LAPORAN KERJA PRAKTEK TEKNIK SIPIL UNIVE

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air.
Jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang sosial, ekonomi,
politik, strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga keadaan jalan dan jaringanjaringan jalan bisa dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan
kemajuan ekonomi suatu bangsa.Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini
banyak kerusakan baik yang diakibatkan oleh faktor alam maupun faktor manusia
dalam hal ini kendaraan,sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna
memenuhi kebutuhan lalu lintas yang lebih tinggi.
Desa Jumantan yang termasuk Kawasan Kecamatan Muara Sabak Barat
berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.Dikawasan ini terdapat lahan
potensial yang cukup luas untuk dikembangkan di bidang agribisnis maupun
agroindustri. Jenis komoditas yang potensial untuk dikembangkan dikawasan ini
yaitu karet dan kelapa sawit.
Kegiatan Peningkatan Jalan Talang Babat Jumantan yang dilaksanakan oleh
PT. SINAR UTAMA INDAH LESTARI ABADI selaku pemenang tender
pekerjaan tersebut. Sumber dana pekerjaaan tersebut diperoleh dari Dana Alokasi

Khusus (DAK) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2015yang berjumlah Rp

1

5.331.325.000,-( Lima Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Juta Tiga Ratus Dua
Puluh Lima Ribu Rupiah). Panjang ruas jalan yang dikerjakan sepanjang 2,5 km
dengan lebar jalan 4 m dan 4,5 m.
1.2 Tujuan Kegiatan
Tujuan Proyek ini adalah untuk melancarkan sarana dan prasarana agar
menunjang perekonomian masyarakat disekitar desa Jumantan kecamatan Muara
Sabak Barat, mengingat akses jalan tersebut digunakan untuk keluar masuk mobil
dan truk pengangkut hasil panen karet dan kelapa sawit. Maka dalam pelaksana
pekerjaan peningkatan jalan sangat mengutamakan faktor keamanan dan kekuatan
perkerasan jalan dengan harus memperhatikan kualitas material yang digunakan,
agregat kelas B dan A sebagai lapis pondasi, asphalt concrete - binder course
(AC-BC) sebagai lapis aus.
1.3. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
1.3.1. Maksud Kerja Praktek
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi
persyaratan kurikulum Strata Satu (S1) jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Batanghari Jambi. Selain itu Kerja Praktek di lapangan juga
dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan pelaksanaan pembuatan jalan di
lapangan, khususnya pekerjaan jalan dengan metode perkerasan lentur didaerah
Desa Jumantan Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Adapun maksud dari kerja praktek ini antara lain :
1.Agar dapat mengaplikasikan teori yang ada di bangku kuliah dengan
pelaksanaan di lapangan.

2

2. Agar dapat mempelajari permasalahan-permasalahan yang timbul dalam suatu
pelaksanaan proyek di lapangan dan solusi untuk pemecahan dari permasalahan
tersebut.
3. Agar dapat memberikan pengalaman visual dan pengenalan bagi Mahasiswa
tentang suatu kegiatan pembangunan fisik yang nyata beserta segala aspeknya,
yang meliputi aspek kerekayasaan, kontraktual dan administratif serta tata cara
pelaksanaan di lapangan sehingga Mahasiswa mempunyai pengetahuan dan
pemahaman atas permasalahan tersebut.
1.3.2 .Tujuan Kerja Praktek
1. Untuk menimba ilmu dan pengalaman bagi Mahasiswa Teknik Sipilsebagai

bekal untuk memasuki dunia kerja dibidang pembangunan jalan aspal.
2. Untuk mengetahui pengelolaan dan pengorganisasian suatuManajemen Proyek
Konstruksi.
3. Untuk meninjau tata cara pekerjaan bangunan jalan aspal.
1.4 Metodologi Kerja Praktek
Dalam Pelaksanaannya,metodologi kerja praktek yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Literatur
Penyusun memanfaatkan literatur - literatur yang berkaitan dengan tema
pelaksanaan kerja praktek lapangan. Dalam bentuk buku, laporan dan mengambil
data dari media internet.
2. Studi Lapangan

3

Penyusun datang langsung kelapangan / lokasi proyek untuk mengamati,
mengambil data,dan mendokumentasikan kegiatan yang dilakukan dilokasi
pengerjaan proyek tersebut.
3. Wawancara
Untuk lebih memperjelas prosedur kegiatan yang dilakukan dilokasi

proyek,penyusun

melakukan

wawancara

langsung

dengan

pengawas

lapangan,pekerja,serta kontraktor yang berada dilokasi proyek.
1.5. Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis mengamati pekerjaan perkerasan
jalan yang berlangsung selama 4 bulan. Oleh karena keterbatasan waktu tersebut,
maka dalam penulisan laporan kerja praktek ini tidak semua proses pekerjaan
dapat ditinjau secara keseluruhan.Adapun kandungan isi laporan kerja praktek ini
dibatasi sejauh yang dapat diamati dan dipelajari selama mengikuti Kegiatan
Kerja Praktek ini yaitu meliputi pekerjaanPeningkatan Jalan Desa Jumantan :

1. Perkerasan pondasi agregat kelas B dan A.
2. Perkerasan aspal.
Dalam laporan kerja praktek ini penulis memfokuskan pada pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan pada waktu kerja praktek.Pelaksanaan Pekerjaan
Peningkatan Jalan Desa Jumantan Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.

BAB II
MANAJEMEN PROYEK

4

2.1. Tinjauan Umum
Kemajuan dalam kegiatan industri pada beberapa aspek memerlukan
manajemen atau pengelolaan yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan,
keekonomisan, keterpaduan, kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang
tinggi dalam rangka mendapatkan hasil akhir yang sesuai harapan.
Manajemen merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam mencapai

tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Manajemen bertujuan mendapatkan
metode atau cara teknis yang paling baik agar dengan sumber-sumber daya yang
terbatas diperoleh hasil maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan,
dan keselamatan kerja secara komprehensif.
Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara
teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalam
hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja.
Proyek gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material,
peralatan dan modal atau biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi
sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Dari semua uraian di atas, dapat diartikan bahwa manajemen proyek adalah
penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik
dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang

5

telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu
dan waktu, serta keselamatan kerja.
Masing-masing proyek biasanya mempunyai karakteristik tersendiri dalam

hal kegiatan yang dilakukan, tujuan dan sasaran, serta produk akhir, yang dalam
hal ini proyek yang bergerak dibidang konstruksi.
Pada proyek konstruksi, kegiatan utamanya adalah studi kelayakan, design
engineering, pengadaan dan konstruksi, hasilnya berupa pembangunan jembatan,
gedung, pelabuhan, jalan raya dan sebagainya, yang biasanya menyerap
kebutuhan sumber daya yang besar serta dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.
(Abrar Husen, 2008)
Unsur-unsur manajemen :
1. Perencanaan, kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari
bangunan yang akan dibangun, termasuk gambar-gambar rencana lengkap dengan
persyaratan teknis yang diperlukan.
2. Pengorganisasian, berupa kegiatan dan penyusunan organisasi yang akan
melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja antara unsurunsur organisasi yang antara lain terdiri dari : Pemilik Proyek, Konsultan
Perencanaan, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana.
3. Pelaksanaan, kegiatan pelaksanaan meliputi pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dalam rangka mewujudkan bangunan yang direncanakan.
4. Pengendalian,kegiatan pengendalian pekerjaan dilapangan agar tidak terjadi
penyimpangan pekerjaan, dimana dalam pengawasan bisa dibuat laporan-laporan
yang menerangkan tentang kemajuan pekerjaan.


6

2.2.Struktur Organisasi Pelaksanaan Proyek
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek. (Abrar Husen, 2008).
Agar proses pelaksanaan pembangunan proyek dapat berlangsung dengan baik,
dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan
menggambarkan hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal
yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Biasanya, struktur organisasi
formal akan menunjukkan hal-hal berikut :
a. Macam pokok-pokok kegiatan organisasi.
b. Pembagian menjadi kelompok atau sub-sistem.
c. Adanya hierarki, wewenang, dan tanggung jawab bagi kelompok dan
pimpinan.
d. Pengaturan kerjasama, jalur pelaporan, dan komunikasi, meliputi jalur vertikal
dan horizontal. (Imam Soeharto,1995)
Suatu proyek adalah kegiatan terorganisir, menggunakan sumber-sumber
yang dijalankan selama jangka waktu tertentu/terbatas yang mempunyai titik awal

saat dimulai dan titik akhir saat selesai. Adapun pihak-pihak yang ikut serta dalam
struktur organisasi pelaksanaan proyek ini terdiri atas Pemilik Proyek, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana.

7

A. Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana,
memberi tugas pada seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan
yang ditetapkan. (Abrar Husen, 2008)
Pada proyek Pembangunan Jalan ini yang berkedudukan sebagai Pemilik
Proyek adalah Pemkab Tanjung Jabung Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang beralamat Jalan Pangeran Diponegoro
Komplek Perkotaan Pemda Bukit Menderang Muara Sabak, sebagai Kuasa
Pengguna Anggaran adalah Bidang Bina Marga melalui bapak Risdiyansah,
sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yaitu bapak A. Gunawan, ST.
Hak dan kewajiban Pemilik Proyek, (Wulfram I. Ervianto, 2008).
Hak Pemilik Proyek adalah :
1.Meminta laporan-laporan secara priodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh Penyedia Jasa.
2.Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan caramemberitahukan
secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana jika telah terjadi hal-hal diluar
kontrak yang ditetapkan.
3.Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana atau Penyedia Jasa.
4.Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai sesuai kontrak kerja dari
Kontraktor Pelaksana.
5.Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

8

Kewajiban Pemilik Proyek adalah :
1.Menunjuk penyedia jasa yaitu Konsultan dan Kontraktor.
2.Memberi fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan olehPenyedia
Jasa untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak.
3.Membayar pekerjaan sesuaidengan harga yang tercantum dalam kontrak yang
telah ditetapkan kepada Penyedia Jasa.
4.Mengesahkan penyerahan pekerjaan.
5.Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan.

6.Mengeluarkan semua perintah kepada Kontraktor.
Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing Kontraktor.
KPA.BINA MARGA

PPK BINA MARGA

PUMK

PELAKSANA TEKNIK

PELAKSANA

PELAKSANA ADMINISTRASI

PELAKSANA
KORLAP

Gambar 2.1 : Struktur organisasi Pemilik Proyek
B. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam merencanakan proyek konstruksi, seperti
perencanaan arsitektur, perencanaan struktur, perencanaan mekanikal dan

9

elektrikal dan lain sebagainya. (Abrar Husen, 2008). Konsultan Perencana proyek
ini adalah PT.
Hak dan kewajiban Konsultan Perencana, (Wulfram I. Ervianto, 2008).
Hak Konsultan Perencana adalah :
1) Menerima pembayaran untuk perencanaan pekerjaan sesuai dengan harga
yang telah ditentukan dalam kontrak
2) Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana bangunan
yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana
3) Menentukan spesifikasi material yang akan dipakai sesuai dengan persyaratan
konstruksi yang digunakan
4) Merencanakan setiap rencana perubahan dari rencana semula.
Kewajiban Konsultan Perencana adalah :
1. Melakukan survei lapangan
2. Membuat perhitungan perencanaan
3. Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi
gambar struktur, dan metode pekerjaan dengan mempertimbangkan segi kekuatan,
keamanan, keindahan dan faktor ekonomis.
4. Membuat estimasi biaya pelaksanaan proyek.
5. Bertindak sebagai penasehat teknis bagi Pemilik Proyek.
C. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah seseorang atau perusahaan yang memiliki
keahlian dan pengalaman dalam pengawasan proyek. (Abrar Husen, 2008).

10

Pada proyek ini Konsultan Pengawas pembangunan adalah PT. PERAMA
CITA CONSULTANT, alamat Jln. Adityawarman Lrg. Taman Arum RT.16 NO.
52 Kel. Thehok.
Hak dan kewajiban Konsultan Pengawas, (Abrar Husen, 2008).
Hak Konsultan Pengawas adalah :
1. Menerima pembayaran untuk pengawasan pekerjaan sesuai dengan harga yang
telah ditentukan dalam kontrak.
2. Menolak detail pekerjaan pelaksanaan yang tidakmemenuhi syarat.
3. Menolak bahan atau peralatan Kontraktor yang tidak memenuhi syarat.
4. Menolak personil Kontraktor yang dinilai menghambat dalam pelaksanaan
pekerjaan.
5. Memerintahkan pemeriksaan khusus terhadap bagian pekerjaan yang
meragukan kwalitasnya dengan biaya Kontraktor.
6. Menghentikansementarapekerjaankontraktorbilaterdapatpenyimpanganpenyimpangan dari kontrak, spesifikasi dan peraturan yang berlaku.
7. Memperingatkan Kontraktor Pelaksana secara lisan dan tertulis mengenai
kelalaiannya dalam memenuhi persyaratan sesuai dengan dokumen
kontrak.
8. Mengkoordinasi,mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan proyek yang
menyangkut aspek mutu, waktu dan biaya selaku penasehat pemberi tugas.
Kewajiban Konsultan Pengawas adalah :
1. Melakukan

pengawasan

secara

periodik

kemajuan dan kualitas pekerjaan di lapangan.

11

untuk

melihat

kemajuan-

2. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan tentang prestasi kerja yang
telah dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana kepada Pemilik Proyek, yang
nantinya menjadi dasar pembuatan berita acara pemeriksaan kemajuan
pekerjaan untuk dilakukan pembayaran.
3. Apabila terdapat permasalahan di lapangan maka Konsultan Pengawas dapat
mencarikan solusi atau pemecahan masalah di lapangan.
D. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor Pelaksana adalah seseorang atau perusahaan yang dipilih dan
disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai
dengan keinginan Pemilik Proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap
pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuan Kontrakor Pelaksana dilakukan
melalui lelang atau tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung dengan
negosiasi penawaran harga. (Abrar Husen, 2008).
Pada proyek pembangunanjalan ini yang bertindak sebagai Kontraktor
Pelaksana adalah PT. SINAR UTAMA INDAH LESTARI ABADI.
Hak dan kewajiban Kontraktor Pelaksana, (Abrar Husen, 2008).
Hak Kontraktor Pelaksana adalah :
1. Menerima pembayaran dari Pemilik Proyek untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak.
2. Menerima fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari Pemilik
Proyek

untuk

kelancaran

pelaksanaan

kontrak.
12

pekerjaan

sesuai

dokumen

3. Meminta kepada Pemilik Proyek untuk pengunduran waktu penyelesaian
pembangunan dengan memberikan penjelasan yang logis dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
Kewajiban Kontraktor Pelaksana adalah :
1. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara priodik kepada Pemilik Proyek
yakni laporan

pekerjaan harian, mingguan dan bulanan yang diketahui

oleh Konsultan Pengawas.
2. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak.
3. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh
tanggung

jawab

dengan

menyediakan

tenaga

kerja,

bahan-bahan

peralatan, angkutan dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen
maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan
perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak.
4. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan Pemilik Proyek.
5. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak.
6. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat akibat kegiatan Pemilik Proyek.
7. Mengindahkan petunjuk, teguran dan perintah tertulis dari Konsultan
Pengawas.

13

Direktur
HENDRI

Highway Engineer
UJANG ISKANDAR

Quantity Engineer
FETTY Z, ST.

Administrasi
RITA ANDRIYANI

Inspector
SANTOSO

Quality Engineer
MIAN GAZALI

Surveyor
CANDRA IRAWAN

Drafman
MARJABAN

Gambar 2.3 : Struktur organisasi Kontraktor Pelaksana
2.3 Hubungan Kerja
Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara
unsur-unsur pelaksana pembangunan. Hubungan tersebut harus jelas dan tegas
sehingga unsur-unsur yang berperan dapat membatasi tugas dan wewenang
masing-masing.Semua pihak dalam melaksanakan pekerjaan harus mengikuti atau
berpedoman pada ketentuan dan persyaratan yang ada serta peraturan dari
pemerintah agar tujuan pembangunan tercapai.
Hubungan kerja antara unsur-unsur pengelola Proyek Pembangunan Jalan
PEMILIK
dapat dilihat pada Gambar 2.4. berikut
ini.PROYEK
KONTRAK
JASA

KONSULTAN

KONTRAK

PENGGUNA JASA
BIAYA

PENYEDIA JASA
PERSYARATAN TEKNIS

REALISASI

14

PERATURAN PELAKSANAAN

BIAYA

BANGUNAN

KONTRAKTOR

Sumber : Wulfram I.Ervianto, 2005
Gambar 2.4:Hubungan kerja unsur-unsur pelaksana pembangunan
a. Konsultan dengan Pemilik Proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Konsultan
memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa
gambar-gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan Pemilik
Proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh Konsultan.
b. Kontraktor dengan Pemilik Proyek, ikatan berdasarkan kontrak. Kontraktor
memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi
dari keinginan Pemilik Proyek yang telah dituangkan kedalam gambar rencana
dan peraturan serta syarat-syarat oleh Konsultan, sedangkan Pemilik Proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
c. Konsultan dengan kontraktor, ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.
Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
kemudian Kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
2.4 Jenis dan Proses Pelelangan
Sebelum masuk ketahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
menyiapkan dokumen lelang termasuk di dalamnya seluruh kriteria dan

15

persyaratan yang lengkap dan jelas, dokumen kontrak hasil pelelangan, konsep
prosedur kerja dan koordinasi terhadap pihak-pihak yang terlibat.
Dalam jenis-jenis pelelangan yang dapat dilakukan untuk penentuan
kontraktor dapat dikategorikan sebagai berikut :
1.

Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang

dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa
dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas
dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
2.

Pelelangan terbatas dapat dilaksanakan apabila dalam hal jumlah penyedia

barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas, yaitu untuk pekerjaan
yang kompleks, dengan cara mengumumkan secara luas melalui media massa dan
papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang
telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa
lainnya yang memenuhi kualifikasi.
3.

Pemilihan langsung yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan

dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3
(tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta
dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal
melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila
memungkinkan melalui internet. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan
manakala metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien
dari segi biaya pelelangan.

16

4.

Penunjukan Langsung metoda ini dapat dilaksanakan dalam keadaan tertentu

dan keadaan khusus terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia
barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik teknis
maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan Perpres No. 70 tahun 2012 tentang Jasa Kontruksi
menyebutkan bahwa apabila nilai kontrak di bawah Rp50.000.000,00- maka dapat
dilakukan penunjukan langsung. Sedangkan untuk nilai kontrak di atas
Rp50.000.000,00-

harus

dilakukan

dengan

tender,sehingga

padakegiatan

pembangunan jembatan ini menggunakan jenis Pelelangan Umum.
Pelelangan umum atau terbuka, pelelangan ini dilakukan secara terbuka dan
dapat diikuti oleh secara luas

namun mempunyai kualifikasi lingkup bidang

usaha, kemampuan yang sesuai dipersyaratkan. Biasanya pengumuman lelang
dilakukan melalui Media Massa serta pengumuman resmi oleh Pemilik Proyek di
instansinya. Pemenang dipilih berdasarkan tingkat kompetitif penawaran harga
terendah. (Abrar Husen, 2008)
Pelelangan Umum dengan prakualifikasi, pelelangan terbatas atau seleksi
umum dilakukan dengan ketetapan waktu sebagai berikut. (Keppres No.54, 2010)
a. Penayangan pengumuman prakualifikasi paling kurang 7 (tujuh) hari kerja.
b. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi dimulai sejak tanggal
pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
dokumen kualifikasi.

17

c. Batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi paling kurang 3 (tiga) hari kerja
setelah berakhirnya penayangan pengumuman kualifikasi.
d. Masa sanggah terhadap hasil kualifikasi dilakukan selama 5 (lima) hari kerja
setelah pengumuman hasil kualifikasi dan tidak ada sanggahan banding.
e. Undangan lelang/seleksi kepada peserta yang lulus kualifikasi disampaikan 1
(satu) hari kerja setelah selesainya masalah sanggah.
f. Pengambilan dokumen pemilihan dilakukan sejak dikeluarkannya undangan
lelang/seleksi sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
dokumen penawaran.
g. Pemberian penjelasan dilaksanakan paling cepat 4 (empat) hari kerja sejak
tanggal undangan lelang/seleksi;
h. Pemasukan dokumen penawaran dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pemberian
penjelasan sampai dengan paling kurang 7 (tujuh) hari kerja setelah
ditandatanganinya berita acara pemberian penjelasan;
i. Masa sanggah terhadap hasil lelang/seleksi selama 5 (lima) hari kerja setelah
pengumuman hasil lelang/seleksi dan masa sanggah banding selama 5 (lima) hari
kerja setelah menerima jawaban sanggahan;
j. Surat penunjukan penyedia barang/jasa (SPPBJ) diterbitkan paling lambat 6
(enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang lelang/seleksi
apabila tidak ada sanggahan, atau setelah sanggahan dijawab dalam hal tidak ada
sanggahan banding;

18

k. Dalam hal sanggahan banding tidak diterima, SPPBJ diterbitkan paling lambat
2 (dua) hari kerja setelah adanya

jawaban sanggahan banding dari

menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah/pimpinan institusi; dan
l. Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ.
2.5 Tenaga Kerja
Kunci sukses dari pelaksanaan proyek tidak luput dari kerjasama
Kontraktor Pelaksana dengan para tenaga kerja.Tenaga kerja dalam pelaksanaan
proyek ada beberapa bidang diantaranya dapat dilihat pada gambar 2.5 Struktur
tenaga kerja proyek konstruksi di bawah ini.

19

Gambar 2.5 : Struktur tenaga kerja proyek konstruksi
Unsur keselamatan kerja menjadi moto utama dalam bekerja, maka disetiap
pekerjaan ada badan usaha yang memakai jasa tenaga kerja harus mengetahui,
memberi tahu dan memberi fasilitas tentang keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja (K3) sehingga hak dari tenaga kerja terpenuhi dan mereka bisa bekerja
dengan lebih baik.
2.6 Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan adalah suatu pembagian waktu yang terperinci dan
disesuaikan untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari bagian pekerjaan
permulaan sampai dengan pekerjaan akhir. Jadwal pelaksanaan ini berkaitan erat
dengan rencana di lapangan. Rencana di lapangan adalah suatu rencana perletakan
bangunan pembantu, bahan bangunan dan alat kerja dengan maksud agar seluruh
perkerjaan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang direncanakan dan
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
Dalam pelaksanaan di lapangan Kontraktor Pelaksana harus membuat
jadwal pelaksanaan, yaitu rencana waktu pelaksanaan pekerjaan. Melakukan
pekerjaan dengan menggunakan jadwal pelaksanaandapat membantu diketahuinya
apakah pelaksanaan proyek berjalan lebih cepat, tepat waktu atau lebih lambat
dari yang direncanakan. Pada Proyek Pembangunan Jembatan ini jenis jadwal
pelaksanaan yang digunakan adalah diagram batang dan s-curve.

20

2.6.1 Penyusunan Jadwal Pelaksanaan
Dalam penyusunan jadwal pelaksanaan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Situasi dan kondisi lapangan yang bertujuan untuk mengetahuihambatan dan
kemudahan yang akan ditemui pada saat pekerjaan di lapangan.
2. Jangka waktu yang disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
perjanjian dan kemampuan tenagakerja.
3. Keadaan cuaca yang akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
4. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2.6.2 Manfaat Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan,
antara lain :
1. Dengan menggunakan jadwal pelaksanaan, pemimpinpelaksana pekerjaan
dapat mengadakan koordinasi semua kegiatanyang ada dilapangan mulai
dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian bagianbagianpekerjaan.
2. Dengan

menggunakan

jadwal

pelaksanaansebagai

pedoman

kerja,

terutama dalam kaitannya dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk
masing-masingpekerjaan.
3. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan untuk setiap bagian pekerjaan dapat dinilai
dengan ketetapan dengan perantara jadwal pelaksanaan dalam hubungannya
jangka waktu pelaksanaan.

21

4. Hasil pekerjaan dari masing-masing bagian pekerjaan perludievaluasi
berdasarkan

jadwal

pelaksanaan.

Hasil

evaluasidapatdigunakansebagai

pedoman untuk melaksanakan bagianpekerjaan yang sejenis.
Dalam pelaksanaanpekerjaan dilapangan, sering terjadi jadwal pelaksanaan
yang

tidak sesuai dengan kemajuan pekerjaan yang dihasilkan. Hal ini

disebabkan karena keadaan yang sulit dipastikan, misalnya:
1. Keadaan cuacayangtidakmemungkinkan untuk pelaksanaan pekerjaanseperti
pengecoran beton dan pembuatan bekisting.
2. Perubahan perencanaan karena permintaan Pemilik Proyek.
3. Material yang tidak tersedia
4. Kerusakan alat saat masa pelaksanaan di lapangan

BAB III
PELAKSANAAN LAPANGAN
3.1 Data Umum Kegiatan
Sebagai gambaran umum untuk proyek peningkatan Jalan Desa Jumantan
adalah sebagai berikut :
1. Nama Kegiatan

: Pembangunan Jalan Bidang Bina Marga

2. Pekerjaan

Dinas Pekerjaan Umum
: Peningkatan Jalan Talang

3. Nomor Kontrak
4. Tanggal Kontrak
5. Sumber Dana
6. Nilai Kontrak
7. Lokasi Proyek
8. Waktu Pelaksanaan

Jumantan (DAK)
: 55/SPK/BM/PU-TJJ/APBD/2015
: 28 Agustus 2015
: APBD (DAK) KAB. TANJAMTIM.
: Rp. 5.331.324.000,: Kabupaten Tanjung Jabung Timur
: 110 hari kalender (28 agustus s/d 15

9. Masa Pemeliharaan

desember 2015)
: 180 hari kalender

22



Babat

10. Kontraktor Pelaksana

: PT. SINAR UTAMA INDAH LESTARI

ABADI
11. Konsultan Pengawas
: PT. PERAMA CIPTA CONSULTANT
12. Data Jalan
1) Panjang Jalan
- Efektif
: 2.5 Km
2) Lebar Jalan
: 4 m dan 4.5 m
3) Tipe Jalan
: 1/2 UD
4) Kelas fungsi Jalan : Lokal
5) Pekerjaan Tanah : Penyiapan Badan Jalan
6) Lapisan Perkerasam
- Lapisan Pondasi Atas
: Agregat Kelas A
- Lapisan Pondasi Bawah
: Agregat Kelas B
- Lap. Permukaan (Base Course)
: AC/BC
3.2 Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi terdiri dari pekerjaan dan pelaksanaan, termasuk, tapi tidak
terbatas pada kebutuhan-kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan,
pemasokan, dan suplemen lainnya yang di perlukann ke lokasi pekerjaan.
Mobilisasi dianggap selesai bila kontraktor dapat melaksanakan dan diterima oleh
konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang terkait yang
disebutkan dalam kontrak.
Mobilisasi alat sangat penting peranannya dalam mendukung pengendalian
waktu pelaksanaan suatu proyek. Keterlambatan memobilisasi alat, dapat
menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pekerjaan, karena jadwal pengadaan alat
terkait erat dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Demobilisasi akan dianggap
selesai jika seluruh peralatan, bahan, personil, atau lainnya milik kontraktor telah
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, dan persyaratan-persyaratan penyelesaian
pekerjaan sebagaimana diatur dalam kontrak telah terpenuhi. Demobilisasi
mencakup penyiapan pengajuan yang diperlukan sebelum pengakhiran pekerja.
Tabel 3.1 : Daftar alat berat yang digunakan

23

NO
1
2
3
5
7
8
9
10
11
12
13
14

PERALATAN
Asphalt Finisher
Compressor 4000-6500 L/M
Dump Truck 3,5 TON
Generator Set
Motor Grader > 100 HP
Wheel Loader 1,0 - 1,6 M3
Tandem Roller 8 - 10 TON
Pneumatic Tire Roller 8 - 10 TON
Vibratory Roller 5 - 8 TON
Water Tanker 3000 - 4500 L
Tamper
Sprayer

JUMLAH ( UNIT )
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1

3.3 Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Tanah dibagi dua bagian, yaitu :
1. Galian
2. Timbunan/Urugan
3.3.1 Galian
Pekerjaan galian pada proyek ini mencakup gajian bahu jalan, galian
pembongkaran dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama,
untukl pembentukan profil dan penampang badan jalan sesuai dengan spesifikasi.
Peralatan-peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Exavator, sebagai alat untuk menggali, memuat dan mengangkat material.
b. Motor Grader, adalah alat besar yang dapat digunakan sebagai pembentuk
permukaan.
c. Dump Truck, adalah alat yang digunakan sebagai alat angkut jarak sedang
maupun jauh. Dalam hal ini Dump Truck digunakan untuk mengangkut bahan
hasil galian dan bahan pekerjaan jalan lainnya.
Pelaksanaan :


Penggalian dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi garis ketinggian atau

elevasi yang ditentukan atau disyaratkan dalam gambar. Penggalian dilakukan
dengan menggunakan alat berat exavator yang kemudian dilanjutkan dengan

24

motor grader. Penggalian mencakup pembuangan tanah, batu, dan juga mencakup
pembuangan seluruh bahan perkerasan beraspal lama.
 Hasil penggalian di angkat oleh exavator dan di teruskan ke dumo truck untuk
bahan yang tidak dipakai lagi.
3.3.2 Timbunan/Urugan
Pekerjaan timbunan/urugan merupakan pekerjaan menimbun tanah sesuai
dengan ketinggian yang telah ditentukan oleh gambar kerja dan membentuk suatu
bentuk permukaan yang diinginkan.
A. Pelaksanaan :
 Persiapan bahan/material timbunan dibawa dengan dump truck dan di
letakkan di atas penampang jalan yang telah di gali.
 Bahan/material tersebut dihampar dengan motor grader kemudian diratakan
dan diatur menurut tinggi timbunan yang ditentukan.


Setelah diratakan, timbunan tersebut dipadatkan dengan Vibrator Roller mulai

dari tepi luar hingga ke arah sumbu jalan.
3.4 Perkerasan Berbutir
Perkerasan berbutir terdiri dari bahan agregat yang telah dipilih dan
disesuaikan dengan spesifikasi teknik. Pada proyek ini, perkerasan berbutir terdiri
dari :
 Lapis pondasi agregat kelas A
 Lapis pondasi agregat kelas B
Lapis pondasi agregat kelas A digunakan sebagai lapis pondasi atas (Base
Course) yaitu bagian lapis perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
dengan lapis pondasi bawah.
A. Fungsi lapis pondasi atas adalah :
1. Bahan perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban ke lapisan di bawahnnya.
2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

25

3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.
Lapis pondasi agregat kelas B digunakan sebagai lapis pondasi bawah
(Subbase Course) yaitu lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas
dengan tanah dasar.
B. Fungsi lapis pondasi bawah :
1. Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
2. Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3. Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan
pondasi atas.
C. Peralatan :
1. Dump Truck, digunakan untuk mengangkut agregat.
2. Motor Grader, motor grader digunakan untuk meratakan lapis
pondasi.
3. Vibratory Roller, digunakan untuk memadatkan lapis pondasi.
D. Pelaksanaan :
Setelah permukaan tanah dasar diratakan menurut yang telah ditentukan
atau disyaratkan kemudian dipadatkan, maka lapis pondasi dihamparkan oleh
dump truck kemudian diratakan oleh motor grader, dan dipadatkan oleh vibratory
roller.
3.5 Prime Coat dan Take Coat
Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) adalah peleburan aspal cair yang
berviskositas rendah di atas lapisan pondasi yang belum beraspal. Lapis pondasi
harus benar memenuhi syarat yang ditentukan, baik ketinggian maupun
kepadatannya.
Setelah jalan dilapis oleh Prime Coat dan telah kering, kotoran-kotoran
dan debu harus dibersihkan.
A. Fungsi Prime Coat adalah :
1. Memperkuat lapisan pondasi dan melindungi degradasi dalam lapisan
perkerasan tersebut.
2. Memberikan ikatan antara lapisan pondasi dengan lapis permukaan.
3. Memberikan lapis kedap air pada permukaan pondasi.
B. Pelaksanaan :
1. Permukaan lapis pondasi dibersihkan.
2. Siram Prime Coat dengan alat asphalt distributor.

26

Lapis Perekat (Take Coat) adalah lapisan aspal cair di atas lapis permukaan
jalan yang masih beraspal sebelum lapis permukaan perkerasan yang baru (dalam
rangka perkuatan/Overlay) dihampar di atasnya. Fungsi Take Coat adalah
Pengikat antara aspal lama dengan aspal baru.
C. Pelaksanaan :
1. Permukaan aspal lama dibersihkan.
2. Siram Take Coat dengan asphalt distributor
3.6 Perkerasan Aspal
Yang dimaksud dengan campuran beraspal panas adalah campuran yang
terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal. Pencampuran
dilakukan di unit produksi campuran beraspal (AMP) sedemikian rupa sehingga
permukaan agregat terselimuti aspal dengan seragam. Untuk mengeringkan
agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang mencukupi dalam mencampur dan
mengerjakannya,

maka kedua-keduanya

dipanaskan masing-masing pada

temperatur tertentu.
Perencanaan campuran diperlukan untuk mendapatkan campuran yang
memenuhi spesifikasi. Proyek ini merupakan perkerasan lentur dimana perkerasan
yang dipakai yaitu Laston Lapis Permukaan Antara (AC-BC). Berdasarkan Job
Mix Formula (JMF), komposisi yang dipakai pada proyek ini adalah :
Tabel 3.2 : Komposisi campuran agregat
COLD BIN (DMF)
Agg. Kasar
: 24,60 %
Medium Agregat
: 28,38 %
Abu Batu
: 25,54 %
Pasir
: 14,19 %
Filler (Semen)
: 1,89 %
Aspal
: 5,40 %
Jumlah
: 100%

27

HOT BIN (JMF)
Hot Bin I
: 20,81 %
Hot Bin II
: 32,16 %
Hot Bin III
: 39,73%
Hot Bin IV
:
%
Filler (Semen)
: 1,89 %
Aspal : 5,40 %
Jumlah
: 100 %

Setelah dihasilkan campuran aspal tersebut, dump truck disemprot dengan
sedikit air sabun dan minyak yang telah diencerkan kemudian campuran aspal
tersebut diangkut oleh dump truck. Dump truck diberi air sabun dan minyak agar
campuran tidak melekat ke bak dump truck.

3.6.1 Penyiapan Lapangan
a. Pemasangan di atas lapisan pondasi atas
1) Jika memasang aspal di atas pondasi atas, maka pondasi tersebut bentuk dan
profilnya harus sama benar dengan yang diperlukan untuk penampang melintang
dan dipadatkan sepenuhnya sampai mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
2) Sebelum memasang aspal hotmix, pondasi lapangan tersebut harus dilapisi
dengan Prime Coat pada tingkat pemakaian ± 1,21/m2.
b. Pemasangan di atas satu permukaan aspal yang ada
1) Bilamana pemasangan tersebut sebagai satu lapis ulang terhadap satu
permukaan aspal yang ada setiap kerusakan pada permukaan perkerasan yang ada,
termasuk lubang-lubang, bagian amblas, pinggiran hancur dan cacat permukaan
lainnya harus dibetulkan dan diperbaiki sampai disetujui Pengawas Lapangan.

28

2) Sebelum pemasangan aspal hotmix, permukaan yang ada harus kering dan
dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang dan akan
dilabur dengan Take Coat yang di semprotkan pada tingkat pemakaian
±0,35L/m2.
3.6.2 Penyebaran
1) Sebelum operasi pengerasan dimulai, asphalt finisher harus dipanaskan dan
campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam hopper.
2) Selama pengoperasian asphalt finisher, campuran aspal tersebut harus
disebarkan dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan bentuk penampang
melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar perkerasan yang sepantasnya.
Pada proyek ini tebal penghamparan aspal yaitu 5 cm.
3) Asphalt finisher tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
menimbulkan retak-retak pada permukaan, atau ketidakteraturan lainnya dalam
permukaan. Tingkat penyebaran harus sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan memenuhi tebal rencana.
4) Campuran aspal tersebut dibantu disebarkan dengan sekop untuk merapikan
permukaan secara final.
3.6.3 Pemadatan
Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan setelah
agregat aspal yang telah dihamparkan temperaturnya turun antara 125ºC-145ºC.
Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang tidak rata atau
kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah dengan menggunakan
sekrop. Pemadatan tahap pertama dilakukan dengan tandem roller sebanyak 1
passing dengan kecepatan tidak boleh melebihi 4km/jam.

29

Pemadatan tahap kedua (secondary rolling) dilaksanakan setelah pemadatan
tahap pertama selesai. Pemadatan tahap kedua dimulai pada temperatur hamparan
yang sudah digilas pada tahap pertama telah menurun antara 95ºC-125ºC.
Penggilasan tahap kedua dengan TR, dengan kecepatan tidak boleh melebihi
10km/jam, sebanyak 16 passing. Untuk pemadatan pertama dan tujuan dilakukan
searah dengan sumbu memanjang jalan, dimulai pada bagian tepi dan akhirnya ke
bagian tengah.
Pemadatan tahap ketiga (finisher rolling) dilakukan setelah pemadatan tahap
kedua selesai. Temperatur hamparan > 90ºC. Penghamparan tahap ketiga
dilakukan dengan tandem roller sebanyak 2 passing dengan kecepatan tidak boleh
melebihi 4km/jam.
Ketika pemadatan berlangsung roda alat gilas harus selalu basah agar tidak
terjadi lekatan antara aspal dengan kendaraan. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah temperatur penggilasan yang kira-kira dapat menutup keadaan
cuaca, sebab harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan maka kekuatan yang
diinginkan.
Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-BC ini ada beberapa hal yang perlu
di kontrol yaitu :
1) Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan 5 cm. Pemeriksaan
ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menusuk-nusuk aspal segera setelah
penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat besi yang distel ujungnya
6cm.

30

2) Kemiringan tranversal (kemiringan Melintang Jalan), kemiringan tranversal
diatur melalui alat penyetel yang berada pada bagian samping belakang asphalt
finisher.

31