PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN TENTANG VEKTOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM COMPOSING SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM
PEMBELAJARAN TENTANG VEKTOR MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM COMPOSING
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :
Mega Nofika
141424055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN
“ PEMIMPIN bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, melainkan mereka
yang tidak pernah berhenti untuk terus BERJUANG ”
“ Saat orang lain tidak benar, saya tetap merespon BENAR. Saat situasi tidak
benar, saya tetap merespon BENAR ”

Karya ini kupersembahkan :
Kepada Yesus Kristus, TUHAN, Penyelamat dan Sahabatku
Kedua orangtua tercintaku I Nyoman Yohanes dan Ni Nyoman Ariani
Kakak Heni Arsiyani dan Adik Yoga Pramudia

Keluarga rohaniku “Victorious Home”
Terimakasih untuk setiap dukungan, doa, cinta, kasih serta pengorbanan yang tiada
hentinya.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Mega Nofika. 2019. Pengembangan Keterampilan Bertanya Siswa Dalam
Pembelajaran Tentang Vektor Menggunakan Model Pembelajaran Problem
Composing. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran problem
composing dapat mengembangkan keterampilan bertanya siswa dan mengetahui
peningkatan pemahaman siswa tentang materi vektor dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian deskritif kualitatif dan kuantitatif. Peningkatan
keterampilan bertanya siswa dilihat dengan menganalisis kualitas pertanyaan dan
jumlah pertanyaan berdasarkan rubrik keterampilan bertanya dan analisis pertanyaan
menurut Taksonomi Bloom pada setiap pertemuan. Peningkatan pemahaman siswa
diukur dengan pretest dan post-test menggunakan tes tertulis berupa multiple choice.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (i) model pembelajaran problem
composing dapat mengembangkan keterampilan bertanya siswa. Pertanyaan yang
diajukan oleh siswa adalah pertanyaan dengan rata-rata persentase 66,7% pada ketegori
sedang, dalam tingkat pengetahuan dengan rata-rata jumlah pertayaan pada frekuensi
rendah (pertemuan I), pertanyaan dengan rata-rata persentase 50% pada kategori rendah,
dalam tingkat pengetahuan dengan jumlah pertanyaan pada frekuensi rendah
(pertemuan II), dan pertanyaan dengan rata-rata persentase 83,3% pada kategori tinggi,
dalam tingkat memahami dan menerapkan dengan jumlah pertanyaan pada frekuensi
sedang (pertemuan III). (ii) Pembelajaran menggunakan model problem composing
dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Kata Kunci: problem composing, keterampilan bertanya dan Taksonomi Bloom

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Mega Nofika. 2019. The Development of Students’ Questioning Skills in Learning
about Vectors Using Problem Composing Learning Models. Physics Education Study
Program, Department of Mathematics and Science Education, Teachers Training
and Education Faculty, Sanata Dharma University.
This study aims to determine whether the problem composing learning models
can develop students’ skill in questioning, knowing the improvement in students’
understanding of vector material in learning process. This study is descriptive
qualitative and quantitative research. Improving students’ skills in questioning can be
seen by analyzing the quality of questions and the number of questions based on the
question of skill rubric and question analysis according to Bloom’s Taxanomy
at
each meeting. The increasing of students’ understanding was measured by pretest and
post-test using a written test in the form of multiple choices.

The results of this research show that: (i) problem composing learning models
can develop the students’ questioning skills. The questions posed by students are
questions with an average percentage 66,7% in the medium category, in the level
knowledge with the average number of questions at low frequencies (meeting I), the
questions with an average percentage of 50% in low category, in level of knowledge
with the number of questions at low frequency (meeting II), and questions with an
average percentage 83,3% in high category, in the level of understanding and applying
with the number of questions at the medium frequency (meeting III). (ii) Learning using
problem composing models can increase the students’ understanding.
Keywords: Problem Composing, Questioning Skills and Bloom’s Taxonomy

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih dan bimbinganya,
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN
KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN TENTANG
VEKTOR


MENGGUNAKAN

MODEL

PEMBELAJARAN

PROBLEM

COMPOSING”
Adapun skripsi ini dibuat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi
Pendidikan Fisika Univerisitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, skrispsi ini tidak akan dapat
tersusun. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
2. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M.Ed., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan dengan sabar memberikan
bimbingan, bantuan,


pengarahan, serta saran sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Aufridus Atmadi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
mendampingi penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Fisika Sanata
Dharma.
4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika, dan segenap dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang
telah membimbing, mendidik, membagikan ilmu, dan pengalaman hidup kepada
penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Fisika Sanata Dharma.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA


yang dengan keramahan dan

kesabarannya telah membantu dalam segala hal terkait administrasi penulis
selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
6. Suster Kepala SMA Kasih yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian di SMA tersebut.
7. Ibu Fero S.Pd

selaku guru mata pelajaran fisika SMA Kasih yang telah

memberikan masukan dan membantu penulis selama proses pengambilan data
skripsi.
8. Peserta didik kelas X IPA SMA Kasih yang telah bersedia meluangkan waktu
dan pikiran sebagai subjek penelitian.
9. Keluarga besar SMA Kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
10. Papa, Mama, Kakak dan Adik yang selalu berdoa dan memberikan dukungan
selama proses penyusunan skripsi.
11. Sahabat-sahabat terkasihku


“Partner in Crime (Oma, Emak, Tutuk, Cah

Lampung, Malaikat, Nonge)” yang telah menjadi sahabat terbaik selama studi,
mengingatkan dan memberikan masukan dan saran dalam proses penyusunan
skrispsi ini.
12. Ponakan tercinta (Meldayanti), partner pelayananku (Hugo, Aaron, Kevin), dan
Yeni yang selalu memberikan semangat dan perhatian.
13. Keluarga rohaniku “Victorious Home” yang selalu memberi motivasi, semangat
dan mendukung dalam doa.
14. Teman-teman Pendidikan Fisika 2014 yang dengan caranya masing-masing
mendukung dan memberi semangat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
15. Untuk semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Akhirnya penulis berharap, semoga tulisan ini dapat memberikan
sumbangan yang bermanfaat dalam perkembangan pendidikan dan ilmu

pengetahuan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, maka penulis mengharapkan masukan, saran, serta kritik dari
pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 21 Januari 2019
Peneliti

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………...............v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK………………………………………...vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULIUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Batasan Masalah ........................................................................................... 3
D. Tujuan ........................................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4
BAB II DASAR TEORI .......................................................................................... 5
A. Pendekatan Ilmiah ........................................................................................ 5
B. Bertanya ........................................................................................................ 6
C. Problem Composing ................................................................................... 16
D. Kemampuan Bertanya yang Akan Dikembangkan ................................... 21
E. Besaran Vektor Dan Skalar ........................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 35
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel................................................................................... 35
C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 36
D. Desain Penelitian ........................................................................................ 36

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 37
F.

Desain Pembelajaran .................................................................................. 44

G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 59
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 59
B. Analisis Data .............................................................................................. 63
C. Pembahasan ................................................................................................ 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 93
A. Kesimpulan ................................................................................................. 93
B. Saran ........................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 95
LAMPIRAN .......................................................................................................... 97

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Taksonomi Tingkatan Kognitif ............................................................................ 13
Tabel 2.2 Perbandingan Taksonomi Bloom dan Revisiannya ............................................ 14
Tabel 2.3. Uraian Komponen-komponen Vektor ................................................................. 29
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Vektor .............................................................................................. 39
Tabel 3.2. Pembelajaran Pada Pertemuan I ........................................................................... 45
Tabel 3.3. Pembelajaran Pada Pertemuan II ......................................................................... 47
Tabel 3.4. Pembelajaran Pada Pertemuan III ........................................................................ 49
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Lembar Observasi Keterampilan Bertanya Oleh Siswa ..... 50
Tabel 3.6. Rubrik Penilaian Keterampilan Bertanya oleh Siswa ....................................... 54
Tabel 3.7 Taksonomi Tingkatan Kognitif ............................................................................. 54
Tabel 3.8 Lembar Keterampilan Bertanya oleh Siswa ........................................................ 56
Tabel 3.9 Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Oleh Siswa ................................................... 56
Tabel 3.10. Kriteria Keterampilan Bertanya oleh Siswa ..................................................... 57
Tabel 4.1. Kualitas dan Rumusan Pertanyaan pada Pertemuan 1 ...................................... 65
Tabel 4.2 Kualitas dan Rumusan Pertanyaan pada Pertemuan 2 ....................................... 69
Tabel 4.3. Kualitas dan Rumusan Pertanyaan pada Pertemuan 3 ...................................... 74
Tabel 4.4 Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Siswa Pada Pertemuan I ............................ 81
Tabel 4.5 Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Siswa Pada Pertemuan II ........................... 82
Tabel 4.6 Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Siswa Pada Pertemuan III.......................... 83
Tabel 4.7 Data Hasil Pretest dan Post-test Siswa ................................................................ 84
Tabel 4.8. Hasil Analisis Uji-T Dependen ............................................................................ 86
Tabel 4.9. Kriteria Kualitas dan Rumusan Pertanyaan Siswa ............................................ 87
Tabel 5.0. Jumlah pertanyaan siswa ....................................................................................... 90

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar sebuah vektor AB.................................................................... ……………24
Gambar 2.2 Resultan vektor A + B, dengan metode jajaran genjang................................ 26
Gambar 2.3 Resultan vektor A + B, dengan metode segitiga........................................... 27
Gambar 2.5 Penjumlahan vektor dengan metode poligon ................................................. 28
Gambar 2.6 Komponen-komponen sebuah vektor.............................................................. 29
Gambar 2.7 Perkalian vektor A dan B ................................................................................... 31
Gambar 2.8 Perkalian vektor .................................................................................................. 32
Gambar 3.1 Desain Penelitian................................................................................................. 36

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Permohonan Izin Penelitian .............................................................. 98
Lampiran 3: Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) ......................................... 100
Lampiran 4: Soal Pretest ..................................................................................... 113
Lampiran 5: Soal Post-test................................................................................... 117
Lampiran 6: Kunci Jawaban Pretest .................................................................... 121
Lampiran 7: Kunci Jawaban Post-test ................................................................ 122
Lampiran 8: Hasil Pretest .................................................................................... 123
Lampiran 9: Hasil Post-test ................................................................................. 126
Lampiran 10: Daftar Pertanyaan Siswa A Pada Setiap Pertemuan .................... 129
Lampiran 11: Daftar Pertanyaan Siswa B Pada Setiap Pertemuan .................... 132
Lampiran 12: Dokumentasi ................................................................................. 134

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULIUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran fisika, siswa dilatih untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan ilmiah untuk medukung siswa agar menjadi
lebih kreatif dan inovatif. Rustaman (2005:6) dalam penelitiannya
mengatakan kemampuan dasar bekerja ilmiah di jenjang pendidikan dasar
dan menengah banyak berisikan keterampilan proses yang mencangkup
keterampilan mengajukan pertanyaan, melakukan pengamatan (observasi),
mengelompokkan

(klarifikasi),

melakukan

inferensi,

menafsirkan,

merencanakan percobaan, dan merumuskan hipotesis.
Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang keterampilan
ilmiah siswa dalam mengajukan pertanyaan (bertanya) pada proses
pembelajaran fisika berlangsung. Bertanya adalah sesuatu hal yang sangat
umum dilakukan dalam dunia pendidikan. Guru seringkali bertanya
dengan berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur pemahaman siswa,
untuk merangsang siswa berpikir dan untuk mengontrol kelas. Demikian
juga tujuan siswa bertanya, misalnya untuk mendapatkan penjelasan,
sebagai ungkapan rasa ingin tahu, bahkan sekedar untuk mendapat
perhatian (Widodo. A. 2006:2)

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Sebenarnya seberapa penting suatu pertanyaan diajukan saat proses
pembelajaran? Berdasarkan pengalaman selama melaksanakan PPL,
banyak siswa yang enggan untuk bertanya. Beberapa alasan mengapa
siswa enggan bertanya yaitu siswa tidak memiliki kepercayaan diri dalam
bertanya, siswa malu ditertawakan oleh teman-temannya, siswa takut
dimarahi oleh guru saat bertanya. Menurut Agatha Ferry Wahyu Susanti
dalam skripsinya, penyebab siswa malas untuk bertanya adalah kesulitan
untuk merangkai kalimat (membuat pertanyaan), malu, dan takut salah.
Munif Chatif (2016) dalam bukunya “ Presents Learn, Biarkan Anak
Bertanya” mengatakan bahwa penyebab anak tidak mau bertanya adalah
karena anak belum tahu cara bertanya. Akibatnya banyak siswa yang tidak
mengerti dan memahami materi yang disampaikan khususnya dalam
pelajaran fisika.
Namun tidak semua anak enggan bertanya. Ada beberapa anak
yang aktif bertanya. Hal ini harus dipertahankan agar anak tetap bisa aktif
di dalam kelas. Tetapi guru harus mengarahkan anak didiknya agar
pertanyaan yang diajukan oleh anak bisa

dikembangkan lagi menjadi

lebih kompleks.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengembangkan
kemampuan bertanya siswa, baik itu kuantitas maupun kualitas pertanyaan
yang diajukan oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran Problem Composing

dapat

mengembangkan keterampilan bertanya siswa?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa tentang materi vektor
dalam proses pembelajaran ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui apakah model pembelajaran Problem Composing
dapat mengembangkan keterampilan bertanya siswa.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi vektor
dalam proses pembelajaran.
D. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada:
1. Siswa yang diupayakan mengalami pengembangan keterampilan
bertanya adalah siswa kelas X SMA Kasih.
2. Pertanyaan yang diajukan dalam pembelajaran adalah pertanyaan
ilmiah yang berkaitan dengan materi vektor.
3. Jenis pertanyaan yang ingin dikembangkan adalah kemampuan
bertanya pada tingkatan memahami dan menerapkan (application).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

E. Manfaat Penelitian
1. Guru
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gagasan/ide yang
baru bagi guru dalam melatih siswa bertanya saat proses
pembelajaran berlangsung.
2. Siswa
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman baru
pada siswa tentang cara bertanya yang baik, serta melatih siswa
untuk berani mengemukakan pertanyaan didepan guru dan siswa
lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 2
DASAR TEORI
A. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi menggali informasi
melalui observation/pengamatan, questioning/bertanya, experiment/percobaan,
mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, menganalisis,
associating/menalar, menyimpulkan dan menciptakan serta membentuk
jaringan/networking (Hosnan, 2014:37).
Menurut Hosnan (2014:38) pendekatan ilmiah/scientific approach
mempunyai kriteria proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu.
b. Penjelasan guru, respons siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa
terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subyektif, atau
penalaran yang menyimpang.
c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan atau tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespons pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya.
B. Bertanya
1. Pengertian Bertanya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bertanya berasal dari kata
dasar “tanya” yang memiliki arti meminta keterangan (penjelasan dsb);
meminta supaya diberi tahu (tentang sesuatu). Pertanyaan dalam
kehidupan sehari-hari biasanya bertujuan memperoleh informasi mengenai
hal yang belum diketahui (Bolla, 1983:2).

Bertanya adalah sesuatu hal

yang sangat umum dilakukan dalam dunia pendidikan.
Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”,
melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya
menginginkan tanggapan verbal. Bentuk pertanyaan, misalnya: apakah
ciri-ciri kalimat efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: sebutkan ciri-ciri
kalimat efektif (Hosnan, 2014 : 49). Guru seringkali bertanya dengan
berbagai tujuan, misalnya untuk mengukur pemahaman siswa, untuk
merangsang siswa berpikir dan untuk menontrol kelas. Demikian juga
tujuan siswa bertanya, misalnya untuk mendapatkan penjelasan, sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

ungkapan rasa ingin tahu, bahkan sekedar untuk mendapat perhatian
(Widodo. A. 2006:2).
Bertanya sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
dalam proses belajar mengajar. Masih banyak siswa yang belum secara
aktif bertanya dalam proses pembelajaran. Menurut Hosnan (2014:49)
penyebab

kurangnya

siswa

memberanikan

diri

untuk

bertanya

dikarenakan:
a. Siswa merasa dirinya tidak lebih tahu daripada guru, sebagai akibat
dari kebiasaan belajar yang satu arah
b. Adanya ganjalan psikologis karena guru lebih dewasa dari pada usia
siswa
c. Kurang kreatifnya guru untuk mengajukan persoalan-persoalan yang
menantang siswa untuk bertanya.
Oleh karena itu, guru memiliki peran penting dalam meningkatkan
kemampuan bertanya siswa. Berdasarkan pendapat Hosnan (2014:49) di
atas, guru perlu mencairkan hambatan psikologis antara guru dengan siswa
dan

memperkaya

topik-topik

pembelajaran

yang

aktual

dengan

perkembangan dan konstektual dengan kebutuhan siswa. Guru perlu
membimbing dan melatih siswa untuk dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkret sampai pada
yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur ataupun hal yang
lebih abstrak. Semakin siswa terlatih dalam bertanya, maka rasa ingin tahu
semakin dapat dikembangkan (Hosnan 2014:49).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

2. Pentingnya Mengajukan Pertanyaan
Beberapa hal yang perlu diketahui dan dipahami dalam
mengembangkan

keterampilan

bertanya

yaitu

“apa

pentingnya

keterampilan bertanya?”, “mengapa siswa dilatih bertanya?” “apa tujuan
dari melatih keterampilan bertanya siswa?”
Hariyadi (2014) dalam jurnalnya yang berjudul Bertanya, Pemicu
Kreativitas Dalam Interaksi Belajar mengatakan bahwa bertanya sangat
penting karena bertanya merupakan metode untuk mengungkapkan rasa
ingin tahu terhadap jawaban yang tidak atau belum diketahui. Bertanya
adalah sesuatu hal yang sangat penting, semua pengetahuan berasal dari
bertanya, karena dengan

bertanya menunjukan rasa ingin tahu,

menunjukkan minat, dan mengarah pada penyelidikan untuk memperoleh
pengetahuan.
Sesuai dengan
ilmiah/scientific,

kriteria

meningkatkan

pembelajaran dalam pendekatan
keterampilan

bertanya

didalam

pembelajaran bertujuan agar siswa mampu berpikir kritis, analitis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran. Siswa mampu berpikir hipotetik
dalam melihat perbedaan, kesamaan atau tautan satu sama lain dari materi
pembelajaran.

Siswa

mampu

memahami,

menerapkan,

dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespons pembelajaran (Hosnan, 2014:38)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Dengan demikian,keterampilan bertanya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran. Bertanya sangat penting didalam proses pembelajaran,
pentingnya mengembangkan keterampilan bertanya agar pola pikir siswa
lebih terbuka. Tujuan dari melatih siswa bertanya adalah meningkatkan
pola pikir siswa agar siswa mampu berpikir kritis, meningkatkan daya
pikir siswa dalam memecahkan masalah, serta mampu mengembangkan
pola pikir yang rasional dan objektif dalam meresponi pembelajaran.
3. Ukuran dan Ciri-ciri Pertanyaan Ilmiah yang Baik
Pertanyaan ilmiah yang baik adalah pertanyaan yang dapat
mengarah ke hipotesis dan membantu kita dalam menjawab (atau mencari
tahu) alasan untuk beberapa pengamatan. Pertanyaan ilmiah yang baik
dapat didefinisikan, dapat diukur dan dapat dikontrol.
Pertanyaan ilmiah yang baik memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Pertanyaan ilmiah yang baik adalah pertanyaan yang memiliki jawaban
yang dapat diuji. Contoh: “mengapa itu bintang?” (bukan pertanyaan
ilmiah). “materi apa saja yang terkandung di dalam bintang?” (contoh
pertanyaan ilmiah).
b. Pertanyaan ilmiah yang baik dapat diuji dan dapat dijawab dengan
merancang dan melakukan percobaan. Contoh: “Dari mana matahari
berasal?” (bukan pertanyaan ilmiah). “ Bagaimana raksi kulit manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

terhadap radiasi matahari, saat menggunakan lotion tabir surya SPF 30
dan saat tidak menggunakan lotion tabir surya ?” (pertanyaan ilmiah)
c. Pertanyaan ilmiah yang baik didasarkan pada pengetahuan awal (apa
yang sudah diketahui, konsep awal). Contoh: “apakah pupuk membuat
rumput tumbuh lebih hijau?” (bukan pertanyaan ilmiah). “ Jenis pupuk
apa yang dapat membuat rumput tumbuh lebih hijau?” (pertanyaan
ilmiah)
d. Pertanyaan ilmiah yang baik ketika dijawab, mengarah ke pertanyaan
baik lainnya. Contoh: “apa itu flu?” (bukan pertanyaan ilmiah).
“bagaimana cara flu menyerang sistem kekebalan tubuh manusia?”
(pertanyaan ilmiah)
Menurut Hosnan (2014: 51) ciri-ciri pertanyaan yang baik dalam
“Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21”
sebagai berikut:
a. Singkat dan jelas
Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang mudah dipahami,
tidak panjang lebar, tetapi langsung tertuju pada inti dari pertanyaan
tersebut.
b. Memiliki fokus
Pertanyaan yang diajukan harus memiliki fokus, tentang apa yang
ingin ditanyakan serta tujuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

c. Bersifat probing atau divergen
Istilah probing memiliki arti berusaha memperoleh keterangan
yang lebih jelas atau lebih mendalam. Sedangkan divergen memiliki
arti kata “berbeda”. Kaitannya dalam hal ini adalah pertanyaan yang
diajukan harus bervariasi dan memiliki arti yang jelas dan dalam.
d. Memiliki intonasi yang jelas
Penekanan pada kata-kata tertentu dalam suatu pertanyaan perlu
dilakukan, agar memiliki fokus yang jelas yang terkandung dalam
setiap pertanyaan yang diajukan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizky Lestari “Profil Keterampilan
Bertanya Siswa pada Pembelajaran Biologi SMAN 1 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2016/2017”, menjelaskan aspek profil keterampilan bertanya sebagai
kriteria untuk mengukur pertanyaan yang baik sebagai berikut:
a. Frekuensi pertanyaan
Dalam KBBI frekuensi memiliki pengertian yaitu jumlah pemakaian suatu
unsur bahasa dalam suatu teks atau rekaman. Dalam hal ini frekuensi
pertanyaan adalah banyaknya jumlah pertanyaan yang ditanyakan oleh
siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Substansi Pertanyaan
Dalam KBBI substansi memiliki pengertian yaitu watak yang sebenarnya
dari sesuatu; isi; pokok; inti. Jadi dapat dikatakan bahwa substansi
pertanyaan adalah kualitas pertanyaan yang diajukan oleh siswa berkaitan
dengan inti atau pokok dari materi yang ditanyakan dalam pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Bahasa yang digunakan siswa ketika mengajukan pertanyaan. Di dalam
proses pembelajaran, guru harus menggunakan bahasa yang baku dalam
menyampaikan meteri ke pada siswa. Begitu juga saat siswa berbicara atau
bertanya kepada guru, siswa harus menggunakan bahasa standar atau
bahasa yang baku, serta menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan,
dimana, mengapa dan bagaimana.
c. Kesopanan dalam mengajukan pertanyaan
Hal yang perlu saat siswa mengajukan pertanyaan kepada guru, pertama
siswa harus memperhatikan waktu dan situasi. Artinya siswa harus
mengajukan pertanyaan saat guru tidak sedang berbicara dan guru telah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kedua siswa harus
memperhatikan sikap diri dalam bertanya. Sikap diri yang baik saat
bertanya adalah siswa mengangkat tangan dan memperkenalkan diri
sebelum mengajukan pertanyaan di dalam kelas.
4. Tingkatan Pertanyaan
Guru harus memahami kualitas pertanyaan, dan memberikan
contoh kepada siswa dalam menyampaikan pertanyaan serta memberikan
jawaban secara baik dan benar. Taksonomi atau pengelompokan
pertanyaan yang baik dan benar memiliki bobot atau kualitas yang dapat
digambarkan pada tingkatan kognitif. Hosnan (2014: 53) menggambarkan
tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi sebagai
berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

Tabel 2.1. Taksonomi Tingkatan Kognitif
Tingkatan

Subtingkat

Kata-kata kunci pertanyaan

Kognitif yang Pengetahuan (knowledge) 
lebih rendah






Apa ...
Siapa ...
Kapan ...
Di mana ...
Sebutkan ..
menggolongkan ...

Pemahaman
(comprehension)








Menerangkan ...
Membedakan ...
Menterjemahkan ...
Menyimpulkan ...
Membandingkan ...
Menginterpretasi ...

Penerapan (application)









Menggunakan ...
Menunjukan ...
Membuat....
Mendemonstrasikan ...
Mencari hubungan ...
Menuliskan contoh ...
Mengklasifikasikan ...

Kognitif yang Analisis (analysis)
lebih tinggi








Mengalisis ...
Mengemukakan bukti-bukti ...
Mengapa ...
Mengidentifikasi ...
Menunjukkan penyebab...
Memberikan alasan-alasan ...

Sintesis (synthesis)






Meniptakan ...
Menyusun ...
Merancang ...
Bagaimana kita dapat
memecahkan ...
Apa yang terjadi seandainya ...
Bagaimana kita dapat
memperbaiki ...
Mengembangkan ...





PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Evaluasi (evaluation)









Berilah pendapat ...
Alternatif mana yang lebih baik
...
Mengkritik ...
Memberi alasan ...
Menilai ...
Membandingkan ...
Membedakan ...

Putu Ayub dan Edi Sujoko dalam “Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin
S. Bloom” mendeskripsikan tentang perubahan Taksonomi Bloom. Berikut adalah
perbandingan Taksonomi Asli dengan Taksonomi Revisi, yang disajikan dalam
tabel :
Tabel 2.2 Perbandingan Taksonomi Bloom dan Revisiannya
Struktur Taksonomi Asli

Struktur Taksonomi Revisi

1.0 PENGETAHUAN
1.0 MENGINGAT
1.1 Pengetahuan tentang hal-hal
1.1 Mengenali
khusus
1.2 Mengingat kembali
1.2 Pengetahuan tentang cara
dan sarana untuk menangani
hal-hal khusus
1.3 Pengetahuan tentang hal-hal
umum/universal
dan
abstraksi-abstraksi
dalam
bidang tertentu
2.0 PEMAHAMAN
2.0 MEMAHAMI
2.1 Terjemahan
2.1 Menafsirkan
2.2 Penafsiran
2.2 Mencontohkan
2.3 Peramalan/Ekstrapolasi
2.3 Mengklasifikasi
2.4 Merangkum
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

3.0 APLIKASI

3.0 MENERAPKAN
3.1 Mengeksekusi/Melaksanakan
3.2 Mengimplementasikan

4.0 ANALISIS
4.1 Analisis unsur-unsur/bagianbagian
4.2 Analisis saling hubungan
4.3 Analisis prinsip-prinsip
terorganisasi

4.0 MENGANALISA
4.1 Membedakan
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mengatribusi

5.0 SINTESIS
5.1 Produksi komunikasi yang
khas
5.2 Produksi rencana, atau
seperangkat pelaksana
kegiatan
5.3 Penerjemahan seperangkat
hubungan abstrak
6.0 EVALUASI
6.1 Evaluasi dengan bukti
internal
6.2 Evaluasi dengan kriteria
eksternal

5.0 MENGEVALUASI
5.1 Memeriksa
5.2 Mengkritisi

Parera

dalam

“Keterampilan

6.0 MENCIPTAKAN
6.1 Merumuskan/Membangun
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduki

bertanya

dan

menjelaskan”

(1986:15)

menjelaskan tentang taksonomi bertanya sebagai berikut:
a. Mengingat/Menghafal
Siswa ingat atau mengenal, mengulangi kembali informasi.
b. Menterjemahkan
Menterjemahkan disini berarti mengatakan kembali sesuatu hal dengan
mempergunakan simbol-simbol yang lain atau dengan bahasa yang lain
dan dengan bahasa yang bergaya dan berdiksi lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

c. Menginterpretasi
Siswa menemukan hubungan antara fakta dan kejadian, generalisasi,
definisi, nilai, dan keterampilan yang lain.
d. Mengaplikasi
Siswa menyelesaikan masalah dalam kehidupan yang nyata, siswa dapat
mengidentifikasi, siswa dapat memilih dan siswa dapat menerapkan
generalisasi dan keterampilannya.
e. Menganalisis
Siswa dapat menyelesaikan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki
dan dapat membentuk pikirannya.
f. Mensintesis
Siswa dapat menyelesaikan masalah yang menuntut adanya originalitas
dan satu kegiatan berpikir yang kreatif.
g. Mengevaluasi
Siswa membuat pertimbangan dan penilaian atas baik dan buruk, benar
dan salah, berdasarkan pengetahuan yang ia miliki.
C. Problem Composing
Suparno (2006:100) dalam bukunya yang berjudul “Metodologi
Pembelajaran Fisika” mengemukakan bahwa model pembelajaran problem
composing adalah model pembelajaran dimana siswa belajar fisika lewat
menyusun persoalan atau pertanyaan . Setelah siswa selesai menyusun
persoalan atau pertanyaan sesuai materi yang sedang dipelajari, guru akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

mengumpulkan persoalan dan pertanyaan tersebut,

dan akhirnya para

siswa sendiri yang akan mengerjakan atau menjawab pertanyaan tersebut.
Model pembelajaran problem composing pernah digunakan oleh Imas
Ratna dkk (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan
Penerapan Model Pembelajaran Problem Composing dengan Model
Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Di SMA 72 Jakarta”. Arnold dan Erwin (2015) juga
melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran problem
composing, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Problem Composing Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMA 2 Maumere”.
Penelitian yang dilakukan oleh Imas Ratna E. dkk (2011:80),
menjelaskan bahwa Model pembelajaran problem composing merupakan
penyajian kepada siswa situasi masalah yang nyata dan berarti yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk menyusun persoalan atau
pertanyaan. Proses belajar-mengajar yang berorientasi pada model
pembelajaran problem composing membantu siswa untuk menjadi
mandiri. Siswa yang mandiri dan otonom yang percaya kepada
keterampilan intelektual mereka sendiri memerlukan keterlibatan aktif
dalam lingkungan.
Secara garis besar problem composing merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa, dimana siswa diajak belajar lewat menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

dipelajari. Model pembelajaran ini berpusat pada siswa, siswa diajak untuk
aktif dalam berpikir serta tidak ada batasan yang diberikan selama setiap
persoalan atau pertanyaan yang disusun siswa tidak menyimpang dari
materi yang sedang dibahas. Keuntungan model ini adalah persoalan atau
pertanyaan yang muncul pada siswa dapat lebih bervariasi daripada yang
disiapkan oleh guru sendiri, dengan demikian guru nantinya dapat lebih
mudah menekankan konsep yang perlu dipelajari siswa (Suparno,
2006:100).
1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Composing
Suparno (2006:101) dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi
Pembelajaran

Fisika”

mengemukakan

langkah-langkah

model

pembelajaran problem composing sebagai berikut:
a. Guru menyajikan fenomena yang menimbulkan rasa ingin tahu
dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Siswa dalam kelompok diminta untuk membuat beberapa
pertanyaan berkaitan dengan fenomena dan topik yang disajikan
oleh guru. Ada baiknya tiap kelompok membuat 3-5 pertanyaan.
c. Masing-masing siswa di kelompok menilai pertanyaan yang telah
dibuat sesuai dengan kriteria pertanyaan yang baik. Kemudian
kelompok memlih tiga pertanyaan yang dinilai sebagai pertanyaan
yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

d. Setiap pertanyaan yang telah dinilai dikumpulkan, kemudian guru
mengurutkan pertanyaan yang sama, dan membagikannya kedalam
kelompok.
e. Siswa diminta dalam kelompok mencari jawaban dari pertanyaan
atau pemecahan persoalan yang sudah diurutkan oleh guru.
f. Pekerjaan siswa dipresentasikan di depan kelas, sehingga semua
siswa dapat ikut mengerti bagaimana jawaban pemecahan
persoalan tersebut.
g. Kalau soalnya banyak, dapat juga dibagi dalam kelompok dengan
tugas masing-masing beberapa pertanyaan.
h. Guru memberi tambahan sejauh yang diperlukan.
Imas Ratna E dkk (2011:80) juga merumuskan langkah-langkah
Meodel Pembelajaran Problem Composing dalam penelitiannya
“Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran Problem Composing
dengan Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre Solution Posing
terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di SMA 72 Jakarta”

sebagai

berikut:
a. Siswa mendengarkan konsep materi secara singkat.
b. Siswa membuat 3 (tiga) pertanyaan dengan jenis soal yang
berbeda secara berkelompok.
c. Siswa membentuk kelompok baru sesuai dengan jenis soalnya
masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

d. Siswa

mengklasifikasikan

pertanyaan-pertanyaan

dengan

menyatukan persoalan yang sama.
e. Siswa dalam kelompok mendiskusikan pemecahan persoalan
yang sudah dikelompokkan.
f. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
g. Siswa bersama guru menyimpulkan konsep materi yang
dipelajari.
Dalam penelitian ini,

peneliti mengharapkan siswa membuat

pertanyaan secara mandiri bukan secara kelompok. Disaat siswa membuat
pertanyaan secara berkelompok, belum tentu semua siswa yang ada di
kelompok terlibat dalam membuat pertanyaan, oleh sebab itu agar setiap
siswa terlibat aktif dalam membuat pertanyaan, peneliti mengarahkan
siswa untuk bertanya secara mandiri. Membuat pertanyaan secara mandiri
bertujuan agar siswa berlatih berpikir secara mandiri, dan mampu
mengembangkan keterampilan bertanya secara mandiri. Berikut langkahlangkah model pembelajaran problem composing yang dibuat dengan
memodifikasi beberapa hal sebegai berikut:
a. Guru menyajikan fenomena yang menimbulkan rasa ingin tahu
dalam pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Siswa secara mandiri diminta untuk membuat beberapa pertanyaan
berkaitan dengan fenomena dan topik yang disajikan oleh guru.
Ada baiknya tiap siswa membuat 3-5 pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

c. Masing-masing siswa menilai pertanyaan yang telah dibuat sesuai
dengan kriteria pertanyaan yang baik (pertanyaan dinilai oleh siswa
yang berbeda).
d. Setiap pertanyaan yang telah dinilai dikumpulkan, kemudian guru
mengurutkan pertanyaan yang sama, dan membagikannya kedalam
kelompok.
e. Siswa diminta dalam kelompok mencari jawaban dari pertanyaan
atau pemecahan persoalan yang sudah diurutkan oleh guru.
f. Pekerjaan siswa dipresentasikan di depan kelas, sehingga semua
siswa dapat ikut mengerti bagaimana jawaban pemecahan
persoalan tersebut.
g. Kalau soalnya banyak, dapat juga dibagi dalam kelompok dengan
tugas masing-masing beberapa pertanyaan.
h. Guru memberi tambahan sejauh yang diperlukan.
D. Kemampuan Bertanya yang Akan Dikembangkan
Tingkat pertanyaan dalam proses pembelajaran yang sering
diajukan oleh siswa berada pada tingkatan pengetahuan, yaitu apa, kapan,
siapa, dimana, sebutkan dll. Dalam proses pembelajaran fisika, siswa tidak
hanya dituntut untuk bisa tahu, tapi siswa harus bisa paham dan
menerapkan materi yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mengembangkan
kemampuan bertanya pada tingkatan memahami dan menerapkan
(application) dalam belajar fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

Putu Ayub Dermawan dan Edy Sujoko (2013)

dalam jurnal

“Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom” menjelaskan
bahwa memahami yaitu membangun makna dari pesan pembelajaran,
termasuk pesan komunikasi lisan, tertulis, dan grafis. Proses kognitif
dalam

kategori

memahami

adalah

manafsirkan,

mencontohkan,

mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan. Contoh pertanyaan dalam tingkat memahami yaitu “jelaskan
apa perbedaan dari luas permukaan bola dan volume bola?”. Menerapkan
yaitu melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.
Proses

kognitif

dalam

mengeksekusi/melaksanakan

kategori
dan

menerapkan

adalah

mengimplementasikan.

Contoh

pertanyaan dalam tingkat menerapkan yaitu “ Bagaimana cara menentukan
sudut istimewa?”.
Ramlan Effendi dalam jurnalnya menjelaskan, memahami yaitu
mengkontruksi makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah
dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema
yang telah ada dalam pemikiran siswa. Mengaplikasi atau menerapkan
adalah menggunakan prosedur untuk melakukan latihan atau memecahkan
masalah yang berhubungan erat dengan pengetahuan prosedural.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

E. Besaran Vektor Dan Skalar
1. Pengertian Besaran Vektor dan Skalar
Ada beberapa besaran fisis yang cukup hanya dinyatakan dengan
suatu angka dan satuan yang menyatakan besarnya saja. Ada juga
besaran fisis yang tidak cukup hanya dinyatakan dengan besarnya saja,
tetapi harus juga diberikan penjelasan tentang arahnya. Besaran vektor
adalah besaran dengan besar dan arah yang dapat dijumlahkan dan
dikurangkan, dicirikan oleh besar dan arah (Tipler, 1991: 54). Contoh
besaran vektor didalam fisika adalah kecepatan, percepatan, gaya,
perpindahan, momentum dan lain-lain. Besaran skalar adalah besaran
yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besarnya dinyatakan oleh
bilangan dan satuan). Contoh besaran skalar adalah

waktu, suhu,

volume, laju, energi, usaha dan lain-lain (Budi dan M. Azam, 2013 :
35).
2. Penggambaran, penulisan (notasi) vektor
Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri
dari pangkal (titik tangkap), ujung dan panjang anak panah. Panjang
anak panah menyatakan nilai dari vektor dan arah panah menunjukkan
arah vektor (Budi dan M. Azam, 2013 : 37).
Pada gambar (2.1) digambar vektor dengan titik pangkalnya A,
titik ujungnya B serta sesuai arah panah dan nilai vektornya sebesar
panjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

A

B

Gambar 2.1 Gambar sebuah vektor AB

Titik A : Titik Pangkal (titik tangkap)
Titik B : Ujung
Panjang AB : Nilai (besarnya) vektor tersebut = AB
Notasi (simbol) sebuah vektor dapat juga berupa huruf besar atau
huruf kecil, biasanya berupa huruf tebal, atau berupa huruf yang diberi
tanda panah di atasnya atau huruf miring, biasanya besar suatu vektor
mempunyai satuan fisis (Tipler, 1991 : 54).
Contoh :
Vektor A

(Berhuruf tebal)

Vektor ⃗

(Huruf dengan tanda panah di atasnya)

Vektor A

(Huruf miring)

Untuk penulisan harga (nilai) dari vektor dituliskan dengan huruf
biasa atau dengan memberi tanda mutlak dari vektor tersebut.
Contoh : Vektor A. Nilai vektor A ditulis dengan A atau |A|
Ada beberapa hal yang perlu diingat mengenai besaran vektor
a. Dua buah vektor dikatakan sama jika mempunyai bila besar
dan arah sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

b. Dua buah vektor dikatakan tidak sama jika :
1) Kedua vektor mempunyai nilai yang sama tetapi berlainan
arah
2) Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda tetapi arah
sama
3) Kedua vektor mempunyai nilai yang berbeda dan arah yang
berbeda
3. Penjumlahan dan pengurangan vektor
Mencari resultan dari beberapa buah vektor, berarti mencari sebuah
vektor baru yang dapat menggantikan vektor-vektor yang dijumlahkan
(dikurangkan). Untuk penjumlahan atau pengurangan vektor, ada
beberapa metode, yaitu metode jajaran genjang, metode segitiga,
metode poligon (segi banyak) dan metode uraian.
a. Metode Jajaran Genjang
Penambahan grafis dua vektor dengan menempatkan mereka
ekor dengan ekor dan menemukan diagonal jajaran genjang yang
dibentuk dikenal sebagai penjumlahan vektor dengan metode
jajaran genjang (Tipler, 1991 : 56). Cara menggambarkan vektor
resultan dengan metode jajaran genjang adalah sebagai berikut :
1) Gambarkan vektor pertama dan vektor kedua dengan titik
pangkal berimpit
2) Gambar sebuah jajaran genjang dengan kedua vektor tersebut
sebagai sisi-sisinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

3) Resultannya adalah sebuah vektor, yang merupakan diagonal
dari jajaran genjang tersebut dengan titik pangkal sama dengan
titik pangkal kedua vektot tersebut

Gambar 2.2 Resultan vektor A + B, dengan metode jajaran genjang
Besarnya vektor:

(2.1)
θ adalah sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B
Catatan :
1) Jika vektor A dan B searah, berarti
2) Jika vektor A dan B berlawanan arah, berarti
3) Jika vektor A dan B saling tegak lurus, berarti

R=√

R=√

R=√

Untuk pengurangan (selisih) vektor R = A – B, maka caranya sama
saja, hanya vektor B digambarkan berlawanan arah dengan yang
diketahui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

a.

Metode Segitiga
Bila ada dua vektor A dan B akan dijumlahkan dengan cara
segitiga maka tahap-tahap yang harus dilakukan adalah
1) Gambarkan vektor A
2) Gambarkan vektor B dengan cara meletakkan pangkal vektor
B pada ujung vektor A
3) Tariklah garis dari pangkal vektor A ke ujung vektor B
4) Vektor resultan merupakan vektor yang mempunyai pangkal di
vektor A dan mempunyai ujung di vektor B

Gambar 2.3 Resultan vektor A + B, dengan metode segitiga
Jika ditanyakan R = A – B, maka caranya sama saja, hanya
vektor B digambarkan berlawanan arah dengan yang diketahui.
b. Metode Poligon
Poligon artinya segi banyak. Disebut metode poligon karena
dalam metode ini vektor-vektor tersusun dalam bangunan berupa
poligon ( Mikrajuddin, 2007: 58). Pada metode ini, tahapannya
sama dengan metode segitiga, hanya saya metode ini untuk
menjumlahkan lebih dari dua vektor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

Contoh:
Jumlahkan ketiga buah vektor A, B, dan C dengan metode poligon

Gambar 2.4 Vektor A, B, C

Jawab:
Resultan ketiga vektor R adalah R = A + B + C

Gambar 2.5 Penjumlahan vektor dengan metode poligon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

c.

Metode Uraian
Setiap vektor akan dijumlahkan, dikurangkan, diuraikan terhadap
komponen-komponennya (sumbu x dan sumb y).

Gambar 2.6 Komponen-komponen sebuah vektor
Komponen vektor A terhadap sumbu X : Ax = A cos θ
Komponen vektor A terhadap sumbu Y : Ay = A sin θ
Tabel 2.3. Uraian Komponen-komponen Vektor

Besar vektor R:

(2.2)
Arah vektor R terhadap sumbu X positif :

(2.3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

Catatan :
Jika vektor A dinyatakan dengan vektor-vektor satuan i dan j maka,
secara matematis vektor A dapat ditulis dengan
A = i Ax + j Ay
Yang merupakan penjumlahan kedua komponen-komponennya
Atau

A = Ax + Ay

Nilai vektor A :
(2.4)
4. Perkalian V