Analis Wellisis to Pay Pemakaian Air yang Berasal dari PDAM Tirta MADINA Kabupaten Mandaling Natal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber Daya Air
2.1.1
Karakteristik Sumber Daya Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk di bumi ini. Sumber daya air merupakan sumber daya yang vital bagi
kehidupan manusia. Di beberapa wilayah, air masih dianggap sebagai free goods
sehingga dapat digunakan oleh siapapun. Sumber daya memiliki sifat terbuka dan
masih dianggap milik umum, karena itu air mudah mengalami perubahan dalam
kuantitas dan kualitasnya sebagai akibat ketidakjelasan hak-hak atas pengelolaan
dan pemanfaatannya.
Menurut Sanim (2003) Air sebagai sumber daya alam dapat berupa
persediaan dan sekaligus sebagai aliran. Air tanah, misalnya merupakan
persediaan yang biasanya memerlukan aliran dan pengisian kembali oleh air
hujan. Pemasukan air tergantung pada topografi dan kondisi meteorologi, karena
keduanya mempengaruhi proses peresapan dan penguapan air. Akibatnya, maka
pengambilan keputusan dalam mengembangkan sumber daya air didasarkan atas
distribusi kemungkinan.
2.1.2
Pentingnya Air Bagi Kehidupan
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Selain itu air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk kebutuhan rumah tangga (cuci pakaian, memasak dan lain-lain)
2. Untuk konservasi sumber baku PAM
3. Taman rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan)
4. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan proses
kegiatan bahan-bahan/minuman, WC dan lain-lain)
5. Perindustrian (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses
membuat makanan, minuman)
6. Pertanian/irigasi
7. Perikanan
8. Dan untuk keperluan lainnya
Begitu pentingnya air bagi kehidupan namun dimasa sekarang keberadaan
air kurang mencukupi untuk kebutuhan manusia. Sudah seringkali terjadi
kelangkaan air di beberapa daerah di Indonesia maka kebijakan pemerintah sangat
diharapkan untuk mengatasi masalah kelangkaan air ini.
2.1.3
Sumber Air di Alam
Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air
permukaan, dan air tanah (Sutrisno,2004)
1. Air laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
dalam air tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir, Air Metereologik
Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Air hujan
memiliki sifat agresif terutama terghadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak
Universitas Sumatera Utara
reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya kotoran (karatan).
Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros
terhadap sabun, sehingga untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaknya dilakukan pembersihan terhadap air.
3. Air Permukaan
Air permukaan seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik
karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya. Air permukaan
meliputi :
a. Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena
selama pengalirannya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
Oleh karena itu dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah
mengalami suatu pengolahan yang sempurna.
b. Air Rawa
Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang disebabkan oleh
adanya zat-zat organis yang telah membusuk.
4. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, air
tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan air dan
menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai
lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan
menyebabkan air mengandung zat-zat mineral.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Karakteristik Air yang Layak Konsumsi
Berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
syarat-syarat pengawasan kualitas air, air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat dan dapat diminum langsung. Air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah masak.
Menurut Litbang Departemen Kesehatan dalam Petra (2008) ciri-ciri air
layak minum adalah :
1. Jernih tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
2. Bebas unsur-unsur kimia yang berbahaya, seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa
(Hg), dan mangan (Mn).
3. Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti koliform.
4. Suhu sebaiknya sejuk dan tidak panas sesuai dengan suhu tubuh manusia.
2.1.5
Barang Publik dan Barang Privat
Barang publik (public goods), yaitu barang yang dapat dikonsumsi tanpa
mengurangi tersedianya barang tersebut bagi orang lain atau ada tingkat rivalrous
yang rendah sehingga sulit menghindari konsumen.
Barang privat (private goods), yaitu barang yang hanya dikonsumsi pada
waktu tertentu dan barang tersebut akan mengurangi ketersediaannya bagi orang
lain disamping sangat mudah untuk memantau dan mengidentifikasi biaya
konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Pandangan tradisional menganggap air sebagai barang publik yang
tersedia di alam dengan bebasnya dapat dikonsumsi. Namun kelangkaan air pada
saat ini, air menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang bersifat privat. Hal
ini terjadi akibat kelangkaan keberadaan air.
2.1.6
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Air
Ada empat kelompok masyarakat yang terlibat langsung dalam
pembangunan pengairan atau pengelolaan air, yaitu masyarakat pemanfaat air,
masyarakat pengusaha, masyarakat secara umum dan masyarakat cendekiawan
dan pemerhati. Masing-masing kelompok tersebut mempunyai andil dan peran
serta yang berbeda dalam pengelolaan air. Hal ini juga ditegaskan dalam RUU
sumber daya air Pasal 10, yaitu “Pola pengelolaan sumber daya air ditetapkan
dengan melibatkan masyarakat seluas-luasnya dan dunia usaha”. Pengelolaan
sumber daya air yang dimaksud disini adalah pemenuhan kebutuhaan air baku
untuk air bersih rumah tangga, pertanian, industri, pertambangan, dan kebutuhan
lainnya (Sanim, 2003).
Peran serta masyarakat yang aktif dalam pengelolaan air sangat diharapkan
agar kerjasama yang baik antara produsen (PDAM Tirta Madina) dan konsumen
(Masyarakat). Diharapkan para konsumen dapat menggunakan air secara efektif
dan efisiesn, ikut berkontribusi membayar iuran air secara teratur untuk biaya
perawatan dan administrasi air yang disediakan PDAM Tirta Madina kepada para
konsumen.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.2.1
Konsep Kesedian Untuk Membayar (Willingness to Pay)
Willingness to pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penelitian
terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumber daya alam dan
jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam Willingness to
pay dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara
agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki
kondisi lingkungan agar seusai dengan kondisi yang diinginkan. Willingness to
pay merupakan nilai kegunaan potensial dari sumber daya alam dan jasa
lingkungan (Hanley dan Spash, 1993)
Menurut Yakin (1997) definisi dari willingness to pay/willingness to
accept adalah nilai dari perubahan kondisi lingkungan atau biaya dari kerusakan
lingkungan yang ditentukan oleh semua individu baik secara langsung maupun
tidak langsung yang bisa dinyatakan dalam bentuk uang. Kesediaan membayar
atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar
dan kesediaan menerima adalah ‘bahan mentah’ dalam penilaian ekonomi (Pearce
dan Moran, 1994 dalam Djijono, 2002)
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam perhitungan Willingness to
pay untuk menghitung peningkatan atau kemudahan kondisi lingkungan adalah :
1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk mengurangi
dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan.
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat semakin
menurunnya kualitas lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Melalui suatu survei utnuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat untuk
membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang
lebih baik.
Perhitungan Willingness to paay dapat dilakukan secara langsung (direct
method) dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect to pay),
yaitu perhitungan nilai terhadap nilai penurunan kualitas lingkungan yang telah
terjadi. Dalam penelitian ini perhitungan Willingness to pay dilakukan secara
langsung (direct method), dengan cara survey dan melakukan wawancara dengan
masyarakat.
2.3.2
Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay
Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai
Willingness to Pay responden (Hanley dan Spash, 1993), yaitu :
1. Metode tawar menawar (Bidding Game)
Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka
bersedia membayar/menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai
titik awal (starting point). Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang
diturunkan/dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati.
2. Metode pertanyaan terbuka (Open-Ended Question)
Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa
jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang ingin
diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah
responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan
sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara kelemahan
metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar
variasinya.
3. Metode kartu pembayaran (Payment Card)
Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari
berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima
dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal
yang sesuai dengaan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan
untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Untuk
meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan
yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat
pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain.
Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk
membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada
teori
tawar-menawar.
Untuk
menggunakan
metode
ini,
diperlukan
pengetahuan statistik yang relatif baik.
4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)
Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan
apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk
memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima
atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya
penurunan kualitas lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Willingness to Pay yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to Pay
masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing Natal.
Beberapa variabel yang digunakan adalah :
1. Umur Responden
Masyarakat pengguna air bervariasi umurnya karena itu perlu diteliti apakah
umur responden berpengaruh terhadap besarnya iuran air yang ingin
dibayarkan masyarakat setelah adanya peningkatan pelayanan dalam
pengelolaan sumber daya air yang berasal dari PDAM Tirta Madina. Asumsi
yang berlaku untuk variabel ini adalah semakin tua umur responden maka
semakin tinggi iuran yang akan dibayarkan karena masyarakat yang umurnya
lebih muda cenderung lebih muda mencari sumber mata air lain yang
umumnya lebih jauh dari pemukiman masyarakat.
2. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai
Willingness to Pay yang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk iuran air.
Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka
semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang akan dibayarkan oleh
responden tersebut. Satuan yang digunakan adalah Rupiah.
3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap
sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak
memerlukan biaya. Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih memahami
nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas jumlahnya dan menjadi
barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi. Asumsi yang berlaku adalah
semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka besar pula Willingness to
Pay yang akan dibayarkan untuk iuran air.
Dalam analisis data kuantitatif dengan analisis regresi berganda, tingkat
pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan
skor-skor sebagai berikut :
a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah
b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SD/Sederajat
c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMP/Sederajat
d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat
e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi
4. Tingkat Pelayanan PDAM Tirta Madina
Pelayanan PDAM Tirta Madina untuk melayani kebutuhan air masyarakat
Kabupaten Mandailing Natal dapat dinilai oleh masyarakat dalam menentukan
kualitas
pelayanan.
Semakin
baik
pelayanan
yang
dilakukan
utuk
mendistribusi air ke masyarakat, maka semakin baik pula pandangan,
masyarakat akan PDAM Tirta Madina. Asumsi yang berlaku adalah semakin
baik penilaian masyarakat akan pelayanan PDAM Tirta Madina dalam
pengelolaan air maka makin tinggi pula nilai Willingness to Pay yang bersedia
dibayarkan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sanalisi berganda, tingkat penilaian masyarakat terhadap pelayanan
PDAM Tirta Madina disajikan dalam bentuk numerik dengan skor-skor.
Variabel ini merupakan variabel penjelas yang memiliki skor satu untuk
pelayanan yang dipandang baik dan skor nol untuk pelayanan yang tidak baik.
Tingkat pelayanan dimasukkan dalam kategori baik jika distribusi air berjalan
baik ke seluruh masyarakat yang menggunakan air, kualitas air baik
(kejernihan dan sanitasi air), dan debit air yang mengalir ke masyarakat dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dalam tiap rumah tangga sangat mempengaruhi
jumlah pemakaian air. Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga
keluarga berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga atau jumlah
anggota keluarga yang berbeda-beda. Dalam jumlah tanggungan ini digunakan
satuan jumlah angka.
Asumsi yang berlaku dalam variabel ini adalah semakin tinggi atau
semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat pengguna air maka semakin
besar pula nilai Willingness to Pay yang rela dibayarkan oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka
konseptual penelitian dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
X1
X2
X3
Y
X4
X5
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
X1 : Umur Responden
X4 : Tingkat Pelayanan
X2 : Tingkat Pendapatan
X5 : Jumlah Tanggungan
X3 : Tingkat Pendidikan
Y : WTP (Willingness to pay)
2.3.3
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
uraian
pada
kerangka
konseptual
penelitian
dan
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
1. Masyarakat yang bersedia membayar biaya air yang berasal dari PDAM Tirta
Madina akan merasakan manfaat langsung dari penyediaan air yang dilakukan
PDAM Tirta Madina.
2. Pilihan masyarakat untuk membayar biaya atas pemakaian air yang berasal
dari PDAM Tirta Madina diduga akan dipengaruhi oleh umur, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat pelayanan PDAM Tirta Madina dan
jumlah tanggungan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hasil Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1.
Tabel Hasil Penelitian Terdahulu
No
1
Nama/Tahun/
Judul Penelitian
Arifah (2008),
Analsis
Wellingness to
Pay petani
terhadap
peningkatan
pelayanan irigasi
2
Putri (2007),
Penelitian
kebijakan tarif
air PDAM Kota
Bandung serta
responden
pelanggan
terhadap
peningkatan tarif
3
Kusuma (2006),
Analisis
ekonomi
pengelolaan
sumber daya air
dan kebijakan
tarif air PDAM
Kota Madiun.
Perumusan
Masalah
Apakah
produktivitas
lahan, tingkat
pendidikan,
jumlah
tanggungan
keluarga, dan
tingkat
pendapatan
berpengaruh
terhadap
pembayaran
iuran
pengelolaan
irigasi.
Bagaimana
pengaruh
kebijakan tarif
air PDAM kota
bandung
terhadap
kesediaan
membayar iuran
masyarakat
kepada PDAM
Apakah faktorfaktor yang
mempengaruhi
kebijakan tarif
air.
Model
Analisis
Pengelolaan
data dilakukan
secara manual
dan
menggunakan
komputer
Microsoft
Excel dan
Minitab for
Windows
Release 14.
Analisis data
yang
dilakukan
dengan analisi
kuantitatif dari
biaya produksi
air oleh
PDAM
Analisis yang
digunakan
adalah analisi
regresi
berganda dan
variabelvariabel yang
mempengaruhi
kebijkan tarif
air.
Hasil Penelitian
Varibel yang
berpengaruh positif
adalah
produktivitas lahan
dan tingkat
pendidikan,
sedangkan variabel
lain tidak
berpengruh
terhadap nyata.
Jumlah anggota
keluarga, tingkat
pendapatan dan
jumlah air yang
dikonsumsi
berpegaruh nyata
terhadap nilai
Wellingness to Pay
yang dibayarkan
pelanggan
Kebijakan tarif air
dipengaruhi oleh
harga beli listrik per
kwh, harga bahan
bakar minyak, dan
tingkat inflasi.
Kebijakan tarif air
berdampak positif
yaitu meningkatakan
penerimaan dan
keuntungan PDAM
kota Madiun.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sumber Daya Air
2.1.1
Karakteristik Sumber Daya Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk di bumi ini. Sumber daya air merupakan sumber daya yang vital bagi
kehidupan manusia. Di beberapa wilayah, air masih dianggap sebagai free goods
sehingga dapat digunakan oleh siapapun. Sumber daya memiliki sifat terbuka dan
masih dianggap milik umum, karena itu air mudah mengalami perubahan dalam
kuantitas dan kualitasnya sebagai akibat ketidakjelasan hak-hak atas pengelolaan
dan pemanfaatannya.
Menurut Sanim (2003) Air sebagai sumber daya alam dapat berupa
persediaan dan sekaligus sebagai aliran. Air tanah, misalnya merupakan
persediaan yang biasanya memerlukan aliran dan pengisian kembali oleh air
hujan. Pemasukan air tergantung pada topografi dan kondisi meteorologi, karena
keduanya mempengaruhi proses peresapan dan penguapan air. Akibatnya, maka
pengambilan keputusan dalam mengembangkan sumber daya air didasarkan atas
distribusi kemungkinan.
2.1.2
Pentingnya Air Bagi Kehidupan
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Selain itu air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, diantaranya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk kebutuhan rumah tangga (cuci pakaian, memasak dan lain-lain)
2. Untuk konservasi sumber baku PAM
3. Taman rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan)
4. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan proses
kegiatan bahan-bahan/minuman, WC dan lain-lain)
5. Perindustrian (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses
membuat makanan, minuman)
6. Pertanian/irigasi
7. Perikanan
8. Dan untuk keperluan lainnya
Begitu pentingnya air bagi kehidupan namun dimasa sekarang keberadaan
air kurang mencukupi untuk kebutuhan manusia. Sudah seringkali terjadi
kelangkaan air di beberapa daerah di Indonesia maka kebijakan pemerintah sangat
diharapkan untuk mengatasi masalah kelangkaan air ini.
2.1.3
Sumber Air di Alam
Sumber air di alam terdiri atas air laut, air atmosfir (air metereologik), air
permukaan, dan air tanah (Sutrisno,2004)
1. Air laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam
dalam air tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir, Air Metereologik
Dalam kehidupan sehari-hari air ini dikenal sebagai air hujan. Air hujan
memiliki sifat agresif terutama terghadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak
Universitas Sumatera Utara
reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya kotoran (karatan).
Disamping itu air hujan ini mempunyai sifat lunak sehingga akan boros
terhadap sabun, sehingga untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaknya dilakukan pembersihan terhadap air.
3. Air Permukaan
Air permukaan seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik
karena kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lainnya. Air permukaan
meliputi :
a. Air Sungai
Air sungai memiliki derajat pengotoran yang tinggi sekali. Hal ini karena
selama pengalirannya mendapat pengotoran, misalnya oleh lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya.
Oleh karena itu dalam penggunaanya sebagai air minum haruslah
mengalami suatu pengolahan yang sempurna.
b. Air Rawa
Kebanyakan air rawa berwarna kuning coklat yang disebabkan oleh
adanya zat-zat organis yang telah membusuk.
4. Air Tanah
Menurut Chandra (2006) dalam buku Pengantar Kesehatan Lingkungan, air
tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan air dan
menyerap ke dalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai
lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan
menyebabkan air mengandung zat-zat mineral.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Karakteristik Air yang Layak Konsumsi
Berdasarkan Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
syarat-syarat pengawasan kualitas air, air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat dan dapat diminum langsung. Air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah masak.
Menurut Litbang Departemen Kesehatan dalam Petra (2008) ciri-ciri air
layak minum adalah :
1. Jernih tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.
2. Bebas unsur-unsur kimia yang berbahaya, seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa
(Hg), dan mangan (Mn).
3. Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti koliform.
4. Suhu sebaiknya sejuk dan tidak panas sesuai dengan suhu tubuh manusia.
2.1.5
Barang Publik dan Barang Privat
Barang publik (public goods), yaitu barang yang dapat dikonsumsi tanpa
mengurangi tersedianya barang tersebut bagi orang lain atau ada tingkat rivalrous
yang rendah sehingga sulit menghindari konsumen.
Barang privat (private goods), yaitu barang yang hanya dikonsumsi pada
waktu tertentu dan barang tersebut akan mengurangi ketersediaannya bagi orang
lain disamping sangat mudah untuk memantau dan mengidentifikasi biaya
konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Pandangan tradisional menganggap air sebagai barang publik yang
tersedia di alam dengan bebasnya dapat dikonsumsi. Namun kelangkaan air pada
saat ini, air menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang bersifat privat. Hal
ini terjadi akibat kelangkaan keberadaan air.
2.1.6
Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Air
Ada empat kelompok masyarakat yang terlibat langsung dalam
pembangunan pengairan atau pengelolaan air, yaitu masyarakat pemanfaat air,
masyarakat pengusaha, masyarakat secara umum dan masyarakat cendekiawan
dan pemerhati. Masing-masing kelompok tersebut mempunyai andil dan peran
serta yang berbeda dalam pengelolaan air. Hal ini juga ditegaskan dalam RUU
sumber daya air Pasal 10, yaitu “Pola pengelolaan sumber daya air ditetapkan
dengan melibatkan masyarakat seluas-luasnya dan dunia usaha”. Pengelolaan
sumber daya air yang dimaksud disini adalah pemenuhan kebutuhaan air baku
untuk air bersih rumah tangga, pertanian, industri, pertambangan, dan kebutuhan
lainnya (Sanim, 2003).
Peran serta masyarakat yang aktif dalam pengelolaan air sangat diharapkan
agar kerjasama yang baik antara produsen (PDAM Tirta Madina) dan konsumen
(Masyarakat). Diharapkan para konsumen dapat menggunakan air secara efektif
dan efisiesn, ikut berkontribusi membayar iuran air secara teratur untuk biaya
perawatan dan administrasi air yang disediakan PDAM Tirta Madina kepada para
konsumen.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.2.1
Konsep Kesedian Untuk Membayar (Willingness to Pay)
Willingness to pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penelitian
terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumber daya alam dan
jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam Willingness to
pay dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara
agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki
kondisi lingkungan agar seusai dengan kondisi yang diinginkan. Willingness to
pay merupakan nilai kegunaan potensial dari sumber daya alam dan jasa
lingkungan (Hanley dan Spash, 1993)
Menurut Yakin (1997) definisi dari willingness to pay/willingness to
accept adalah nilai dari perubahan kondisi lingkungan atau biaya dari kerusakan
lingkungan yang ditentukan oleh semua individu baik secara langsung maupun
tidak langsung yang bisa dinyatakan dalam bentuk uang. Kesediaan membayar
atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar
dan kesediaan menerima adalah ‘bahan mentah’ dalam penilaian ekonomi (Pearce
dan Moran, 1994 dalam Djijono, 2002)
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam perhitungan Willingness to
pay untuk menghitung peningkatan atau kemudahan kondisi lingkungan adalah :
1. Menghitung biaya yang bersedia dikeluarkan oleh individu untuk mengurangi
dampak negatif pada lingkungan karena adanya suatu kegiatan pembangunan.
2. Menghitung pengurangan nilai atau harga dari suatu barang akibat semakin
menurunnya kualitas lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
3. Melalui suatu survei utnuk menentukan tingkat kesediaan masyarakat untuk
membayar dalam rangka mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang
lebih baik.
Perhitungan Willingness to paay dapat dilakukan secara langsung (direct
method) dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect to pay),
yaitu perhitungan nilai terhadap nilai penurunan kualitas lingkungan yang telah
terjadi. Dalam penelitian ini perhitungan Willingness to pay dilakukan secara
langsung (direct method), dengan cara survey dan melakukan wawancara dengan
masyarakat.
2.3.2
Metode Perhitungan Nilai Willingness to Pay
Terdapat empat metode untuk memperoleh penawaran besarnya nilai
Willingness to Pay responden (Hanley dan Spash, 1993), yaitu :
1. Metode tawar menawar (Bidding Game)
Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apaka
bersedia membayar/menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan sebagai
titik awal (starting point). Jika “Ya” makin besarnya nilai uang yang
diturunkan/dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati.
2. Metode pertanyaan terbuka (Open-Ended Question)
Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa
jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang ingin
diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini adalah
responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang ditawarkan
sehingga tidak akan timbul akan timbul bias titik awal. Sementara kelemahan
metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar
variasinya.
3. Metode kartu pembayaran (Payment Card)
Metode ini menawarkan kepada responden satu kartu yang terdiri dari
berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima
dimana responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai minimal
yang sesuai dengaan preferensinya. Pada awalnya, metode ini dikembangkan
untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar. Untuk
meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan
yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan tingkat
pendapatan tertentu bagi orang di lingkungan yang lain.
Kelebihan metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk
membantu responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada
teori
tawar-menawar.
Untuk
menggunakan
metode
ini,
diperlukan
pengetahuan statistik yang relatif baik.
4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)
Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan
apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk
memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima
atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya
penurunan kualitas lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Willingness to Pay yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa variabel yang diduga akan mempengaruhi nilai Willingness to Pay
masyarakat jika ada peningkatan pelayanan di Kabupaten Mandailing Natal.
Beberapa variabel yang digunakan adalah :
1. Umur Responden
Masyarakat pengguna air bervariasi umurnya karena itu perlu diteliti apakah
umur responden berpengaruh terhadap besarnya iuran air yang ingin
dibayarkan masyarakat setelah adanya peningkatan pelayanan dalam
pengelolaan sumber daya air yang berasal dari PDAM Tirta Madina. Asumsi
yang berlaku untuk variabel ini adalah semakin tua umur responden maka
semakin tinggi iuran yang akan dibayarkan karena masyarakat yang umurnya
lebih muda cenderung lebih muda mencari sumber mata air lain yang
umumnya lebih jauh dari pemukiman masyarakat.
2. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan responden sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai
Willingness to Pay yang ingin dibayarkan oleh masyarakat untuk iuran air.
Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka
semakin besar pula nilai Willingness to Pay yang akan dibayarkan oleh
responden tersebut. Satuan yang digunakan adalah Rupiah.
3. Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap
sumber daya alam yang umumnya digunakan secara bebas dan tidak
memerlukan biaya. Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dengan tingkat pendidikan lebih baik cenderung lebih memahami
nilai ekonomi dari sumber daya yang semakin terbatas jumlahnya dan menjadi
barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi. Asumsi yang berlaku adalah
semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka besar pula Willingness to
Pay yang akan dibayarkan untuk iuran air.
Dalam analisis data kuantitatif dengan analisis regresi berganda, tingkat
pendidikan responden disajikan dalam bentuk numerik dengan menetapkan
skor-skor sebagai berikut :
a. Skor 0 untuk responden yang tidak bersekolah
b. Skor 1 untuk responden dengan pendidikan terakhir SD/Sederajat
c. Skor 2 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMP/Sederajat
d. Skor 3 untuk responden dengan pendidikan terakhir SMA/Sederajat
e. Skor 4 untuk responden dengan pendidikan terakhir Perguruan Tinggi
4. Tingkat Pelayanan PDAM Tirta Madina
Pelayanan PDAM Tirta Madina untuk melayani kebutuhan air masyarakat
Kabupaten Mandailing Natal dapat dinilai oleh masyarakat dalam menentukan
kualitas
pelayanan.
Semakin
baik
pelayanan
yang
dilakukan
utuk
mendistribusi air ke masyarakat, maka semakin baik pula pandangan,
masyarakat akan PDAM Tirta Madina. Asumsi yang berlaku adalah semakin
baik penilaian masyarakat akan pelayanan PDAM Tirta Madina dalam
pengelolaan air maka makin tinggi pula nilai Willingness to Pay yang bersedia
dibayarkan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam sanalisi berganda, tingkat penilaian masyarakat terhadap pelayanan
PDAM Tirta Madina disajikan dalam bentuk numerik dengan skor-skor.
Variabel ini merupakan variabel penjelas yang memiliki skor satu untuk
pelayanan yang dipandang baik dan skor nol untuk pelayanan yang tidak baik.
Tingkat pelayanan dimasukkan dalam kategori baik jika distribusi air berjalan
baik ke seluruh masyarakat yang menggunakan air, kualitas air baik
(kejernihan dan sanitasi air), dan debit air yang mengalir ke masyarakat dapat
mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
5. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dalam tiap rumah tangga sangat mempengaruhi
jumlah pemakaian air. Maka kesediaan membayar dalam tiap rumah tangga
keluarga berbeda karena faktor jumlah tanggungan keluarga atau jumlah
anggota keluarga yang berbeda-beda. Dalam jumlah tanggungan ini digunakan
satuan jumlah angka.
Asumsi yang berlaku dalam variabel ini adalah semakin tinggi atau
semakin kecil angka tanggungan keluarga masyarakat pengguna air maka semakin
besar pula nilai Willingness to Pay yang rela dibayarkan oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat lebih dipahami pada alur kerangka
konseptual penelitian dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
X1
X2
X3
Y
X4
X5
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
X1 : Umur Responden
X4 : Tingkat Pelayanan
X2 : Tingkat Pendapatan
X5 : Jumlah Tanggungan
X3 : Tingkat Pendidikan
Y : WTP (Willingness to pay)
2.3.3
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan
uraian
pada
kerangka
konseptual
penelitian
dan
diformulasikan hipotesis sebagai berikut :
1. Masyarakat yang bersedia membayar biaya air yang berasal dari PDAM Tirta
Madina akan merasakan manfaat langsung dari penyediaan air yang dilakukan
PDAM Tirta Madina.
2. Pilihan masyarakat untuk membayar biaya atas pemakaian air yang berasal
dari PDAM Tirta Madina diduga akan dipengaruhi oleh umur, tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat pelayanan PDAM Tirta Madina dan
jumlah tanggungan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hasil Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1.
Tabel Hasil Penelitian Terdahulu
No
1
Nama/Tahun/
Judul Penelitian
Arifah (2008),
Analsis
Wellingness to
Pay petani
terhadap
peningkatan
pelayanan irigasi
2
Putri (2007),
Penelitian
kebijakan tarif
air PDAM Kota
Bandung serta
responden
pelanggan
terhadap
peningkatan tarif
3
Kusuma (2006),
Analisis
ekonomi
pengelolaan
sumber daya air
dan kebijakan
tarif air PDAM
Kota Madiun.
Perumusan
Masalah
Apakah
produktivitas
lahan, tingkat
pendidikan,
jumlah
tanggungan
keluarga, dan
tingkat
pendapatan
berpengaruh
terhadap
pembayaran
iuran
pengelolaan
irigasi.
Bagaimana
pengaruh
kebijakan tarif
air PDAM kota
bandung
terhadap
kesediaan
membayar iuran
masyarakat
kepada PDAM
Apakah faktorfaktor yang
mempengaruhi
kebijakan tarif
air.
Model
Analisis
Pengelolaan
data dilakukan
secara manual
dan
menggunakan
komputer
Microsoft
Excel dan
Minitab for
Windows
Release 14.
Analisis data
yang
dilakukan
dengan analisi
kuantitatif dari
biaya produksi
air oleh
PDAM
Analisis yang
digunakan
adalah analisi
regresi
berganda dan
variabelvariabel yang
mempengaruhi
kebijkan tarif
air.
Hasil Penelitian
Varibel yang
berpengaruh positif
adalah
produktivitas lahan
dan tingkat
pendidikan,
sedangkan variabel
lain tidak
berpengruh
terhadap nyata.
Jumlah anggota
keluarga, tingkat
pendapatan dan
jumlah air yang
dikonsumsi
berpegaruh nyata
terhadap nilai
Wellingness to Pay
yang dibayarkan
pelanggan
Kebijakan tarif air
dipengaruhi oleh
harga beli listrik per
kwh, harga bahan
bakar minyak, dan
tingkat inflasi.
Kebijakan tarif air
berdampak positif
yaitu meningkatakan
penerimaan dan
keuntungan PDAM
kota Madiun.
Universitas Sumatera Utara