Kondisi Ekologi Mangrove di Pantai Bali Desa Mesjid Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Mangrove adalah komunitas tumbuhan yang dipengaruhi oleh pasang
surut. Hutan mangrove didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang
mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna
(Romimohtarto dan Juwana, 2009). Mangrove juga merupakan daerah ekoton
antara batas air pasang dan surut.
Ekosistem mangrove mempunyai sifat dan bentuk yang khas serta
mempunyai fungsi dan manfaat yang beraneka ragam bagi manusia serta makhluk
hidup lainnya. Oleh karena itu ekosistem mangrove tersebut dimasukkan dalam
salah satu ekosistem pendukung kehidupan yang penting dan perlu dipertahankan
kelestariannya.
Ekosistem mangrove di dunia saat ini diperkirakan sekitar 17 juta ha.
Indonesia memiliki mangrove terluas di dunia yaitu mencapai 25% (sekitar 4,2
juta ha) dan 75% dari luas mangrove di Asia Tenggara. Areal hutan mangrove
yang luas antara lain terdapat di pesisir timur Sumatera, pesisir Kalimantan dan
Papua (Irian Jaya). Papua mempunyai hutan mangrove terluas yaitu sekitar
2.934.000 ha atau 77,1% luas mangrove di Indonesia (Ghufran dan Kordi, 2012).
Kekhasan ekosistem mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis

yang tertinggi di dunia. Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah
pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua. Luas penyebaran mangrove terus
mengalami penurunan dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982 menjadi sekitar 3,24

Universitas Sumatera Utara

juta hektar pada tahun 1987 dan tersisa seluas 2,50 juta hektar pada tahun 1993.
Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan bahwa terjadi degradasi
hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun. Hal
tersebut disebabkan oleh kegiatan konversi menjadi lahan tambak, penebangan
liar dan sebagainya (Awwaludin, dkk., 2012).
Demikian juga halnya dengan Kabupaten Batu Bara, menurut data terakhir
dari hasil pemotretan udara (citra land satelite) tahun 2001, menunjukan bahwa hutan
mangrove yang ada di Kabupaten Batu Bara adalah seluas 1.598,38 Ha. Jika
dibandingkan dengan keadaan saat ini luas hutan mangrove yang ada 876,06 Ha,
keadaan dan kondisi hutan mangrove sudah harus menjadi perhatian yang serius dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Batu Bara. Keadaan ini akan tergambar nyata disaat
kita mengadakan observasi ke lapangan dimana sudah banyak areal hutan mangrove
yang sudah berubah fungsi menjadi lahan tambak dan kebun-kebun rakyat (Dinas
Kehutanan Batu Bara, 2010).

Pantai Bali di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi memiliki kawasan hutan
mangrove dengan luas wilayah sekitar 635 ha yang merupakan wilayah pesisir sekitar
30,6% dari luas keseluruhan wilayah. Ekosistem pesisir Desa Mesjid Lama terdiri
dari ekosistem alam yang meliputi ekosistem hutan mangrove, pantai berpasir, pantai
berlumpur dan pantai berbatu (Dinas Kehutanan Batu Bara, 2010).

Penelitian ini dilakukan di Pantai Bali karena pantai ini memiliki kawasan
mangrove yang masih alami. Namun demikian, pesisir pantai ini telah lama
dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai sumber penghidupan terutama
penebangan kayu hutan mangrove. Menyadari pentingnya peran ekosistem
mangrove terhadap kawasan pesisir dan areal pemukiman warga sekitar untuk itu
perlu dilakukan penelitian mengenai sebaran vegetasi mangrove di Pantai Bali

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Batu Bara. Berdasarkan potensi dan sebaran mangrove tersebut dapat
diketahui kondisi ekologi mangrove yang ada di Pantai Bali Kecamatan Talawi
Kabupaten Batu Bara mengingat masih sangat sedikit penelitian tentang kawasan
mangrove di Kabupaten Batu Bara.


Rumusan Masalah
Pantai Bali merupakan satu di antara pantai pasir putih yang ada di
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Pantai ini memiliki kekayaan
hutan mangrove yang cukup baik. Kawasan hutan mangrove yang ada di Pantai
Bali Kabupaten Batu Bara ini belum banyak disentuh oleh masyarakat dan juga
belum banyak penelitian yang dilakukan di kawasan ini.
Pantai Bali memiliki beberapa permasalahan diantaranya di pantai ini telah
terjadi abrasi yang mulai mendekati areal mangrove yang dapat berpengaruh
terhadap zonasi mangrove. Selain itu, aktivitas wisata yang kemungkinan
berpengaruh terhadap ekosistem mangrove. Hal inilah yang mendasari diperlukan
adanya kajian mengenai pola sebaran vegetasi mangrove di Pantai Bali. Selain itu
diperlukan juga pengukuran beberapa parameter lingkungan yang mendukung
pertumbuhan mangrove. Dengan demikian, dapat diketahui kondisi ekologi
mangrove Pantai Bali dan dapat dijadikan sebagai data dasar dalam pengelolaan
ekosistem mangrove.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi ekologi mangrove yang ada di Pantai Bali Desa Mesjid
Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?


Universitas Sumatera Utara

2. Bagaimana kondisi perairan yang ada di mangrove Pantai Bali Desa Mesjid
Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara?

Kerangka Pemikiran
Dalam suatu ekosistem akan terjadi hubungan timbal balik antara
komponen biotik dan abiotik. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran
komponen biotik yang meliputi jenis mangrove, kerapatan mangrove, frekuensi
mangrove, penutupan mangrove, keanekaragaman dan keseragaman jenis
mangrove serta kondisi ekosistem mangrove yang diukur dari morfometri daun.
Kemudian dilakukan juga pengamatan cacing nereis untuk mengetahui asosiasi
biota tersebut terhadap mangrove. Lalu untuk pengukuran komponen abiotik
meliputi substrat, parameter fisika dan kimia perairan areal mangrove.
Pengukuran komponen biotik dilakukan untuk mengetahui asosiasi yang
terjadi pada ekosistem mangrove yang terdapat di Pantai Bali Kabupaten Batu
Bara. Adapun pengukuran komponen abiotik mangrove dilakukan untuk
mengetahui kondisi perairan yang ada di areal mangrove Pantai Bali Kabupaten
Batu Bara. Dengan demikian, maka dapat diketahui kondisi ekologi mangrove di
pantai Bali Kabupaten Batu Bara. Data-data dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi acuan bagi masyarakat maupun pemerintah dalam melakukan
pengelolaan kawasan mangrove yang terdapat di Pantai Bali Desa Mesjid Lama
Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Pendekatan masalah tersebut
digambarkan melalui kerangka pemikiran seperti pada Gambar 1.

Universitas Sumatera Utara

PANTAI BALI

EKOSISTEM
MANGROVE

Abiotik

Biotik

Vegetasi

Cacing nereis


Substrat

Air

Asosiasi
Ekosistem
Mangrove

Kondisi
Perairan

KONDISI
EKOLOGI
MANGROVE

STRATEGI
PENGELOLAAN
Keterangan:
: batasan penelitian
: manfaat penelitian

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kondisi ekologi mangrove yang ada di Pantai Bali Desa
Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.
2. Untuk mengetahui kondisi perairan mangrove yang ada di Pantai Bali Desa
Mesjid Lama Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
potensi dan sebaran hutan mangrove yang ada dan dapat dijadikan sebagai acuan
untuk pengelolaan kawasan hutan mangrove di Pantai Bali Desa Mesjid Lama
Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara.

Universitas Sumatera Utara