S PKR 1100360 Chapter 1
1.1Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam organisasi. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia merupakan orang yang menggerakan organisasi, sehingga berhasil tidaknya organisasi tergantung pada sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi tersebut.
Begitu pula dalam dunia pendidikan, dalam meningkatkan mutu pendidikan maka diperlukan adanya pendidik yang berkualitas. Mutu pendidikan dapat dilihat dari kesanggupan sekolah dalam mencetak siswa-siswi yang berkualitas. Oleh sebab itu diperlukan kesiapan baik dari segi kuantitas maupun mutu dari pendidik. Hal ini disebabkan pendidik merupakan orang yang langsung berinteraksi dengan peserta didik di sekolah.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan sekolah kejuruan yang salah satu tujuannya adalah mampu mencetak siswa-siswi yang siap bekerja. Agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan efektif, maka diperlukan kecakapan dari pendidik dalam melaksanakan semua proses pembelajaran. Baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran. Sehingga bila ketiga proses pembelajaran tersebut dapat terealisasikan dengan baik, diharapkan mampu menghasilkan hasil belajar yang efektif pula. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Abd. Rahman dalam jurnal Administrasi Pendidikan bahwa:
“Peningkatan disiplin guru dalam melaksanakan tugas sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas, tidak mungkin pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan”.
Dalam merealisasikan proses pembelajaran yang efektif diperlukan adanya kesadaran guru untuk berperilaku disiplin dalam bekerja. Baik dalam ketepatan waktu penyelesaian tugas maupun dari kesesuaian tugas tersebut dengan prosedur yang telah ditetapkan di sekolah.
(2)
Disiplin yang dimaksud adalah disiplin terhadap waktu kerja, disiplin dalam memberikan pelayanan dari guru kepada siswanya dan disiplin dalam mentaati peraturan yang berlaku serta memiliki etika kerja yang baik. Tanpa adanya disiplin yang baik, maka akan sulit bagi sekolah untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam mewujudkan tujuannya. Sehingga bila setiap guru mampu menumbuhkembangkan perilaku disiplin, maka guru akan bekerja sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan di sekolah, sesuai pula dengan aturan kerja yang ada selain itu juga memiliki kesediaan yang tinggi serta memiliki etika kerja yang baik.
Berkaitan dengan perilaku disiplin kerja guru, dewasa ini muncul beberapa fenomena dalam organisasi, salah satunya adalah menurunnya disiplin kerja. Indikasinya tercermin dari adanya penurunan frekuensi kehadiran, ketaatan pada standar dan ketaatan pada peraturan kerja yang masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan bagi organisasi. Hal tersebut juga terjadi pada guru di SMK PGRI 2 Cimahi karena sekolah ini diduga masih memiliki disiplin kerja yang masih belum optimal.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Ir. M. Danny Ramdhani selaku salah satu guru sekaligus staf tata usaha di SMK PGRI 2 Cimahi pada tanggal 3 Januari 2015 mengenai permasalahan disiplin kerja yang ada di sekolah, bahwa fenomena yang terjadi di SMK PGRI 2 Cimahi diantaranya: 1. Masih adanya guru datang terlambat ke sekolah terutama di hari Senin
sehingga kewajiban guru untuk mengikuti jalannya upacara bendera tidak bisa dilaksanakan. Bahkan pada saat kegiatan UAS dan UTSpun masih ada guru yang datang terlambat.
2. Masih adanya guru yang terlambat masuk ke dalam kelas padahal sesuai peraturan guru yang akan mengajar diwajibkan sudah datang dan berada di dalam kelas 10 menit sebelum pembelajaran berlangsung. Terkadang ada beberapa guru yang sudah mengakhiri jam pembelajaran (pulang lebih awal) padahal jam pembelajaran belum selesai.
3. Masih adanya guru yang berhalangan hadir di kelas namun tidak memberikan
(3)
4. Masih ada guru yang datang mengisi absensi namun tidak masuk ke dalam kelas untuk mengajar serta tidak pula memberikan tugas kepada siswa.
5. Target kurikulum pendidikan sekolah yang belum tercapai dengan optimal. 6. Dalam hal penyusunan RPP masih adanya guru yang membuat RPP dengan
format yang masih terdahulu padahal format RPP yang terbaru sudah ada, selain itu tingkat kesesuaian RPP guru dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas hasilnya relatif masih ada yang belum sesuai dengan prakteknya.
7. Dalam penggunaan media pembelajaran guru hanya menggunakan papan tulis
sebagai media pembelajaran tidak menggunakan media lainnya.
8. Masih belum optimal dalam mengerjakan pekerjaannya, seperti pembuatan program tahunan ataupun program semester sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sehingga pada saat tugas tersebut sudah mencapai waktu deadline,
maka hasil pekerjaan guru tersebut masih belum dapat diserahkan.
Merujuk pada uraian di atas maka, hal tersebut menunjukkan bahwa masih belum optimalnya disiplin kerja yang dimiliki oleh guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal ini diperkuat oleh data yang telah penulis peroleh di SMK PGRI 2 Cimahi yang dapat dilihat dari persentase data kehadiran guru selama kurun waktu lima tahun yaitu sebagai berikut:
Gambar 1.1
Data Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010-2013/2014
Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi 92%
89%
91%
85%
90%
80% 82% 84% 86% 88% 90% 92% 94%
(4)
Dari data kehadiran tersebut dapat dilihat bahwa kehadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 92% sehingga jumlah ketidakhadiran guru pada tahun ajaran 2009/2010 sebesar 8%. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 persentase kehadiran guru menurun sebesar 3% menjadi 89% dan jumlah ketidakhadiran meningkat menjadi 11%. Pada tahun ajaran 2011/2012 jumlah kehadiran mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2% sehingga persentase kehadiran guru pada tahun ajaran 2011/2012 ini sebesar 91% dan jumlah ketidakhadiran guru menjadi 9%. Tahun 2012/2013 jumlah kehadiran mengalami penurunan kembali dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6% sehingga persentase kehadiran menjadi 85% dan ketidakhadiran sebesar 15%. Serta pada tahun ajaran 2013/2014 jumlah kehadiran guru meningkat sebesar 5% dari tahun sebelumnya menjadi 90%.
Berdasarkan analisis data kehadiran tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kehadiran yang paling tinggi terdapat pada tahun ajaran 2009/2010 yaitu sebanyak 92% sedangkan data kehadiran guru paling rendah berada pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu hanya 85%.
Data kehadiran tersebut terkadang tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan sehingga data kehadiran ini dapat dikatakan tidaklah mutlak. Hal ini dikarenakan terkadang masih saja ada beberapa guru yang berperilaku tidak jujur dalam bekerja. Seperti masih ada guru yang sudah tercatat hadir dalam data absensi, tetapi pada saat guru yang bersangkutan tersebut seharusnya mengajar kenyataannya tidak berada di kelas serta tidak memberikan tugas kepada siswa. Akibatnya, banyak siswa yang berkeliaran di luar kelas dan mengganggu kelas lain yang sedang belajar. Sehingga dapat dikatakan tingkat kedisiplinan di SMK PGRI 2 Cimahi masih cukup rendah.
Adapun data lain yang relevan dalam mengetahui tingkat disiplin kerja guru yaitu data kinerja guru. Dalam data kinerja terdapat beberapa aspek yang menjadi acuan penilaian, yang di kelompokan berdasarkan komponen penilaian kinerja guru. Adapun penjabaran dari aspek penilaian kinerja guru yang dilihat dari komponen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran:
(5)
Tabel 1.1
Aspek Penilaian Kinerja Guru
No Komponen Aspek yang Dinilai
1 Perencanaan Pembelajaran 1. Merumuskan silabus dan RPP dengan indikator 2. Memperbaiki silabus dan RPP
3. Merumuskan indikator pembelajaran 4. Merumuskan materi
5. Merumuskan metode 6. Menentukan peraga
7. Menentukan sumber beiajar 8. Merumuskan evaluasi 9. Kesesuaian dengan KTSP 10. Relevan dengan kehidupan 2 Pelaksanaan Pembelajaran 1. Kehadiran melaksanakan tugas
2. Menggunakan RPP
3. Menggunakan sumber beiajar yang variatif 4. Melakukan kegiatan pendahuluan
5. Penyampaian konsep materi sesuai RPP
6. Menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas 7. Menggunakan alat peraga
8. Mendayagunakan teknologi informasi
9. Menggunakan bahasa asing dalam pembelajaran 10. Membangun pengalaman peserta didik
11. Peserta didik aktif 12. Peserta didik interaktif 13. Melakukan penilaian proses
14. Membangun suasana kelas yang menyenangkan 15. Melaksanakan tes akhir kegiatan pembelajaran 16. Memenuhi target ketuntasan
17. Mendesain remidial dan pengayaan
18. Memiliki data penilaian hasil beiajar peserta didik
19. Memiliki catatan kehadiran peserta didik 20. Mendokumentasikan bukti keberhasilan beiajar
peserta didik 3 Evaluasi Pembelajaran 1. Panitia UN
2. Panitia Ulangan Umum 3. Panitia PSB
4. Menganalisis soal
5. Menyusun laporan kinerja beiajar peserta didik Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi
(6)
Berikut ini adalah rekapitulasi penilaian kinerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi dari tahun 2010 hingga tahun 2014:
Tabel 1.2
Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran
TAHUN KATEGORI PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EVALUASI PEMBELAJARAN Jumlah Guru Persentase (%) Jumlah Guru Persentase (%) Jumlah Guru Persentase (%) 2010
Baik 36 67 40 74 12 22
Cukup 17 31 14 26 33 61
Kurang 1 2 0 0 9 17
Jumlah 54 100 54 100 54 100
2011
Baik 32 70 35 76 11 24
Cukup 14 30 11 24 33 72
Kurang 0 0 0 0 2 4
Jumlah 46 100 46 100 46 100
2012
Baik 31 67 35 76 10 22
Cukup 15 33 11 24 33 72
Kurang 0 0 0 0 3 7
Jumlah 46 100 46 100 46 100
2013
Baik 30 54 34 71 11 20
Cukup 19 35 21 29 35 64
Kurang 6 11 0 0 9 16
Jumlah 55 100 55 100 55 100
2014
Baik 41 75 44 79 15 28
Cukup 12 22 9 16
1
34 62
Kurang 2 3 3 5 6 10
Jumlah 55 100 55 100 55 100
Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa masih ada beberapa guru yang mendapatkan penilaian kinerja dengan kategori cukup hingga kurang. Adapun penurunan penilaian guru dalam kriteria baik yang terjadi secara signifikan dalam komponen pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran terjadi pada tahun 2013 dimana dalam komponen pelaksanaan pembelajaran sebesar 71% kemudian turun sebesar 51% menjadi 20%.
(7)
Guru dengan kategori baik masih mengalami fluktuasi disetiap tahunnya baik dalam komponen perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran maupun evaluasi pembelajaran. Adapun penilaian kinerja guru dalam komponen perencanaan pembelajaran yang mendapatkan kategori cukup tertinggi terdapat pada tahun 2013 sebanyak 19 guru atau sebesar 35%, sedangkan kategori cukup terendah terdapat pada tahun 2014 dengan jumlah guru sebanyak 12 orang atau sebesar 30%. Selain itu guru yang mendapatkan kategori kurang tertinggi terdapat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 11%, sedangkan skor terendah terdapat pada tahun 2011 dan 2012 karena tidak ada guru yang mendapatkan kategori kurang.
Sedangkan penilaian kinerja guru dalam komponen pelaksanaan pembelajaran dengan kategori cukup tertinggi terdapat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 21 orang guru atau sebesar 29%, sedangkan terendah terdapat pada tahun 2014 yaitu sebanyak 9 orang guru atau sebesar 16%. Selain itu penilaian kinerja guru dengan kategori kurang tertinggi terdapat pada tahun 2014 taitu sebanyak 3 orang guru atau sebesar 5% dan kategori terendah terdapat pada tahun 2010 hingga 2013 karena tidak ada guru yang mendapat kategori kurang.
Penilaian kinerja guru dalam komponen evaluasi pembelajaran dengan kategori cukup tertinggi terdapat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 35 orang guru atau sebesar 64%, sedangkan terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 61%. Selanjutnya penilaian kinerja dengan kategori kurang tertinggi terdapat pada tahun 2010 yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 17%, sedangkan kriteria terendah terdapat pada tahun 2011 yaitu sebanyak 2 orang atau sebesar 4%.
Sehingga berdasarkan pemaparan dari analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja “baik” tertinggi terdapat pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu, penilaian kinerja “baik” terendah terdapat pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal ini menunjukkan kinerja guru dalam kegiatan mengevaluasi pembelajaran relatif rendah. Hal ini berarti bahwa
(8)
guru seharusnya lebih memperhatikan kembali dan memaksimalkan perencanaan pembelajaran serta merelalisasikannya dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran, sehingga penilaian evaluasi guru dapat menjadi lebih baik.
Fenomena demikian dapat diartikan bahwa disiplin kerja yang telah dilaksanakan masih belum efektif. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kepada guru secara keseluruhan serta perlu adanya pendekatan perilaku organisasi tertentu dalam rangka meningkatkan disiplin kerjanya.
Disiplin kerja yang dimiliki guru tidak tumbuh begitu saja tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sehingga untuk dapat meningkatkan disiplin kerja guru, kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin kerja. Disiplin kerja dapat dikatakan baik apabila setiap guru dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga dimungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, penting bagi suatu sekolah memberikan perhatian lebih kepada gurunya mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing diera globalisasi semakin ketat.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa fokus kajian utama dalam penelitian ini yaitu mengenai tingkat disiplin kerja guru yang masih belum efektif di SMK PGRI 2 Cimahi. Disiplin kerja ini haruslah mendapatkan perhatian yang cukup serius dari semua elemen sekolah, karena bila disiplin kerja guru kurang baik maka akan berdampak pada tersendatnya tujuan dari sekolah.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai. Berikut ini adalah pendapat dari Gouzali Saydam (2005:291) yang mengemukakan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai diantaranya adalah:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam organisasi
(9)
4. Keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan
5. Ada tidaknya pengawasan pemimpin
6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang menduukung tegakya disiplin. Berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa salah satu hal yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai diantaranya adalah besar kecilnya pemberian kompensasi. Dalam penelitian ini, diduga salah satu faktor dominan yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai di SMK PGRI 2 Cimahi ini adalah besar kecilnya pemberian kompensasi. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Alex S. Nitisemito (1988:201) yang mengemukakan bahwa:
“Antara kedisiplinan dan kesejahteraan mempunyai hubungan yang sangat erat, hal ini berarti bagi suatu organisasi yang ingin meningkatkan kedisiplinan perlu meningkatkan kesejahteraan, terutama bilamana
kersejahteraan yang diberikan relatif masih terlalu rendah”.
Hal ini dapat dibuktikan dengan melakukan wawancara dengan pihak tata usaha SMK PGRI 2 Cimahi yaitu bapak Ir. M. Danny Ramdhani yang dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2015 bahwa masih ada beberapa guru yang mengeluhkan mengenai kompensasi yang diterima oleh guru. Baik dari segi waktu penerimaan kompensasi yang terkadang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dan juga dari segi nominal dari kompensasi yang diterima. Selain itu. masih ada beberapa guru yang merasa tidak adil karena besaran atau nominal kompensasi yang diterima oleh guru bisnis manajemen dengan guru farmasi berbeda.
Adapun penjabaran dari kompensasi yang diterima oleh guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Kompensasi yang didapatkan diantaranya adalah upah mengajar guru. Adapun ketentuan besaran kompensasi upah mengajar bagi jurusan Bisnis Manajemen per jam yaitu sebesar Rp. 23.000,-/jam sedangkan bagi jurusan farmasi sebesar Rp. 35.000,-/jam. Namun ketentuannya adalah upah hanya dibayarkan dalam waktu mengajar seminggu saja. Misalnya saja guru A mengajar selama 20 jam di jurusan bisnis manajemen serta mengajar 4 jam di jurusan farmasi maka kompensasi yang didapatkan oleh guru A adalah sebesar
(10)
Rp.500.000,- + Rp. 140.000,- = Rp.640.000,-. Upah sebesar Rp.640.000,- ini, adalah upah mengajar guru A selama sebulan.
Penulis juga menyajikan data tunjangan atau rutin di SMK PGRI 2 Cimahi diantaranya adalah:
Tabel 1.3
Data Tunjangan Rutin SMK PGRI 2 Cimahi
No Jabatan Besarnya kompensasi/bulan
1 Kepala Sekolah Rp. 2.500.000,-
2 Wakasek Rp. 2.000.000,-
3
Wakasek urusan : 1. Kurikulum 2. Humas 3. Kesiswaan 4. Sarana prasarana Bendahara
Koord. BP/BK
Rp. 1.500.000,-
4
Kaprog/Ketua Jurusan:
1. Bisnis Manajemen Rp. 500.000,-
2. Farmasi Rp. 1.000.000,-
5
Wali Kelas:
1. Bisnis Manajemen Rp. 175.000,-
2. Farmasi Rp. 300.000,-
6 Kepala Lab untuk
Jurusan Bisnis Manajemen dan Farmasi Rp. 350.000,- s.d Rp. 1.500.000,- 7 Kepala Perpustakaan Rp. 175.000,-
8 Piket Rp. 200.000,-
Sumber: Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi
Adapun insentif lain yang diberikan kepada seluruh guru diantaranya:
1. Membuat soal ulangan, baik soal untuk UTS maupun UAS.
Insentif yang diberikan untuk membuat soal yaitu bagi jurusan Bisnis Manajemen adalah sebesar Rp. 35.000,-/mata pelajaran sedangkan bagi jurusan Farmasi adalah sebesar Rp. 50.000,-/mata pelajaran. Namun misalnya bila guru tersebut mengajar IT bagi jurusan Bisnis Manajemen serta jurusan Farmasi maka guru tersebut akan mendapatkan insentif sebesar Rp. 85.000,-/mata pelajaran meskipun soal yang diberikan bagi kedua jurusan itu sama.
2. Mengawas ulangan baik UTS maupun UAS,
Insentif yang diberikan untuk mengawas UTS maupun UAS yaitu sebesar Rp. 75.000,-/mata pelajaran.
(11)
3. Pemeriksaan Soal UTS maupun UAS,
Insentif yang diberikan untuk pemeriksaan soal bagi jurusan Bisnis Manajemen adalah sebesar Rp. 500,-/siswa sedangkan bagi jurusan Farmasi adalah sebesar Rp. 800,-/siswa.
4. Menjadi panitia UTS maupun UAS,
Insentif yang diberikan bila menjadi panitia UTS maupun UAS bila guru tersebut menduduki jabatan struktural diperkirakan sebesar Rp. 800.000,- hingga Rp. 1.200.000,- . Jabatan struktural yang di maksud seperti kepala sekolah, sekretaris serta bendahara UTS maupun UAS. Sedangkan bagi panitia lain seperti panitia yang bertugas untuk mengatur lembar jawab siswa diberikan insentif minimal sebesar Rp. 420.000,-/guru tergantung pada tugas apa yang diemban oleh guru yang bersangkutan. Selain itu, bagi pantia UTS maupun UAS akan mendapatkan insentif berupa uang konsumsi dan transportasi sebesar Rp. 15.000/hari.
Selain dari pada kompensasi yang telah disebutkan di atas, masih ada kompensasi yang diterima guru di SMK PGRI 2 Cimahi baik Guru Tetap Yayasan (GTY) maupun Guru Tidak Tetap (GTT) diantaranya adalah tunjangan hari raya atau hari besar keagamaan. Adapun kompensasi non materil yang diberikan kepada guru baik GTY maupun GTT diantaranya adalah penghargaan terhadap pendidikan yang diikuti oleh guru, mendapatkan jaminan kesehatan yaitu BPJS, memberikan seragam, mengadakan karyawisata, fasilitas sekolah, pemberian kenaikan pangkat dan jabatan.
Kompensasi yang diterima guru di SMK PGRI 2 Cimahi dirasa masih belum sesuai harapan guru, sehingga kompensasi ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari kepala sekolah. Kompensasi merupakan salah bentuk penghargaan yang diberikan kepala sekolah kepada pegawainya. Sehingga saat guru tersebut merasa puas dengan kompensasi yang didapatkan, maka akan meningkatkan disiplin kerja guru. Hal ini dikarenakan adanya kesesuaian kompensasi yang didapat dengan terpenuhinya kebutuhan guru.
(12)
Dari permasalahan yang telah dijabarkan, untuk meningkatkan disiplin kerja guru di dalam suatu organisasi perlu melakukan suatu upaya dengan cara mengefektifkan kompensasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Sebab, bila kompensasi yang diterima guru efektif, maka akan meningkatkan disiplin kerja guru sehingga mutu pekerjaan yang dihasilkan baik.
Melihat dari pemaparan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis membatasi permasalahan pada ruang lingkup efektivitas kompensasi terhadap tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Adapun permasalahan utama dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran efektifitas kompensasi pegawai di SMK PGRI 2 Cimahi?
2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi?
3. Adakah pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujan untuk:
1. Untuk mengetahui gambaran efektifitas kompensasi pegawai di SMK
PGRI 2 Cimahi.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Untuk dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori dalam disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin kerja guru yang ditimbulkan oleh pengaruh kompensasi.
(13)
2. Kegunaan Praktis
Hasil dari penenlitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam rangka menata dan membina tenaga pendidik untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas keprofesiannya dimasa yang akan datang.
(1)
guru seharusnya lebih memperhatikan kembali dan memaksimalkan perencanaan pembelajaran serta merelalisasikannya dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran, sehingga penilaian evaluasi guru dapat menjadi lebih baik.
Fenomena demikian dapat diartikan bahwa disiplin kerja yang telah dilaksanakan masih belum efektif. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kepada guru secara keseluruhan serta perlu adanya pendekatan perilaku organisasi tertentu dalam rangka meningkatkan disiplin kerjanya.
Disiplin kerja yang dimiliki guru tidak tumbuh begitu saja tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Sehingga untuk dapat meningkatkan disiplin kerja guru, kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin kerja. Disiplin kerja dapat dikatakan baik apabila setiap guru dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga dimungkinkan tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu, penting bagi suatu sekolah memberikan perhatian lebih kepada gurunya mengingat tantangan dunia pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing diera globalisasi semakin ketat.
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa fokus kajian utama dalam penelitian ini yaitu mengenai tingkat disiplin kerja guru yang masih belum efektif di SMK PGRI 2 Cimahi. Disiplin kerja ini haruslah mendapatkan perhatian yang cukup serius dari semua elemen sekolah, karena bila disiplin kerja guru kurang baik maka akan berdampak pada tersendatnya tujuan dari sekolah.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai. Berikut ini adalah pendapat dari Gouzali Saydam (2005:291) yang mengemukakan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi disiplin kerja pegawai diantaranya adalah:
1. Besar kecilnya pemberian kompensasi
2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam organisasi 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
(2)
4. Keberanian pemimpin dalam mengambil keputusan 5. Ada tidaknya pengawasan pemimpin
6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai
7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang menduukung tegakya disiplin. Berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan di atas, dapat dilihat bahwa salah satu hal yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai diantaranya adalah besar kecilnya pemberian kompensasi. Dalam penelitian ini, diduga salah satu faktor dominan yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai di SMK PGRI 2 Cimahi ini adalah besar kecilnya pemberian kompensasi. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Alex S. Nitisemito (1988:201) yang mengemukakan bahwa:
“Antara kedisiplinan dan kesejahteraan mempunyai hubungan yang sangat erat, hal ini berarti bagi suatu organisasi yang ingin meningkatkan kedisiplinan perlu meningkatkan kesejahteraan, terutama bilamana
kersejahteraan yang diberikan relatif masih terlalu rendah”.
Hal ini dapat dibuktikan dengan melakukan wawancara dengan pihak tata usaha SMK PGRI 2 Cimahi yaitu bapak Ir. M. Danny Ramdhani yang dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2015 bahwa masih ada beberapa guru yang mengeluhkan mengenai kompensasi yang diterima oleh guru. Baik dari segi waktu penerimaan kompensasi yang terkadang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dan juga dari segi nominal dari kompensasi yang diterima. Selain itu. masih ada beberapa guru yang merasa tidak adil karena besaran atau nominal kompensasi yang diterima oleh guru bisnis manajemen dengan guru farmasi berbeda.
Adapun penjabaran dari kompensasi yang diterima oleh guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Kompensasi yang didapatkan diantaranya adalah upah mengajar guru. Adapun ketentuan besaran kompensasi upah mengajar bagi jurusan Bisnis Manajemen per jam yaitu sebesar Rp. 23.000,-/jam sedangkan bagi jurusan farmasi sebesar Rp. 35.000,-/jam. Namun ketentuannya adalah upah hanya dibayarkan dalam waktu mengajar seminggu saja. Misalnya saja guru A mengajar selama 20 jam di jurusan bisnis manajemen serta mengajar 4 jam di jurusan farmasi maka kompensasi yang didapatkan oleh guru A adalah sebesar
(3)
Rp.500.000,- + Rp. 140.000,- = Rp.640.000,-. Upah sebesar Rp.640.000,- ini, adalah upah mengajar guru A selama sebulan.
Penulis juga menyajikan data tunjangan atau rutin di SMK PGRI 2 Cimahi diantaranya adalah:
Tabel 1.3
Data Tunjangan Rutin SMK PGRI 2 Cimahi
No Jabatan Besarnya kompensasi/bulan
1 Kepala Sekolah Rp. 2.500.000,-
2 Wakasek Rp. 2.000.000,-
3
Wakasek urusan : 1. Kurikulum 2. Humas 3. Kesiswaan 4. Sarana prasarana Bendahara
Koord. BP/BK
Rp. 1.500.000,-
4
Kaprog/Ketua Jurusan:
1. Bisnis Manajemen Rp. 500.000,-
2. Farmasi Rp. 1.000.000,-
5
Wali Kelas:
1. Bisnis Manajemen Rp. 175.000,-
2. Farmasi Rp. 300.000,-
6 Kepala Lab untuk
Jurusan Bisnis Manajemen dan Farmasi Rp. 350.000,- s.d Rp. 1.500.000,- 7 Kepala Perpustakaan Rp. 175.000,-
8 Piket Rp. 200.000,-
Sumber: Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi
Adapun insentif lain yang diberikan kepada seluruh guru diantaranya: 1. Membuat soal ulangan, baik soal untuk UTS maupun UAS.
Insentif yang diberikan untuk membuat soal yaitu bagi jurusan Bisnis Manajemen adalah sebesar Rp. 35.000,-/mata pelajaran sedangkan bagi jurusan Farmasi adalah sebesar Rp. 50.000,-/mata pelajaran. Namun misalnya bila guru tersebut mengajar IT bagi jurusan Bisnis Manajemen serta jurusan Farmasi maka guru tersebut akan mendapatkan insentif sebesar Rp. 85.000,-/mata pelajaran meskipun soal yang diberikan bagi kedua jurusan itu sama. 2. Mengawas ulangan baik UTS maupun UAS,
Insentif yang diberikan untuk mengawas UTS maupun UAS yaitu sebesar Rp. 75.000,-/mata pelajaran.
(4)
3. Pemeriksaan Soal UTS maupun UAS,
Insentif yang diberikan untuk pemeriksaan soal bagi jurusan Bisnis Manajemen adalah sebesar Rp. 500,-/siswa sedangkan bagi jurusan Farmasi adalah sebesar Rp. 800,-/siswa.
4. Menjadi panitia UTS maupun UAS,
Insentif yang diberikan bila menjadi panitia UTS maupun UAS bila guru tersebut menduduki jabatan struktural diperkirakan sebesar Rp. 800.000,- hingga Rp. 1.200.000,- . Jabatan struktural yang di maksud seperti kepala sekolah, sekretaris serta bendahara UTS maupun UAS. Sedangkan bagi panitia lain seperti panitia yang bertugas untuk mengatur lembar jawab siswa diberikan insentif minimal sebesar Rp. 420.000,-/guru tergantung pada tugas apa yang diemban oleh guru yang bersangkutan. Selain itu, bagi pantia UTS maupun UAS akan mendapatkan insentif berupa uang konsumsi dan transportasi sebesar Rp. 15.000/hari.
Selain dari pada kompensasi yang telah disebutkan di atas, masih ada kompensasi yang diterima guru di SMK PGRI 2 Cimahi baik Guru Tetap Yayasan (GTY) maupun Guru Tidak Tetap (GTT) diantaranya adalah tunjangan hari raya atau hari besar keagamaan. Adapun kompensasi non materil yang diberikan kepada guru baik GTY maupun GTT diantaranya adalah penghargaan terhadap pendidikan yang diikuti oleh guru, mendapatkan jaminan kesehatan yaitu BPJS, memberikan seragam, mengadakan karyawisata, fasilitas sekolah, pemberian kenaikan pangkat dan jabatan.
Kompensasi yang diterima guru di SMK PGRI 2 Cimahi dirasa masih belum sesuai harapan guru, sehingga kompensasi ini harus mendapatkan perhatian yang serius dari kepala sekolah. Kompensasi merupakan salah bentuk penghargaan yang diberikan kepala sekolah kepada pegawainya. Sehingga saat guru tersebut merasa puas dengan kompensasi yang didapatkan, maka akan meningkatkan disiplin kerja guru. Hal ini dikarenakan adanya kesesuaian kompensasi yang didapat dengan terpenuhinya kebutuhan guru.
(5)
Dari permasalahan yang telah dijabarkan, untuk meningkatkan disiplin kerja guru di dalam suatu organisasi perlu melakukan suatu upaya dengan cara mengefektifkan kompensasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Sebab, bila kompensasi yang diterima guru efektif, maka akan meningkatkan disiplin kerja guru sehingga mutu pekerjaan yang dihasilkan baik.
Melihat dari pemaparan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis membatasi permasalahan pada ruang lingkup efektivitas kompensasi terhadap tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Adapun permasalahan utama dalam penelitian ini dapat dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran efektifitas kompensasi pegawai di SMK PGRI 2 Cimahi?
2. Bagaimana gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi? 3. Adakah pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujan untuk:
1. Untuk mengetahui gambaran efektifitas kompensasi pegawai di SMK PGRI 2 Cimahi.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompensasi terhadap disiplin kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Untuk dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan pengembangan teori dalam disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin kerja guru yang ditimbulkan oleh pengaruh kompensasi.
(6)
2. Kegunaan Praktis
Hasil dari penenlitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi sekolah sebagai bahan masukan dalam rangka menata dan membina tenaga pendidik untuk lebih baik lagi dalam melaksanakan tugas keprofesiannya dimasa yang akan datang.