BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR - DOCRPIJM 3bcc106bf0 BAB VIbab 6

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

8.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  1. Pengembangan Permukiman

  a. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  b. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

  • Isu Strategis Pengembangan Permukiman  Matriks Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala Kota/Kabupaten
  • Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman • Matriks Peraturan Daerah/Peraturan

  Gubernur/Peraturan Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan Permukiman

  • Matriks Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y • Matriks Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X • Matriks Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X • Matriks Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y • Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman  Matriks Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota X

  c. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  • Matriks Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahun

RPI2JM 2016-2020

  • Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun

  d. Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

  • Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:

  1) Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentukpembangunan Rusunawa serta 2) Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

  • Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

  1. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasanpotensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil

  Alur Program Pengembangan Permukiman

RPI2JM 2016-2020

  2. Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan programPISEW (RISE)

  3. Desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

  • Readiness Criteria: umum dan khusus

RPI2JM 2016-2020

  Atas dasar UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Kegiatan pengembangan permukiman di Kabupaten Luwu Timur terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

8.1.1.1Arah Kebijakan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada peraturan perundangan, antara lain :

RPI2JM 2016-2020

  1) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya. 2) Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c),penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

  a) Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah.

  b) Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

RPI2JM 2016-2020

  Pengembangan Permukiman di Kabupaten Luwu Timur dilaksanakan dengan upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh, perkotaan, dan desa Nelayan. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana ( infrasruktur ) Permukiman di kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa / Desa Pusat Pertumbuhan dan pada Desa terpencil / Desa tertinggal melalui program pemberdayaan masyarakat. Terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah dalam pengembangan permukiman maka UU No. 1 Tahun 2011 mengamanatkan tugas dan wewenang sebagai berikut :

  

Tugas Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota

  a. Tugas Pemerintah Pusat  Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

   Merumuskan dan menetapkan kebijakan nasional tentang penyediaan Kasiba dan Lisiba.  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional di bidang perumahan dan kawasan permukiman.  Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan  kebijakan nasional penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan hunian dan kawasan permukiman.  Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat nasional.

  b. Tugas Pemerintah Provinsi  Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan nasional.

   Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyediaan Kasiba dan Lisiba lintas kabupaten/kota.

RPI2JM 2016-2020

   Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pada tingkat provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.

   Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi pelaksanaan kebijakan provinsi penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

   Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman lintas kabupaten/kota.  Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

   Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.  Memfasilitasi pelaksanaan kebijakan dan strategi pada tingkat provinsi.

  c. Tugas Pemerintah Kabupaten/Kota  Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi.

   Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman.

   Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

RPI2JM 2016-2020

   Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.  Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang- undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.  Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

   Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.  Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

  

Wewenang Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota

  a. Wewenang Pemerintah Pusat  Menyusun dan menetapkan norma, standar, pedoman, dan criteria rumah, perumahan, permukiman, dan lingkungan hunian yang layak, sehat, dan aman.

   Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman.  Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman.

   Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.  Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang

RPI2JM 2016-2020

  perumahan dan kawasan permukiman.  Mengevalusi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat nasional.

   Mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan strategi di bidang perumahan dan kawasan permukiman.  Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh.  Menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.  Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.

  b. Wewenang Pemerintah Provinsi  Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

   Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundangundangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

   Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.  Mengoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

   Mengevaluasi peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat provinsi.

   Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat provinsi.  Mengoordinasikan pencadangan atau penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR pada tingkat provinsi.

RPI2JM 2016-2020

   Menetapkan Kebijakan dan Strategi daerah dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional.

  c. Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota  Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang- undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-undanganserta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

   Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR.  Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.  Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

   Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

   Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

8.1.1.2 Lingkup Kegiatan RPI2JM 2016-2020

  Prioritas pembangunan permukiman di Kabupaten Luwu Timur adalah :  Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan tertuju pada Desa/ kelurahan di Kecamatan Malili sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kabupaten. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan.

   Pembangunan infrasturktur perdesaan; Program pembangunan infrastruktur perdesaan tahun 2012, 2013, dan 2014 diarahkan kepada desa-desa tertinggal dalam rangka pengentasan kemiskinan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat, sasaran yang dicapai adalah menyeluruh di 11 kecamatan.

  

8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan

8.1.2.1 Isu Strategis

  Setiap Kabupaten/Kota perlu melakukan identifikasi isu-isu strategis didaerahnya, berikut penjabaran isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Luwu Timur yang disajikan pada tabel 8.1.

  Tabel 8.1

Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman

di Kabupaten Luwu Timur

  

No Strategis Keterangan

  Fungsi Kawasan Perkotaan Malili baik secara geografis

  1 Kota Malili maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan

RPI2JM 2016-2020

  provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini. Kedudukan Kawasan Perkotaan Malili baik secara geografis maupun dalam tatanan kebijakan spasial nasional dan provinsi yang menempatkannya sebagai pusat pelayanan regional (Pusat Kegiatan Wilayah; PKW) dalam berbagai kegiatan pembangunan, jelas ini menjadi faktor kuat menarik arus penduduk masuk ke kawasan ini. Fungsi dan peran PKW Malili sebagai tempat pemusatan berbagai aktivitas wilayah, seperti pemusatan permukiman perkotaan, pusat pelayanan kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan pemerintahan, tentunya memerlukan pendekatan pola penanganan yang lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan berkelanjutan guna mewadahi aktivitas masyarakat

  2 dalam satu tatanan pengaturan pemanfaatan ruang yang harmonis, nyaman, dan produktif, sehingga dalam mengelola kawasan perkotaan Malili ini perlu melibatkan berbagai sektor pembangunan. Penting bagi kawasan perkotaan ini menjadikan bidang ke- ciptakaryaan sebagai katalisator penciptaan lingkungan perkotaan yang layak huni.

  Alokasi realisasi program peningkatan kualitas lingkungan permukiman pada Kawasan Perkotaan Malili ini belum mampu mengatasi secara signifikan

  3 permasalahan-permasalahan di seputar permukiman perkotaan, terutama kawasan permukiman masyarakat berpenghasilan rendah.

RPI2JM 2016-2020

  Kawasan perkotaan Malili menjadi pusat distribusi pergerakan lintas provinsi dari/ dan ke Sulawesi

  4 Selatan – Sulawesi Tenggara, yang tentunya menjadikan kawasan ini sebagai tempat transit bagi pelintas di jalur trans sulawei tersebut.

  Sumber: RTRW Kabupaten Luwu Timur 2012

8.1.2.2 Kondisi Eksisting

  Kondisi prasarana dan sarana permukiman secara kuantitas menyebar baik diperkotaan maupun di daerah pedesaan seperti peningkatan kualitas lingkungan perumahan kota, pembangunan infrastruktur pedesaan seperti peningkatan jalan/jembatan desa, ketersediaan air minum dan sanitasi serta fasiilitas umum lainnya. Ditinjau dari tingkat penyediaan PSD masih menunjukkan adanya indikator keterbatasan berkaitan dengan tingkat kebutuhan pelayanan kepada masyarakat terutama di daerah pedesaan. Program/kegiatan pembangunan permukiman berdasarkan tingkat permasalahan sosial ekonomi masayarakat baik perkotaan maupun di pedesan seperti peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan/ nelayan, pembangunan infrastruktur pedesaan, yang lebih baik diperioritaskan pada desa – desa tertinggal dan pengembangan wilayah kecamatan terisolir.

Tabel 8.2 PERDA yang terkait Pengembangan Permukiman

  

di Kabupaten Luwu Timur

No PERDA

  Perda Kabupaten Luwu Timur tentang Rencana Program

  1 Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Luwu Timur Perda Kabupaten Luwu Timur tentang Rencana Program

  2 Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Luwu Timur; Perda Kabupaten Luwu Timur tentang Rencana Tata

  3 Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Luwu Timur Tahun 2011 - 2031;

RPI2JM 2016-2020

  Sumber: RPIJMKabupaten Luwu Timur 2012

  1 2..

  2 3… Tabel 8.7

  1

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Tabel 8.6 DataProgramPerdesaanDiKab. Luwu Timur No Program/Kegiatan Lokasi Volume/ Satuan Status Kondisi infrastruktur

  1 2..

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tabel 8.5 Data Kondisi RSH di Kabupaten Luwu Timur No Lokasi Rusunawa Tahun Pembangunan Pengelola Jumlah Penghuni Kondisi Prasarana CKyang Ada

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Tabel 8.3 DataKawasanKumuh diKabupaten Luwu Timur NO Lokasi Kawasan Kumuh Luas Kawasa n Jumlah Rumah Permanen Jumlah RumahSemi Permanan Jumlah Pendudu kTabel 8.4 DataKondisiRSHdiKabupaten Luwu Timur NO Lokasi RSH Tahun Pembangunan Pengelola Jumlah Penghuni KondisiPrasarana CKyangAda

  Jumlah 11,92

  2,65 (pendataan) (pendataan) (pendataan )

  2 Kawasan Balantang

  9,27 (pendataan) (pendataan) (pendataan )

  1 Kawasan Wewanriu

  (1) (2) (3) (4) (5) (6)

RPI2JM 2016-2020

  Kondisi Eksisting bidang Permukiman di Kabupaten Luwu Timur No Kondisi Eksisting Keterangan

  A Kawasan Kumuh

  1 Luas Kawasan Kumuh Perkotaan pendataan

  2 Jumlah Penduduk di Kawasan Kumuh pendataan

  3 Jumlah Rumah di Kawasan Kumuh pendataan Prosentase Penduduk di Kawasan

  4 pendataan

  Kumuh B Jalan Lingkungan

  1 Jalan Lingkungan Layak pendataan Jalan Lingkungan Kurang Layak (jalan

  2 pendataan tanah)

  8.1.2.3 Permasalahan

  Masalah permukiman dapat dilihat pada dinamika perkembangan kota dan wilayah, serta konflik di dalam kehidupan bermasyarakat. Permasalahan pembangunan permukiman di Kabupaten Luwu Timur adalah :

   Masih Luasnya Kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

   Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

   Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.  Aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat.

  8.1.2.4 Tantangan

RPI2JM 2016-2020

  Secara umum yang menjadi tantangan pembangunan dan pengembangan permukiman di Kabupaten Luwu Timur dapat diuraikan sebagai berikut :

   Kelembagaan daerah yang menangani bidang kecipta- karyaan masih lemah dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan permukiman.

   Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.  Pelaksanaan pembangunan bidang perumahan/ permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan sumberdaya manusia, organisasi, ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan sarana dasar.

   Aspek pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman, dalam hal ini mengintensifkan pembiayaan melalui sumber-sumber pembiayaan dari pihak swasta dan swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN.

   Perhatian Pemerintah Daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya yang masih rendah  Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.

   Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam penyusunan RPIJM Kabupaten

Tabel 8.8 Permasalahan Tantangan Alternatif No PengembanganPermukiman Pengembangan Solusi

  (1) (2) (4) (3)

RPI2JM 2016-2020

  Kelembagaan daerah yang Masih Luasnya Kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak menangani bidang kecipta- huni sehingga dapat menyebabkan karyaan masih lemah dalam terjadinya degradasi lingkungan

  1 dan pelayanan infrastruktur yang penyelenggaraan masih terbatas. pembangunan dan pengembangan permukiman.

  Masih terbatasnya prasarana Percepatan peningkatan sarana dasar pada daerah

  2 pelayanan kepada tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan masyarakat perbatasan

  Pelaksanaan pembangunan bidang perumahan/ permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor

  Belum berkembangnya Kawasan

  3 Perdesaan Potensial ketersediaan sumberdaya manusia, organisasi, ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan

  Aspek pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman, dalam hal ini mengintensifkan

  Aspek kelembagaan, aspek pembiayaan melalui sumber- pendanaan dan aspek peran serta

  4 sumber pembiayaan dari masyarakat. pihak swasta dan swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD Kabupaten, APBD Provinsi,

  APBN. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap

  5 pembangunan bidang Cipta Karya yang masih rendah

RPI2JM 2016-2020

  Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi sebagai pendampingan dalam pengembangan permukiman baik secara individual maupun organisasi masyarakat yang ada.

  Penguatan Sinergi SPPIP/RPKPP dalam penyusunan RPIJM Kabupaten

8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Luwu Timur, yaitu dari aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan aspek peran serta masyarakat, maka sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang direkomendasikan sebagai berikut :

   Kelembagaan yang menangani bidang kecipta-karyaan khususnya pengembangan permukiman yang didukung dengan uraian tugas dan fungsi (tupoksi) yang jelas serta penempatan tenaga pelaksana sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki.

   Adanya pengorganisasian pendanaan dari berbagai sumber (APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan Swadaya) yang pelaksanaannya oleh Satker berada dalam SKPD.

   Peningkatan peran serta masyarakat dalam menangani

RPI2JM 2016-2020

  program/ kegiatan pengembangan permukiman baik individu maupun organisasi masyarakat.  Optimalisasi peningkatan peran serta swasta dalam penyelenggaraan pembangunan sektor perumahan dan permukiman.

  Tabel 8.9

PerkiraanKebutuhanProgramPengembanganPermukiman

diPerkotaanUntuk5Tahun

  N Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun URAIAN Unit Ket

  I II

  III

  IV V (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) o

  1. JumlahPenduduk Jiwa Kepadatan Penduduk Jiwa/ 2 Km ProyeksiPersebaran Jiwa/ 2 Penduduk Km ProyeksiPersebaran Jiwa/ 2 PendudukMiskin Km

  2. SasaranPenurunan Ha Kawasan Kumuh

  3. KebutuhanRusunawa TB

  4. KebutuhanRSH unit

  5. Kebutuhan Kws Pengembangan PermukimanBaru

Tabel 8.10 PerkiraanKebutuhanProgramPengembanganPermukimandiPer desaanyang MembutuhkanPenangananUntuk5 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun No URAIAN Unit Ket.

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

  I II

  III

  IV V

  1. JumlahPenduduk Jiwa Kepadatan Penduduk Jiwa/ 2 Km ProyeksiPersebaran Jiwa/ 2 Penduduk Km ProyeksiPersebaran Jiwa/ 2 PendudukMiskin Km

  2. Desa Potensialuntuk Desa Agropolitan

  3. Desa Potensialuntuk Desa Minapolitan

  4. KawasanRawan Kws Bencana

  5. Kawasan Perbatasan Kws

  6. Kawasan Permukiman Kws Pulau-PulauKecil

  7. Desa KategoriMiskin Desa

RPI2JM 2016-2020

  8. Kawasandengan Kws KomoditasUnggulan

8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

  8.1.4.1 Program Kerja

  a. Pembinaan Pengembangan Permukiman  Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan

  Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)  Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)

  b. Infrastruktur Kawasan Pemukiman Perkotaan  Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh  Peningkatan Infrastruktur Kawasan RSH

  c. Rusunawa Beserta Infrstuktur Pendukungnya

  d. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan  Pembangunan/Peningkatan

  Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial

   Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana  Infrastruktur Kawasan Pemukiman di Perbatasan dan Pulau terluar e. Pemberdayaan Masyarakat (PPIP, PISEW, dan RIS PNPM).

  8.1.4.2 Kesiapan (Readiness Criteria)

  Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut :

a. Umum  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.

   Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.  Kesiapan lahan (sudah tersedia).  Sudah tersedia DED.

RPI2JM 2016-2020

   Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (SPPIP, RPKPP, Masterplan Kws. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

   Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

   Ada unit pelaksana kegiatan.  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

  b. Khusus 1) Rusunawa

   Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh  Kesanggupan Pemda untuk menyediakan Sambungan Listrik, Air Bersih, dan PSD lainnya  Ada calon penghuni 2) PNPM Perkotaan  Lokasi adalah kelurahan perkotaan mengacu data

  PODES 2008 dan sudah ditetapkan oleh Menko Kesra Kel. perkotaan dengan penduduk miskin ≥ 10%

    Dipilih kelurahan yang belum mendapatkan 3 kali putaran BLM dan yang sudah, tetapi jumlah KK miskin ≥ 25%

   Kab/Kota menyediakan :

  • DDUB sebesar 20 – 30%
  • BOP minimal 5% dari pagu BLM kab/kota

   Provinsi menyediakan BOP 1% dari Pagu BLM Provinsi 3) RIS PNPM  Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

   Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.  Tingkat kemiskinan desa >25%.  Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.

RPI2JM 2016-2020

  4) PPIP  Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI  Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya  Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik  Tingkat kemiskinan desa >25%

8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

  Sasaran yang dicapai dalam pembangunan permukiman di Kabupaten Luwu Timur memasuki tahun 2013 adalah Peningkatan kualitas lingkungan pemukiman kumuh perkotaan di Kecamatan Malili sebagai prioritas utama dalam pembangunan strategis kawasan perkotaan di Kabupaten Luwu Timur. Peningkatan kualitas permukiman tersebut dilakukan dengan peningkatan infrastruktur permukiman, seperti pembangunan prasarana jaringan jalan lingkungan, peningkatan pelayanan air minum, pembangunan sistem pengelolaan limbah/ sanitasi lingkungan, serta pengelolaan persampahan. Pembangunan dari komponen sektor keciptakaryaan tersebut akan menjadi tolak ukur peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh perkotaan. Berikut Uraian Rencana Kegiatan Prioritas Keciptakaryaan sektor Pengembangan Permukiman di Kabupaten Luwu Timur yang diperlihatkan pada tabel 8.11.

Tabel 8.11 Format Usulan danPrioritasProgram Infrastruktur

  PermukimanKabupaten Program/ Volume/ Biaya Kriteria No Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kegiatan Satuan (Rp) Kesiapan

  1

  2 3..

RPI2JM 2016-2020

Tabel 8.12 UsulanPembiayaanProyek N Program/ APBD APBD Masya Swa APBN CSR TOTAL

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (10) O Kegiatan Prov Kab/kota rakat sta

  1

  2

  3 …

Tabel 8.13 Usulan Prioritas Pembangunan Infrastruktur Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Kabupaten Luwu Timur 2014-2018 DETAIL TAHUN NO OUTPUT / SUB OUTPUT LOKASI ANGGARAN

  1

  2

  3

  4 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN

1 PERMUKIMAN Strategi Pemb. Permukiman & Infrastruktur 1a Perkotaan (SPPIP)

  1 Penyusunan SPPIP Kab Luwu Timur 2014

  Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan 1b & Perdesaan (RPKPP)

  Penyusunan RPKPP Kab Luwu Timur 2015

INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

2 PERKOTAAN 2a Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh Infrastruktur Permukiman RSH yang 2b meningkat kualitasnya

  Fasilitas pembangunan prasarana dan sarana

  1 Kota Malili 2014 dasar

RPI2JM 2016-2020

  Pembangunan sarana dan prasarana rumah

  2 Kota Malili 2014 Sederhana Sehat Peningkatan Infrstruktur Permukiman Kawasan

  3 Kota Malili 2014 RSH PNS

  • Pemb. Jalan akses & Sal. Air Hujan RSH PNS

  4 Kota Malili 2015 Kawasan Rusunawa Malili

  Desa

  • Pemb. Jalan akses & Sal. Air Hujan Desa

  5 Puncak 2015 Puncak Indah

  Indah

  • Pemb. Jalan akses & Sal. Air Hujan Desa Desa

  8 2018

  Tomoni Tomoni

  • Pemb. Jalan akses & Sal. Air Hujan RSH

  7 Soroako 2018 Kawasan Sumasang Soroako

  • Peningkatan Infrastruktur Kawasan RSH

  8 Soroako 2018 Sumasang Soroako

  RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR

  3 PENDUKUNGNYA

  INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN

  4 PERDESAAN Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan 4a Potensial yang meningkat kualitasnya

  Desa

  1 Pembangunan dan Rehabilitasi Pasar Perdesaan 2014 Tabrano

  Pembangunan dan Rehabilitasi jalan dan Desa

  2 2014 jembatan perdesaan Tabrano

  Penyediaan Infrastruktur Permukiman Kawasan Desa

  3 2014

  Minapolitan Wewangriu

  4 Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Tertinggal Tersebar 2014 5 - Penyusunan DED Infrastruktur Kaw. Kws 2015

  RPI2JM 2016-2020 Minapolitan Minapolitan

  • Peningk. Jalan Usaha Tani Desa Tabarano Desa

  8 2015

  (Kawasan agropolitan) Tabrano 7 - Peningk. Jalan Poros Desa Lioka (KTP2D) Desa Lioka 2015

  • Peningk. Jalan Poros Desa Kawasan Desa

  8 2015

  Wewangriu (Kawasan Minapolitan) Wewangriu

  • Peningk. Jalan Usaha Tani Desa Tabarano Desa

  9 2017

  (Kawasan agropolitan) Tabrano 10 - Peningk. Jalan Poros Desa Lioka (KTP2D) Desa Lioka 2017

  • Peningk. Jalan Poros Desa Kawasan Desa

  11 2017

  Wewangriu (Kawasan Minapolitan) Wewangriu

   Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan 4b Bencana Infrastruktur Kawasan Permukiman di 4c Perbatasan & Pulau kecil terluar

INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN

4 EKONOMI DAN SOSIAL (RISE)

  Sumber : Usulan Prioritas Keg Keciptakaryaan Sektor Pengembangan Permukiman Kab Luwu Timur T.A 2014-2018

8.2 PENATAAN BANGUNAN & LINGKUNGAN

8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Luwu Timur yaitu :  Bantuan teknis penyusunan pedoman pembangunan gedung

RPI2JM 2016-2020

  RPI2JM 2016-2020 dan lingkungan.

   Penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat  Penyusunan NPSM sebagai tindak lanjut UU No. 28/2002 dan

  PP No. 38/2005  Pembinaan penyelenggaraaan bangunan gedung kepada pemangku kepentingan terkait  Bantuan teknis pembangunan bangunan gedung dan pelayanan pengelolaan rumah Negara  Penataan lingkungan permukiman kumuh, nelayan dan tradisional melelui pemberdayaan masyarakat.

   Penataan dan revitalisasi bangunan gedung bersejarah dan lingkungannya.

  Bidang Tata Bangunan Kabupaten Luwu Timur mempunyai fungsi :  Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur dan kriteria yang ada;  Pelaksanaan pembangunan dan pembinaan teknis penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya;  Pelaksanaan pembinaan teknis penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya;  Pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan jasa konstruksi serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara;  Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

  Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi : 1) Kegiatan penataan lingkungan permukiman

   Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

   Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);  Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman kumuh dan nelayan;  Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman tradisional.

  2) Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung  Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan lingkungan;  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;  Pelatihan teknis.

  3) Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan  Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;  Paket dan Replikasi

8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

8.2.2.1 Isu Strategis

   Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan; Masalah kemiskinan di Kabupaten Luwu Timur sudah sangat mendesak untuk ditangani khususnya di Perkotaan. Di mana salah satu ciri umum dari kemiskinan adalah minimnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) yang memadai, kualitas lingkungan yang kumuh dan tidak layak huni. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memperkuat kelembagaan masyarakat dan menjalin kemitraan dengan masyarakat melalui program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) Kabupaten Luwu Timur.

   Kebutuhan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh; Permukiman kumuh adalah permukiman yang kualitas lingkungannya sangat tidak layak huni antara lain karena berada pada lahan yang sangat tidak sesuai dengan peruntukan tata

RPI2JM 2016-2020

  ruang, kepadatan dalam luasan sangat tinggi, kualitas bangunan tidak memadai dan tidak terlayani prasarana lingkungan yang memadai dan membahayakan keberlangsungan hidup dan penghidupan penghuninya. Upaya penataan kawawan kumuh tidak hanya pada aspek fisik saja tetapi juga melaui Konsep TRIDAYA/bersejarah tersebut.  Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah; Kawasan tradisional/bersejarah memiliki refleksi nilai budaya yang tinggi. Di sisi lain kawasan disekitarnya seringkali dijumpai tidak tertata dengan baik bahkan mengalami penurunan kualitas lingkungan. Demi menjaga kelestarian nilai budaya dari masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan dibutuhkan upaya revitaliasasi kawasan tradisional Kabupaten Luwu Timur.

   Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara Merupakan kegiatan berupa pengadaan, pemanfataan dan penghapusan baik fisik maupun administrasi dari Gedung- gedung dan Rumah-rumah negara. Pada pelaksanaan pemerintah pusat mendorong peran pemerintah daerah berkomitmen dalam pengelolaan GRN. Kegitan-kegiatan utama GRN terdiri Kegiatan Pembinaan Teknis dan kegiatan fisik.

  Berikut dijabarkan isu-isu strategis sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Luwu Timur sebagai berikut :

Tabel 8.14 Isu Strategis Sektor PBL di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013

ISU STRATEGIS SEKTOR PBL NO KEGIATAN SEKTOR PBL KAB LUWU TIMUR

  a. Peningkatan Kualitas Lingkungan Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh

  1 Permukiman

  b. Peningkatan Kualitas Lingkungan Kawasan Tradisional/Bersejarah

  2 Penyelenggaraan Bangunan Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara

RPI2JM 2016-2020

  Gedung dan Rumah Negara Pemberdayaan Komunitas 3 dalam Penanggulangan Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Kemiskinan

  Sumber: RPIJM Kab Luwu Timur 2012

8.2.2.2 Kondisi Eksisting

  Penanganan tata bangunan dan lingkungan di Kabupaten Luwu Timur dilakukan melalui kebijaksanaan pemberian surat izin mendirikan bangunan (IMB) dan Pelaksanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Namun dalam hal ini belum banyak memberi dampak positif terhadap keserasian bangunan dan lingkungan masih bercampur baur kawasan perumahan, perdagangan dan pergudangan di daerah perkotaan, demikian pula dengan tidak tertibnya garis-garis sempadan bangunan menurut peruntukannya serta pemanfaatan ruang yang tidak terkendali baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan terlihat pembangunan dan pemanfaatan lahan dilakukan pada kawasan non budidaya seperti pada kemiringan lahan >40%, dikawasan pantai dan pinggiran sungai sehingga sering terjadi bencana banjir, tanah longsor dan bencana lainnya.

Tabel 8.15 Peraturan Daerah / Peraturan Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013 Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Bupati/Peraturan N lainnya Amanat o Jenis Produk Tahun Tentang Pengaturan

  Rencana Tata Ruang

  1 Perda Prov Sulsel No 9 2009 - Wilayah Provinsi Sulsel

  • 2 Perda Kab Luwu Timur 2011 Rencana Tata Ruang

RPI2JM 2016-2020

  Perda No. 7 Wilayah Kabupaten Luwu Timur

Tabel 8.16 Penataan Lingkungan Permukiman KawasanTradisional/

  Penanganan RTH PemenuhanSPM Bersejarah Kebakaran Loka % H si/ Dukunga

  Inst Prasaran Lu Keter n Nam S % an Nama Luas a as sediaan Infrastru a B -

  IMB Kawasan RTH Kebakara RT

  IMB k turCK RT G n si H H N ( ( ( (3

  

(1) (2) (4) (6) (7) (10)

  5

  8

  9 ) ) ) ) Kec. A: Kec. C: Kec: B:

  Kec. D:

Tabel 8.17 Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Luwu Timur Tahun 2013 Jumlah BG Status Kondisi Ketersediaa No Kawasan/Keca Negara Kepemilika Banguna n Utilitas . matan berdasarkan n n BG

  (1) (2) (3) (4) (5) (6) fungsi FungsiHunian: 1. .....................unit FungsiKeagamaan : ............. unit FungsiUsaha: ...................... unit FungsiSosialBuda ya: ..........unit FungsiKhusus :

RPI2JM 2016-2020

  .....................unit

Tabel 8.18 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

  No Kab/Kota Kegiatan PNPM Mandiri Kegiatan Lainnya

  1 Kab Luwu Timur Bantuan Stimulan Perbaikan Rumah Swadaya

  • 8.2.2.3 Permasalahan dan Tantangan

  Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain : a. Penataan Lingkungan Permukiman

   Rendahnya Kualitas lingkungan di kawasan pesisir ,pusat kota, percampuran fungsi perdagangan dan perumahan.  Masih rendahnya kondisi jalan lingkungan permukiman.  Belum tersedianya system proteksi kebakaran  Sudah tersedia rencana rinci bangunan dan lingkungan

  (RTBL) pada sebagian kawasan perkotaan namun belum operasional.

  b. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara  Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;  Belum ada regulasi Pengaturan Bangunan;  Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung  Lingkungan perkantoran/ instansi pemerintah berada pada kawasan yang bertopografi rendah sehingga cenderung mengalami banjir pada musim hujan.

   sebagian kondisi fisk bangunan Perkantoran sudah tua sehingga perlu di revitalisasi dan di relokasi.

RPI2JM 2016-2020

  c. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:  Kurangnya penyediaan taman kota, ruang publik dan ruang terbuka hijau  Kurangnya penyediaan fasilitas olahraga tingkat kabupaten

  d. Kapasitas Kelembagaan Daerah  Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;  Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Tabel 8.19 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Banguna dan

  

Lingkungan

Tantangan Altern N Permasalahan yang Aspek PBL Pengemba atif o. dihadapi ngan Solusi

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  1. Aspek Teknis Umumnya bangunan memenuhi syarat teknis maupun keserasian bangunan dan lingkungannya seperti yang terjadi di kawasan perumahan,perkantoran,per dagangan dan pada kawasan khusus seperti kawasan wisata dan kawasan bersejarah. Dilain pihak masih banyak bangunan yang melanggar garis sempadan jalan, sungai, pantai dan kawasan non budidaya lainnya.

  2. Aspek Kegiatan

  Belum adanya peraturan Kelembagaan penataan daerah yang mengatur lingkungan tentang penyelenggaraan untuk bangunan gedung mendukung fungsi kawasan tertentu

RPI2JM 2016-2020

  belum dilakukan karena belum optimalnya kinerja instansi yang berwenang yang melakukan perencanaa n, pengaturan dan pembinaan teknis maupun dalam pelaksanaa n fisik di lapangan

  3. Aspek Masih terbatasnya Pembiayaan kemampuan APBD untuk mendanai kegiatan-kegiatan tersebut

  4. Aspek Peran Kurangnya kerjasama yang Serta baik antara pemerintah dan Masyarakat/s masyarakat serta swasta wasat dalam penataan bangunan dan lingkungan

  5. Aspek Buruknya kualitas Lingkungan lingkungan terbangun dan Permukiman Orientasi pembangunan yang belum memfokuskan pada keseimbangan dan kelestarian lingkungan

8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Penataan bangunan dan lingkungan bertujuan untuk menjamin kondisi bangunan (menata dan mengatur) karena akan dijadikan dasar pada masa yang akan datang. Jika ditinjau dari intensitas bangunan yang ada saat ini, maka penataan bangunan belum

RPI2JM 2016-2020

  dilakukan dengan baik. Rencana penataan bangunan dan lingkungan terutama pada daerah yang sudah terbangun harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Untuk itu, maka pada beberapa daerah yang peruntukannya sebagai lahan bebas bangunan akan dijadikan sebagai open space untuk memberikan nuansa nuansa lingkungan yang asri. Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010 yaitu :

  a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman