PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA
PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
(Studi Kasus Madrasah Ibtidaiyah Ma arif Giriloyo 1
Kecamatan Imogiri, Bantul)
Makhrus Fauzi
FTK UIN Sunan Kalijaga
fauzi_machrus@yahoo.com
Dhifla Najih
FAI-UCY
Abstract
This study aims to analyze the implementation of character education in
Islamic cultural history lesson in class IV MI Ma'arif Giriloyo 1 as well as
enabling and inhibiting factors that accompany it. This research is a
descriptive qualitative study using observation, interviews and
documentation, especially during the learning subject of history Hijrah of the
Prophet to Yathrib. Character formation of students is done by making the
Prophet Muhammad as well as the teachers become a model that can be
emulated and use the lecture method frequently asked questions, and
discussion and saintific approach. So that students are more active and
shaping the student character. Factors that learning support school programs,
curriculum, and school environment. Obstacles encountered include

instructional time, students are diverse, and lesson planning.
keywords: Development, student character, Islamic cultural history lesson
A. Pendahuluan

Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus
menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya.
Terdapat 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Kemendiknas
adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingian tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. 1 Dalam hal
ini bukan hanya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan saja melainkan
juga dalam setiap mata pelajarna yang ada. Pada dasarnya semua mata
pelajaran yang diajarkan dipakai sebagi wahana untuk membangun karkater.
Semua mata pelajaran dapat dimanfaatkan untuk menggugah, memberi
inspirasi, dan membuka kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan

MAKHRUS FAUZI

kepercayaan diri, kegigihan, kerjasama, dan karakter baik lainnya. 2 Oleh

Karena itu, sekolah yang berlatar belakang pendidikan agama Islam seperti
MI memprioritaskan pendidikan karakter sebagai hal yang penting.

Hal ini dikarenakan tujuan dari pendidikan nasional salah satunya yaitu
menjadikan peserta didik sebagai sosok yang berkarakter. Kondisi semacam
ini semakin nyata di MI Ma arif Giriloyo 1. Madrasah ini terletak di pedesaan
dan disampingnya terdapat pesantren. Selain itu madarasah yang berlokasi di
pedesaan ini mempunyai berbagai prestasi baik tingkat lokal sampai tingkat
nasional.3 Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran
yang dilakukan guru SKI dalam pembentukan karakter siswa kelas IV MI
Ma arif Giriloyo. Penjelasan lebih lanjut difokuskan kepada investigasi faktor
pendukung dan penghambat dalam pembentukan karakter siswa melalui
proses pembelajran SKI di kelas IV MI Ma arif Giriloyo. Analisis terakhir
diikuti dengan penutup berupa kesimpulan.
B. Metode Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif memilih responden secara purpossive,
yaitu seorang guru pengajar SKI kelas IV MI Ma arif Giriloyo dan 20 siswanya
dengan komposisi laki-laki 11 anak dan 9 siswi perempuan. Teknik atau
metode pengumpulan dalam penelitian ini, menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Proses ini
tidak dilakukan selama pelajaran SKI brejalan tetapi difokuskan kepada
materi tertentu, yaitu sejarah Hijrah Nabi Muhammad saw ke Yatsrib. Teknik
analisis data mengikuti Miles dan Huberman yang membagi tiga tahapan;
yaitu; Reduksi data, Model data (data display) dan Penarikan/ verifikasi
kesimpulan.
C. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran yang dilakukan guru meliputi tiga tahap yaitu
tahap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran sudah mengadaptasi kurikulum SD/MI Tahun
2013 seperti terwujud dalam Silabus dan Rencana Pembelajaran. Karakter
yang hendak diimplementasikan tidak dipilih semuanya tetapi dilakukan
secara bertahap. Guru bisa menyebutkan tiga karakter yang menonjol, yaitu
kepercayaan diri, keberanian, tanggung jawab.4 Instrumen utama dalam
pengembangannya adalah dapat menunjang pembelajaran sekaligus
pembentukan karakter. Guru sering menggunakan metode diskusi dan Tanya
jawab.5 Dalam perencanaannya guru membuat kelompok untuk berdiskusi

tentang suatu hal, kemudia guru memerintahkan dalam setelah diskusi untuk
2

Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA PELAJARAN SKI

mengkomunikasikan hasil diskusi yang telah dilaksanakan. Caranya, semua
anggota kelompok diminta maju ke depan kelas. Hal ini menurut guru dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan berani untuk berbicara di depan kelas.
Hal yang patut dicermati bahwa fokus guru dalam pengembangan karakter
bisa dioptimalkan dengan penyantuman dalam Silabus dan RPP yang belum
dilakukan sehingga pembentukan karakter masih terjadi secara tersirat.
2. Pelaksanaan pembelajaran

Penerapan pendekatan saintifik terlihat pada bagian inti yaitu ketika
guru memerintahkan siswa untuk membaca materi yang ada didalam buku.
Hal ini menunjukan pproses awal dari pendekatan saintifik yaitu mengamati.
Pengamatan yang dilakukan yaitu dengan cara membaca. Pada langkah
pembelajaran menanya siswa diberikan kesempatan oleh guru menanyakan

hal-hal yang dianggapnya aneh atau hal yang baru seperti pertanyaan orang
arab menggunakan kata bin pada setiap namanya. 6 Setelah kegiatan
menanya guru menggunakan metode diskusi kelompok untuk
mengasosiasikan atau mengolah informasi dengan cara memberikan soal
pada masing-masing kelompok untuk dikerjakan. Setelah selesai mengolah
jawaban siswa mengkomunikasikan dengan cara ditanya oleh guru tentang
hasil yang telah didapat dalam diskusi ataupun jawaban dari ulangan yang
dikerjakan.
Pada kegitan ulangan harian, guru menekankan pada kesadaran siswa
masing-masing. Guru hanya memberikan soal ulangan dan menunggu siswa
selesai mengerjakan. Pada kegiatan ini guru melatih siswa untuk jujur,
disiplin terhadap waktu, mandiri dan gemar membaca. Hal ini terlihat
suasana kelas yang tenang dan tidak menyontek saat ulangan padahal guru
sempat meninggalkan ruangan.

Pada kegiatan penutup terlihat guru menanamkan karakter disiplin,
religius, dan tanggung jawab. Hal ini guru lakukan dengan cara guru
memberikan peraturan setelah salam siswa harus rapi dan tenang jika ingin
keluar ruangan terlebih dahulu. Pad posisi ini, ini maka ditemukan beberapa
karakter yang diajarkan dan belum masuk dalam silabus dan RPP. Maka

pelaksanaan tersirat dan dilakukan secara insidental mengindikasikan
tentang pentingnya penyusunan silabus dan RPP yang secara spesifik
menjelaskan perjalan pengembangan karakter sehingga pelaksanaan bisa
teratur dan terpola
D. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembentukan
Karakter Siswa
1. Faktor pendukung

Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015

3

MAKHRUS FAUZI

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan madrasah

Kegiatan atau progam yang dilakukan madrasah merupakan suatu
cara untuk memajukan madrasah tersebut. Kegiatan seperti ini dilakukan
oleh masing-msing sekolah dengan cara yang berbeda-beda supaya selain
melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sekolah juga mempunyai

pembelajaran di luar kelas. Dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah untuk mendukung melakukan pembentukan karakter dalam kelas
dalam proses pembelajaran semua mata pelajaran terutama SKI.
b. Kurikulum madrasah

Kurikulum yang digunakan oleh MI ini merupakan kurikulum 2013
dan KTSP. Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala madrasah,
kurikulum 2013 digunakan oleh kelas 1 dan 4 sedangkan KTSP digunakan
di kelas 2, 3, 5, dan 6.7 Pengguna kurikulum 2013 dalam mata pelajaran
SKI dapat menjdai faktor yang mendukung pembentukan karakter. karena
dalam kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa, sesuai
wawancara dengan guru SKI. Berdasarkan wawancara tersebut kurukulum
2013 lebih membuat siswa lebih aktif dan nilai sikap lebih
dipertimbangkan. Hal ini sangat cocok dengan pembentukan karakter.

Pendidikan karakter sesuai dengan instruksi pemerintah harus
diterapkan, baik pada kurikulum 2013 maupun KTSP. Sesuai dengan hasil
wawancara kepada kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa
imoplementasi pendidikan karakter dalam tiap mata pelajaran telah
didukung penuh oleh kurikulum yang berjalan.

c. Kondisi lingkungan madrasah

Lingkungan madrasah yang terletak di daerah pedesaan dan jauh
dari keramaian dapat membuat ikim madrasah yang baik. Perlakuan guru
yang menjadi model bagi anak merupakan faktor yang penting. Figur guru
yang disukai anak dapat mendukung pembentukan karakter. Hasil
wawancara kepada siswa kelas IV ibu guru SKI orangnya baik dan tidak
galak dan mereka suka. 8 Hal ini terlihat juga ketika guru sedang
mengajar di kelas, guru tidak pernah marah dan selalu tersenyum 9.
Selain itu ketika ada siswa yang ramai guru langsung menegur dengan
teguran yang tidak kasar. Ketika itu siswa terlihat patuh dan tidak merasa
dimarahi.10

2. Faktor penghambat

a. Waktu pelaksanaan pembelajaran

Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat menjadikan faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan karakter. Hal ini dikarenakan pada jadwal
4


Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA PELAJARAN SKI

pelajaran SKI diletakan di bagian akhir jadwal pembelajaran, yaitu
diletakan pada jam pelajaran 7 dan 8. 11 Jam ke 7 dan 8 merupakan jam
setelah istirahat ke dua. Hal ini menyita waktu untuk persiapan masuk
kelas. Selain itu setelah jam ke 8 jadwalnya yaitu solat dhuhur bersama.
Hal ini dapat mempengaruhi kondisi siswa, karena siswa terfokus untuk
keluar kelas untuk istirahat sholat dhuhur berjamaah.
b. Peserta didik atau siswa

Kondisi siswa yang berbeda-beda merupakan salah satu faktor yang dapat
menghambat dalam pembentukan karakter. hal ini dikarenakan siswa
merupakan sasaran dari pembentukan karakter. Oleh karena itu, kondisi
siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya. Kondisi siswa yang
berbeda-beda terungkap dalam wawancara kepada ibu kepala madrasah
bahwa pernyataan yang disampaikan oleh kepala madrasah dapat diambil
beberapa hal, yaitu tentang kondisi siswa yang kurang dapat mencontoh

seorang figur guru dan masih terkendalanya kesopanan sebagian siswa
terhadap guru dalam sopan santun berbicara. Sedangkan guru SKI
berpandangan yang sama dengan kepala madrasah yaitu tentang factor
penghambat yaitu siswa. Namun, dengan alasan yang berbeda. Seperti
hasil wawancara dengan guru SKI ketika ditanya tentang kendala dalam
menyampaikan pembentukan karakter, Mungkin anak bermacammacam karakternya, ada yang pemalu, berani, ngeyel. Lingkungannya dari
luar kan ngga tahu lingkunganya bagaimana .12

c. Perencanan pembelajaran

Perencanaan pembelajaran bermuatan karakter pada hakekatnya
merupakan rencana jangka pendek untuk memperkirakan dan
memproyeksikan karakter yang akan bentuk atau ditanamkan. 13 Dalam
hal ini, perencanaan yang dibuat oleh guru dalam pencantuman karakter
di RPP hanya terdapat dalam tujuan dan tidak diberikan pada poin yang
khusus.

E. Kesimpulan

Proses pembelajaran SKI meliputi perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran membutuhkan detil kelengkapan yang bisa menjadi pedoman
dalam pelasksanaan termasuk karakter yang dikembangkan. Perencanaan
yang tersirat telah memberikan peluang terhadap pembentukan karakter
secara insidental. Pendekatan saintifik selama pelaksanaan telah memberikan
kesempatan positif bagi pengembangan peserta didik. modeling dengan
menjadikan Nabi Muhammad SAW. dan guru sebagai figur yang dapat
dicontoh, menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi untuk

Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015

5

MAKHRUS FAUZI

mengeksplorasi pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak secara
aktif. Dalam proses evaluasi, guru pun menggunakan penilaian yang
mencakup semua aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembentukan
karakter dalam proses pembelajran SKI yaitu: faktor pendukungnya meliputi
progam-progam madrasah, kurikulum yang diterapkan, dan kondisi
lingkungan madrasah. Sedangkan faktor penghambatnya meliputi waktu
pelaksanaan pembelajaran, peserta didik atau siswa yang bermacam-macam,
dan perencanaan pembelajaran.
Catatan Akhir
1

hlm. 8-9

Suyadi, Strategi Pembelajaran Karakter, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013)

2 Djoko Widianto dan Ign. Gatut Saksono. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
Negara Pancasila: Agama atau sekuler; Sosialis atau Kapitalis. (Yogyakarta: Ampera
Utama, 2012) hlm. 53-54.
3 Hasil wawancara kepada Ibu Sulihah selaku guru SKI MI Giriloyo I. pada tanggal
09 September 2014.
4 Hasil wawancara dengan Guru SKI pada hari Kamis, 02 April 2015, pukul 10.07
WIB. Di ruang computer dan multimeida
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Hasil wawancara dengan Kepala Madrasah pada hari Kamis, 02 April 2015, pukul
10.32 WIB. Di ruang Kepala Madrasah
8 Keseluruhan wawancara dengan siswa kelas IV MI Ma arif Giriloyo1 pada Hari
Sabtu, tanggal 02 Mei 2015, Pukul 11.00 di ruang kelas IV MI Ma arif Giriloyo 1
9 Ibid.
10 Data hasil observasi pembelajaran SKI pada Hari Sabtu tanggal 4 April 2015, pukul
11.15 12.10 WIB. Di ruang Kelas IV MI Ma arif Giriloyo 1
11 Dokumentasi jadwal pembelajaran
12 Hasil wawancara dengan Guru SKI pada hari Sabtu, 02 Mei 2015, pukul 10.35
10.45 WIB. Di ruang Unit Kesehatan Madrasah (UKM)
13 Mulyasa, Manajemen Pendidikan karakter, (Jakarta: Bumi aksara, 2013), hlm. 78

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Dudung. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kurnia
Kalam Semesta, 2003.
Baswedan, Anies. Merajut Tenun Kebangsaan. Diakses pada tanggal 02
Desember
2014
dari
http://dikdas.kemdikbud.go.id/
index.php/merajut-tenun-kebangsaan/.
Burhanudin, Ilyas. Peran Mata Pelajaran Akidah Ahlak Dalam Menanamkan
Nilai Pendidikan Karakter Siswa Kelas V (Study Kasus Di MIN
Kebonagung Imogiri Bantul). Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013.
Daradjat Zakiah. Membina Nilai-nilai Moral Di Indonesia. Jakarta: Bulan
Bintang, 1977.

6

Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015

PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI MATA PELAJARAN SKI

Fokus

Indosiar diakses pada tanggal 17 Juni 2015 dari http://
www.indosiar.com/fokus/empat-orang-tewas-enam-wargadiperiksa_69669.html
Hasan Said Hamid, Dkk. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010.
Kompas.
Diakses
pada
tanggal
17
Juni
2015
dari
http://regional.kompas.com/read/2012/08/26/17193393/Bentrok.di.S
ampang..Satu.Tewas.dan.Lima.Luka.
Lickona, Thomas. Character Matter. penerjemah Juma Abdu Wamaungo dan
jean Antunes Rudolf Zein. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
____________. Education For Character: How Our School Can Teach
Respect And Responsibility, Penerjemah Juma Abdul Wamoungo.
Jakarta: Bumi Aksara.
Mattew Milles B. dan Huberman A, Michael. Analisa Data Kualitatif:
terjemah Rohindi. Jakarta: UI Press, 1992.
Mulyasa. Manajemen Pendidikan karakter. Jakarta: Bumi aksara, 2013.
Narwanti, Sri. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter Dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia, 2011.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Dan Bahasa Arab.
Purwasari, Dewi Yuni. Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Anak di
Play Group Budi Mulya I Depok Seleman Yogyakarta, Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
Salistia, Muniroh. Peran Mata Pelajaran Akhlak Mulia dalam Pembentukan
Karakter Anak Kelas III di SDIT Salsabila Al-Muthi in Yogyakarta,
Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan kalijaga
Yogyakarta, 2013.
Samani, Muchlas dan Haryanto. Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidiakan. Jakarta: Kencana, 2013.
Saputro, Soenarto, dkk. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: PGMI,
2012.
Setyawan, Davit, Kasus Kekerasan Siswa SD di Bukittinggi Diduga Efek
Game
dan
Film
kekerasan.
Diakses
dari
http://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-kekerasan-siswa-sd-dibukittinggi-diduga-efek-game-dan-film-kekerasan/ pada tanggal 16
Juni 2015.
Soehadha, Moh. Metodologi Penelitian Sosial Kualitatif Untuk Study
Agama, Yogyakarta: Suka Press, 2012.

Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015

7

MAKHRUS FAUZI

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2011.
Suyadi. Strategi Pembelajaran Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013.
Suyitno Imam. Wawasan Kebangsaan: Nilai-Nilai Persahabatan Dan Hidup
Harmonis (Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Pembentukan
Identitas Bangsa Di Tengah Arus Globalisasi). dikses pada tanggal 20
Januari
2015
dari
http://lkpm.unm.ac.id/portal/wpcontent/uploads/2012/12/makalah-wawasan-kebangsaan-PenddKarakter-UNM.docx
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Widianto, Djoko, Ign. Gatut Saksono. Pendidikan Karakter Berbasis
Pancasila Negara Pancasila: Agama atau sekuler; Sosialis atau
Kapitalis. Yogyakarta: Ampera Utama, 2012.
Zubaidi. Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga
Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.

8

Jurnal Ulumuddin Volume 5, Nomor 1, Juni 2015