Laporan Manajemen Produksi Akuakultur pdf

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PRODUKSI AKUAKULTUR

USAHA PEMBESARAN TERIPANG PASIR ( Holothuria scabra)

Oleh:

Ardana Kurniaji (C151140261) Azhari Tarmizi (C151140091) Anang Fajrin

(C151140101)

MAYOR ILMU AKUAKULTUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Akuakultur merupakan salah satu sektor produksi pangan yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi di dunia, mencapai 8,7% per tahun sejak tahun 1970 (FAO 2009) . Akuakultur sendiri merupakan kegiatan menangkarkan atau memelihara organisme akuatik pada lingkungan terkontrol melalui penerapan teknologi-teknologi tertentu. Budidaya laut merupakan salah satu usaha perikanan dengan cara pengembangan sumber-dayanya dalam area terbatas baik di alam terbuka maupun tertutup (Bardach et al. 1972 ). Salah satu budidaya laut yang kini mulai dikembangkan adalah budidaya Teripang. Teripang merupakan hewan avertebrata yang termasuk dalam komoditas budidaya ekonomis penting. Hewan ini biasanya ditemukan hidup pada dasar substrat pasir maupun dalam lingkungan terumbu karang.

Di beberapa negara seperti di Australia (Zamora and Jeffs 2012), China (Erikson and Clarke 2015), India (Eriksoon et ai. 2015), Kanada (Palzat et al. 2008), Portugal dan Jerman (Godino et al. 2015) teripang atau timun laut merupakan komoditas unggulan yang terus dikembangkan baik teknologi budidayanya, stocking hingga distribusi habitat masing-masing jenis teripang yang ada. Hal ini didasarkan pada alasan berbeda bahwa selain teripang memiliki kandungan protein tinggi juga merupakan organisme yang penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan ( trophic levels ). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit ( deposit feeder ) dan pemakan suspensi ( suspensi feeder ) (Eriksoon et al. 2015). Beberapa spesies teripang yang mempunyai nilai ekonomis penting diantaranya teripang putih ( Holothuria scabra ), teripang koro ( Microthele nobelis ), teripang pandan ( Theenota ananas ) dan beberapa jenis teripang lainnya.

Teripang pasir memiliki habitat luas sehingga tersebar di hampir seluruh perairan laut dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Sehingga peluang pemanfaatannya sangat luas dan hal ini mendorong peluang pasar yang luas pula (Mercier and Hamel 2013; Hendri et al. 2009). Di Indonesia, teripang belum menjadi perhatian utama dalam kegiatan budidaya, hal ini diduga karena nilai estetika dari teripang yang Teripang pasir memiliki habitat luas sehingga tersebar di hampir seluruh perairan laut dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat. Sehingga peluang pemanfaatannya sangat luas dan hal ini mendorong peluang pasar yang luas pula (Mercier and Hamel 2013; Hendri et al. 2009). Di Indonesia, teripang belum menjadi perhatian utama dalam kegiatan budidaya, hal ini diduga karena nilai estetika dari teripang yang

H. scabra banyak dipilih sebagai komoditas budidaya karena memiliki harga yang tinggi dari pada spesies lain, lebih toleran terhadap perubahan lingkungan serta dapat dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi. Teripang ini dipasarkan secara luas dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang mengandung nutrien tinggi (Gultom 2004) dan sebagai bahan baku pembuat obat-obatan (Martoyo et al. 2002).

Produksi teripang yang cenderung naik dari tahun ke tahun, mendorong sejumlah pembudidaya dari beberapa daerah mulai melirik peluang usaha ini. Menurut data KKP (2013), produksi teripang di Indonesia meningkat 41,01% sejak tahun 2008-2012, yakni dari 219 ton menjadi 475 ton dan pada tahun 2015 diperkirakan bisa mencapai 500 ton. Tabel 1 Produksi Perikanan Budidaya Laut Menurut Jenis Ikan, 2008-2012

Kenaikan Jenis Ikan

127 17,78 *Sat. Ton (sumber: KKP 2013)

Teripang hingga saat ini banyak tersebar di daerah Riau, Lampung, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Timur, Maluku, dan Papua (Azis 1997). Salah satu daerah yang terus melakukan kegiatan budidaya teripang sejak dulu adalah Provinsi Sulawesi Tenggara tepatnya di Kabupaten Konawe Selatan, Kolaka dan Buton. Di Kabupaten Buton, produksinya bisa mencapai 16-20 kg/musim (Hatani 2006), sedangkan di Kolaka produksinya bisa mencapai 15 ton pertahun (BAPPEDA Kolaka, 2013). Produksi demikian pada dasarnya masih kecil jika dibandingkan dengan potensi wilayah yang ada, dimana total wilayah yang baru dikelola hanya 116 ha dari 2.600 ha.

Kegiatan budidaya teripang tergolong mudah jika dibandingkan dengan komoditas perairan laut lainnya. Oleh sebab itulah peluang budidaya teripang bagi pembudidaya terbuka lebar. Kelompok-kelompok usaha tani yang berfokus dalam produksi teripang sampai saat ini belum cukup untuk memenuhi permintaan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Disisi lain, pemahaman akan manajemen produksi yang tepat perlu menjadi perhatian utama dalam pengembangan usaha budidaya teripang, baik dalam tahap perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan evaluasi, sehingga dapat mendorong pendapatan ekonomi yang maksimal.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam rangka meningkatkan produksi teripang nasional dan penyediaan suplai stok sepanjang tahun, maka perlu dilakukan budidaya teripang berbasis pen culture, dengan menggunakan 5 media

berukuran 400m 2 , sehingga akan diproduki teripang dengan berat basah 7200 kg dengan siklus produksi 6 bulan dan manajemen stok yang sesuai. Oleh karena itu, ditulislah makalah ini untuk menyusun manajemen produksi pembesaran teripang pasir (

H. scabra ) dengan berdasarkan hasil wawancara dan informasi pendukung dari hasil diskusi serta literatur yang ada.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyusun manajemen produksi pembesaran teripang pasir (

H. scabra ) dengan berdasarkan hasil wawancara pembudidaya teripang di Kecamatan Pomala Kabupaten Kolaka dan informasi pendukung dari hasil diskusi serta literatur yang ada dalam rangka meningkatkan

kapasitas produksi. Manfaat yang dari penulisan makalah ini sebagai informasi dasar terkait manajemen produksi budidaya teripang yang dilakukan menggunakan pen culture.

II. KEBIJAKAN STRATEGIS Visi dan Misi Kegiatan Akuakultur Terpilih

Sebuah lembaga atau perangkat usaha tentunya membutuhkan visi dan misi, serta susunan organisasi yang baik agar dapat bekerja dalam hal pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi berguna dalam menunjang pencapaian misi, visi dan strategi organisasi, mengorganisasikan sumberdaya supaya efisien, pembagian tugas dan tanggung jawab yang efektif, berjalannya koordinasi secara efektif, Sebuah lembaga atau perangkat usaha tentunya membutuhkan visi dan misi, serta susunan organisasi yang baik agar dapat bekerja dalam hal pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi berguna dalam menunjang pencapaian misi, visi dan strategi organisasi, mengorganisasikan sumberdaya supaya efisien, pembagian tugas dan tanggung jawab yang efektif, berjalannya koordinasi secara efektif,

a. Visi

Menjadi perusahaan unggulan yang mampu bergerak dalam produksi teripang pasir pada tahun 2025.

b. Misi

1. Melakukan usaha pembesaran teripang pasir yang berkelanjutan

2. Membina kerjasama/bermitra dengan pembudidaya lokal

3. Meningkatkan nilai tambah produk melalui penanganan pasca panen

c. Tujuan

1. Produksi dengan menggunakan media pen culture

2. Meningkatkan kapasitas produksi dalam setiap 5 tahun

3. Membina nelayan penangkap benih teripang untuk mendapatkan benih berkualitas

4. Menerapkan teknologi pengeringan pascapanen dengan pengasapan

III. KEBIJAKAN PRODUKSI

Produksi Sebagai suatu Sistem

Budidaya teripang dilakukan dengan sistem semi intensif yang menggunakan media pen culture. Sistem produksi dalam usaha pembesaran teripang ini mencakup tiga unsur yakni input, proses dan output produksi. Proses produksi yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Pemberian pakan

Teripang Kering

Gambar 1 Bagan tahapan produksi teripang pasir

1. Input Produksi

Input produksi meliputi 5 M (material, machine, method, man, money) serta penentuan rantai pasok, manajemen persediaan barang-barang yang diperlukan selama produksi berlangsung.

a. Material and Machine

Material merupakan alat dan bahan baik dalam bentuk invertasi maupun variable material yang digunakan untuk menjalankan proses produksi.

 Lokasi Usaha Usaha akan dilamksanakan di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, yang

telah disurvei dan memenuhi persyaratan yakni lahan yang digunakan merupakan perairan umum yang dapat digunakan dibawah izin pemerintah dan sesuai dengan telah disurvei dan memenuhi persyaratan yakni lahan yang digunakan merupakan perairan umum yang dapat digunakan dibawah izin pemerintah dan sesuai dengan

1. Keterlindungan Lokasi budidaya yang dipilih harus terlindung dari pengaruh arus, gelombang, maupun angin yang besar, karena hal tersebut bisa merusak sarana budidaya dan menyebabkan perubahan parameter air berfluktuasi. Lokasi yang terlindung dari pengaruh biasanya di daerah teluk atau yang berada disamping tanjung (Haris et al. 2011).

2. Kualitas Air Lokasi budi daya yang dipilih sebaiknya mempunyai kisaran parameter air yang rata-rata optimal berdasarkan data fluktuasi dari hasil penelitian. Menurut Haris et al. (2011) parameter yang digunakan oleh pembudidaya di Kec. Pomala Kab. Kolaka adalah suhu air 24-30°C, kadar garam 29-32 ppt, pH air 6,5- 8,5, oksigen terlarut 4-8 ppm, dan mempunyai gerakan air cukup (kecepatan arus 0,3-0,5 m/detik), kedalaman air 0,56-2 meter dan pasang surut 60-98 cm. Namun studi literatur menunjukkan suhu optimal untuk pertumbuhan teripang adalah 24-

30 o C (Murtoyo dan Winanto 2006), salinitas 32-35 (James et al. 1988 in Gultom 2004), kecerahan 50-150 (Murtoyo dan Winanto 2006), pH berkisar 7,0-8,5

(Effendi 2003), Oksigen terlarut 4,5-9,0 ppm (Dwindaru 2010) dan kecepatan arus 0,30 – 0,50 m/detik (Martoyo dan Winanto 2006).

3. Transportasi dan Komunikasi Lokasi budi daya harus mudah dijangkau dan diakses secara langsung melalui kendaraan darat. Hal ini karena berhubungan dengan pengangkutan teripang baik saat memulai produksi maupun pascapanen Selain itu, sarana produksi harus mudah diperoleh dari daerah setempat dan pemasaran harus dapat dilakukan dengan mudah di tempat itu. Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah kemudahan akses komunikasi langsung dari lokasi budidaya. Tujuannya selain mempermudah interaksi konsumen juga dapat mempermudah aksebilitas produksi, utamanya kordinasi struktural perusahaan (Murtoyo dan Winanto 2006).

4. Topogrfi Budidaya teripang juga harus memperhatikan dasar perairan. Biasanya dasar perairan yang sesuai denga habitat teripang adalah landai, terdiri dari pasir dan pecahan-pecahan karang, berlumpur, dan banyak ditumbuhi lamun serta rumput laut. Karang, lamun, serta rumput laut ini selain berfungsi sebagai pelindung, juga berfungsi sebagai perangkap makanan untuk teripang. Menurut Azis (1997) teripang umumnya hidup berasosiasi dengan ekosistem terumbu karang dan lamun pada zona intertidal sampai kedalaman 20 m dengan dasar berpasir halus dengan tanaman pelindung seperti lamun, terlindung dari hempasan ombak, dan perairan yang kaya akan detritus. Teripang juga hidup pasa pasir halus dan terlindung dari hempasan ombak. Disamping budidaya monokultur, system polikultur dan Integrated Multi-Trophic Aquaculture bisa digunakan untuk budidaya teripang bersama dengan organisme lain dalam upaya meningkatkan hasil-hasil produksi perikanan (Yokoyama 2013).

5. Ketersediaan Benih Ketersediaan benih dalam produksi teripang sangat penting dan harus terus ada ( continue ) selama masa produksi. Sumber benih teripang juga harus bersertifikat dan diketahui mampu menyediakan benih berkualitas baik, karena benih akan menjamin kelangsungan budidaya teripang. Oleh sebab itu, lokasi budidaya sebaiknya berdekatan dengan sumber benih atau lokasi yang dipilih merupakan daerah yang menyediaakan benih alami dan dapat ditangkap langsung. Terdapatnya benih alami di lokasi itu merupakan petunjuk bahwa lokasi itu cocok untuk tempat budidaya. Di samping itu, kualitas benih akan terjaga tidak mengalami stres karena penanganan dan pengangkutan dan tidak perlu lagi biaya untuk pengangkutan. Bibit yang digunakan pembudidaya teripang di Kab. Kolaka adalah benih berukuran 5-10 cm dengan jumlah yang ditebar 2.500-25.000 ekor per

siklus dengan luas rata-rata areal produksi 11.200 m 2 (Haris et al. 2011).  Persiapan Pen Culture

Pelaksanaan kegiatan produksi yang diterapkan di usaha pembesaran teripang menggunakan beberapa sarana dan prasarana produksi. Namun media Pelaksanaan kegiatan produksi yang diterapkan di usaha pembesaran teripang menggunakan beberapa sarana dan prasarana produksi. Namun media

400-1.000 m 2 (Epetani-DEPAN 2011).

Gambar 2 Contoh kontruksi Pen culture (KKP 2014)

Kontruksi pen culture meliputi jaring yang dibentuk menjadi kotak menyerupai kurungan dan dijahit menggunakan tali nilon (3 mm), patok dari kayu besi yang tahan terhadap air dan tali nilon untuk mengikat jaring pada kayu patok. Tujuan dari pemasangan pen culture ini agar teripang terhindar dari serangan predator atau gangguan dari organisme lain. Selain itu juga menjadi pembatas bagi teripang agar tidak keluar dari lokasi budidaya. Oleh sebab itu untuk memastikan teripang tidak lolos keluar, waring pen culture dibuat dua lapisan dengan tujuan untuk menutupi mata jaring lapisan terdalam dari pen culture . Pen culture Kontruksi pen culture meliputi jaring yang dibentuk menjadi kotak menyerupai kurungan dan dijahit menggunakan tali nilon (3 mm), patok dari kayu besi yang tahan terhadap air dan tali nilon untuk mengikat jaring pada kayu patok. Tujuan dari pemasangan pen culture ini agar teripang terhindar dari serangan predator atau gangguan dari organisme lain. Selain itu juga menjadi pembatas bagi teripang agar tidak keluar dari lokasi budidaya. Oleh sebab itu untuk memastikan teripang tidak lolos keluar, waring pen culture dibuat dua lapisan dengan tujuan untuk menutupi mata jaring lapisan terdalam dari pen culture . Pen culture

 Pengadaan Benih Benih teripang diperoleh dari sumber yang dekat dan mudah untuk diakses

dengan kendaraan darat. Usaha yang dilakukan di Kec. Pomala, benihnya biasanya diperoleh dari penangkap yang khusus melakukan penangkapan teripang kemudian menjualnya kepada pembudidaya, namun ada juga sentra pembenihan yang terletak dekat dengan usaha pembesaran. Selain itu, pembudidaya juga biasanya dengan sengaja memijahkan teripang di dalam keramba tersendiri untuk penyediaan stok benih mereka. Teripang yang dijadikan induk ialah yang sudah dewasa dengan ukuran berat badan 300-500 g/ekor dengan kisaran panjang badan 20-25 cm. Setelah matang gonad, induk teripang akan memijah secara alami tanpa adanya rangsangan buatan. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari dimulai dengan induk jantan yang mengeluarkan sperma dan betina mengeluarkan telur. Proses pemijahan biasanya berlangsung antara 20-60 menit (Rustam 2006).

Gambar 3 Teripang yang siap dipasarkan

Benih alam yang berumur 2-3 bulan diperkirakan sudah dapat mencapai bobot 20 –50 g/ekor, sehingga sudah layak untuk dibudidayakan pada pen culture. Pada ukuran tersebut, benih teripang diperkirakan sudah mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan pembesaran. Padat penebaran pada pembesaran teripang harus didasarkan pada ukuran benih dan ketersediaan makanan dalam areal pembesaran. Biasanya benih teripang berukuran 30-50 gram/ekor dibudidayakan pada padat tebara 15 ekor/m 2 . Jika lokasi sumber benih jauh dan

memerlukan pengakutan, maka terlebih dahulu bibit dimasukkan ke dalam kantong plastik 2 liter dan diisi dengan air dan pasir. Kepadatan setiap kantong dengan berat 30-50 gram perekor adalah 12-16 ekor/kantong.

 Pengadaan Pakan Pada lingkungan alaminya teripang memiliki makanan yang berasal dari

pakan alami berupa plankton, detritus atau sisa-sisa bahan organik, dan sisa-sisa endapan di dasar laut. Namun demikian, teripang yang dibudidayakan sebaiknya diberi pakan tambahan untuk mempercepat pertumbuhan. Pakan yang digunakan untuk pembesaran teripang adalah pakan dari dedak dan kotoran ayam. Biasanya pakan diberikan dengan cara dicampur 1:1 dalam karung dan diberikan langsung ke media pembesaran (Rustam 2006). Pentingnya ketersediaan pakan secara berkelanjutn, maka pada budidaya teripang pakan bias dengan mudah diperoleh dari pasar dan peternak ayam.

b. Method

Metode budidaya yang diterapkembangkan dalam proses budidaya teripang menggunakan media pen culture. Periode pemeliharaan teripang mulai dari pasca penebaran benih sampai panen adalah 6 bulan dan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan relatif sedikit yakni hanya terdiri dari: (a) pemberian pakan berupa pupuk kandang, dedak, ulfa/lamun dan makanan ikan; (b) pengontrolan berupa perbaikan kurungan jika ada yang rusak misalnya jaring yang robek atau kayu patoknya bergeser, (c) membasmi gangguan hama seperti kepiting, lobster bahkan ikan. Monitoring dapat dilakukan setiap hari dengan sampling setiap 2 minggu untuk mengetahui pertumbuhan teripang.

 Padat Penebaran Teripang merupakan hewan yang gerakannya lamban dan dapat hidup

secara berkelompok. Sehingga upaya peningkatan produksi persatuan luas lahan dapat dilakukan dengan peningkatan padat penebaran. Padat penebaran untuk budi daya teripang ditentukan oleh ukuran benih. Benih dengan berat antara 30 - 40 g/ekor ditebarkan sebanyak 15 - 20 ekor/m2, sedangkan benih dengan berat antara

40 - 50 g/ekor padat penebarannya adalah 10 - 15 ekor/m2. Sehingga untuk satu unit lahan budi daya seluas 400 m 2 diperlukan benih teripang sebanyak 8.000 ekor

dengan berat 30 - 40 g/ekor dan panjang 5 - 7 cm/ekor. Sedangkan untuk benih dengan berat 40 - 50 g/ekor diperlukan sebanyak 4.000 - 6.000 ekor.

 Pemberian Pakan Teripang merupakan hewan melata atau bentik yang bergerak diatas

permukaan substrat. Menurut Hyman (1955) pada umunya teripang adalah pemakan deposit pasir yang hidup di daerah terumbu karang. Sumber makanannya terdiri dari kandungan organik dalam pasir atau lumpur, plankton, potongan serasah karang, dan detritus. Dalam proses pemeliharaan teripang diberi pakan buatan berupa campuran dedak dengan kotoran ayam. Sebelum ditebar, kotoran ayam atau dedak dicampur dengan air bersih dan diaduk merata agar tidak hanyut atau terapung, pemberian pakan dilakukan pada saat air surut. Pada sistem ini teripang yang dipelihara tidak tergantung dari pakan buatan karena teripang tersebut berada pada habitat aslinya. Pemberian kotoran ayam ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan diatom yang merupakan makanan utama bagi teripang. Teripang juga bisa diberikan lamun yang memiliki banyak epifit sehingga dapat digunakan oleh teripang.

Gambar 4 Pemberian pakan tambahan

Kegiatan pembesaran dilakukan selama 6 bulan per siklus budidaya. Dengan target jika benih teripang yang ditebar adalah 20-30 gram per ekor, maka akan dipanen dengan berat 200 gram. Hal ini berdasarkan penelitian Hana (2011) teripang pasir pertumbuhannya 0,268-1,085% perhari dan menurut Yokoyama (2013) laju pertumbuhan spesifik teripang adalah 1,2-1,9%. Sehingga dapat mencapai ukuran 200-500 gram setiap 6 bulan. Untuk mengukur pertumbuhan teripang, maka dilakukan sampling setiap 2 bulan, sehingga akan diketahui pertambahan teripang berdassarkan pemberian pakan. Pemberian makanan tambahan sebaiknya dilakukan pada sore hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat hidup atau kebiasaan hidup dari teripang. Pada waktu siang hari teripang tidak begitu aktif bila dibandingkan dengan pada malam hari, karena pada waktu siang hari ia akan membenamkan dirinya dibawah dasar pasir/karang pasir untuk beristirahat dan untuk menghindari/melindungi dirinya dari pemangsa/predator, sedangkan pada waktu malam hari ia akan lebih aktif mencari makanan, baik berupa plankton maupun sisa-sisa endapan karang yang berada didasar perairan tempat hidupnya. Menurut Panggabean (1987) teripang genus Holothuria sp. aktif makan sepanjang hari baik siang maupun malam.

Pakan diberikan sebanyak 0,3 kg/m 2 per 2 minggu dengan cara memasukkan pakan yang telah dicampurkan tersebut ke dalam karung goni. Setiap

satu karung goni biasanya dapat diisi 15 kg (1:1, dedak dan kotoran ayam) pakan tambahan yang dapat mencukupi luasan areal pembesaran 50 m 2 (Rustam 2006).

Sehingga setiap 2 minggu jumlah pakan yang diberikan sebanyak 120 kg untuk satu areal pen culture berukuran 400 m 2 , atau sebanyak 8 karung goni berukuran 15 kg, dengan asumsi setiap 15 kg pakan dapat mencakup 50 m 2 luasan areal pen culture .

Sehingga total pakan yang dibutuhkan dalam satu siklus pembesaran teripang per pen culture mencapai 1.800 kg atau sebanyak 120 karung goni, dimana setiap bulannya dibutuhkan 180 kg pakan. Untuk 5 pen culture maka total keseluruhan pakan yang digunakan persiklus adalah 7.200 kg, atau sebanyak 480 karung.

 Sampling dan Pengontrolan Hama dan Penyakit Untuk mengetahui peningkatan bobot teripang yang dibudidayakan, maka

dilakukan sampling setiap dua minggu sekali. Melalui sampling juga akan diketahui kepadatan teripang dan menyesuaikannya dengan pakan yang akan diberikan. Untuk sampling dilakukan dengan menimbang dan menghitung bobot biomasa

teripang yang diperoleh dalam setiap luasan 1 m 2 . Dalam satu petakan pen culture , sampling diambil minimal 5 tempat dan bisa ditambah menjadi 8 tempat. Sampling

dilakukan pada pagi atau sore hari terutama saat air laut surut supaya pengambilan dan perhitungan teripang dapat dengan mudah dilakukan. Untuk pengontrolan dilakukan setiap hari guna mengamati serangan hama. Jika terdapat hama berupa kepiting atau lainnya, maka bias segera dikeluarkan dari dalam media budidaya.

 Perawatan Pen Culture Untuk memastikan media yang digunakan tetap dalam kondisi yang ideal,

maka perlu dilakukan perawatan selama masa peneliharaan. Perawatan dapat dilakukan dengan membersihkan pen culture dan mengecek apakah terdapat kerusakan pada jaring atau pada patok yang digunakan. Hal ini dimaksudkan agar teripang yang dibudidayakan tidak keluar dari media ketika jaring yang digunakan rusak atau patok yang jatuh akibat pasang surut air.

c. Man (Karyawan/Tenaga Kerja)

Dalam usaha pembesaran teripang ini, ketenagakerjaan terbagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja tetap (bagian pembesaran) yang terdiri dari Manajer Produksi, bidang umum, keuangan dan pemasaran serta bidang produksi, masing-masing bidang membawahi tenaga kerja. Bidang umum membawahi tenaga kerja

administrasi perusahaan dan transportasi/keamanan, bidang keuangan dan pemasaran membawahi bagian pengelolaan hasil pacapanen dan pada bidang produksi membawahi tenaga kerja bagian pengadaan & pengontrolan stok, pengontrolan kualitas air dan pen culture & sampling serta penebaran benih dan pemberian pakan. Sehingga jumlah seluruh tenaga kerja 10 orang. Bagian umum berfungsi pada bagian administrasi perusahaan berupa perizinan dan transaksi lainnya, transportasi dan keamanan. Bagian keuangan dan pemasaran berfungsi dalam megatur keuangan perusahaan dan pemasaran prodak berupa pengolahan teripang mulai dari pencucian atau pembersihan teripang, perebusan, pembedahan hingga pengasapan dan pengemasan produk serta distribusi. Bagian produksi bertanggung jawab untuk melakukan proses produksi sesuai dengan target usaha, mulai dari awal pemeliharaan sampai dengan panen termasuk dalam hal pemberian pakan.

Manajer

Kepala Bidang

Kepala Bidang Produksi

Kepala Bidang Umum

Pascapanen

Pengadaan & Pengumpulan bahan Administrasi pengontrolan Stok

baku

Keuangan dan Pemasaran Proses Pembesaran

Pengeringan

Gambar 5 Struktur Organisasi Dalam Usaha Pembesaran Teripang Unit kerja tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan pengelolaan

terhadap unit kerjanya masing-masing terkait dengan fungsi masing-masing unit serta sumberdaya manusianya. Dengan demikian, untuk tugas dan fungsi masing- masing unit tersebut, dianggap perlu adanya Job Description masing-masing, sehingga semua prangkat kegiatan dapat terkontrol dengan baik.

 Manager Produksi Tugas :

 Memimpin usaha pembesaran dalam mencapai misi, visi dan strategi usaha .  Menentukan strategi, program dan mengorganisasikan sumber daya

manusia.  Mengkordinasikan, mengarahkan, memantau, meninjau, dan mengevaluasi

semua kegiatan  Memperluas strategi pasar; dari segi harga, produk, tempat dan promosi,

yang kesemuanya ditujukan untuk kelancaran pemasaran produk.  Melakukan pengembangan dan perluasan unit usaha budidaya teripang

Wewenang :  Memberikan perintah, arahan dan evaluasi kepada bawahan  Mengambil keputusan atau kebijakan untuk perusahaan

 Meminta laporan atau pertanggungg jawaban dari bawahan  Memberikan penghargaan ataupun penindakan terhadap bawahan

Tanggung Jawab :  Kelancaran kegiatan usaha budidaya teripang pasir dan tercapainya target

produksi serta produk dapat menembus pasar  Bagian Administrasi

Tugas:

1. Melaksanakan perintah pimpinan yang berkaitan dengan administrasi, transportasi dan keamanan dalam perusahaan

2. Melaksanakan pengelolaan dan pengumpulan pencatatan ( record keeping ) dalam semua kegiatan perusahaan

3. Melakukan kegiatan arsiparis barang Wewenang:

1. Mengatur proses administrasi perusahaan dan inventrisasi barang

2. Mengendalikan keamanan perusahaan dan lokasi Tanggung Jawab :

1. Bertanggung jawab kepada pimpinan tentang administrasi dan keamanan.

 Bagian Keuangan dan Pemasaran Tugas

1. Mengelola keluar masuknya uang dalam perusahaan

2. Mengatur interaksi konsumen dan suplai produk Wewenang:

1. Menentukan langkah untuk pengelolaan dalam menentukan prioritas dalam pengeluaran uang.

Tanggung Jawab :

2. Bertanggung jawab kepada pimpinan tentang keuangan dan pemasaran.  Bagian Produksi (Penyediaan Stok)

 Mengatur persediaan stok terutama benih dan pakan  Melakukan penyeleksian benih yang unggul dan pakan yang berkualitas

 Bagian Produksi (Proses Pembesaran)  Mengoperasikan budidaya teripang (penebaran benih dan pemberian pakan)  Ikut menjaga keamanan selama berlangsungnya pemeliharaan  Bertanggung jawab terhadap pen culture yang dikelolanya  Bertanggung jawab ke manager produksi

 Bagian Penanganan Pascapanen  Mengumpulkan bahan baku teripang basah yang telah dipanen  Melakukan pengeringan teripang dengan pengasapan

Berdasarkan hasil uraian material, machine, money, man dan method diatas, maka dapat dirangkumkan seluruh kebutuhan input produksi sebagai berikut:

Tabel 2 kebutuhan input produksi

Produksi Produk

Produksi bahan baku

Item Akhir (Pengeringan

(Budidaya Teripang)

Teripang)

a. Pakan

a. Kayu Bakar

(Pengumpul) Material

 Dedak (Penggilingan

padi-Pengumpul)

b. Teripang Kering

 Kotoran Ayam

(Perusahaan-

(Pembudidaya Ayam)

Grosir)

b. Benih (Nelayan-Pengumpul)

Persiapan Pen culture Pembuatan Pen culture

Perebusan

Pengadaan benih

Pembersihan Metode

Penebaran benih

Pembedahan

Pengadaan pakan

Persiapan pengasapan

Pemberian pakan

Pengadaan kayu bakar

Pengontrolan

Pengeringan

Perawatan Evaluasi

Man

8 pekerja Money

 Standar Operasional Prosedur (SOP) Agar semua proses kegiatan pembesaran teripang berjalan dengan baik maka

dibutuhkan standar operasional prosedur yang bisa digunakan sebagai pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja sesuai dengan visi misi perusahaan .

Standar operasional prosedur merupakan satu set pedoman dalam suatu organisasi yang menjelaskan prosedur kegiatan rutin. SOP sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, sehingga pekerjaan dapat terukur. SOP adalah prosedur-prosedur standard yang mendefinisikan bagaimana proses berbagai tanggung jawab dari unit terkait yang relevan dengan investigasi mutu layanan.

Standard Operating Procedures (SOP) adalah salah satu aspek penting yang perlu dibuat dalam rangka mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kriteria efektif, Standard Operating Procedures (SOP) adalah salah satu aspek penting yang perlu dibuat dalam rangka mewujudkan tenaga kerja yang memiliki kriteria efektif,

1. Dimanfaatkan secara efisien dalam lingkup operasional yang ada.

2. Memiliki mutu kehidupan kerja yang baik dalam suasana yang saling terkait dan saling percaya.

Dengan mempertimbangkan batasan-batasan tersebut diatas, maka akan dapat dibuat tiga keputusan dalam strategi ketenagakerjaan, yaitu :

1. Perencanaan Tenaga Kerja

2. Desain Pekerjaan

3. Standar Tenaga Kerja

a. Perencanaan Tenaga Kerja

Peranan tenaga kerja sangat menentukan di dalam keberhasilan pembesaran teripang, sehingga diperlukan perencanaan sumber daya manusia yang baik dan akurat. Perencanaan sumber daya manusia dibuat untuk dapat mengatasi masalah- masalah yang menyangkut antara lain kebijakan-kebijakan kestabilan tenaga kerja dalam usahanya meningkatkan produk teripang yang unggul dan berkualitas. Kestabilan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah karyawan yang dipertahankan dalam pembesaran teripang.

- Kebijakan Untuk Menjaga Stabilitas Karyawan Stabilitas kerja karyawan sangat perlu dijaga, karena akan menentukan kelangsungan operasional organisasi/perusahaan. Apabila tingkat berhenti dan masuknya karyawan tinggi, kemungkinan kontinuitas proses konversi dapat - Kebijakan Untuk Menjaga Stabilitas Karyawan Stabilitas kerja karyawan sangat perlu dijaga, karena akan menentukan kelangsungan operasional organisasi/perusahaan. Apabila tingkat berhenti dan masuknya karyawan tinggi, kemungkinan kontinuitas proses konversi dapat

1. Pembayaran tenaga kerja

2. Asuransi tenaga kerja

3. Besarnya premi upah yang merupakan ukuran bagi tenaga kerja dapat meningkatkan kinerja yang merupakan variable cost.

- Penjadwalan Kerja ( Work Schedulling ) Penjadwalan kerja dalam kegiatan pembesaran teripang ini adalah full time dengan system rolling. Sebanyak 5 tenaga kerja mengambil Half Day Work dengan status part time (pekerjaan dan tugas sesuai kesepakatan pihak manager dan pekerja). Dari system kerja part time ini bahwa sebanyak 3 tenaga kerja bekerja pada pagi-sore hari dan 2 pekerja lainnya mengambil part time pada malam hari. Setiap pekerja mengambil tugas masing-masing dalam kordinasinya dalam unit kerja seperti pemberian pakan, pengontrolan penculture dan pengontrolan hama dan penyakit, penyediaan pakan teripang, penyortiran juvenile teripang, pengadaan benih. Kordinasi setiap tugas kerja langsung dari atasan (manager) sesuai dengan kebutuhan pekerjaan pada tiap-tiap waktunya. Sehingga dengan harapan satuan tugas dan fungsi dapat tercapai dengan baik untuk mencapai hasil produk yang memuaskan.

- Peraturan Kerja dan Klasifikasi Kerja Peraturan kerja dibuat untuk membantu dalam tercapainya tujuan visi misi perusahaan. Selain itu, peraturan kerja akan dapat menyadarkan bagi para tenaga kerja dalam menjalankan tugas pokoknya dalam usaha pembesaran teripang ini. Adapun gambaran umum dalam peraturan kerja dalam pembesaran teripang ini seperti ketaatan pekerja terhadap tugas dan fungsinya dalam satuan kerja, disiplin waktu dalam operasi kerja, mentaati segala perintah atasan dalam kordinasi pekerjaan. Aturan kerja dalam usah pembesaran teripang ini dibuat dan disetujui oleh semua perangkat perusahaan terutama oleh tenaga kerja lapangan. Sebelum tenaga kerja diangkat sebagai tenaga kerja, proses yang dilakukan sebelum tenaga kerja diresmikan sebagai tenaga kerja tetap adalah diberikan kesadaran dan ikrar - Peraturan Kerja dan Klasifikasi Kerja Peraturan kerja dibuat untuk membantu dalam tercapainya tujuan visi misi perusahaan. Selain itu, peraturan kerja akan dapat menyadarkan bagi para tenaga kerja dalam menjalankan tugas pokoknya dalam usaha pembesaran teripang ini. Adapun gambaran umum dalam peraturan kerja dalam pembesaran teripang ini seperti ketaatan pekerja terhadap tugas dan fungsinya dalam satuan kerja, disiplin waktu dalam operasi kerja, mentaati segala perintah atasan dalam kordinasi pekerjaan. Aturan kerja dalam usah pembesaran teripang ini dibuat dan disetujui oleh semua perangkat perusahaan terutama oleh tenaga kerja lapangan. Sebelum tenaga kerja diangkat sebagai tenaga kerja, proses yang dilakukan sebelum tenaga kerja diresmikan sebagai tenaga kerja tetap adalah diberikan kesadaran dan ikrar

b. Desain pekerjaan atau desain penugasan

Desain pekerjaan atau desain penugasan merupakan sebuah pendekatan yang menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi tenaga kerja. Desain pekerjaan atau desain penugasan dapat diartikan juga sebagai suatu pendekatan tugas secara spesifik, yang ditetapkan menjadi suatu uraian tugas (deskripsi) di antara pekerja pada perusahaan ini.

- Spesialiasi Tenaga Kerja Spesialisasi tenaga kerja merupakan pembagian tugas secara khusus atau special, yang dapat dilakukan dengan mengembangkan keterampilan karyawan, mengurangi kerugian waktu sebagai akibat keengganan karyawan untuk melakukan peralihan tugas, serta pelatihan untuk menggunakan peralatan secara special atau khusus. Dalam usaha pembesaran teripang ini, semua pekerja bekerja sama dalam menjalankan tugasnya. Spesifikasi tugas diberikan secara bergiliran untuk menghadirkan semngat kerja pada setipa tenaga kerja minsalnya dalam pemberian pakan, pengadaan pakan dan pengontrolan penculture.

- Pengembangan Tugas/Pekerjaan Pengembangan tugas tenaga kerja dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas kerja sehingga menungjang kegiatan produksi pembesaran tripang pasir. Adapun pengembangan tugas atau pekerjaan dilakukanj dengan cara memperluas tugas karyawan (job enlargement), melakukan mutasi tugas karyawan (job rotation), memperkaya tugas karyawan (job enrichment), disertai dengan pemberdayaan karyawan (employee empowerment).

Memperluas tugas (job enlargement) merupakan penambahan jenis tugas yang bertujuan selain mengurangi sifat tugas yang monoton sehingga karyawan menjadi jenuh, tujuan lainnya untuk menambah keterampilan karyawan (dexterity). Perputaran tugas (job rotation) merupakan system pengembangan karyawan dengan melakukan mutasi atau rotasi tugas, sehingga setiap tugas yang ada dalam kelompok kerja dapat dikuasai, apabila suatu kurun waktu kemudian hari ada promosi bagi karyawan tersebut tidak akan ragu-ragu lagi untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Pengayaan tugas (job enrichment) merupakan Memperluas tugas (job enlargement) merupakan penambahan jenis tugas yang bertujuan selain mengurangi sifat tugas yang monoton sehingga karyawan menjadi jenuh, tujuan lainnya untuk menambah keterampilan karyawan (dexterity). Perputaran tugas (job rotation) merupakan system pengembangan karyawan dengan melakukan mutasi atau rotasi tugas, sehingga setiap tugas yang ada dalam kelompok kerja dapat dikuasai, apabila suatu kurun waktu kemudian hari ada promosi bagi karyawan tersebut tidak akan ragu-ragu lagi untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Pengayaan tugas (job enrichment) merupakan

Pemberdayaan pekerja (employee empowerment), merupakan proses pendelegasian wewenang bagi karyawan dari atasan (manajer atau supervisor) untuk mempersiapkan kerjanya. Pemberdayaan karyawan merupakan fungsi atasan, seperti supervise dan pengarahan, serta motivasi bagi karyawan. Kepercayaan diri di dalam kelompok (self- directed teams) merupakan proses pemberdayaan karyawan untuk dapat bekerja sama di dalam kelompok, di dalam kesatuan target. Pemberdayaan pekerja pada pembesaran teripang ini dilakukan seperti pemberian pelatihan mengenai teknik pembesaran tripang yang baik guna memperluas pengetahuan tentang peningkatan pengetahuan baru mengenai pembesaran tripang.

- Metode Analisis dan Studi Kerja Di dalam menjalankan tugas karyawan, apakah pelaksanaan tugas dapat menciptakan produktivitas kerja atau tidak, maka perlu diadakan analisis dan studi kerja untuk mengetahui setiap permasalahan yang ada di dalam pelaksanaan tugas karyawan, di samping untuk pengembangan prosedur dan keamanan kerja, juga untuk meningkatkan kualitas kerja karyawan. Hal yang dipakai sebagai parameter keberhasilan pekerja pada pembesaran tripang ini adlah dengan mengetahui nilai yang diproleh pada hasil panen sebelumnya. Perbandingan panen yang terlihat dapat dijadikan parameter untuk mengetahui kelayakan pekerjaan dari setiap karyawan. Sehingga dengan hasil yang diproleh dapat kita jadikan bahan evaluasi terhadap tugas pekerja dan mendesain pekerjaan yang lebih baik jika terdapat kekurangan yang ditemukan maka harus segera diperbaiaki.

c. Visualisasi Tempat Kerja

Visualisasi tempat kerja merupakan langkah yang paling baik untuk melakukan monitoring karyawan di tempat kerja, sekaligus untuk manganalisis situasi di tempat kerja apakah sudah memadai atau masih dapat lebih ditingkatkan. Tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan atau karyawan dengan atasannya, dan karyawan dengan peralatan yang ada. Visualisasi di tempat kerja Visualisasi tempat kerja merupakan langkah yang paling baik untuk melakukan monitoring karyawan di tempat kerja, sekaligus untuk manganalisis situasi di tempat kerja apakah sudah memadai atau masih dapat lebih ditingkatkan. Tujuannya untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan atau karyawan dengan atasannya, dan karyawan dengan peralatan yang ada. Visualisasi di tempat kerja

d. Standar Tenaga Kerja ( Labor Standards )

Standar tenaga kerja digunakan untuk tujuan:

1. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam pekerjaan karyawan, serta pemanfaatan fasilitas operasional.

2. Untuk membuat forcasting, perencanaan, dan pengawasan. Kedua tujuan standar tenaga kerja tersebut merupakan dasar untuk membuat keputusan operasional.

e. Pengalaman Masa Lalu ( Work Sampling )

Standar pekerja dapat diestimasi berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu yaitu berapa jam kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Cara ini memiliki kelebihan karena relatif murah dan mudah didapatkan. Standar seperti ini lazimnya didapatkan datanya dari kartu waktu atau dari data produksi. Akan tetapi kelemahannya adalah tidak objektif dan tidak dapat diketahui keakuratannya apakah kecepatan kerjanya layak atau tidak, dan apakah kejadian yang tidak biasa sudah diperhitungkan atau belum. Oleh karena itu penggunaan teknik ini tidak dianjurkan, maka tiga cara yang lain adalah yang dianjurkan.

 Kepemimpinan Kegiatan kepemimpinan adalah melakukan pengarahan dan mempengaruhi

aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok. Kepemimpinan memiliki tiga implikasi yang penting yaitu pertama kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu bawahan atau pengikut, kedua kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama antara pemimpin dan anggota kelompok, ketiga kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan dalam mempengaruhi perilaku pengikut melalui sejumlah cara.

Agar tujuan usaha pembesaran teripang pasir dapat tercapai maka model atau gaya kepimpinan yang menjadi landasan adalah:

1. Karakter,pimpinan harus memiliki karakter yang kuat berpendirian mantap sehingga dapat mengambil kebijakan berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya, meskipun bawahan ataupun orang sekitarnya memberikan masukan-masukan namun keputusan yang tepat harus diambil berdasarkan perhitungan yang telah ia lakukan.

2. Keteladanan, pimpinan harus memberi keteladanan dalam hal kedisiplinan, ketegasan, kebersihan, kerapian dan keramah-tamahan.

3. Pengawasan melekat, pimpinan memberikan tugas, wewenang dan pengawasan yang jelas terarah dan terukur sehingga dapat menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan dengan baik.

4. Tidak otoriter, dapat menerima saran dan kritik dari bawahan atau pihak lain yang berkompeten.

5. Bijaksana dan proporsional,pengambilan keputusan didasarkan pada kepatuhan dan kepatutan terhadap perusahaan dan azas-azas kemnusiaan.

6. Melakukan pertemuan-pertemuan atau rapat kepada bawahan, baik pertemuan harian (apel pagi), pertemuan mingguan dan bulanan.

7. Melakukan pelatihan bagi tenaga kerja yang belum mengetahui secara rinci tugas-tuganya

 Motivasi Motivasi dibutuhkan untuk mendorong semangat kerja bawahannya akan

masa depan usaha pembesaran teripang yang akan dikembangkannya. Tujuan pimpinan usaha untuk memberikan motivasi terhadap bawahannya adalah bawahannya mau bekerja dengan semangat, tidak merasa terpaksa, mau bekerjasama dalam tim, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya. Beberapa indikator bawahan yang telah termotivasi adalah bawahan semangat dalam bekerja, datang tepat waktu, kompak dalam timnya, mengerjakan semua kerja dengan sungguh-sungguh dan akan merasa bangga jika ia telah berhasil melakukan pemeliharaan dengan panen yang tinggi tingkat kelangsungan hidupnya (SR) dan FCR yang kecil.

Dinamika motivasional yang dilakukan pimpinan usaha pembesaran teripang di pen culture motivasinya dalam rangka mengarahkan kemampuan individu dan dukungan organisasi untuk meningkatkan usaha untuk pencapaian kinerja yang Dinamika motivasional yang dilakukan pimpinan usaha pembesaran teripang di pen culture motivasinya dalam rangka mengarahkan kemampuan individu dan dukungan organisasi untuk meningkatkan usaha untuk pencapaian kinerja yang

 Komunikasi Komunikasi dalam kegiatan usaha sangat penting dalam pencapaian tujuan

organisasi. Komunikasi harus efektif antara pimpinan dan bawahan, bawahan ke pimpinan dan antar bawahan. Fungsi dari komunikasi ini mempengaruhi antara lain dalam kegiatan penyampaian strategi, tujuan, petunjuk, kebijakan organisasi dan umpan baliknya atau sebaliknya dari bawah ke atas; menginformasikan permasalahan, hasil yang telah dicapai, saran, pertanyaan, kebutuhan ataupun antar rekan kerja; mengkoordinasikan permasalahan, kebutuhan, saran dan umpan balik.

Bentuk komunikasi yang dilakukan pimpinan usaha pembesaran ikan ini adalah:

1. Komunikasi langsung, yaitu pesan disampaikan secara langsung oleh pimpinan kepada bawahannya (terjadi secara langsung) dilakukan pada rapat rutin bulanan untuk menyampaikan tugas dan pekerjaan yang harus dikerjakan. Penyampaian dilakukan oleh pimpinan kepada semua bawahan.

2. Komunikasi dua arah, yaitu pembicaraan secara langsung antara pimpinan dengan bawahan dan rekan kerja lain, untuk membicarakan keberadaan usaha yang telah dilaksanakan maupun yang akan dilaksanakan (terjadi timbal balik).

 Keterampilan Interpersonal Keterampilan interpesonal adalah keterampilan yang diperlukan untuk

mendapatkan kehidupan yang berhasil. Keterampilan tersebut dapat dibagi menjadi

6 area utama, yaitu : tentang diri, keluarga, pekerjaan, komunitas, waktu senggang (leisure) dan spiritualitas. Berikut ini beberapa keterampilan (skills) yang dikategorikan oleh UNICEF sebagai communication dan interpersonal skills .

Pimpinan memiliki kemampuan interpersonal sesuai dengan bidang keahlian yang tergambar dalam struktur organisasi. Pimpinan harus bisa mengendalikan Pimpinan memiliki kemampuan interpersonal sesuai dengan bidang keahlian yang tergambar dalam struktur organisasi. Pimpinan harus bisa mengendalikan

Aplikasi untuk pengembangan keterampilan interpersonal yang akan dilakukan adalah dengan mengikutsertakan personal pada pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar yang berkaitan dengan pengembangan diri dan membeli buku- buku bacaan yang berisi tentang peningkatan atau pengembangan kemampuan interpersonal.

 Dinamika kelompok Dinamika Kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau

lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami. Dinamika kelompok hubungannya dengan produktivitas dapat diklasifikasi dari keterpaduan kelompok dan norma pelaksanaan kerja.

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain: membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup, memudahkan segala pekerjaan, mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesian serta menciptakan iklim demokratis.

 Inovasi dan Perubahan Proses perubahan secara terencana pada suatu kegiatan usaha ditandai

dengan pembentukan perubahan yang dimulai dengan diagnosa meliputi pengumpulan dan penyusunan data, yaitu unfreezing (menciptakan keinginan untuk berubah) dilanjutkan dengan intervensi berupa tindakan changing (melaksanakan perubahan), kemudian mengevaluasi dengan memberikan dukungan perubahan yakni refreezing (stabilisasi perubahan) untuk mencapai hubungan akhir. Actuating dalam inovasi dan perubahan kegiatan usaha adalah mengarahkan tindakan pengendalian terhadap suatu usaha sesuai dengan pengendalian data hasil evaluasi dengan pembentukan perubahan yang dimulai dengan diagnosa meliputi pengumpulan dan penyusunan data, yaitu unfreezing (menciptakan keinginan untuk berubah) dilanjutkan dengan intervensi berupa tindakan changing (melaksanakan perubahan), kemudian mengevaluasi dengan memberikan dukungan perubahan yakni refreezing (stabilisasi perubahan) untuk mencapai hubungan akhir. Actuating dalam inovasi dan perubahan kegiatan usaha adalah mengarahkan tindakan pengendalian terhadap suatu usaha sesuai dengan pengendalian data hasil evaluasi

Tabel 3. Standar Operasional Tenaga Kerja

dilakukan apabila Pemberian gaji

pegawai tidak Pembuatan

Penculture/penga Penculture dibuat hadir tanpa ntian penculture

penculture jika

sebanyak 5 dengan

ditemukan

tambahan bagi

yang lembur pada pemberitahuan yang rusak

kerusakan

luas 20x20.

seperti jarring

saat pembuatan yang jelas pada

yang sobek.

penculture.

saat proses pembuatan penculture Peringatan

dilakukan jika seperti kotoran

Pengadaan pakan

motivasi untuk dalam pebuatan ayam dan dedak.

Pengadaan

Pemberian

pakan dilakukan

pakan tidak Persiapan pakan

2 minggu

mendorong

Pencampuran bahan semangat kerja maksimal. pakan dilakukan

pegawai dengan Teguran lebih tiga ketika bahan sudah

sebelum penebaran

kali, maka tersedia

dilakukan.

nuansa penuh

kekeluargaan

manager berhak memecat pegawai.

Peneguran Pembelian benih

Benih disortir

Pencatatan kinerja dilakukan apabila Pengadaan dan

dengan ukuran

karyawan penebaran benih

dari pengumpul

30-50 gram

setelah itu benih

terlambat atau ditebar

dengan

kerja karyawan dalam log book

kepadatan 80.000 ekor per

harian manager. malas dalam melakukan

pekerjaan Pemberian pakan dengan mencampur

penculture

Dorongan

dedak dan kotoran

Karyawan yang ayam perbandingan

Pemberian pakan dilakukan

motivasi

malas dan lalai Pemberian pakan

1 minggu dua

dilakukan dan

dalam tugas dimasukkan ke

(1:1) lalu

kali. Apabila

pemberian

diberikan teguran dalam karung yang

karyawan yang dan peringatan diikat, kemudian

pakan habis

apresiasi pada

maka segera

bekerja dengan pemberhentian. diberikan pada tiap- diberikan.

baik.

tiap pencultulture Pengontrolan hama

Teguran dan seperti kepiting

peringan lebih Pengontrolan

hama dan yang merusak jaring dilakukan

semangat setiap dari tiga kali penculture

penyakit saat pada pegawai kepada karyawan, dilakukan setiap

apabila terdapat

dalam melakukan maka dilakukan saat.

kerusakan pada

teripang yang

Pemberian gaji bertahap, sermua

dilakukan secara

membenamkan

Apabila ada Panen

dilakukan apabila karyawan yang sama pada saat

diri pada

tambahan

karyawan bekerja

malas maka akan pemanenan

substrat.

Pemanenan

jumlah panen

melebihi target. dipotong gajinya. dilakukan.

dilakukan pada

saat surut air laut.

d. Money (Modal)