Persepsi Mahasiswa Terhadap NET.TV

BAB II
URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori
Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi.
Proposisi-proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yang
terjalin dalam hubungan sebab akibat. Teori juga merupakan suatu penjelasan yang sistematis
untuk mengobservasi fakta-fakta yang berkaitan dengan aspek tertentu dalam kehidupan
(Khusyairi, 2006:37).
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau
fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk atau konsep,
defenisi, dan proposisi yang mengemukakakn pandangan sistematis tentang gejala dan
menggambarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut
(Kriyantono,2006 : 43).
Herbert Blumer mengatakan bahwa teori, riset, dan fakta empiris terlibat dalam suatu
hubungan yang erat, dimana teori membina riset, riset mencari dan memisahkan fakta-fakta dan
fakta-fakta memengaruhi teori (Kriyantono, 2006: 44).

Adapun teori-teori yang dianggap

relevan dengan penelitian ini yaitu Komunikasi, Komunikasi Massa, Televisi, Program dan S-OR

.
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
communis yang berarti “sama,” communico, communication, atau communicare yang berarti
“membuat sama” (to meke common) (Mulyana, 2007: 46). Membuat Sama yang dimaksud
adalah membuat kebersamaan antara individu yang melakukan interaksi antara satu dengan yang
lain.

Universitas Sumatera Utara

Seorang ahli sosiologi, ahli psikologi, dan ahli politik di Amerika Serikat

Carl I.

Hovland berpendapat komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is
the process to modify the behavior of other individuals) (Effendi, 2006: 10). Namun dalam
mengubah prilaku seseorang dibutuhkan komunikasi yang komunikatif, yang memiliki kesamaan
makna antara kedua orang atau lebih yang terlibat.
Sedangkan Shannon dan Weaver mengungkapkan komunikasi adalah bentuk interaksi

manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni, dan teknologi (cangara, 1998: 19).
Harold Lasswell mengatakan cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect? (siapa mengatkan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?).
lasswell menjelaskan proses dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dalam
berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Paradigma Lasswell ini menunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,
yakni:

 Komunikator (communicator, source, sender)
 Pesan (Message)

 Media (channel, media)

 Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
 Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian

pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu
(Effendi, 2006: 10).
Dari berbagai pendapat yang dijelaskan diatas tentang definisi komunikasi, maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi pada umumnya merupakan suatu proses penyampaian pikiran
atau persaan oleh seseorang (kominikator) kepada orang lain (komunikan) dalam bentuk
informasi berupa pesan, baik secara langsung ataupun melalui media, yang akhirnya
menimbulkan efek atau umpan balik dari komunikan yang menerima informasi tersebut. Umpan
balik yang diberikan tentunya berdasarkan pemaknaan pesan yang ditangkap oleh komunikan
dari kejelasan penyampaian informasi yang diberikan oleh komunikator.

Universitas Sumatera Utara

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secra primer dan secara skunder
(onong 2006: 11).
1. Proses Komuniaksi Secara primer: proses penyampaian pikiran dan perasaan seserang
kepada yang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Seperti, bahasa,
isyarat, gambar, warna dan sebaginya yang secara langsung mampu “menerjemahkan”
pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pertama-tama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti ia
menginformasikan pikiran dan perasaannya kedalam lambing (bahasa) yang diperkirakan

akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawasandi (decode) pesan dari komunikator itu. Ini berarti ia menafsirkan lambing yang
mengandung pikiran dan perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya.
Umpan balik yang diberikan komunikan berlangsung seketika baik secra verban dan
nonverbal, serta bersifat tatap muka.
2. Proses Komunikasi secara skunder: penyampaian pesan seseorang kepada orang lain
dengan mengunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang
relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, televisi, surat kabar, film
dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. umpan balik
dalam komunikasi ini bersifat tertunda. Proses komunikasi ini merupakan sambungan
dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Proses komunikasi
ini mengunakan media massa (massmedia) dan media nirmassa atau nonmassa (nonmass media).
Proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing
Managemnet, berdasarkan paradigm Harold Lasswell sebagai berikut:

Sender

Encodin


Message
Decodin

Receiver

Noise
Feedback

Response

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2. 1 Proses Terjadinya Komunikasi (Sumber : Effendy, 2006: 18)

Unsur-unsur dalam proses komunikasi, Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses
komunikasi itu adalah sebagai berikut:
-

Sender


: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah

orang.
-

Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

-

Message : Isi informasi yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikatror.

-

Media

: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke pada

komunikan.
-


Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikasi menetapkan makna pada
lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

-

Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

-

Response : Tanggapan, seperangakat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan

-

Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau
disampaikan kepada komunikator.

-

Noise


: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat

diterimanya pesan lain oleh komunikator kepadanya.
Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan
umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir
semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa (Cangara, 1998). Hampir dalam segala aspek
kehidupan manusia berkaitan dengan komunikasi.
Manusia tidak akan dapat berhubungan dengan orang lain tanpa adanya komunikasi.
Manusia itu sendiri membutuhkan hubungan dengan orang lain dan lingkungannya, karena
manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan oran lain
dalam pemenuhan kebutuhanya. Komunikasi merupakan hal yang mendasar dalam memenuhi
kebutuhan sosial manusia.
Komunikasi mepengaruhi hubungan antara individu. Hubungan yang baik tentunya tidak
akan terlepas dari komunikasi yang baik juga, dan sebaliknya. Ketika kita menjalin komunikasi

Universitas Sumatera Utara

yang baik, perbedaan yang ada seperti budaya, agama, suku, ras, usia, status sosial, bahkan jarak
bukanlah suatu hambatan untuk menjalin hubungan sosial antar individu. Dengan teknologi

komunikasi yang semakin maju komunikasi tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka
namun juga dengan menggunakan berbagai macam media.
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan modern saat
ini, orang-orang tertarik melakukan komunikasi melaui berbagai media yang memberikan ruang
komunikasi yang menarik. Seperti obrolan pada handphone dan dunia maya (facebook, twitter,
yahoo massenger, dll) yang memberikan pengalaman dan kepuasaan tersendiri bagi
penggunanya dalam berkomunikasi melalui media walaupun tanpa tatap muka. Komunikasi tatap
muka juga tidak kalah penting dan lebih efisien.
Tidak dapat kita pungkiri komunikasi yang baik dapat meneyelesaikan permasalahan
sosial yang ada di tengah-tengah lingkungan sosial kita. Karena tidak jarang permasalahan sosial
yang muncul disebabkan karena komunikasi yang kurang baik dan tidak tepat. Maka sebagai
mahluk sosial tentunya manusia tidak terlepas dari komunikasi, komunikasi mempengaruhi
segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi merupakan proses sosial dimana individu-individu
mengunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam
lingkungan mereka (Richard dan Lynn, 2008: 5).
Komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, mulai dari dulu sampai saat ini. kebutuhan tersebut juga didukung dengan berbagai
media yang ada, media yang dapat menjangkau khalayak atau media yang sudah sering
digunakan oleh khalayak pada umunya. Media tersebut akan membantu khalayak memenuhi
kebutuhan mereka akan informasi di luar dan di dalam lingkungan mereka. Media yang

menjangkau khalayak banyak, sering disebut dengan media massa. Media yang memberikan
berbagai informasi menarik kepada khalayak banyak disebut dengan komunikasi massa.

2.1.1.2

Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan setiap orang tentunya tidak terlepas dari tujuan dan fungsi,

mengapa manusia melakukan komunikasi dan untuk apa manusia berkomunikasi. Dalam
kehidupan nyata secara ideal, tujuan komunikasi bisa mengasilkan kesepakatan-kesepakatan
bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.
Tujuan komunikasi (Fajar, 2009: 60) adalah:

Universitas Sumatera Utara

1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah opini pendapat/pandangan (to change the opinion)
3. Mengubah prilaku (to change the behavior)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan, ketika komunikator

memilih waktu yang tepat, bahasa yang mudah dimengerti, sikap dan nilai yang ditampilkan agar
sesuai dengan kolompok komunikanya, sesuai tujuan komunikasi. Komunikator berusaha
mempengaruhi sikap komunikan melalui pesan yang diberikan, dengan harapan setelah
menerima pesan tersebut sikap komunikan dapat berubah sesuai yang diinginkan. Dalam
kehidupa sehari-hari kita berusaha mempengaruhi orang disekitar kita agar orang lain bersikap
positif terhadap pesan yang kita sampaikan sesuai keingginan kita.
Isi pesan memberikan pemahaman yang kemudian dapat mengubah pendapat komunikan
terhadap suatu informasi yang diterima. Setelah komunikan memilki pemahaman yang baik
maka akan berlanjut kepada tindakan atau sikap. Ketika seorang guru berpidato tentang
pentingnya kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya kepada murid-muridnya, muridmurid tersebut akan memahami bagaimana pentingnya menjaga kebersihan dan membuang
sampah pada tempatnya. Pemahaman mereka akan berlanjut ke pada aksi yang mereka lalukan
yaitu menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Melalui aksi atau sikap yang
mereka berikan terjalin hubungan yang baik diantara murid-murid untuk menjaga kebersihan.
Memelihara hubungan dengan orang-orang disekitar kita teman, keluarga, dosen, guru
dan lain-lain, tidak terlepas dari komunikasi yang baik. Dimana komunikasi tidak hanya dari
kata-kata yang keluar dari mulut komunikator. Namun juga tampak dari apa yang kita lakukan,
sehingga apa yang kita lakukan dapat mengundang orang lain untuk menafsirkanya. Persaan,
keadaan dan suasana hati yang kita alami dapat digambarkan melalui komunikasi non verbal.
Maka tak mengherankan bila gerak gerik dan perilaku kita dapat diartikan oleh orang-orang yang
ada disekitar kita, yang juga mempengaruhi hubungan kita dengan mereka. Pentingnya tingkat
kesengajaan tersebut mempengaruhi serta mempermudah tercapainya tujuan komunikasi.
Sedangkan fungsi kmunikasi secara umum, menurut Wilbur Scramm (1974), tujuan
komunkasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan (Fajar, 2009: 62) yakni:
1. Tujuan Komunikasi dari sudut Kepentingan Sumber/Pengirim/Komunikator


Memberikan informasi

Universitas Sumatera Utara



Mendidik



Menyenangkan/menghibur



Menganjurkan suatu tindakan/persuasi

2. Tujuan Komunikasi dari sudut Kepentingan Penerima/Komunikan


Memahami informasi



Mempelajari



Menikmati



Menerima atau menolak anjuran
Fungsi tersebut menjelaskan sudut kepentingan sumber yang memberikan informasi

melalui pesan kepada penerima. Informasi yang sesuai tujuan yang inggin dicapai, didalanya ada
didikan (pesan yang mendidik) seperti nasehat orangtua kepada anaknya, hiburan (pesan yang
dapat menghibur) seperti acara komedi pada televisi dan pengaruh (pesan yang mempengaruhi)
seperti iklan layanan masyarakat. Sedangkan sudut kepentingan penerima memahami isi pesan
dan informasi, mempelajari pesan tersebut, menikmatinya dan sampai kepada peneriman. Jikalau
komunikan merasa itu baik maka akan diterima dan sebaliknya atau ditolak.

2.1.1.3

Ganguan dalam Komunikasi
Ganguan dalam komunikasi merupakan suatu keadaan diaman proses berlangsungnya

komunkasi tidak berjalan dengan baik dan yang diinginkan. Ganguan komunikasi dapat terjadi
dari unsur-unsur yang terdapat didalam komunikasi. Menurut Shannon dan Weaver (1949)
ganguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengangu salah satu elemen
komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif (Cangara, 2006:
131). Ada beberapa hambatan dalam komunikasi (Fajar, 2009: 62) diantaranya ialah:
1. Hambaan dari proses komunikasi


Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu
mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan atau



kepentingan.
Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, symbol yang

Universitas Sumatera Utara

dipergunakan antra si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang


dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan media adalah hambatan yang terjadi dalam pengunaan media
komunikasi, misalnya ganguan suara radiao dan aliran listrik sehingga tidak dapat




mendengarkan pesan.
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengar pesan.
Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak jelas atau
tidak tepat waktu.

1. Hambatan fisik



Gangguana kesehatan
Putusnya jaringan listrik dan telekomunikasi

2. Hambatan semantik


Pengunaan kata-kata yang kurang tepat, tidaj jelas atau berbelit-belit.

3. Hambatan psikoogis.



Dampak traumatik, adanya pengalaman trauma dengan suatu kejadian yang
pernah dialami baik dari pihak komunikan maupun komunikator.
Faktor prasangaka, penilaian yang sejak awal sudah tertanam dalam diri
komunikan terhadap komuniator.

Ganguan komunikasi diatas dapat berdapak pada feedback yang tidak sesuai dengan yang
diingikan oleh komunikator. Walau tidak semua kamunikasi berjalan tanpa hambatan, namun
tergantung bagaimana hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan baik.

2.1.2

Komunikasi Massa

2.2.4.3

Definisi Komunikasi Massa
Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi

melalui media massa. Istilah mass communication (tanpa s) adalah prosesnya, yakni proses
komunikasi melalui media massa sedankan communicatios (pakai s) sama dengan mass media
atau dalam bahasa indonesianya media massa. (Effendy, 2006:20).
Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa baik media cetak
maupun elektronik. komunikasi massa, komunikasi yang mengunakan media sebagai saluran

Universitas Sumatera Utara

dalam menyampaikan kode-kode kepada khalayak. Dimana khalayak yang menerima kode-kode
tersebut adalah massa atau sering kita sebut dengan khalayak pembaca, penonton, pemirsa, dll.
komunikasi massa terdiri dari media elektronik (TV,Radio), Media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), buku dan film.
Joseph A. Devito dalam bukunya, communicology: An Introduction to the Study of
communication, menampilkan definisiya mengenai komunikasi massa dengan lebih tegas.
Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh
penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi,
agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besa dan pada umunya agak sukar untuk
didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar
yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku) (Effendy,
2006:21).
Dari definisi komunikasi massa tersebut, menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal
Gambles (Nurdin,

2004:8) sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika

mencangkup cirri-ciri sebagai berikut:
1. komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepda khalayak yang luas dan
tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah
telavisi, film atau gabungan antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya brmaksud
mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau
mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang
memberbeda pula dengan jenis komunikasi yang lain. bahkan dengan penerima pesan
tidak saling mengenal satu sama lain.
3. Pesan adalah milik publik. Artinya pesan ini dapat didapatkan dan diterima oleh banyak
orang. Karena itu diartikan milik public.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seprti jaringan, ikatan
atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak bersal dari seseorang tetapi

Universitas Sumatera Utara

lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan oerganisasi
suka rela atau nerlaba.
5. Komunikasi massa dicontrol oleh gatekeeper (penepis informasi). Artinya pesan-pesan
yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antar
priadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu.
Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi,
memperluas pesan yang disiarkan.
6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi
lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal.
Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang
dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).
Maka komunikasi massa merupakan alat yang digunakam untuk menyampaikan
informasi. Dimana penyebaran pesan atau informasi dapat berlangsung cepat kepada khalayak
luas dan bersifat heterogen. Kelebihan komunikasi massa yang dapat mengatasi ruang dan waktu
mampu menyebarkan informasi pesan dengan seketika dalam waktu yang tidak terbatas.
Khalayak dari komunikasi massa merupakan lapisan kelompok masyarakat yang tidak saling
mengenal, berinteraksi antara satu dengan yang lain, terpisah dan tidak memiliki peminpin
seperti organisasi formal.
Media massa mengemas informasi semenarik mungkin untuk menjangkau khalayak dan
khalayak membutuhkan informasi tersebut. Khalayak membutuhkan informasi yang penting dan
menarik tentang banyak hal yang terjadi dan yang ada di dunia. Media massa memenuhi hal
tersebut, sehingga membuat khalayak mengetahui tentang banyak hal. Membuka pemikiran
mereka akan apa yang terjadi disekitarnya atau bahkan dunia luar. Masyarakat mengetahui
informasi yanga ada dan yang terbaru melalui media massa.
Komunikasi massa memilki peran yang penting dalam kehidupan kita, karena menjadi
mata dan telingga bagi masyarakat. Karena melalui media massa kita dapat mendengar dan
melihat suatu peristiwa yang sedang terjadi di berbagai belahan bumi. Ketergantungan akan
khalayak dalam menggunakan media massa saat ini tampak jelas ketika mereka menggunakan
lebih dari satu media massa setiap harinya. Sesuai dengan fungsi dari media massa yang

Universitas Sumatera Utara

menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mengawasi. Ketergantungan akan media menjadi
suatu hal yang wajar dan sah-sah saja karena khalayak pada umunya membutuhkan hal tersebut.
Karena kounikasi massa mampu menjangkau masyarakat luas, maka komunikasi massa
mampu menguatkan isi pesan yang mempengaruhi khalayak. Hal ini bisa kita lihat ketika
informasi yang ditampilkan media massa memilki kesempatan menjadi informasi yang lebih
pentinga dari informasi melalui medium lain.
Hasil dari komunikasi massa yang diproreh (Vivian, 2008: 462) adalah:
1)

Aplikasi, merupakan teknoogi media massa yang memberi kounikator massa

semacam megafon. Peralaan media massa membuat komunikator massa mampu untuk
“memperbesar” (to amplify) pesan dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan
komunikasi interpersonal atau kelompok. Hal-hal yang dipilih oleh komunikator untuk
dikomunikasikan akan mendapatkan status tersendiri. Status conferral (penerimaan
status) yang berdapak positif atau negatif. Misalnya musik balada yang diaplikasikan
melalui media massa, dan dapat menarik imajinasi publik an mempertahankan sebuah
isu, bahkan memperbesarnya.
2)

Tanggapan, respons yang diberikan oleh penerima pesan setelah memahami

pesan. Penerima mengodekan tanggapan da mengirimkanya melalui medium kepada
media massa. Proses pembalikan ini disebut umpan balik atau tanggapan (feedback).
3)

Efek, yang merupakan tujuan utama dari penyampaian pesan. Seorag pelawak

bertujuan agar setidaknya ada penonton yang tersenyum. Luasnya audien komunikator
massa dapat memperkuat efek potensial pesan. Karena potensial ini sangat besar, kita
perlu memahami proses-proses yang menimbulkan efek-efek tersebu.

2.2.4.4 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Melalui definisi-definisi komunikasi massa tersebut, dapat diketahui cirri-ciri komunikasi massa
khusunya yang disebabkan oleh sifat-sifat komponenya (Efendy, 2006: 22), yaitu sebagai
berikut:
1. Komunikasi massa berlangsung asatu arah
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga

Universitas Sumatera Utara

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserenpakan
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Berbeda dengan komunikasi antar pribadi yang berlangsung dua arah, komunikasi massa
berlangsung satu arah. Sehingga umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau
dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Tidak ada tatap muka antara
Komunikator dan komunikan.
Informasi yang disampaikan melalui komunikasi massa tidak mengatas namakan
individu, namun suatu lembaga atau organisasi yang bersifat formal. Biasanya memakai tenaga
kerja seorang atau bahkan beberapa orang komunikator profesional dalam menyampaikan
informasi kepada massa. Biasanya informasi yang disampaikna oleh komunikator sering sekali
pesan yang sudah diproses dengan standarisasi oleh editor dari media itu sendiri. Pesan yang
baik dan penting dijadikan sebuah produk yang memiliki nilai tukar dan kegunaan, yang dapat
memberi keuntungan dengan menarik perhatian khalayak.
Serta isi pesan bersifat umum tidak bersifat pribadi, karena pesan ditujukan kepada
publik. Hal inilah yang membedakan media massa dengan media nirmassa yang bersifat pribadi.
Media massa akan memberitakan informasi yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak,
seperti informasi pembangunan, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. Namun tidak
selamanya media massa harus menampilkan informasi yang berhubungan dengan kepentingan
umum namun juga menampilkan informasi yang menarik untuk diketahui (informasi tentang
penjabat dan artis atau seorang tokoh) dan informasi yang didalamnya terkandung nilai soaial
(human interst).
Khalayak akan menerima informasi yang di tayangkan oleh media massa secara
serempak. Misalnya “Tayangan 8-11 Show” pada Metro yang ditayangkan pada pukul 08.0011.00 WIb, khalayak akan menonton acar tersebut pada saat waktu penayangan yang sama, yang
sudah di buat oleh media massa pada tempat yang berbeda. Kita dapat melihat keserempakan
khalayak dalam waktu menonton tayangan yang sama.
Penonton atau khalayak dari komunikasi massa sendiri bersifat heterogen. Maksudnya
penonton atau audiens dari komunikasi massa sendiri tersebar di berbagai tempat, tidak saling
mengenal satu sama lain, memiliki usia yang berbeda, budaya yang berbeda dan sebagainya.
Maka sulit bagi media menjangkau khalayak yang bersifat heterogen tersebut. Dengan berbagai

Universitas Sumatera Utara

ketertarikan yang berbeda-beda, maka tak jarang kita melihat media massa mengelopokan
berbagai program atau informasinya. Ada program yang khusus ditujukan kepada anak muda
sepeti acara music “Dasyat” pada RCTI, ada juga program yang khusus ditujukan pada anakanak seperti acara “Si Bolang” pada Trans7, dan sebagainya.

2.2.4.5 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa memiliki peranan penting dan fungsi yang menjadi berpengaruh
dalam kehidupan eradigital saat ini. Sean MacBride, ketua komisi masalh-masalh komunikasi
UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran
berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data.
Fakta, dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk (Canggara, 2006: 57):
1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpylkan, menyimpan data, fakta dan pesan,
opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadan yang terjadi di luar
dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional.
2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang
bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat
secara efektif.
3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa
yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa.
4. Bahan diskusi; meneydiakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai
persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang
banyak.
5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas,
baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar sekolah. Juga
meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.
6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan
melalui pertukaran program siaran radio dan televisi ataukah bahan tercetak seperti
buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. pertukaran ini akan memungkinkan
peningkatan daya kreatifitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-maing
Negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antar Negara.

Universitas Sumatera Utara

7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia
dengan difungsikan sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang
dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa,
membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok
lainnya.
8. Integritas; banyak bahsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-kepentingan
tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat
dimanfaatkan untuk menjebatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan
memperkokoh persatuan bangsa.
Media massa juga memiliki fungsi sosial, maksudnya adalah fungsi-fungsi
kemasyarakatan bagi individu anggota masyarakat maupun bagi masyarakat luas (Fajar,
2009: 259) yaitu:
-

Fungsi informatif, komunikasi massa menyediakan informasi tentang peristiwa yang
terdapat didalam masyarakat, baik nasional maupun internasional. Seperti peristiwa
didalam dan di luar negeri baik menyangkut bidang politi, sosial budaya, ekonomi,
kesehatan dan lingkungan dan lain-lain.

-

Fungsi mendidik masyarakat, komunikasi massa mendidik masyarakat untuk berpikir
kritis dan memiliki horizon pengetahuan yang luas. Melalui komunikasi massa,
masyarakat itu dididik agar dapat mendiri dalam setiap persoalan kehidupannya.seperti
acara berita pembangunan, penanaman pohon, bibit unggul, dan lain-lain. Tujuanya untuk
mendidik masyarakat agar terampil dalam pertanian, perternakan, perkoprasian dan
usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya peningkatan pendapatan masyarakat.
Meningkatkan sumberdaya masyarakat untuk memerikan keterampilan bagi mereka
sehingga menghasilkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat yang lebih baik.

-

Fungsi integritas dan empati, suatu derajat kemampuan seseorang untuk membayangkan
peranan orang lain. semakin tinggi empati seseorang, maka makin mudah membayangkan
peranan-peranan orang lain dan tentu saja sebaliknya. Hubunganya dengan fungsi soaial
komunikasi massa adalah masyarakat yang terdiri dari ratusan suku bangsa dengan
berbagai kebudayaan masing-masing, secara empiric prasangka antar suku itu masing
ada. Disinilah fungsi komunikasi massa, meningkatkan upaya empati warga masyarakat
melalui

informasi-informasi

yang

dibawanya.

Komunikasi

massa

memberikan

Universitas Sumatera Utara

pemahaman serta mengubah images masyarakat yang kurang positif menjadi lebih positif
dan kondusif bagi berkembangnya toleransi dan solidaritas sosial. Selain itu juga dapat
menciptakan, memelihara, dan memperkuat integritas bangsa. Melalui nilai-nilai moral,
nilai-nilai sosial, keagamaan, hukum dan tatanan sosial lainnya, maka integrasi nasional
relative lebih mudah dapat diciptakan.
-

Transmisi budaya, fungsi sosial lain dari komunikasi massa adalah melestarikan dan
mewariskan nilai-nilai soaial dari suatu generasi kepada generasi berikutnya. Selainitu
juga dapat menjadi sarana terciptanya persahabatan berbagai kalangan karena
kepentingan sama.

-

Meningkatkan aktifitas politik, Rao (1966) menjelaskan, bahwa komunikasi massa itu
dapat membantu masyarakat luas atau mayoritas penduduk utuk semakin menyadari arti
penting dirinya sebagai warga Negara. Kesadaran orang sebagai warga negara dapat
meningkatkan kesadaran mereka untuk melakukan aktifitas politik itu antara lain adalah
mengikuti PEMILU. Jadi, ketika kita mengikuti PIMILU dengan orsospol apa pun yang
kita pilih tidak menjadi soal, yang penting adalah kita telah menyadari benar bahwa kita
adalah warga negara dari suatu bangsa.
Dari fungsi diatas dapat kita lihat pentingnya media massa di dalam kehidupan kita.

Tidak hanya memberikan berbagai informasi tetapi juga berpengaruh terhadap bidang sosial.
Melalui media massa masyarakat menjadi bayak tahu tentang banyak hal disekeiling mereka
bahkan diluar lingkungan mereka, sehinga menambah dan memperluas pengetahuan
kemampuan kritis mereka. Ruang lingkup media massa yang luas tidak hanya lokal tetapi
internasional

akan

mempermudah

masyarakat

beradaptasi terhadap

perkembangan

kehidupan, baik dalam teknologi informasi maupun pembangunan.

2.2.5 Televisi Sebagai Media Massa
2.2.5.3 Pengertian Televisi
Media massa saat ini begitu melekat pada kehidupan kita, terutama dalam komunikasi
antar

pribadi atau komunikasi massa. seperti telepon, televisi, radio, majalah , koran dan

sebagainya. Media massa berusaha menjangkau publik sebanyak mungkin bahkan ke berbagai
wilayah termasuk pedesaan. Dengan harapan media tersebut dapat dikenal bahkan dapat
digunakan oleh masyarakat atau khalayak banyak.

Universitas Sumatera Utara

Televisi merupakan salah satu bagian dari media massa elektronik yang memberikan
informasi kepada masyarakat luas yang kita kenal dengan komunikasi massa. Televisi memilki
pengaruh yang besar pada masyarakat. Banyak audiens televisi menjadikannya sebagai medium
dengan efek yang besar terhadap orang dan kultur dan juga terhadap media lain (Vivian, 2008:
224). Seperti pengaruh iklan terhadap minat beli masyarakat pada suatu produk, yang berakibat
pada budaya konsemerime khalayak terhadap produk yang sebenarnya bukan kebutuhan yang
penting atau mendesak. Namun dayatarik produk yang dikemas dengan menarik melalui iklan
mempengaruhi keinginan khayak untuk mengkonsumisi dan memilikinya.
Televisi menjadi media massa dominan saat ini dibandingkan dengan media massa
lainnya. Jangkauannya yang luas, cepat dan langsung membuat media televisi banyak di gunakan
oleh publik. Hampir setiap hari kita mengunakanya dan menghabiskan waktu berjam-jam.
Keungulannya dalam audio dan visual membuat televisi memilki daya tarik yang lebih bagi
khalayak. Serta kepuasan akan informasi yang dapat dilihat dan di dengar. Sehingga khalayak
memiliki gambaran terhadap suatu informasi atau peristiwa yang berlangsung.
Media massa merupakan sumber kekuatan atau alat control dalam masyarakat yang
dapat digunakan sebagian orang saat ini untuk memperkuat atau menjangkau publik. Termasuk
televisi, tak jarang kita temukan berbagai iklan partai politik dan kampanye partai politik yang
ditayangkan disela-sela program acara yang sudah ditentukan dengan durasi waktu dan
pengulangan.
Televisi dapat menguasai jarak dan ruang sehingga dapat mencapai sasaran untuk menjangkau
massa yang cukup banyak. Daya rangsang khalayak terhadap televise cukup besar, karena pengaruh suara
dan gambar yag bergerak. Daya tarik media televisi berpengaruh spada pola-pola kehidupan dan rutinitas
manusia, perubahan pola-pola kehidupan sebelum munculnya televisi mengalami perubahan yang cukup
besar setelah adanya TV. Media televisi menjadi panutan baru bagi kehidupan manusia yang pada
akhirnya ketergantungan akan media tersebut. Tidak menonton televisi menjadi suatu ketertinggalan akan
informasi dan isu-isu yang ada. Media televisi menjadi sarana bagi manusia untuk mencapai tujuan hidup,
baik untuk kepentingan mereka. Bahkan media televisi mampu melakukan perubahan ideologi dan
tatanan nilai buudaya manusia yang sudah ada dari dulu.

Gambar merupaan ciri khas media televisi serta ke unggulan yang dimiliki dibandingkan
dengan media massa yang lain. Televisi dapat memberikan gambar yang jelas dan menarik,
sehingga khalayak tertarik dan puas dengan menontonya. Tidak hanya gambar namun juga
disertai oleh suara. Audio visual yang terdapat pada televisi merupakan ke ungulan media ini.

Universitas Sumatera Utara

Tanpa gambar bukanlah televisi namanya. Istilah televisi berasal dari kata “tele” yang berarti
jauh, dan “visi / vision” yang berarti penglihatan (effendi, 2003:174). Penonton dapat melihat
berbagai informasi dengan peristiwa langsung pada tempat peristiwa berlangsung, yang
ditayangkan oleh televisi. Jarak bukan suatu hal yang menjadi pengahalang bagi khalayak untuk
mengetahui kronologis suatu peristiwa yang berlangsung.
Televisi dapat dikatakan paling sempurna, yang lahir dari penggabungan antara radio dan
film, sebab televisi dapat meneruskan suatu peristiwa dalam bentuk gambar hidup dengan suara
dan bahkan dengan warna, ketika peristiwa itu berlangsung. Kekurangan dalam film mengenai
aktualisasinya dapat ditutupi dalam telavisi. Keunikan-keunikan pada radio dan film, menyatu
seluruhnya dalam televisi (Fajar, 2009: 211).
Daya tarik gambar televisi menyita waktu penontonya hingga berjam-jam setiap harinya.
Hal ini menjadi rutinitas yang sulit dilepaskan, bahkan menjadi suatu kebutuhan dan tuntutan
dunia modern saat ini. Ketika kita tidak menonton maka kita akan ketingalan informasi serta
peristiwa-peristiwa yang sedang berkembang, dengan mendengar informasi tanpa melihat
peristiwa tersebut sepertinya kurang jelas. Kejelasan dari melihat peristiwa tersebut member
kepuasan tersendiri bagi audiens.
Televisi lebih mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi khalayak, seperti iklan
produk barang dan jasa, kampanye politik dan sebagainya yang dengan udah dapat mengugah
dan menyentuh emosi dan pikiran. Maka televisi mempunyai potensi yang besar dalam
membentuk watak, sikap, dan kepribadian manusia dan masyarakat (Fajar, 2009: 212).

2.2.5.4 Perkembangan Televisi Indonesia
Kehadiran televisi banyak membawa perubahan pada setiap Negara, termasuk Indonesia.
Televisi hadir untuk memberikan informasi kepada khalayak, baik informasi yang bersangkutan
dengan kenegaraan, masalah sosial budaya, ekonimi dan sebagainya. Siaran televisi di Indonesia
dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ualng tahun
kemerdekaan Indonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itumasih terhitung
sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB
yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4 dari stadion utama
Gelora Bung Karno (Morissan, 2008: 3).

Universitas Sumatera Utara

Saat itu siaran yang ditampilkan pada televisi merupakan siaran hitam putih. Selain itu
televisi masi jarang ditemui di rumah-rumah atau tempat umum lainya, karna harga yang relatif
mahal. Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka 27 tahun penonton televisi di
Indonesia hanyadapat menonton satu saluran televisi. Pada tahun 1989 pemerintah memberikan
izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang
merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan SCTV, Indosiar,
ANTV, dan TPI (Morissan, 2008: 10).
Setelah itu, media massa sendiri mengalami perubahan yang mendasar pada masa
lengsernya masa orde baru menuju era reformasi, lahirnya stasiun-stasiun TV swasta. Serta
lahirnya kebebasan pers, media memproduksi berita atau tayangan yang menguntungkan mereka
dengan menarik simpati para penontonnya. Kebebasan pers tersebut didukung oleh Undangundang No.40 tahun 1999 tentang pers, bahkan kebebasan berpedapat oleh masyarakat terbuka
termasuk mendirikan pers. Kebebasan pers terssebut tampak jelas dan kita rasakan sekarang
dengan berbagai macam media massa yang ada.
Khususnya televisi, lahirnya stasiun televisi swasta dan stasiun televisi lokal. Ada 12
stasiun televisi yang siaranya bersifat nasional yaitu antv, Global TV, Indosiar, MetroTV,
MNCTV, RCTI, SCTV, Trans TV,Trans7, tvOne, TVRI, NET. Serta puluhan atau bahan ratusan
stasiun

televisi

lokal

dan

stasiun

televisi

berjaringan(berlanganan)(http://id.wikipwdia.org/wiki/Daftar_stasiun_televisi_di_Indonesia).
Stasiun televisi lokal yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Tersebut juga berusaha
memproduksi tayangan yang menarik perhatian khalayak.
Saat ini, berkat dukungan teknologi satelit komunikasi dan serat optik, siaran televisi
yang dibawa oleh gelombang elektromagnetik, tidak mungkin lagi dihambat oleh ruang dan
waktu. Bahkan khalayak sasarannya tidak lagi bersifat lokan, nasional dan regional, tetapi sudah
bersifat internasional atau global (baksin, 2006:16). Dengan dukungan teknologi yang semakin
berkembang dan modern, televisi saat ini memiliki kualitas warna dan suara lebih baik. Selain itu
mudah kita temui diberbagai tempat dengan harga jual yang terjangkau oleh masyarakat.
Perkembangan ini juga tampak dari daya tarik dan minat menonton masyarakat terhadap
televisi yang meningkat. Televisi digunakan oleh semua kalangan baik masyarakat pedesaan
maupun masyarakat kota. bahkan masyarakat rela untuk mengeluarkan pengeluaran yang lebih

Universitas Sumatera Utara

besar untuk mendapatkan program dan stasiun televisi yang berstandar internasional dengan
mengunakan tawaran fasilitas indovesion atau televisi berlanganan.

2.2.5.5 Fungsi Televisi
Fungsi televisi tentunya tidak terlepas dari fungsi media massa yang memberikan
informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Televisi berfungsi untuk memberikan informasi
yang akurat dan actual berdasrkan peristiwa yang terjadi di lapanagan, tanpa adanya rekayasa
atau memutar balikan fakta yang ada. Berdasarkan informasi tersebut masyarakat mengetahui
hal-hal yang sedang berkembang baik didalam maupun di luar negeri. Seperti acara berita liputan
enam pada sctv, apa kabar Indonesia pada tv one, head line new pada metro tv dan lain-lain.
Televisi berfungsi untuk mendidik dalam arti, tayangan yang di produksi memiliki nilai
yang mendidik dalam hal yang positif kedapa khalayak. Sehinga apa yang ditayangkan tidak
membawa dapak negatif kepada khalayak, walau hal ini tidak dapat dipungkiri. Tidak semua
tayangan yang ada pada televisi memilki fungsi mendidik, namun memilki fungsi yang lain
seperti menghibur. seperti acara rangkin satu pada trans tv.
Fungsi menghibur merupakan salah satu alasan khalayak mengunakan media. Lari dari
rutinitas pekerjan yang melelahkan sepanjang hari merupakan alasan beberapa orang untuk
menonton. Sehingga mereka dapat lupa akan beban dan permasalahan dalam jangka waktu yang
sementara. Televisi saat ini bahkan memproduksi berbagai macam tayangan hiburan yang tak
jarang mengundang tawa para penontonya. Seperti acar komedi, musik dan sinetron.
Membujuk merupakan fungsi tak terelakna dari televisi, hal ini dapat kita lihat pada iklan
komersil. Membujuk khalayak untuk membeli dan mengunakan produk yang ditayangkan
dengan berbagai daya tarik bagi penonton. namun tidak hanya produk tetapi juga iklan layanan
masyrakat seperti, tayangan pemilu yang mebujuk khalayak untuk ikut mengambil bagian untuk
ikut memilih, keluarga berencana dan lain bagainya.
Selain itu televisi memilki fungsi sosial. Untuk kontak ssial, rujukan kehidupan seharihari, untuk menyenagkan diri sendiri, melepaskan kebosanan dan sebagainya. Herta Herzog dari
McCann-Erikson meneliti,ternyata bagi banyak wanita acara menonton bisa mengurangi beban
emosional mereka (l.rivers,dkk 2003: 315).

2.2.5.6 Program Siaran Pada Televisi

Universitas Sumatera Utara

Kata “Program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara
atau rencana. Undang-undang Penyiaran Indonesia tidak mengguanakan kata program untuk
acara tetapi mengunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan
yang disajikan dalam berbagai bentuk. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. (Morissan, 2008: 200).
Program acara pada televisi merupakan suatu hal yang penting untuk mendapatkan
dukungan dari publik melalui program yang ditayangkan. Meraih audiens sebanyak-banyaknya
merupakan suatu hal yang penting dan utama. Program yang dikemas dalam televisi harus
beragam serta di kembangkan agar tidak menoton, hal ini dapat mempengaruhi kurangnya minat
audiens dalam menontonya. Variasi yang ditampilkan akan lebih menarik perhatian publik.
Jumlah audiens yang besar akan menjadikan stasiun televisi menjadi daya tarik para
pemasang iklan. Apa lagi Jika karakteristik audiens yang dicari sesuai dengan produk yang
inggin di publikasikan. Hal ini akan memberi keuntungan dan pendapatan yang besar bagi
stasiun televisi. Program pada media televisi dapat dibagi dua (Morissan, 2008: 208) yaitu:
1) Program Informasi (berita), seperti berita keras (hard news) laporan berita terkini
yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan
kombinasi dari fakta, gossip, serta opini.
2) Program Hiburan (entertainment), seperti acara music, drama permainan dan
pertunjukan.
Dari hal diatas dapat kita lihat bahwa, keuntungan dan pendapatan stasiun televisi berasal
dari audiens, melalui program yang mereka produksi. Keberadaan suatu stasiun televisi serta
pendapatanya dipengaruhi oleh programnya. Besar atau kecilnya audiens tergantung pada
kualitas program acara yang diproduksi atau yang ditampilkan kepada khalayak. Program yang
ditampilkan oleh media televisi beragam dengan jumlah yang tidak sedikit. Penting diperhatikan,
program tersebut tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku serta
dapat diterima oleh khalayak umum. Maka pada stasiun televisi sangat membutuhkan tenaga
kerja tim kreatif yang memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai
program yang menarik untuk ditayangkan.
Program yang ditayangkan pada stasiun televisi pada umunya memiliki dua bentuk
(Morissa, 2008: 321), yaitu:
a) Dominasi format (format-dominant)

Universitas Sumatera Utara

b) Dominasi bintang (star-dominant)
Dominasi format biasanya banyak kita temukan pada program sinetron yang sudah
ditentukan bagaimana jalan ceritanya, reality show yang diformat dengan memaikan aktor yang
bukan berasal dari kalangan artis namun masyarakat yang memiliki nelai human interst. Pemain
dari program dipilih yang sesuai dengan format acara yang sudah ditentukan. Format merupakan
hal yang paling utama dalam program tersebut, maka para actor harus melaksanakan perannya
sesuai format yang sudah ditentukan.
Dominasi bintang, dimana keberhasilan suatu program tergantung dari pada pemain
utamanya, daya tarik aktor utama sangat penting dalam hal ini. Biasanya kita temukan pada
program acara talk show, seperti “Sarah Sehan” pada NET.TV, “Mata Najwa” pada metro TV
dan lain sebagainya.
Salah satu program yang menarik perhatian publik adalah program hiburan. Sesuai dengan
fungsinya yang merupakan menghibur, televisi sering digunakan oleh khalayak untuk
melepaskan kepenatan dari rutinitas kegiatan sehari-hari dengan mencari program hiburan yang
mampu membuat mereka tertawa dan melupakan sejenak kepenatan tersebut.
Hiburan menjadi kebutuhan dasar pada manusia, setiap hari manusia bekerja dan
melakukan aktifitas yang menguras tenaga dan pikiran. salah satu cara manusia mendapatkan
hiburan yaitu melalui televisi. Dengan harapan televisi mampu mengurangi rasa bosan, memberi
rasa nyaman dan santai sebagai bentuk pelarian dari tekanan dan masalah, serta dapat menjadi
pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam.
Dalam buku media massa dan masyarakat modern William L. Rivers, Jay W.
Jensen,Theodore Peterson (2003: 282-283) menuliskan:
Salah satu cara untuk membedakan tayangan hiburan dengan tayangan yang lain adalah
dengan menyinak isi dan memperkirakan dapaknya. Ada pendapat bahwa sesuatu bersifat
menghibur jika hal itu menjadikan kita gembira dan melupakan sejenak berbagai kesulitan
dan masalah. Joseph T. Klepper dalam bukunya yang berjudul The Effects of the Mass
Media setuju dengan definisi itu, namun ia mengingatkan bahwa definisi hiburan memang
tidak tunggal, dan bisa membingungkan. Makna hiburan juga tergantung pada motivasi
orang per orang. Jika kita menjadikan televisi sebagai media hiburan, maka apa saja
acaranya akan kita anggap sebagai hiburan. Seorang pengusaha bisa jadi terhibur dengan

Universitas Sumatera Utara

membaca artikel ekonomi yang bagi orang lain sangat rumit. Dalam pengertian ini, semua
isi media berpotensi menjadi hiburan, karena penentunya terserah pada audiensnya.
Berbagai macam program hiburan dikemas dengan menarik saat ini. Ada yang dalam
bentuk drama, sinetron, film, quiz show, ketangkasan, reality show, music, dan pertunjukan.
Semua bentuk program hiburan tersebut dikemas dengan menarik oleh para tim kreatif dari
masing-masing televisi.
Tidak dapat dipungkiri persaingan dalam pengemasan program hiburan sering terjadi.
Beberapa stasiun televisi menampilkan acara program yang sama dengan pengemasan dan nama
program yang berbeda. seperti acar hiburan talk show opera van java pada Trans7, facebooker
pada antv dan lain sebagainya. hal ini bukan suatu hal yang baru lagi pada stasiun televisi,
program yang baru pada stasiun televisi yang satu sudah ada sebelumnya pada stasiun televisi
lainnya atau langsung diikuti oleh stasiun televisi swasta lainnya. sulit membedakan siapa yang
terlebih dahulu dan siapa yang mengikuti program tersebut.
Dapak isi hiburan dalam media massa dewasa ini sulit untuk diukur. Dengan rata-rata
TV di setiap rumah menyala selama 7 jam setiap harinya di AS, yang kebanyakan menyetel
saluran hiburan, dan hal ini tidak tertutup kemungkinan juga di Indonesia, maka jelas bahwa
orang kini lebih banyak dihibur ketimbang orang zaman dahulu (Vivian, 2008: 398). Zaman
dahulu yang masi jarang mengunakan media massa khususnya televisi.
Tentunya hiburan tidak hanya membuahkan damapak positif, namun juga mengandung
unsur negatif. Charlene Brown dari Universitas Stanford (William L, Dkk. 2003:282) berkata:
Hiburan memang diperlukan setiap orang agar dapat rileks dan tahan menghadapi tekanan
kehidupan modern. Namun banyak orang dalam berusaha santai acapkali tidak sadar
bahwa dalam acara-acara hiburan bisa terkandung pesan atau pelajaran yang
membahayakan. Misalnya pada adegan-adegan konyol yang memperlihatkan kemalangan
seseorang malah disuguhkan sebagai bahan tertawaan.
Karakteristik utama media massa yang bersifat satu arah berusaha untuk menyajikan
hiburan yang memenuhi selera khalayak pada umumnya. Media lebih fokus pada selera khalayak
yang dominan untuk menjangkau khalayak penonton yang banyak. Namun disisi lain Media
berusaha senetral mungkin, tidak menonjolkan dan meremehkan nilai-nilai tertentu dalam
menampilkan produk hiburan yang disajikan. Akhirnya produk hiburan yang ditampilkan
mengandung makna yang cenderung dangkal, tetapi mampu mengundang tawa penontonya.

Universitas Sumatera Utara

2.2.5.7 Elemen Keberhasilan Suatu Program
Program yang sukses memiliki elemen-elemen yang mencangkup (Morissan, 2008: 324):
1. Konflik, salah satu elemen yang paling penting dalam keberhasilan program

adalah konflik, yaitu adanya benturan kepentingan atau benturan karakter di
antara tokoh-tokoh yang terlibat. Tanpa adanya konflik, maka kecil
kemungkinan program itu akan mampu menahan perhatian audiens. Elemen
konflik menjadi sangat penting dalam program, seperti drama komedi atau
bahkan acara perbincangan (talk show).

Penulis cerita komedi