SEJARAH UMAT ISLAM di ASIA SELATAN DARI

SEJARAH UMAT ISLAM di ASIA SELATAN
DARI MASUKNYA ISLAM SAMPAI TERBENTUKNYA NEGARA
PAKSTAN DAN BANGLADESH
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
Dosen Pengampu : Syamsul Arifin, S.Ag. M.Ag.

Disusun oleh :
Annisa Khaerani (16120017)

Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2017

Asia Selatan adalah sebuah wilayah

geopolitik

di bagian selatan

benua Asia, terdiri dari daerah-daerah di dan sekitar anak benua India. Asia

Selatan berbatasan dengan: Asia Tengah di utara, Asia Timur di timur, Asia
Tenggara di sisi tenggara, Asia Barat di sebelah barat dan Samudra Hindia di
sebelah selatan. Masuknya pengaruh Islam ke Asia Selatan dimulai sejak masa
Nabi Muhammad saw, di mana pelabuhan-pelabuhan di India menjadi tempat
persinggahan dan tujuan para pedagang Timur Tengah, khususnya Arab muslim.
Ketika muncul pemberontakan pada kekuasaan Raja Dahir di India, Walid bin
Abdul Malik (705-715 M) dari Dinasti Umayyah mengirimkan Muhammad bin
Qasim sebagai pemimpin pasukan perang. Berkat keberhasilannya, Muhammad
bin Qasim ditunjuk sebagai gubernur sebelum akhirnya digantikan oleh Yazid alSuluki, yang hanya 18 hari berkuasa akibat pemberontakan rakyat.
Asia Selatan tetap berada di bawah kepemimpinan para penguasa lokal
yang terpisah-pisah, sebelum akhirnya muncul Dinasti Ghaznawi yang bercorak
Islam. Ghaznawi adalah nama sebuah dinasti yang berpusat di kota Ghazna.
Dinasti ini berusia lebih dari 200 tahun (366 H/977 M-582 H/1186 M).
Wilayahnya mencakup Iran Timur dan India (Afghanistan sekarang). Perjalanan
dinasti ini bermula dari seorang tokoh bernama Alptigin, seorang komandan
pengawal kerajaan pada masa Abdul Malik bin Nuh. Alptigin mengangkat senjata
melawan penguasa Dinasti Samaniyyah selanjutnya, Mansyur bin Muhammad dan
menyerang Kota Ghazna pada tahun 962 M.
Pada masa raja Dinasti Ghaznawi terbesar, Mahmud al-Ghaznawi, wilayah
dinasti ini terbentang dari pinggir laut Kaspia di utara hingga Sungai Gangga di

India, dari sungai Ozus di Amudarya (Asia Tengah) sampai sungai Indus (pesisir
selatan India). Perjalanan dinasti ini berakhir ketika penguasa terakhir dinasti
Ghaznawi yaitu Khusraw Malik ikut terbunuh oleh pasukan Ghuri pada 1187 M.
Muizuddin Muhammad bin Sam atau lebih populer dengan nama
Muhammad Ghuri menggantikan kekuasaan Ghazni pada tahun 1173 M. Ia adalah
bekas panglima Muhammad Ghazna. Dalam rentang waktu 1175-1192, ia dan

pasukannya berhasil memasukkan daerah Uch, Multan Peshawar, Lahore dan
Delhi ke dalam kekuasaan Dinasti Ghuri. Naiknya Quthbuddin Aibak (12061210) menggantikan Muhammad Ghuri dianggap sebagai tonggak awal berdirinya
kekuasaan Turki di India. Pada masa pemerintahan Nashiruddin dan
Ghiyasuddin Muhammad Balban, kebudayaan dinasti ini berkembang pesat.
Ketika Kaimus (1289 M) yang baru berumur tiga tahun menjadi penguasa, maka
kekuasaan dinasti ini semakin lemah dan akhirnya hilang.
Setelah Nizamudin wafat, muncul kekuatan baru dari Afghanistan, yaitu
Malik Firuz yang berhasil menduduki Delhi dan merebut kekuasaan sultan tahun
1290 M, kerajaan Islam di India pasca kekuasaan Turki tersebut digantikan oleh
orang-orang Turki Khalji, berdirilah Dinasti Khalji dengan sultan pertamanya
Malik Firuz, ia naik tahta dengan gelar Jalal Ad-Din Firuz Khalji (1290-1296).
Dinasti ini dapat bertahan selama 30 tahun. Dinasti Tughluq (1320-1414 M)
merupakan dinasti yang didirikan oleh Ghazi Malik dari bangsa Turki yang

mampu mengalahkan Dinasti Khalji. Ia menggunakan gelar Sultan Ghiyasuddin
Tughluq di istana Siri, pada bulan September tahun 1320 M/720 H, ia sering
dipanggil Tughluq Shah.1 Pada bulan Februari tahun 1325 M, Ghiyasuddin
Muhammad Shah naik tahta dan ia lebih dikenal Muhammad bin Tughluq. Ia
dikenang sebagai pencetus lima butir kebijakan2 yang semuanya mengalami
kegagagalan.
Pada tahun 1398 M, Timur Lenk menyerbu India. Setelahnya, India
diperintah oleh Kerajaan Delhi, Dekan, Benggala, Jaunpur, Malawa, dan Gujarat. 3
Wilayah India yang terpecah-pecah dalam beberapa kekuasaan tersebut baru dapat
disatukan pada masa Dinasti Mughal. Dinasti Mughal di India didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M), seorang keturunan Timur Lenk.4 Babur
1 Ferishta mencatat bahwa ayahnya adalah seorang budak Turki milik Balban dan ibunya
adalahwanita Jat dari Punjab, Tughluq Shah lahir di India. Vincent A Smith, The Oxxford
Hsitory of India: From the Earliest Times to the End of 1911, (Oxford: Clarendon, 1928),
hlm. 236.
2 Beberapa kebijakan Muhammad bin Tughluq yaitu pemindahan ibukota ke Doeghir,
ekspedisi ke Khurasan dan Qarachil, pengeluaran tanda mata uang, dan penambahan
pajak di daerah Doab.
3 Hamka, Sejarah Ummat Islam III, (Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1975), hlm. 134.
4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Depok: RajaGrafindo Persada , 2013), hlm.

147.

mengalahkan Ibrahim Lodi dalam Pertempuran Panipat yang terjadi pada tanggal
21 April 1526 M/8 Rajab 932 H. Pada masa kekuasaan Babur, wilayah Dinasti
Mughal membentang dari Pegunungan Himalaya sampai Gwalior, dan dari Punjab
hingga ke Bengal. Selanjutnya, kekuasaan berada di tangan Humayun (1530-1540
dan 1555-1556)5, Akbar (1556-1605 M), Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan
(1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Penguasa Mughal yang paling
kontroversial adalah Akbar dengan kebijakan Din-e-Illahi 6 dan Aurangzeb dengan
kebijakannya yang membalik rekonsiliasi Hindu 7. Setelahnya, tidak ada penguasa
yang cukup cakap sehingga Dinasti Mughal terus mengalami kemunduran.
Berlangsungnya kekuasaan kolonial di Asia Selatan dimulai saat Portugis
yang dipimpin oleh Vasco de Gama tahun 1498 menduduki India. Bangsa Eropa
lainnya, seperti Inggris, Belanda dan Perancis segera mengikuti langkah Portugis.
Inggris masuk masuk ke India melalui Surat pada 1610 M untuk merealisasikan
perintah Ratu Elizabet I mendirikan EIC (East India Company). Imperialisme
resmi dimulai saat Inggris berhasil mengalahkan penguasa Bengal Sirajud-Daulah
dan pasukannya di daerah Plassey pada 23 juni 1757. 8 Pada tahun 1761 Inggris
menyerang Dinasti Mughal yang sudah sangat lemah dengan senjata yang
disediakan oleh EIC. Kekalahan Mughal berujung pada penyerahan wilayah Uhd,


5 Pada tahun 1540 M, Humayun mengalami kekalahan saat bertempur melawan Sher
Khan di Kanauj. Ia menyingkir ke Persia dan menyusun kekuatan di sana. Dengan
bantuan Penguasa Persia, Tahmasp, akhirnya Sher Khan dapat dikalahkan sehingga
Humayun kembali berkuasa.
6 Din-e-Ilahi merupakan salah satu lembaga dari produk politik Sulh-e-Kul (toleransi
universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat di India memiliki
kedudukan yang sama, terlepas dari etnis maupun agama. Akbar berpendapat bahwa inti
semua ajaran agama adalah sama, yakni mencapai kebenaran, sehingga dapat disatukan
dalam Din-e-Ilahi. Lihat Afdol Faris, Politik Sulh-e-Kul Sultan Akbar Pada Masa Dinasti
Mughal di India Tahun 1560-1605, (Skripsi: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015), hlm. 3-4.
7 Qaurangzeb diketahui pernah melakukan penghancuran kuil-kuil dan melarang praktik
satidaho. Namun, Ram Puniyani berpendapat, bahwa Aurangzeb bukanlah seorang yang
anti-Hindu. Kebijakan-kebijakan yang ditempuhnya berubah sesuai kondisi kerajaan.
8
Iran
Indonesia
Radio,
Perang

Plassey
Meletus,
2014,
http://indonesian.irib.ir/iran/item/81924-23_Juni,_Perang_Plassey_Meletus, diakses pada
11 Desember 2017.

Bengal dan Orisadi.9 EIC mendapatkan izin beroperasi dari Sultan Akbar II pada
tahun 1837 M.
Kesadaran nasionalisme dan gerakan membebaskan diri dari penjajahan
Inggris di India mulai terlihat pada abad ke-19 hingga 20. Liga muslim (All
Indian Muslim League) berdiri pada 30 Desember 1906 dengan ketuanya yaitu
Salimullah, setelah sebelumnya berdiri All Indian National Congress, atau biasa
disebut dengan Kongres India.10 Beberapa tokoh pendiri Liga Muslim antara lain
yaitu Nawab Sir Khwaja Salimullah, Nawab Waqar-ul-Mulk Kamboh, Nawab
Mohsin-ul-Mulk, Muhammad Ali Jinnah dan Syed Ameer Ali. Berdirinya liga
muslim disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Munculnya aliran radikal di dalam Kongres yang dimotori oleh B.G. Tilak
dalam rangka menghidupkan kembali tradisi politik dan keagamaan Hindu
(Maratha) yang bersifat militan, bahwa India untuk bangsa Hindu.
2. Penolakan Kongres atas rencana Viceroy Lord Curzon (1898-1905) untuk

membagi Benggala menjadi dua provinsi dalam tahun 1905, yaitu Benggala
Barat bagi penduduk yang beragama Hindu dan Benggala Timur bagi
penduduk yang sebagian besar beragama Islam. Penolakan umat Hindu ini
dengan alasan bahwa pembagian Benggala sama artinya dengan memecah
belah tanah air India.
3. Kegagalan pemberontakan umat Islam terhadap pemerintahan Inggris di
India pada tahun 1857. Umat Islam selalu dicurigai dalam langkah
kegiatannya.
4. Diskriminasi Inggris terhadap umat muslim, dengan menjauhkan anakanak mereka dari pendidikan.
Beberapa tujuan dari Liga Muslim, di antaranya:
1. Memperbesar rasa setia kaum Muslim India kepada pemerintah dan
menghilangkan salah paham yang mungkin timbul berhubungan dengan
kehendak pemerintah mengenai suatu peraturan.

9 Ajid Thohir & Ading Kusdiana, Islam di Asia Selatan, (Bandung: Humaniora, 2006),
hlm. 160.
10 Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 122.

2. Menjaga dan memajukan hak-hak serta kepentingan politik kaum
Muslimin India dan untuk memajukan keperluan-keperluan, kehendakkehendak mereka kepada pemerintah secara hormat.

3. Mencegah suatu rasa permusuhan dari golongan Muslimin India kepada
golongan masyarakat lain.
Nasionalisme Pakistan berawal ketika terjadinya pertentangan antara Hindu
dan Islam. Pertentangan ini terjadi karena umat Islam merasa bahwa mereka
diabaikan oleh Kongres Nasional India Bersatu pada tahun 1885 yang didominasi
oleh orang-orang Hindu. Ide tentang pembentukan negara tersendiri bagi umat
Islam bermula dari Sayyid Ahmad Khan ketika beliau mencetuskan gagasan
komunalisme (kelompok umat Islam yang berdiri sendiri). Gagasan ini
dikembangkan sebagai rumusan Pakistan dalam pengertian sebuah negara
tersendiri bagi umat Islam, yang pertama kali dicetuskan oleh Muhammad Iqbal.
Persetujuan mengenai pembentukan negara tersendiri untuk umat Islam India
sebagai tujuan perjuangan Liga Muslim disetujui dalam rapat tahunan Liga
Muslim pada 1940, yang kemudian Negara tersebut diberi nama dengan nama
Pakistan. Pada tanggal 14 Agustus 1947, Dewan Konstitusi Pakistan dibuka
dengan resmi, dan keesokan harinya tanggal 15 Agustus 1947 Pakistan lahir
sebagai negara berdaulat bagi umat Islam India. Ali Jinnah diangkat menjadi
Gubernur Jendral dan mendapat gelar Qaid-i- Azam (pemimpin besar) dari rakyat
Pakistan.
Bangladesh adalah negara yang lahir pada 26 Maret 1971 dengan cara
melepaskan diri dari Pakistan. Berdirinya Bangladesh dilatar belakangi oleh

berbagai faktor, anara lain dalam bidang politik, administrasi, sosial-budaya,
ekonomi dan jarak tempuh yang jauh antara Provinsi Pakistan Timur dengan
pemerintah pusat di Pakistan Barat. namun terdapat faktor lain yang menjadi
penyebab langsung berdirinya Negara Bangladesh, yaitu faktor yang bersifat
politik dan militer (perang sipil).11 Konflik bersenjata antara Pakistan Barat dan
Pakistan Timur berlangsung dari tanggal 26 Maret sampai 16 Desember 1971.
11 Ibid., hlm. 191-192.

Kekerasan yang dilakukan oleh Pakistan Barat menyebabkan Pakistan Timur
menyatakan kemerdekaannya dengan nama negara Bangladesh.

HIKMAH DARI SEJARAH UMAT ISLAM ASIA SELATAN

1) Persatuan Umat Islam
Ketika kekuasaan Mughal berdiri, terdapat dua kerajaan yang sudah mapan,
yaitu Turki Utsmani di Konstantinopel dan Syafawiyah di Persia. Kedua
kerajaan ini saling bersaing, dan didapati kecerobohan Mughal dalam
memihak salah satunya. Ketika kekuasaan Mughal digerogoti oleh kolonial
Inggris, tidak ada pertolongan yang datang kepadanya, terutama disebabkan
keengganan kerajaan-kerajaan Islam untuk mengesampingkan rivalitas dan

menghadapi musuh bersama. Umat Islam abai terhadap bahaya yang
mengancam di depan mata dan cenderung meremehkan Eropa sebagai
kekuatan baru saat itu.
2) Pertentangan dengan Kaum Hindu
Anak Benua India, juga disebut Asia Selatan, adalah wilayah yang terkenal
dengan konflik-konflik antar agama, misalnya konflik antara Sihkh dan Hindu
di India Barat Daya pada tahun 1980-an dan 1990-an antara Tamil Hindu dan
Singhalese Budha di Sri Lanka hingga saat ini. Namun, konflik yang sering
terjadi adalah antara umat Islam dan Hindu. Beberapa ajaran Islam, seperti
menyembelih sapi untuk kurban adalah tabu dalam ajaran Hindu, dan
sebaliknya satidaho tidak dapat diterima dalam Islam. Dari sisi historis,
pertentangan ini menghambat integrasi antara wilayah-wilayah di Asia Selatan.
Kedatangan Inggris di India mempertajam konflik yang sudah ada dan
puncaknya, Asia Selatan terpecah menjadi Pakistan, Bangladesh dan India.
Jika masing-masing pihak tidak menemukan kata sepakat, maka konflik
terbuka akan terus terjadi, seperti yang dialami Kashmir dalam sengketa antara
Pakistan dan India.
3) Upaya-upaya Pembaruan

Makhluk yang paling lestari bukanlah yang paling besar, elok rupanya, atau

cepat larinya, melainkan yang bersedia menerima dan beradaptasi terhadap
perubahan. Hal tersebut berlaku pula untuk suatu peradaban. Dinasti Mughal
membuka kampanye militernya dengan peralatan yang paling canggih saat itu,
yaitu meriam. Para penguasa memutar otak untuk menemukan kebijakan yang
paling sesuai terhadap kondisi yang dihadapi oleh kerajaan. Namun dalam
perjalanan dinasti ini, sengketa tiada putus di tubuh kerajaan ditambah intrusi
dari Inggis menghentikan segala upaya pembaruan. Akibatnya kerajaan sirna,
tergantikan dengan seperangkat hukum yang disebut undang-undang dan
dewan parlemen.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
HAMKA. Sejarah Ummat Islam. Vol. III. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1975.
Smith, Vincent A. The Oxxford Hsitory of India: From the Earliest Times to the
End of 1911. Oxford: Clarendon, 1928.
Suwarno. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak, 2012.
Thohir, Ajid, and Ading Kusdiana. Islam di Asia Selatan. Bandung: Humaniora,
2006.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Cet. XXV. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2014.

Skripsi
Faris, Afdol. Politik Sulh-e-Kul Sultan Akbar Pada Masa Dinasti Mughal di India
Tahun 1560-1605. Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga, 2015.

Media Online
Radio,

Iran

Indonesia.

Perang

Plassey

Meletus.

http://indonesian.irib.ir/iran/item/81924-23_Juni,_Perang_Plassey_Meletus
(accessed Desember 2017).

2014.