Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang sakit dirawat

dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh. Tetapi, Rumah Sakit
selain untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam
penyakit yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus
karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan Rumah
Sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non
medis. Kuman penyakit ini dapat menyebabkan infeksi nosokomial (Anies, 2006).
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di Rumah Sakit dan
menyerang penderita-penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan.
Infeksi nosokomial terjadi karena adanya transmisi mikroba patogen yang
bersumber dari lingkungan Rumah Sakit dan perangkatnya (Darmadi, 2008).
Infeksi nosokomial dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh
Semmelweis dan hingga saat ini tetap menjadi masalah yang cukup menyita
perhatian. Sejak tahun 1950 infeksi nosokomial mulai diteliti dengan sungguhsungguh di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Insiden

infeksi nosokomial berlainan antara satu Rumah Sakit dengan Rumah Sakit
lainnya. Angka infeksi nosokomial yang tercatat di beberapa negara berkisar
antara 3,3-9,2%, artinya sekian persen penderita yang dirawat tertular infeksi
nosokomial dan dapat terjadi secara akut atau secara kronis (Septiari, 2013).

1
Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian Ginting (2001), infeksi nosokomial banyak terjadi di
seluruh dunia dengan kejadian terbanyak di negara miskin dan negara yang
sedang berkembang karena penyakit-penyakit infeksi masih menjadi penyebab
utamanya. Suatu penelitian yang dilakukan oleh WHO tahun 2006 menunjukkan
bahwa sekitar 8,7% dari 55 Rumah Sakit di 14 negara di Eropa, Timur tengah,
dan Asia Tenggara dan Pasifik terdapat infeksi nosokomial, khususnya di Asia
Tenggara sebanyak l0%.
Angka kejadian infeksi nosokomial secara nasional di Indonesia belum
ada, namun diduga angka kejadiannya tinggi. Penelitian terhadap infeksi
nosokomial di Indonesia dilakukan hanya oleh beberapa Rumah sakit dan hanya
melibatkan beberapa bagian unit perawatan saja. Di Indonesia, penelitian yang
dilakukan di 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta pada 2004 menunjukkan bahwa

9,8% pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru (infeksi nosokomial) selama
dirawat (Spiritia, 2006).
Dalam penelitian Sukartik (2009), berdasarkan data indikator mutu
pelayanan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr PirngadiKota
Medan Tahun 2007 terhadap infeksi nosokomial sebesar 2,63% yang terdiri dari
infeksi yang disebabkan oleh penggunaan jarum infus (phlebitis) sebesar 1,8%,
akibat tirah baring (dekubitus) 0,2% dan angka infeksi luka operasi sebesar 0,6%,
transfusi darah 0,03%.
Saat ini perhatian terhadap infeksi nosokomial di sejumlah Rumah Sakit di
Indonesia cukup tinggi. Tingginya angka kejadian infeksi nosokomial
mengindikasikan rendahnya kualitas mutu pelayanan kesehatan. Infeksi
nosokomial dapat terjadi mengingat Rumah Sakit merupakan “gudang” mikroba

2
Universitas Sumatera Utara

pathogen menular yang bersumber terutama dari penderita penyakit menular. Di
sisi lain, petugas kesehatan dapat pula sebagai sumber, disamping keluarga pasien
yang lalu lalang, peralatan medis, dan lingkungan Rumah Sakit itu sendiri
(Darmadi, 2008).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi
terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit adalah penerapan kewaspadaan
universal. Kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang
dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran
infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat
berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan (Nursalam, 2007).
Prinsip utama prosedur Kewaspadaan Universal dalam pelayanan
kesehatan adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan dan
sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi beberapa kegiatan
pokok seperticuci tangan, menggunakan alat pelindung diri yaitu sarung tangan
dan masker, keselamatan menggunakan jarum suntik dengan sekali pakai, dan
sterilisasi alat (Tietjen, 2004).
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dilakukan perawat dalam
memberikan perawatan kepada pasien rawat inap adalah pemberian terapi Intra
Vena. Jika terapi ini diberikan dalam jangka panjang maka dapat menimbulkan
beberapa komplikasi, salah satu diantaranya adalah phlebitis. Phlebitis adalah
peradangan pada dinding vena akibat terapi cairan intravena yang ditandai dengan
nyeri, kemerahan,pembengkakan dan hangat pada lokasi penusukan. Phlebitis
merupakan infeksi nosokomial yaitu infeksi oleh mikroorganisme yang dialami


3
Universitas Sumatera Utara

oleh pasien yang diperoleh selama dirawat di Rumah Sakit diikuti dengan
manifestasi klinis yang muncul sekurang-kurangnya 3x24 jam (Darmadi, 2008).
Penderita yang menjalani proses asuhan keperawatan yang berada di
kamar/ruangan/bangsal perawatan dapat terserang infeksi nosokomial, namun
infeksi nosokomial yang terjadi banyak ditentukan oleh prosedur dan tindakan
medis yang dijalankan. Selama menjalani proses asuhan keperawatan pada pasien
rawat inap (24 jam), penderita lebih lama kontak/berkomunikasi dengan tenagatenaga keperawatan daripada tenaga-tenaga pelayanan medis lainnya. Berdasarkan
keadaan tersebut peranan tenaga keperawatan yang berkaitan dengan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial cukup besar (Darmadi, 2008).
Rumah Sakit Ibu dan Anak X adalah Rumah Sakit swasta di Medan
dengan tipe C yang memiliki kelas perawatan yaitu Super VIP, VIP, Kelas I, II,
dan Kelas III. Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak “X” Medan pada tanggal 15 September 2015, ditemukan 1 dari 10 jumlah
pasien rawat inap yang terpasang infus mengalami gejala phlebitis dengan tandatanda bengkak dan nyeri di tempat penusukan infus dengan lama perawatan 3
hari. Ditemukan juga bahwa perawat di Rumah Sakit Ibu dan Anak X sewaktu
melakukantindakan keperawatan terutama pada saat melakukan pemasangan infus

tidak melakukan hygiene perawatan seperti tidak mencuci tangan dan tidak
menggunakan alat pelindung diri yaitu sarung tangan dan masker. Dari hasil
wawancara beberapa perawat juga diketahui, kurangnya pemahaman tentang
pencegahan infeksi nosokomial.
Alasan inilah yang melatarbelakangi penulis sehingga tertarik untuk
meneliti tentang Hygiene Perawat dan Bidan pada Perawatan Pasien Rawat Inap

4
Universitas Sumatera Utara

dan Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan pencegahan phlebitis di Rumah Sakit Ibu
dan Anak X Medan Tahun 2015.
1.2

Permasalahan Penelitian
Hygiene dan fasilitas sanitasi dalam melakukan perawatan yang tidak baik

pada pasien dalam pencegahan infeksi nosokomial dapat menimbulkan berbagai
kerugian, sehingga untuk kepentingan pasien pengguna Rumah Sakit dan
pengembangan ilmu pengetahuan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

“bagaimana hygiene perawat dan bidan pada pasien rawat inapserta fasilitas
sanitasi dalam pencegahan infeksi nosokomial phlebitis di Rumah Sakit ibu dan
Anak X Medan tahun 2015?”
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui hygiene perawat dan

bidan padapasien rawat inapserta fasilitas sanitasi dalam pencegahan infeksi
nosokomial phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015.
1.3.2

Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui karakteristik perawat dan bidan yaitu umur,

pendidikan dan lama bekerja di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan.

2.

Untuk mengetahui hygiene perawat dan bidansaatmelakukan prosedur
pemasangan infus intravena dalam pencegahan infeksi nosokomial
phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan.

3.

Untuk mengetahui fasilitas sanitasi dalam pencegahan infeksi
nosokomial di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan.

5
Universitas Sumatera Utara

4.

Untuk mengetahui kejadian infeksi nosokomial yaitu phlebitis dari
pemasangan infus intravena di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan.


1.4

Manfaat Penelitian
1.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk mengidentifikasi
peran perawat dan bidan saat melakukan pemasangan infus intra vena
pada pasien rawat inap dalam

pencegahan infeksi nosokomial

phlebitis.
2.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan kepada
RumahSakit

untuk


megadakan

pelatihan

pencegahan

infeksi

nosokomial kepada perawat dan bidan.
3.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan petunjuk
kepada Rumah Sakit dalam memperbaiki, merawat serta melengkapi
fasilitas sanitasi yang ada.

4.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan
dalam pembinaan dan pengawasan terhadap perawatan pasien di
Rumah Sakit.


6
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap di Rumah Sakit St. Alisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 54 94

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap Di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 34 94

Karakteristik Balita Penderita Bronkopneumonia Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

2 49 162

Karakteristik Penderita Kanker Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

3 39 97

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

1 21 156

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 14

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 47

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 2

Hygiene Perawat dan Bidan pada Pasien Rawat Inap Serta Fasilitas Sanitasi dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Phlebitis di Rumah Sakit Ibu dan Anak X Medan Tahun 2015

0 0 40