Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
Dalam perkembangan pasar modal di Indonesia, para investor dalam proses
pengambilan keputusannya akan melakukan observasi untuk mencari informasi
tentang perusahaan yang nantinya akan menjadi tempat berinvestasi. Informasi
perusahaan tersebut akan terlihat dari laporan keuangan perusahaan tersebut yang
menggambarkan kondisi perusahaan dan keuangan perusahaan.
PSAK No.1 menyatakan tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2007). Pelaporan keuangan hendaknya
memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor,
maupun investor dan kreditor yang sudah ada, dan para pengguna lainnya dalam
membuat investasi, kredit, dan keputusan-keputusan lain yang serupa secara
rasional (Riahi dan Belkaoui, 2006:233). Pelaporan keuangan merupakan salah
satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil
operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2013).
Laporan keuangan menjadi media yang penting untuk menilai kondisi ekonomi

Universitas Sumatera Utara

perusahaan. Dalam laporan keuangan akan terlihat posisi keuangan perusahaan,
hasil usaha perusahaan, dan arus dana suatu perusahaan dalam suatu periode. Para
investor menjadikan laporan keuangan sebagai sarana informasi dalam
menganalisisis perusahaan untuk nantinya dipakai dalam pengambilan keputusan
berinvestasi.
Informasi akuntansi yang paling diperhatikan investor adalah keuntungan
atau laba yang diperoleh suatu perusahaan. Melalui laporan keuangan, investor
melihat laba perusahaan sebagai pertimbangan untuk melihat kelayakan
kesempatan berinvestasi pada perusahaan tersebut. Salah satu indikator untuk
menilai perusahaan tersebut memiliki laba yang baik adalah laba per saham yang
dapat diperoleh pemegang saham atau lebih dikenal dengan earnings per share.

2.1.2 Earnings Per Share
Tujuan utama perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya adalah untuk

mendapatkan keuntungan, maka dalam kegiatannya perusahaan akan selalu
berusaha meningkatkan keuntungan secara maksimal. Para pemilik perusahaan
yang memiliki modal untuk perusahaan akan menginginkan keuntungan dari hasil
aktivitas perusahaan yang dimilikinya, sehingga akan menuntut kinerja yang baik
dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya demi mengutamakan kesejahteraan para pemilik perusahaan. Dalam
usahanya tersebut manajemen perusahaan akan mengambil kebijakan-kebijakan
yang akan mempengaruhi aktivitas dan keuntungan perusahaan.
Dalam upayanya, manajemen perusahaan yang dalam hal ini merupakan
para manajer keuangan memiliki tugas penting untuk menciptakan nilai dari

Universitas Sumatera Utara

capital budgeting perusahaan, pembiayaan dan aktivitas likuidasi. Manajemen
diharuskan untuk mampu menganalisis tujuan, strategi, pihak luar yang dapat
memberikan kredit, pengelolaan kerjasama jangka panjang, atau investasi dalam
bentuk ekuitas pada perusahaan lain untuk menjaga kesehatan keuangan
perusahaan (Lubis, 2012). Manajemen keuangan yang efektif dan efisien sangat
penting dilakukan oleh pihak manajer keuangan untuk dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Lubis (2012) mengatakan bahwa manajemen keuangan merupakan aktivitas

untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya
secara efektif, efisien dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba, hal ini
sejalan dengan prinsip ekonomi yang menginginkan laba sebesar-besarnya dengan
modal yang sekecil-kecilnya. Maka pihak manajemen harus berusaha keras untuk
dapat mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam
mencapai laba yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan.
Salah satu indikator nilai perusahaan yang baik adalah laba yang dihasilkan
dari aktivitas perusahaan yang akan tercermin dalam Earnings Per Share (EPS).
EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap
lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan kegiatan
operasinya. EPS dapat dihitung dengan membagi laba yang tersedia bagi
pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama
periode perhitungan dilakukan. Dengan demikian, EPS merupakan besaran
pendapatan yang diterima oleh para pemegaang saham dari tiap lembar saham
biasa yang beredar dalam periode waktu tertentu. Semakin tinggi nilai EPS akan
menggembirakan pemegang saham, karena semakin besar laba yang disediakan

Universitas Sumatera Utara

untuk pemegang saham. Meningkatnya laba akan diikuti dengan naiknya harga

saham dan menurunnya laba akan menyebabkan harga saham menurun.
Dalam

menentukan

sumber

dana

untuk

menjalankan

perusahaan,

manajemen harus mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam struktur
modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya agar mencapai
keuntungan yang maksimum. EPS sebagai rasio penilaian bertujuan menjadi tolak
ukur yang mengaitkan hubungan antara harga saham biasa dengan pendapatan
perusahaan dan nilai buku saham, mencerminkan performance perusahaan secara

keseluruhan (Syahyunan, 2013). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi EPS
antara lain adalah penggunaan hutang dan tingkat laba bersih sebelum bunga dan
pajak.
1. Penggunaan Hutang
Perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba
per lembar saham dan dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Maka
dapat dilihat bahwa penggunaan hutang merupakan faktor yang mempengaruhi
nilai EPS. Seperti yang dikemukakan Wild (2008) bahwa motivasi utama
perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui hutang adalah potensi biaya
yang lebih rendah berdasarkan sebagian besar jumlah bunga tetap. Jika bunga
lebih kecil daripada pengembalian yang diperoleh dari pendanaan melalui
hutang, selesih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi
investor. Di samping itu, bunga merupakan beban yang nantinya dapat
mengurangi penghasilan sebelum pajak yang akan mengakibatkan mengecilnya
jumlah pajak sehingga memungkinkan nilai EPS meningkat.

Universitas Sumatera Utara

2. Tingkat Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT)
Dalam memilih alternatif sumber dana perlu diketahui pada tingkat profit

sebelum bunga dan pajak berapa apabila dibelanjai dengan modal sendiri atau
hutang yang menghasilkan EPS yang sama. Dapat dikatakan bahwa tingkat
laba bersih sebelum bunga dan pajak merupakan faktor yang mempengaruhi
besarnya laba per saham.
EPS dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan
usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya EPS ini dipengaruhi oleh
perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih maupun jumlah
lembar saham yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham.
Weston dan Eugene (1998) mengemukakan sebab-sebab kenaikan dan
penurunan EPS yang meliputi:
a. Apabila persentase keanikan laba bersih lebih besar daripada persentase
kenaikan jumlah lembar saham beredar, maka EPS akan meningkat
b. Apabila persentase penurunan lembar saham beredar lebih besar daripada
persentase penurunan laba bersih, maka EPS akan meningkat
c. Apabila Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase
penurunan lembar saham beredar, maka EPS akan menurun
d. Apabila persentase kenaikan jumlah lembar saham beredar lebih besar
daripada persentase kenaikan laba bersih, maka EPS akan menurun
Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham, dan investor
sangat tertarik dengan EPS karena EPS akan menggambarkan jumlah rupiah yang

diperoleh oleh setiap lembar saham. Para investor akan tertarik dengan EPS yang

Universitas Sumatera Utara

besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuan utama perusahaan yaitu laba.
EPS akan menunjukkan porsi keuntungan atau laba operasi bersih dari
setiap saham yang diterbitkan. EPS merupakan angka yang paling sering
digunakan dalam publikasi mengenai kinerja perusahaan, karena dapat
memberikan ringkasan dari berbagai data yang dapat memberikan informasi
pendukung bagi pengambilan keputusan investor saat akan berinvestasi. EPS juga
merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari setiap periode
apabila dilakukan perubahan struktur modal, perlu diperhatikan apakah laba
bersih tumbuh sesuai dengan ukuran struktur modal perusahaan.
Kenaikan dan penurunan pendapatan per lembar saham dari tahun ke tahun
merupakan ukuran yang perlu diperhatikan untuk mengetahui keadaan dan kinerja
yang diberikan perusahaan untuk pemegang sahamnya. EPS akan menjadi salah
satu komponen informasi akuntansi dari laporan keuangan yang menjadi bahan
penilaian investor untuk menilai kemampuan perusahaan mencapai tujuan
perusahaan dalam menghasilkan laba.


2.1.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba
dalam periode tertentu (Riyanto, 2001). Perusahaan menjalankan operasionalnya
dengan mengelola seluruh sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan
efisien untuk menghasilkan laba. Profitabilitas merupakan hasil bersih dari
serangkaian kebijakan dan keputusan, yang menunjukkan pengaruh gabungan

Universitas Sumatera Utara

likuiditas, pengelolaan aset dan hutang terhadap hasil-hasil operasional
perusahaan (Weston & Eugene, 1998).
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba pada masa mendatang dan laba merupakan informasi penting bagi investor
sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Profitabilitas juga
merupakan indikator dari keberhasilan operasi perusahaan. Profitabilitas suatu
perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas yang dicapai oleh suatu operasional
perusahaan (Santoso, 1995).
Pengukuran profitabilitas dapat diukur melalui beberapa analisis rasio.
Rasio profitabilitas mengukur sampai seberapa jauh efektivitas manajemen secara

keseluruhan, dengan mengetahui tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan
dari penjualan dan investasi. Ang (1997) mengungkapkan bahwa rasio
profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Menurut Syahyunan (2013) beberapa rasio yang sering
digunakan yaitu Operating Profit Margin, Return on Investment, dan Return on
Equity.
1. Return on Investment
Return on Investment (ROI) merupakan analisis rasio yang penting dalam
analisis laporan keuangan. Analisis ini bersifat menyeluruh dan digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Kemampuan
perusaahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang
digunakan untuk operasi perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan
dapat tercermin dari ROI.

Universitas Sumatera Utara

ROI merupakan jumlah laba yang dihasilkan oleh investor setelah
menempatkan uangnya ke dalam suatu perusahaan. ROI adalah sebuah ukuran
profitabilitas yang mengevaluasi kinerja perusahaan dengan membagi laba bersih
dengan kekayaan perusahaan yang biasa dinyatakan dalam persentase

pengembalian investasi. Secara umum, semakin tinggi nilai investasi, semakin
besar potensi pengembalian investasi berupa keuntungan.
2. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin (OPM) merupakan perbandingan antara laba usaha
dengan penjualan. OPM merupakan rasio yang menggambarkan apa yang
biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang
dilakukan. Rasio ini dikatakan pure profit berdasarkan bahwa jumlah tersebutlah
yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan
dahulu kewajiban-kewajiban finansial seperti bunga, serta kewajiban terhadap
pemerintah berupa pajak.
OPM merupakan rasio yang mencerminkan efisiensi perusahaan. Munawir
(2001) mengatakan bahwa OPM merupakan sisa persentase dari perbandingan
laba bersih dengan penjualan untuk menutupi harga pokok penjualan dan biaya
operasi.
3. Return on Equity
Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih
sesudah pajak dengan total ekuitas. ROE merupakan suatu pengukuran dari
penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan.


Universitas Sumatera Utara

ROE adalah rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan dapat
mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham perusahaan.
ROE menunjukkan rentabilitas modal atau sering disebut rentabilitas usaha.

2.1.4 Leverage
Leverage secara harfiah berarti ”pengungkit”, dalam manajemen keuangan
dikenal juga leverage namun dengan makna yang berbeda. Leverage adalah
penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki beban tetap
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
Dengan kata lain, penggunaan leverage ditujukan untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat
meningkatkan keuntungan perusahaan atau pemegang saham.
Leverage

dapat

diartikan

sebagai

kemampuan

perusahaan

dalam

mendayagunakan aktiva dan dana yang mempunyai beban tetap dengan tujuan
untuk meningkatkan pendapatan pemegang saham. Perusahaan selalu berusaha
untuk meningkatkan pendapatan yang dapat dilakukan dengan cara mengelola
sumber keuangan yang berasal dari modal jangka panjang yang mempunyai beban
tetap, misalnya kredit jangka panjang, obligasi, dan saham preferen, dan
digunakan untuk membiayai aktiva operasional yang mempunyai beban tetap.
Hanafi (dalam Sabandar, 2007:327) menyatakan leverage bisa digunakan untuk
meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Dalam teori keagenan perusahaan yang menggunakan leverage akan
lebih efisien karena manajemen berusaha menghilangkan biaya-biaya yang

Universitas Sumatera Utara

tidak perlu sedangkan perusahaan yang tidak menggunakan leverage atau
dengan leverage kecil dan arus kas bebas yang besar memiliki
kecenderungan untuk tidak terlalu mengawasi pemakaian biaya-biaya
yang sebenarnya dapat dikurangi.
Dalam profitabiltas, stabilitas dan besarnya earnings yang diperoleh oleh
suatu perusahaan akan menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk
menarik modal dengan beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan yang mempunyai
earnings yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai
akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai
earnings tidak stabil akan menanggung resiko tidak dapat membayar beban bunga
atau tidak dapat membayar angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau
keadaan yang buruk, sehingga dapat memperkecil pendapatan per lembar saham.
Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio hutang terhadap ekuitas dihitung
dengan membagi total hutang perusahaan dengan total modal perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor
akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio ini menunjukkan
hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan kreditur dengan jumlah modal
yang diberikan oleh pemilik perusahaan.
Penggunaan hutang ditujukan untuk memperoleh keuntungan yang lebih
besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan atau pemegang saham. Hal ini dilakukan dalam rangka
upaya untuk memaksimumkan nilai perusahaan yang tercermin dalam laba
perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

2.2

Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping)
Penelitian mengenai earnings per share telah beberapa kali dilakukan dan memiliki

hasil yang berbeda-beda pula. Ismanu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Leverage dan Pengaruh Leverage Terhadap EPS pada Perusahaan Go Public di
Indonesia” menggunakan variabel bebas Total debt to equity ratio, Total Debt to Total
Capital Assets dan Long Term Debt to Equity Ratio, variabel terikat yang digunakan
adalah Earnings Per Share. Metode analisis yang digunakan adalah analisis data
sekunder dengan regresi berganda, uji F data, dan uji t data. Hasil analisis menunjukkan
bahwa dengan uji F leverage yang diukur dengan rasio-rasio leverage berpengaruh
signifikan terhadap EPS dan dengan uji t, leverage yang sangat dominan terhadap EPS
yaitu Total Debt to Total Capital Assets.
Sabandar (2010) dalam penelitiannya “Pengaruh Financial Leverage dan
Capital Structure terhadap Earnings Per Share pada PT.Matahari Putra Prima
Tbk” menggunakan Financial leverage ratio, debt ratio, debt to equity ratio, long
term debt to equity ratio sebagai variabel bebas dan earnings per share sebagai
variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tahun 2005-2009 terjadi
peningkatan financial leverage ratio, debt ratio, debt to equity ratio, dan long
term debt to equity ratio. EPS tahun 2005-2009 mengalami peningkatan, tetapi
2009 mengalami penurunan. Berdasarkan statistik seluruh variabel berpengaruh
signifikan terhadap EPS. Secara parsial debt ratio berpengaruh positif terhadap
EPS.
Intani dan Oswari (2009) dalam penelitiannya “Analisis Penerapan Financial
Leverage terhadap Peningkatan Earnings Per Share” menggunakan Earnings before
interest and tax (EBIT) sebagai variabel bebas dan earnings per share sebagai variabel
terikat. Analisis financial leverage menunjukkan perubahan laba per lembar saham atau

Universitas Sumatera Utara

earnings per share sebagai akibat perubahan earnings before interest and tax dan
memiliki kecenderungan menurun yang tidak signifikan terjadi tahun 2005, terlihat dari
turunnya earnings before interest and tax perusahaan pada PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Mahmuda, Tjandrakirana, dan Saputra (2003) dalam penelitiannya “VariabelVariabel yang Mempengaruhi EPS dan Pengaruhnya Bersama Informasi Akuntansi
terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”
menggunakan debt to equity ratio, leverage ratio, dan return on investment sebagai
variabel bebas dengan earnings per share sebagai variabel terikat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap EPS,
sementara leverage ratio dan ROI berpengaruh negatif signifikan terhadap EPS.
Esti (2008) dalam penelitiannya “Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi
Earnings Per Share pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta” menggunakan
current ratio, debt to equity ratio, leverage ratio, operating profit margin, total assets
turnover, return on investment, dan return on equity sebagai variabel bebas dengan
earnings per share sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan
seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap EPS, sementara secara parsial hanya ROI,
ROE, leverage ratio, dan OPM yang berpengaruh terhadap EPS.
Taani & Banykhaled (2011) dalam penelitiannya “The Effect of Financial Ratios,
Firm Size and Cash Flows from Operating Activities on Earnings Per Share”
menggunakan net profit margin, return on equity, current ratio, debt to equity ratio, total
assets turnover, price to book value, ukuran perusahaan dan cash flow sebagai variabel
bebas dengan EPS sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan ROE, PBV,
cash flow, dan DER memiliki pengaruh signifikan terhadap EPS.
Lin, Chu, & Liu (2005) dalam penelitiannya “The Sensitivity of The Growth of
Earnings Per Share in The Tramp Shipping Industry of Taiwan” menggunakan
pertumbuhan return on investment, interest cost, leverage, payout ratio, dan income tax

Universitas Sumatera Utara

rate sebagai variabel bebas dengan EPS sebagai variabel terikat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan variabel keuangan perusahaan mempengaruhi
pertumbuhan EPS.
Dengan hasil penelitian yang berbeda-beda tersebut, peneliti melakukan uji faktor
untuk menentukan variabel independen yang akan digunakan dan akan meneliti pengaruh
return on investment, operating profit margin, dan return on equity terhadap earnings per
share dengan debt to equity ratio sebagai variabel moderating.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No.

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Mahmuda,
Tjandrakirana,
Saputra
(2003)

Dependen: EPS
Independen: DER,
leverage ratio, ROI

Hasil penelitian
menunjukkan DER
memiliki pengaruh positif
signifikan sedangkan
leverage ratio dan ROI
memiliki pengaruh negatif
signifikan terhadap EPS.

2.

Lin, Chu, &
Liu
(2005)

Variabel-variabel
yang
mempengaruhi EPS
dan pengaruhnya
bersama informasi
akuntansi terhadap
perubahan harga
saham perusahaan
manufaktur di BEJ
The sensitivity of
the growth of
earnings per share
in The Tramp
Shipping Industry
of Taiwan

Dependen: EPS
Independen: ROI,
interest cost,
leverage, payout
ratio, income tax rate

Hasil penelitian
menunjukkan pertumbuhan
variabel keuangan
perusahaan mempengaruhi
sensitifitas pertumbuhan
EPS pada perusahaan.

3.

Esti
(2008)

Analisis variabelvariabel yang
mempengaruhi EPS
pada perusahaan
manufaktur di BEJ

Dependen: EPS
Independen: current
ratio, DER, leverage
ratio, OPM, TATO,
ROI, ROE

Hasil penelitian
menunjukkan seluruh
variabel independen secara
simultan mempengaruhi
EPS tetapi hanya ROI,
ROE, leverage, dan OPM
yang secara parsial
mempengaruhi EPS.

4.

Ismanu
(2008)

Analisis leverage
dan pengaruh
leverage terhadap
EPS pada
perusahaan go
public di Indonesia

Dependen: EPS
Independen: DER,
DCA, LDER

Hasil penelitian
menunjukkan secara
simultan variabel
independen mempengaruhi
EPS, secara parsial DCA
secara dominan
berpengaruh terhadap EPS.

5.

Intani &
Oswari
(2009)

Dependen: EPS
Independen: EBIT

Hasil penelitian
menunjukkan perubahan
EPS sebagai akibat
perubahan EBIT memiliki
kecenderungan menurun
yang tidak signifikan.

6.

Sabandar
(2010)

Dependen: EPS
Independen: leverage
ratio, DER, LDER

Hasil penelitian secara
statistik, seluruh variabel
berpengaruh signifikan
terhadap EPS.

7.

Taani &
Banykhaled
(2011)

Analisis penerapan
financial leverage
terhadap
peningkatan EPS
pada PT. Indofood
Sukses Makmur,
Tbk.
Pengaruh financial
leverage dan
capital structure
terhadap EPS pada
PT. Matahari Putra
Prima Tbk.
The effect of
financial ratios,
firm size, and cash
flows from
operating activities

Dependen: EPS
Independen: NPM,
ROE, CR, DER,
TATO, PBV, TA,
CFO/sales

Hasil penelitian
menunjukkan ROE, PBV,
CFO/sales, dan DER
memiliki pengaruh
signifikan terhadap EPS.

Universitas Sumatera Utara

on earnings per
share: (An applied
study: on Jordanian
Industrial Sector)

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 13 44

PENGARUH LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2008-2012).

0 1 26

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 3 18

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 3

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Earnings Per Share Dengan Leverage Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Leverage Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 8

Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Agresivitas Pajak Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016)

0 0 14

Pengaruh Operating Leverage, Financial Leverage dan Combination Leverage Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Jasa Sub Sektor Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - Repository UM Pontianak

0 0 139