Slide PSI 208 Materi I

Psikologi Eksperimen
VAM

Hukum Kausalitas
(John Stuart Mill)
1. Method of Agreement
2. Method of Difference

3. Joint Methods of Agreement and
Difference

4. Method of Concomitant Variation

Method of Agreement
• Metode Persamaan
• Kausalitas diidentifikasi melalui observasi
terhadap elemen yang sama dalam beberapa kali
kejadian
• Contoh: ingin tahu penyebab mabuk.
▫ Minum air dan whiski  mabuk
▫ Minum air dan bir  mabuk

▫ Minum air dan rhum  mabuk
▫ PENYEBAB MABUK ADALAH AIR

Method of Difference
• Metode Perbedaan
• Kausalitas ditentukan dengan mengobservasi
perbedaan efek pada 2 (atau lebih) situasi yang
hanya berbeda pada satu aspek.
• Metode yang paling banyak digunakan dalam
ilmu psikologi
• Contoh: ingin tahu fungsi parasetamol
▫ Kelompok pasien demam dibagi 2
▫ Kapsul kosong vs kapsul parasetamol
▫ PARASETAMOL MENGHILANGKAN DEMAM

Joint Methods of
Agreement and Difference
• Metode Gabungan
• Kausalitas ditentukan dengan menggunakan
kedua metode dan dilaksanakan dalam dua

tahapan:
▫ Tahap pertama: Method of Agreement
 mengobservasi elemen-elemen yang sama
 diformulasikan menjadi hipotesis
▫ Tahap kedua: Method of Difference
 mengkonfirmasi hipotesis

Joint Methods of
Agreement and Difference
• Contoh: ingin tahu penyebab mabuk
▫ Tahap Pertama
 Minum air dan whiski  mabuk
 Minum air dan bir  mabuk
 Minum air dan rhum  mabuk
 HIPOTESIS: AIR MENYEBABKAN MABUK
▫ Tahap Kedua
 Kelompok subjek penelitian dibagi 2
 Air vs sampanye
 AIR TIDAK MENYEBABKAN MABUK


Method of
Concomitant Variation

• Metode Variasi Seirama
• Tiap VARIABEL
adalah sebuah PENYEBAB atau EFEK
atau BERHUBUNGAN DENGAN
FAKTOR PENYEBAB
(bila variasi dari variabel tersebut
menghasilkan variasi paralel pada
variabel lainnya)
• Turunan dari Method of Difference (Plutchik)

Method of
Concomitant Variation
• Contoh: ingin tahu fungsi parasetamol
▫ Kelompok pasien demam dibagi 3 (atau lebih)
▫ Kapsul kosong vs parasetamol 5mg vs
parasetamol 10mg
▫ Observasi terhadap fungsi parasetamol

▫ Observasi waktu reaksi pasien terhadap
masing-masing dosis parasetamol. Bila variasi
paralel ditemukan, maka dianggap sebagai
akibat perbedaan dosis parasetamol

Hukum Kausalitas
(John Stuart Mill)
• Hukum Kausalitas membantu
MENGIDENTIFIKASI HUBUNGAN di
antara beberapa VARIABEL
• Hukum Kausalitas TIDAK DAPAT
mengidentifikasi penyebab tunggal
• Identifikasi sebuah penyebab hanya dapat
dilakukan bila tidak ada interpretasi
alternatif terhadap munculnya sebuah
efek selain dari penyebab yang sudah diketahui

Hukum Kausalitas
(John Stuart Mill)
• Necessary Condition (NC)

▫ Kondisi yang harus ada agar efek muncul
▫ Harus mengkonsumsi alkohol (kondisi) untuk
menjadi seorang alkoholik (efek)
• Sufficient Condition (SC)
▫ Kondisi yang cukup untuk selalu
memunculkan efek tertentu
▫ Hancurnya saraf pendengaran (kondisi) pasti
menghilangkan kemampuan mendengar (efek)

Hukum Kausalitas
(John Stuart Mill)
• Suatu kondisi harus menjadi NC dan SC untuk
menjadi sebuah penyebab karena tidak akan
berubah dalam kondisi apapun
▫ Hanya SC: ada banyak penyebab (kondisi)
yang mengakibatkan hilangnya kemampuan
mendengar (efek), selain hancurnya saraf
pendengaran
▫ Hanya NC: tidak semua orang yang
mengkonsumsi alkohol (kondisi) akan menjadi

alkoholik (efek)

MALARIA
• Penyebab: udara yang buruk di daerah dataran
rendah
▫ Diatasi dengan membangun rumah di tempattempat tinggi
▫ Hasil: penyakit tidak hilang tetapi tingkat
keparahan dan jumlah pasien berkurang
• Ditemukan: Kina
▫ Hasil: kondisi pasien membaik atau bahkan
sembuh total

MALARIA
• Penyebab: Parasit Malaria
▫ Kina mampu menghilangkan parasit Malaria
dalam darah
▫ Hasil: hanya pasien yang mampu membeli
Kina yang bisa sembuh dari Malaria
• Penyebab: Nyamuk pembawa Parasit Malaria
▫ Nyamuk dianggap sebagai penyebab Malaria

(alasan praktis). Populasinya dikontrol.
▫ Hasil: Malaria (epidemi) sudah jarang muncul

MALARIA
• Epidemi Malaria muncul karena:
▫ kondisi sosial (tempat tinggal berhimpitan)
▫ kondisi ekonomi (tidak punya uang untuk
membeli kina)
▫ kondisi biologis (nyamuk pembawa parasit)

• Kondisi epidemi Malaria belum diketahui secara
lengkap dan akurat
• Bila epidemi Malaria terjadi, tindakan bisa
diambil karena fokus pada 3 hal penting

KELEBIHAN
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
(Dibandingkan dengan non-eksperimental)
• Kesimpulan hubungan IV dan DV lebih kuat
• Manipulasi IV untuk melihat pengaruhnya

terhadap DV

KEKURANGAN
PENELITIAN EKSPERIMENTAL
(Dibandingkan dengan non-eksperimental)
• Sulit digeneralisasikan karena kontrol tidak
sesuai kenyataan sehari-hari
• Cenderung butuh waktu lama
• Tidak adekuat untuk mempelajari perilaku
manusia (manusia dianggap objek)

PENELITIAN
KUASI-EKSPERIMENTAL
• Sering disebut juga sebagai:
▫ Penelitian semi eksperimental
▫ Penelitian aplikasi
▫ Atau bahkan tetap diklasifikasikan ke dalam
penelitian eksperimental

• Perbedaan dengan Penelitian Eksperimental

▫ Tidak ada manipulasi dan/atau kontrol dan/atau
randomisasi

PENELITIAN
KUASI-EKSPERIMENTAL
• Persamaan dengan Eksperimental
▫ Meneliti hubungan sebab-akibat. Syaratnya:
penyebab memunculkan variasi-variasi efek yang
berkorelasi (covary); penyebab harus terjadi
sebelum munculnya efek; dan hipotesis-hipotesis
alternatif tidak mungkin terjadi.
▫ Prospektif (menciptakan DV di masa mendatang)
▫ Dimungkinkannya keberadaan kelompok kontrol

PENELITIAN
KUASI-EKSPERIMENTAL
• Contoh:
▫ Siswa dari 2 sekolah yang berbeda menjadi subjek
penelitian tentang efektivitas pelatihan motivasi
terhadap hasil ujian (tidak ada randomisasi)

▫ Siswa dari SMA dan MA menjadi subjek penelitian
tentang pengaruh model pembelajaran terhadap
hasil ujian (tidak ada manipulasi)
▫ Siswa di seluruh Indonesia dirandomisasi untuk
menjadi subjek penelitian tentang efektifitas
pelatihan motivasi terhadap hasil ujian (tidak ada
kontrol)