kredit dari perbankan untuk operasi perusahaan dengan bunga dan persyaratan yang
memadai. Hampir semua bank mensyaratkan agunan (kolateral) dalam bentuk bangunan
atau deposito untuk setiap usulan pendanaan yang dipastikan sangat sulit dilakukan oleh
sebuah perusahaan start-up. Bahkan dalam lingkungan entrepreneurship sering dikenal

sebuah pameo yang mengatakan perbankan hanya meminjamkan uang kepada
perusahaan yang tidak membutuhkan pendanaan, sedangkan perusahaan yang


membutuhkan pendanaan sangat sulit dalam mengakses fasilitas keuangan yang ada.
Masih lemahnya perlindungan dan penghargaan dalam bidang patent yang berakibat
masih kurangnya entrepreneur Indonesia yang menekuni pengembangan perangkat lunak



aplikasi, karena tidak ada jaminan bahwa aplikasi mereka tidak digandakan secara illegal.
Belum adanya semangat untuk mendukung dunia wirausaha dari perusahaan pemerintah
di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peraturan pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan negara atau BUMN dilakukan minimal 30 hari setelah semua dokumen

disetujui. Persyaratan ini berlaku bagi perusahaan besar dan juga perusahaan kecil yang
berarti bahwa perusahaan kecil atau baru memberikan pinjaman selama setidaknya 30
hari kepada perusahaan negara atau BUMN tersebut. Hal ini tentunya sangat
memberatkan perusahaan start-up.
Fakta – fakta diatas menunjukan belum siapnya indonesia dalam mendirikan bisnis IT.

Secara umum, pemerintah hanya memikirkan rakyat kecil yang merupakan kegiatan kurang
efektif. Seharusnya pemerintah Indonesia mendukung kegiatan bisnis IT seperti halnya yang
diterapkan oleh negara Canada. Di Canada, terdapat sebuah badan konsultasi yang
mendukung inovasi – inovasi dalam membentuk bisnis baru yang disebut IRA ( Individual
Research Assistance ) . Selain itu, terdapat pula pasar modal yang menyediakan dana awal
untuk perusahaan yang sebagian besar merupakan startup IT. .(Rahardjo Budi,”Pelajaran
dari

Mendirikan

perusahaan

strart-up”,


2003,

artikel

populer,http://www.ilmukomputer.com)

Sebuah Harapan
Sebelumnya, kita telah membahas kedua sisi dari berbisnis IT di Indonesia. Menurut
realita, keadaan lingkungan bisnis di Indonesia memang kurang mendukung di Indonesia
terlepas dari keuntungan yang tak terbatas dari bisnis tersebut. Sekiranya, masih adakah

harapan bagi bisnis IT untuk berkembang? Menurut Dian Martin, seorang pakar teknologi di
Indonesia, masih ada potensi dari bisnis IT di Indonesia.
Menurut Dian Martin, potensi dari bisnis IT masih sangatlah besar, hal ini dikarenakan
oleh mudahnya masuk dalam segmen ini dan modal yang tidak terlalu besar. Beliau berkata “
Kebanyakan yang sukses di bidang ini malah anak muda, lihat saja Mark Zuckerberg , ada
juga Andrew Darwis sang Founder Web Kaskus Indonesia. Tidak seperti bisnis lain, bisnis
ini tidak membutuhkan modal besar dan compatible bagi anak muda untuk masuk
kedalamnya. “ Ujar Dian Martin. Tambah lagi, sebelum memulai bisnis, para calon
entrepreneur dapat menjalani pelatihan yang disediakan oleh institusi – institusi yang tersebar

di Indonesia. Kemudian, dengan mempelajari kisah – kisah orang yang sukses di bidang IT
dapat mempertajam ilmu untuk mempersiapkan diri dalam terjun di Bisnis IT. Sampai saat
ini, memang belum ada formula khusus untuk bisa sukses dalam bisnis ini, namun jika
perencanaan dan inovasinya bagus, bisnis ini bisa langsung meroket dan meraih keuntungan
yang besar seperti halnya yang dialami oleh Apple, Inc. Pada saat meluncurkan produk
Iphone.
Demikianlah sebuah harapan bagi Bisnis IT, seperti kalimat Einstein “ Tidak ada hal
yang pasti kecuali pajak”. Kita tidak akan tahu bagaimana bisnis ini kedepannya namun kita
dapat berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan bisnis ini di Indonesia , dengan
harapan, suatu saat nanti Indonesia akan bersinar di dunia Internasional.