RESUME AUDIT II SIKLUS PRODUKSI

Nama

: Amanda Indirayuti

NIM

: 2014017034

Kelas

: Akuntansi 4A2

BAB 20
AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI : PENGUJIAN
SUBSTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN
A. DESKRIPSI SEDIAAN
Sediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual
dalam kegiatan bisnis yang normal ataupun barang-barang yang akan dikonsumsi
dalam pengolahan produk yang akan dikonsumsi dalam pengolahan produk yang
akan dijual. Didalam perusahaan dagang, sediaan terutama terdiri dari sediaan barang
dagang. Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, sediaan terdiri dari sediaan bahan

baku dan bahan penolong, sediaan produk dalam proses, sediaan produk jadi, sediaan
suku cadang dan bahan habis pakai pabrik
Sediaan umumnya mendapat perhatian yang lebih besar dari auditor didalam
proses auditnya karena berbagai alasan berikkut :
1.

Umumnya sediaan merupakan komponen aktiva lancar yang jumlahnya cukup
material

dan

merupakan

objek

manipulasi

serta

tepat


terjadinya

kesalahan-kesalahan besar.
2.

Penentuan besarnya nilai sendirian secara langsung mempengaruhi kos yang
dijual sehingga berpengaruh juga pada perhitungan laba tahun yang
bersangkutan.

3.

Verifikasi kuantitas, kondisi dan nilai sediaan merupakan tugas yang lebih
kompleks dan sulit dibandingkan dengan verifikasi sebagian besar unsur laporan
keuangan yang lain.

4.

Seringkali


sediaan

disimpan

diberbagai

tempat

sehingga

menyulitkan

pengawasan dan perhitungan fisiknya.
5.

Adanya berbagai macam sediaan menimbulkan kesulitan bagi auditor dalam
melaksanakan auditnya.

B. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN SEDIAAN
DALAM NERACA.

Sebelum membahas pengujian substantif terhadap sediaan, perlu diketahui lebih
dahulu prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian sediaan di neraca berikut
ini :
1.

Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower of cost or
market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam menentukan kos
sediaan.

2.

Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca harus
dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan nilai pada harga
pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda kurung juga. Kos pengganti ini
harus dicantumkan dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan
berdasarkan metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP/LIFO)

3.

Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan rugi laba tahun

yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan auditor harus menyatakan
pengecualian mengenai konsisten penerapan prinsip akuntansi berterima umum
dalam laporan audit.

4.

Penjelasan yang lengkap harus dibuat dalam laporan keuangan jika sediaan
digadaikan sebagai jaminan utang yang ditarik oleh klien.

5.

Jika

jumlahnya

material,

sediaan

dalam


perusahaan

manufaktur

harus

dikelompokkan dalam kelompok utama yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk
dalam proses, dan sediaan bahan baku. Penyajian kelompok sediaan tersebut dalam
neraca berdasarkan urutan likuiditasnya.
6.

Penyajian pembeli harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika jumlahnya material
ataupun bersifat luar biasa.

7.

Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah tanggal
neraca harus dibentuk dengan menyelisihkan sebagian laba yang ditahan. Cadangan
ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus disajikan sebagaii pengurang

akun laba ditahan.

C. TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SEDIAAN
Tujuan audit terhadap sediaan :
a.

Memperoleh keyakinan tentang keadaan catatan akuntansi yang bersangkutan

dengan sediaan.
b.

Membuktikan asersi keberadaan sediaan yang dicantumkan di neraca dan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

c.

Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan sediaan yang
dicatat dalam neraca akuntansi dan kelengkapan saldo sediaan yang disajikan di
neraca.


d.

Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas sediaan yang dicantumkan di
neraca.

e.

Membuktikan asersi penilaian sediaan yang dicantumkan di neraca.

f.

Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan sediaan di neraca.

D. PROGRAM PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP SALDO SEDIAAN


Prosedur Audit Awal
Sesuai dengan sediaan yang benar-benar ada pada tanggal neraca, auditor
melakukan rekonsiliasi antara informasi sediaan yang dicantumkan di neraca dengan
catatan akuntansi yang mendukungnya. Karena itu, auditor melakukan lima prosedur

audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi sediaan di neraca dengan
catatan akuntansi yang bersangkutan :
1.

Usut saldo sediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun, sediaan yang
bersangkutan di dalam buku besar.

2.

Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar.

3.

Usut saldo awal akun sediaan ke kertas kerja tahun yang berlalu.

4.

Usut postingan penerbit dan pengkreditan akun sediaan ke jurnal yang
bersangkutan.


5.


Lakukan rekonsiliasi buku pembantu sediaan dengan akun kontrol sediaan di
buku besar.

Prosedur Analitik
Prosedur analitik ini merupakan pengecekan secara menyeluruh mengenai
kewajaran sediaan yang disajikan neraca. Dalam prosedur ini, auditor menghitung
berbagai ratio yang bersangkutan dengan sediaan. Ratio beriku ini seringkali
digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap sediaan :
Ratio

1.

Tingkat perputaran sediaan

Formula

Sediaan produk jadi


Kos produk yang dijual + Rerata saldo sediaan produk jadi

Sediaan produk dalam proses

Kos produk + Rerata saldo sediaan produk dalam proses

Sediaan bahan baku

Biaya bahan baku + Rerata saldo sediaan bahan baku

Sediaan barang dagang

Kos produk yang dijual + Rerata saldo sediaan barang
dagangan

2.

Ratio

sediaan

dengan

aktiva lancar
3.

Ratio laba bruto dengan
hasil penjualan


Sediaan + Aktiva lancar
Laba bruto + Hasil penjualan bersih

Pengujian terhadap transaksi rinci
Auditor melakukan pengujian substantif terhadap transaksi rinci yang mendebit
dan mengkredit akun sediaan dan pengujian pisah batas yang digunakan untuk
mencatat transaksi yang berkaitan dengan akun tersebut.
1.

Periksa sampel transaksi yang tercatat dalam akun sediaan ke dokumen yang
mendukung timbulnya transaksi tersebut.

2.

Periksa pendebitan akun sediaan ke dokumen pendukung : bukti kas keluar,
faktur pembelian, laporan penerimaan barang, dan surat order pembelian.

3.

Periksa pengkreditan akun sediaan ke dokumen pendukung : faktur penjualan,
laporan pengiriman barang, bukti pemakaian barang gudang, memo debit untuk
retur pembelian.

4.

Pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

5.

Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.

6.

Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya sediaan (karena transaksi
penjualan atau pemakaian sendiri) dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan



minggu pertama setelah tanggal neraca.
Pengujiana Terhadap Saldo Akun Rinci
Prosedur audit yang ditempuh oleh auditor dalam melaksanakan pengamatan
terhadap perhitungan fisik sediaan adalah :
1.

Pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan untuk membuktikan asersi :
a.

Keberadaaan dan keterjadian.

b.

Kelengkapan.

c.

Penilaian sediaan, auditor melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik
sediaan dibagi menjadi dua, yaitu :




Memeriksa intruksi tertulis mengenai perhitungan fisik sediaan.
Melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang
dilakukan oleh klien.

2.

Kirimkan surat konfirmasi sediaan yang disimpan di gudang pihak luar.
a.

Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara
konsinyasi dan barang-barang titipan yang ada di tangan klien.

b.

Mintalah informasi mengenai sediaan yang dijadikan jaminan penarikan
utang.

c.

Lakukan pengujian terhdap penialaian sediaan.

d.

Mintalah informasi mengenai metode penilaian sediaan yang digunakan oleh
klien.

e.

Periksa kesesuaian kos per satuan sediaan dengan prinsip akuntansi
berterima umum.

f.

Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos per satuan
sediaan.

g.

Bandingakan laba bruto tahun yang diaudit dengan laba bruto tahun
sebelumnya.

h.

Lakukan pengamatan terhadap unsur sediaan yang rusak.

i.

Hitung tingkat perputaran sediaan dan bandingkan dengan tingkat
perputaran sediaan tahun sebelumnya.

j.

Lakukan pengamatan terhadap sediaan yang lambat pemakaiannya atau
penjualannya.



k.

Mintalah surat representasi sediaan dari klien.

Pemeriksa Penyajian dan Pengungkapan Sediaan di Neraca
Auditor melakukan verifikasi penyajian sediaan di neraca dengan cara :
1.

Memeriksa klarifikasi sediaan di neraca

2.

Memeriksa penjelasan yang bersangkutan dengan sediaan.

3.

Melakukan analisis review terhadap sediaan.