EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI TUMBUKAN LENTING DAN TAK LENTING DENGAN PENYELESAIAN SOAL YANG DITUNTUN DENGAN LEMBAR KERJA SISWA DI SMA NEGERI 1 GODEAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prog

  

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI TUMBUKAN

LENTING DAN TAK LENTING DENGAN PENYELESAIAN SOAL

YANG DITUNTUN DENGAN LEMBAR KERJA SISWA

DI SMA NEGERI 1 GODEAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

DARMIYONO

  

NIM : 041424015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Karya ini kupersembahkan untuk: Kedua Orangtuaku (Babeh, Mameh) dan Adekku

  

ABSTRAK

Darmiyono, ” Efektivitas Pembelajaran dengan Penyelesaian soal yang

dituntun dengan Lembar Kerja Siswa pada Materi Tumbukan Lenting dan tak

Lenting di SMA N I Godean”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(2009).

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang tanpa dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dilihat dari peningkatan hasil belajar; (2) bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dibandingkan pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang tanpa dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS)?

  Perbedaan peningkatan hasil belajar dianalisis menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi α = 0.05. Sedangkan sikap siswa terhadap pembelajaran dianalisis menggunakan kriteria penskoran minat dan sikap.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang tanpa dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dilihat dari peningkatan hasil belajar. Sikap siswa terhadap pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dibandingkan pembelajaran yang didalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang tanpa dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah Netral atau sama saja.

  

ABSTRACT

Darmiyono “ The Effectiveness of Physics Teaching-Learning Process the

Elastic Collisions and Inelastic Collisions when The Students are Assisted by

Students’ Work Sheets for Their Exercises In SMA Negeri 1 Godean”. Physics

Education Study Program, Mathematic and Science Education Department.

Teachers Training and Education Faculty. Sanata Dharma University.

Yogyakarta (2009).

  This research aims to know : (1) whether the physics teaching-learning when the students are assisted by students’ work sheets for their exercises more effective compared to the physics teaching-learning when the students are not assisted by students’ work sheets for their exercises on improvement knowledge; (2) how the response of the students when they are assisted by the students’ work sheets for their exercises, compared to the physics teaching-learning when the students are not assisted by students’ worksheets for their exercises.

  The effectiveness of physics teaching-learning process is analized by the test-t by using significant level of α = 0.05. The response of the students is analized by using a scoring criteria of students interest and response.

  The result of the research shows that the physics teaching-learning when the students are assisted by students’ work sheets for their exercises more effective compared to the physics teaching-learning when the students are not assisted by students’ worksheets for their exercises on improvement knowledge; the response of the students when they are assisted by the students’ work sheets for their exercises, compared to the physics teaching-learning when the students are not assisted by students’ work sheets for their exercises is neutral which does not choose neither side

KATA PENGANTAR

  Hormat, syukur, dan pujian saya haturkan kepada Allah Bapa yang maha kuasa yang bersatu dengan Tuhan Yesus Kristus Putra yang tunggal karena atas segala cinta dan bimbingan-Nya sehingga skripsi yang berjudul

  

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA PADA MATERI TUMBUKAN

LENTING DAN TAK LENTING DENGAN PENYELESAIAN SOAL YANG DITUNTUN DENGAN LEMBAR KERJA SISWA DI SMA NEGERI 1 GODEAN ini dapat terselesaikan.

  Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di JFPMIPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran dan gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bp. Drs. Fr. Y. Kartika budi., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran.

  , 2.

  ari, M.Pd., Bp. Drs. Bp. Drs. Domi Severinus, Ibu Dra. Maslichah Asy A. Atmadi, M.Si., Bp. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. dan Bp. Drs. R.

  Rohandi, M.Ed. selaku dosen pendidikan Fisika USD yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama melaksanakan pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini.

  3. Mas Agus, pak Narjo, pak Sugeng, dan bu Heni selaku karyawan sekretariat JPMIPA USD untuk segala bantuannya selama saya

  4. Nenek Djodikromo (alm.) yang banyak mendoakan saya, Pakde Br.

  Johannes Warisa FIC., Pakde Wiyono Tangerang sekeluarga, Mas Jono Ambarawa sekeluarga, yang banyak membantu saya selama kuliah.

  5. Teman-temanku: Salvinus Baco alias Silfester, Antonius Eryanto alias Simbah, Yoseph Asiri alias Dotheres, Bapak Will dan Nona Ita, Adrianus Swada alias Ucok, Pendeta Fredy, Yayuk, Iken, Yanti, Teguh, Fitri, Wulan, Dwi Wahyu, semua teman P. Fis 04 USD yang tidak dapat saya sebutkan dan semua teman yang telah menunggui saya waktu ujian.

  6. Anak-anak kost Wisma Pakel: Pak Eko, Ari senior, Ari Junior, Dwi, Budi, Yoyok, Tri dan Leo Sagalus adik Yosep. Persaudaraan yang telah kita bina bersama selama ini takkan hilang.

  7. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan disini Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka masukan, saran, kritik dari pembaca yang sifatnya membangun saya harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Yogyakarta, 23 Maret 2009 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................................... vi

  

ABSTRACT ...................................................................................................................... vii

  KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................... 1 B. PERUMUSAN MASALAH ............................................................................... 2 C. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................................... 3 D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................................ 4 BAB II DASAR TEORI ................................................................................................. 5 A. HAKEKAT BELAJAR, MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN ..................... 5

  1. Belajar ........................................................................................................... 5

  a. Pengertian Belajar ................................................................................... 5

  2. Mengajar ....................................................................................................... 10

  3. Pembelajaran ................................................................................................. 11

  B. HAKEKAT FISIKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN ......................... 12

  1. Hakekat Fisika .............................................................................................. 12

  2. Fisika sebagai Bahan Pembelajaran .............................................................. 13 a.

  Aspek Produk .......................................................................................... 13 b. Aspek Proses ........................................................................................... 14 c. Aspek Sikap ............................................................................................ 14 C. SIKAP ................................................................................................................. 15 D. TUMBUKAN ..................................................................................................... 17 1.

  Tumbukan Lenting ........................................................................................ 17 2. Tumbukan tak Lenting .................................................................................. 19 3. Tumbukan dalam Dua Dimensi .................................................................... 20 E. LEMBAR KERJA SISWA ................................................................................. 21

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 22 A. Jenis Penelitian .................................................................................................... 22 B. Populasi dan Sampel ........................................................................................... 22 C. Ubahan Penelitian ............................................................................................... 22

  1. Jenis Ubahan ................................................................................................. 22

  2. Definisi Operasional Ubahan ........................................................................ 22

  D. Perlakuan (treatment) .......................................................................................... 23

  E. Instrument Penelitian .......................................................................................... 24

  2. Kuesioner ...................................................................................................... 27

  F. Analisis Data ....................................................................................................... 30

  1. Efektivitas Pembelajaran............................................................................... 30

  2. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran ............................................................. 38

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 42 A. Deskriptif Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 42 B. Deskripsi Data ..................................................................................................... 43 C. Analisis Data ....................................................................................................... 49 1. Efektivitas Pembelajaran............................................................................... 49 2. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran ............................................................. 59 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................................... 67 1. Rangkuman Hasil Penelitian ......................................................................... 67 2. Pembahasan ................................................................................................... 73 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 75 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 75 B. Saran ................................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 77 LAMPIRAN .................................................................................................................... 79

  DAFTAR TABEL Halaman

  Tabel 1. Kisi-kisi rancangan soal-soal pretest dan posttest ..................................... 25 Tabel 2. Kriteria pemberian skor pretest dan posttest

  pada materi tumbukan lenting ................................................................... 26 Tabel 3. Kriteria pemberian skor pretest dan posttest pada materi tumbukan tak lenting ............................................................. 27

  Tabel 4.

  Distribusi soal-soal kuesioner sikap menurut indikatornya ....................... 28

  Tabel 5. Kriteria penskoran sikap siswa terhadap pembelajaran ............................. 39 Tabel 6. Data skor pretest dan skor posttest sebelum pembelajaran dibalik ........... 44 Tabel 7. Data mean dan standart deviasi pada pretest dan posttest sebelum

  pembelajaran dibalik ................................................................................. 45

  Tabel 8. Data skor pretest dan skor posttest setelah pembelajaran dibalik .............. 46 Tabel 9. Data mean dan standart deviasi pada pretest dan posttest setelah

  pembelajaran dibalik ................................................................................. 47

  Tabel 10. Data perolehan kuesioner sikap siswa kelas A terhadap

  pembelajaran ............................................................................................. 48 Tabel 11. . Data perolehan kuesioner sikap siswa kelas B terhadap pembelajaran ............................................................................................. 48 Tabel 12.

  Distribusi sikap setiap siswa terhadap pembelajaran fisika dengan cara X dibandingkan dengan cara Y pada kelas A ................................... 59

  Tabel 13.

  Distribusi sikap setiap siswa terhadap pembelajaran fisika dengan

  Tabel 15. Hasil penelitian setelah pembelajaran dibalik ...................................... 70 Tabel 16. Analisis data skor pretest pada pembelajaran dengan cara X .............. 120 Tabel 17. Analisis data skor pretest pada pembelajaran dengan cara Y .............. 121 Tabel 18. Analisis data skor pretest dan skor posttest pada pembelajaran dengan cara X .......................................................................................... 122 Tabel 19. Analisis data skor pretest dan skor posttest pada pembelajaran dengan cara Y

  .......................................................................................... 123

  Tabel 20. Analisis data skor pretest pada pembelajaran dengan cara X

  .............. 124

  Tabel 21. Analisis data skor posttest pada pembelajaran dengan cara Y

  ............ 125

  Tabel 22. Analisis data skor pretest pada pembelajaran dengan cara X

  .............. 126

  Tabel 23. Analisis data skor pretest pada pembelajaran dengan cara Y

  .............. 127

  Tabel 24. Analisis data skor pretest dan skor posttest pada pembelajaran dengan cara X .......................................................................................... 128 Tabel 25. Analisis data skor pretest dan skor posttest pada pembelajaran dengan cara Y .......................................................................................... 129 Tabel 26. Analisis data skor posttest pada pembelajaran dengan cara X ............ 130 Tabel 27. Analisis data skor pretest pada pembelajaran dengan cara Y .............. 131

  

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  Lampiran I. Soal Pretest dan Posttes ........................................................... 80 Lampiran II. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ............................... 83 Lampiran III. Kuesioner ............................................................................... 91 Lampiran IV. Penyelesaian soal yang dituntun dengan LKS ...................... 96 Lampiran V. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 104 Lampiran VI. Analisis data secara lengkap ................................................. 120 Lampiran VII. Tabel T-test .......................................................................... 132 Lampiran VIII. Surat Izin Penelitian dari Bappeda ..................................... 133 Lampiran IX. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari SMA Negeri 1 Godean. .............................................. 134

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Poses pembelajaran memperlihatkan bagaimana situasi siswa belajar,

  dan bagaimana situasi guru mengajar. Menurut Soewardi (1987)”Proses belajar yang dialami oleh siswa akan menghasilkan perubahan-perubahan dibidang pemahaman, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap”. Adanya perubahan itu tampak dalam prestasi belajar siswa, tes atau tugas yang dibebankan kepada siswa oleh guru. Mengacu pada prestasi belajar siswa, guru harus selalu mengadakan perbaikan-perbaikan mengajarnya, baik metode maupun penguasaan bahan pelajaran yang akan diajarkanya. Dalam proses terjadi interaksi guru dengan siswa. Efektivitas dan efisiensi interaksi itu diukur dan dinilai melalui tes prestasi belajar pada saat evaluasi belajar mengajar. Evaluasi belajar mengajar berfungsi untuk mengukur keberhasilan siswa belajar, sekaligus pula keberhasilan guru mengajar melalui metode mengajar tertentu yang sesuai dengan situasinya (Soewardi, 1987:10).

  Dalam pembelajaran walaupun siswa mengetahui konsep-konsep yang diajarkan tetapi kadang-kadang kesulitan untuk menerapkan konsep materi dalam mengerjakan soal. Siswa kadang-kadang kesulitan untuk berpikir secara sistematis sehingga kesulitan untuk mengerjakan soal-soal sehingga belajarnya belum maksimal. Kemampuan analisis siswa kadang-kadang kurang.

  Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dengan maksud untuk membimbing siswa secara terstruktur yang kegiatanya memberikan daya tarik terhadap siswa. Sistem instruksional atau lembar kerja siswa merupakan suatu cara yang berguna sebagai jembatan untuk memahami dari berbagai konsep ilmiah melalui beberapa media (Munandar, 1990: 25). Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk menyelesaiakan soal-soal dalam proses pembelajaran. Supaya siswa di dalam belajar tingkat keberhasilan belajarnya maksimal, supaya siswa terbiasa mengerjakan soal- soal secara terstruktur atau sistematis, maka peneliti akan melaksanakan pembelajaran yang bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal atau latihan soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau sebut saja pembelajaran dengan cara X. Peneliti membandingkanya dengan pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal tanpa Lembar Kerja Siswa (LKS) atau secara langsung sebut saja dengan cara Y.

B. PERUMUSAN MASALAH

  1. Apakah pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal tanpa Lembar Kerja Siswa (LKS) dilihat dari peningkatan hasil belajar? 2. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan

  Lembar Kerja Siswa (LKS) dibandingkan pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal tanpa Lembar Kerja Siswa (LKS)? C.

TUJUAN PENELITIAN

  a. Mengetahui apakah pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dibandingkan pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal tanpa Lembar Kerja Siswa (LKS) dilihat dari peningkatan hasil belajar?

  b. Mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal yang dituntun dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dibandingkan pembelajaran yang di dalam bagian pembelajaranya diberikan penyelesaian soal-soal tanpa Lembar Kerja Siswa (LKS)?

D. MANFAAT PENELITIAN 1.

  Diharapkan dapat memberikan informasi pada guru-guru supaya mereka mengetahui latihan soal-soal atau penyelesaian soal-soal manakah yang lebih baik digunakan dalam proses pembelajaran.

  2. Guru-guru diharapkan dapat mengadakan latihan soal-soal atau memberikan penyelesaian soal-soal di dalam bagian pembelajaranya dengan cara yang lebih disenangi siswa.

BAB II DASAR TEORI A. HAKEKAT BELAJAR, MENGAJAR, DAN PEMBELAJARAN 1. Belajar a. Pengertian Belajar Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar

  mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seorang sehingga pengertianya dikembangkan (Suparno, 1997:34).

  Menurut Hamalik, belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (2003:27). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi lebih dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sejalan dengan perumusan tersebut ada pula tafsiran lain tentang belajar yaitu bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik,2003:28)

  Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

  1) Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar. 2) Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri. 3) Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui kesulitan, rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.

  4) Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat. 5) Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.

  Belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari. 6) Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar.

7) Murid memberikan reaksi secara keseluruhan.

  8) Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.

  9) Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berbeda dalam lingkungan itu.

  10) Murid-murid dibawa/diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.

b. Teori-teori Belajar

  Hamalik (2003:35) meninjau beberapa aliran psikologi dalam hubunganya dengan teori belajar yaitu: 1)

  Teori Psikologi Klasik Menurut teori ini, manusia terdiri dari jiwa (mind) dan badan (body ) atau zat (matter). Jiwa dan zat ini berbeda satu sama lain.

  Badan adalah suatu objek yang sampai ke alat indera, sedangkan jiwa adalah suatu realita yang non materiil, yang ada di dalam badan, yang berpikir, merasa, berkeinginan, mengontrol kegiatan badan, serta bertanggung jawab. Zat sifatnya terbatas dan bukan suatu keseluruhan realita, melainkan berkenaan dengan proses- proses materiil, yang terikat pada hukum-hukum mekanis.

  Sedangkan jiwa merupakan fakta-fakta tersendiri,seperti rasa sakit, frustasi, aspirasi, apresiasi, tujuan, dan kehendak, itu semua bukan hasil dari pada zat, tetapi mempunyai sumber tersendiri dalam realita yang berbeda, yang mempunyai hak berbicara dan secara relatif ia bebas dari hukum-hukum mekanis. Realita ini disebut mind substansi.

  2) Teori Psikologi Daya Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang mempunyai daya itu berkembang (terbentuk) maka daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal karena mengutamakan pembentukan daya-daya. 3)

  Teori Mental State Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang dikembangkan oleh J. Herbart yang pada prinsipnya, jiwa manusia terdiri dari kesan-kesan/tanggapan-tanggapan yang masuk melalui pengindraan. Kesan-kesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran manusia. Tambah kuat asosiasi itu, tambah lama kesan-kesan itu tinggal di dalam jiwa kita. Kesan- kesan itu berasosiasi satu sama lain dan membentuk mental atau kesadaran. Kesan-kesan itu akan mudah diungkapkan kembali (reproduksi) apabila kesan-kesan itu tertanam dengan kuat dalam ruang kesadaran. Dan sebaliknya apabila kesan-kesan itu lemah maka akan lebih mudah lupa. Jadi, yang penting menurut teori ini adalah bahan-bahan atau materi yang disampaikan kepada seseorang. Teori ini bersifat materialistis mengutamakan bahan. 4) Teori Psikologi Behaviorisme Behaviorisme adalah suatu studi tentang suatu kelakuan.

  Timbulnya aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori mental state. Sebabnya adalah ialah karena aliran-aliran terdahulu hanya menekankan pada segi

  Apa yang dikemukakan diatas kemudian menjadi dasar dalam teori connectionism. Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan respons, asosiasi-asosiasi dibuat antara kesan-kesan pengadaan dan dorongan-dorongan untuk berbuat. Ikatan-ikatan (bond) atau koneksi-koneksi dapat diperkuat atau diperlemah serasi dengan banyaknya penggunaan dan pengaruh-pengaruh dari penggunaan itu. Throndike dengan S-R Bond Theory-nya menyusun hukum-hukum sebagai berikut:

  a) Hukum pengaruh ( the law of effect)

  Hubungan-hubungan diperkuat atau diperlemah tergantung pada kepuasan atau ketidaksenangan yang berkenaan dengan penggunaannya.

b) Hukum latihan ( the law exercise) atau prinsip use and disuse.

  Apabila hubungan itu sering dilatih maka ia akan menjadi kuat (fized)

  c) Hukum kesediaan / kesiapan ( the law of readiness) Apabila suatu ikatan ( bond) siap untuk berbuat, perbuatan itu memberi kepuasan, sebaliknya apabila tidak siap maka menimbulkan ketidakpuasan/ketidaksenangan terganggu. 5) Teori Psikologi Gestalt

  Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah suatu kerseluruhan yang bersturktur. Suatu keseluruhan bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur ini berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah tertentu dan berelasi satu sama lain.

2. Mengajar

  Menurut Lindgren, mengajar adalah menciptakan situasi, menyediakan kemudahan, membimbing dan mengarahkan sehingga pelajar melakukan proses pada dirinya terjadi perubahan (Lindgren, dalam Teodoro Soares, 2003:12). Dengan kata lain menyangkut pembelajaran yaitu kegiatan menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa membangun pengetahuanya sendiri. Sedangkan menyangkut aspek proses, pembelajaran fisika dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir siswa, yang menyertai kemampuan dan ketrampilan psikomotorik. Sedangkan pengertian mengajar yang lain, Hamalik(2003:44) membahas yang bersumber dari 6 pendapat yang dipandang sebagai pendapat yang lebih menonjol yaitu :

  1) Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada peserta siswa didik atau murid di sekolah.

  2) Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi yang muda melalui lembaga pendidikan sekolah.

  3) Mengajar adalah mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.

  4) Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.

  5) Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.

  6) Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

  Berdasarkan definisi belajar diatas maka mengajar jelas bukan suatu kegiatan memindahkan pengetahuan dari pengajar ke pelajar melainkan kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuanya. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan dan bersikap kritis.

3. Pembelajaran

  Tujuan dan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah dua hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan siswa; sementara unsur-unsur dinamis pembelajaran mendukung bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Hamalik,2003:43).

  Pembelajaran dimaksudkan terciptanya suasana sehingga siswa belajar. Tujuan pembelajaran haruslah menunjang dan dalam rangka tercapainya tujuan belajar.

  Dahulu, ketika pembelajaran dimaksudkan sebagai sekedar penyampaian ilmu pengetahuan, pembelajaran tidak terkait dengan belajar, termasuk tujuanya. Sebab, jika guru telah mrnyampaikan ilmu

  Pembelajaran model dahulu, memang tidak dicobaterkaitkan dengan belajar itu sendiri. Pembelajaran lebih terkonsentrasi pada kegiatan guru dan tidak terkonsentrasi pada kegiatan siswa.

  Jika pada masa sekarang ini, pembelajaran dicobaterkaitkan dengan belajar, maka dalam merancang aktivitas pembelajaran, guru harus belajar dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa harus dijadikan titik tolak dalam merancang pembelajaran.

  Implikasi dari adanya keterkaitan antara kegiatan pembelajaran dan kegiatan belajar siswa tersebut adalah, disusunya tujuan pembelajaran yang dapat menunjang tercapainya tujuan belajar. Muatan-muatan yang termaktub dalam tujuan belajar, haruslah termaktub juga dalam tujuan pembelajaran.

B. HAKEKAT FISIKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN

1. Hakekat Fisika

  Hakekat fisika telah dirumuskan dengan berbagai cara. Setiap rumusan menekankan aspek tertentu yang berbeda dengan rumusan lain. Menurut Conant (Sarkim, 1998:2), sains adalah sekumpulan konsep-konsep dan skema konsep yang saling berhubungan yang dikembangkan sebagai hasil eksperimen dan observasi dan bermanfaat untuk eksperimen dan observasi selanjutnya. Dan menurut Carin dan Sund (Sarkim, 1998:3), sains adalah suatu sistem pengetahuan tentang alam berdasarkan data yang diperoleh kriteria yang harus dipenuhi teori di dalam sains, yaitu: 1) mampu menjelaskan fenomena yang diamati; 2) mampu memprediksi fenomena yang belum diamati; dan 3) dapat diuji melalui eksperimen lain.

  Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hakikat fisika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang berkaitan dengan konsep-konsep, struktur materi dan teori-teori tentang materi dan antar aksinya di alam yang didapatkan melalui observasi dan eksperimen, yang kemudian dipahami dan dimanfaatkan oleh manusia untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Fisika sebagai Bahan Pembelajaran

  Dari definisi Conant tentang sains, sains mengandung 2 elemen, yang oleh Kuslan dan Stones disebut aspek produk dan aspek proses (Kuslan & Stones dikutip oleh Sarkim, 1998:2). Oleh Carin dan Sund ditambahkan aspek ketiga yaitu aspek sikap manusia. (Carin & Sund dikutip oleh Sarkim, 1998:3).

  a. Aspek Produk Produk dalam sains meliputi tiga komponen utama yaitu konsep, prinsip, dan teori. Konsep adalah suatu rumusan atau gagasan umum atas suatu fenomena, contohnya yaitu gerak, bunyi, arus listrik. Prinsip-prinsip ilmiah adalah generalisasi dari beberapa konsep yang saling berhubungan.

  Contohnya yaitu logam memuai jika dipanaskan. Pernyataan ini mengandung tiga konsep yaitu logam, panas, dan memuai. Teori adalah fenomena. Teori dapat menjelaskan, menghubungkan, dan meramalkan berbagai penemuan percobaan dan pengamatan. Contoh dari teori adalah teori relativitas, teori atom.

  b.

  Aspek Proses Aspek proses adalah cara memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang ada sekarang ini merupakan hasil dari suatu proses panjang.

  Pengetahuan yang diakui kebenarannya sampai saat ini merupakan hasil dari penyempurnaan atas pengetahuan sebelumnya. Proses sains terdiri dari bermacam-macam kegiatan seperti penentuan masalah dan pengukuran, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Proses ini disebut sebagai metode ilmiah.

  c. Aspek Sikap Aspek sikap manusia adalah keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan opini-opini tertentu. Dalam pengajaran sains, aspek sikap dapat terealisasikan apabila guru sadar dan terus menerus memperhatikan, mengarahkan, menegur, dan menunjukkan sikap kepada siswa.

  Sains diajarkan di sekolah karena kebutuhan dari masyarakat untuk berpikir secara kritis, yang merupakan ciri dari para ahli dalam memecahkan masalah, dan memahami sains untuk mengembangkan teknologi(Richarson, 1957 dalam Harjanti, 2007:13). Sehingga merupakan tanggung jawab guru sains untuk mengajarkan sains seiring dengan perkembangan teknologi.

  Berdasarkan uraian di atas sains mencakup tiga aspek yaitu aspek produk, aspek proses, dan aspek sikap. Selain itu sains dalam hal ini fisika, juga merupakan mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Dari kedua hal ini maka sebagai seorang guru harus dapat memilih dan menentukan suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan hakikat fisika. Penentuan metode pembelajaran harus dapat membantu siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya.

C. SIKAP

  Dalam arti yang sempit sikap adalah padangan atau kecenderungan mental (Syah, Muhibbin, 1997:120). Menurut W.S. Winkel (2004:116) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak.

  Orang yang memiliki sikap jelas, mampu untuk memilih secara tegas di antara beberapa kemungkinan. Misalnya, mahasiswa yang harus memilih antara belajar untuk mempersiapkan ujian lisan atau pergi nonton bersama pacarnya pada waktu yang bersamaan. Yang mana akan dipilih, tergantung dari sikapnya terhadap kelulusan dalam ujian itu dan kepuasan dalam berpacaran, mana yang pada saat itu dianggap lebih penting. Mahasiswa yang tidak mempunyai sikap jelas, akan merasa ragu-ragu dan bingung, mana yang harus diprioritaskan pada saat itu.

  Dalam sikap dapat dibedakan tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek berukuran besar membutuhkan bahan bakar banyak dan karena itu biaya operasi menjadi tinggi (aspek kognitif). Dia tidak suka mengeluarkan uang banyak untuk mengoperasikan uang mobil besar, hanya demi menjaga gengsi (aspek afektif). Maka, dia tidak hendak membeli mobil besar dan berhasrat membeli mobil yang lebih kecil (aspek konatif). Aspek terakhir inilah yang paling berperan dalam mengambil tindakan atau menentukan pilihan berdasarkan sikap tertentu.

  Menurut Theresia Warsini (2000:13) ciri-ciri sikap terhadap suatu obyek sebagai berikut: a. Merupakan gejala psikologis yang berhubungan dengan motivasi, emosi, persepsi dan proses kognitif.

  b. Disertai perasaan atau emosi yang menimbulkan suatu penilaian terhadap suatu obyek mengenai rasa tertarik/tidak tertarik, baik/buruk, berguna/tidak berguna dan lain-lain.

  c. Penilaian dan perasaan terhadap obyek menimbulkan sikap positif atau negative.

  d. Sikap menyebabkan kecenderungan untuk berbuat yaitu mendekati atau menjauhi obyek.

  e. Bila terjadi kecenderungan untuk mendekati obyek maka ada keinginan untuk tahu dan belajar serta melibatkan diri.

  f. Mengandung tiga komponen, meliputi komponen kognitif, komponen affektif, dan komponen tingkah laku.

D. TUMBUKAN Teori berikut diambil dari Kanginan,M.(2004).Fisika SMU Jilid 2B.

  Sistem dua benda yang bertumbukan, momentum linear sistem adalah tetap asalkan pada sitem tidak bekerja gaya luar. Akan tetapi energi kinetik sistem dapat berkurang karena sebagian energi kinetik diubah ke bentuk energi kalor dan energi bunyi pada saat terjadi tumbukan. Jadi pada peristiwa tumbukan dimana tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka hukum kekekalan linear selalu berlaku.

  Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik (khususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jenis: tumbukan lenting dan tumbukan tak lenting. Tumbukan lenting, jika pada peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem adalah tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Tumbukan tak lenting, jika pada peristiwa tumbukan itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Tumbukan tak lenting disebut tak lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan, kedua benda saling menempel (bergabung, sehingga kedua benda dapat dianggap sebagai satu benda) dan keduanya bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.

  Teori berikut diambil dari Sarkim,T.(2007). Diktat Mata Kuliah Mekanika II .

1. Tumbukan Lenting

  Tumbukan lenting adalah tumbukan dimana pada peristiwa lenting adalah tumbukan antara bola-bola billiard atau tumbukan antara molekul-molekul udara terhadap dinding container tempat itu berada.

  Pada tumbukan lenting berlaku dua persamaan berikut ini (masing- masing menyatakan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik) : 1 1 i + + m v m v = m v m v 2 2 i 1 1 f 2 2 f

  ( i : initial / awal ; f : final / akhir )

  1 2

  1 2

  1 2

  1 2

  m v i m v i m v f m v f 1 1 2 2 = 1 1 + + 2 2

  2

  2

  2

  2 Dan hukum kekekalan momentum:

  m v m v m v m v 1 1 i 2 2 i = 1 1 i + + 2 2 f

  Persamaan hukum kekekalan momentum dapat ditulis ulang dalam bentuk:

  m vv = m vv ……………………….……(1) 1 ( 1 i 1 f ) 2 ( 2 f

2 i )

  Sementara itu persamaan hukum kekekalan energi kinetik dapat ditulis ulang dalam bentuk: 2 2 2 2

  m vv = m vv 1 ( ) ( ) 1 i 2 i 2 2 f 2 i m v v v v m v v v v ……..…(2) 1 − = − + + +

  ( 1 i 1 f ) ( 1 i 1 f ) 2 ( 2 i 2 f )( 2 i 2 f )

  Persamaan (2) dibagi persamaan (1) menghasilkan: 1 i 1 f 2 i + + v v = v v 2 f

  v

  2 fv 1 f

  ( )

  1 = −

  vv ( ) 2 i 1 i

  Persamaan terakhir yang didapatkan, menyatakan koefisien

  restitusi(e) ada tumbukan yang lenting sempurna nilai koeefisien

  tersebut adalah 1. Nilai koefisien restitusi dapat bernilai antara 0 sampai dengan 1. Koefisien restitusi bernilai 0 untuk tumbukaan yang tak lenting sama sekali, sementara itu terdapat pula tumbukan dengan nilai koefisien restitusi bernilai 0<e<1.

2. Tumbukan tak Lenting

  Tumbukan tak lenting adalah tumbukan dimana terjadi pengurangan energi kinetik sistem atau energi kinetik benda yang mengalami tumbukan tidak konstan (tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik sekalipun momentumnya adalah konstan). Tumbukan antara bola karet dengan bola keras merupakan tumbukan tak lenting karena sebagian energi kinetik bola berubah ketika terjadi deformasi (perubahan bentuk bola) ketika bersentuhan dengan permukaan keras itu.

  Ketika dua benda bertumbukan dan setelah tumbukan keduanya menyatu maka pada peristiwa tersebut sebagian energi kinetik hilang dan tumbukan yang demikian disebut sebagai tumbukan yang tidak lenting sama sekali. Sebagai contoh ketika dua buah kendaraan bertabrakan dan kendaraan satu terkait dengan kendaraan yang lain maka setelah tumbukan keduanya bergerak dengan kecepatan yang sama.

  Andaikan dua buah benda masing-masing dengan massa m dan 1 benda sebesar v dan v . Kedua benda bertumbukan dan keduanya 1 2 bergerak bersama setelah tumbukan dengan kecepatan v . Dengan

  f

  menerapkan hukum kekekalan momentum maka dapat dituliskan sebagai berikut:

  • m v m v = m m v
  • 1 1 2 2 ( ) 1 2 f 1 1 + m v m v 2 2

      vf =

    • m m
    • 1 2

      3. Tumbukan dalam Dua Dimensi

        Jumlah momentum dua partikel yang bertumbukan yang terisolasi adalah konstan yang dikenal sebagai hukum kekekalan momentum.

        Hukum kekekalan momentum tersebut mengimplikasikan bahwa jumlah momentum dalam arah x dan y adalah konstan. Tumbukan dua dimensi memiliki dua komponen persamaan hukum kekekalan momentum:

        m v m v m v m v 1 1 i x + + 2 2 ix = 1 1 fx 2 2 fx 1 1 i y 2 2 iy 1 1 fy + + m v m v = m v m v 2 2 fy

        Dua buah bola billiard bertumbukan dalam dua dimensi. Bola pertama m bergerak dengan kecepatan v menumbuk bola kedua m 1 1 2 yang diam. Setelah tumbukan bola pertama m bergerak dengan 1 membentuk sudut θ terhadap horizontal. Demikian juga setelah tumbukan bola kedua bergerak membentuk sudut

        m α terhadap 2

        horizontal. Dengan menerapkan hukum kekekalan momentum pada masing-masing komponen didapatkan:

      • m v = v v cos m v cos
      • 1 1 1 1 f θ α 2 2 sin sin

          = m v θ − m v α 1 1 2 2 f

        E. LEMBAR KERJA SISWA

          Lembar kerja siswa merupakan rancangan kegiatan yang dibuat khusus untuk siswa, yang digunakan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

          Lembar kerja siswa yang paling baik adalah lembar kerja siswa yang dapat melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan yang relevan dan berkesinambungan. Bagian terpenting dari lembar kerja siswa adalah kegiatan belajar yang berisi penjelasan singkat kegiatan yang akan dilakukan, pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, mengerjakan tugas, dan tempat menuliskan jawaban pertanyaan serta kesimpulan.

          Lembar kerja siswa dibuat dengan maksud untuk membimbing siswa secara terstruktur yang kegiatanya memberikan daya tarik terhadap siswa.

          Sistem instruksional atau lembar kerja siswa merupakan suatu cara yang berguna sebagai jembatan untuk memahami dari berbagai konsep ilmiah melaui beberapa media (Munandar, 1990: 25). Keuntungan menggunakan lembar kerja siswa yang dikemukakan oleh Winarno (1992 : 92) adalah :

          a. Pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar, hasil eksperimen atau hasil penyelidikan yang banyak berubungan dengan minat mereka

          b. Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian