Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang
dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomi yang relatif tinggi
di pasaran dunia. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu

terus

meningkat seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat
serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour)
yang unik dan ekselen (Laila et al, 2011).
Sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan
Vietnam, Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748.000 ton, jumlah ini
mencapai 6,6 % dari produksi kopi dunia pada tahun 2012. Dari jumlah tersebut,
produksi kopi robusta mencapai lebih dari 601.000 ton dan produksi kopi arabika
mencapai lebih dari 147 .000 ton. Luas lahan perkebunan kopi di Indonesia
mencapai 1,3 juta hektar (ha) dengan luas lahan perkebunan kopi robusta
mencapai 1 juta ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika mencapai 0,30 ha. Hal
tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat ketika membuka
Seminar dan Pameran Kopi Nusantara 2013 di Plasa Pameran Industri,

Kementerian Perindustrian, Jakarta.
Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditas ekspor yang
mempunyai arti yang cukup penting. Selain sebagai komoditas ekspor, kopi juga
merupakan komoditas yang dikonsumsi di dalam negeri. Menurut survei yang
pernah

dilakukan

Departemen

Pertanian,

rata-rata

penduduk

Indonesia

mengkonsumsi kopi sebanyak 0,5 kg/orang/tahun (Najiyati dan Danarti, 2001).
Dengan demikian, dengan jumlah penduduk Indonesia ± 170 juta, maka


diperkirakan setiap tahun diperlukan stok kopi sebanyak 85.000 ton kopi untuk
keperluan konsumsi dalam negeri.
Dalam hal perkopian di Indonesia, kopi rakyat memegang peranan yang
penting, mengingat sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat.
Namun demikian kondisi pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih
kurang baik dibanding kondisi perkebunan besar Negara (PBN). Ada dua
permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu
rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat untuk
diekspor (Laila et al, 2011).
Indonesia sebagai salah satu negara produsen utama kopi menghadapi
ujian berat, karena selain kondisi tanaman yang sudah tua dan mutu produksi yang
rendah, kemerosotan harga kopi yang menyebabkan kebun makin tidak terpelihara
dan produktivitas makin rendah. Kondisi perkopian di berbagai daerah yang
dilaporkan media massa cukup memprihatinkan. Sebagian petani menebang dan
membongkar kebun kopinya untuk diganti dengan tanaman lain dan kebanyakan
kebun kopi dibiarkan terlantar. Petani kopi terpaksa mencari pekerjaan lain untuk
menghidupi keluargannya. Akibatnya produksi kopi Indonesia terus menurun dan
daya saingnya makin lemah (Najiyati dan Danarti, 1999).
Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan adanya serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang
tanaman kopi di Sulawesi Selatan adalah hama penggerek buah kopi
(Hypothenemus hampei Ferr.), penggerek batang, (Zeuzera sp.,), Penggerek
cabang (Xylosandrus spp.), kutu hijau (Cocus viridis), kutu putih (Ferrisia
virgata), penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), Cercospora sp., Embun jelaga

dan busuk buah kopi serta terakhir yang disebabkan oleh nematoda (Laila et al,
2011).
Tanaman kopi adalah salah satu contoh tanaman keras yang cukup populer
ditanam di beberapa tempat di seluruh daerah di Indonesia. Salah satu daerah
yang merupakan penghasil kopi yang ada di Indonesia adalah Propinsi Sumatera
Utara, khususnya Kabupaten Tapanuli Utara. Potensi produksi tanaman kopi di
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu produksi kopi terbaik di Propinsi
Sumatera Utara. Namun, meskipun demikian ada beberapa masalah yang sering
muncul ketika dilakukan budidaya tanaman kopi, yaitu adanya serangan hama dan
penyakit, hama yang mengganggu produksi tanaman kopi yaitu, Penggerek Buah
Kopi (Hypothenemus hampei). Serangga ini dapat menyerang buah kopi yang
masih muda ataupun yang sudah tua, sehingga dapat berpengaruh pada turunnya
kualitas dan kuantitas pada produksi tanaman kopi.
Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini berpengaruh langsung sehingga

menyebabkan penurunan produksi dan kualitas hasil biji kopi pasar. Pada tingkat
serangan di lapangan sekitar 20%, penurunan produksi diperkirakan mencapai
sekitar 10%, kondisi ini belum termasuk penurunan kualitas karena banyaknya
biji berlubang akibat serangan PBKo. Kerugian yang timbul akibat serangan hama
PBKo menjadi semakin signifikan karena di samping secara langsung
menurunkan produksi fisik juga menurunkan mutu yang berakibat penurunan
harga biji kopi yang dihasilkan (Yahmadi, 2000).

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kerusakan tanaman
kopi yang disebabkan oleh H. hampei Ferr. pada lahan pertanaman kopi di
Kabupaten Tapanuli Utara.
Hipotesis


Ada

perbedaan

intensitas


serangan

pada

masing-masing

daerah

pengamatan/pengambilan sampel.


Ada perbedaan persentase kehilangan hasil pada masing-masing
umur/warna buah kopi.



Ada perbedaan kepadatan populasi hama pada setiap stadia hama dan
masing-masing umur/warna buah kopi.


Manfaat Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Program
Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Dokumen yang terkait

Ekologi Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus Hampei) Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea Arabica)Di Kabupaten Pakpak Bharat

3 56 139

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

5 35 84

INTENSITAS SERANGAN DAN ESTIMASI KEHILANGAN HASIL PADA TANAMAN KOPI RAKYAT AKIBAT HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (Hypothenemus hampei ferr.)

0 5 12

Intensitas Serangan dan Estimasi Kehilangan Hasil pada Tanaman Kopi Rakyat Akibat Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei ferr.)

1 9 12

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

2 15 84

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 14

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

2 4 2

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 11

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 3

Analisis Kerusakan Tanaman Kopi Akibat Serangan Hama Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Pada Pertanaman Kopi di Kabupaten Tapanuli Utara

0 2 24