Fenomena Brain Drain Skill Migration di

FENOMENA BRAIN DRAIN (SKILL MIGRATION) DI INDONESIA :
ANALISIS DETERMINAN DAN SOLUSI PERMASALAHAN

Ditulis oleh :
Mohammad Zeqi Yasin (041311133128)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

DAFTAR ISI

Sampul.................................................................................................................................. i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
Abstrak ................................................................................................................................. iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 5

BAB II : Kajian Teori
2.1 Migrasi Internasional ......................................................................................... 6
2.2 Brain Drain ........................................................................................................ 7
BAB III : Metode Penulisan
3.1 Teknik Penulisan ................................................................................................. 9
3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 9
3.3 Teknik Pengolahan Data ..................................................................................... 10
BAB IV : Pembahasan
4.1 Keadaan Umum Brain Drain di Indonesia ........................................................ 11
4.2 Solusi Permasalahan Brain Drain di Indonesia ................................................ 14
BAB V : Penutup
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 20
5.2 Saran ................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22

i

FENOMENA BRAIN DRAIN (SKILL MIGRATION ) DI INDONESIA :
ANALISIS DETERMINAN DAN SOLUSI PERMASALAHAN
Mohammad Zeqi Yasin


ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terjadinya migrasi terutama
migrasi skil (brain drain) di Indonesia berdasarkan determinan dan data empiris
yanga ada. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui solusi yang
telah diterapkan oleh negara-negara yang telah berhasil dalam mengatasi brain
drain seperti Cina, Rusia, dan India. Berdasarkan data dan referensi yang ada,
ditemukan bahwa motivasi terbesar penduduk melakukan mograsi adalah
pendidikan. Kemudian dari motif pendidikan tersebut menimbulkan keadaan
brain drain yang determinannya di Indonesia terdiri dari dua sisi (bipolar) yakni
faktor pendorong yang seperti rendahnya alokasi pemerintah untuk riset dan
teknologi dan faktor penarik yakni tingginya alokasi negara lain dalam
mengalokasikan dana untuk riset dan teknologi. Permasalahan brain drain
tersebut telah dialami negara-negara seperti Cina, Rusia, dan India. Namun, ketiga
negara tersebut telah berhasil mengatasi brain drain yang merugikan dan
mengubahnya menjadi brain gain yang menguntungkan melalui beberapa solusi
yang diterapkan. Adanya keberhasilan negara tersebut diharapkan dapat dijadikan
contoh oleh Indonesia dalam mengatasi brain drain di Indonesia tentu dengan
beberapa penyesuaian mengingat terdapat perbedaan yang bersifat mendasar dan
rigid untuk dirubah diantara beberapa negara tersebut seperti sistem

pemerintahan. Oleh karena itu, dengan penyesuaian, solusi yang telah dilakukan
dapat diterapkan oleh negara lain yang mengalami brain drain terutama
Indonesia.
Keyword : Brain drain, Migrasi, Skil, Determinan, Indonesia

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang
besar yakni mencapai 251 juta pada tahun 2013 (CIA World Factbook, 2013).
Besarnya jumlah penduduk tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap intensitas
pembangunan suatu negara mengingat penduduk (dalam hal ini tenaga kerja)
merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan untuk pembangunan
negara. Adanya kenyataan tersebut tentu perlu diperhatikan oleh pemerintah
mengingat jumlah penduduk suatu negara dapat berubah yakni secara umum
karena kelahiran, kematian, dan migrasi. Jika kelahiran dan kematian hanya akan
terjadi secara domestik (di dalam suatu negara saja), maka migrasi dapat terjadi
secara domestik dan internasional mengingat adanya perpindahan penduduk dari

luar negeri ke dalam negeri, vice versa.
Apabila dibandingkan, migrasi interasional akan lebih berpengaruh terhadap
jumlah penduduk suatu negara daripada migrasi domestik. Migrasi domestik
cenderung tidak akan mempengaruhi jumlah penduduk sedangkan migrasi
internasional akan sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk suatu negara
karena adanya perpindahan penduduk ke negara lain. Selain itu, migrasi
internasional saat ini menjadi permasalahan banyak negara terutama negara
berkembang yang disebabkan banyak aspek. Sehingga migrasi internasional
menjadi salah satu perhatian suatu negara agar migrasi tidak merugikan suatu
negara.

1

Grafik 1.1 : Proporsi Migrasi Penduduk ke Negara-Negara Maju (Amerika
Serikat, Canada, Australia, dan OECD) Tahun 2000

Sumber : OECD, 2005

Berdasarkan grafik diatas, proporsi terbesar migrasi internasional terjadi di
wilayah Asia yakni sebesar 58 persen, negara-negara di wilayah Afrika mencapai

30 persen, sedangkan negara-negara lain seperti Amerika Tengah, Caribian, dan
Amerika Selatan mencapai 12 persen. Tingginya jumlah migrasi dari wilayah
Asia tersebut berarti input outflow di Asia juga tinggi termasuk Indonesia.
Adanya migrasi internasional penduduk yang berarti migrasi faktor produksi
tentu menjadi permasalahan bagi suatu negara. Permasalahan tersebut apabila
faktor produksi yang secara umum terdiri dari capital dan labour berpindah dari
suatu negara ke negara lain. Sehingga adanya perpindahan tersebut akan
mengurangi aset suatu negara dalam melakukan proses produksi. Hal ini terlihat
bahwa berdasarkan data Organization for

Economic Co-operation and

Development (OECD) pada tahun 2000 migrasi internasional untuk wilayah Asia

(termasuk Indonesia) ke negara Amerika Serikat telah mencapai 59 persen.
Adanya hal tersebut berarti sebanyak 59 persen faktor produksi berupa tenaga
kerja telah berpindah ke Amerika Serikat.
Apabila dilihat lebih mendalam, faktor migrasi dapat terbagi menjadi beberapa
kriteria yakni migrasi berupa migrasi tenaga kerja unskilled labour dan skilled
labour (OECD, 2011). Pada migrasi unskilled labour biasa terjadi pada penduduk


2

yang berpendidikan rendah (biasa disebut dengan Tenaga Kerja Indonesia/Wanita
(TKI/TKW)), sedangkan migrasi skilled labour atau migrasi penduduk yang
memiliki skill biasa disebut dengan brain drain. Pada migrasi unskilled labour
yang selama ini terjadi di wilayah pedesaan memang cukup sulit untuk dihindari
mengingat tingginya jumlah penduduk di pedesaan sedangkan lapangan pekerjaan
minim terutama bagi para kaum wanita. Sehingga arus migrasi unskilled labour
sulit dihindari. Selain itu, adanya TKI/TKI di Indonesia sangat menguntungkan.
Hal ini terlihat pada jumlah remmitance yang mengalami kenaikan pada tahun
1983 hingga 2005.
Grafik 1.2 : Jumlah Pengiriman Uang oleh Para TKI/TKW (Remmitance) di
Luar Negeri Tahun 1983 - 2005

Sumber : Depnakertrans

Berdasarkan gambar diatas, terjadi tren naik untuk tingkat pengiriman uang dari
para TKI dan TKW pada tahun 1983 hingga tahun 2005. Hal ini tentu sangat
menguntungkan bagi negara. Sedangkan sebaliknya, migrasi pada tenaga kerja

yang memiliki skill yakni meliputi hijrahnya para ilmuan, akademisi, dan peneliti
ke negara lain karena ketidakmampuan suatu negara menyediakan fasilitas
research and development (RnD) menuju negara-negara maju yang mampu

menyediakan kebutuhan mereka.

3

Adanya arus brain drain yang terjadi di negara-negara Asia terutama
Indonesia dapat terlihat pada data Dynamic Laboratory Manual (DLM) tahun
2009 yang menyatakan bahwa Indonesia termasuk dalam 10 negara terbesar yang
berkontribusi dalam arus brain drain ke negara-negara seperti Amerika Serikat,
Jerman, Australia, dan negara-negara OECD.
Tabel 1.1 : Tingkat Brain Drain 10 Negara Terbesar Berdasarkan Proporsi
Usia Tahun 2007

Sumber : DLM, 2009

Berdasarkan tabel diatas, secara agregat pada semua usia Indonesia berada di
posisi ke sembilan sebagai negara yang berkontribusi pada migrasi penduduk ke

luar negeri. Sedangkan untuk usia-usia ideal dalam pendidikan lanjut yakni 18
tahun keatas masih cukup tinggi yakni 4,4 persen (Rate 18+ ditambah dengan
22+). Selain pada data diatas, kenyataan bahwa arus brain drain di Indonesia
masih tinggi adalah terlihat secara implisit bahwa alokasi riset dan teknologi tidak
pernah mencapai 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) (Faiz, 2007).
Sehingga cukuplah para ilmuan, akademisi, dan pelajar lebih tertarik pada negara
lain yang mampu mengalokasikan anggaran yang lebih besar di bidang riset dan
teknologi.
Adanya kenyataan bahwa tingginya arus migrasi skil (brain drain) di
Indonesia tersebut merupakan urgensi penulis dalam menganalisis penyebabpenyebab, motif, dan trend tujuan migrasi secara lebih rinci. Selain itu, diperlukan
suatu analisis solusi yang diterapkan oleh beberapa negara yang telah berhasil
merubah brain drain menjadi reversed brain drain (brain gain) seperti Rusia,

4

Cina, dan India. Sehingga diharapkan adaptasi solusi tersebut dapat diterapkan di
Indonesia untuk kemudian mengubah brain drain yang merugikan menjadi brain
drain yang menguntungkan bagi negara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Keadaan Arus Brain Drain di Indonesia?
2. Bagaimana Implementasi Solusi dalam Mengatasi Brain Drain di
Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Keadaan Arus brain drain di Indonesia
2. Mengetahui implementasi solusi negara lain yang telah berhasil mengatasi
brain drain untuk diterapkan di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan
1. Penulis
Sebagai media penelitian dan penajaman konsep teoritis sehingga mampu
mengimplementasikan dalam kajian penelitian dan teknik
2. Pembaca
Sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan penyebab brain drain di
Indonesia serta solusi yang dapat diterapkan.
3. Pemerintah dan instansi lainnya
Sebagai rekomendasi solusi bagi pemerintah dan instansi lain dalam
mengatasi permasalahan brain drain di Indonesia.

5


BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Migrasi Internasional
2.1.1 Pengertian Migrasi Internasional
Terdapat beberapa pengertian dari migrasi, terutama migrasi internasional yakni,
1. United Nation Development Programme, HDI Report 2009
Pengertian migrasi internasional adalah proses perpindahan manusia
melewati batas negara dalam kurun waktu lebih dari satu tahun
2. Massey (1993)
Secara fundamental, migrasi merupakan perpindahan dari satu lokasi
ke lokasi lain
Dari beberapa definisi yang ada tersebut, timbul beberapa perbedaan pendapat
tentang lama waktu seseorang melakukan suatu migrasi. Sehingga seseorang
dapat dikatakan bermigrasi jika lama waktu ia berpindah ke suatu tempat dalam
waktu satu tahun, misalnya (Jennisen). Selain itu, perpindahan ke suatu tempat
belum dapat dikatakan bermigrasi jika belum melewati batas negara (Lucas,
1997).
Selain perbedaan definisi yang ada, ada pula pertimbangan dari beberapa aspek

yang ada, yakni,
1. Aspek Spasial
United Nation Development Programme (UNDP) dari HDI Report
menyatakan bahwa aspek temporal tidak masuk dalam migrasi sehingga
tidak semua yang melintasi batas negara adalah imigran, melainkan
penentuan imigran atau tidak ditentukan melalui waktu.
2. Aspek Durasi Waktu
Weeks dan Lee (2004) menyatakan bahwa seseorang dapat dikatakan
sebagai seorang imigran atau imigran internasional jika seseorang tersebut
secara permanen berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Sedangkan Wajdi (2010) berpendapat bahwa imigran dalam konteks
tempat tinggal dibedakan menjadi dua jenis yakni imigran temporer dan
permanen.

6

2.1.2 Determinan Migrasi Internasional
Faktor yang mempengaruhi migrasi internasional menurut Laborsta (2010)
adalah terbagi menjadi dua yakni faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor
ekonomi erat kaitannya dengan preferensi pendapatan di negara tujuan yang lebih
terjamin sedangkan faktor non-ekonomi berhubungan dengan pengungsi, familiy
unification¸dan lain-lain. Sedangkan menurut penelitian Inayati dkk (2012) faktor

yang menentukan migrasi internasional adalah ekonomi, sosial, lingkungan,
pendidikan, dan politik. Selain itu, Jennisen (2004) lebih menspesifikkan
determinan dari migrasi internasional pada aspek motif, yakni motif ekonomi
yang meliputi pendapatan dan pekerjaan, serta motif non-ekonomi yang meliputi
kemungkinan deportasi.
Tabel 2.1 : Matriks Determinan Migrasi Internasional

2.2 Brain Drain (Migrasi Skil)
2.2.1 Pengertian Brain Drain
Pengertian brain drain terdiri dari beberapa jenis yakni,
1. David Hart (2006)
Istilah brain drain menurut Hart lebih dikenal sebagai high skill migration
yakni migrasi seseorang dengan tingkat skil dan pendidikan yang tinggi
7

yang jika mereka tinggal maka sebenarnya dapat berkontribusi untuk
pembangunan negara
2. Dugger (2005)
Brain drain merupakan migrasi yang dilakukan oleh para kalangan kelas
menengah dan profesional meliputi pelajar, pekerja bidang kesehatan,
ilmuan, teknisi, profesor, dan penggagas politik
3. Kapur dan McHale (2005)
Fenomena brain drain tidak hanya terjadi di negara berkembang saja,
tetapi di negara maju. Hal ini berkaitan dengan tingkat persaingan
antarnegara-negara maju.
2.2.2 Dampak Brain Drain bagi Negara Asal
Adanya migrasi para ilmuan, pelajar, dan akademisi tersebut tentu sangat
berpengaruh bagi suatu negara. Dampak yang ditimbulkan diantaranya :
a. Dampak Negatif
Adanya migrasi penduduk berskil tinggi tentu sangat merugikan
bagi pembangunan negara asal. Bahkan, negara tujuan akan lebih
sangat diuntungkan dengan adanya imigran berskil tinggi yang datang
karena akan ada aliran ilmu pengetahuan yang lebih besar yang terjadi
di negara tujuan yang implikasinya adalah untuk ilmu pengetahuan.
Selain itu, adanya brain drain juga semakin meningkatkan
keterbelakangan bagi negara yang sudah kekurangan tenaga kerja
terdidik karena adanya pelajar yang sudah memiliki skill yang tinggi di
suatu negara justru pelajar tersebut pindah ke negara lain bahkan tidak
kembali dan mengembangkan karir keilmuannya di negara tersebut.
b. Dampak Positif
Selain dampak negatif, brain drain juga memiliki dampak positif
bagi negara yang ditinggalkan. Misalnya adanya update teknologi bagi
para pelajar yang berhijrah, meskipun secara tidak langsung
menguntungkan bagi negara yang ditinggalkan. Selain itu, adanya
international networking atau hubungan dengan negara-negara lain

melalui migrasi skil juga akan meningkatkan tingkat kepercayaan
negara lain pada aspek tenaga kerja yang berkualitas.

8

BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan dan Pendekatan Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini juga digunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data-data deskriptif,
yang meliputi kata-kata tertulis atas objek penulisan yang sedang dilakukan yang
didukung oleh studi literatur berdasaran pengalaman kajian pustaka, baik berupa
data penulisan maupun angka yang dapat dipahami dengan baik. Disamping itu,
pendekatan kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman

pengaruh

bersama

serta

pola-pola

nilai

yang

dihadapi

di

lapangan.Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penulisan deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.2 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penulisan ini adalah data sekunder, yaitu
sumber data penulisan yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan
maupun tidak dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang digunakan didalam
penulisan ini adalah dengan metode:


Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan jalan membaca literatur-literatur yang
berkaitan dan menunjang penulisan ini, berupa pustaka cetak maupun
elektronik (data-data internet).

9



Dokumenter
Studi dokumentasi dilakukan dengan jalan membaca laporan-laporan
penulisan sebelumnya serta artikel yang diakses dari internet, buku
maupun jurnal yang sesuai dengan permasalahan.Pada metode ini penulis
hanya memindahkan data yang relevan dari suatu sumber atau dokumen
yang diperlukan.

3.3 Teknik Pengolahan Data
Input : Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder yang berasal dari jurnal
penelitian dan hasil survei baik cetak maupun elektronik (internet), literatur buku
maupun dari situs-situs koran online.
Proses : menganalisis data yang terkumpul yang berkaitan dengan permasalahan
yang diangkat dalam karya tulis
Output : penyajian data berupa makalah karya tulis

10

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Arus Brain Drain di Indonesia
Keadaan umum brain drain di Indonesia digambarkan melalui dua aspek
yakni determinan atau faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya brain drain di
Indonesia serta analisis statis brain drain melalui data-data empiris yang ada yang
berhubungan dengan brain drain.
4.1.1 Determinan Arus Brain Drain di Indonesia
Faktor yang mempengaruhi adanya brain drain di Indonesia sebenarnya
disebabkan karena faktor bipolar yakni faktor pendorong dan penarik. Faktor
pendorong yakni berasal dari negara asal misalnya rendahya alokasi Produk
Domestik Bruto (PDB) untuk sektor riset dan teknologi sehingga mengakibatkan
banyaknya penelitian ilmuan yang tidak tertampung yang kemudian mereka
memutuskan untuk hijrah ke negara yang mampu menampung penelitiannya.
Sedangkan pada faktor penariknya adalah adanya fasilitas penelitian negara lain
yang jauh lebih memadai dan alokasi dana yang besar untuk riset dan teknologi
sehingga banyak menarik para ilmuan untuk ke negara tersebut.
Permasalahan Ketidakmampuan pemerintah dalam menyediakan fasilitas
riset dan teknologi serta alokasinya yang masih minim menjadi salah satu
permasalahan semakin tingginya arus migrasi skil yang ada di Indonesia.

11

Grafik 4.1 : Alokasi Research and Development dalam PDB Indonesia Tahun
2000-2010

Sumber : Worldbank, 2011

Berdasarkan grafik 4.1, terlihat bahwa alokasi bidang riset dan teknologi di
Indonesia masih sangat rendah dan tidak pernah mencapai 1 persen. Rendahnya
alokasi tersebut menggambarkan bahwa perhatian pemerintah pada dunia riset dan
teknologi masih rendah. Akibatnya adalah banyaknya para ilmuan, akademisi
yang berhijrah ke negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Jerman, Australia,
dan negara OECD.
Adanya permasalahan yang terjadi dari segi alokasi PDB tersebut
sebenarnya dapat diatasi oleh pemerintah mengingat penentuan PDB juga
dilakukan oleh pemerintah. Namun, adanya permasalahan multidimensional yang
bersifat trade off juga terkadang menjadi kendala dalam peningkatan alokasi
bidang riset dan teknologi, misalnya jika pemerintah meningkatkan alokasi di
bidang riset dan teknologi, maka pemerintah harus mengurangi alokasi sektor
lainnya, misalnya untuk kesehatan, sehingga akan berdampak secara makro.
Selain itu, ketidakmerataan tingkat pendidikan ataupun kapabilitas dalam
memanfaatkan fasilitas riset dan teknologi juga akan menjadikan sentralisasi
dalam bidang tersebut yang dampaknya adalah semakin besarnya ketimpangan
kapabilitas para akademisi, pelajar, maupun ilmuan di wilayah-wilayah.
4.1.2 Analisis Statis Arus Brain Drain di Indonesia

12

Adanya fenomena brain drain secara umum dilatarbelakangi oleh migrasi
bermotif pendidikan. Hal ini dapat terlihat pada motif dilakukannya brain drain di
Indonesia berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2012.
Grafik 4.2 : Motif Migrasi Internasional Penduduk Indonesia Tahun 2012.

Sumber : Inayati dkk, 2012

Adanya kenyataan bahwa tingginya motif pendidikan untuk bermigrasi
semakin meyakinkan bahwa fenomena brain drain di Indonesia semakin tinggi.
Meskipun faktor-faktor lain seperti ekonomi juga terjadi, tetapi aspek ekonomi
dapat pula terjadi pada unskilled labour atau para TKI/TKW yang masih mau
untuk kembali ke negara asal.
Sedangkan dari segi proporsi usia, brain drain terjadi dari beberapa usia
yang ada yakni usia 0 hingga 12 tahun (0+), 12 hingga 18 tahun (12+), 18 hingga
22 tahun (18+), dan 22 tahun keatas (22+).
Grafik 4.3 : Proporsi Usia Migrasi Internasional dari Indonesia Tahun 2007

Sumber : DLM, 2009

13

Berdasarkan grafik diatas, proporsi paling besar untuk migrasi internasional yang
terjadi di Indonesia adalah pada usia 0 hingga 12 tahun. Namun, jika dilihat
berdasarkan usia penduduk yang menempuh pendidikan lanjut yakni diatas 18
tahun, maka proporsi penduduk yang bermigrasi adalah sebesar 44 persen.
Sehingga hampir setengah penduduk yang bermigrasi tersebut merupakan usia
yang sedang menempuh pendidikan ataupun sudah menjadi ilmuan dan
akademisi. Sedangkan secara global, proporsi brain drain yang terjadi di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia) dapat dilihat pada grafik 4.4
Grafik 4.4 : Proporsi Brain Drain Asia Tenggara Tahun 2007

Sumber : DLM, 2009

Grafik diatas menjelaskan bahwa negara tujuan yang paling dominan untuk
penduduk Asia Tenggara (termasuk Indonesia) adalah Amerika Serikat yakni
sebesar 61 persen. Adanya dominasi tersebut mengingat Amerika Serikat masih
menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang besar serta PDB yang tinggi.
Sehingga Amerika Serikat memiliki pull factor untuk menarik para imigran
khususnya yang bermotif pendidikan.
4.2 Implementasi Solusi dalam Mengatasi Brain Drain di Indonesia
Adanya fenomena brain drain memerlukan solusi agar brain drain yang
merugikan dapat diubah menjadi brain gain. Solusi tersebut dapat dilakukan

14

melalui cara-cara negara yang telah mengalami brain drain serta telah berhasil
mengatasi brain drain yang merugikan menjadi reversed brain drain atau brain
gain. Namun, diperlukan beberapa penyesuaian untuk cara-cara yang telah

diterapkan di negara-negara tersebut mengingat adanya perbedaan keadaan secara
sosial, politik, dan ekonomi.
4.2.1 Historikal Brain Drain di Cina, Rusia, dan India
1. Cina
Fenomena brain drain di Cina diawali dari adanya insiden
Tianannmen pada tahun 1989. Insiden tersebut mengakibatkan banyaknya
perubahan dari beberapa aspek di dalam pemerintahan. Di sisi lain, banyak
pelajar yang berada di luar negeri takut untuk kembali ke Cina karena
adanya ancaman hukuman dengan sistem pemerintahan yang baru apabila
ada pelajar yang belajar di luar negeri. Survey telah dilakukan pada
mahasiswa-mahasiswa Cina yang berkuliah di 10 perguruan tinggi di
Amerika Serikat pasca adanya insiden Tiananmen, dan didapatkan bahwa :
1) 77,9 persen mengatakan bahwa politik yang diterapkan di Cina sangat
buruk sehingga mereka enggan untuk kembali, 2) 72,6 persen masih peduli
pada politik Cina dan masih memungkinkan untuk kembali, 3) 71,3 persen
berkata bahwa adanya kesulitan para mahasiswa tersebut untuk
beradaptasi dengan sistem pemerintahan Cina saat ini, dan 4) 61,3 persen
berkata bahwa mereka pesimis dengan prospek karir di Cina sehingga
mereka enggak untuk kembali. Menyikapi hasil survey yang ada tersebut,
pemerintah Cina telah berupaya untuk mengatasi permasalahan brain
drain yang terjadi yang pada dasarnya disebabkan karena adanya

perubahan kebijakan di Cina serta adanya insiden Tiananmen diantaranya
adalah reformasi politik melalui reconsidering policy pada pelajar di luar
negeri yang secara efektif menjamin pelajar luar negeri kembali dan
jaminan dari faktor-faktor yang ditakutkan para mahasiswa Cina di luar
negeri.
2. Rusia

15

Adanya brain drain di Rusia merupakan dampak lanjutan akibat
runtuhnya Uni Soviet (biasa disebut dengan masa krisis post-soviet). Pada
masa krisis post-soviet tersebut mengakibatkan tingkat outflow para
pekerja dengan skil yang tinggi meningkat. Rusia telah menerapkan
beberapa solusi dalam mengatasi brain drain tersebut diantaranya : 1)
Mengorganisasi kembali research and development yang ada di Rusia
mengingat adanya masa krisis post-soviet menuntut pemerintah untuk
lebih fokus pada aspek ekonomi dan bukan aspek RnD sehingga banyak
pelajar dan ilmuan yang hijrah ke luar negeri, 2) Restructuring economy
dengan penekanan pada sektor high-tech, 3) Forward-looking approach,
dan 4) Crediting Student atau penggratisan sekolah, kuliah, final project
bagi para pelajar di Rusia. Sehinga diharapkan dengan insentive tersebut
para pelajar akan tetap belajar dan mengembangkan risetnya di dalam
negeri.
3. India
Penyebab terjadinya brain drain di India tidak secara teknis terjadi.
Adanya brain drain yang telah sukses dirubah menjadi brain gain di India
berawal dari jumlah pelajar di India yakni 5,5 persen dari 2,8 juta pelajar
yang berhijrah di luar negeri. Adanya krisis yang terjadi di negara tujuan
mengakibatkan pada tahun 2010 sebanyak 60 ribu penduduk kembali ke
India (data menurut Bussiness Standart). Kembalinya penduduk tersebut
meningkatkan pertumbuhan ekonomi India sehingga dalam jangka
panjang menarik lebih banyak tenaga kerja India di luar negeri untuk
kembali karena adanya potensi pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
di India. Sehingga secara tidak langsung, dalam mengatasi brain drain,
India mengusahakan dengan meningkatkan pertumbuhan ekonominya
sebagai insentif para imigran di luar negeri untuk kembali sehingga brain
drain yang merugikan dapat menjadi brain gain yang menguntungkan

negara.
4.2.2 Penerapan Solusi untuk Indonesia dalam Mengatasi Brain Drain
(Berdasarkan Penerapan Negara Lain).

16

Gambar 4.1 : Framework Adaptasi Implementasi Solusi Mengatasi Brain
Drain dari Negara Lain

Sumber : Penulis

Kerangka kerja diatas menejelaskan bahwa cara-cara yang telah
diterapkan di beberapa negara yakni Cina, Rusia, dan India masih memerlukan
adaptasi untuk diterapkan di Indonesia. Adaptasi tersebut dilakukan mengingat
perbedaan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, dan budaya yang ada di negaranegara tersebut. Pada penerapan solusi yang telah diterapkan oleh Cina dalam
mengatasi brain drain yakni adanya reconsiderating policy atau pertimbangan
kembali kebijakan terhadap para siswa yang berada di luar negeri serta jaminan
atas ancaman hukuman yang terjadi akibat sistem pemerintahan kala itu.
Berdasarkan solusi tersebut, untuk pertimbangan kembali kebijakan masih
mungkin dilakukan, tetapi untuk keadaan bahwa Indonesia akan menghukum para
pelajar yang belajar di luar negeri tentu tidak sesuai dengan keadaan di Indonesia.
Adanya sedikit aspek yang tidak sesuai dengan Indonesia tersebut disebabkan

17

karena urgensi yang bersifat mendasar dan tidak bisa disesuaikan dengan negara
lain yang berbeda sistem pemerintahan.
Berbeda dengan solusi berikutnya yang berasal dari Rusia, penerapan
solusi tersebut sangat mungkin dilakukan karena solusinya sangat bersifat teknis.
Meskipun urgensi yang ada di Rusia yang menyebabkan brain drain adalah
karena adanya krisis, jika dilihat secara history, Indonesia juga pernah mengalami
krisis sehingga mengakibatkan beberapa wilayah keluar dari Indonesia. Selain
berdasarkan urgensi yang sama, solusi seperti memperbaiki riset dan
pengembangan berbasis high-tech juga sangat dapat dilakukan di Indonesia.
Meskipun penguasaan teknologi saat ini masih rendah, tetapi berangkat dari
urgensi negara yang sama diharapkan Indonesia dapat menerapkan konsep-konsep
dari Rusia tersebut.
Solusi yang telah diterapkan di India adalah solusi yang lebih makro dan
banyak negara dapat melakukannya. Sebab, solusi ini merupakan tujuan universal
banyak negara yakni peningkatan produktivitas. Berangkat dari urgensi yang
cenderung disebabkan karena keadaan ekonomi negara lain, masyarakat India
yang ada di luar negeri bersedia untuk kembali ke negaranya dan melakukan
pembangunan disana. Sehingga dengan pembangunan yang ada, semakin
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang juga semakin menarik para imigran
yang ada di luar negeri untuk kembali. Jika dibandingkan dengan Indonesia,
terjadang ketidakpedulian terhadap pembangunan negara sendiri menjadi
permasalahan saat ini. Meskipun Indonesia telah beberapa kali menujukkan
perekonomian yang bagus, tetap saja mindset para imigran internasional masih
belum berubah untuk underestimated terhadap Indonesia. Sehingga dari pola pikir
tersebut cukup sulit untuk dilakukan meskipun secara praktik untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan.
Oleh karena itu, secara umum dsolusi-solusi yang telah diterapkan
tersebut dapat diterapkan di Indonesia meskipun beberapa solusi membutuhkan
beberapa penyesuaian mengingat adanya perbedaan yang bersifat mendasar dan
berhubungan dengan sistem pemerintahan suatu negara sehingga adaptasi sulit
dilakukan. Penerapan solusi yang dapat dilakukan adalah solusi yang bersifat

18

teknis ataupun solusi yang secara universal dapat dilakukan banyak negara dan
memang menjadi tujuan semua negara.

19

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Keadaan umum brain drain di Indonesia dapat dilihat berdasarkan determinan
dan data empiris yang ada. Secara umum, determinan brain drain di Indonesia
terdiri dari dua (bipolar ) yakni faktor pendorong dan penarik. Faktor pendorong
berasal dari negara asal seperti ketidakmampuan negara dalam menampung dan
memfasilitasi dinamika ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pesat
sehingga banyak orang yang memutuskan untuk hijrah ke luar negeri. Sedangkan
Faktor penarik misalnya keadaan negara tujuan yang lebih baik dari segi
infrastruktur (laboratorium penelitian ataupun fasilitas kesehatan) serta jaminan
kehidupan dan karir yang lebih baik. Permasalahan tersebut secara keseluruhan
cenderung hanya pada aspek pendidikan saja mengingat motif terbesar orang
dalam bermigrasi interasional adalah motif pendidikan, sehingga menimbulkan
brain drain.

2. Implementasi solusi yang berasal dari Cina, Rusia, dan India yang telah
berhasil mengatasi brain drain yang merugikan menjadi brain gain yang
menguntungkan memerlukan beberapa adaptasi mengingat terdapat perbedaan
mendasar dan rigid untuk dilakukan perubahan seperti perbedaan sistem
pemerintahannya. Sehingga penerapan yang dapat secara langsung dilakukan
adalah penerapan yang bersifat teknis dan universal bagi banyak negara.

20

5.2 Saran
1. Peneliti lain diharapkan dapat lebih menganalisis determinan brain drain yang
ada dengan lebih rinci melalui analisis kuantitaifnya. Meskipun data empiris yang
menunjukkan jumlah brain drain yang ada sangat minim, tetapi gambaran arus
brain drain dapat didapatkan melalui variabel-variabel lain yang berhubungan

dengan ketenagakerjaan.
2. Pemerintah dalam menerapkan solusi dari negara lain tersebut diharapkan dapat
menyesuaikan mengingat besarnya jumlah penduduk Indonesia sehingga
diperlukan sosialisasi agar penduduk yang ada di luar negeri dapat menerima
penyesuaian yang dilakukan pemerintah.

21

DAFTAR PUSTAKA

Buga dan Menyer. 2012. Indian Human Resource Mobility : Brain Drain vs Brain
............................Gain. Carim-India : European University Institute

Chang, Paris dan Deng, Zhiduan. 1992. The Chinese Brain Drain and Policy
............................Option. Studies in Comparative International Development –

...........................volume 27 issue 1 pp 44-60. Pennysilvania : Springerlink
Commander dkk. 2004. The Brain Drain : A Review of Theory and
..........................Facts.Brighton-UK . Brussel Economic Review

Docquier, Frederic dan Rapoport, Hillel. 2011. Globalization, Brain Drain, and
..........................Developing. Germany : IZA

Docquier dkk. 2005. Brain Drain in Developing Region (1990-2000). Germany :
..........................IZA
Faiz, Pan Mohammad. 2007. Brain Drain dan Sumber Daya Manusia Indonesia :
..........................Studi Analisa Terhadap Reversed Brain Drain di India.
..........................Disampaikan pada konferensi Internasional pelajar Indonesia

..........................(KIPI) Tahun 2007
Gibson, John dan Mckenzie, David. 2011. Eigh Question About Brain Drain.
.........................Hamilton-New Zealand : Worldbank
Ivakhnyuk, Irina. 2006. Brain Drain from Rusia in Search for A Solution.
.........................Moscow-Rusia : Moscow State Lomonosov University

Jhonson, Nadja. 2009. Analysis and Assessment of the Brain Drain Phenomenon
.........................and Its Effect on Caribbean Countries. Florida : Florida Atlantic

........................Comparative Studies

22