Proses Pengolahan

3.1. Proses Pengolahan Proses pengolahan susu bubuk full cream dalam kemasan paper sack (25 kg) di PT.

  Menara Sumberdaya Indonesia terdiri dari beberapa tahap meliputi persiapan bahan, penyaringan, pengisian dalam Intermediate Bulk Container (IBC), blending (pencampuran), pemberian stempel sack, pengemasan, penimbangan, pengepresan dan penjahitan kemasan sack,

  

metal detector, pemasangan sticker, serta penyimpanan dalam gudang produk jadi sebelum

didistribusikan.

3.1.1. Persiapan Bahan

  Bahan baku yang telah sesuai standar dan akan dipergunakan dalam proses produksi, terlebih dahulu diangkut dari gudang bahan baku menuju ruang persiapan oleh leader gudang menggunakan truck. Proses persiapan bahan baku atau formulasi ini sangat penting didalam pengolahan susu bubuk full cream karena pada proses ini menentukan produk yang dihasilkan sesuai permintaan konsumen. Jumlah dari setiap bahan baku yang digunakan untuk pengolahan susu bubuk full cream telah ditetapkan oleh leader formulasi. Pada proses persiapan bahan baku dilakukan di area persiapan dimana ruangan ini terletak dekat dengan ruang produksi, yang memiliki luas ruangan cukup besar sehingga memudahkan forklift untuk bergerak.

  Bahan baku yang digunakan seperti susu bubuk full crem, skim milk powder, non dairy

  

creamer, whey bubuk dan maltodextrin disusun dalam satu pallet dengan jumlah keseluruhan

  yaitu 35 sack (25kkg/sack) untuk satu kali produksi. Setelah bahan baku dipersiapkan diatas

  

pallet, bahan baku tersebut diangkut ke dalam ruang produksi dengan menggunakan forklift ke

dalam ruang Sack Tip Unit (STU) yang berada dilantai 2 dalam ruang produksi.

  3.1.2. Penyaringan

  Sebelum dilakukan proses penyaringan, bahan baku yang dikemas dengan kemasan

  

paper sack (25 kg) dibuka terlebih dahulu jahitan dan plastiknya secara manual oleh karyawan

  produksi. Proses penyaringan bahan baku untuk pengolahan susu bubuk full cream menggunakan mesin Sack Tap Unit yang didalamnya terdapat kawat ayakan berukuran 40 mesh dan magnetic

  

trap dengan diameter 50 cm yang berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan baku dengan

  cara kerja yaitu adanya getaran pada mesin sehingga kotoran akan tersaring seperti serpihan kayu, potongan kertas, plastik, kerikil, dan serpihan logam pada saat bahan baku turun dan masuk ke dalam Intermediate Bulk Container (IBC).

  3.1.3. Pengisian dalam Intermediate Bulk Container (IBC)

  Proses pengisian ke dalam IBC ini dilakukan dengan melewatkan bahan baku hasil penyaringan STU melalui pipa plastik berdiameter 50 cm yang terhubung dengan head IBC yang berada di lantai 1. IBC yang digunakan oleh PT. Menara Sumberdaya Indonesia berbentuk seperti BIN atau Container yang berkapasitas 875 kg terbuat dari stainless steel 304. Setelah proses pengisian dalam IBC selesai, selanjutnya dilakukan penutupan head IBC dan siap diangkut oleh forklift ke dalam mesin blending.

III.2.4 Pencampuran

  Proses pencampuran ini dilakukan dengan menggunakan blending machine. PT. Menara Sumberdaya Indonesia merupakan salah satu dari 3 perusahaan yang memiliki mesin blending yang cukup unggul di Indonesia. Mesin blending ini memiliki sensor untuk IBC masuk ke dalamnya dan terkunci rapat. Cara kerja mesin blending tersebut dengan gerakan memutar IBC kapasitas mesin yang sangat besar, mudah digunakan, dan cepat pengerjaannya sehingga dalam waktu 5 menit dengan rotasi putaran 15 rpm bahan baku tersebut seperti susu bubuk full cream,

  

skim milk powder, whey bubuk, dan maltodextrine sudah dapat tercampur secara merata dalam

  IBC diangkut dengan menggunakan forklift ke dalam mesin powder packer dilantai 2 yang letaknya bersebrangan dengan mesin STU untuk dilakukan proses pengemasan.

  3.2.5 Pemberian Stempel Sack

  Pemberian stempel pada kemasan sack sudah disiapkan saat sebelum proses pengemasan dimulai yang dilakukan didalam area produksi. Pemberian stempel tersebut dilakukan dengan cara pemberian cap pada kemasan yang dilakukan secara manual oleh karyawan produksi. Pengaturan batch number dan number production date, dan expire date harus sesuai dengan tanggal saat produksi berlangsung. Pemberian stempel sack bertujuan untuk dokumentasi dan mempermudah proses telusur pada produk yang sudah keluar dari pabrik, tinta yang digunakan harus jelas terbaca, tidak boleh ada satu angka pun yang hilang.

  3.2.6 Pengemasan

  Proses pengemasan susu bubuk full cream menggunakan mesin powder packer. Mesin

  

powder packer ini seperti station tempat IBC diletakan yang berbentuk persegi panjang dan

  ditengahnya terdapat kerucut terbalik. IBC akan diangkut dengan forklift dari mesin blending untuk disimpan diatas powder packer. IBC memiliki kerucut berdiameter 70 cm pada bagian bawahnya, dengan pengaturan mesin sistem discharge secara otomatis produk hasil pencampuran akan turun secara perlahan kedalam kemasan dilantai 1 melalui pipa plastik, dan corong stainless steel dan kemasan disimpan diatas meja stainless steel. Produk yang turun berjumlah 25 kg pada setiap kemasannya. Kemasan tersebut telah dipersiapkan dan disusun secara rapi sebelum proses pengemasan oleh karyawan produksi. Kemasan primer yang digunakan yaitu plastik LDPE dan kemasan sekunder berupa multi wallpaper sack.

  3.2.7 Penimbangan

  Setelah selesai pengisian ke dalam kemasan kemudian dilakukan penimbangan untuk pengecekan berat apabila produk melebihi berat yang telah ditentukan maka akan dikurangi.

  Batas maksimum untuk penimbangan produk dalam kemasan sack yaitu 25,27 kg, dikarenakan berat kemasan primer dan sekunder tersebut 0,27 kg. Setelah proses penimbangan selesai pada produk yang sudah dikemas, ujung kemasan akan dirapihkan dan diangkut keatas conveyor oleh karyawan untuk dilakukan pengepresan dan penjahitan pada ujung kemasan.

  3.2.8 Pengepresan dan Penjahitan Sack Didalam proses pengepresan dan penjahitan produk dalam kemasan paper sack di PT.

  Menara Sumberdaya Indonesia dilakukan dalam satu mesin yaitu sealing, dan sewing. Setelah

  

o

  penimbangan dilakukan sealing dengan suhu 80 C selama 4 detik untuk mendapatkan sack yang telah berisi produk agar aman selama penyimpanan dan tidak terkontaminasi, dilanjutkan dengan proses sewing selama 8 detik menggunakan benang nylon ukuran 0,02 µm sehingga produk lebih tertutup rapat, mencegah kebocoran saat pengangkutan. Produk dalam kemasan sack yang benar- benar sudah dilakukan pengepresan dan penjahitan kemudian diratakan permukaannya dan keluar melalui conveyor.

  3.2.9 Pengecekan dengan Metal Detector

  Produk kemasan sack yang berjalan diatas conveyor akan melewati metal detector dimana metal detector befungsi untuk mendeteksi keberadaan logam pada produk yang sudah

  3.2.10 Pemasangan stiker

  Pada proses akhir yaitu pemberian stiker best quality dilakukan handsealing secara manual oleh karyawan dalam waktu 20 detik. Hal tersebut dilakukan untuk menutup jahitan pada kemasan hasil proses sewing sehingga membuat kemasan terlihat rapih dan untuk memastikan produk benar-benar aman sampai ke tangan konsumen.

  3.2.11 Penyimpanan dan Penggudangan

  Setelah melalui proses pengemasan dengan baik, produk disusun diatas pallet untuk

  o

  dimasukkan ke dalam gudang produk jadi dengan suhu ruangan ±26-28

  C. Bagian QC akan mengecek produk hasil proses tersebut dengan cara mengambil beberapa sampel. Penyimpanan dalam gudang produk jadi disesuaikan dengan jenis produk serta tanggal produksi dan diatur susunannya dengan menggunakan handklift. Produk yang lolos dari karantina dan dinyatakan aman siap untuk dikirim.

1.1 Proses Pengolahan Tahapan proses pembuatan produk susu bubuk full cream yang dilakukan di pabrik di PT.

  Menara Sumberdaya Indonesia sebagai berikut :

  9.2.1 Persiapan Bahan

  Pada tahap pertama dilakukan tahap persiapan bahan atau formulasi dimana bahan baku seperti susu bubuk full cream, skim milk powder, whey bubuk, maltodextrin dan creamer akan disiapkan diatas pallet yang jumlahnya telah ditetapkan dengan cara mengatur presentase bahan- bahan yang akan dicampurkan. Sehingga produk susu bubuk full cream sesuai dengan spesifikasi, nilai gizi dan komposisinya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh konsumen. Kemudian setiap pallet dibawa ke ruang penyaringan dengan menggunakan forklift.

  9.2.2 Penyaringan

  Setelah itu dilakukan proses penyaringan, bahan baku yang dikemas dibuka terlebih dahulu jahitan dan plastiknya secara manual oleh karyawan produksi untuk menghindari benda asing yang terbawa pada proses selanjutnya . Pada tahap ini, alat yang digunakan adalah mesin

  

Sack Tap Unit yang didalamnya terdapat kawat ayakan berukuran 40 mesh serta magnetic trap

  dengan diameter 50 cm yang akan dilewati oleh bahan baku secara kontinyu masuk kedalam IBC.

  9.2.3 Pengisian dalam Intermediate Bulk Container (IBC)

  Bahan baku yang telah melewati mesh dan magnetic trap akan masuk ke dalam

  

Intermediate Bulk Container (IBC) melalui satu corong dimana posisi Intermediate Bulk

Container (IBC) berada dibawah mesi STU.

  9.2.4 Pencampuran

  Setelah proses pengisian IBC dilakukan proses pencampuran yang bertujuan agar membentuk suatu uniform atau seragam dari beberapa konstituan. Alat yang digunakan pada proses ini adalah blending machine dengan Intermediate Bulk Container (IBC) sebagai wadah bahan baku yang akan dicampur. Dimana IBC akan berputar dengan kecepatan 15 rpm selama 5 menit pada suatu ruang tertutup. Lama waktu pencampuran tersebut sesuai dengan spesifikasi dan kandungan bahan baku yang digunakan. Apabila proses pencampuran menggunakan waktu 10-15’ maka akan terjadi tumbukan antara partikel bahan dengan bahan dan partikel bahan dengan mesin menimbulkan listrik statis yaitu dihasilkannya panas yang menyebabkan adanya gumpalan atau aglomerat. Homogenitas bahan yang dicampurkan akan mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan.

  9.2.5 Pengemasan

  Proses pengisian produk kedalam sack dilakukan melaui corong yang menghubungkan antara Intermediate Bulk Container (IBC) dengan mesin pengemas yaitu powder packer.

  Kemasan sack yang digunakan sudah diberi stempel sebelum proses pengemasan dimulai yang dilakukan didalam area produksi yang terdiri dari batch number, number production date, dan

  

expire date. Proses pengisian ini dilakukan secara otomatis dimana mesin akan mengeluarkan

  9.2.6 Penimbangan

  Proses penimbangan dilakukan untuk pengecekan kembali berat produk pada setiap kemasannya. Setiap kemasan paper sack harus memiliki bobot sebesar 25 kg, apabila produk melebihi berat yang telah ditentukan maka akan dikurangi. Batas maksimum untuk penimbangan produk dalam kemasan sack yaitu 25,27 kg, dikarenakan berat kemasan primer dan sekunder tersebut 0,27 kg.

  9.2.7 Pengepresan dan Penjahitan Sack

  Setelah itu dilakukan proses sealing dan sewing agar produk selalu aman selama masa penyimpanan dan pendistribusian sebelum sampai ke tangan konsumen. Sealing atau

  o

  pengepresan dilakukan pada kemasan primer yaitu plastik LDPE dengan suhu 80 C setelah itu dilakukan seawing atau penjahitan pada kemasan sekunder dengan menggunakan benang nylon.

  9.2.8 Pengecekan dengan Metal Detector

  Kemudian produk kemasan sack diatas conveyor akan melewati metal detector dimana

  

metal detector berfungsi untuk mendeteksi keberadaan logam pada produk yang sudah dikemas

sehingga dapat menjaga keamanan produk dari benda logam.

  9.2.9 Pemasangan Sticker

  Pemberian sticker best quality dilakukan untuk menutup jahitan pada kemasan hasil proses sewing sehingga kemasan terlihat rapih. Proses ini dilakukan secara manual oleh karyawan.

9.2.10 Penyimpanan dan Penggudangan

  Produk disusun diatas pallet untuk dimasukkan ke dalam gudang produk jadi dengan

  o

  suhu ruangan ±26-28 C untuk dikarantina. Proses pendistribusian produk di PT. Menara Sumberdaya Indonesia menggunakan sistem FIFO (First In First Out). Pengiriman produk akhir disertai nama produk dan artikel, tanggal kirim, CoA (Certificate of Analyze), sertifikat halal dan tanggal kadaluarsa. PT. Menara Sumberdaya Indonesia telah melaksanakan GMP (Good Manufacturing Practice) dimulai dari peralatan produksi, karyawan produksi dan penanganan limbah produksi sehingga PT. Menara Sumberdaya Indonesia dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena telah bersertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).