Pelaksanaan Program Jaminan Pensiun pada PT. Perkebunan Sumatera Utara Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem jaminan sosial nasional merupakan sistem perlindungan sosial
bagi seluruh rakyat. Perlindungan sosial memiliki peran strategis untuk
menghadapi kerentanan (vulnerability) yang disebabkan oleh risiko alam ataupun
risiko ekonomi. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu
wilayah rawan bencana dan dampak bencana yang terjadi mengakibatkan
diharuskannya merelokasi anggaran untuk membangun kembali infrasturktur yang
rusak. Bencana juga telah mengakibatkan banyak keluarga kehilangan harta benda
dan jiwa, sehingga hal ini cukup menyulitkan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Sistem jaminan sosial nasional pada dasarnya merupakan program negara
yang mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan
memperoleh jaminan apabila mengalami kecelakaan dan memberikan kepastian
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. UndangUndang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial (selanjutnya
disebut dengan UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN) merupakan upaya nyata,
kesungguhan dan komitmen pemerintah untuk memberikan jaminan kepada
seluruh rakyatnya.2


Zaelani, ”Komitmen Pemerintah dalam Penyelenggaraan
Nasional”,Journal Legislasi Indonesia Vol.9 No.2-Juli 2012, hlm. 192-193.
2

Jaminan

Sosial

Universitas Sumatera Utara

Undang-undang sistem jaminan sosial nasional menetapkan 5 (lima)
program jaminan sosial, yaitu jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, dan jaminan pensiun. Jaminan pensiun merupakan salah satu
program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional dengan tujuan
untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta
mengalami kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia
pensiun atau mengalami cacat tetap total.3
Perintah transformasi kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial
diatur dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Selanjutnya, pembentukan badan penyelenggara jaminan sosial (selanjutnya

disebut dengan BPJS) dan transformasi badan penyelenggara diatur rinci dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (selanjutnya disebut dengan UU No. 24 Tahun 2011). BPJS adalah badan
hukum yang dibentuk dengan undang-undang untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial.4
Penjelasan umum undang-undang BPJS alinea keempat mengemukakan
bahwa

undang-undang

badan

penyelenggara

jaminan

sosial

merupakan


pelaksanaan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 UU No. 40 Tahun 2004 tentang sistem
jaminan sosial nasional pasca putusan Mahkamah Konstitusi. Kedua pasal ini
mengamanatkan pembentukan BPJS dan transformasi kelembagaan PT Askes
(Persero), PT ASABRI (Persero), PT Jamsostek (Persero) dan PT TASPEN

3

Pasal 39 ayat 1 dan ayat 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional.
4

Pasal 1 angka 6 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Universitas Sumatera Utara

(Persero) menjadi BPJS untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan
sosial nasional bagi seluruh rakyat. Transformasi kelembagaan keempat persero
tersebut diikuti adanya pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, serta hak,
kewajiban, dan pegawai.5

Dengan undang-undang BPJS dibentuk dua badan penyelenggara jaminan
sosial, yaitu BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. BPJS kesehatan
menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan
menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian. Dengan terbentuknya kedua badan Penyelenggara
jaminan sosial tersebut jangkauan kepesertaan program jaminan sosial akan
diperluas secara bertahap.
Undang-undang BPJS hanya mengatur pengalihan program jaminan hari
tua dan jaminan pensiun yang dikelola oleh PT Taspen dan PT Asabri kepada
BPJS ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029. Pemerintah harus mengaturnya
lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.6 Program pensiun merupakan
kompensasi yang diberikan karyawan dengan harapan perusahaan akan memiliki
daya saing dan nilai tambah dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas
dan professional. Perusahaan menyelenggarakan program pensiun bagi pekerja
menurut ketentuan atau kesepakatan bersama dengan serikat pekerja.
Sebagian pelaku usaha sudah memiliki program pensiun atau pesangon
melalui dana pensiun yang bersifat sukarela, baik itu dana pensiun pemberi kerja

5


Penjelasan Umum alinea keempat UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
6
Pasal 65 dan Pasal 66 UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.

Universitas Sumatera Utara

maupun dana pensiun lembaga keuangan. Yang terjadi di Indonesia sekarang ini,
hasil pada data Biro Pusat Statistik (selanjutnya disebut dengan BPS) hingga
Agustus 2014, jumlah angkatan kerja sudah mencapai 121.9 juta. Penduduk yang
bekerja mencapai 114,63 juta orang (terdiri dari pekerja formal mencapai 42,38
juta orang dan pekerja informal mencapai 72.25 juta orang) 7. Artinya, dari jumlah
itu hanya sekitar 37 persen dari mereka yang bekerja di sektor formal sementara
sisanya sekitar 63 persen pekerja informal berkuras dengan tenaga sendiri baik
sebagai buruh kasar, pekerja tidak tetap, pekerja keluarga dan pekerja serabutan
yang menggantungkan hidup demi masa depan mereka. Ironisnya, dari pekerja
formal itupun yang tercover jaminan sosial dari BPJS ketenagakerjaan,
diperkirakan tidak lebih dari 40 juta pekerja. Saat terjadi ledakan pensiunan di
tahun 2040 nanti, dimungkinkan para pensiunan akan hidup dibawah standar

kebutuhan hidup layak (KHL). Inilah masalah ketenagakerjaan di Indonesia, masa
pensiun yang belum pasti menghantui jutaan pekerja.8
Seiring dengan usaha pemerintah untuk ikut serta menjamin dan
meningkatkan

kesejahteraan

sosial

masyarakat,

bentuk

peningkatan

ini

diselenggarakan dalam program jaminan pensiun yang merupakan tabungan bagi
pekerja yang akan diberikan secara perbulan ketika sudah memasuki usia pensiun.
Pemberian secara berkala setiap bulannya untuk dapat menyambung hidup di kala

memasuki usia pensiun.

7

http://possore.com/2014/11/27/akankah-program-dana-pensiun-untuk-kesejahterakanpekerja-bisa-terealisasi/ (diakses tanggal 13 Oktober 2015)
8
Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Pemerintah telah memberlakukan program jaminan pensiun melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program
Jaminan Pensiun (selanjutnya disebut dengan PP No. 45 Tahun 2015) yang mulai
efektif pada tanggal 1 Juli 2015. Besaran iuran program jaminan pensiun
ditetapkan 3% yang berasal dari pemberi kerja 2% dan dari pekerja 1 %. 9 Upah
maksimum yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran ditetapkan
Rp7.000.000,-.10

Program


jaminan

pensiun

akan

dikelola

oleh

BPJS

ketenagakerjaan sebagai lembaga bentukan Pemerintah, yang dulu bernama
Jamsostek. Program jaminan pensiun ini bersifat wajib.
Jaminan pensiun diberikan dalam bentuk manfaat pasti apabila memenuhi
persyaratan minimal masa iuran 15 tahun dibayarkan secara berkala.11 Dan
apabila masa iuran kurang dari 15 tahun maka dibayarkan sekaligus.

12


Jenis

manfaat pensiun ini terdiri dari: manfaat pensiun hari tua, manfaat pensiun cacat,
manfaat pensiun janda/duda, manfaat pensiun anak, dan manfaat pensiun orang
tua.13
Tidak ada yang tumpang tindih antara BPJS ketenagakerjaan dengan
program dana pensiun. Setiap pelaku usaha atau pemberi kerja dapat
9

Pasal 28 ayat 3 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

10

Pasal 29 ayat 2 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

11

Pasal 24 ayat 1 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

12


Pasal 24 ayat 2 PP No.45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Pensiun.
Pensiun.
Pensiun.
Pensiun.
13

Manfaat Pensiun Hari Tua (MPHT) adalah hak peserta berakhir bila meninggal dunia,
Manfaat Pensiun Cacat (MPC) adalah hak pensiun berakhir bila meninggal atau bekerja kembali,
Manfaat Pensiun Janda atau Duda ( MPJD) adalah hak pensiun berakhir bila janda/duda meninggal
atau menikah kembali, Manfaat Pensiun Anak (MPA) adalah hak pensiun berakhir saat mencapai
usia 23 tahun, bekerja atau menikah, Manfaat Pensiun Orang Tua (MPOT) adalah manfaat pensiun
berakhir pada saat ayah atau ibu penerima manfaat meninggal dunia.

Universitas Sumatera Utara

mengikutsertakan pekerjanya ke dalam program employee benefits, baik bersifat
wajib


atau

sukarela.

Keduanya

memiliki

orientasi

untuk

menyiapkan

kesejahteraan pekerja agar tetap hidup layak disaat tidak bekerja lagi. Keduanya
bersifat saling melengkapi untuk kemaslahatan pekerja. Karena pekerja adalah
asset penting pelaku usaha. Dimana program ini bersifat jangka panjang yang baru
dapat dinikmati setelah bertahun-tahun menjadi peserta. Jaminan ini dapat
bedampat rasa aman ketika usia masih muda. Rasa aman itu bisa terwujud kalau
manusia dapat terjamin dari berbagai ancaman, baik yang datang secara tiba-tiba
atau alamiah, yang bisa berdampak pada menurunnya kemampuan ekonomi dan
sosialnya. Ancaman itu pada dasarnya merupakan risiko ekonomi yang
disebabkan oleh kejadian atau risiko menurunnya pendapatan seseorang. 14
PT. Perkebunan Sumatera Utara (Persero) merupakan badan usaha milik
daerah (BUMD) provinsi sumatera utara. Perusahaan tersebut merupakan
perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan yang memiliki banyak
pekerja ataupun karyawan. PT. Perkebunan Sumatera Utara telah menyediakan
porsi anggaran untuk dana pensiun dari perolehan laba yang diperoleh setiap
tahunnya. Sistem pensiun di PT. Perkebunan Sumatera Utara, yakni sistem
pensiun tebas dan sistem pensiun bulanan. Sistem pensiun tebas merupakan
pembayaran upah uang pensiun secara langsung sebesar 60 (enam puluh) bulan
dari besarnya pensiun, dan sistem pensiun bulanan merupakan pembayaran upah
uang pensiun di tanggung perusahaan setiap bulannya sampai pensiunan tersebut
meninggal dunia dan tunjangan janda berakhir sampai janda tersebut meninggal
14

Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional Sebuah Introduksi (Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada,2008), hlm. 4.

Universitas Sumatera Utara

atau menikah lagi. Dalam praktek yang dijalankan perusahaan selama ini,
karyawan merupakan pihak yang berhak menentukan sistem pensiun yang mereka
inginkan sehingga perusahaan tidak dapat memperkirakan dana yang harus
dikeluarkan setiap tahunnya.
Berdasarkan data di atas, perlu di bahas masalah jaminan pensiun di
perusahaan PT.Perkebunan Sumatera Utara. Untuk lebih diketahui secara rinci
mengenai program baru dari pemerintah yang di wajibkan kepada semua
perusahaan untuk mendaftarkan pekerjanya ke Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) dan bagaimana perusahaan tersebut melaksakan program tersebut.
Oleh sebab itu, penulis merasa tertarik untuk menguraikan dan meneliti
sehingga dipilih judul skripsi tersebut “Pelaksanaan Program Jaminan Pensiun
Pada PT. Perkebunan Sumatera Utara Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011
Tentang BPJS”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah program jaminan sosial ketenagakerjaan dalam sistem jaminan
sosial nasional (SJSN) di Indonesia ?

2.

Bagaimanakah pengaturan program jaminan pensiun sebagai bagian dari
jaminan sosial ketenagakerjaan?

3.

Bagaimanakah pelaksanaan program jaminan pensiun pada PT. Perkebunan
Sumatera Utara?

Universitas Sumatera Utara

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1.

Untuk mengetahui program jaminan sosial ketenagakerjaan dalam sistem
jaminan sosial nasional (SJSN) di Indonesia.

2.

Untuk mengetahui pengaturan program jaminan pensiun sebagai bagian dari
jaminan sosial ketenagakerjaan.

3.

Untuk mengetahui pelaksanaan program jaminan pensiun pada PT.
Perkebunan Sumatera Utara.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:
1.

Manfaat teoritis
Secara teoritis diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

pelaksanaan program jaminan pensiun di PT. Perkebunan Sumatera Utara.
2.

Manfaat praktis
a.

Secara praktis dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan-perusahaan
yang telah lebih dulu menggunakan program pensiun terkhusus dana
pensiun pemberi kerja (DPPK).

b.

Dapat memberikan informasi mengenai program BPJS terkhusus jaminan
pension.

c.

Dapat pula menjadi masukan bagi peserta-peserta yang mendaftarkan
dirinya mengikuti program jaminan pensiun BPJS ketenagakerjaan.

Universitas Sumatera Utara

D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan

pemeriksaan

yang telah

dilakukan

di

Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, diketahui bahwa penelitian mengenai
Pelaksanaan Program Jaminan Pensiun Pada PT.Perkebunan Sumatera Utara
berdasarkan UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS, hingga kini belum ditemukan
permasalahan yang sama dengan penulisan ini yaitu mengenai jaminan pensiun
BPJS, namun ada beberapa karya tulis yang ditemukan mengenai BPJS dari sudut
pandang yang berbeda. Oleh karena itu, skripsi ini merupakan karya orisinil, dan
karenanya dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
Adapun penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang
berhubungan dengan BPJS yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Akbar Siregar pada tahun 2015, skripsi pada Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, dengan judul skripsi Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Bagi
Pekerja/Buruh Setelah Berlakunya UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
Penelitian tersebut menganalisis tentang perubahan Pelaksanaan Sistem Jaminan
Sosial setelah berlakunya UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Hasil dari
penulisan adalah pengaturan sistem jaminan sosial di Indonesia termuat dalam
peraturan perundang-undangan mengenai kecelakaan tahun 1947 dan peraturan
kecelakaan pelaut (pasca Indonesia merdeka), Peraturan Pemerintah Nomor 33
tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja, Undang-Undang Nomor 3
Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Undang-Undang Nomor 24
tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Perubahan terhadap
pelayanan BPJS setelah berlakunya peraturan terbaru terbagi atas BPJS kesehatan

Universitas Sumatera Utara

dan BPJS ketenagakerjaan. BPJS ketenagakerjaan menyelenggarakan program
yang tercantum dalam Pasal 6 ayat (2) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS.
Berdasarkan

penelusuran

kepustakaan

dapat

dikemukakan

bahwa

penelitian yang membahas serta menganalisis tentang BPJS terkhusus masalah
jaminan pensiun masih belum ada baik skripsi maupun tesis. Penulis sebelumnya
hanya membahas perubahan pelaksanaan sistem jaminan sosial setelah berlakunya
BPJS.
Oleh karena itu, secara umum berdasarkan penelusuran kepustakaan dapat
dikatakan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Walaupun
demikian, studi terdahulu jelas sangat bermanfaat bagi penelitian ini dan besar
kemungkinan pada bagian tertentu penelitian ini juga merupakan kelanjutan dari
penelitian terdahulu.

E. Tinjauan Pustaka
1.

Pengertian jaminan sosial
Jaminan sosial adalah kebutuhan dasar bagi mereka yang berpendapatan

rendah dan pemberian jaminan sosial bagi masyarakat tersebut merupakan tujuan
negara dan tanggung jawab pemerintah karena terkait dengan masalah hak-hak
asasi manusia (HAM).15 Jaminan sosial (social security) adalah istilah yang
digunakan untuk program pemerintah guna menjamin rakyatnya memenuhi
kebutuhan dasar minimum.16 Jaminan sosial adalah salah satu bentuk

15

Bambang Purwoko,Jaminan Sosial dan Sistem Penyelenggaraannya: Pandangan &
Gagasan (Jakarta: Meganet Dutatama Unggul,1999), hlm. 11.
16
Hadi Setia Tunggal, Tanya-Jawab SJSN & BPJS (Jakarta:Harvarindo,2015), hlm. 59.

Universitas Sumatera Utara

perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak.17
Ditinjau dari sudut perseorangan, Jaminan sosial dapat diartikan secara
luas dan dapat pula diartikan secara sempit. Dalam pengertiannya yang luas
jaminan sosial ini meliputi berbagai usaha yang dapat dilakukan oleh masyarakat
dan/atau pemerintah.18
2.

Dasar hukum jaminan sosial

Beberapa Filosofi yang melandasi sistem jaminan sosial19 :
a. UUD Negara RI Tahun 1945 pada Pasal 28 H ayat 3 menetapkan,”Setiap
orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.” Yang berlandaskan
kepada hak asasi manusia dan hak konstitusional setiap orang.
b. UUD Negara RI Tahun 1945 pada Pasal 34 ayat 2 menetapkan,” Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.” Sebagai wujud tanggung jawab Negara dalam
pembangunan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial.
c. UU No.40 Tahun 2004 pada Pasal 2 menetapkan, “Sistem Jaminan Sosial
Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan,asas manfaat,
asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Berdasarkan asas

17

Pasal 1 angka 1 UU No. 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
H.Zaeni Asyhadie, Aspek-Aspek Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia
HJ(Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2013), hlm. 26.
19
Asih Eka Putri, Paham SJSN (Sistem jaminan Sosial Nasional) (Jakarta: Friedrich
Ebert Stiftung, 2014), hlm.9-10.
18

Universitas Sumatera Utara

kemanusiaan dan berkaitan dengan penghargaan terhadap martabat
manusia.
d. UU No.40 Tahun 2004 pada Pasal 3 menetapkan, “Sistem Jaminan Sosial
Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.”
Menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kebutuhan dasar hidup adalah
kebutuhan esensial setiap orang agar dapat hidup layak, demi terwujudnya
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dapat

disimpulkan

bahwa

sistem

jaminan

sosial

adalah

upaya

mewujudkan kesejahteraan, memberikan rasa aman sepanjang hidup manusia,
melalui pendekatan sistem.20
3.

Pengertian jaminan sosial tenaga kerja
Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja

dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan
yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan
yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari
tua, dan meninggal dunia.21
4.

Dasar hukum jaminan sosial tenaga kerja
Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang JAMSOSTEK ini dikeluarkan

berlandaskan dasar-dasar hukum:
a.

Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang
Dasar 1945;

20
21

Sulastomo,Op.cit., hlm. 5.
Pasal 1 angka 1 UU No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Universitas Sumatera Utara

b.

undang-undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya
Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari
Republik Indonesia untuk Seluruh Indonesia (Lembaran Negara
Tahun 1951 Nomor 41);

c.

undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Tahun 1969
Nomor 55 : Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912);

d.

undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (
Lembaran Negara Nomor 2918);

e.

undang-undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1981
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3201).

5.

Pengertian jaminan pensiun
Jaminan

kehidupan

yang

Pensiun
layak

diselenggarakan
pada

saat

untuk

peserta

mempertahankan

kehilangan

atau

derajat

berkurang

penghasilannya kareana memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total
tetap.22
Program Jaminan Pensiun disingkat Program JP adalah pembayaran
berkala jangka panjang sebagai substitusi dari penurunan/hilangnya penghasilan
karena peserta mencapai usia tua (pensiun), mengalami cacat total permanen, atau
meninggal dunia (Naskah Akademik SJSN).23

22

Pasal 39 ayat 2 UU No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
http://www.djsn.go.id/djsn2/sjsn/program-sjsn/jaminan-pensiun (diakses tanggal 12
November 2015)
23

Universitas Sumatera Utara

6.

Dasar hukum jaminan pensiun
a. PP No.45 Tahun 2015 pada Pasal 1 angka 1 menyatakan “Jaminan Pensiun
adalah jaminan sosial yang bertujuan untuk mempertahankan derajat
kehidupan yang layak bagi peserta dan / atau ahli warisnya dengan
memberikan

penghasilan

setelah

peserta

memasuki

usia

pensiun,mengalami cacat total tetap,atau meninggal dunia”.
7.

Pengertian asuransi
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan

pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan
asuransi sebagai imbalan untuk:
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita
tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
b. Memberikan

pembayaran

yang

didasarkan

pada

meninggalnya

tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung
dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada
hasil pengelolaan dana.24
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian,dengan mana penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi,untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian,kerusakan atau kehilangan

24

Pasal 1 angka 1 UU RI No. 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.

Universitas Sumatera Utara

keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena peristiwa
yang tak tertentu.25
Asuransi sosial adalah suatu mekanisme pengumpulan dana yang bersifat
wajib yang berasal dari iuran guna memberikan perlindungan atas risiko sosial
ekonomi yang menimpa peserta dan / atau anggota keluarganya. 26 Menurut
Vaughan, Zweifel (2000) dan Beam (1995) sert Beam ( 2000) bahwa asuransi
sosial merupakan program pemerintah dan dilaksanakan oleh pemerintah,bukan
swasta.27
8.

Pengertian pekerja
Beberapa pengertian pekerja:
a. Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada
pengusaha dengan menerima upah.28 .
b. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,
atau imbalan dalam bentuk lain.29
c. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,
atau imbalan dalam bentuk lain.30

F. Metode Penelitian
1.

Jenis dan sifat penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Penelitian
25

Pasal 246 KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).
Pasal 1 angka 3 UU No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
27
Hadi Setia Tunggal, Op.cit., hlm. 45.
28
Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
29
Pasal 1 Angka 11 UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
30
Pasal 1 Angka 8 UU Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
26

Sosial.

Universitas Sumatera Utara

hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif, yaitu metode pendekatan
dengan meninjau masalah yang diteliti dari segi ilmu hukum dan melakukan
analisis terhadap norma-norma hukum dan peraturan yang berlaku dalam
peraturan peundang-undangan berdasarkan bahan primer, sekunder, dan tersier
untuk mendapatkan kesimpulan dari data-data yang diperoleh selama penelitian.
Sedangkan sifat penelitian bersifat penelitian deskriptif analisis, yaitu
menggambar, menelaah, menjelaskan secara tepat atau menganalisis suatu
peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum
dan pelaksanaan hukum positif yang berhubungan dengan permasalahan yang
diteliti.31 Deskriptif ini menggambarkan atau menelaah permasalahan hukum
terhadap pelaksanaan program jaminan pensiun pada PT. Perkebunan Sumatera
Utara yang ditinjau dari UU No. 24 Tahun 2011 Tentang BPJS. Analisis
dimaksudkan berdasarkan gambaran fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis
secara cermat bagaimana menjawab permasalahan.32
2.

Teknik pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah:
Pertama, Penelitian Kepustakaan (library research) maksudnya adalah
penelitian dipusatkan kepada studi kepustakaan untuk mendapat data yang relevan
dengan penulisan skripsi ini, yaitu buku-buku, jurnal, pendapat sarjana, serta

31

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Junimetri (Jakarta:Ghalia
Indonesia,1990), hlm. 97-98.
32
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada Akhir Abad ke-20
(Bandung:Alumni,1994), hlm. 101.

Universitas Sumatera Utara

Perundang-undangan yang dipakai seperti UU No.24 tahun 2011 Tentang BPJS
serta PP No.45 Tahun 2015 Tentang Jaminan Pensiun.
Kedua, penelitian lapangan (field research) maksudnya menggunakan
bahan-bahan yang berhubungan dengan judul serta yang berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi.33 Penelitian lapangan ini dilakukan pada PT.
Perkebunan Sumatera Utara dengan menggunakan laporan data yang berkaitan
dengan jaminan pensiun BPJS dari perusahaan tersebut.
3.

Sumber data
Penelitian ini yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan

hukum primer, sekunder, dan tersier. Data sekunder adalah mencakup dokumendokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan
sebagainya. Sumber data kepustakaan diperoleh dari:
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992
Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat kaitannya dengan
bahan hukum primer dan dapat membantu serta menganalisis. Misalnya:
Jurnal hukum, buku-buku, makalah, karya tulis ilmiah dan beberapa

33

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES, 1989),hlm.11

Universitas Sumatera Utara

sumber dari internet yang berkaitan dengan persoalan yang diangkat dalam
skripsi ini.
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi
tentang bahan hukum primer dan sekunder. Misalnya: Kamus hukum dan
ensiklopedia.
4.

Analisis data
Analisis data yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari peristiwa

atau masalah yang didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan objek
permasalahan. Diawali dari pengumpulan bahan primer, yang kemudian
dilengkapi dengan bahan sekunder dan bahan tersier yang telah diperoleh baik
dari media apapun dan kemudian dianalisis secara kualitatif. Analisis secara
kualitatif maksudnya adalah menganalisis sesuatu namun terlebih dahulu
mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan telah diuji kebenarannya. Metode
yang dipergunakan untuk menganalisis kualitatif yaitu:
a. Mengumpulkan peraturan perundang-undangan dan bahan kepustakaan
lainnya yang relevan dengan penelitian;
b. Mengelompokkan peraturan perundang-undangan dan bahan hukum yang
ada;
c. Menguraikan

bahan-bahan

hukum

sesuai

dengan

masalah

yang

dirumuskan;
d. Menarik kesimpulan.

Universitas Sumatera Utara

G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini diperlukan adanya sistematika penulisan yang teratur
dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Secara sistematis penulisan ini terdiri
dari V (lima) bab yang masing-masing bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang
saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah
sebagai berikut:
BAB I. Merupakan pendahuluan yang di dalamnya berisi gambaran umum yang
terdiri dari latar belakang, rumusan masalah yang dibahas, tujuan dan manfaat
Penulisan, mengenai keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II. Merupakan bab yang membahas tentang kajian umum mengenai
pengaturan hukum tentang jaminan sosial ketenagakerjaan dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) Indonesia. Di dalam bab ini penulis membahas mengenai
tinjauan umum jaminan sosial (social security), jenis jaminan sosial dalam Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) di Indonesia, program jaminan sosial dalam
SJSN di Indonesia, aspek kelembagaan jaminan sosial ketenagakerjaan.
BAB III. Merupakan bab yang membahas tentang tinjauan terhadap jaminan
pensiun sebagai program dari jaminan sosial ketenagakerjaan. Di dalam bab ini
penulis membahas mengenai tinjauan umum jaminan pensiun, syarat-syarat
penerimaan dan pembayaran jaminan pensiun, jaminan pensiun dan hubungan
dengan karyawan setelah tidak bekerja.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV. Merupakan bab

yang membahas tentang pelaksanaan bpjs

ketenagakerjaan pada PT. Perkebunan Sumatera Utara. Di dalam bab ini penulis
membahas mengenai gambaran umum profil perusahaan PT. Perkebunan
Sumatera Utara, bentuk pelaksanaan program pensiun terhadap Pekerja,
pelaksanaan pembayaran jaminan pensiun terhadap karyawan PT. Perkebunan
Sumatera Utara, masalah yang timbul di perusahaan setelah diberlakukannya
program jaminan pensiun.
BAB V. Bab ini berisi kesimpulan yang diambil bab-bab sebelumnya yang telah
diuraikan dan terdapat saran-saran yang mungkin berguna bagi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara