Nomor 32 Tahun 2007

SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2007
TENTANG
BANTUAN KESEJAHTERAAN BAGI GURU YANG BERTUGAS
DI DAERAH KHUSUS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang

:

a. bahwa dalam rangka peningkatan kinerja guru baik yang
berstatus PNS maupun Non PNS yang bertugas di daerah
khusus serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah
tertinggal, perlu memberi bantuan kesejahteraan bagi
guru yang bertugas di daerah khusus;

b. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
tentang
Bantuan
Kesejahteraan bagi Guru yang bertugas di Daerah
Khusus;

Mengingat

:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586);

2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 94 Tahun 2006;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
187/M/2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2005;

1

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN
MENTERI
PENDIDIKAN

NASIONAL
TENTANG BANTUAN KESEJAHTERAAN BAGI GURU
YANG BERTUGAS DI DAERAH KHUSUS.
Pasal 1

(1)

Bantuan Kesejahteraan bagi guru yang bertugas di daerah khusus
merupakan pengalokasian
sejumlah dana oleh pemerintah untuk
menunjang kesejahteraan guru yang bertugas di daerah khusus yang
pemberiannya tidak dilakukan terus menerus (tidak permanen).

(2)

Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah guru yang memenuhi
ketentuan telah bertugas di sekolah di daerah khusus minimal 1 (satu) tahun
secara terus menerus.

(3)


Daerah khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan desa yang
terpencil atau terbelakang, desa dengan kondisi masyarakat adat yang
terpencil, atau desa perbatasan dengan negara lain yang secara geografis
relatif sulit dijangkau transportasi, yang berada di daerah tertinggal yang
ditetapkan oleh Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal.
Pasal 2

(1)

Bupati atau pejabat yang ditunjuk oleh Bupati menentukan guru yang
bertugas di daerah khusus berdasarkan peringkat tingkat kesulitan lokasi
sekolah tempat guru bertugas, untuk diusulkan sebagai penerima bantuan
kesejahteraan kepada Gubernur u.p. Dinas Pendidikan Provinsi.

(2)

Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh Gubernur menghimpun dan
memeriksa kebenaran penerima bantuan kesejahteraan yang diusulkan oleh
Bupati atau pejabat yang ditunjuk dan menetapkan penerima bantuan

kesejahteraan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini, yang
selanjutnya menyampaikannya kepada Menteri Pendidikan Nasional melalui
Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

(3)

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
menerima dan memeriksa daftar usulan penerima bantuan kesejahteraan
yang disampaikan oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk dan selanjutnya
menetapkan guru penerima bantuan kesejahteraan sebagai dasar
pembayaran.

(4)

Apabila terdapat daftar nama penerima bantuan yang tidak sesuai dengan
peraturan ini, Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dapat mengembalikan kepada Gubernur atau pejabat yang
ditunjuk oleh Gubenur untuk diperbaiki.

2


(5)

Dalam hal Gubernur belum menyampaikan usulan sampai batas waktu yang
ditetapkan, Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan dapat mengembalikan dana bantuan kesejahteraan yang tidak
terpakai kepada kas negara.
Pasal 3

Pengusulan dan penetapan guru penerima bantuan kesejahteraan dilakukan
setiap tahun dengan mendasarkan perkembangan tingkat kesulitan tiap-tiap
daerah khusus dan keadaan fiskal negara.

Pasal 4
Bantuan kesejahteraan berlaku mulai Januari sampai dengan Desember pada
tahun berjalan.
Pasal 5
Pemberian bantuan kesejahteraan dapat dihentikan atau dibatalkan apabila:
a. guru meninggal dunia;
b. guru mencapai batas usia pensiun;

c. pengunduran diri sebagai guru atas permintaan sendiri;
d. guru sakit jasmani dan/atau rohani setelah tidak dapat melaksanakan tugas
secara terus-menerus selama 6 (enam) bulan;
e. berakhirnya perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara guru dan
penyelenggara pendidikan;
f. guru melanggar sumpah dan janji jabatan;
g. guru melanggar perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama;
h. ditemukan bukti bahwa data guru yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pedoman ini;
i. guru yang bersangkutan dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan telah
memiliki kekuatan hukum tetap;
j. guru yang tidak melaksanakan tugas/meninggalkan tugas selama 1 (satu)
bulan secara berturut-turut tanpa keterangan;
k. guru yang dimutasikan ke daerah bukan daerah khusus sesuai dengan
kriteria;
l. guru yang bersangkutan telah memiliki sertifikasi pendidik, karena guru yang
bersangkutan telah mendapat tunjangan khusus guru bagi guru yang memiliki
sertifikat pendidik yang bertugas di daerah khusus.

Pasal 6

Dinas Pendidikan Kabupaten wajib menyampaikan laporan kepada Direktur
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengenai
kejadian yang menyebabkan terjadinya penghentian atau pembatalan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

3

Pasal 7
Semua instansi yang terkait dengan pelaksanaan pemberian bantuan
kesejahteraan melakukan koordinasi untuk mengantisipasi terjadinya
penyimpangan dari peraturan ini.
Pasal 8
Mekanisme pengusulan dan penetapan penerima bantuan kesejahteraan bagi
guru yang bertugas di daerah khusus serta tata cara penyaluran dana bantuan
kesejahteraan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 13 September 2007
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,
TTD.
Muslikh, S.H.
NIP 131479478

4

Dokumen yang terkait

Aspek Hukum Penerapan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Sebagai Upaya Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 60 90

Penerapan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (Kajian Putusan No.1554/Pid.B/2012/PN.Mdn)

2 99 187

Akuisisi Pada Perusahaaan Perbankan Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroaan Terbatas Dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

1 50 150

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Tinjauan Yuridis Pembubaran Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 54 141

Perpustakaan Pasca Terbitnya Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

0 24 15

Kewenangan Pemerintah Daerah Di Bidang Pertanahan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Analisis Terhadap Kewenangan Bidang Pertanahan Antara Pemerintah Kota Batam Dan Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam)

2 37 129

Beberapa Prinsip Protokol Kyoto Dalam Hubungannya Dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 45 96

Implementasi Ketentuan Pasal 155 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Dalam Pengurusan Perusahaan

1 48 121

PP Nomor 32 Tahun 2017 (PP Nomor 32 Tahun 2017)

0 0 2