Hubungan antara kematangan emosi dengan perilaku konsumtif pada usia dewasa awal - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA USIA DEWASA AWAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Lusia Dyah Pratiwi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA USIA DEWASA AWAL Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Lusia Dyah Pratiwi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

“Kesuksesan dimulai ketika kita mulai menciptakan impian

jauh ke depan. Saat kita berkomitmen untuk mencapai

impian itu, maka selanjutnya impian itu yang akan menjadi

magnet dan menarik kita ke sana.”

  • -Walt Disney-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

PERILAKU KONSUMTIF PADA USIA DEWASA AWAL

Lusia Dyah Pratiwi

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kematangan

emosi dengan perilaku konsumtif pada usia dewasa awal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada

hubungan negatif antara kematangan emosi dengan perilaku konsumtif pada usia dewasa awal.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 70 orang yang terdiri dari 29 subjek laki-laki dan 41

subjek perempuan dengan rentang usia 20 sampai dengan 40 tahun serta bertempat tinggal di

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik SPSS (Statistical Product & Service Solution)

versi 16.0 untuk menganalisis data penelitian. Skala kematangan emosi dengan jumlah 38 item

memiliki reliabilitas sebesar 0,905 dan skala perilaku konsumtif dengan jumlah 40 item memiliki

reliabilitas sebesar 0,921. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product

Moment Pearson . Analisis data mengindikasikan adanya korelasi negatif antara kematangan emosi

dengan perilaku konsumtif. Hasilnya ditunjukkan dengan nilai sebesar -0,546 pada taraf

signifikansi 0,01 dan probabilitas sebesar 0,000 (p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada

hubungan yang negatif dan signifikan antara kematangan emosi dengan perilaku konsumtif. Kata kunci : kematangan emosi, perilaku konsumtif, dewasa awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL MATURITY WITH

CONSUMPTIVE BEHAVIOR IN EARLY ADULTHOOD

Lusia Dyah Pratiwi

ABSTRACT

  This research aims to determine whether there was a relationship between the emotional

maturity to consumptive behavior in early adulthood. The hypothesis in this study was relevance

between negative relationship in emotional maturity with consumptive behavior in early

adulthood. Subject of this research were 70 persons consisting of 29 male subjects and 41 female

subjects with age range 20 to 40 years and stay in Yogyakarta. This research used a technique

SPSS (Statistical Product & Service Solutions) version 16.0 to analyze research data. Emotional

maturity scale with 38 items with reliability of 0,905 and the scale of consumptive behavior with

the number of 40 items had the value of reliability was 0,921. The method of data analysis was the

Pearson Product Moment Correlation analysis method. Data analysis indicates a negative

correlation between the emotional maturity to consumptive behavior. The result was shown with a

value of -0,546 at a significance level of 0,01 and a probability of 0,000 (p <0,01). That shows

there was relationship between a negative and significant relationship with the emotional maturity

to consumptive behavior. Key words: emotional maturity, consumptive behavior, early adulthood

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas rahmat, penyertaan dan berkatNya yang penulis rasakan dari memulai penulisan skripsi sampai penulus dapat menyelesaikan skripsi yang disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan skripsi ini telah mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan melimpahkan berkatNya setiap saat dalam berbagai pengalaman hidup yang penulis alami sehingga penulis dapat terus bangkit dan menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing penulis selama studi di Fakultas Psikologi ini.

  7. Seluruh staf sekretariat Fakultas Psikologi Ibu Nanik, Pak Gie, Mas Gandung, Mas Muji, dan Mas Doni yang selalu mendukung dan memberikan pelayanan yang terbaik.

  8. Kedua orang tuaku Bapak Tarsisius Pardjimo dan Ibu Yustina Sukapdiyah, Mas Toni, Andre, dan seluruh saudara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih telah menyayangi dan mencintai saya dengan sangat luar biasa. I love you all. I will do the best.

  9. Diriku sendiri, terima kasih sudah mau berjuang dalam perjalanan ini dan untuk kembali memulai perjalanan baru lagi. Aku pasti bisa!!!

  10. Teman-teman seperjuangan (angkatan 2007) Ika, Ina, Devi, David, Ira, Goseta, Ayu, Ayu Ndut, Damar, Ditra, Odil, Wulan, Vivi, Putu, Reni, Wini, Nindya dan teman-teman lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu. Terima kasih telah memberikan dukungan yang luar biasa selama menjalani studi di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tinggal di Yogyakarta. Mba Siwi, Mba Ocha, Mba Eka, Mba Jupi, Cik Lian, Cik Winny, Devi, Bonita, Fany, Shinta, Mengty, Ayu, Odil, Inggrid terima kasih buat keceriaan, keakraban dan kekeluargaan selama ini.

  14. Mas John, Vita, Indah, dan teman-teman yang lain dalam membantu menyebarkan skala penelitian, terima kasih banyak atas bantuan kalian.

  15. Semua pihak yang telah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki karya ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan semua pihak pada umumnya.

  Yogyakarta, 25 April 2012 Penulis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. iii HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………. v ABSTRAK………………………………………………………………… vi ABSTRACT………………………………………………………………. vii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………….. viii KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ix DAFTAR ISI……………………………………………………………… xii DAFTAR TABEL………………………………………………………… xv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xvi BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………..

  1

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Efek Kematangan Emosi……………………………………… 14

  B. Perilaku Konsumtif………………………………………………... 15

  1. Perilaku………………………………………………………... 15

  2. Perilaku Konsumtif……………………………………………. 15

  3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif……………………………... 16

  4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif……… 19

  C. Masa Dewasa Awal……………………………………………….. 20

  1. Pengertian Dewasa Awal……………………………………… 20

  2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal………………………….. 22

  3. Perkembangan Dewasa Awal…………………………………. 23

  D. Dinamika antara Kematangan Emosi dengan Perilaku Konsumtif pada Usia Dewasa Awal…………………………………………...

  25 E. Hipotesis…………………………………………………………... 28

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 29 A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data…………………………... 32

  1. Skala Kematangan Emosi…………………………………….. 32

  2. Skala Perilaku Konsumtif…………………………………….. 33

  F. Pengujian Alat Ukur Penelitian…………………………………… 34 1. Validitas………………………………………………….......

  34

  2. Uji atau Seleksi Item………………………………………….. 34

  3. Reliabilitas…………………………………………………….. 37

  G. Metode dan Teknik Analisis Data………………………………… 38 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………..

  39 A. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………. 39

  B. Analisis Hasil Penelitian…………………………………………... 39

  1. Deskripsi Subjek Penelitian…………………………………... 39

  2. Deskripsi Data Penelitian…………………………………….. 41

  3. Uji Asumsi……………………………………………………. 42

  4. Uji Hipotesis………………………………………………….. 45

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Item Skala Kematangan Emosi Sebelum Uji Coba .......................................................................

  32 Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Perilaku Konsumtif Sebelum Uji Coba ....................................................................... 33

Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Kematangan Emosi

  Setelah Uji Coba ......................................................................... 36

Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Kematangan Emosi

  Saat Penelitian ............................................................................ 36

Tabel 3.5 Distribusi Item Skala Perilaku Konsumtif

  Setelah Uji Coba ......................................................................... 37

Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Perilaku Konsumtif

  Saat Penelitian ............................................................................ 37

Tabel 4.1 Tabel Kategorisasi Tingkat Kematangan Emosi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1.1 Skala Kematangan Emosi dan Perilaku Konsumtif Try Out ................................................ 57

  Lampiran 1.2 Tabulasi Data Skala Kematangan Emosi Try Out ................ 70 Lampiran 1.3 Tabulasi Data Skala Perilaku Konsumtif Try Out ................ 78 Lampiran 1.4 Perhitungan Seleksi Item dan Reliabilitas

  Skala Kematangan Emosi Try Out ...................................... 86 Lampiran 1.5 Perhitungan Seleksi Item dan Reliabilitas

  Perilaku Konsumtif Try Out ................................................ 92 Lampiran 2.1 Skala Kematangan Emosi dan Perilaku Konsumtif Penelitian .............................................

  98 Lampiran 2.2 Tabulasi Data Skala Kematangan Emosi Penelitian ............. 110 Lampiran 2.3 Tabulasi Data Skala Perilaku Konsumtif Penelitian............. 116 Lampiran 2.4 Perhitungan Uji Normalitas .................................................. 122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran 2.8 Perhitungan Uji T-Test Skala Kematangan Emosi ............... 133 Lampiran 2.9 Perhitungan Uji T-Test Skala Perilaku Konsumtif ............... 134 Lampiran 2.10 Perhitungan Uji Hipotesis ................................................... 135 Lampiran 2.11 Perhitungan Uji Hipotesis

  Aspek-aspek Kematangan Emosi ........................................ 136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dan teknologi saat ini seringkali menuntut individu untuk semakin berkembang dalam hal pemuasan kebutuhan hidup. Pemuasan kebutuhan hidup individu tersebut dapat menyebabkan keinginan

  individu untuk membeli semakin bertambah. Kebiasaan dan gaya hidup juga berubah dalam waktu yang relatif singkat menuju ke arah yang semakin mewah dan berlebihan, misalnya dalam hal penampilan maupun pemenuhan kebutuhan hidup yang lain. Kegiatan membeli dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup ini dilakukan hanya sekedar mengikuti arus perkembangan zaman. Individu hanya ingin mencoba produk terbaru yang ditawarkan dan ingin memperoleh pengakuan sosial di dalam lingkungan.

  Lina dan Rosyid (1997) mengatakan berbagai macam tawaran produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Produk yang ditawarkan tidak hanya produk yang dapat memuaskan kebutuhan individu, namun terdapat pula produk yang dapat memuaskan kesenangan individu semata. Sehingga, hal tersebut dapat membuat individu membeli sesuatu tanpa didasari pada kebutuhan yang sebenarnya sehingga menyebabkan individu menjadi boros. Perilaku individu tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku konsumtif.

  Pesatnya jaringan internet secara tidak langsung juga dapat mendorong individu melakukan perilaku konsumtif. Para produsen membuat banyak tawaran melalui online shop dengan menawarkan berbagai macam fasilitas dan berbagai kemudahan dalam melakukan pembelian. Selain hal tersebut, tawaran produk dengan menggunakan potongan harga yang cukup tinggi mampu membuat para konsumen menjadi bersikap konsumtif.

  Pembelian dan pemakaian suatu produk bukan lagi semata-mata untuk memenuhi kebutuhan. Seringkali pembelian dan pemakaian barang itu didorong oleh keinginan yang kurang berguna seperti mengikuti mode, menaikkan harga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  konsumtif dapat terjadi pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial. Hal tersebut membuat individu akan membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau mahal serta barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi individu yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu. Dampak yang lain yaitu dapat mengurangi kesempatan individu untuk menabung karena individu akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung. Individu tersebut cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang unduh 27 Februari 2012).

  Perilaku konsumtif ini dapat melanda individu usia peralihan dari masa remaja ke masa dewasa. Pada masa dewasa awal ini, individu memasuki sebuah status sosial yang baru. Individu tidak lagi dianggap sebagai seorang anak-anak atau seorang remaja. Masa dewasa awal dituntut untuk melakukan tugas perkembangan sesuai dengan rentang usia individu pada masa dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Masa dewasa awal adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dimunculkan di pasaran. Kelompok ini juga diyakini selalu ingin mengikuti trend gaya hidup terkini, terlepas dari apakah sesungguhnya mereka benar-benar membutuhkan produk tersebut dan mendapat manfaat dari produk yang dikonsumsinya (Schiffman & Kanuk, 2003).

  Seorang individu yang berada di usia dewasa awal terutama individu yang telah memiliki pekerjaan tetap dan sedang dalam kondisi prima dalam karirnya.

  Pada usia dewasa awal ini individu mulai merasakan dilematis dalam kehidupan dan keuangannya. Individu sudah bisa punya uang sendiri dengan jenjang karir yang terbentang di depan mata dan sudah bisa berbelanja dengan uang sendiri, serta adanya tuntutan usia untuk segera menikah. Individu pada usia dewasa awal ini akan merubah penampilan dan gaya hidup mereka. Individu tersebut akan cenderung melakukan perilaku konsumtif untuk merubah penampilan dan gaya hidup mereka yang awalnya berprofesi menjadi mahasiswa kemudian menjalankan karir dan hidup berkeluarga.

  Perilaku individu dalam melakukan sebuah pembelian dapat dipengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Adakalanya emosi melanda individu dengan hebat, sehingga membingungkannya sementara individu lainnya tidak menyadari keberadaannya.

  Pengaruh emosi dapat didukung dengan penelitian yang dilakukan Lina dan Rosyid (1997) mengungkapkan adanya pengaruh dari kontrol diri terhadap perilaku konsumtif. Selain itu, penelitian Anggarasari (1997) mengungkapkan adanya hubungan tingkat religiusitas dan perilaku konsumtif pada perempuan.

  Dampak dalam penelitian Anggarasari (1997) ini mengungkapkan bahwa kaum wanita memiliki pegangan yang kuat dalam menghadapi semakin beragamnya tawaran barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen. Dalam penelitian Lina dan Rosyid, Hadipranata (dalam Nashori,1991) mengamati bahwa wanita mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibanding pria. Hal ini disebabkan konsumen wanita cenderung lebih emosional, sedangkan konsumen pria lebih nalar.

  Chaplin (2000) mendefinisikan kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mencapai kematangan dalam hal emosi dapat diidentifikasikan sebagai individu yang dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang (Hurlock, 1994). Individu pada usia dewasa awal dengan kematangan emosi yang baik akan lebih menggunakan akal sehat dan tidak cepat termakan rayuan dari lingkungan sekitar maupun diri sendiri.

  Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus pada hubungan antara kematangan emosi dengan perilaku konsumtif pada usia dewasa awal.

  B. Rumusan Masalah

  Pertanyaan penelitian yang muncul yaitu adakah hubungan kematangan emosi dengan perilaku konsumtif pada usia dewasa awal ?

  C. Tujuan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Manfaat Teoritis : Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu mampu memberikan referensi dan sumbangan ilmu pengetahuan bagi psikologi perkembangan dan psikologi konsumen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Kematangan Emosi

1. Pengertian Kematangan Emosi

  Individu dalam mendefinisikan emosi seringkali mengalami kesulitan karena tidak mudah mengatakan apakah seseorang dalam keadaan emosi atau tidak. Badan, pikiran, dan wajah memainkan peran penting dalam emosi. Walaupun para psikolog memperdebatkan komponen-komponen tersebut yang merupakan aspek paling penting dalam emosi dan bagaimana mereka tercampur untuk menghasilkan pengalaman emosi tertentu. Emosi (emotion) adalah perasaan atau afeksi yang sadar melibatkan rangsangan fisiologis (seperti denyut jantung yang cepat), pengalaman sadar (seperti memikirkan keadaan jatuh cinta dengan seseorang), dan ekspresi perilaku (sebuah senyuman atau raut muka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Setiap individu menginginkan adanya perubahan dalam dirinya. Salah satu adalah perubahan dalam hal emosi. Emosi yang matang dapat menjadikan individu tersebut lebih dapat menempatkan dirinya sesuai dengan keadaan. Kematangan emosi sangat diperlukan untuk pendewasaan diri. Individu yang telah mencapai kematangan dalam hal emosi dapat diidentifikasikan sebagai individu yang dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang (Hurlock, 1994).

  Menurut Chaplin (2002), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak. Individu dikatakan telah mencapai kematangan emosi apabila mampu mengontrol dan mengendalikan emosinya sesuai dengan taraf perkembangan emosinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan menunda pemuasan serta menangani kecemasan. Seseorang yang mempunyai kemampuan mengendalikan dorongan hati mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan, individu mampu membuat keputusan emosi yag lebih baik dengan mengendalikan dorongan terlebih dahulu kemudian bertindak dan mengidentifikasikan tindakan alternatif serta konsekuensi dari tindakannya.

  Young (Powell, 1963) mengemukakan kematangan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol dan mengendalikan emosi.

2. Aspek-aspek Kematangan Emosi

  Petunjuk dari kematangan emosi adalah apabila seseorang menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum ia bereaksi secara emosional dan tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang, sehingga akan menimbulkan reaksi emosional yang stabil dan tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Dapat melihat situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang, dan mengabaikan rangsangan yang dapat menimbulkan ledakan emosi.

  c. Memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati lain seperti dalam periode sebelumnya.

  Enam aspek kematangan emosi menurut Overstreet unduh 25 Agustus 2011) yaitu :

  a. Sikap untuk belajar Bersikap terbuka untuk menambah pengetahuan dari pengalaman hidupnya. Inividu yang matang emosinya mampu mengambil pelajaran dari pengalaman hidupnya dan pengalaman individu lain di sekitarnya yang digunakan dalam menjalani kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif Adanya kemampuan untuk mengatakan apa yang hendak dikemukakan dan mampu mengatakannya dengan percaya diri, tepat dan peka akan situasi.

  d. Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial Individu yang matang mampu melihat kebutuhan individu lain dan memberikan potensi dirinya untuk dibagikan pada individu lain yang membutuhkan. Individu yang matang mampu menunjukkan ekspresi cintanya dan mampu menerima cinta dari individu lain.

  e. Beralih dari egosentrisme ke sosiosentrisme Individu mampu melihat dirinya sebagai bagian dari kelompok.

  Individu mengembangkan hubungan afeksi, saling mendukung, dan bekerja sama. Diperlukan adanya empati, sehingga dapat memahami perasaan individu lain.

  f. Falsafah hidup yang terintegrasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Setelah melihat dan meninjau aspek-aspek kematangan emosi dari beberapa teori, menurut penulis aspek-aspek tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

  a. Kemampuan untuk mengontrol emosi Individu yang memiliki kemampuan mengontrol emosi cenderung akan memiliki emosi yang stabil. Tidak meledakkan emosi di hadapan individu lain melainkan mampu mengekspresikan emosi tersebut secara wajar. Individu juga mampu melihat situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional.

  b. Kemampuan untuk menjalin relasi sosial Individu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik yaitu mampu untuk mengatakan apa yang hendak dikemukakan serta mampu mengatakan dengan percaya diri. Selain itu, individu mampu melihat kebutuhan individu lain dan memberikan potensi diri yang dimiliki untuk diberikan kepada individu lain yang membutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Memiliki pandangan hidup yang luas Individu mampu berpikir secara matang dan bersifat menyeluruh dengan melihat berbagai macam fakta-fakta di lingkungan sekitar.

  Sehingga, masa depan dapat dibuat dengan berbagai pertimbangan dan didasarkan dengan penilaian yang obyektif dan bebas dari prasangka.

  Selain itu perlu didasarkan pemikiran sosiosentrisme yaitu mengembangkan hubungan afeksi, saling mendukung dan bekerja sama.

3. Efek Kematangan Emosi

  Individu yang sudah matang dalam emosi akan mengalami (Hurlock, 1994) :

  a. Penerimaan secara sosial Individu yang matang secara emosi akan diterima oleh masyarakat karena individu mudah untuk menyesuaikan diri dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Perilaku Konsumtif

1. Perilaku

  Perilaku merupakan suatu perbuatan atau tindakan dan perkataan individu yang terwujud di gerakan yang sifatnya nampak maupun tidak nampak. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya melainkan akibat dari stimulus yang diterima oleh individu, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, sebagian besar perilaku individu tersebut berdasarkan respon terhadap stimulus eksternal.

  Skinner (1976) membedakan perilaku menjadi dua bagian, yaitu:

  a. Perilaku yang alami (innate behavior, yaitu perilaku yang dibawa sejak individu dilahirkan berupa refleks-refleks dan insting-insting.

  b. Perilaku operan (operant behavior), yaitu perilaku yang dibentuk melalui proses belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diperlukan sehingga sifatnya berlebihan. Manusia jadi lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan dan cenderung dikuasai oleh hasrat keduniawian dan kesenangan material semata.

  Gilarso (1992) menyatakan perilaku konsumtif adalah kecenderungan untuk membeli, memiliki dan memanfaatkan sesuatu tidak dengan pemikiran dan pertimbangan yang rasional juga tidak dengan rencana. Individu cenderung membeli, memiliki dan memanfaatkan sesuatu karena individu tersebut menginginkannya bukan karena kebutuhan, tidak memikirkan maupun mempertimbangkan secara rasional apa yang individu tersebut beli.

  Menurut Shiffman dan Kanuk (1997) dalam perilaku konsumen ada motivasi rasional dan motivasi emosional. Motivasi rasional jika mereka mempertimbangkan dan memilih salah satu alternatif yang benar-benar bermanfaat, di mana tujuan yang dipilih oleh konsumen berdasar pada kriteria obyektif. Sedangkan motivasi emosional dipakai oleh konsumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  konsumen. Informasi mengenai berbagai macam produk dapat melalui iklan, promosi langsung, maupun direct selling.

  Lina dan Rosyid (1997) menyebutkan ada tiga aspek dalam perilaku konsumtif, yaitu: a. Pembelian impulsif

  Pembelian yang didasarkan pada dorongan dalam diri individu yang muncul tiba-tiba.

  b. Pembelian tidak rasional Pembelian yang dilakukan tidak didasarkan karena kebutuhan, tetapi karena gengsi agar dapat dianggap sebagai orang yang modern atau mengikuti mode.

  c. Pembelian boros atau berlebihan Pembelian suatu produk secara berlebihan yang dilakukan oleh konsumen tanpa adanya sebuah pertimbangan. Pembelian biasanya didasarkan adanya keinginan dan kesenangan semata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Pemborosan Perilaku konsumtif sebagai suatu perilaku membeli yang menghambur-hamburkan banyak dana.

  c. Mencari kesenangan (Pleasure Seeking) Perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli yang dilakukan semata-mata untuk mencari kesenangan.

  d. Mencari Kepuasan (Satisfaction Seeking) Perilaku konsumtif didasari pada keinginan untuk selalu lebih dari yang lain, selalu ada ketidakpuasan dan usaha untuk memperoleh pengakuan, serta biasanya diikuti oleh rasa bersaing yang tinggi.

  Setelah melihat dan meninjau aspek-aspek perilaku konsumtif dari beberapa teori, menurut penulis aspek-aspek tersebut dapat dikelompokkan menjadi :

  a. Impulsif Perilaku membeli yang terjadi tiba-tiba tanpa ada perencanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Kepuasaan dan kesenangan Perilaku membeli yang dilakukan untuk mendapatkan pemenuhan kesenangan dan kepuasaan bukan untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kesenangan dan kebutuhan ini berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan dan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Biasanya diikuti oleh rasa bersaing yang tinggi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

  Tinjauan mengenai perilaku konsumtif dapat ditelusuri melalui pemahaman mengenai perilaku konsumen. Perilaku konsumen dalam membeli barang dipengaruhi oleh dua faktor :

  a. Faktor eksternal Faktor eksternal meliputi kebudayaan dan kebudayaan khusus, kelas sosial, kelompok sosial, kelompok referensi, serta keluarga.

  Kebudayaan yang tercermin dalam cara hidup, kebiasaan dan tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mempengaruhi pemilihan produk atau merk barang. Keluarga juga bagian dari faktor eksternal yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.

  b. Faktor internal Faktor internal meliputi motivasi dan harga diri, pengamatan dan proses belajar, serta kepribadian dan konsep diri. Motivasi merupakan pendorong perilaku individu dalam melakukan pembelian atau penggunaan jasa yang tersedia di pasar. Harga diri juga berpengaruh pada perilaku membeli individu. Individu yang memiliki harga diri rendah cenderung lebih mudah terpengaruh daripada individu yang memiliki harga diri tinggi (Sears, Freedman, and Peplau, 1992).

C. Masa Dewasa Awal

1. Pengertian Dewasa Awal

  Masa dewasa atau adult berasal dari kata Latin bentuk past

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  seperti peran suami atau istri, orang tua, pencari nafkah dan mulai mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan, dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas baru. Penyesuaian diri ini menjadikan periode ini suatu periode yang khusus dan sulit dari rentang kehidupan seseorang (Hurlock, 1994).

  Individu dewasa awal telah mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional. Namun, apabila emosi pada individu dewasa awal ini masih menggelora dengan kuat maka dapat merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan individu-individu dewasa awal belum terlaksana secara memuaskan (Hurlock, 1994).

  Masa muda (youth) adalah istilah ahli sosiologi Kenneth Kenniston untuk periode transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi yang sementara. Selain itu, masa dewasa awal ini merupakan masa di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mulai membangun suatu hubungan dengan pasangan serta mengenai gaya hidup dari individu dewasa awal itu sendiri (Santrock, 1995).

  Menurut Elizabeth B. Hurlock, Masa Dewasa Awal (Young Adult

  Hood ) adalah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu

  suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru (Hurlock, 1994). Masa dewasa awal terjadi sesudah usia 20 tahun dengan rentang usia antara 20 sampai 40 tahun (Papalia, 2009).

2. Tugas Perkembangan Dewasa awal

  Menurut Havighurts, tugas perkembangan pada masa dewasa awal yaitu (Hurlock, 1994) : a. Mulai untuk bekerja

  b. Memilih pasangan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Perkembangan Dewasa Awal

  a. Perkembangan Fisik Dewasa Awal Perkembangan fisik individu pada masa dewasa awal tidak hanya mengalami peningkatan tetapi juga dapat mengalami sebuah penurunan. Masa dewasa awal ini juga mengalami sebuah peningkatan kesehatan, sehingga individu memberikan perhatian kepada peningkatan kesehatan. Perhatian tersebut dengan memberi perhatian khusus terhadap berat badan, olahraga dan ketergantungan obat (Santrock, 1995).

  b. Perkembangan Kognitif Dewasa Awal Pada masa dewasa awal individu mulai dapat mengatur pemikiran operasional mereka. Individu mulai dapat merencanakan dan membuat kesimpulan yang sistematis ketika mengalami sebuah masalah. Individu juga menunjukkan adaptasi dengan aspek pragmatis dari kehidupan mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  orang memiliki pandangan pribadi masing-masing serta setiap pendapat yang ada sebaik dengan pendapat individu lain (Santrock, 1995).

  c. Perkembangan Sosial Dewasa Awal Masa dewasa awal termasuk dalam tahap perkembangan

  Erikson ditandai dengan intimacy versus isolation. Pada masa sebelum masa dewasa awal, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa dewasa awal ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Individu sudah mulai selektif dalam membina hubungan yang intim dengan individu-individu tertentu yang sepaham. Tahap ini memunculkan dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan individu-individu tertentu yang akan mengarah kepada hubungan yang spesial dengan individu lain. Sisi lain dari individu yang tidak mempunyai kemampuan dalam menjalin relasi dengan individu lain akan merasa terisolasi atau bersikap menutup diri. Akibat dari sikap tersebut individu akan merasakan kesepian dan kesendirian (Santrock,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D.

  

Dinamika antara Kematangan Emosi dengan Perilaku Konsumtif pada

Usia Dewasa Awal

  Masa dewasa digambarkan sebagai individu yang telah menyelesaikan proses pertumbuhan fisiknya dan siap menerima peran dan kedudukan di masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Salah satu pendewasaan dalam perkembangan emosional adalah kematangan emosi.

  Bila kematangan emosi telah matang, dewasa muda diharapkan dapat memiliki pemikiran dualistik yang beralih menjadi pemikiran beragam.

  Dengan demikian, dewasa muda diharapkan akan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan mampu mengembangkan daya inisiatif kreatifnya sehingga ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman baru.

  Kematangan emosi individu usia dewasa awal dapat dilihat dengan seorang individu yang menilai sebuah situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum ia bereaksi secara emosianal dan tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang. Hal ini akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  gaya hidup mereka yang awalnya berprofesi menjadi mahasiswa kemudian menjalankan karir dan hidup berkeluarga. Individu pada usia dewasa awal dengan kematangan emosi yang baik akan lebih menggunakan akal sehat dan tidak cepat tergoda rayuan dari lingkungan sekitar maupun diri sendiri.

  Pada aspek mengontrol emosi, secara emosional individu dewasa awal memiliki emosi yang stabil dan tenang. Namun, apabila emosi pada individu dewasa awal ini masih menggelora dengan kuat maka dapat merupakan tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan individu-individu dewasa awal belum terlaksana secara memuaskan. Hal ini dapat membuat individu dewasa awal mudah terpengaruh berbagai tawaran dari produsen yang semakin banyak bermunculan. Pengaruh tersebut tidak hanya membuat individu untuk membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan, namun yang terjadi malahan kecenderungan untuk mendapatkan pemenuhan untuk kepuasan dan kesenangan saja.

  Aspek menjalin relasi sosial diperlukan pada masa dewasa awal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  atau hanya sebatas memberikan kepuasan hati dan ingin memperoleh pengakuan sosial di dalam lingkungan.

  Aspek bertanggung jawab dan bersikap terbuka, individu pada masa dewasa awal mulai matang dan memasuki tahun-tahun masa dewasa, individu mulai menyadari perbedaan pendapat. Dengan demikian, individu mau menerima saran dan kritik dari individu lain dengan sikap terbuka karena individu mulai memahami bahwa orang dewasa tidak selalu memiliki semua jawaban. Individu dapat memiliki kecenderungan untuk berperilaku konsumtif apabila individu hanya mengikuti mode, menaikkan harga diri, menjaga gengsi.

  Aspek pandangan hidup yang luas, individu mampu berpikir secara matang dan bersifat menyeluruh dengan melihat berbagai macam fakta-fakta di lingkungan sekitar. Pada masa dewasa awal individu mulai dapat mengatur pemikiran operasional mereka. Individu mulai dapat merencanakan dan membuat kesimpulan yang sistematis ketika mengalami sebuah masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Berdasarkan pada penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi mempunyai hubungan negatif dengan perilaku konsumtif pada individu usia dewasa awal.

E. Hipotesis

  Dari permasalahan yang ada maka peneliti merumuskan hipotesis sementara yaitu ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan perilaku konsumtif pada usia dewasa awal. Individu yang semakin matang emosinya memiliki perilaku konsumtif yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara kematangan emosi dengan

  perilaku konsumtif pada usia dewasa awal ini mengunakan jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kedua variabel yang hendak diukur yaitu kematangan emosi dan perilaku konsumtif.

  B. Identifikasi Variabel Penelitian

  1. Variabel X : Kematangan Emosi

  2. Variabel Y : Perilaku Konsumtif

  C. Definisi Operasional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  bagi anak-anak. Pengukuran kematangan emosi ini menggunakan skala kematangan emosi yang dapat diukur melalui aspek-aspek berikut ini: a. Kemampuan untuk mengontrol emosi.

  b. Kemampuan untuk menjalin relasi sosial.

  c. Kemampuan untuk bertanggungjawab dan bersikap terbuka.

  d. Memiliki pandangan hidup yang luas.

  Berdasarkan aspek-aspek tersebut, dibuat skala kematangan emosi yang skor totalnya akan mengetahui kematangan emosi individu pengisi skala. Semakin tinggi skor total menunjukkan arti bahwa kematangan emosi yang tinggi tercermin dalam kemampuan untuk mengontrol emosi, kemampuan untuk menjalin relasi sosial, kemampuan untuk bertanggungjawab dan bersikap terbuka, memiliki pandangan hidup yang luas dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Perilaku Konsumtif Perilaku konsumtif adalah kecenderungan hidup dengan keinginan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a. Impulsif

  b. Pemborosan

  c. Kepuasan dan kesenangan Berdasarkan aspek-aspek tersebut, dibuat skala perilaku konsumtif yang skor totalnya akan mengetahui perilaku konsumtif individu pengisi skala. Semakin tinggi skor total menunjukkan arti bahwa perilaku konsumtif yang tinggi tercermin dalam impulsif, pemborosan, serta kepuasan dan kesenangan dalam kehidupan sehari-hari.

D. Subjek Penelitian

  Sampel merupakan sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Sampel juga harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama, baik sifat kodrat maupun sifat pengkhususan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan anggota sampel didasarkan pada tujuan-tujuan tertentu (Hadi, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

  1. Skala Kematangan Emosi Skala ini digunakan untuk mengukur kematangan emosi dan skala ini disusun berdasarkan empat aspek yaitu kemampuan untuk mengontrol emosi, kemampuan untuk menjalin relasi sosial, kemampuan untuk bertanggungjawab dan bersikap terbuka, serta memiliki pandangan hidup yang luas. Aspek-aspek tersebut terbagi dalam 48 item.

  Distribusi item skala yang mengukur kematangan emosi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Distribusi Item Skala Kematangan Emosi Sebelum Uji Coba Sifat Item Aspek

  Total Favorable Unfavorabel

  Kemampuan untuk 1, 11, 16, 19, 28, 7, 14, 22, 25,

  12 mengontrol emosi 37 32, 41

  Kemampuan untuk 2, 13, 26, 34, 5, 9, 21,30, 39,

  12 menjalin relasi sosial 43, 48

  45 Kemampuan untuk 3, 10, 18, 24, 40, 8, 15, 27, 33,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Jenis skala dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yang terbagi menjadi empat kategori respon atau jawaban yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Penilaian untuk item bersifat favorable yaitu 4 untuk jawab SS, 3 untuk jawaban S, 2 untuk jawaban TS, dan 1 untuk jawaban STS. Sedangkan untuk item yang unfavorable, nilai 1 untuk jawaban SS, 2 untuk jawaban S, 3 untuk jawaban TS, dan 4 untuk jawaban STS.

  2. Skala Perilaku Konsumtif Skala ini digunakan untuk mengukur perilaku konsumtif skala ini disusun berdasarkan tiga aspek yaitu impulsif, pemborosan serta kepuasan dan kesenangan. Aspek-aspek tersebut terbagi dalam 48 item.

  Distribusi item skala yang mengukur kematangan emosi dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.