Persepsi Mahasiswa Terhadap NET.TV

(1)

5.4 Saran Dalam Kaitan Praktis

Program “The Comment” di NET.TV sebagai sebuah sebuah tayangan hiburan publik, sebaiknya tidak hanya menjangkau sekmen penonton anak muda namun juga orangtua, karena tayangan ini sulit untuk dicerna oleh kalangan orang tua. Karena program ini seharusnya mampu menjangkau publik yang merupakan dari berbagai kalanga.

DAFTAR PUSTAKA

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media

2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kancana

2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Keijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Rmaja Rosdakarya.


(2)

. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Khusyairi, Jhony A. 2006. Menerapkan Metode Penelitan Survai Untuk Ilmu-Ilmu Sosial Jogjakarta: Palmall

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: disetai contoh praktis riset media, public relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran. Jakarta : Kencana.

Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:kencana

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya. Morrissan. 2008. Menejemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radia dan Televisi. Jakarta:

Kencana.

McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa Satu Pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Yogyakarta: cespur.

Prasetyo, Bambang lina miftahul jannah. 2005, Metode penelitian kuantitatif. Jakarta;2005 PT RajaGrafindo Persada.

Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya Offset. . 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Severin J, dkk. 2008. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode dan Terapan didalam Media Massa.

Edisi Kelima. Jakarta: Kencana.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3S Indonesia.

Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:kencana

Werner, dkk. 2008. Teori Komunikasi: sejarah, metode dan terapan didalam media massa. Edidi Kelima. Jakarta: Kencana.

William, dkk. 2003. Media Massa dan Masyarakat Modern. Kencana: Jakarta.


(3)

Data Jumlah Mahasiswa Ilmu Komunikasi USU TA: 2012/2013, Juni 2013

Oktiari, Dini. 2013. Persepsi Mahasiswa USU Terhadap Pemberitaan Kinerja Gubernur DKI Jakarata (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Tayangan Pemberitaan Kinerja Jokowi-Ahok dalam Mengatasi Banjir Jakarata pada Program “Prime Time News” di Merto TV)

Internet:

http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/03/06/kekuatan-dan-kelemahan-televisi-539644.html (diakses pada tanggal 26/06/2013/14.00)

(diakses pada tanggal

28/06/2013/19.00)

tanggal 26/06/2013/16.00)


(4)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Departeman Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Uneversitas Sumatra Utara yang terletak di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan, dengan No. Telp. (061) 8211965 dan Fax. 8217168.

3.1.1 Sejarah Singkat Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Cikal bakal FISIP USU itu sudah muncul pada tahun 1980 berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor. 1181/PT.05/C.80, pada tanggal 1 Juli 1980. Perkuliahan pertama kali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang (http://fisip.usu.ac.id).

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Saat itu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara masih merupakan Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan selama setahun berubah menjadi Jurusan Imu-Ilmu Sosial (IIS). Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, Jurusan Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara (http://fisip.usu.ac.id).

Dalam proses perkembanganya tidak semua pembentukan jurusan di FISIP dibuka secara bersamaan, karena pembukaan Jurusan pada tahap awal di lakukan pada Semester tujuh yang didasarkan pada pilihan mahasiswa. Selain itu juga bergantung pada ketersediaan staf pengajar.

Lebih kurang dalam waktu satu tahun, keluar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.Berdasarkan SK Mendikbut R.I itu, disebutkan FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan dengan urutan berikut (http://fisip.usu.ac.id):

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi


(5)

4. Jurusan MKDU

5. Jurusan Ilmu Administras 6. Jurusan Ilmu Komunikasi

Dewasa ini FISIP USU mempunyai 6 (enam) Departemen, satu Program Diploma III, dan Satu Program Pasca Sarjana yaitu sebagai berikut : Departemen Ilmu Administrasi yang dibagi ke dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara, dan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosiologi, Departemen Antropologi, dan Departemen Ilmu politik.Program Studi Diploma III Administrasi, Perpajakkan , dan Pogram Studi S2 Megister Studi Pembangunan.

Departemen Ilmu Komunikasi pertama kali dibukan di FISIP USU pada tahun 1983 dengan nama Jurusan Ilmu Komunikasi. Dalam proses pengembangannya pada tahun 1994-1997 Jurusan Ilmu Komunikasi membuka 2 ( dua) program studi yaitu : Porgram Studi Public Relations (Humas) dan Program Studi Jurnalistik (Komunikasi Massa).

Pada tahun ajaran 2001/2002, berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 2162/ J05/TU/2001 Departemen Ilmu Komunikasi membuka Program Ektensi Ilmu Komunikasi.Setelah berhasil membuka Program Ekstensi, pada tahun ajaran 2004/2005 Departemen Ilmu Komunikasi membuka Program Reguler Mandiri (http://fisip.usu.ac.id).

Pada tahun 2004 Badan Akreditas Nasional Perguruuan Tinggi kembali menyatakan bahwa Pogram Studi Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP USU terakreditasi dengan peringkat Akreditas A (Baik Sekali), Sertifikasi akreditasi program studi sarjana ini berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal 7 Mei 2004 sampai 7 Mei 2009.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU merupakan mahasiswa yang lulus Seleksi UMB SPMB ( Ujian Masuk Bersama SPMB), SNMPTN ( Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), PMP ( Panduan Minat dan Prestasi),SPMPRM (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Program Regelur Mandiri), serta orang-orang yang memenuhi persyaratan lainnya untuk dapat diterima sebagai mahasiswa baru program studi yang bersangkutan.

3.1.2 Visi Ilmu komunkasi FISIP USU

Departemen Ilmu Kounikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara fisip, sebagai berikut:

1. Departemen Ilmu Komunikasi mampu menghasilkan sarjana-sarjana yang terdidik, terampil, dan professional di bidang Ilmu Komunikasi.


(6)

2. Menjadi Departemen Ilmu Komunikasi yang mempunyai dedikasi dan moral serta dapat bekerja sama dengan fakultas demi kemajuan FISIP USU

3.1.3 Misi FISIP USU

Misi fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ialah :

1) Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2) Menjalin kerja sama yan saling menguntunkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fugsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3) Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkunga dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membnagun suasana tersebut, prinsip profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4) Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman-pemgalaman yang telah dilalui oleh Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri

3.1.4 Net Mediatama Indonesia

PT. NET MEDIATAMA INDONESIA adalah bagian dari kelompok usaha INDIKA GROUP. Meskipun bergerak di bidang usaha Energi & Sumberdaya di bawah bendera Indika Energy Tbk. Berdirinya INDIKA dimulai dari sebuah visi untuk membangun usaha di bidang Media Hiburan dan Teknologi Informasi. Nama INDIKA sendiri merupakan singkatan dari


(7)

Industri Multimedia dan Informatika. Saat ini, melalui PT. Indika Multimedia, INDIKA GROUP bergerak di bidang usaha Event Organizer, Promotor, Broadcast Equipment, Production House dan Radio. (file:///C:/Users/User/Documents/about.htm)

NET.tv didirikan oleh seorang mantan karyawan trans corps wishnutama bersama agus lasmono yang juga pendiri indika grup. Sesuai perkembangan teknologi informasi, PT. NET MEDIATAMA INDONESIA didirikan dengan semangat bahwa konten hiburan dan informasi di masa mendatang akan semakin terhubung, lebih memasyarakat, lebih mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses dimanapun. Net.tv launching 26 mei 2013 lalu, menggantikan siaran tv anak spacetoon. Untuk bagi yang di luar jakarta bisa ditonton streamingnya lewat internet di www.netmedia.co.id atau bagi pemilik parabola di satelit Palapa D frekuensi 4006 V 6400. Media ini hadir dengan tujuan menjadi media yang kreatif, inspiratif, informatif sekaligus menghibur. Program-program tersebut disajikan untuk meberikan berbagai macam tayangan yang menarik dan alternatif sehingga para pengguna dapat menikmati informasi dan hiburan secara tidak terbatas.

(file:///C:/Users/User/Documents/Career%20Netmediatama.htm)

Tayangan NET.tv beragam mulai dari music dokumenter news sport entertainmen show dan juga film korea di akhir pecan yang saat ini banyak dmiati oleh para remaja putri. Salah satu program tayangan entertainmen show yang menarik perhatian penonton khususnya anak muda adalah “The Comment”. Program ini menyaksikan aksi kocak dari kedua presenter yang merupakan penyiar radio sala satu radio di Jakarta yang disingkat dengan The Dandees yaitu Dimas Danang dan Imam Darto yang menjadi pusat perhatian di acara ini.

“The comment” sendiri merupakan tayang di stasiun televisi baru NET TV yang baru launching Mei 2012. “The comment” berkonsep acara humor dengan talkshow lucu, yang mengomentari berbagai hal dengan gaya yang kocak kedua presenter The Danees. Terkadang mereka mengundang bintang tamu yang ikutan melucu bersama mereka. Selain acaranya yang lucu, ada banyak hal yang didapatkan oleh para penontonnya di acara ini. Melihat acara humor yang semakin krisis lawakan cerdas.

“The comment’ hadir dengan gaya melawak yang baru dan berbeda dengan acara entertainmen show lainnya. The Comment lebih menghadirkan tayangan segar dengan bayolan khas mereka tanpa meniru lawakan sekarang ini. Sebut saja di antaranya, “sikat miring”, “sundul


(8)

sayang”, dan lain-lain yang menjadi cirri khas dari tayangan in serta menjadikan dayatarik tersendiri bagi penontonya yang disebut dengan Comenters.

Acara TV ini tayang senin- sabtu pukul 20.00 di NET TV. Acara ini menampilkan video sebagai bahan obrolan mereka .Kebayakan yang di tayangkan mengambil dari youtube.Berdurasi selama satu jam, dalam tayangan ini penonton di manjakan dengan video menarik dan lucu serta di comentari secara ringan,lucu dan menghibur ala stand up comedy.

Sebenarnya acara seperti menampilkan video dari youtube telah banyak di tayangkan di berbagi stasiun tv nasional seperti on the spot di trans7, fenomania di antv dan Hotspot di globaltv. Kelebihan dari program the comment adalah kekuatan host membuat penonton tertawa ketika mengomentari video yang baru saja di tampilkan. Komentar yang di keluarkan dimas danang dan imam darto jauh dari kata serius kebayakan di plesetan namun masih tetap dalam batasan yang norma kesopanan jadi aman di tonton untuk semua anggota kalangan. Beda dengan acara komedi yang ada saat ini yang kebayakan berisi celaan dan menghina pemain lain agar terlihat lucu.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan membuat skripsi yang mengambarkan sifat suatu keadaan yang sedang berlangsung sesuai dengan fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi yang menjadi objek penelitian.

Dalam penelitian kuantitatif, sikap objektif dari peneliti sangat diperlukan untuk memisahkan diri dari data. Dalam menganalisis data peneliti tidak boleh mengikutsertakan analisis dengan interpretasi peneliti itu sendiri yang merupakan bersifat subjektif. Maka dari itu penelitian kuantitatif mengunakan uji statistik dalam menganalisis data. Penelitian ini bertujuan suntuk mendeskripsikan persepsi mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan “The Comment” di Net TV.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2001: 101). Populasi


(9)

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010, 2011 dan 2012. Berdasrkan data yang diperoleh dari Subag Pendidikan FISIP USU TA : 2010, 2011 dan 2012, jumlah mahasiswa FISIP USU Program Reguler SI Angkatan 2010, 2011 dan 2012 yang masih aktif adalah sebagai brikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Angkatan Jumlah

2010 134 Orang

2011 143 Orang

2012 144 Orang

Total 421 Orang

Sumber: dirmahasiswa.usu.ac.id

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti (Bambang Prasetyo, lina miftahul jannah, 2005: 119). Ukuran sample dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%, yakni sebagai erikut:

n = �

�(�2) + 1 keterangan:

n = Jumlah Sample N = Jumlah populasi

�2 = Nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau 0,1

Berdasarkan data yang ada, maka penelitian ini memerlukan sebanyak:

n = �


(10)

= 421 421(0,12) + 1 = 421

4,21 + 1 = 421

5,21

= 80, 80 dibulatkan menjadi 81 orang

Jadi sample yang digunakan untuk penelitian ini adalah berjumlah 81 orang.

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:s 1. Statified Proportional Sampling

Dalam teknik statified proportional sampling, populasi dikelompokan ke dalam kategori yang disebut strata, yang bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, agama, tingkat penghasilan, dan sebagainya yang bertujuan untuk membuat sifat homogeny dari populasi yang heterogen. Dalam menentukan responden pengunaan ini memungkinkan untuk memberi peluang kepada populasi yang lebih kecil untuk tetap terpilih sebagai sample (Rahmat, 2004:79).

n =�1 ��

n1 = Jumlah mahasiswa setiap stambuk n = Jumlah sample

N = Jumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung sample yang terpilih di setiap stambuk yaitu:

Tambel 3.2 Penarikan Sampel

Angkatan Populasi Penarikan Sampel Sampel

2010 134 orang 134 � 81

421 = 25,78

26 orang

2011 143 orang 143 � 81

421 = 27,51


(11)

2012 144 orang 144 � 81

421 = 27,70

28 orang

Jumlah 421 orang 81 Orang

2. Purposive Sampling

Penelitian ini mengunakan salah satu teknik pengambilan sample nonprobility sampling dengan mengunakan cara purposive sampling yang dilakukan dengan cara mengambil subjek berdasarkan criteria ditetapkan oleh peneliti dengan tujuan tertentu. Adapun criteria yang diambil adalah:

a) Sampel dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Ilmu komunkasi FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010, 2011, dan 2012 yang masih aktif mengikuti perkuliahan di kampus.

b) Sampel dalam penelitian ini ialah mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010, 2011, dan 2012 yang pernah menonton atau menyaksikan tayngan “The Comment” pada staisun televisi Net minimal dua (2) kali.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara yang terletak di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan pada bulan Oktober 2013 dengan ama penelitian akan disesuaikan dengan kebutuhan pengumpulan informasi dan data. Adapun teknik pengumpulan data yan dilakukan oleh peneliti adalah:

1) Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca, mendalami da mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik karya tulis serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas (Sarwono, 2006:18).

2) Penelitian Lapangan (Field Research)

Pengumpula data yang dilakukanoleh peneliti dimana lokasi penelitiannya berada di masyarakat atau kelompok manusia tertentu (Sarwono, 2006: 18). Penelitian ini


(12)

melakukan survey dari 63 responden di lokasi penelitian yang kuesioner. Kuesioner yaitu alat pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden penelitian yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Pertannyaan bisa berbentuk tertutup dan bisa juga berbentuk terbuka. Dalam hal ini pengumpulan data dilakukukan dengan penyebaran kuesioner.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses peneyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipersentasikan (Singarimbun, 1995: 23).

1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap kategori (Singarimbun, 1995: 266).

2. Analisis Tabel Silang

Merupakan salah satu teknik yang dignakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel-variabel yang satu memilki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut berperan positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273). Namun dalam hal ini, tabel silang digunakan bukan untuk mengetahui atau mencari hubugan melainkan untuk mengetahui bagaimana gambaran secara umum juka konsep yang satu disilangkan dengan konsep yang lainnya, mengingat bahwa penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.


(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut meliputi:

4.1. 1 Tahapan Pengumpulan Data

Penelitian mlakukan pra peneltian ke lokasi penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan judul yang akhirnya distujui oleh departemen Ilmu komunikasi FISIP USU pada tanggal 23 November 2012. Setelah departemen menetapkan dosen pembimbing, peneliti melakukan pengatian judul yang dikusikan bersama dosen pembimbing proses penyusunan skripsi selanjutnya menyususun proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal 5 Juli 2013.

4.1.1.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi kepustakaan. Penelitian kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literature dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Selain itu sumber data dari internet yang relevan dalam masalah penelitian juga digunakan. Penelitian kepustakaan yang dilakukan adalah dengan mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori atau konsep-konsep dari sejumlah literature baik buku, karya tulis serta tulisan yang relevan dengan masalah penelitian.

4.1.1.2 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapanan yaitu pengumpulan data pada lokasi penelitian. Penelitian lapangan dilakukan peneliti pada bulan oktober 2013 di Departemen Ilmu Komuniksi FISIP USU. Dimana sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah mendapatkan data primer yang merupakan jumlah dari populasi mahasiswa ilmu komnikasi FISIP USU stabuk 2010,2011, dan 2012 dalam menentukan populasi dan sample penelitian. Setelah itu, peneliti menyebarkan kuesioner.


(14)

Sample yang diperoleh peneliti berdasarkan rumus Taro Yamane berjumlah 81 orang. Teknik yang digunakan adalah dengan mengunakan teknik stratified proportional sampling yaitu mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU program regular S1 yang dikelompokkan berdasarkan stambuk 2010,2011 dan 2012. Peneliti mengambil jumlah populas mahasiswa yang proporsional dari setiap stambuk yang diteliti, sehingga mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 93 orang. Kemudian dlanjutkan dengan teknik purposive sampling. Peneliti mengunakan teknik ini karena memiliki kriteria-kriteria tertentu dalam memilih samplenya, dengan menyeleksi mahasiswa FISIP USU Program Reguler S1 Angkatan 2010, 2011, dan 2012 yang masih aktif mengukuti perkuliahan, serta yang pernah menonton atau menyaksikan tayangan ‘The Comment” di NET.TV minimal dua (2) kali.

Pada tanggal 16 Oktober 2013 pada pagi hari sekitar pukul 09.30 WIB peneliti melakukan penyebaran kuesioner dengan menemui langsung responden di kampus FISIP USU. Peneliti tentunya meminta izin terlebih dahulu atas ketersedian waktunya dan bertanya kepada responden apakah mereka sudah pernah menonton tayangan tersebut, agar sesuai dengan kriteria penelitian. Selanjutnya memberikan sedikit penjelasan sebelum responden memulai pengisian kuesioner. Tidak sedikit dari responden yang mengisi kuesioner sambil bercerita dalam mengemukakan persepsinya, pengalaman mereka pada saat menonton yang menghibur peneliti, sehingga suasana menjadi lebih akrab. Penyebaran kuesioner tidak dapat selesai satu hari itu saja dikarnakan jadwal kuliah reponden yang berbeda-beda. Mahasiswa stambuk 2012 yang ternyata tidak ada mata kuliah pada hari kamis sampai sabtu membuat penyebaran kuesioner terkendala. Sedangkan mahasiswa stambuk 2011 lebih mudah ditemui di lobby kampus walau mata kuliah mereka sudah berbeda-beda, namun mereka lebih banyak meluangkan waktu setelah masuk kelas bersama-sama di lobby kampus. Berbeda lagi denan mahsiswa Ilmu Komunikasi satmbuk 2010 yang paling sulit untuk ditemui karena sudah tidak banyak mata kuliah yang mereka bawa smester ini dan ada beberapa yang sibuk dengan mencari judul skripsi atau mengejar seminar proposal yang menyebabkan mereka jarang ke kampus. Akhirnya dengan waktu yang lama yaitu dua minggu kuesioner penelitian dapat terisi sesuai jumlah yang dibutuhkan.


(15)

Setelah kuesioner yang berjumlah 81 buah telah terisi semua, tahap berikutnya ang dilakukan peneliti adalah pengolahan data. Adapun tahap-tahap yang dilakan peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Penomoran kueioner

Kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal dari nomor 01-81. 2. Editing

Proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengisian data pada kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Proses pemindahan jawaban-jawaban responden dari ke kotak-kotak kode yang telah disediakan dalam kuesioner dalam bentuk angka (skor).

4. Inventsrisasi Variabel

Data mentah yang diproleh dimasukkan ke dalam lembar FC (foltron cobo) sehingga membuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Tabulasi Data

Pada tahap ini FC dimasukkan ke dalam table, dimana peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 13 For Windows.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis table tunggal merupakan suatu analisis ang dilakukan dengan cara membagi konsep ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Table tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

Data yang disajikan dalam table tunggal ini terdiri dari tiga bagian, yaitu karakteristik responden, tayangan “The Comment” di NET.TV, dan persepsi mahasiswa FISIP USU. Berikut ini adalah penyajian dan pembahasaanya.


(16)

I. Karakteristik Responden Table 4.1

Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki 40 40

Perempuan 41 41

Total 81 81

Berdasarkan tabel di atas dilihat bahwa dari 81 orang responden, 40 responden (49.4%) diantaranya berjenis kelamin perempuan dan 41 responden (50.6%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Dari uraian tersebut dapat dilihat perbedan yang tidak cukup jauh antara resonden perempuan dan laki-laki dan dapat dikatakan berimbang walau jumlah responden laki-laki selisih satu responden dengan dengan responden perempuan. Maka dalam melakukan penarikan sampel dengan tehnik purposive sampling responden laki-laki yang lebih dominan satu responden dibandingkan responden perempuan dalam memilih responden sebagai sampel .

Table 4.2

Stambuk/Angkatan Responden

Stambuk Frekuensi %

2010 26 32.1

2011 27 33.3

2012 28 34.6

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel diatas tedapat sedikit perbedaan jumlah responden yang hampir sama yaitu dari angkatan 2010 yang berjumlah 26 orang (32.2%), dari angkatan 2011 yang berjumlah 27 orang (33.3%) responden dan dari 2013 yang yan berjumlah 28 orang (34.6%) responden. Data tersebut menyebutkan bahwa jumlah responden angkatan 2010 selisih satu responden lebih banyak dibandingkan angkata 2011 dan 2012 juga selisih satu responden lebih banyak dengan 2011. Namun dari ketiga angkatan tersebut yang paling banyak jumlahnya adalah angkatan 2012. Dapat dilihat bahwa agkatan setiap tahunnya memiliki jumlah mahasiswa yang tidak jauh


(17)

berbeda dan memiliki jumlah yang cukup banyak, maka dapat dilihat deprtemen ilmu komunikasi FISIP USU merupakan salah satu departemen yang banyak diminati.

Tebel 4.3 Frekuensi Menonton

Frekuensi Menonton Frekensi % Sangat Sering (4-5 Kali Seminggu) 11 13.6

Sering (3-4 Kali Seminggu) 24 29.6 Kurang Sering (2-3 Kali Seminggu) 46 56.8

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel di atas terdapat 11 orang (13.6%) yang sangat sering atau 4-5 kali seminggu menonton tayangan hiburan “The Comment”, 24 orang (29.6%) yang sering menonton atau 3-4 kali seminggu dan 46 orang (56.8%) yang kurang sering menonton atau 2-3 kali seminggu. Dengan demikian, lebih banyak responden yang kurang sering menonton tayangan hiburan “The Comment” pada Net TV yaitu sebanyak 46 orang. Mereka cenderung kurang sering menonton tayangan tersebut bukan karena mereka kurang menyukai tayangan “The Comment”, mereka menonton saat memiliki waktu luang saja dan waktu luang yang mereka miliki setiap harinya tidak semuanya di habiskan untuk menonton namun juga untuk tugas kuliah dan sebagainya.

Tidak sedikit juga mahasiswa yang sering menonton tayangan “The Comment” dari 81 responden terdapat 24 orang mahasiswa dan yang sangat sering sebanyak 11 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU menyukai tayangan hiburan, tidak jarang meraka memilih tayangan hiburan yang berkualitas untuk menghibur mereka, melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari baik di kampus maupun di luar kampus. “The Comment” merupakan salah satu tayangan hiburan yang mereka pilih di tengah-tengah banyaknya tayangan hiburan yang ada pada stasiun televisi swasta.

II. Tayangan "The Comment” di Net TV Tabel 4.4


(18)

Mampu Menghibur

Jawaban Frekuensi %

Tidak Mampu 2 2.5

Kurang Mampu 6 7.4

Mampu 37 45.7

Sangat Mampu 36 44.4

Total 81 100

Ide cerita yang ditayangakan dalam suatu program hiburan merupakan indikator dalam melihat program hiburan tersebut mampu menghibur khalayak atau tidak. Pada table 4.4 dapat dilihat tingkat kemampuan tayangan “The Comment” pada NET.TV dalam menyajikan ide cerita yang menghibur melalui gambar , video, bintang tamu dan pembawa acara yang ditampilkan. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 2 responden (2.5%) yang menyatakan penyajian ide cerita yang ditampilkan pada tayangan “The Comment” tidak menghibur, 6 responden (7.4 %) menyatakan tayangan “The Comment” pada NET.TV kurang menghibur, 37 responden (45.7%) menyatakan tayangan “The Comment” pada Net TV mampu menghibur dan 36 responeden (44.4%) menyataan tayangan “The Comment” pada NET.TV sangat mampu menghibur.

Dengan demikian responden yang memilih sangat mampu menghibur 36 orang (44.4%) menyatakan bahwa tayangan “The Comment” pada NET.TV dikemas dengan suasana baru yang sangat khas dengan menampilkan ide-ide cerita yang mampu menghibur khalayak, dikemas berbeda dengan acara hiburan yang ada pada stasiun televisi lainya dengan pembawaan hostnya yang lucu, video lucu dan menarik yang diambil dari kehidupan sehari-hari disertai lelucon dibalik komentar yang mengundang tawa para penonton dengan bahasa yang menarik. Sebagian besar responden menyatakan tayangan “The Comment” pada NET.TV mampu menghibur sebayak 37 responden (45.7%) berpendapat bahwa konsep hiburan yang kreatif dan baru, dengan lelucon yang berbeda dengan pengemasan acara hiburan lainya.

Berbeda dengan responden yang menyatakan tayangan ini mampu menghibur dan sangat menghibur, terdapat 6 responden (7.4 %) menyatakan tayangan “The Comment” pada NET.TV kurang menghibur karena terlalu banyak komentar yang kurang penting disampaikan oleh pembawa acaranya. Mereka cenderung memandang hal itu membosankan. Ada 2 responden


(19)

(2.5%) yang menyatakan penyajian ide cerita yang ditampilkan pada tayangan “The Comment” tidak menghibur karena terlalu berlebihan dan diangap tidak mendidik.

Tabel 4.5

Komentar yang Mengundang Konflik Tawa

Jawaban Frekuensi %

Tidak Mengundang Konflik 7 8.6

Kuang Mengundang Konflik 9 11.1

Mengundang Konflik 46 56.8

Sangat Mengundang Konflik 19 23.5

Total 81 100

Dalam tayangan yang bersifat menghibur , konflik merupakan inti dari tayang tersebut. Baik konflik yang memberi rasa penarasan atau suasana yang menengangkan khususnya pada film atau sinetron, debat politik dan sebaginya. Sedangkan dalam tayangan hiburan yang bersifat komedi seperti “The Comment” dapat dilihat dari interaksi antar pembawa acara dengan penonton yang ditampilkan menghadirkan konflik tawa para penotonya. Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 46 responden (56.8%) menyatakan komentar yang disampaikan pembawa acara tayangan “The Comment” pada NET.TV mengundang konflik tawa para penontonnya melalui interaksi antara pembawa acara dengan penonton yang sepontan (out the box) atau tidak diatur. 19 responden (23.5) menyetakan komentar yang disampaikan oleh pembawa acara sangat mengandung konflik tawa para penontonnya melalui pelesetan kata unik yang sering digunakan oleh pembawa acara yang lucu. Namun ada 9 responden (11.1%) menyatakan kurang mengundang konflik tawa karena komentar yang disampaikan oleh pembawa acara menurut mereka terlalu garing atau terlalu sering diucapkan. Selain itu 7 responden (6.8%) yang menyatakan tidak mengundang konflik tawa para penonton karena komentar yang disampaikan tidak mengadung SARA dan kekerasan dalam berkata-kata. Karena konflik yang mengandung SARA dan kekerasan dalam berkata-kata pada acara hiburan pada umunya yang lebih dominan membuat para penonton tertawa. Namun hal tersebut jarang ditemukan pada tayangan “The Comment” pada NET.TV. Jadi mereka berangapan bahwa pembawa acara pada tayangan “The Comment” tidak mengundang konflik tawa para penonton.


(20)

Kemampuan Menghadirkan Stimuli Respon Penonton Studio

Jawaban Frekuensi %

Tidak Mampu 1 1.2

Kurang Mampu 5 6.2

Mampu 52 64.2

Sangat Mampu 23 28.4

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa 1 orang responden (1.2%) menyatakan pembawa acara tayangan “The comment” tidak mampu menghadirkan stimuli yang menimbulkan respon penonton studio karena tayanga hiburan tersebut terlalu biasa. Pada tabel 4.6 diatas 5 responden (6.2%) yang menyatakan kurang mampu karena kurang menyukai pembawa acara yang mereka anggap terlalu berlebihan dalam bertingkah lalu dan berkata-kata dan interaksi tersebut sudah di atur terlebih dahulu. Sebanyak 52 responden (64.2%) yang menyatakan mampu karena pembawa acara mengunakan kata-kata plesetan yang khas dan kreatif dalam berinteraksi dengan penonton studio. Responden yang menyatakan sangat mampu yaitu 23 orang (28.4%) karena stimuli tersebut tampak melalui kemampuan pembawa acara yang bertingkah laku dan berkata-kata yang lucu serta mengundang tawa para. Stimuli tersebut tapak jelas pada tawa para penonton distudio, yang merarasa terhibur.

Tabel 4.7

Tepatnya Durasi Penayangan

Jawaban Frekuensi %

Tidak Tepat 1 1.2

Kurang Tepat 16 19.8

Tepat 40 49.4

Sangat Tepat 24 29.6


(21)

Ketepatan durasi merupakan suatu hal yang paling penting dalam penayangan suatu program, tayangan “The Comment” dikemas dengan berduasi satu jam. Dari tabel 4.7 dapat kita lihat 16 responden (19.8%) yang menyatakan kurang tepat dan 1 responden (1.2%) dengan alasan durasiyang terlalu singkat dan kurang lama. Responden yang menyatakan tepat terdapat 40 orang(49.4%) dan 24 responden (29.6%) menyatakan sangat tepat, karena waktu satu jam merupakan durasi yang sangat tepat bagi penonton tidak mudah merasa bosan. Pada umunya tayangan hiburan dengan konsep komedi dengan durasi lebih dari satu jam akan membuat penonton mudah merasa bosan.

Tabel 4.8

Efisiensi Durasi Penayangan

Jawaban Frekuensi %

Tidak Efisien 2 2.5

Kurang Efisien 15 18.5

Efisien 47 58.0

Sangat Efisien 17 21.0

Total 81 100.0

Pada tabel data 4.8 dapat dilihat bahwa 2 responden (2.5%) yang mneyatakan tidak efeisien dan 15 responden (18.5%) yang menyatakan kurang efisien karena durasi yang terlalu singkat. Responden tersebut merupakan penonton yang menyukai tayangan “The Comment” dan senang menonton tayangan ini. Sedangakan 47 responden (58.0%) yang menyatakan efisien karena durasi penayangan satu jam tersebut sudah sangat efisien dalam menampilkan video, gambar, bintang tamu dan komentar-komentar mereka yang menghibur. 17 responden (21.0%) Menyatakan sangat efisien karena penayangan durasi tayangan ini tidak membuat penonton cepat merasa bosan. Dari 81 jumlah responden yang terpilih menjadi sampel hampir 50% bahkan lebih, yang dominan mengatakan durasi penayangan tayangan “The Comment” sudah efisien. Dimana di dalam durasi satu jam tersebut acara ini dikemas dengan baik, waktu di bagi untuk menampilkan video, gambar, bintang tamu serta diikutsertakan dengan komentar pembawa acara dan tidak ketingalan juga dengan aksi kocak mereka dengan joget yang khas bagi para penontonya.


(22)

Program "The Comment" Bertahan Lama

Jawaban Frekuensi %

Tidak Bertahan 2 2.5

Kurang Bertahan 17 21.0

Bertahan 57 70.4

Sangat Bertahan 5 6.2

Total 81 100.0

Bertahanya suatu program acara pada televisi menetukan keberhasilan dari program tersebut. Program “The Comment” merupakan suatu program hiburan yang baru dibandingakan tayangan hiburan pada stasun televisi swasta lain. Namun tayangan ini sudah tayang dari lebih empat bulan. Dari tabel 4.9 dominan responden mngetakan tayangan ini mampu bertahan lama yaitu 57 responden (70.4%) karena tayangan ini cukup banyak penonton yang menyukainya dengan plesetan kata-kata yang khas seperti sikat miring. 5 responden (6.2%) mengatakan sangat mampu bertahan karena tayangan ini berbeda dengan tayangan hiburan lainnya. Tayangan ini memiliki kelebihan pada komentar pembawa acara yang lucu dan tingkah yang unik, sehingga membuat penonton banyak menyukainnya.

17 responden (21.o%) orang menyatakan tayangan “The Comment” kurang mampu bertahan lama karena penonton akan cepat merasa bosan. Sedangkan 2 responden (2.5%) mengatakan tidak akan mampu bertahan lama karena tayangan yang berkonsep acara hiburan sudah banyak pada stasiun televisi lain.

Tabel 4.10

Menyukai Pembawa Acara

Jawaban Frekuensi %

Kurang Menyukai 5 6.2

Menyukai 46 56.8

Sangat Menyukai 30 37.0

Total 81 100.0

Pembawa acara dalam sebuah tayangan akan mempengaruhi minat penonton utuk tertarik pada tayangan tersebut. Pada tayanagn “The Comment” dikenal dua pembawa acara yang


(23)

disebut dengan the dandies yang merupakan singakatan dari nama mereka yaitu danang dan darto. Dari tabel 4.10 terdapat 46 responden (56,8%) yang menyukai the dandies dan yang sangat menyukai mereka terdapat 30 responden (37.0%) dengan alasan pembawa acaranya kompak dan sejoli dalam membawakan acara serta kreatif. Sedangakan 5 responden (6.2%) mengatakan kurang menyukai karena kadang-kadang terlalu berlebihan. Tidak ada responden yang menyatakan pembawa acara tatayangan ini tidak disukai. Maka dapat kita simpulkan bahwa pada umunya mahasiswa menyukai pembawa acara the dandies dalam membawakan tayangan “The Comment” pada NET.TV.

kemampuan meraka dalam berkata-kata dan bertingkahlaku yang kocak membuat mereka bayak disukai oleh para penonton, dimana keduanya merupakan pasangan yang membawakan satu acara pada salah satu raduo swasta yang banyak diminati oleh anak muda. Sehingga nama mereka tidak asing lagi bagi para penonton. Tingkah laku mereka yang khas dan unik menjadikan tayangan ini menarik perhatian penonton yang sebelumnya hanya mendengar kata-kata lucu mereka melalui radio, dapat melihat tingkah laku lucu mereka yang tidak kalah lucunya.

Tabel 4.11

Konsisten dengan Konsep yang Menghibur

Jawaban Frekuensi %

Tidak Konsisten 2 2.5

Kurang Konsisten 11 13.6

Konsisten 59 72.8

Sangat Konsisten 9 11.1

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel diatas 59 responden (72.8%) yang menyatakan konsep acara hiburan pada tayangan “The Comment” Konsisten dengan konsep acara yang tetap menghibur, tetap menampilkan tayangan yang mampu menghadirkan tawa para penonton. 9 responden (11.1%) mengatakan sangat konsisten dengan konsep yang menghibur, karena tidak pernah menyimpang dari konsep yang tidak menghibur. Penonton tertawa dengan konsep hiburan yang ditampilkan bukan sebaliknya. Responden yang mengatakan kurang konsisten dengan konsep yang menghibur yaitu 11 responden (13.6%). Terdapat 2 responden (2.5%) yang mengatakan tidak


(24)

konsisten dengan konsep menghibur. Karena tidak semua yang ditayangkan pada setia episode mampu menghadirkan tawa kadang kala tayang tersebut menoton. Dari tabel 4.11 jelas bahwa mahasiswa dominan mengatakan bahwa tayangan ini konsiten denga konsepnya yang tetap menghibur penonton.

Tabel 4.12

Perubahan Jam Penayangan Program

Jawaban Frekuensi %

Tidak Berubah-Ubah 66 81.5 Kurang Berubah-Ubah 10 412.3

Berubah-Ubah 4 4.9

Sangat Berubah-ubah 1 1.2

Total 81 100.0

Berdasarkan jam penayangan “The Comment” 66 responden (81.5%) mengatakan jam tayang tidak berubah-ubah karena tetap pada jam tayang 20.00-21.00 WIB. 1 responden (1.2%) yang mengatakan tayangan sangat berubah-ubah jam penayangan. Responden yang mengatakan kurang berubah-ubah terdapat 4 responden (4.9%) dan yang berubah-ubah yaitu 4 responden (4.9%). Dari data tabel 4.12 diatas lebih dominan yang mengatakan jam penayangan tayangan tidak berubah-ubah.

Tabel 4.13

Kekonsistensian Komposisi Penayangan Iklan

Jawaban Frekuensi %

Tidak Konsisten 5 6.2

Kurang Konsisten 20 24.7

Konsisten 51 63.0

Sangat Konsisten 5 6.2

Total 81 100.0

Konsitensi penayangan iklan pada tayangan “The Comment” berdasarkan tabel 4.13 diatas ialah 51 responden (63.0%) yang mengatakan konsisten dan 5 responden (6,2%) yang mengatakan sangat konsisten karena durasi setiap menampilkan iklan tetap seimbang dan


(25)

penayangan iklan memiliki durasi yang sama dalam setiap penayangan. 20 responden (24.7%) berpendapat penayangan iklan kurang konsisten dan 5 responden (6.2%) yang mengatakan tidak konsisten kerena penayangan iklan dan tayangan kurang seimbang. 50% dari responden lebih memilih konsisten.

Tabel 4.14

Kelucuan Kata-Kata dan Tingkah Laku Pembawa Acara

Jawaban Frekuensi %

Tidak Lucu 3 3.7

Kurang Lucu 4 4.9

Lucu 45 55.6

Sangat Lucu 29 35.8

Total 81 100.0

Kelucuan kata-kata dan tingkah laku pembawa acara merupakan salah satu yang khas dari tayangan “The Comment”. Tak mengherankan bila terdapat 45 responden (55.6%) yang mengatakan pembawa acara “The Comment” lucu karena tingkah mereka pada saat berjoget dan kata pelesetan yang lucu. 29 responden (35.8%) yang mengatakan sangat lucu, ini merupaka mahasiswa yang sering menonton dan menyukai tayangan ini. Hal yang membuat acara ini disenangi responden pada umunya adalah karena kelucuan pembawa acaranya the dandies dalalam memberikan komentar dan tingkah laku uniknya.

Tabe 4.15

Mampu Menarik Perhatian Penonton

Jawaban Frekuensi %

Kurang Mampu 2 2.5

Mampu 57 70.4

Sangat Mampu 22 27.2

Total 81 100.0

Tayangan “The Comment” mampu menarik perhatian penonton melalui gambar, video, bintang tamu dan pembawa acaranya. 57 responden (70.4%) yang mengatakan mampu dan 22 responden (27.2%) yang mengatakan sangat mampu karena gambar,video dan bintang tamu


(26)

dikemas dengan baik serta menarik. Tidak ketingalan juga dengan pembawa acara yang mampu menghibur dengan baik. 2 responden yang mengatakan kurang mampu karena mereka tidak tertarik dengan semua itu, merupakan suatu hal yang biasa saja. Namun tidak ada responden yang mengatakan tidak mampu.

Tabel 4.16

Memilki Daya Tari

Daya Tarik Frekuensi %

Tidak Memiliki 1 1.2

Kurang Memiliki 6 7.4

Memiliki 58 71.6

Sangat Memiliki 16 19.8

Total 81 100.0

Pada tabel 4.16 dapat di lihat tingkat daya tarikan mahasiswa terhadap tayangan “The Comment”. Terdapat 1 responden (1.2%) yang mengatakan tayangan tersebut tidak memiliki daya tarik, 6 responden (7.4%) yang merasa kurang memiliki daya tarik, Responden yang mengataka sangat memiliki daya tarik yaitu 16 responden (19.8%) dan 58 responden (71.6%) yang mengatakan memiliki daya tarik terhadap tayangan “The Comment” kerana tayangan ini merupakan tayan hiburan yang intelek, tidak asal-asalan.

Maka dapat ditarik rata-rata bahwa 58 respnden merasakan daya tarik dari tayangan ini, karena pembawa acaranya yang lucu dalam mengomentari gambar dan video yang ditambilkan. Responden merasa kelucuan the dandies menjadi daya tarik yang paling dominan saat membawakan acara. Sebanyak 16 orang mahasiswa yang mengatakan sangat tertarik merupakan mahsiswa yang mengetahui banyak hal tentang program ini mulai dari gaya joget the dandies, plesetan kata-kata seperti sikat miring dan lagu bulu jangutnya yang lucu. Sedangkan 6 orang yang kurang merasakan daya tarik terhadap tayangan “The Comment” termasuk pembawa acranya merasa hal tersebut bukan daya tarik melainkan hal yang tidak penting dan berlebihan. Paling sedikit yang mangatakan tidak memiliki daya tarik hanya 1 mahasiswa karena tayangan hiburan tersebut ialah ayangan yang biasa saja, sama dengan program hiburan yang lain.


(27)

Tabel 4.17

Membawakan Acara dengan Baik Jawaban Frekuensi %

Kurang Baik 2 2.5

Baik 50 61.7

Sangat Baik 29 35.8

Total 81 100.0

Pada tabel 4.17 dapat dilihat tidak ada responden mahasiswa yang mengatakan pembawa acara the dandies tidak baik dalam membawakan acara “The Comment”, hanya terdapat 2 orang (2.5%) yang mengatakan kurang baik karena terlalu membosankan, responden yang paling dominan adalah 50 mahasiswa (61.7%) yang mengatakan baik dan terdapat 29 responden (35.8%) yang mengakui sangat baik.

Rata-rata responden yaitu sebanyak 50 orang yang mengatakan bahwa pembawa acara the dandies baik dalam membawakan acara karena mereka kampu menghibur penonton dengan baik. Mamp menarik perhatian penonton melalui tingkah lucu dan kekompakan mereka. Mahasiswa yang mengatakan sangat baik 29 orang mengatakan kekompakan the dandies dalam melakukan tngkah lucu dan berkata merupakan bukti mereka mampu membawakan acara dengan baik.

Tabel 4.18

Ketepatan Waktu Penayangan

Jawaban Frekuensi %

Tidak Tepat 1 1.2

Kurang Tepat 6 7.4

Tepat 51 63.0

Sangat Tepat 23 28.4

Total 81 100.0

Pada tabel 4.18 terdapat paling banyak mahsiswa yang mengatakan jam penayangan tempat dari hari senin sampai jumat pada puluk 20.00-2100 WIB sebanyak 51 responden


(28)

(63.0%), 23 responden (28.4%) yang mengatakan sangat tepat, terdapat 6 responden yang mengatakan kurang tepa dan 1 responden yang mengatakan tidak tepat.

Dengan demikian sebagian banyak responden 51 orang mengatakan sudah tepat karena jam penayangan lima kali dalam seminggu merupakan waktu yang tepat, setiap hari selama lima hari penonton dapat menonton tayangan hiburan “The Comment”. Responden yang merasa sudah sangat tepat sebanyak 23 orang mengatakan jam penayangan pada malam hari jam 20.00 WIB merupakan waktu yang sangat tepat, dimana merupakan waktu yang diluangkan oleh sebagian rang untuk beristirahat sambil menonton hiburan setelah seharian melakukan aktivitas diluar rumah. Sedangkan 6 responden yang mengatakan kurang tepat karena waktu penayangan yang terlalu sering lima kali seminggu sehingga mearasa cepat bosan. Sedikitnya yang mengatakan tidak tepat 1 orang rseponden merasa tayangan tersebut tidak meraik dan terlalu banyak waktu penayangan setiap minggunya.

Tabel 4.19

Program yang dikemas dengan Modern

Jawaban Frekuensi %

Tidak Modern 2 2.5

Kurang Modern 2 2.5

Modern 59 72.8

Sangat Modern 18 22.2

Total 81 100.0

Pada tabel 4.19 terdapat 2 responden (2.5%) yang merasa tayangan “The Comment” pada NET.TV tidak modern seimbang dengan jumlah respoden yang mengatakan kurang modern yaitu 2 responden (2.5%), sedangkan umlah yang paling dominan adalah responden yang merasa tayangan tersebut modern 59 responden (72.8%), dan terdapat 18 responden (22.2%) yang merasa sangat modern.

Rata-rata reponden yang merasa tayangan “The Comment” modern dan sangat modern karena dikemas berbeda dengan tayangan hiburan yang lain, dibawakan oleh pembawa acara yang lucu dan sesuai dengan gaya anak muda sekarang. Dimana lagu bulu janggut yang menjadi


(29)

tren dikalangan mahasiswa dan kata-kata sikat miring yag paling dikenal oleh mahasiswa dari tayangan ini.

Tabel 4.20

Kemampu Bersaing dengan Program Hiburan lain

Jawaban Frekuensi %

Kurang Mampu 7 8.6

Mampu 50 61.7

Sangat Mampu 24 29.6

Total 81 100.0

Kemampuan bersaing tayangan hiburan “The Comment” dengan tayangan hiburan yang terdapat pada stasiun televisi lain dapat dilihat pada tabel 4.20. Terdapat 50 responden yang mengatakan mampu, sangat mampu 24 responden (29.6%), kurang mampu sedikit 7 responden (8.6%) dan tidak terdapat mahasiswa yang mengatakan program ini tidak mampu bersaing.

Rata-rata responden mengatakan mampu 50 orang, karena mereka melihat tayangan ini berbeda dengan tayangan hiburan lainnya. Tayangan ini dikemas dengan cara yang berbeda dengan menampilkan video lucu ang disertaan dengan komentar pembawa acara yang menambah kelucuan dari tayang tersebut sehingga membuat penonton terhibur. Mahasiswa yang mengatakan sangat mampu 24 orang merupakan penonton setia dari tayangan “The Comment” sehingga mereka mengetahui semua isi acara yang etrdapat dilama tayangan. Hal-hal menarik dan unik yang didapatkan pada saat menonton tayanagan ini yang tidak mereka dapatkan pada tayangan hiburan pada stasiuntelevisi lain menjadikan tayangan ini mampu bersaing. Sedangkan mahasiswa yang mengatakan kurang mampu bersaing 7 oarang, karena mereka merasa tayangan tersebut terlalu biasa.

Tabel 4.21

Tayangan Hiburan yang sedang Ngetren dikalangan Anak Muda Jawaban Frekuensi %

Tidak Ngetren 2 2.5

Kurang Ngetren 8 9.9

Ngetren 49 60.5


(30)

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel 4.21 sedikitnya 2 responden (2.5%) yang mengatakan tayangan “The Comment” pada NET.TV tidak ngetren, 8 responden (9.9%) yang mengatakan kurang ngetren, sebanyak 49 responden (60.5%) yang mengatakan ngetren dan terdapat 22 responden (27.2%) yang mengatkan sangat ngetren dan disukai oleh anak muda pada umunya.

Responden rata-rata mengatakan tayangan tersebut ngetren 49 oarang, karena sesuai dengan anak muda, mulai dari komentar yanglucu, pelesetan kata-kata, lagu dan gaya joget yang unik serta bintang tamu yang terkenal. 22 responden mengatakn sangat ngetren karena pada umunya tayangan ini lebih banyak ditonton oleh anak muda terutama mahsiswa. Responden yang mengatkan kurang ngetren dan tidak ngetren karena tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.


(31)

III. Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU

Tabel 4.22

Tertarik pada Program "The Comment"

Jawaban Frekuensi %

Tidak Tertarik 1 1.2

Kurang Tertarik 8 9.9

Tertarik 58 71.6

Sangat Tertarik 14 17.3

Total 81 100.0

Ketertarikan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU teradap tayangan “The Comment” pada NET. TV bisa kita lihat pada tabel 4.22. sebanyak 58 orang rseponde (71.6%) yang tertarik dan 14 orang (17.3%) yang sangat tertarik, karena tayangan ini dapat menghibur dan sesuai dengan anak muda saat ini. Melalui pengemasan program hiburan yang berbeda dengan menampilkan video, gambar, komentar dan bintang tamu yang artis-artis ternama. Responden yang tidak tertarik terdapat 1 responden (1.2%) dan kurang tertarik 8 responden (9.9%), karena mereka kurang menyukai tayangan tersebut dengan alasan kurang menarik. Mereka merasa bosan dengan gambar dan video yang ditayangkan.

Tabel 4.23

Program Hiburan "The Comment" Dominan Diminati oleh Anak Muda Jawaban Frekuensi %

Tidak Diminati 1 1.2


(32)

Diminati 65 80.2 Sangat Diminati 12 14.8

Total 81 100.0

Berdasarkan tabel 4. 23 terdapat sebanyak 65 reponden (80.2%) yang mengatakan tayangan “The Comment” banyak diminati oleh anak muda, karena acara tersebut dikemas dengan konsep hiburan anak muda saat ini. Melalui joget, lagu dan pelesetan kata yang dibuat oleh pembawa acaranya. 12 responden (14.8%) mengatakan tayangan ini sangat diminati oleh anak muda, karena pada umunya mahasiswa banyak tau tentang kelucuan yang terdapat pada ayangan tersebut. Hanya 1 responden yang mengatakan tayangan tersebut tidak diminati oleh anak muda dan 3 responden mengatakan kurang diminati dengan alasan terlalu berlebihan dan membosankan.

Namun rata-rata mahsiswa dari 81 jumlah responden yang dijadikan sample mengatakan tayang “The Comment” pada NET.TV pada umunya diminati oleh anak muda. Karena pada umunya yang menonton adalah anak muda khusunya mahasiswa.

Tabel 4.24

Program Diterima Baik oleh Anak Muda yang Menotonnya

Jawaban Frekuensi %

Kurang Diterima 6 7.4

Diterima 59 72.8

Sangat Diterima 16 19.8

Total 81 100.0

Pada tabel 4.24 dapat dilihat tingkat penerimaan mahasiswa atau anak muda terhadap tayangan ini cukup diterima mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dengan jumlah responden 59 responden (72.8%). Terdapat mahasiswa yang mengatakan tayangan ini sangat diterima padakalangananak muda saat ini yaitu 16 responden (19.8%). Sedangkan responden yang mengatakan tayangan ini kurang diterima terdapat 6 reponden (7.4%).

Rata-rata tayangan ini diterima oleh anak muda, karena 81 jumlah responden tidak ada yang mengatakan tidak diterima. Tayangan “The Comment” sendiri mejadi tren tesendiri bagi


(33)

anak muda saat ini, baik melalui pelesetan kata-kata dan lagu bulu jangutnya yang menjadi teran dikalangan anak muda.

Tabel 4.25

Tayangan Baik Untuk Ditonton Jawaban Frekuensi %

Tidak Baik 2 2.5

Kurang Baik 7 8.6

Baik 61 75.3

Sangat Baik 11 13.6

Total 81 100.0

Pada tabel 4.25 dapat dilihat 61 reponden (75.3%) yang mengatakan tayangan “the comment” baik untuk ditonton, karena sifatnya yang menghibur. Penonton dapat terhibur dengan video dan gambar yang ditampilkan serta komnetar yang diberikan. Terdapat 11 responden(13.6%) yang mengatakan tayangan ini sangat baik untuk ditonton karena sangat menghibur, banyak kelucuan yang ditampilkan mampu mengundang tawa para penontonya. Sedangkan 7 responden (8.6%) yang mengatakan kurang baik untuk ditonton karena berlebihan dan membosankan. Sedangkan 2 responeden (2.5%) mengatakan hiburan yang ditampilkan tidak baik karena hiburan yang ditampilkan tidak mendidik.

3.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis tabel tunggal dan tabel silang yang telah dilakukan peneliti, maka dapat dilihat gambaran secara umum menenai persepsi mahasiswa FISIP USU dan tayangan hiburan “The Comment” pada Net TV.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan analisis table tunggal dan tabel silang yang telah dilakukkan peneliti, maka dapat dilihat gambaran secara umum mengenai persepsi mahasiswa FISIP USU dan tayangan


(34)

hiburan “The Comment” di NET.TV. Bila dikaitkan dengan teori S-O-R, Elemen utama dari teori ini adalah pesan (Stimulus), penerima atau komunikan (Organisme), dan efek (Respons).

Teori ini menjelaskan tentang efek komunikasi massa yang merupakan reaksi terhadap stimuli yang diterima oleh audiens atau penonton baik melalui media massa atau non media. Degan demikian akan tapak terlihat kaitan erat produksi media dengan reaksi audience. Tayangan yang ditampilkan oleh media yang kemudian di konsumsi oleh publik akan menimbulkan reaksi dari public itu sendiri berdasarkan pemahaman mereka. Reaksi yang diberikan berupa: opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

para responden mendapatkan stimuli dari apa yang mereka lihat dan dengarkan melalui tayang tersebut yang menimbulkan respon. Berbagai stimuli yang didapatkan responden, menjadikan tayangan “The Comment” menjadi salah satu tayangan hiburan yang menarik perhatian mahasiswa dan anak muda pada umumnya. Konsep acara yang menghibur memberikan stimuli yang mempengaruhi persepsi responden terhadap tayangan “The Comment” sendiri. Dengan aktif para responden menonton dan mempelajari pengemasan tayangan hiburan tersebut baik melaui presenter, video dan gambar yang ditampilkan serta komentar dengan mengunakan kata-kata yang menghibur. Melalui stimuli yang mereka dapatkan, responden mampu menjelskan pendapat mereka tentang tentang tayangan hiburan “The Comment”.

Khalayak penonton dari tayangan ini yang pada umumnya merupakan anak muda khususnya mahasiswa. Tayangan “The Comment” mampu memberi rangsangan, menampilkan isi acra yang dikemas berbeda dengan tayangan hiburan lainnya, memberi pemahami serta menarik perhatian responden. Setelah responden memhami dan tertarik maka terbentuklah presepsi positif tentang ketertarikan mereka dalam menonton “The Comment”, yang dapat benar-benar menghibur mereka.

Ketika kabanyakan responden mahasiswa memiliki persepsi yang baik dan merasa tertarik terhadap tayangan ini, maka dapat dikatakan tayangan ini mampu menghibur. Dengan mengikuti perkembangan tayangan hiburan yang ada saat ini “The Comment” menjadi salah satu tayangan hiburan yang mampu bersaing menarik perhatian mahasiswa, sehingga kebutuhan khalayak akan tayangan yang menghibur dapat temukan pada tayangan “The Comment”. Hal ini dapat dilihat saat mereka meluangkan waktu untuk menonton tayangan ini. Namun sebaliknya, jika mahasiswa sudah memiliki persepsi yang buruk terhadap tayangan hiburan pada media tersebut, maka akan sulit untuk menarik perhatian mahasiswa untuk menonton. Hal ini sesuai


(35)

dengan teori S-O-R yang menyatakan stimuli yang didapatkan oleh orang yang menonton akan menimbulkan reaksi atau respon, sehingga mahasiswa dapat menjelaskan respon mereka dari stimuli yang mereka dapatkan saat menonton tayangan “The Comment”.

Presepsi responden terjadi melalui rangsangan dari luar individu melalui pengindraan yang mempengaruhi kognisi dan pikiran ketika menginterpretasikan suatu informasi sensorik yang menimbulkan rasa emosional khusunya terhadap tayangan hiburan “The Comment”. Rasa emosional yang mampu membuat reponden terhibur atau tertawa dan bahagia saat menonton tayangan tersebut. Persepsi mahasiswa terhadap tayangan ini adalah kesukaan beberapa mahasiswa terhadap pembawa acra yang mampu membuat bahan tertawa para penontonya yaitu the dandies, komentarnya terhadap video dan gambar yang lucu-lucu, mampu menghadirkan bintang tamu yang tidak kalah menghibur juga pada tayngan hiburan “The Comment” di NET.TV.

Dalam penelitian ini, sebanyak 46 responden (56.8%) yang kurang sering atau hanya 2-3 kali seminggu (table 4.3) menonton tayangan “The Comment”. Hal ini bukan karena mereka kurang menyukai, namun disebabkan oleh waktu luang untuk menonton yang mereka memilki tidak setiap harinya dimanfaatkan untuk menonton tayangan “The Comment”. mereka menyukai tayangan ini dngengan pembawa acara yang mampu menarik perhatian responden melalui tingkah laku dan komentar-komentar mereka.

Pada analisis table silang 4.20 dijelaskan kemampuan tayngan ini bersaing dengan tayangan hiburan lain. 50 responden (61.7%) yang menyatakan tayngan “The Comment” mampu bersaing dengan tayangan hiburan yang ada pada stasiun televisi lain. Hal ini dapat dilihat dari pengemas tayangan hiburan “The Comment” dikemas berbeda dengan tayangan hiburan lainnya. Tayangan ini disesuaikan dengan tren anak muda saat ini yang menyukai acara hiburan yang menarik dan tetep berkualitas.

Pendapat sebagian besar responden, tayangan “The Comment” di NET.TV telah berhasil menyajikan tayangan yang menghibur, mulai dari pengemasan acara hiburan yang khas dengan pembawa acaranya dan menampilkan video serta gambar yang lucu. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa rata-rata mahasiswa FISIP USU yaitu sebanyak 55 responden (67.9%) menyatakan bahwa mereka terhibur saat menonton “The Comment” (table 4.24). karena melalui komentar-komentar dan tingkah laku the dandies mampu mengundang tawa para respoden yang menonton serta tidak lari dari konsep hiburan. Karena banyak tayangan hiburanb yang kehilangan konsep


(36)

menghibur, lebih kepada melecehkan seseorang yang dianggap sebagai suatu hal yang ditertawakan.

Pada table 4.26 dijelaskan gambaran mengenai tayangan “The Comment” yang diterima dengan baik oleh anak muda khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU sebanyak 59 responden (72.8%). Mereka menyatakan tayangan ini menjadi tren bagi anak muda saat ini dengan plesetan kata-kata yang lucu dan menarik, lagu bulu jangut yang khas melekat pada penontonnya.

Pada table 4.27 dijelaskan gambaran mengenai apakah tayangan “The Comment” baik untuk ditonton atau tidak. Sebanyak 61 orang (75.3%) dari 81 responden yang menyatakan baik untuk ditonton. Karena tayangan ini bersifat menghibur dan dapat menghibur mahasiswa, mampu mengundang tawa para responden saat menontonya dengan hiburan yang berkualitas tanpa ada unsur mengejak atau melecehkan. Dalam penelitian ini, sebanyak 46 responden (56.8%) yang kurang sering atau hanya 2-3 kali seminggu menonton tayangan “The Comment” menyatakan tayangan ini baik untuk ditonton. Walaupun mereka kurang sering menonton, tetepi mereka pernah menonton tayangan “The Comment”, sehingga mereka mengetahui konsep hiburan yang ditampilkan atau disajikan pada tayangan tersebut yang cukup baik. Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU menyukai tayangan hiburan dan mampu membedakan tayangan hiburan yang baik untuk ditonton dan tayangan hiburan yang kurang baik untuk ditonton.


(37)

BAB V

SIMPULAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan mengenai Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Tayangan ”The Comment” di NET.TV, maka dapat ditarik kesimpilan sebagai berikut:

1. Isi tayangan “The Comment” di NET.TV adalah program hiburan yang dikemas dengan tema komedi dengan menampilkan gambar dan video yang akan dikomentari oleh dua orang pembawa acara, yaitu penyampaian pelesetan kata-kata dan gaya khas dari pembawa acara dalam mengomentari dan membawakan acara. Komentar yang disampaikan serta gambar dan video yang ditampilkan mampu menghibur para penonton, yang pada umunya anak muda. Program ini memiliki trend yang sesuai dengan anak muda saat ini, yaitu kata-kata khas seperti “sikat miring” dan lagu “bulu jangut” yang menjadi tren dikalangan pengemar tayangannya. Selain itu juga gaya bahasa dan tingkah kocak yang ditampilkan tidak kalah menghibur dan menarik perhatian. Kualitas tayangan hiburan ini, memiliki mutu yang menghibur tanpa ada unsur pelecehan kata-kata dan tingkah laku yang ditampilkan oleh aktor dan artis yang terlibat didalamya, menyebabkan mahasiswa ILMU KOMUNIKASI USU tertarik menonton tayangan ini. Penyajian tayangan hiburan “The Comment” yang bermutu berbeda dengan kualitas tayangan hiburan yang bersifat komedi pada stasiun televisi swasta lainnya, hal ini diangap baik oleh sebagian besar mahasiswa ILMU KOMUNIKASI FISIP USU agar publik terutama anak muda mengkonsumsi tayangan hiburan yang berkualitas. 2. Persepsi mahasiswa ILMU KOMUNIKASI FISIP USU terhadap tayangan “The Comment”

di NET.TV ialah memberikan persepsi yang positif, dimana mereka terhibur dengan konsep acara yang ditampilkan, yaitu melalui tingkah lucu dan pelsetan kata pembawa serta video dan foto yang ditampilkan. Hal ini terlihat bahwa bagaimana tim kreatif dari acara tersebut berusaha semaksimal mungkin menampilkan tayangan yang dapat menarik perhatian anak muda. Dimana tayangana ini merupakan tayangan hiburan yang baru bila dibandingkan tayangan hiburan yang bersifat komedi lainnya. Sebagai pendatang baru tayangan ini mampu bersaing serta dapat menampilkan kualitas hiburan yang baik, dimana jam penayangan yang dari hari senin sampai jumat tidak mebuat para penonton bosan atau jenuh, bahkan durasi


(38)

satu jam penayangan tayangan ini dianggap oleh sebagian mahsiswa terlalu singkat. Mahasiswa ILMU KOMUNIKASI FISIP USU yang merupakan penonton yang selektif dalam mengkonsumsi tayangan yang berkualitas termasuk tayangan hiburan, pada umumnya menyukai tayangan ini. Beberapa dari mereka senang dengan pembawa acarnya danang dan darto, ada juga yang menyukai gambar dan video yang ditampilkan serta komentar-komentar yang diberikan, karena mampu mengundang tawa para penontonya. Mereka berharap tayangan ini tetap mampu mempertahankan kualitas mutu hiburan yang baik dan menarik, sehingga tayangan ini dapat bertahan lama. Selain itu program acara yang ada pada televisi dapat meningkatkan mutunya khusunya tayangan hiburan yang terkadang tidak mendidik, yaitu tayangan hiburan yang mengundang tawa para penonton dengan tingkah actor atau artis yang mengandung pelecehan dengan kata-kata atau tingkah mereka.

5.2 Saran Responden Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa ILMU KOMUNIKASI FISIP USU, mereka berharap agar pembawa acara pada tayangan “The Comment” yaitu the dandies tetap mampu menghibur penonton dengan tingkah yang berbeda kocak dan kata-kata pelesetan mereka dan memberikan sesuatu yang berbeda pada setiap penayangan, karena ketika penonton terlalu sering menonton tayangan tersebut akan merasa bosan dengan tingkah dan kata-kata yang itu-itu saja. Selain itu mereka berharap, semakin banyak tayangan hiburan yang berkualitas diproduks i oleh stasiun televisi lainnya, yang sesuai dengan fungsinya yang menghibur seperti tayangan “The Comment”. Karena, keberhasilan suatu tayangan tidak hanya dilihat dari banyaknya audiens yang menonton namun juga tidak terlepas dari kualitasnya, walau hal ini sering diabaikan oleh penonton dan media.

5.3 Saran Dalam Kaitan Akademis

Diharapkan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian koreasional kuantitatif maupun kualitatif, agar memperkaya penelitian baik tentang persepsi mahsiswa maupun media yang akan diteliti dari segi yang berbeda. Maka dengan adanya penelitian yang berbeda atau keberagamaan penelitian yang ada akan memberikan kontribusi bagi orang lain untuk menjadikan penelitian tersebut sebagai refrensi penelitian yang akan memperkaya khasanah para calon peneliti berikutnya.


(39)

5.4 Saran Dalam Kaitan Praktis

Program “The Comment” di NET.TV sebagai sebuah sebuah tayangan hiburan publik, sebaiknya tidak hanya menjangkau sekmen penonton anak muda namun juga orangtua, karena tayangan ini sulit untuk dicerna oleh kalangan orang tua. Karena program ini seharusnya mampu menjangkau publik yang merupakan dari berbagai kalanga.

DAFTAR PUSTAKA

Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media

2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kancana

2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Keijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Rmaja Rosdakarya.


(40)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi. Proposisi-proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori terdiri atas beberapa konsep yang terjalin dalam hubungan sebab akibat. Teori juga merupakan suatu penjelasan yang sistematis untuk mengobservasi fakta-fakta yang berkaitan dengan aspek tertentu dalam kehidupan (Khusyairi, 2006:37).

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk atau konsep, defenisi, dan proposisi yang mengemukakakn pandangan sistematis tentang gejala dan menggambarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono,2006 : 43).

Herbert Blumer mengatakan bahwa teori, riset, dan fakta empiris terlibat dalam suatu hubungan yang erat, dimana teori membina riset, riset mencari dan memisahkan fakta-fakta dan fakta-fakta memengaruhi teori (Kriyantono, 2006: 44). Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini yaitu Komunikasi, Komunikasi Massa, Televisi, Program dan S-O-R

.

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama,” communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to meke common) (Mulyana, 2007: 46). Membuat Sama yang dimaksud adalah membuat kebersamaan antara individu yang melakukan interaksi antara satu dengan yang lain.


(41)

Seorang ahli sosiologi, ahli psikologi, dan ahli politik di Amerika Serikat Carl I. Hovland berpendapat komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals) (Effendi, 2006: 10). Namun dalam mengubah prilaku seseorang dibutuhkan komunikasi yang komunikatif, yang memiliki kesamaan makna antara kedua orang atau lebih yang terlibat.

Sedangkan Shannon dan Weaver mengungkapkan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi (cangara, 1998: 19).

Harold Lasswell mengatakan cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatkan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). lasswell menjelaskan proses dari komunikasi yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Paradigma Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

 Komunikator (communicator, source, sender)  Pesan (Message)

 Media (channel, media)

 Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)  Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendi, 2006: 10).

Dari berbagai pendapat yang dijelaskan diatas tentang definisi komunikasi, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi pada umumnya merupakan suatu proses penyampaian pikiran atau persaan oleh seseorang (kominikator) kepada orang lain (komunikan) dalam bentuk informasi berupa pesan, baik secara langsung ataupun melalui media, yang akhirnya menimbulkan efek atau umpan balik dari komunikan yang menerima informasi tersebut. Umpan balik yang diberikan tentunya berdasarkan pemaknaan pesan yang ditangkap oleh komunikan dari kejelasan penyampaian informasi yang diberikan oleh komunikator.


(42)

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secra primer dan secara skunder (onong 2006: 11).

1. Proses Komuniaksi Secara primer: proses penyampaian pikiran dan perasaan seserang kepada yang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Seperti, bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebaginya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti ia menginformasikan pikiran dan perasaannya kedalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian menjadi giliran komunikan untuk mengawa-sandi (decode) pesan dari komunikator itu. Ini berarti ia menafsirkan lambing yang mengandung pikiran dan perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertiannya. Umpan balik yang diberikan komunikan berlangsung seketika baik secra verban dan nonverbal, serta bersifat tatap muka.

2. Proses Komunikasi secara skunder: penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan mengunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, televisi, surat kabar, film dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. umpan balik dalam komunikasi ini bersifat tertunda. Proses komunikasi ini merupakan sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Proses komunikasi ini mengunakan media massa (massmedia) dan media nirmassa atau nonmassa (non-mass media).

Proses komunikasi yang ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Managemnet, berdasarkan paradigm Harold Lasswell sebagai berikut:

Sender Encodin Message Decodin Receiver

Noise


(43)

Gambar 2. 1 Proses Terjadinya Komunikasi (Sumber : Effendy, 2006: 18)

Unsur-unsur dalam proses komunikasi, Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:

- Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

- Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.

- Message : Isi informasi yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikatror.

- Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke pada komunikan.

- Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikasi menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

- Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

- Response : Tanggapan, seperangakat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan

- Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

- Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikator kepadanya.

Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa (Cangara, 1998). Hampir dalam segala aspek kehidupan manusia berkaitan dengan komunikasi.

Manusia tidak akan dapat berhubungan dengan orang lain tanpa adanya komunikasi. Manusia itu sendiri membutuhkan hubungan dengan orang lain dan lingkungannya, karena manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan oran lain dalam pemenuhan kebutuhanya. Komunikasi merupakan hal yang mendasar dalam memenuhi kebutuhan sosial manusia.

Komunikasi mepengaruhi hubungan antara individu. Hubungan yang baik tentunya tidak akan terlepas dari komunikasi yang baik juga, dan sebaliknya. Ketika kita menjalin komunikasi


(44)

yang baik, perbedaan yang ada seperti budaya, agama, suku, ras, usia, status sosial, bahkan jarak bukanlah suatu hambatan untuk menjalin hubungan sosial antar individu. Dengan teknologi komunikasi yang semakin maju komunikasi tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka namun juga dengan menggunakan berbagai macam media.

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin maju dan modern saat ini, orang-orang tertarik melakukan komunikasi melaui berbagai media yang memberikan ruang komunikasi yang menarik. Seperti obrolan pada handphone dan dunia maya (facebook, twitter, yahoo massenger, dll) yang memberikan pengalaman dan kepuasaan tersendiri bagi penggunanya dalam berkomunikasi melalui media walaupun tanpa tatap muka. Komunikasi tatap muka juga tidak kalah penting dan lebih efisien.

Tidak dapat kita pungkiri komunikasi yang baik dapat meneyelesaikan permasalahan sosial yang ada di tengah-tengah lingkungan sosial kita. Karena tidak jarang permasalahan sosial yang muncul disebabkan karena komunikasi yang kurang baik dan tidak tepat. Maka sebagai mahluk sosial tentunya manusia tidak terlepas dari komunikasi, komunikasi mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi merupakan proses sosial dimana individu-individu mengunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard dan Lynn, 2008: 5).

Komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, mulai dari dulu sampai saat ini. kebutuhan tersebut juga didukung dengan berbagai media yang ada, media yang dapat menjangkau khalayak atau media yang sudah sering digunakan oleh khalayak pada umunya. Media tersebut akan membantu khalayak memenuhi kebutuhan mereka akan informasi di luar dan di dalam lingkungan mereka. Media yang menjangkau khalayak banyak, sering disebut dengan media massa. Media yang memberikan berbagai informasi menarik kepada khalayak banyak disebut dengan komunikasi massa.

2.1.1.2 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Komunikasi yang dilakukan setiap orang tentunya tidak terlepas dari tujuan dan fungsi, mengapa manusia melakukan komunikasi dan untuk apa manusia berkomunikasi. Dalam kehidupan nyata secara ideal, tujuan komunikasi bisa mengasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.


(45)

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah prilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan, ketika komunikator memilih waktu yang tepat, bahasa yang mudah dimengerti, sikap dan nilai yang ditampilkan agar sesuai dengan kolompok komunikanya, sesuai tujuan komunikasi. Komunikator berusaha mempengaruhi sikap komunikan melalui pesan yang diberikan, dengan harapan setelah menerima pesan tersebut sikap komunikan dapat berubah sesuai yang diinginkan. Dalam kehidupa sehari-hari kita berusaha mempengaruhi orang disekitar kita agar orang lain bersikap positif terhadap pesan yang kita sampaikan sesuai keingginan kita.

Isi pesan memberikan pemahaman yang kemudian dapat mengubah pendapat komunikan terhadap suatu informasi yang diterima. Setelah komunikan memilki pemahaman yang baik maka akan berlanjut kepada tindakan atau sikap. Ketika seorang guru berpidato tentang pentingnya kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya kepada muridnya, murid-murid tersebut akan memahami bagaimana pentingnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Pemahaman mereka akan berlanjut ke pada aksi yang mereka lalukan yaitu menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya. Melalui aksi atau sikap yang mereka berikan terjalin hubungan yang baik diantara murid-murid untuk menjaga kebersihan.

Memelihara hubungan dengan orang-orang disekitar kita teman, keluarga, dosen, guru dan lain-lain, tidak terlepas dari komunikasi yang baik. Dimana komunikasi tidak hanya dari kata-kata yang keluar dari mulut komunikator. Namun juga tampak dari apa yang kita lakukan, sehingga apa yang kita lakukan dapat mengundang orang lain untuk menafsirkanya. Persaan, keadaan dan suasana hati yang kita alami dapat digambarkan melalui komunikasi non verbal. Maka tak mengherankan bila gerak gerik dan perilaku kita dapat diartikan oleh orang-orang yang ada disekitar kita, yang juga mempengaruhi hubungan kita dengan mereka. Pentingnya tingkat kesengajaan tersebut mempengaruhi serta mempermudah tercapainya tujuan komunikasi.

Sedangkan fungsi kmunikasi secara umum, menurut Wilbur Scramm (1974), tujuan komunkasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan (Fajar, 2009: 62) yakni:

1. Tujuan Komunikasi dari sudut Kepentingan Sumber/Pengirim/Komunikator  Memberikan informasi


(46)

 Mendidik

 Menyenangkan/menghibur

 Menganjurkan suatu tindakan/persuasi

2. Tujuan Komunikasi dari sudut Kepentingan Penerima/Komunikan  Memahami informasi

 Mempelajari  Menikmati

 Menerima atau menolak anjuran

Fungsi tersebut menjelaskan sudut kepentingan sumber yang memberikan informasi melalui pesan kepada penerima. Informasi yang sesuai tujuan yang inggin dicapai, didalanya ada didikan (pesan yang mendidik) seperti nasehat orangtua kepada anaknya, hiburan (pesan yang dapat menghibur) seperti acara komedi pada televisi dan pengaruh (pesan yang mempengaruhi) seperti iklan layanan masyarakat. Sedangkan sudut kepentingan penerima memahami isi pesan dan informasi, mempelajari pesan tersebut, menikmatinya dan sampai kepada peneriman. Jikalau komunikan merasa itu baik maka akan diterima dan sebaliknya atau ditolak.

2.1.1.3 Ganguan dalam Komunikasi

Ganguan dalam komunikasi merupakan suatu keadaan diaman proses berlangsungnya komunkasi tidak berjalan dengan baik dan yang diinginkan. Ganguan komunikasi dapat terjadi dari unsur-unsur yang terdapat didalam komunikasi. Menurut Shannon dan Weaver (1949) ganguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengangu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif (Cangara, 2006: 131). Ada beberapa hambatan dalam komunikasi (Fajar, 2009: 62) diantaranya ialah:

1. Hambaan dari proses komunikasi

 Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan atau kepentingan.

 Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, symbol yang


(47)

dipergunakan antra si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

 Hambatan media adalah hambatan yang terjadi dalam pengunaan media komunikasi, misalnya ganguan suara radiao dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

 Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/mendengar pesan.

 Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak jelas atau tidak tepat waktu.

1. Hambatan fisik

 Gangguana kesehatan

 Putusnya jaringan listrik dan telekomunikasi 2. Hambatan semantik

 Pengunaan kata-kata yang kurang tepat, tidaj jelas atau berbelit-belit. 3. Hambatan psikoogis.

 Dampak traumatik, adanya pengalaman trauma dengan suatu kejadian yang pernah dialami baik dari pihak komunikan maupun komunikator.

 Faktor prasangaka, penilaian yang sejak awal sudah tertanam dalam diri komunikan terhadap komuniator.

Ganguan komunikasi diatas dapat berdapak pada feedback yang tidak sesuai dengan yang diingikan oleh komunikator. Walau tidak semua kamunikasi berjalan tanpa hambatan, namun tergantung bagaimana hambatan tersebut dapat ditanggulangi dengan baik.

2.1.2 Komunikasi Massa

2.2.4.3 Definisi Komunikasi Massa

Yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa. Istilah mass communication (tanpa s) adalah prosesnya, yakni proses komunikasi melalui media massa sedankan communicatios (pakai s) sama dengan mass media atau dalam bahasa indonesianya media massa. (Effendy, 2006:20).

Komunikasi massa merupakan komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun elektronik. komunikasi massa, komunikasi yang mengunakan media sebagai saluran


(1)

10. Seluruh Komponen pelayanan UKM KMK UP PEMA FISIP baik AKK, PKK, TPP dan Alumni atas dukungan, doa dan bimbingan yang mengajari peneliti menjadi alumni yang berkualitas.

11. Keluarga besar Departeman Ilmu Komunikasi stambuk 2009 dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulis skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan saran yang membangun. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, 17 Janwari 2014


(2)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatra Utara, saya bertanda tangan di bawah ini: Nama : Norasina Lestari Pandia

NIM : 090904104 Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Sumatra Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetauan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatra Utara Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Persepsi Mahasiswa Terhadap NET.TV (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Terhadap Tayangan “The Comment” di NET.TV) beserperangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti NonEkslusif ini Universitas Sumatra Utara berhak menyimpan, mengalih media-formatkan, mengelola dalam bentuk pengkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik nhak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan

Pada Tanggal : 17 Janwari2014

Yang Menyatakan

\


(3)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Terhadap Tayangan “The Comment” (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Persepsi Mahasiswa FISIP USU Terhadap Tayangan “The Comment” di Stasiun Televisi Swasta Baru Net.TV). Tujuannya adalah Untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan Tayangan “The Comment” di Stasiun Televisi Swasta Baru Net.TV. Teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Komunikasi, Komunikasi Massa, Televisi, Program, Persepsi dan S-O-R. Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Program reguler S1 Stambuk 2010, 2011 dan 2012 berjumlah 421 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane, dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, diproleh 81 orang. Populasi dikelompokan berdasarkan strata dan memiliki kriteria tertentu, sehingga digunakan teknik stratified propotional sampling dan purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui dua cara yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research). Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 27 soal bersifat semi terbuka. Adapun teknik analisis data mengunakan analisis table tunggal dan analisis table silang. Hasil yang diproleh dari penelitian ini berdasarkan stimuli yang diterima oleh mahsiswa dalam menonton serta repons yang diberikan terhadap tayangan hiburan pada satasiun televisi swasta baru Net menbentuk persepsi yang positif bahwa, Tayangan “The Comment” mampu memberikan tayangan yang berkualitas, mengibur serta dikemas berbeda dengan tayangan hiburan pada umumnya serta baik untuk ditonton.


(4)

Persepsi, Tayangan “The Comment”, Teori S-O-R

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……… iii

HALAMAN PENGESAHAN………... iv

KATA PENGANTAR……….. v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………. Viii ABSTRAK……….. x

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR GAMBAR……….. xv

DAFTAR TABEL……….. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 5

1.3 Pembatasan Masalah ……….. 5

1.4 Tujuan Penelitian………. 6

1.5 Manfaat Penelitian……….. 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2. 1 Kerangka Teoritis……… 7

2.1.1 Komunikasi……… 7

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi………. 7

2.1.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi……… 12


(5)

2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa………...…… 15

2.1.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa……… 19

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa……….. 20

2.1.3 Televisi Sebagai Media Massa……… 23

2.1.3.1 Pengertian Televisi……… 23

2.1.3.2Perkembangan Televisi Indonesia……… 25

2.1.3.3 Fungsi komunikasi……….………. 27

2.1.3.4 Program Siaran Pada Televisi………...…. 28

2.1.3.5 Elemen Keberhasilan Suatu Program ……….. 31

2.1.4 Persepsi………. 34

2.1.4.1 Definisi Persepsi………. 34

2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi……….. 35

2.1.4.3 Proses Terjadinya Persepsi………. 37

2.1.4.4 Sifat-sifat Persepsi……….. 39

2.1.4.5 S-O-R Theory (Teori S-O-R) ………. 42

2.2 Kerangka Konsep……….……... 44

2.3 Konsep Penelitian……… 44

24 Definisi Operasional………. 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 48

3.1.1 Sejarah Singkat Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU……… 48

3.1.2 Visi Ilmu komunkasi FISIP USU………. 50

3.1.3 Misi FISIP USU……… 50

3.1.4 Net Mediatama Indonesia………... 51

3.2Metode Penelitian………. 53

3.3 Populasi dan Sampel……….. 53

3.3.1 Populasi……….. 53

3.3.2 Sample……… 54

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel……… 55

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 56


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Pelaksanaan Penelitian……….. 58

4.1. 1 Tahapan Pengumpulan Data ………. 58

4.1.1.1 Penelitian Kepustakaan (Library Research)………. 58

4.1.1.2 Penelitian Lapangan (Field Research)………. 58

4.1.2 Tahapan Pengolahan Data………... 60

4.2 Analisis Tabel Tunggal……… 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 83

5.2 Saran Responden Penelitian………. 84

5.3 Saran Dalam Kaitan Akademis……… 85