Eksistensi Museum Perjuangan Tni Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Kota Medan

BAB II
URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1

Pengertian Pariwisata
Istilah “ pariwisata” memiliki defenisi yang begitu luas, sehingga sangat sulit

untuk dirumuskan atau dibatasi, demikian pula halnya dengan istilah “wisatawan”. Ini
disebabkan karena tidak adanya konsep atau batasan yang jelas mengenai bidang,
bentuk, atau jenis pariwisata.
Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari
berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan
atau berpergian. Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu
kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata”
yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan
mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyungguhkan suatu kunjungan secara
bertatakrama dan berbudi. Sehingga pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata
yaitu sutau aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan
bersenang-senang, tidak menghasilkan upah atau biaya, waktunya tidak lama, dan
selama di daerah destinasi mendapatkan jasa pelayanan dan kembali lagi ke daerah

asal.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan disebutkan bahwa “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata

Universitas Sumatera Utara

dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, dan pemerintah daerah.”
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, "Pariwisata adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau
penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang ini sehingga orang/wisatawan datang untuk mengunjunginya".
Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik
secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut
menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh
pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai
suatu sistem. Dalam model yang dikemukakan oleh Leiper pariwisata terdiri atas tiga
komponen yaitu wisatawan, elemen geografi, dan industri pariwisata.
Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah, “suatu perjalanan yang

dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat
lain, dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi
tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi
atau memenuhi keinginan yang beranekaragam”.
Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss (dalam Pendit, 1986 : 33), “…
Pariwisata didefenisikan sebagai sejumlah hubungan dan gejala-gejala yang
dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yg bersifat sementara atau
permanen sebagai usaha mencari kerja penuh”.
Wahab (dalam Pendit, 1986 : 29) memberikan batasan tentang pengertian
pariwisata sebagai berikut, “… Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru
mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan
kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktivitas lainnya”.
Menurut defenisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan sari suatu tempat ke
tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha
mencari keseimbanngan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup

dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Leiper (dalam Pitana, 2009 : 44-45), telah memberikan batasan pariwisata
sebagai berikut, “Tourism comprises the ideas and opinions people hold which shape
their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and
what to do or not to do, about how to relate to other tourists, locals and service
personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas and opinions”.
Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti (1996 : 114)
telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut:
“Tourism is the sum of operations,mainly of an economic nature,Which directly
related to the entry,stay and movement of foreigner, Inside certain country,city or
region”.

Universitas Sumatera Utara

Pendapat tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai, kepariwisataan adalah
sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang
secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya
orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.
Mc Intonsh bersama Gupta mencoba merumuskan suatu konsepsi mengenai
pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun suatu

indrustri yang dinamakan indrustri pariwisata (dalam Pendit,1994:36). Sebagai
berikut, “pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani serta pengunjung lainnya”.
Menurut Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117), “... Pariwisata merupakan suatu
seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud
tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk
melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya
masih berhubungan dengan pekerjaan”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah
suatu perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam jangka
waktu tertentu dengan tujuan untuk bersenang-senanng atau menikmati perjalanan
dan bukan untuk mencari nafkah.

Universitas Sumatera Utara

2.2

Pengertian Wisatawan
Wisatawan merupakan pengunjung yang paling sedikit tinggal 24 jam di


daerah tujuan wisata yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan
kedalam klasifikasi sebagai berikut :



Pesiar (leisure), yaitu seperti untuk keperluan berekreasi, liburan,
kesehatan.
Hubungan dagang (busines ), konperensi dan misi (Yoeti, 1983:123)

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwistaaan,
"wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah
kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela
serta bersifat untuk menikmati objek dan daya tarik wisata".
Konferensi PBB tentang perjalanan dan pariwisata Internasional di Roma
(1963) menyatakan bahwa wisatawan adalah mereka yang melakukan perjalanan
(pengunjung) yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 bulan
di tempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain :
1. Untuk berlibur, rekreasi, olahraga.
2. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, menghadiri pertemuan, belajar

atau kegiatan keagamaan dan kesehatan.
Dirjen Pariwisata (1989 : 10) yang mengatakan, ciri-ciri yang menentukan
seseorang sebagai wisatawan adalah:
1. Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya sehubungan dengan
berbagai keperluan rekreasi, kesehatan, pendidikan, bisnis, dan
sebagainya.
2. Melakukan perjalanan dan persinggahan di tempat lain untuk
sementara waktu tanpa bermaksud menetap di tempat yang dikunjungi.

Universitas Sumatera Utara

3. Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya tidak dengan maksud
untuk memperoleh penghasilan tetap atau gaji di tempat yang
dikunjunginya.
Sebaliknya, International Union of Official Travel Organization (IUOTO)
menetapkan suatu batasan tentang wisatawan internasional sebagai; “setiap orang
yang datang ke suatu negara selain tempat tinggalnya dengan maksud apapun kecuali
untuk mencari upah atau pekerjaan”.
Ogilive seorang ahli kepariwisataan Inggris (dalam Yoeti, 1996 : 141) melihat
pariwisata dari segi bisnis, memberikan batasan sebagai berikut; “Wisatawan adalah

semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan
rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa
sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi
tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut”
Holloway (dalam Pendit, 1986 : 30) mendefenisikan wisatawan sebagai;
“…seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan
kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.
Rekomendasi PATA (Pacific Area Travel Association ) yang didasarkan atas
batasan League of Nation (1936) dan yang telah diberi amandemen oleh Komisi
Teknik IUOTO menyatakan; “istilah wisatawan pada prinsipnya harus diartikan
sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu
minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan merupakan
negeri dimana biasanya dia tinggal.” Mereka ini meliputi :

Universitas Sumatera Utara

1. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang–
senang, untuk keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan, dan
sebagainya.
2. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud

menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan
sebagai utusan berbagai badan/organisasi (ilmu pengetahuan, administrasi,
diplomatik, olah raga, keagamaan, dan sebagainya).
3. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis.
4. Pejabat pemerintah dan orang – orang militer beserta keluarganya yang
diposkan di suatu negara lain tidak termasuk dalam kategori ini, tetapi
apabila mereka mengadakan perjalanan ke negara lain, maka hal ini dapat
digolongkan sebagai wistawan.
Norval (dalam Soekadijo 1997:13), mendefinisikan wisatawan

sebagai

berikut, “... adalah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya
bukan untuk menetap atau untuk bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara di
mana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain
tempat”.
Dalam Instruksi Presiden No. 9/1996 dinyatakan; “wisatawan adalah orang
yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berpergian ke tempat lain dengan
menikmati perjalanan dari kunjungan tersebut”.
Menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa 1937 (dalam Soekadijo, 2000 :

13-16), “... wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan
perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa”.
Berdasarkan berbagai defenisi tentang wisatawan di atas, maka dapat
disimpulkan wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan yang bersifat
sementara, sukarela dalam arti tidak terjadi karena dipaksa, tidak bersifat
menghasilkan upah ataupun bayaran.

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya wisatawan merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia
kepariwisataan, dimana tanpa adanya wisatawan maka kegiatn kepariwisataan itu
tidak dapat berlangsung dengan baik sebagaimana seharusnya.

2.3

Objek dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang

berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
suatu daerah atau tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu

hal terpenting ataupun merupakan hal yang paling mendasar dalam dunia
kepariwisataan.
SK. MENPARPOSTEL NO.KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan
bahwa objek wisata adalah ; “tempat atau keadaaan alam yang memiliki sumber daya
wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan
diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.
Pada Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata
adalah; “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah
bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.
Objek dan daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintah di bagi menjadi 3
macam, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Objek Wisata Alam
Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya
tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi
daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu :






Flora dan fauna.
Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan
ekosistem hutan bakau.
Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau.
Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,
usaha perikanan.

2. Objek Wisata Sosial Budaya
Objek wisata sosial budaya dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek
dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni
pertunjukan, dan kerajinan.
3. Objek Wisata Minat Khusus
Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru di kembangkan di
Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai
motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki
keahlian. Contohnya : berburu, mendaki gununng – gunung, arung jeram, tujuan
pengobatan, agrowisata, dan lain – lain.
Dalam Undang – Undang No. 9 tahun 1990

tentang kepariwisataan

disebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran
wisata terdiri atas :

Universitas Sumatera Utara

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam, flora dan fauna.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro,
wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan komplek hiburan.
Objek wisata merupakan suatu kawasan yang memiliki nilai-nilai sejarah dan
bukti-bukti sejarah yanng difungsikan sebagai objek wisata. Objek wisata adalah
kawasan terencana yang dilengkapi dengan pelayanan produk wisata, fasilitas
rekreasi, restoran, hotel, atraksi hiburan serta jalur transportasi yang memadai, dan
berbagai fasilitas lainnya yang di butuhkan oleh pengunjung.
Adapun objek wisata dapat dikelempokkan menjadi dua bagian yaitu:
1. Objek Wisata Alam yakni objek wisata yang 98% merupakan
natural/bersifat alamiah.
2. Objek Wisata hasil ciptaan manusia, yaitu objek wisata yang seluruhnya
merupakan hasil dari kreatifitas yang diciptakan manusia.
Ngafenan (dalam Karyono, 1997 : 26) telah memberikan defenisi tentang
Objek Wisata sebagai berikut; “. . .Objek Wisata sebagai segala objek yang dapat
menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk dapat mengunjunginya. Misalnya
keadaan alam, bangunan bersejarah, kebudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tetang
kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam,
budaya dan hasil buatan manusia sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa
adanya daya tarik di suatu daerah tertentu, kepariwisataan akan sulit dikembangkan.

Universitas Sumatera Utara

Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi
pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro
dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya
tarik wisata dikelompokkan atas :
a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:
Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan
daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat
khusus.
b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:
- Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
- Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
- Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
- Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para
wisatawan.
- Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam,
pegunungan, sun gai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.
- Objek wisata budaya menpunyai daya tarik tinggi karena memiliki
nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai
luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada
masa lampau.
Berdasarkan uraian defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek dan
daya tarik wisata merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam
pengembangan suatu daerah wisata dalam menarik dan meningkatkan kunjungan para
wisatawan untuk datang ke daerah tersebut.
Serta pada suatu objek wisata terdapat atraksi wisata yang merupakan daya
tarik wisata tersendiri yang mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ke
suatu daerah tujuan wisata.

Universitas Sumatera Utara

2.4

Jenis – Jenis Pariwisata
Berdasarkan beranekaragamnya motif – motif yang mendorong seseorang

melakukan perjalanan wisata, maka pariwisata dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis (Pendit, 1994 :41) yaitu :


Wisata Budaya ( Cultural Tourism )
Wisata ini dilakukan atas dasar keinginan memperluas pandangan hidup

seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain,
mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni
merreka. Sering perjalanan ini disatukan dengan kesempatan mengambil bagian
dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi seni ( seni tari, drama, musik, dan
seni suara ), atau kegiatan yang bermotif kesejajaran dan sebagainya.


Wisata Kesehatan
Wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan

tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti
jasmani dan rohani, yaitu dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air
panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang memiliki iklim
udara yang menyehatkan, dan lain – lain.


Wisata Olah Raga
Wisata yang dilakukan untuk tujuan berolah raga, diantaranya bermaksud

untuk ikut ambil bagian dalam turnamen atau pesta – pesta olah raga, baik yang
sifatnya nasional maupun internasional seperti Asean Games, Olympiade Thomas

Universitas Sumatera Utara

Cup, UberCup, dan lain sebagainya, ataupun dengan berlatih atau mempraktekkan
sendiri kegiatan olah raga yang digemari.


Wisata Komersial
Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi pameran – pameran dan pekan

raya yang bersifat komersial, seperti pameran indrustri, pameran dagang, dan
sebagainya.


Wisata Industri
Wisata yang umumnya dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa,

atau orang – orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dimana terdapat
pabrik – pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud untuk mengadakan
peninjauan atau penelitian.


Wisata Politik
Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif

dalam peristiwa polotik, misalnya perayaan ulang tahun 17 Agustus di Jakarta,
perayaan 10 Oktober di Moskow, Penobatan Ratu Inggris di London, dimana
biasanya fasilitas akomodasi, sarana pengangkutan dan atraksi beraneka warna
diadakan secara meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.


Wisata Konvensi
Wisata yang dilakukan untuk perjalanan atau kunjungan mengikuti

pelaksanaan konvensi, seperti konverensi, musyawarah, simposium, atau sidang yang
diadakan setiap tahun. Biasanya, peserta yang mengikuti acara ini tinggal beberapa

Universitas Sumatera Utara

hari di kota atau negara penyelenggara. Pelaksanaannya banyak dilaksanakan di
berbagai daerah wisata (Tourist Resort ) yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan
dengan ruang sidang, fasilitas akomodasi dan sarana transportasi yang mutakhir guna
menjamin efisiensi operasi konferensi.


Wisata Sosial
Wisata ini merupakan jenis wisata pengorganisasian suatu perjalanan murah

serta mudah memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk
mengadakan perjalanan, misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atauy
mahasiswa, petani dan sebagainya. Organisasi ini berusaha membantu mereka yang
mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansialnya untuk mempergunakan
kesempatan libur atau cuti mereka dengan mengadakan perjalanan yang dapat
menambah pengalaman serta pengetahuan mereka, dan sekaligus juga dapat
memperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.


Wisata Pertanian
Wisata ini merupakan pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke

proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana
wisatawan rombongan dapat mengadakan peninjauan untuk tujuan study maupun
melihat – lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka ragam disekitar
perkebunan yang dikunjungi.

Universitas Sumatera Utara



Wisata Maritim atau Bahari
Wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, seperti danau,

bengawan, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil
melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan dayung, berkeliling melihat –
lihat taman laut dengan pemandangan indah dibawah permukaan air serta berbagai
rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah – daerah atau di negara – negara
maritim. Ditanah air kita banyak tempat yang memiliki potensi wisata maritim,
seperti pulau – pulau seribu di teluk Jakarta, Danau Toba, Pantai pulau Bali dan
pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di kepulauan Maluku dan sebagainya.
Jenis ini disebut pulau wisata Tirta.


Wisata Cagar Alam
Wisata ini biasanya diselengarakan oleh agen atau

biro perjalanan yang

mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke daerah cagar alam,
taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. Yang kelestariannya di
lindungi oleh undang – undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan olenh
penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang
atau marga satwa serta tanaman beraneka warna yang memang mendapat
perlindungan dari pemerintah dan masyrakat.


Wisata Buru
Wisata ini banyak dilakukan di negara yang memiliki daerah atau hutan

tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen

Universitas Sumatera Utara

atau biro perjalanan. Wisata Buru ini diatur dalam bentuk safari Buru ke daerah atau
hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti
beberapa negara di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf dan sebagainya.


Wisata Pilgrim
Wisata ini merupakan jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat

istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim
banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat suci, ke makam –
makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang
dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib
penuh legenda. Wisata ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang
wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang
pula umtuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.


Wisata Bulan Madu
Wisata perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu

dengan fasilitas – fasilitas khusus demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka
yang menimbulkan kesan seakan – akan berada di surga lokal. Perjalanan yang
disebut wisata bulan madu biasanya dilakukan selama sebulan setelah pernikahan
dilangsungkan ke tempat – tempat romantis.


Wisata Industri
Wisata industri ini erat hubungannya dengan wisata komersial. Perjalanan

yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke

Universitas Sumatera Utara

suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau
bengkel-bengkel besar dengan maksud tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
termasuk dalam golongan wisata industri ini.

2.5

Wisata Minat Khusus
Menurut Read dalam Hall & Weiler (1992), wisata minat khusus memiliki

pengertian: “... is travel for people who are going somewhere because they have a
particular interest that can be pursued in a particular region or at a particular
destination”.
Pengertian ini memberikan penjelasan bahwa wisata minat khusus didorong
oleh keinginan dari wisatawan yang menginginkan sesuatu kegiatan atau tujuan yang
spesifik.
Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan bentuk kegiatan
dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk
belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang
dikunjungi ( Fandeli,2002:107).
Wisata minat khusus kerap disebut juga sebagai perjalanan aktif dan
memberikan pengalaman baru, wisata sosial, wisata pendidikan, dan sebagainya.
Pariwisata minat khusus menurut Fandeli (1992:107) dapat terfokus pada :
-

Aspek budaya, misalnya tarian/musik/seni tradisional, kerajinan,
arsitektur, pola tradisi masyarakat, aktivitas ekonomi yang spesifik,
arkeologi dan sejarah.

Universitas Sumatera Utara

-

Aspek alam, berupa kekayaan flora fauna, gejala geologi, keeksotikan
taman nasional, hutan, sungai, air terjun, pantai, laut dan perilaku
ekosistem tertentu.
Ada beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagi pedoman dalam

menerapkan suatu bentuk wisata minat khusus, yaitu adanya unsur :





Learning, yaitu kegiatan wisata yang mengarah pada unsur pembelajaran.
Rewarding, yaitu kegiatan wisata yang memasukkan unsur pemberian
penghargaan atau mengangumi keindahan/keunikan kekayaan dari suatu
atraksi yang kemudian menimbulkan penghargaan.
Enriching, yaitu pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya
pengkayaan pengetahuan masyarakat.
Adventuring, yaitu pariwisata yang dirancang sebagai wisata petualang
(Fandeli, 1992:110).
Pada umumnya wisatawan minat khusus memiliki keingintahuan yang tinggi

terhadap sesuatu hal. Wisata ini menghasilkan dorongan bagi wisatawan untuk
mempelajari sesuatu (learning). Wisata minat khusus juga mengandung pengkayaan
pengalaman bagi wisatawan karena kegiatan ini akan menghadirkan pengalaman baru
bagi wisatawan.
Museum sendiri bisa digolongkan ke dalam wisata minat khusus, dimana
tidak semua tujuan orang yang berkunjung ke museum untuk berekreasi ataupun
untuk mengetahui tentang sejarah saja. Akan tetapi ada juga wisatawan yang
berkunjung ke museum dengan tujuan untuk melakukan penelitian yang berhubungan
dengan pembelajaran.

Universitas Sumatera Utara