Hubungan Antara Aktivasi Hemostasis Dan Kadar Asam Urat Dengan Fungsi Kognitif Pada Orang Lanjut Usia

BAB I
PENDAHULUAN

I.1.

LATAR BELAKANG
Kemampuan kognitif pada beberapa manusia menurun sesuai pertambahan

umur. Hal ini menjadi perdebatan karena pada level individu, dapat menurunkan
kualitas hidup dan kemampuan hidup mandiri, dan pada level sosial, meningkatkan
biaya pemeliharaan kesehatan. Menentukan penyebab penurunan fungsi kognitif
yang berhubungan dengan pertambahan umur kita harus memahami mekanisme
penurunan fungsi kognitif tersebut, yang dimulai dari kognitif normal, gangguan
fungsi kognitif ringan, hingga demensia. Fungsi kognitif pada usia muda merupakan
penentu utama fungsi kognitif pada usia tuanya. Penyebab tambahan lain yaitu
faktor genetik, riwayat medik, psikologikal, sosial dan gaya hidup. Sehingga akan
sangat membantu jika ingin mempelajari fungsi kognitif seseorang, kita memiliki
pemeriksaan kemampuan kognitif dari usia muda.(Houlihan L.M, et al. 2010)
Teori-teori mengenai fungsi kognitif sering terfokus pada peranan putative
biological markers dan medical comorbidities untuk menjelaskan hubungan umur
dan penurunan fungsi kognitif. Sebagai tambahan selain umur dan jenis kelamin,

ada faktor-faktor lain seperti genetik, nutrisi, neuroanatomi, cerebrovascular, dan
petanda metabolik yang telah dikenal mempengaruhi resiko penurunan fungsi
kognitif atau demensia pada usia lanjut. Pemahaman terhadap faktor-faktor tersebut
dapat memungkinkan untuk memahami pengaruhnya sehingga dapat mencegah
gangguan fungsi kognitif yang lebih buruk dan dengan demikian dapat menemukan
terapi yang efektif (Flirski ,et al. 2005; Foster. 2006; Silvestrelli, et al., 2006).

Universitas Sumatera Utara

Hipertensi, diabetes, dan kondisi-kondisi terkait dapat mengubah resiko
gangguan kognitif pada individu-individu yang sehat maupun individu-individu yang
menuju atau pada tahap awal dementia. Karena hipertensi dan diabetes dapat
menyebabkan kelainan di ginjal, fungsi ginjal dapat berperan sebagai biomarker
untuk hipertensi yang berhubungan dengan kerusakan di susunan saraf pusat
(Brady, et al. 2005; Brands, et al. 2005; Newman, et al. 2005; Skoog, et al. 2003;
Solfrizzi, et al. 2004; Kurella, et al. 2005).
Penyakit vaskular memiliki peranan penting terhadap terjadinya penurunan
fungsi kognitif dan demensia pada orang tua. Penelitian postmortem telah
menunjukkan bahwa patologi Alzheimer penting; namun hal tersebut tidak cukup
dapat menjadi penyebab utama gangguan kognitif. Bagaimanapun, kombinasi

patologi Alzheimer dan penyakit serebrovaskular iskemik (iskemik pembuluh darah
kecil tertentu) memiliki resiko tertentu untuk demensia. Penelitian longitudinal pada
populasi telah menunjukkan faktor-faktor resiko vaskuler, terutama hipertensi,
diabetes

mellitus,

dan

merokok

berhubungan

dengan

peningkatan

resiko

demensia.(Stott D.J., et al.,2010, Casserly I. et al. 2004)

Asam urat berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya myocardial
infarction, stroke, dan kematian akibat resiko cardiovascular. Beberapa mekanisme
yang mendasari antara lain asam urat memicu stimulasi proliferasi sel-sel otot polos
vaskuler; kemampuan asam urat yang menimbulkan proses inflamasi; dan efek
langsung asam urat pada fungsi endotel dengan mempengaruhi produksi nitric
oxide. Namun, sebagai zat antioksidan mayor alami, asam urat juga diperhitungkan
sebagai bagian dari antioksidatif di plasma. Kemampuan yang menguntungkan ini
dapat mengurangi stress oksidatif dan melindungi dari efek radikal bebas. Kedua

Universitas Sumatera Utara

patologi vaskuler dan stress oksidatif berhubungan dengan peningkatan resiko
terjadinya demensia dan penurunan fungsi kognitif.(Euser SM, et al. 2008)
Aktivasi thrombosis dan fibrinolysis berhubungan dengan peningkatan resiko
penyakit vaskular iskemik, sehingga perubahan pada hemostatik juga dapat
diharapkan berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan demensia.
Demensia berhubungan dengan peningkatan kadar thrombin-antithrombin, D-dimer,
dan tissue plasminogen activator. Aktivasi hemostatik, termasuk peningkatan Ddimer, juga dapat berhubungan dengan peningkatan resiko disability.(Lowe G.D.O.,
2001; Stott D.J. et al., 2010)
I.2.


Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian- penelitian terdahulu seperti yang telah

diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah ada hubungan antara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat
terhadap fungsi kognitif pada orang lanjut usia?

I.3.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :

I.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubunganantara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat
dengan fungsi kognitif pada orang lanjut usia.
I.3.2. Tujuan Khusus
I.3.2.1. Untuk mengetahui hubungan antara aktivasi hemostasis dan kadar asam
urat dengan fungsi kognitif pada orang lanjut usia di RSUP H. Adam Malik
Medan


Universitas Sumatera Utara

I.3.2.2. Untuk mengetahui hubunganantara aktivasi hemostasis (Prothrombin Time,
activated Partial Thromboplastin Time, Thrombin Time, Fibrinogen, dan Ddimer) dengan fungsi kognitifpada orang lanjut usia di RSUP H.Adam Malik
Medan.
I.3.2.2 Untuk mengetahui hubunganantara kadar asam urat dengan fungsi
kognitifpada orang lanjut usia di RSUP H.Adam Malik Medan.
I.3.2.3 Untuk mengetahui rerata nilai MMSE sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan
pendidikan
I.3.2.4 Untuk mengetahui rerata nilai CDT sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan
pendidikan
I.3.2.5 Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografi sampel pasien usia
lanjut di RSUP H. Adam Malik Medan.

I.4. HIPOTESIS
Ada hubungan antara aktivasi hemostasis dan kadar asam urat dengan fungsi
kognitif pada lanjut usia.

I.5. MANFAAT PENELITIAN

I.5.1. Manfaat Penelitian untuk Penelitian
Dengan mengetahui hubungan antara faal hemostasis dan kadar asam urat
dengan fungsi kognitif pada lanjut usia, maka dapat dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya tentang hubungan faal hemostasis dan kadar asam urat
dengan fungsi kognitif lanjut usia.
I.5.2. Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

Dengan mengetahui hubungan antara faal hemostasis dan kadar asam urat
dengan fungsi kognitif pada lanjut usia, maka dapat diambil tindakan preventif bagi
pasien yang memiliki faktor resiko.
I.5.3. Manfaat Penelitian untuk Masyarakat
Dengan mengetahui hubungan antara faal hemostasis dan kadar asam urat
dengan fungsi kognitif pada lanjut usia, maka penderita dan keluarga dapat
mempersiapkan tindakan perawatan, atau pengasuhan jika suatu saat anggota
keluarganya mengalami gangguan fungsi kognitif.

Universitas Sumatera Utara