Tinjauan Yuridis Anti Dumping Yang Diterapkan Di Indonesia Terhadap Produk Eksport Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat
pesat sekali, hal ini di tandai dengan adanya hubungan dagang yang di lakukan antar
lintas batas-batas negara yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan mengikuti
suatu sistem tertentu dan spesifik.
Dalam perdagangan internasional ini tentunya tidak terlepas dari suatu sistem,
dimana eksistensi dalam suatu sistem merupakan suatu acuan ataupun sebuah patron
yang membentuk dan mengarahkan kegiatan-kegiatan perdagangan ke dalam tujuantujuan tertentu yang di ingini oleh setiap pelaku usaha.
Dalam upaya membangun hubungan perdagangan internasional perlu dibuat
ketentuan-ketentuan berupa aturan-aturan hukum yang besifat mengatur yang
diterima sebagai suatu kesepakatan bersama yang bertujuan menjamin agar tercipta
suatu perdagangan yang fair.
Ketentuan-ketentuan yang dimaksud berfungsi sebagai acuan yang berlaku
secara umum yang harus di taati dan di awasi dan di berlakukan secara tegas untuk
mengeliminasi atau mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang dapat terjadi
dalam hubungan perdagangan internasional.
Dalam proses membangun hubungan perdagangan internasional terjadi
hubungan saling ketergantungan dan integrasi ekonomi nasional ke dalam ekonomi


Universitas Sumatera Utara

global. Hal ini terjadi secara bersamaan dengan bekerjanya mekanisme pasar yang di
jiwai persaingan.
Tindakan persaingan antar pelaku usaha tidak jarang mendorong di
lakukannya persaingan yang curang, baik dalam bentuk harga maupun bukan harga.
Dalam bentuk harga misalnya terjadi diskriminasi harga yang dikenal dengan istilah
dumping.
Dumping merupakan salah satu bentuk hambatan perdagangan yang bersifat
non tarif, berupa diskriminasi harga. Masalah dumping merupakan substansi di
bidang rules making yang akan semakin penting bagi negara yang sedang
berkembang untuk meningkatkan ekspornya, perbuatan melakukan praktek dumping
di anggap sebagai perbuatan yang tidak fair (unfair). 1
Di karenakan hal tersebut menimbulkan kerugian bagi negara pengimpor,
perdagangan dengan motif dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha
atau industri barang sejenis dalam negeri dengan meningkatnya barang dari
pengekspor yang harganya jauh lebih murah dari pada barang dalam negeri akan
mengakibatkan barang sejenis akan kalah bersaing.
Praktek dumping tersebut dapat berakibat kerugian terhadap perusahaan

domestik yang menghasilkan produk sejenis. Tindakan tersebut mengharuskan
pemerintah suatu negara mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu terhadap
berbagai praktek-praktek bisnis. Pembatasan tersebut merupakan peraturan
perundang-undangan yang secara eksplisit memasukkan berbagai tindakan sebagai

1

Huala Adolf dan A. Chandrawulan, Masalah-masalah Hukum Dalam Perdagangan
Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hal. 1

Universitas Sumatera Utara

suatu perbuatan yang dilarang dan dapat juga dinyatakan sebagai suatu tindakan
kejahatan. 2
Sekarang ini istilah dumping dalam perdagangan internasional yang dilakukan
oleh lintas antar negara dianggap sebagai praktek yang wajar dalam bentuk penjualan
suatu barang oleh perusahaan-perusahaan yang dalam kenyataannya dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang memproduksi barang yang sejenis di
negeri lain (negara impor).
Faktanya, praktik dumping tidaklah menjadi hal yang baru sekarang ini,

karena dianggap daya saing dari industri negara-negara maju telah diimbangi oleh
produsen negara-negara berkembang. Hal ini di tandai dengan perkembangan
teknologi informasi, transparansi, dan telekomunikasi telah mengantar para
pengekspor untuk memasarkan produk-produknya/barang keluar negeri melalui
perdagangan antar lintas negara-negara.
Di Indonesia, dengan masuknya Indonesia sebagai anggota perdagangan
dunia melalui ratifikasi terhadap Undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Agreement in Establishing The World Trade Organization/WTO
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) 3 membawa konsekuensi
baik eksternal maupun konsekuensi internal.
Secara eksternal Indonesia harus mematuhi seluruh hasil kesepakatan dalam
forum WTO, sementara secara internal Indonesia harus melakukan ratifikasi

2

Sukarmi, Regulasi Antidumping Dibawah Bayang-bayang Pasar bebas, Jakarta, Sinar
Grafika, 2002, hal. 7
3
Soedjono Dirdjosisworo, Kaidah-Kaidah Hukum Perdagangan Internasional (Perdagangan
Multilateral) Versi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organisation)=WTO, Bandung:

CV. Utomo, 2004, hal. 20.

Universitas Sumatera Utara

peraturan perundang-undangan nasional sesuai dengan hasil kesepakatan dengan
WTO. Dengan harapan masuknya Indonesia sebagai anggota perdagangan
internasional tersebut integrasi perekonomian yang ada di Indonesia terhadap
perekonomian dunia secara global diharapkan agar terbukanya peluang pasar
internasional yang lebih luas, sehingga perekonomian Indonesia akan meningkat
lebih baik bagi kepentingan nasional khususnya dalam menghadapi mitra dagang
melalui hubungan-hubungam regional antar lintas negara.
Sebagai negara anggota WTO, Indonesia harus mematuhi peraturan-peraturan
organisasi perdagangan dunia tersebut. Karena konsekuensi dalam peraturanperaturan yang ada dalam WTO salah satunya adalah persetujuan dalam pelaksanaan
Pasal IV dari persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan 1994. Isi dari
persetujuan ini berkaitan dengan dumping dan anti dumping.
Melalui keanggotaan Indonesia sebagai anggota WTO yang tertuang dalam
ratifikasi UU No. 7 Tahun 1994 Pengesahan Agreement in Establishing The World
Trade

Organization/WTO


(Persetujuan

setujuan

Pembentukan

Organisasi

Perdagangan Dunia) kemudian melahirkan UU No. 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana yang telah dirubah dengan UU No. 17 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, lalu pelaksanaan dari
pada UU No. 17 Tahun 2006 mengenai kebijakan dumping ini oleh pemerintah
Indonesia diatur dalam PP No. 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Anti Dumping,
Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut,
maka pemerintah Indonesia di harapkan dapat memberikan kepastian hukum dan

Universitas Sumatera Utara


perlindungan kepada produsen dalam negeri dimana dalam kasus dumping sering kali
merugikan produsen dalam negeri yang memproduksi barang sejenis.
Dikarenakan bahwa masalah dumping ini merupakan masalah yang kompleks,
yaitu tidak hanya berkaitan dengan masalah Kepabeanan akan tetapi masih banyak
keterkaitannya dengan masalah lain, misalnya masalah mutu barang, politik,
keuangan, kebijakan, dan lain sebagainya.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya-upaya penanganan anti dumping terhadap produk eksport ?
2. Bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia dalam menghadapi praktek
dumping atas produk eksport menurut UU No. 17 Tahun 2006 Tentang
Kepabeanan ?
3. Bagaimana sanksi-sanksi yang dikenakan kepada pelaku atas praktek
dumping terhadap produk eksport menurut UU No. 17 Tahun 2006 Tentang
Kepabeanan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah ;
a. Untuk mengetahui bagaimana penanganan anti dumping terhadap produk
eksport.
b. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia dalam

menghadapi praktek dumping atas produk eksport menurut UU No. 17
Tahun 2006 tentang Kepabeanan.

Universitas Sumatera Utara

c. Untuk mengetahui bagaimana sanksi-sanksi yang dikenai kepada pelaku
atas praktek dumping terhadap produk eksport menurut UU No. 17 tahun
2006 tentang Kepabeanan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah manfaat yang didapatkan dari suatu
penelitian, kontribusi yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Kegunaan

teoritis,

Penelitian

ini

diharapkan


bermanfaat

bagi

pengembangan substansi disiplin ilmu hukum, khususnya dalam praktik
dumping yang berkaitan dengan industri dalam negeri.
b. Kegunaan praktis, Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
memberikan pemikiran yang selanjutnya dapat dijadikan pertimbangan
bagi para pembuat kebijakan dalam memberikan perlindungan hukum
terhadap industri dalam negeri dari praktik dumping.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan perpustakaan Universitas
Sumatera Utara bahwa judul tentang tinjauan yuridis anti dumping yang diterapkan di
Indonesia terhadap produk eksport belum pernah ada di perpustakaan Universitas
Sumatera Utara, maka diketahui bahwa belum ada penelitian yang serupa dengan apa
yang menjadi bidang dan ruang lingkup penelitian penulis ini, yaitu mengenai
Tinjauan Yuridis Anti Dumping Yang Diterapkan Di Indonesia Terhadap Produk
Eksport Menurut UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan. Oleh karena itu
penulis berkeyakinan bahwa penelitian yang penulis lakukan ini jelas dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah, karena senantiasa memperhatikan ketentuan-

Universitas Sumatera Utara

ketentuan atau etika penelitian yang harus dijunjung tinggi bagi peneliti atau
akademisi.
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
Penelitian ini menggunakan pendekatan secara normatif dan empiris.
Mengacu pada tipologi penelitian menurut Soerjono Soekanto, studi pendekatan
terhadap hukum yang normatif mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah,
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku pada suatu waktu dan tempat
tertentu sebagai produk dari suatu kekuasaan negara tertentu yang berdaulat. 4
Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah tentang tinjauan yuridis
anti dumping yang diterapkan di Indonesia terhadap produk eksport menurut UU
No. 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan. Pendekatan normatif dimaksudkan
untuk menggali dan mengkaji peraturan perundang-undangan sebagai dasar
berpijak dalam meneliti persoalan yang kemudian berdasarkan hal tersebut
peneliti melihat secara empiris dalam praktek pelaksanaannya.
2. Spesifikasi Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yang telah dijabarkan dalam beberapa
rumusan masalah dan dihubungkan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
sebagaimana diuraikan di atas, maka spesifikasi penelitian ini termasuk dalam
lingkungan penelitian deskriptif analitis. Dikatakan bersikap deskriptif karena
merupakan

4

suatu

upaya

untuk

mendeskripsikan

(mengungkapkan

dan


Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1982, hal.51

Universitas Sumatera Utara

memaparkan) permasalahan anti dumping yang diterapkan di Indonesia, yang
selanjutnya akan dibahas dan dianalisa dengan berbagai teori dan pendapat
sehingga akhirnya dapat diambil kesimpulan.
3. Jenis dan Sumber data
Penelitian hukum yang bersifat normatif selalu menitik beratkan pada
sumber data sekunder. Data Skunder pada penelitian dapat dibedakan menjadi
bahan-bahan hukum primer, bahan-bahan hukum sekunder dan bahan hukum
tertier. Dalam penelitian ini, bersumber dari data sekunder sebagai berikut:
1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat seperti
UUD 1945 dan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, dan berbagai
peraturan perundangan tentang Kepabeanan.
2) Bahan hukum sekunder, yang terdiri dari buku-buku literatur yang
membahasa tentang anti dumping, perdagangan internasional, dan tentang
perlindungan industri dalam negeri.
3) Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk ataupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum.
4. Metode Pengumpulan Data
Dikarenakan jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris
maka bahan penelitian utama yang diperlukan adalah bahan kepustakaan atau
lazim disebut dengan data sekunder.

Universitas Sumatera Utara

Metode pengumpulan data yang ditempuh dalam penelitian ini adalah;
Studi dokumenter, yakni penelitian terhadap berbagai data sekunder yang
berkaitan dengan obyek penelitian.
5. Analisa Data
Analisa data penelitian ini dilakukan simultan dengan menggunakan
analisa kualitatif, yaitu data sekunder yang berupa teori, definisi dan substansinya
dari beberapa literatur dan peraturan perundang-undangan serta data primer yang
diperoleh dari wawancara dianalisis dengan undang–undang, teori dan pendapat
para pakar yang relevan sehingga didapat kesimpulan tentang Tinjauan Yuridis
Anti Dumping Yang Diterapkan Di Indonesia Terhadap Poduk Eksport Menurut
UU No. 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dilakukan dengan membagi menjadi 5 bab, dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan pembukaan yang berisikan Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan,
Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG DUMPING
Pada bab ini akan diuraikan Mengenai Pengertian Dumping, Jenis-jenis
Dumping, Barang-barang dan Batas Harga Dumping, serta Dampak
Praktik Dumping di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

KETENTUAN REGULASI ANTI DUMPING DI INDONESIA
Pada bab ini dibahas tentang Ketentuan Dumping Dalam GATT (General
Agreement on Tariff and Trade), Peraturan Anti Dumping Di Indonesia,
dan Lembaga-lembaga Penegak Hukum Anti Dumping

BAB IV

TINJAUAN YURIDIS ANTI DUMPING YANG DITERAPKAN DI
INDONESIA TERHADAP PRODUK EKSPORT BERDASARKAN UU
NO. 17 TAHUN 2006 TENTANG KEPABEANAN
Bab ini akan membahas mengenai Upaya-upaya Penanganan Anti
Dumping Terhadap Produk Eksport, Kebijakan Pemerintah Indonesia
Dalam Menghadapi Praktek Dumping Atas Produk Eksport Menurut UU
No 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, serta Sanksi-sanksi Yang
Dikenakan Kepada Pelaku Atas Praktek Dumping Terhadap Produk
Eksport

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan mengurai Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian.

Universitas Sumatera Utara