Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Desa Kutambelin Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

BAB II
TINJAUAN KONSEPTUAL

2.1 Sosial Ekonomi
2.1.1

Pengertian Sosial Ekonomi
Kata sosial berasal dari kata “socious” yang artinya kawan atau teman.

Sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang
berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis manusia
sering disebut makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar
tanpa bantuan dari orang lain disekitarnya (Salim, 2002:454). Sehingga dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari interaksi dengan manusia
baik itu individu, kelompok dan lingkungan alam.
Kegiatan sosial tidak terlepas dari tindakan-tindakan sosial dan interaksi
sosial. Tindakan sosial adalah hal-hal

yang dilakukan individu ataupun

kelompok. Sedangkan interaksi adalah proses dimana individu dengan individu,

individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok juga dengan
kelompok satu dengan yang lain (Narwoko,dkk, 2006 : 20).
Kepentingan interaksi mempunyai kepentingan praktis yang sesuai
dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Interaksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Kegiatan sosial adalah hubungan
interaksi sosial dan merupakan keadaan dimana seseorang melakukan hubungan
respon dengan orang lain atau kelompok. Dalam diri manusia terdapat dua
kepentingan yakni kepentingan individu dan kepentingan bersama.

Universitas Sumatera Utara

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
“oikos” artinya rumah tangga dan “nomos” artinya mengatur. Jadi secara harfiah
ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga dalam pengertian sederhana.
Sementara pengertian ekonomi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barangbarang serta kekayaan seperti perdagangan, keuangan dan perindustrian. Jadi,
dapat dikatakan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan
hidup sehari-hari (Salim, 2002:379). Menurut M. Manullang ekonomi
merupakan suatu usaha masyarakat untuk mencapai kemakmuran (kemakmuran
adalah suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik

barang-barang maupun jasa) (Simangunsong, 2004:22).
Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem sosial yaitu
suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan
dalam satu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau
kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan. Oleh karena itu, kehidupan
sosial pada dasarnya ditandai dengan :
1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah
dua atau lebih
2. Manusia tersebut berhubungan dan hidup bersama dalam waktu yang
cukup lama. Oleh karena itu berhubungan dan bergaul cukup lama
dan hidup bersama, maka akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian
perilaku serta munculnya satu perasaan sebagai kesatuan (kelompok)
3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan
4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman, 1986: 9).

Universitas Sumatera Utara

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun
material. Kebutuhan pokok atau basic human needs dapat dijelaskan sebagai
kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Kehidupan

sosial ekonomi adalah perilaku sosial dari masyarakat yang menyangkut
interaksinya dan perilaku ekonomi dari masyarakat yang berhubungan dengan
pendapatan dan pemanfaatannya. Bila berbicara mengenai kehidupan sosial
ekonomi berarti juga membahas tentang kebutuhan dan bagaimana seseorang
berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dan pemanfaatan hasil ekonomi yang
diperoleh. Jadi, kehidupan sosial ekonomi yang dimaksud adalah cara-cara atau
strategi yang diterapkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta
pemanfaatan penghasilan atau hasil ekonomi yang diperoleh dan juga berbicara
mengenai keadaan hidup sehari-hari.
Manusia dikatakan hidup layak jika mampu memenuhi kebutuhan hidup
minimalnya. Kebutuhan hidup tersebut meliputi pangan sandan, pendidikan dan
kesehatan. Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia terdiri atas
beberapa aspek yakni :
1. Kebutuhan fisik atau bilogik dengan indikator lapar, haus, seks, rasa
enak, tidur dan istirahat
2. Kebutuhan akan rasa aman dengan indikator psikologik terhindar dari
bahaya dan bebas dari rasa takut atau ancaman
3. Kebutuhan disertakan rasa cinta dan aktivitas sosial dengan indikator
berupa psikologik berupa rasa bahagia, berkumpul dan berserikat,
perasaan diterima dalam kelompok, rasa bersahabat atau afeksi


Universitas Sumatera Utara

4. Kebutuhan rasa hormat dengan indikator menerima keberhasilan diri,
kompetensi, keyakinan, rasa diterima orang lain, apresiasi dengan
masrtabat
5. Kebutuhan aktualisasi dan realisasi diri dengn indikator berupa
keinginan mengembangjan diri secara optimal melalui usaha sendiri,
kreativitas dan ekspresi (Maslow dalam Danim, 1995: 34-35).
Sejarah sosial ekonomi sendiri berhubungan dengan keadaan dimana
manusia hidup, kemungkinan perkembangan materi dan batasan-batasannya
yang tidak bisa di ikuti manusia. Penduduk dan kepadatan penduduk, konsumsi
dan produksi pangan, perumahan, sandang, dan pangan, kesehatan dan penyakit,
sumber-sumber kekuatan dan pada tingkat dasarnya faktor-faktor ini
berkembang tidak menentu dan sangat drastis mempengaruhi kondisi-kondisi
dimana manusia itu harus hidup (Ahmad,1992:45).
Menurut Melly G. Tan (Melly dalam Susanto, 1984. 120) bahwa
kedudukan sosial ekonomi mencakup 3 (tiga) faktor yaitu pekerjaan, pendidikan
dan penghasilan. Pendapat diatas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank
Dunia bersama dengan James Grant dari Overseas Development Council

mengatakan bahwa kehidupan sosial ekonomi dititikberatkan pada pelayanan
kesehatan, pendidikan, perumahan dan air yang sehat yang didukung oleh
pekerjaan yang layak.

2.1.1.1 Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan secara umum dapat diartikan sebagai
penerimaan atau sejumlah yang didapat dari hasil utama. Menurut Sadono dan

Universitas Sumatera Utara

Sukirno (1988) mengemukakan bahwa “pendapatan adalah penghasilan yang
diterima tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima oleh suatu
negara”. Sementara dalam istilah pajak, pendapatan dapat didefinisikan sebagai
sejumlah uang atau nilai uang yang diperoleh seseorang sebagai hasil usaha dan
tenaga, barang bergerak, barang tak bergerak, harta bergerak, dan hak atas
bayaran berkala. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kategori
sebagai berikut:
a. Pendapatan berupa uang
1. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja
sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang

2. Dari usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha itu
sendiri, komisi dan penjualan kerajinan rumah tangga
3. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak
milik tanah
4. Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari
kerja sosial
b. Pendapatan berupa barang yaitu :
1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras,
pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi
2. Barang yang diproduksi dan konsumsi rumah tangga, antara lain
pemakaian barang yang diproduksi di rumah, sewa yang harus
dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati (Sumardi,
1985:94).

Universitas Sumatera Utara

Pendapatan merupakan variabel yang secara langsung mempengaruhi
apakah seseorang atau sekelompok orang akan mampu atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapat hidup secara layak sebagai manusia
yang memiliki harkat dan martabat. Anggapan tersebut mudah dipahami bahkan

diterima, mengingat pendapatan dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
barang dan jasa yang dibutuhkan agar seseorang atau sekelompok orang mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya. (Siagian, 2012:69).

2.1.1.2 Interaksi Sosial
Salah satu sifat manusia adalah keinginan untuk hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dalam hidup bersama antara manusia dan manusia atau
manusia dan kelompok tersebut terjadi “hubungan” dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu manusia ingin menyampaikan
maksud, tujuan dan keinginannya masing-masing. Sedangkan untuk mencapai
keinginan itu harus diwujudkan dengan tindakan melalui hubungan timbal-balik.
Hubungan inilah yang disebut dengan interaksi.
Interaksi sosial adalah hubungan dinamis yang mempertemukan orang
dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok
manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerja sama tetapi bisa juga berbentuk
tindakan persaingan, pertikaian dan sejenisnya. Interaksi sosial merupakan
hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang


Universitas Sumatera Utara

b. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol
c. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini dan masa mendatang)
yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung
d. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan
tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamat (Basrowi, 2005:
138-139).
Secara mendasar ada empat macam interaksi sosial yang ada dalam masyarakat
yakni :
a. Kerjasama (cooperation)
b. Persaingan (competition)
c. Akomodasi atau penyesuaian diri (accomodation)
d. Pertentangan atau pertikaian (conflict) (Basrowi, 2005: 145)

2.1.1.3 Pekerjaan
Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh
manusia. Sedangkan dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu
tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Jadi dapat diketahui

pekerjaan adalah sebuah aktifitas antar manusia untuk saling memenuhi
kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan atau penghasilan.
Penghasilan tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai pemenuhan
kebutuhan, baik ekonomi, psikis maupun biologis. Hal ini dikarenakan manusia
perlu

bekerja

untuk

dapat

mempertahankan

hidupnya.

(http://www.seputarpendidikan.com/2014/08/pengertian-pekerjaan-profesidan.html diakses tanggal 11 Maret 2015 pukul 18.30).

Universitas Sumatera Utara


Jenis pekerjaan dapat dibedakan menjadi 2 macam yakni :
a. Pekerjaan sektor formal
Pekerjaan sektor formal adalah kegiatan usaha yang bentuknya
terorganisasi, cara atau jam kerjanya teratur, pembiayaannya dari
sumber resmi dan menggunakan buruh dengan tingkat upah tertentu.
b. Pekerjaan sektor informal
Pekerjaan sektor informal adalah kegiatan usaha yang bentuknya
tidak terorganisasi (kebanyakan usaha sendiri),

cara atau jam

kerjanya tidak teratur, modal kerja dibiayai sendiri atau sumber tak
resmi, serta dominan dikerjakan oleh anggota keluarga

2.1.1.4 Pendidikan
Menurut UU No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003
yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Jenis-jenis pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macam sebagai berikut
:
a. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh pada
lembaga legal dan tahapan dalam pendidikan ini sangat jelas. Dalam
pendidikan formal, peserta didik harus menempuh pendidikan dasar

Universitas Sumatera Utara

yang memiliki durasi waktu selama 9 (Sembilan) tahun, selanjutnya
dilanjutkan ke tingkat SMA atau SMK, setelah itu para peserta didik
juga masih bisa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ke
Perguruan tinggi.
b. Pendidikan Non-Formal
Pendidikan non-formal biasanya terdapat pada anak usia belia
ataupun sebagai pendidikan penunjang kegiatan belajar secara
formal. Pendidikan non-formal sangat mudah kita jumpai, seperti
hadirnya tempat kursus, seperti kursus bimbingan belajar, kursus
menyanyi, kursus menari dan sebagainya.
c. Pendidikan Informal
Disebut sebagai pendidikan informal karena pendidikan ini
dilakukan secara mandiri dari dalam diri sendiri yang memiliki
kesadaran serta tanggung jawab yang penuh dalam proses
penerapannya. Pendidikan informal biasanya dimulai dari lingkungan
keluarga serta lingkungan masyarakat. Jika pendidikan ini dimulai
dari ruang lingkup keluarga, maka peran orang tua sangatlah penting
karena orang tua merupakan panutan pertama yang biasanya
dijadikan teladan dari para peserta didik.

2.2 Masyarakat
2.2.1

Pengertian Masyarakat
Masyarakat termasuk istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut

kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik itu dalam tulisan ilmiah maupun dalam

Universitas Sumatera Utara

bahasa sehari-hari. Dalam bahasa inggris masyarakay dipakai dengan istilah
“society” yang berasal dari bahasa latin socius yang berarti kawan. Istilah
masyarakat sendiri berasal dari bahasa arab syaraka yang berarti ikut serta,
berpartisipasi.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan
istilah ilmiah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai
prasarana melalui bagaimana warga-warganya dapat saling berinteraksi.
Hendaknya dapat diperhatikan bahwa tidak semua kesatuan manusia yang
bergaul atau berinteraksi itu merupakan masyarakat karena suatu masyarakat
harus mempunyai suatu ikatan lain yang khusus. Ikatan tersebut adalah pola
tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupan dalam batas kesamaan
serta harus bersifat kontinue. (Koentjaraningrat, 2002:144)
Berikut adalah pengertian masyarakat menurut ahli :
a. Koentjaraningrat (1980) mendefinisikan masyarakat sebagai kesatuan
hidup manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama
b. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin (1954) berpendapat bahwa
masyarakat itu adalah kelompok manusia yang terbesar yang
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang
sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang
lebih kecil
c. Ralph Linton (1936) mengemukakan masyarakat adalah sekelompok
manusia yang telah cukup lama dan bekerja sama sehingga mereka

Universitas Sumatera Utara

dapat mengorganisasikan dirinya sebagai salah satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu. Pengertian ini menunjukkan adanya
syarat-syarat sehingga diseut masyarakat yakni adanya pengalaman
hidup bersama dalam jangka waktu yang cukup lama dan adanya kerja
sama diantara anggota kelompok, memiliki perasaan atau pikiran
menjadi bagian dari satu kesatuan kelompoknya. Pengalaman hidup
bersama menimbulkan kerja sama, adaptasi terhadap organisasi dan
pola tingkah laku anggota-anggota (Basrowi, 2005:39-40).
Menurut Soerjono Soekanto suatu kumpulan dapat dikatakan masyarakat
jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Manusia yang hidup bersama
b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama
c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan
d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Ciri-ciri masyarakat diatas selaras dengan definisi masyarakat yang telah
dikemukakan sebelumnya, bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan yang sama.
Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil yang
mempunyai hubungan yang erat satu sama lain. (Basrowi, 2005 : 41)

2.3 Bencana
Menurut UU No.24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,
bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

Universitas Sumatera Utara

menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bencana mempunyai arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan
kesusahan, kerugian atau penderitaan.
Definisi lain menurut Internasional Strategy for Disaster Reduction (UNISDR-2002, 24) bencana adalah suatu kejadian yang disebabkan oleh alam atau
karena ulah manusia yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, sehingga
menyebabkan hilangnya jiwa manusia, harta benda dan kerusakan lingkungan,
kejadian ini terjadi di luar kemampuan masyarakat dengan segala sumber
dayanya (Nurjanah, 2012:11).
Berdasarkan definisi bencana dari UN-ISDR yang sebagaimana
disebutkan diatas, dapat digeneralisasikan bahwa untuk dapat disebut “bencana”
harus dipenuhi beberapa kriteria/kondisi sebagai berikut :
1. Adanya peristiwa
2. Terjadi karena faktor atau karena ulah manusia
3. Terjadi secara tiba-tiba (sudden) akan tetapi dapat juga terjadi secara
perlahan-lahan/bertahap (slow)
4. Menimbulkan hilangya jiwa manusia, harta benda, kerugian sosialekonomi, kerusakan lingkungan dan lain-lain
5. Berada di luar kemampuan masyarakat untuk menanggulanginya

Universitas Sumatera Utara

Bencana erupsi Gunung Sinabung yang terjadi di tanah Karo dapat
dikatakan memenuhi beberapa kriteria/kondisi dari yang telah disebutkan di
atas.

2.3.1 Bencana Alam
Menurut UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya yakni :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari
dalam bumi (gaya endogen). Yang termasuk dalam bencana alam
geologis adalah gempa bumi, letusan gunung merapi, tsunami, longsor
atau gerakan tanah serta abrasi
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca. Contoh bencana
alam klimatologis adalah banjir, badai, angin puting beliung,
kekeringan, kebakaran alami hutan, serta banjir bandang
3. Bencana alam eksta-terestial
Bencana alam ektra-terestrial adalah bencana yang terjadi di luar
angkasa atau disebabkan oleh gaya ataupun energi dari luar bumi.

Universitas Sumatera Utara

Contohnya adalah hantaman/impact meteor. Bila hantaman bendabenda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan
bencana alam yang dhsyat bagi penduduk bumi.
Peristiwa yang dikategorikan sebagai bencana alam dan belakangan
terjadi secara berkepanjangan dan terus-menerus di Sumatera Utara adalah
erupsi gunung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, erupsi adalah letusan
gunung berapi atau semburan sumber minyak dan uap panas dari dalam bumi.
Erupsi umumnya terjadi di saluran magma dan retakan di gunung yang sudah
terbentuknya sebelumnya (http://www.diwarta.com,2015).
Erupsi dapat dibedakan menjadi 2 yakni erupsi eksplosif dan erupsi
efusif.
1. Erupsi eksplosif adalah proses keluarnya magma, gas atau abu disertai
tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas
yang berasal dari magma maupun tubuh gunung api ke angkasa. Erupsi
eskplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung berapi. Letusan ini
terjadi akibat tekanan gas yang teramat kuat. Contoh erupsi eksplosif
adalah letusan gunung krakatau, letusan gunung merapi
2. Erupsi efusif (non eksplosif) adalah peristiwa keluarnya magma dalam
bentuk lelehan lava. Erupsi elusif terjadi karena tekanan gas
magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental dan pijar dari
lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak
gunung itu. Contoh erupsi efusif adalah erupsi gunung semeru, erupsi
gunung merapi.

Universitas Sumatera Utara

Macam- macam erupsi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Erupsi sentral, yaitu letusan gunung api yang letusannya melalui sebuah
lubang kepundan sebagai pusat letusannya.
b. Erupsi linier atau celah, yaitu letusan melalui celah-celah atau
retakanretakan. Erupsi linier menghasilkan lava cair dan membentuk
plato
c. Erupsi areal, yaitu letusan melalui lubang yang sangat luas. Erupsi ini
masih

diragukan

kejadiannya

di

bumi

(http://www.kamusq.com/2013/04/erupsi-adalah-pengertian-dandefinisi.html diakses tanggal 5 Maret 2015 pukul 21.11)

2.3.2 Bencana Non-Alam
Menurut UU No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana,
bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
Klasifikasi bencana non alam berdasarkan penyebabnya dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
1. Kegagalan teknologi/konstruksi
Menurut “panduan pengenalan karakteristik bencana dan upaya
mitigasinya di Indonesia”, kegagalan teknologi diartikan sebagai semua
kejadian

bencana

yang

diakibatkan

oleh

kesalahan

desain,

pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam penggunaan
teknologi dan atau industri (Bakornas PBP, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Penyebab bencana kegagalan teknologi antara lain: kebakaran,
kegagalan/kesalahan desain keselamatan pabrik, kesalahan prosedur
pengoperasian pabrik, kerusakan kecelakaan transportasi baik itu darat,
laut dan udara.
2. Epidemi
Epidemi adalah wabah penyakit yang secara signifikan lebih
tinggi dari kejangkitan normal untuk penyakit itu. Terjadinya epidemi
sebuah penyakit mungkin terkonsentrasi di suatu wilayah geografis
tertentu

atau

di

antara

populasi

tertentu

(http://kamuskesehatan.com/arti/epidemi/ diakses tanggal 6 Maret pukul
20.25). Epidemi, wabah dan kejadian luar biasa merupakan ancaman
yang diakibatkan oleh menyebarnya penyakit menular yang berjangkit
disuatu daerah tertentu. Pada skala besar, epidemi atau wabah atau
kejadian luar biasa dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah penderita
penyakit dan korban jiwa. Beberapa penyakit yang pernah terjadi di
Indonesia dan sampai sekarang harus terus diwaspadai antara lain demam
berdarah, malaria, flu burung, busung lapar dan HIV/AIDS. Wabah
penyakit pada umumnya sangat sulit dibatasi penyebarannya, sehingga
kejadian yang pada awalnya merupakan kejadian local dalam waktu
singkat bisa menjadi bencana nasional yang banyak.

2.3.3 Bencana Sosial
Menurut UU NO. 27 Tahun 2004 tentang Penanggulangan Bencana yang
dimaksud dengan bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

Universitas Sumatera Utara

atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik
sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan terror.
Klasifikasi bencana sosial berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi
2 jenis, yaitu :
1. Kerusuhan atau konflik sosial
Kerusuhan atau konflik sosial atau huru hara adalah suatu
gerakan massal yang bersifat merusak tatanan dan tata tertib sosial
yang ada, yang dipicu oleh kecemburuan sosial, budaya dan ekonomi
yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar suku, agama, ras
(SARA). Indonesia sebagai negara kesatuan pada dasarnya dapat
mengandung potensi kerawanan akibat keaneka ragaman suku
bangsa,bahasa, agama, ras dan etnis, golongan, hal tersebut
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap potensi timbulnya
konflik. Dengan semakin marak dan melusanya konflik akhir-akhir
ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa nasionalisme di
dalam masyarakat.
2. Teorisme atau sabotase
Terorisme adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang
dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
sehingga menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang
secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal, dengan
cara merampas kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya
nyawa dan harta benda, mengakibatkan kerusakan atau kehancuran

Universitas Sumatera Utara

terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau
fasilitas publik internasional.
Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan
musuh melalui subversi, penghambatan, pengacauan dan/ atau
penghancuran.

Dalam

perang,

istilah

ini

digunakan

untuk

mendiskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan
dengan militer, tetapi dengan spionase. Sabotase dapat dilakukan
terhadap beberapa sruktur penting, seperti infrastruktur, struktur
ekonomi,

dan

lain-lain.

(http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-

bencana/definisi-dan-jenis-bencana diakses tanggal 6 Maret 2015
pukul 21.12).

2.4

Kesejahteraan Sosial
Definisi kesejahteraan sosial menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2009 adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga
negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya.
Sedangkan menurut Walter A. Friedlander kesejahteraan sosial adalah
sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga
yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar
hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang
memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan
meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan
masyarakatnya. (Nurdin,1990 : 29).

Universitas Sumatera Utara

Dimana tujuan kesejahteraan sosial yang ingin dicapai adalah untuk
mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan
pokok yakni sandang, perumahan, pangan, kesehatan dan relasi-relasi yang baik
dengan lingkungannya. Tujuan lainnya juga adalah untuk mencapai penyesuaian
diri yang baik, apakah itu kepada masyarakat di lingkungannya, misalnya
menggali sumber-sumber daya, meningkatkan dan mengembangkan taraf hidup
yang memuaskan (Nurdin, 1990:32).
Dalam konsepsi kesejahteraan sosial, pemahaman tentang kebutuhan
hidup manusia tidak dapat terlepas dari kajian utama terhadap bagaimana
manusia memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Upaya kesejahteraan sosial
yang terorganisasi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama dalam
bidang

kesejahteraan

sosial

selalu

berkembang

terus

sesuai

dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu juga tetap
memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang ada dan berlaku di
masyarakat.

2.5

Konsep Penelitian
Bencana alam terlepas dari bagaimana bentuknya, dapat terjadi kapan

saja dan dimana saja tanpa diduga-duga. Seperti bencana alam yang sampai saat
ini masih dirasakan oleh masyarakat di Tanah Karo yakni bencana erupsi
Gunung Sinabung. Hingga tahun 2015 bencana erupsi Gunung Sinabung
memasuki status awas level III sehingga dapat dikatakan belum usai. Hal ini
dikarenakan kondisi gunung Sinabung yang dapat dikatakan masih jauh dari kata

Universitas Sumatera Utara

baik dan masih banyak masyarakat yang diungsikan di beberapa titik pos
penampungan.
Bencana erupsi Gunung Sinabung yang terjadi pastinya memberikan
dampak yang signifikan bagi masyarakat yang tinggal di sekitaran kaki gunung
tersebut. Mulai dari kerugian materiil maupun non-materiil. Kerugian yang
dialami seperti hilangnya rumah serta harta benda, hilangnya pekerjaan,
hilangnya lahan dan hewan ternak, terganggunya pendidikan anak, kondisi
psikologis yang terganggu, rusaknya sarana dan prasarana yang ada di desa
mereka. Dampak yang paling nyata dirasakan oleh warga adalah mereka harus
meninggalkan desanya untuk diungsikan ke tempat yang lebih aman dan
berhenti sementara melakukan aktivitas perekonomiannya hingga kondisi
Gunung Sinabung lebih aman.
Desa Kutambelin termasuk salah satu desa yang diungsikan dikarenakan
hanya berjarak kuranglebih 5 km dari kaki Gunung Sinabung. Desa Kutambelin
sempat diungsikan di Universitas Karo (UK 1). Selama di pengungsian pastinya
banyak perubahan yang dialami oleh masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan
masyarakat harus hidup dalam kondisi kekurangan dan memprihatinkan. Mereka
harus menjalankan proses kehidupan dengan ketidakjelasan kedepannya dan
hanya mengharapkan datangnya bantuan. Lingkungan pengungsian yang jauh
dari kata layak juga memicu korban erupsi menjadi stress. Stress akan keadaan
dan juga khawatir akan masa depannya.
Namun kurang dari setahun tepatnya Februari 2014 masyarakat Desa
Kutambelin sudah diperbolehkan untuk kembali ke desanya. Sekembalinya
masyarakat ke desa pasti akan ada perubahan yang dirasakan. Masyarakat harus

Universitas Sumatera Utara

melakukan kembali aktivitas semula agar mampu bertahan hidup. Maka dari itu
masyarakat membutuhkan strategi hidup dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
guna memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Selain itu juga dalam strategi
hidup, dilihat bagaimana masyarakat memulai kembali kehidupannya setelah
kembali dari pengungsian. Mulai dari kondisi perumahan, memulai kembali
pekerjaan, kondisi psikologis masyarakat dan hal lainnya. Selain itu juga peneliti
ingin melihat dari kondisi sosial ekonomi yakni dari aspek pendapatan,
pekerjaan, pendidikan anak, dan interaksi hubungan antar masyarakat.
Skematisasi kerangka pemikiran adalah proses transformasi narasi yang
menerangkan hubungan atau variable-variable penelitian menjadi sesuatu yang
berbentuk skema, artinya yang ada hanyalah perubahan cara penyajian dari
narasi menjadi skema (Siagian, 2011: 132).
Memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan,
maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan analisis dalam penelitian ini adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa baik itu berupa karangan, perbuatan, dan
sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab,
duduk perkaranya, dan sebagainya).
2. Yang dimaksud dengan strategi bertahan hidup dalam penelitian ini
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh setiap orang untuk dapat
mempertahankan hidupnya melalui pekerjaan apapun yang dilakukannya.
3. Yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini
adalah cara-cara atau strategi yang diterapkan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari serta pemanfaatan penghasilan atau

Universitas Sumatera Utara

hasil ekonomi yang diperoleh dan juga berbicara mengenai keadaan
hidup sehari-hari. Aspek sosial adalah interaksi sosial sedangkan aspek
ekonomi adalah pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.
4. Yang dimaksud dengan pendapatan dalam penelitian ini adalah
penghasilan yang diterima oleh seseorang dalam bentuk uang ataupun
barang yang didapat dari hasil kegiatan yang telah dilakukan
5. Yang dimaksud dengan pendidikan dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran yang dilakukan seseorang guna mengembangkan potensi
dalam diri dan juga merupakan suatu kewajiban bagi orangtua untuk
memenuhinya. Dalam hal ini pendidikan tersebut kewajiban orangtua
dalam menyekolahkan anak dan tujuan orangtua menyekolahkan
anaknya.
6. Yang dimaksud dengan interaksi sosial dalam penelitian ini adalah
hubungan yang dicapai antara individu dan individu ataupun dengan
kelompok yang berlangsung dalam cukup lama guna mencapai suatu
tujuan bersama.
7. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam penelitian ini adalah
sekelompok manusia yang hidup bersama dimana mereka saling
berinteraksi dalam jangka waktu lama, bertempat tinggal di daerah yang
sama dalam waktu lama dan sadar memiliki identitas bersama.

Universitas Sumatera Utara

Bagan Alur Pikir

Bencana Alam

Desa Kutambelin
Kecamatan Naman Teran
Kabupaten Karo

Kondisi kehidupan sosial ekonomi dan strategi rumah tangga masyarakat
pasca bencana erupsi Gunung Sinabung :
a. Strategi Hidup
Dapat dilihat dari berbagai aspek seperti modal pertama untuk
membuka lahan untuk menunjang perekomian, kondisi perumahan,
dan aspek lainnya
b. Pendapatan
Kondisi pendapatan warga setelah setahun kembali melakukan
aktivitas perekonomiannya guna bertahan hidup
c. Pekerjaan
Kondisi pekerjaan warga saat ini, apakah sudah kembali seperti
sediakala
d. Pendidikan/keterampilan
Kondisi pendidikan anak-anak saat ini dan juga kelayakan sarana
pendidikannya
e. Interaksi Sosial
Kondisi interaksi antar masyarakat

Universitas Sumatera Utara