LAPORAN PENELITIAN Pengaruh Jumlah Kemat

LAPORAN PENELITIAN
“Pengaruh Jumlah Kematian Bayi dan Balita terhadap Fertilitas Total
di Indonesia pada Tahun 2007 ”

Tim Penyusun:
1. Ainindya Saskhita C.P

( 11131032 )

2. Tita Wulan Sari

( 11131044 )

3. Linda Anggreani M

( 11131064 )

4. Suryani Eka Sari

( 11131078 )


5. Desi Aidina

( 11131085 )

Mata Kuliah

: Statistika Bisnis II

Kelas

:A

DosenPengampu : Mia Fathia, S.Si., M.Sc.Fin

ABSTRAK
Perubahan jumlah penduduk pada suatu daerah dipengaruhi oleh dua komponen
utama demografi yaitu kelahiran (fertilitas) dan kematian (motalitas). Peristiwa
kelahiran merupakan faktor penambah jumlah penduduk dan kematian merupakan
faktor pengurang jumlah penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh angka kematian bayi dan balita terhadap fertilitas total di Indonesia pada

tahun 2007. Terdapat dua variabel yang mempengaruhi yaitu kematian bayi dan
kematian balita dengan fertilitas total. Jenis penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian uji korelatif statistik menggunakan analisis ANOVA dua arah
dengan interaksi berdasarkan fertilitas dan mortalitas yang terjadi di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi usia 0-1 tahun dan
balita usia 1-5 tahun berpengaruh terhadap fertilitas total di Indonesia pada tahun
2007
Kata kunci : kematian bayi, kematian balita dan fertilitas total

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang
dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara
besar yang jumlah penduduknya besar dan padat. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan data yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga
berbagai upaya yang berhubungan untuk menurunkan laju pertumbuhan
penduduk.
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah
penduduk terbesar ke empat di dunia. Pada tahun 1970, tingkat fertilitas dari

tahun ke tahun semakin menurun. Hal ini terjadi karena adanya program
Keluarga Berencana yang mulai diterapkan oleh pemerintah. Tujuannya
adalah untuk menaikkan tingkat kesejahteraan penduduk dengan cara
membatasi kelahiran, sehingga tingkat pertumbuhan penduduk tidak melebihi
tingkat produksi pangan (Reese dkk,1975; Hugo dkk,1987).
Jumlah penduduk suatu negara sangatlah berpengaruh terhadap kualitas
pembangunan. Selain fertilitas, angka kematian juga merupakan indikator
yang diakui sangat sensitif untuk menilai keberhasilan pembangunan terutama
di bidang kesehatan. Angka kematian yang biasa dipakai adalah angka
kematian bayi dan balita.
Angka kematian bayi dan balita dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
membuat proyeksi penduduk dan juga untuk mengetahui pengaruh proporsi
kematian dan kelahiran pada masing-masing kelompok sehingga dapat
dirancang program penurunan angka kematian dan juga penekanan angka
kelahiran pada skala prioritas yang tepat. Dan mengingat anak – anak
merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan anak memerlukan
prioritas khusus.
Di Indonesia perhitungan angka kematian dan kelahiran tidak dapat
mengandalkan data rutin, karena belum memadainya sistem registrasi


kematian yang ada. Data dari Badan Pusat Statistik yang telah lengkap dan
memenuhi syarat sebagai bahan penelitian adalah data pada tahun 2007.
Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai
sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi angka
kematian bayi menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000
(Syarief,dkk,2004).
Menurut data The World Health Report 2005, angka kematian bayi di
Indonesia masih tinggi, yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup, atau bisa
dikatakan 10 bayi meninggal setiap 1 jam setelah dilahirkan.
Tingginya angka kematian bayi tidak dapat dibiarkan begitu saja,
mengingat kelangsungan hidup anak sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan intervensi yang
tepat untuk mengurangi angka kematian tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
pengaruh angka kematian bayi dan balita terhadap angka fertilitas total pada
tahun 2007. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Jumlah Kematian Bayi dan Balita terhadap Fertilitas Total di Indonesia
pada tahun 2007”.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh jumlah kematian bayi dan balita terhadap angka

fertilitas total di Indonesia pada tahun 2007.
1.3 Manfaat Penelitian
 Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan tambahan informasi
mengenai pengaruh jumlah kematian bayi dan balita terhadap angka
fertilitas total di Indonesia pada tahun 2007.
 Sebagai pengamat pada tingkat kematian bayi dan balita yang dipengaruhi
oleh tingkat fertilitas total di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Penelitian Terdahulu
2.1.1

Penelitian tentang Fertilitas

Untuk lebih mempertajam penelitian ini, maka disini akan diambil hasil
penelitian Goran Ohlin (1967) sebagai bahan acuan. Dalam hasil penelitiannya
diterangkan bahwa tingkat kelahiran di negara-negara berkembang mendekati
keadaan maksimum biologi, meskipun di beberapa masyarakat di mana
perkawinan


terjadi pada usia muda dan kelahiran tidak terkontrol, tingkat

kelahiran dapat mendekati suatu tingkat yang natural dengan gross reproduction
rates antara 3,5% – 4% yang berasal darirata-rata 7 sampai 8 kelahiran untuk
setiap wanita yang hidup sampai umur 45 tahun. Jelas bahwa tingkat kelahiran di
negara-negara yang sedang berkembang lebih tinggi daripada di negara-negara
maju, dan ini akan memperlebar kesenjangan antara jumlah penduduk di negara
sedang berkembang dengan penduduk di negara maju.
2.1.2

Penelitian tentang Mortalitas

2.2 Landasan Teori
2.2.1 Tentang Regresi Linier Berganda
Algifari (2000) menyatakan persamaan regresi (regression equation)adalah
persamaan matematis yang mendefenisikan hubungan antara dua variabel.
Drs.Andi Supangkat (2000) menyatakan bahwa regresi ganda merupakan
model persamaan regresi linier dari variabel bebas lebih dari satu.
2.2.2 Metode Analisis Data

2.2.3 Fertilitas dan Mortalitas


Fertilitas

Fertilitas dapat didefinisikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang
wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk
yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi. Pengertian ini

digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas
sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau kelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fertilitas mencakup peranan
kelahiran pada perubahan penduduk.
Lahir hidup (live birth) menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO)

adalah

suatu


kelahiran

seorang

bayi

tanpa

memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan
tanda-tanda kehidupan, misalnya: bernafas, ada denyut jantungnya atau
denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot (Mantra, 2003:145). Dengan
demikian, peristiwa bayi yang lahir dalam keadaan tidak hidup/meninggal
(still birth) tidak dimasukkan dalam perhitungan jumlah kelahiran.


Mortalitas

Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran

hidup. Still birth dan keguguran tidak termasuk dalam pengertian kematian.
Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap wilayah tidak memberikan
hasil yang sama, hal tersebut tergantung pada berbagai macam faktor
keadaan. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau
indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu
wilayah.
Upaya yang telah dilakukan selama ini untuk menurunkan Angka Kematian
Balita (AKBA) berhasil menunjukkan perbaikan yang sangat berarti antara
1960 dan 1990. Pada 1960, AKBA masih sangat tinggi, yaitu 216 per 1.000
kelahiran hidup (UNICEF, 2000). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) menunjukkan terjadinya penurunan hingga mencapai 46 per 1.000
kelahiran hidup pada periode 1998–2002 (BPS-Statistics Indonesia and ORC
Macro. 2003. dan SDKI tahun 1992, 1994 and 1997). Rata-rata penurunan
AKBA pada dekade 1990-an adalah tujuh persen per tahun, lebih tinggi dari
dekade sebelumnya, yaitu empat persen per tahun (Central Bureau of

Statistics, 2000). Pada 2000 Indonesia telah mencapai target yang ditetapkan
dalam World Summit for Children (WSC), yaitu 65 per 1.000 kelahiran hidup.
Indonesia juga telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam upaya
penurunan kematian bayi dalam beberapa dekade terakhir. Pada 1960, Angka

Kematian Bayi (AKB) Indonesia adalah 128 per 1.000 kelahiran hidup (GOIUNICEF, 2000). Angka ini turun menjadi 68 per 1.000 kelahiran hidup pada
1989, 57 pada 1992 dan 46 pada 1995 (SDKI 1991, 1994, dan 1997 dengan
masing-masing meliputi periode lima tahun sebelum survei). Pada dekade
1990-an, rata-rata penurunan lima persen per tahun, sedikit lebih tinggi
daripada dekade 1980-an sebesar empat persen per tahun (Central Bureau of
Statistics, 2000). Walaupun pencapaian telah begitu menggembirakan, tingkat
kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan
negara-negara anggota ASEAN, yaitu 4,6 kali lebih tinggi dari Malaysia, 1,3
kali lebih tinggi dari Filipina, dan 1,8 kali lebih tinggi dari Thailand7 ( GOIUNICEF, 2000).

Variasi AKBA antarprovinsi masih cukup besar. SDKI 2002–2003
menunjukkan provinsi dengan AKBA paling tinggi untuk periode 1998–2002
adalah NTB, yaitu 103 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hampir lima kali
lebih tinggi AKBA di Yogyakarta, yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup. Variasi
yang sama juga terjadi pada AKB, yaitu 74 untuk NTB dan 20 untuk
Yogyakarta pada periode yang sama. Tiga penyebab utama kematian bayi
menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 adalah infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA), komplikasi perinatal, dan diare (Badan
Penelitian


dan

Pengembangan

http://litbang.tangerangkota.go.id

21

Kesehatan, 1995). Gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75
persen kematian bayi.

Pada 2001 pola penyebab kematian bayi ini tidak banyak berubah dari
periode sebelumnya, yaitu karena sebab-sebab perinatal, kemudian diikuti
oleh infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, tetanus neotarum, saluran
cerna, dan penyakit saraf (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
2001). Pola penyebab utama kematian balita juga hampir sama (penyakit
saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf termasuk meningitis dan
encephalitis dan tifus (Departemen Kesehatan, 2001; Estimasi dilakukan
melalui autopsi verbal terhadap anggota keluarga). Tingginya kematian anak
pada usia hingga satu tahun, yaitu sepertiganya terjadi dalam satu bulan
pertama setelah kelahiran dan sekitar 80 persen kematian neonatal ini terjadi
pada minggu pertama, menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu
dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan anak khususnya pada masa persalinan dan segera sesudahnya; serta
perilaku (baik yang bersifat preventif maupun kuratif) ibu hamil dan keluarga
serta masyarakat yang bersifat negatif bagi perkembangan kehamilan sehat,
persalinan yang aman dan perkembangan dini anak. Penyebab langsung
kematian bayi dan balita sebenarnya relatif dapat ditangani secara mudah,
dibandingkan upaya untuk meningkatkan perilaku masyarakat dan keluarga
yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir
yang lebih sehat.

Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memperbaiki perilaku keluarga
dan masyarakat, terutama perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk upaya
mencari pelayanan kesehatan serta memperbaiki akses, memperkuat mutu
manajemen terpadu penyakit bayi dan balita, memperbaiki kesehatan
lingkungan termasuk air bersih dan sanitasi, pengendalian penyakit menular,
dan pemenuhan gizi yang cukup. Perlindungan dan pelayanan kesehatan bagi
bayi dan balita dari keluarga miskin menjadi sangat penting, karena kondisi
kesehatan dan gizi anak-anak itu secara umum jauh lebih rendah.
AKB pada penduduk termiskin pada 1995 hampir dua kali lebih tinggi
daripada penduduk terkaya. Walaupun perbedaan ini mengecil, AKB pada
2001 untuk penduduk miskin masih 1,5 kali lebih tinggi dibanding penduduk
terkaya (Bappenas dan LD-UI, 2003). Dengan masih besarnya jumlah
penduduk miskin http://litbang.tangerangkota.go.id 22

di Indonesia, yaitu sekitar 37,34 juta jiwa atau 17,4 persen pada 2003 (Komite
Penanggulangan Kemiskinan, 2003) perlindungan dan pelayanan kesehatan
anak pada kelompok penduduk itu merupakan tantangan berat yang masih
harus dihadapi. Selain perlunya intervensi yang cost-effective, kerja sama
lintas sektor bagi upaya penanggulangan kemiskinan akan sangat berperan
dalam peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak secara umum.

Selama ini upaya penurunan angka kematian bayi dan balita merupakan salah
satu prioritas dalam pembangunan kesehatan. Dalam dokumen Propenas
2000–2004, upaya-upaya ini termaksud dalam tiga program kesehatan
nasional, yaitu Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan
Masyarakat; Program Upaya Kesehatan; serta Program Perbaikan Gizi
Masyarakat (Program Pembangunan Nasional 2000-2004.) Strategi dan usaha
untuk mendukung upaya penurunan kematian bayi dan balita antara lain
adalah meningkatkan kebersihan (hygiene) dan sanitasi di tingkat individu,
keluarga, dan masyarakat melalui penyediaan air bersih, meningkatkan
perilaku hidup sehat, serta kepedulian terhadap kelangsungan dan
perkembangan dini anak, pemberantasan penyakit menular, meningkatkan
cakupan imunisasi dan, meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi
termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, menanggulangi gizi buruk, kurang
energi kronik dan anemi, serta promosi pemberian ASI ekslusif dan
pemantauan pertumbuhan. http://litbang.tangerangkota.go.id 23

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode regresi
berganda, karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antar
variabel melalui pengujian hipotesis.
2.2 Jenis Sumber dan Data
Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak
pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001: 69). Sumber data
dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendownload melaui situs
http://www.bps.go.id/ dengan kategori kependudukan.
2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
2.3.1

Populasi

Menurut Sugiyono, Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh provinsi di Indonesia yaitu
sebanyak 33 provinsi.
2.3.2

Sampel

Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan
pertimbangan tertentu (judgement sampling) (Jogiyanto,2004:9). Adapun
yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah data angka
kematian bayi usia 0-1 tahun, angka kematian balita 1-5 tahun dan angka
fertilitas total di Indonesia tercantum pada tahun 2007.

2.4 Teknik pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi
dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data berupa angka kematian bayi dan
balita dan angka fertilitas total menurut provinsi pada tahun 2007.
2.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variable sebagai
berikut:
2.5.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain
(Umar, 2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angka kematian bayi usia 0-1 tahun dan angka kematian balita
1-5 tahun. Variabel independen disimbolkan dengan :
X1 = angka kematian bayi usia 0-1 tahun pada tahun 2007
X2 = angka kematian balita 1-5 tahun pada tahun 2007
2.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah angka fertilisasi total di Indonesia. Variabel
dependen disimbolkan dengan:
Y = angka fertilisasi total di Indonesia pada tahun 2007

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data berupa angka kematian bayi dan balita dan angka
fertilitas total menurut provinsi pada tahun 2007 yang diperoleh dari web resmi
Badan Pusat Statistik Nasional http://www.bps.go.id/. Data dilakukan pengujian
asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linear berganda dengan
program SPSS versi 20. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS selanjutnya SPSS akan menghasilakan output-output
sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data
 Analisis Grafik

Berdasarkan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini berdistribusi secara normal
hal ini tergambar pada grafik histogram, dimana grafik tidak menceng kekiri atau
kekanan (grafik seimbang antara kiri dan kanan) dan pada grafik normal plot
tampak bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal.


Analisis Statistik

Berdasarkan output SPSS di bawah ini terlihat bahwa nilai asymp sig (2-tailed)
dimana pada angka kematian bayi bernilai 0.643, pada angka kematian balita
bernilai 0.986 dan pada tingkat kelahiran bernilai 0.443. Dari ketiga kategori
tersebut data dinyatakan signifikan karena tingkat signifikansinya lebih dari 0,05
dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kematian usia kematian usia kelahiran
0-1 tahun
1-5 tahun
N
33
33
33
Mean
42,82
57,18
2,8606
a,b
Normal Parameters
Std. Dev
12,736
17,872
,54195
Most Extreme Differences Absolute
,129
,079
,151
Positive
,129
,079
,151
Negative
-,063
-,065
-,073
Kolmogorov-Smirnov Z
,741
,455
,865
Asymp. Sig. (2-tailed)
,643
,986
,443
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

b) Uji Multikolinearitas
Model

1

Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta

(Constant)

1,872

,235

kematian usia
0- 1 tahun

-,038

,015

-,885

,011

1,500

kematian usia
,045
1-5 tahun
a. Dependent Variable: kelahiran

t

7,95
4
2,45
2
4,15
6

Sig.

Collinearity
Statistics
Tolerance
VIF

,000
,020

,118

8,482

,000

,118

8,482

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor(VIF) menunjukan tidak ada satu
variabel independen yang memiliki nilaiVIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas di antara variabel dalam penelitian ini.
c) Uji Heteroskedastisitas
 Grafik Scatterplot

Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas
d) Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model

R

R

Adjusted

Std. Error

Square

R Square

of the

R Square

Change Statistics
F
df1 df2

DurbinSig. F

Watson

Change
Change
Change
Estimate
1
,734
,539
,509
,37988
,539
17,565
2 30
,000
a. Predictors: (Constant), kematian usia 1 sampai 5 tahun, kematian usia 0 sampai 1 tahun
b. Dependent Variable: kelahiran
a

1,877

Berdasarkan output SPSS di bawah ini diketahui bahwa nilai Dubrin-Watson
sebesar 1,877 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi hal ini
berdasarkan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso
(2002:218) dengan cara melihat besaran Dubrin-Watson (D-W) sebagai berikut:
 angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif,
 angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
 angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.

BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
http://www.bappenas.go.id/files/3513/5022/6052/faktor-faktor-yangmempengaruhi-kelangsungan-hidupanak2010090310302027480__20110518100943__3049__0.pdf
http://www.scribd.com/doc/193176710/PENGARUH-PELAYANANKESEHATAN-BAYI-ANGKA-KEMATIAN-BAYI-DI-PROVINSI-BANTENPERIODE-2011-2012
http://ssantoso.umpo.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/BAB-VIII.-ANALISISREGRESI-LINIER_UJI-ASUMSI-KLASIK.pdf

LAMPIRAN

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh mutu mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa bidang ekonomi di SMA Negeri 14 Tangerang

15 165 84

Pengaruh model learning cycle 5e terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi

11 137 269

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113