Ringkasan buku `Cara Menguji Ketulusan Cinta`, karya A. Setyawan, S.J. - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

RINGKASAN BUKU “CARA MENGUJI KETULUSAN CINTA”,
KARYA A. SETYAWAN, S.J.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:
Elisabet Riil Rejeki
NIM: 071124033

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada
Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Slamatku

Kedua orang tuaku tercinta: Alm. Bapak Antonius Sudarto (Yochanes Slamet)
dan Ibu Veronika Daliyah

Saudaraku: Leonardus Dwi Wibisono dan Yulius Wahyu Wibisono
My Lovely : FX. Restu Arivianto
Kalian semua adalah salah satu alasanku untuk tetap bertahan dan terus
berjuang sampai saat ini.

Teman-teman seperjuanganku, para pewarta Kabar Gembira, dan semua pihak
yang telah ikut membantu, mendukung, dan memberikan kesempatan kepada
penulis untuk berkembang selama menjalani proses pendidikan hingga selesai di
program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


MOTTO
“ Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu
meningkatkan rasa ikhlas tuk bersyukur atas kesuksesan ”
(Mario Teguh )

“ Jangan pikirkan kegagalan kemarin, hari ini sudah lain, sukses pasti diraih
selama semangat masih menyengat ”
(Mario Teguh)

“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku”
(Yoh. 14: 1)

dan semua yang aku lakukan ingin kupersembahkan:
“Ad maiorem Dei Gloriam”

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah RINGKASAN BUKU “CARA MENGUJI
KETULUSAN CINTA “, karya A. SETYAWAN, S.J, membahas tentang teori
cinta dan usaha pembinaan yang dilakukan terhadap kaum muda. Alasan
mendasar bagi penulis mengambil judul skripsi ini adalah ingin memperdalam
wawasan, pengetahuan dan berbagi permasalahan yang di hadapi oleh kaum muda
khususnya di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Klepu, Sleman,
Yogyakarta. Buku karya A. Setyawan sebagai inspirasi untuk mendampingi kaum
muda di Stasi St. Yohanes Chrisostomus Pojok, Paroki Klepu, Sleman,
Yogyakarta.
Disadari bahwa kaum muda merupakan sekelompok manusia yang sedang
berkembang secara dinamis, seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman
menuju kedewasaannya. Sebagai manusia yang dinamis dan berada dalam taraf
tertentu dalam perkembangannya, kaum muda sering mengalami persoalan yang
datang silih berganti, baik menyangkut persoalan iman keagamaan maupun
kemasyarakatan. Dalam situasi itulah, kaum muda membutuhkan pertolongan,
supaya kaum muda dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan

harapan keluarga, Gereja dan masyarakat.
Buku ini dibagi menjadi 11 bab dibuka dengan prolog Cinta Tanpa Teori?
Restorasi Cinta, Hukum Cinta, Bahasa Cinta, Tantangan Cinta, Tanda‐tanda
Cinta, Kemutlakan Cinta, Hambatan Cinta, Kreativitas Cinta, Jalan Cinta, dan
ditutup dengan epilog Cinta Tanpa Teori!.
Menelusuri hidup cinta, mencintai, dan dicintai berarti perlu mendalami
berbagai seluk‐beluk yang ada dalam pengertian akan cinta itu sendiri. Yang pasti
seks bukanlah cinta itu sendiri, melainkan sarana untuk mewujudkan cinta yang
ada antara pasangan pria‐wanita. Bahaya yang mengancam adalah kecenderungan
mengeksploitasi seks itu dan mengejar kenikmatan semata bukan untuk mencapai
tujuan cinta pada pasangannya. Apakah tujuan seks untuk mencari kenikmatan
semata atau hanya sebagai sarana prokreasi? Hal ini dikupas panjang lebar dalam
bab V Tantangan Cinta.
Penulis berharap, skripsi ini bisa bermanfaat bagi para pembinaan kaum
muda maupun orang-orang yang mempunyai perhatian dan minat terhadap kaum
muda, dalam upaya mengembangkan kepribadian dan dan iman kaum muda
khususnya di tasi t
ohanes hrisostomus Pojok, Paroki Klepu, leman,
ogyakarta engan demikian buku karya A etyawan ara en i e l an
in a bisa menjadi inspirasi para kaum muda dan pembinaan iman kaum muda.


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
The titleof this thesis is Book Summary of ʺ How to Test The Sincerity
of Love ʺ, authored by A.Setiawan, SJ, that discusses thetheoryof loveand
efforttoward youth. The fundamental reasonfor the writerto take this title is to
broaden the perception,knowledgeand share problemsthat is facedbyyoung
particularly inthe Districk Pojok, of St.JohnChrysostom, ParishKlepu, Sleman,
Yogyakarta. The book authored byA.Setiawanis taken as inspiration to
accompany the youth in Districk of PojokStas, of JohnChrysostom, ParishKlepu,
Sleman, Yogyakarta.
It is recognized that young people are a group of people whoare

developing dynamically, along with the change and development of the age to
ward adulthood. As human beings are dynamic and in acertain extentin its
development, young people often have problems that come and go, both related to
religious faith and social issues. In that situation, young people are in need of
help, so that young people can grow anddevelop properly in accordance with the
expectations of family, the Churchand sociely.
The book is dividedinto11chaptersopened with aprologue of Love without
Theory?Restorationof Theory, the Law ofLove,Language of Love, Defiance of
Love, Signs ofLove, Absoluteof Love, Barriers of Love, Creativityof Love,
Wayof Love, andconcluded withan epilogueLoveWithoutTheory!.
Tracing the life of love, to love, and tobe loved mean it is necessary to
deepen the various intricacies that existin the understanding of love it self. To be
sure that sex is not love it self, but a means to realize the love that exists between
male-female couples. The danger is the tendency to exploit sex and the pursuit of
pleasure not only to achieve the objectives in love with her partner. Is the purpose
of sex to look for mere pleasure or simply asa means of procreation? It is peeled at
length in chapter V the Challenge of Love.
The author hopes that this paper can be useful for the development of
young people and those who have the attention and interest of the young people,
in an effort to develop a personality and faith in young people and in particular in

the Districk of Pojok of St. John Chrysostom, Parish Klepu, Sleman, Yogyakarta.
Thus the book by A etiawan How to Test the Sincerity of Love can be an
inspiration to the youth and people who concern with them.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang Maha Kasih karena
telah menerangi, mencerahkan, membimbing dan menuntun penulis dengan penuh
kasih, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul RINGKASAN
BUKU


ʺCARA

MENGUJI

KETULUSAN

CINTAʺ,

KARYA

A.

SETYAWAN, SJ.
Setiap manusia dikaruniai dengan berbagai kemampuan, namun dalam porsi
yang berbeda-beda. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung
yang dengan setia telah mendampingi, memberi semangat, dan memberikan
kritikan yang membangun kepada penulis untuk terus berjuang. Maka dari itu
penulis menyampaikan limpah terima kasih dan penghargaan yang setulusnya
kepada:
1. Dr. C. Putranto, SJ, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
perhatian dan pendampingan kepada penulis selama menjalani proses
pendidikan di kampus IPPAK sampai selesainya skripsi ini, yang selalu
meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, yang
selalu memberikan kepercayaan, masukan-masukan dan kritikan-kritikan yang
membangun sehingga penulis lebih termotivasi dalam menuangkan gagasangagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini dan penulis semakin
menyadari bahwa segala sesuatu butuh proses dan harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen penguji II sekaligus dosen akademik
yang dalam kebersamaan selalu meluangkan waktu, memberi sapaan dan
memberi semangat kepada penulis selama menjalani proses pendidikan di
kampus IPPAK hingga selesainya penulisan skripsi ini.
3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag. M.Si, selaku dosen penguji III yang selalu memberi
semangat kepada penulis selama menjalani pendidikan di kampus IPPAK
hingga selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kerelaan hati dengan
selalu ada dan meluangkan waktu untuk mendengarkan curhatan penulis di saat
penulis mengalami kepenatan dan kelelahan hati di sela-sela menyelesaikan
pendidikan di kampus ini. Terima kasih untuk segala sharing, masukan yang
membangun, dan kesempatan untuk selalu berkembang.
4. Kaprodi IPPAK-USD Yogyakarta, Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ,
M.Ed., yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi.
5. Segenap staf dosen prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan kerelaan hati dan penuh
kesabaran telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh proses
pendidikan sampai selesainya penulisan skripsi ini.
6. Segenap staf karyawan IPPAK-USD Yogyakarta yang selalu menyapa dan
melayani penulis dengan sepenuh hati selama menjalani proses pendidikan
sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Para Sahabat mahasiswa, khususnya angkatan 2007 ( Ari Subandono, Ade
Mardiana, dan Santri Dor) dan adik tingkat yang turut berperan dalam
menempa pribadi dan memotivasi penulis, memberi dukungan, bantuan, kritik

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Inspirasi dari sebuah buku berjudul Cara Menguji Ketulusan Cinta ........ 5
BAB II

N KA AN

K

A AM N

J K

L

AN

N A .. 10

1. Cinta Tanpa Teori ................................................................................... 10
2. Restorasi Cinta ........................................................................................ 11
a. Tragis atau Drastis? .......................................................................... 11
b. Cinta Sama dengan Perasaan? ......................................................... 11
c. Cinta Sakral atau Muharam? ............................................................ 11
d. Cintak tidak Rasional........................................................................ 11
e. Mencintai atau Menyukai? ............................................................... 12
f. Sayang atau Cinta? ........................................................................... 12
g. Cinta : Masalah dan Misteri .............................................................. 12
3. Hukum Cinta........................................................................................... 14
a. Cinta yang Menyatukan .................................................................... 14
b. Setiap Orang Mengalami Kesepian .................................................. 14
c. Kesepian Seumur Hidup .................................................................. 14
d. Lari dari Kesepian............................................................................. 15
xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

e. Bersahabat dengan Kesepian ............................................................ 15
f. Berarti menjadi Manusia................................................................... 15
4. Bahasa Cinta ........................................................................................... 17
a. Epithymia : Tak Lihat Tak Sayang .................................................. 17
b. Eros : Bersatu Kita Teguh ................................................................ 17
c. Storge : Kasih Sayang Mama .......................................................... 18
d. Philia : Persahabatan ........................................................................ 18
e. Agape

akasimura ......................................................................... 19

f. Cinta yang Mana? ............................................................................ 19
g. Cintaku Ditolak ................................................................................ 20
5. Tantangan Cinta ..................................................................................... 21
a. Seks atau Seksualitas ....................................................................... 21
b. Dari Mana Datangnya Cinta ............................................................ 22
c. Dari Mata Turun ke Bawah ............................................................. 22
d. Monster Seks ................................................................................... 23
e. Kawin dan Nikah ............................................................................. 23
f. Dwifungsi Seks ................................................................................ 24
g. Sama-Sama Cinta ............................................................................. 24
6. Tanda-tanda Cinta .................................................................................. 26
a. Daya Tarik Seksual .......................................................................... 26
b. Waktu akan Membuktikan ............................................................... 27
c. Biarlah Badai Berlalu ...................................................................... 28
d. Memperluas Jaringan ....................................................................... 28
e. MengapaMenikah? .......................................................................... 29
f. Kawin Beda Agama .......................................................................... 30
g. Cinta Iman ....................................................................................... 31
7. Kemutlakan Cinta ................................................................................... 32
a.

Cinta yang Menjadi Daging ............................................................ 32

b.

Cinta Menjadi Terbatas .................................................................. 33

c.

Cinta Tak Terbatas .......................................................................... 34

d.

Cinta Tuhan .................................................................................... 35

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

e.

Manusia : Yang Ilahi dan Duniawi ................................................. 36

8. Hambatan Cinta ..................................................................................... 38
a.

osa Orang ua ............................................................................ 38

b.

Mencintai Barang, Memanfaatkan Orang ...................................... 40

c.

Melepaskan Seks dari Cinta ........................................................... 41

d.

Ketidakberdayaan Sekolah ............................................................. 43

e.

Kelemahan Pemerintah .................................................................... 43

f.

Kebanyakan Basa- Basi .................................................................. 44

g.

Cinta Bersyarat ............................................................................... 45

9. Kreativitas Cinta .................................................................................... 46
a.

Tidak Suka kepada Tuhan? Boleh! .................................................. .46

b.

Cinta Tidak Harus Menyetujui. ....................................................... 47

c.

Mengapa Mencintai Musuh? ........................................................... 48

d.

Cara Mencintai Musuh. ................................................................... 49

e.

Musuh dalam Selimut ..................................................................... 51

f.

Mencintai Musuh dalam Selimut .................................................... 51

g.

Bagaimana Caranya? ...................................................................... 52

h.

Kita Dicintai Tanpa Syarat ............................................................. 52

i.

Tidak Ada Anak Haram .................................................................. 53

j.

Berarti Kita Pantas Dicintai ............................................................ 53

k.

Masa ' Kita Tidak Mencintainya? ................................................... 54

l.

Mencintai Orang Lain? Untuk Apa? ............................................... 55

m. Proses : Ada Saatnya ...................................................................... 56
n.

Tidak Abortif .................................................................................. 57

10. Jalan Cinta .............................................................................................. 58
a.

Berpikir secara Benar ..................................................................... 58

b.

Cinta Perkawinan : Suatu Panggilan Alam ..................................... 59

c.

Mulailah dari Tujuan.. ..................................................................... 59

d.

Dua Model Berpikir ........................................................................ 60

e.

Cinta Menurut Perkawinan? ............................................................ 62

f.

Takut Berkomitmen ........................................................................ 62

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

g.

Cara Kerja Cinta. ............................................................................. 63

h.

Cinta Itu Gratis ................................................................................ 64

i.

Muara Cinta .................................................................................... 65

j.

Seberapa Jauh Anda Mencinta? ....................................................... 66

11. Cinta Tanpa Teori ................................................................................... 68
BAB III AN

APAN

K ʺ CARA MENGUJI KETULUSAN

CINTAʺ .............................................................................................. 71
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 77
A. Kesimpulan ................................................................................................. 77
B. Saran ........................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan
Gereja dilahirkan untuk merealisasikan Kerajaan Allah di dunia
demi kemuliaan Allah Bapa. Dari pihak Allah, Allah sendiri yang meraja,
berkuasa dan belas kasih-Nya menyelamatkan manusia. Dari pihak manusia,
Kerajaan Allah adalah suasana manusia menerima Allah sebagai yang
menentukan dan yang mengatur hidupnya baik secara perorangan maupun
secara kelompok.
Tugas mewartakan Kerajaan Allah bukan saja dipegang oleh para
klerus, melainkan dibebankan juga kepada semua warga Gereja termasuk
kaum mudanya. Muda-mudi Katolik (mudika) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari keanggotaan Gereja. Di satu sisi mereka merupakan kaum
muda yang memiliki ciri, sifat, perkembangan dan mengalami persoalan yang
sama dengan kaum muda pada umumnya. Di sisi lain mereka mempunyai
tanggungjawab dalam mengambil bagian pada tugas perutusan Gereja.
Mudika Stasi Pojok merupakan generasi penerus Gereja yang juga sedang
menghadapi situasi dan permasalahan hidupnya sebagai kaum muda.
Kaum muda termasuk muda-mudi di Stasi Pojok sedang dalam
taraf mendewasakan diri. Kaum muda kadang mengalami krisis atau masalah
yang cukup berat. Ada dua macam krisis yang wajar dan krisis yang
mencerminkan keadaan masyarakat pada umumnya (Hairun, 1990 : 41).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Krisis kaum muda yang wajar, berarti dalam proses menuju dewasa, kaum
muda mengalami permasalahan sebagai akibat peralihan dari masa kanakkanak menuju dewasa yang menyangkut perubahan, perkembangan dan
pertumbuhan fisik. Sedangkan yang kedua yaitu krisis masyarakat dewasa ini.
Krisis masyarakat dewasa ini, bisa dialami dan dirasakan oleh masyarakat
pada umumnya dan secara khusus kaum muda. Misalnya, perjudian, tindak
kekerasan, penganiayaan, pelecehan seksual, pemerkosaan, narkotika. Ini
adalah bukti atau tanda-tanda zaman dewasa ini yang sangat memprihatinkan
dan memiliki dampak yang negative bagi perkembangan masyarakat pada
umumnya dan secara khusus bagi perkembangan kaum muda. Untuk
mencapai kedewasaan diri tersebut mereka mulai mengembangkan seluruh
potensi maupun kepribadiannya. Dalam usaha memperkembangkan diri ini
mereka tidak jarang mengalami kesulitan dan hambatan.
Ada permasalahan lain yang tidak kalah hebatnya yaitu dampak
globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi. Memang disadari bahwa
kemajuan dalam berbagai bidang itu telah memberi kemudahan dan
kemungkinan bagi setiap manusia untuk melakukan segala kegiatannya,
namun kenyataan yang terjadi justru kaum muda Katolik semakin menjadi
individualis, konsumtif, daya kritis kurang, egois, mental instan dan situasi ini
semakin diperparah oleh lemahnya pembinaan dari keluarga dan masyarakat.
Sementara gaya berpastoral Gereja kaum muda Katolik juga belum
mampu memberikan dukungan yang maksimal. Akibatnya kaum muda
Katolik mengalami krisis dalam bidang moral dan iman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

Setelah penulis mengamati kaum muda di Stasi Pojok, Paroki
Klepu, Sleman, Yogyakarta juga mengalami krisis dalam pertumbuhan dan
perkembangan imannya seperti yang dialami kaum muda pada umumnya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
iman kaum muda, antara lain kurangnya perhatian dari keluarga, Gereja dan
masyarakat sekitar. Sedangkan persoalan yang dihadapi oleh kaum muda
menuntut perhatian yang cukup serius terutama berkaitan dengan krisis
masyarakat dewasa ini, misalnya minuman keras, jarang pergi ke Gereja,
jarang aktif di lingkungan dan Stasi. Situasi seperti ini semakin berkembang
dengan subur manakala kaum muda sendiri belum memiliki kesadaran yang
penuh dalam melaksanakan perannya sebagai kaum muda yang beriman
kepada Yesus Kristus. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan hanya
merupakan

aktivitas

yang

menunjang

kebutuhan

sekunder

yang

memperhitungkan sejauh mana kegiatan tersebut menguntungkan baginya.
Selain itu juga, rasa kecintaan terhadap perkembangan Gereja di
stasi dan paroki masih sangat kurang, contohnya : kegiatan koor di stasi
jarang dilakukan, doa-doa yang dilaksanakan di stasi maupun wilayah jarang
kaum muda yang ikut. Sikap egois masih kental dan kegiatan pribadi terlebih
khusus bagi kaum muda yang sudah bekerja dalam kenyataannya lebih
mementingkan kegiatan pemenuhan ekonomi, sedangkan bagi kaum muda
yang masih sekolah terikat dengan tugas sekolah yang menjadi prioritas
sehingga sisi kehidupan rohaninya pun terabaikan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

Bagaimana juga mereka merupakan harapan, tulang punggung
Gereja dan masyarakat baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan
datang. Oleh karena itu perlulah mudika dipersiapkan secara sungguhsungguh supaya dapat mencapai kedewasaan iman sehingga dapat memikul
tanggungjawabnya dalam meneruskan tugas perutusan Gereja. Salah satu cara
yang ditempuh adalah melalui pendampingan iman. Pendampingan iman
merupakan salah satu pelayanan bagi perkembangan iman Kristiani, sebagai
usaha seseorang dalam menemani orang lain atau kelompok agar iman
subyek yang didampingi dapat tumbuh dan mewujud nyatakan dalam
kehidupan mereka sehari-hari dalam rangka menyongsong masa depan.
Mudika juga perlu didampingi dalam hal pendampingan iman. contohnya
usaha peningkatan pendampingan iman mudika melalui katekese. Melalui
kegiatan katekese semua orang beriman baik secara pribadi maupun bersama
dapat membina penghayatan iman dalam situasi konkret, sehingga orang
dapat berkembang menjadi manusia kristiani yang dewasa dalam hal iman.
Mudika Stasi Pojok juga melaksanakan pendampingan iman
sebagai upaya memperkembangkan iman Kristiani mereka. Melalui
pendampingan iman di stasi para kaum muda dapat mengalami kesulitan dan
hambatan bahkan jarang dilaksanaan sehingga dirasakan kegiatan tersebut
belum memenuhi kebutuhan mudika setempat. Kegiatan yang dilaksanakan
masih terkesan apa adanya, tidak direncanakan secara baik. Tanggapan dari
pihak peserta sendiri kurang. Tenaga pendamping mudika sangat kurang dan
terjadi perangkapan tugas. Para pengurus stasi juga kurang memperhatikan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

perkembangan mudika. Karena dirasa pendampingan iman bagi kaum muda
belum memadai maka perlu diupayakan bentuk pendampingan iman yang
lebih sesuai.
Dalam kerangka inilah penulis mengajukan suatu sumbangan
pemikiran bagi usaha peningkatan pendampingan iman mudika. Sebagai
upaya penulis meringkas buku dengan maksud menggali inspirasi untuk
mendampingi mereka “ Ringkasan buku ʺCara Menguji Ketulusan Cintaʺ,
karya A. Setyawan, S.J.

B. Inspirasi dari Sebuah Buku Berjudul " Cara Menguji Ketulusan Cinta",
karya A. Setyawan, S.J.

Karya Cara Menguji Ketulusan Cinta dari A. Setyawan, S.J.
mengingatkan kita bahwa cinta kerap diutarakan tetapi sedikit dipahami.
Analisis soal cinta berawal dari pengalaman, emosi, dan peristiwa. Buku
ini menyampaikan kekayaan dari spektrum cinta. Bahwa, cinta adalah
bagian terpenting dari kemanusiaan kita.
Masa muda adalah proses peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa. Suatu masa yang menentukan perkembangan hidup manusia
dalam berbagai aspeknya yaitu fisik, intelektual, emosional, sosial dan
spiritual. Bila semua aspek itu dikembangakan dengan baik dan
memperoleh dukungan yang layak dari semua pihak, maka akan membuka
peluang bagi kaum muda dalam berpacu untuk menentukan jati dirinya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

yang sesungguhnya di tengah-tengah kehidupan keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara.
Kaum muda pada umumnya memiliki kepribadian yang dinamis
karena selalu berpikir dan bergerak maju seiring dengan perubahan dan
perkembangan zaman. Kaum muda juga memiliki bakat, kemampuan,
potensi dan kreativitas yang tinggi dan mampu mengaktualisasikan dirinya
sesuai dengan seluruh potensi yang dimilikinya itu.
Kaum muda Katolik dapat pula menjadi tenaga pembaharu dalam
masyarakat dan Gereja. Melalui anggapan ini pula, di masa sekarang dan
masa yang akan datang, kaum muda memiliki tugas yang cukup berat,
karena kaum muda dituntut untuk mampu mengambil peran secara aktif
dalam Gereja dan masyarakat sesuai dengan keadaannya dirinya yang
sesungguhnya.
Menjadi orang Kristiani yang dewasa adalah proses penemuan diri
dan panggilan Tuhan yang harus ditempuh melalui pengalaman sepanjang
hidup. Proses pendewasaan diri sangat dipengaruhi oleh berbagai hal dan
situasi. Oleh karena itu, perkembangan iman bagi seluruh umat dan
khususnya kaum muda menuntut pengenalan secara lebih mendalam
tentang situasi dan kondisi kaum muda.
Dewasa ini banyak dijumpai kaum muda yang kurang aktif dalam
berbagai kegiatan, baik di lingkungan masyarakat maupun lingkungan
Gereja. Meskipun ada, itu hanya sedikit dan terbatas pada orang-orang
tertentu. Dalam setiap Perayaan Ekaristi kaum muda yang hadir jarang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

yang berani turut ambil bagian sebagai petugas tata perayaan. Mereka
lebih suka datang dan tanpa peduli dengan apa yang akan terjadi, yang
penting datang untuk Ekaristi dan menyambut komuni.
Berbagai alasan sering muncul mengapa kaum muda sekarang ini
jarang sekali yang berani turut ambil bagian dalam setiap kegiatan hidup
menggereja. Bermacam-macam alasan yang muncul antara lain : tidak ada
waktu atau terlalu sibuk dengan pekerjaan, kuliah maupun sekolah, tidak
punya kenalan, malu, banyak tugas, merasa sudah tidak muda lagi, dan
masih banyak alasan lagi. Alasan-alasan itulah yang membuat kaum muda
kurang begitu nampak keberadaan dan kontribusinya.
Masalah lain yang sering dihadapi oleh kaum muda adalah
kemunduran spritualitas atau bisa dikatakan krisis iman. Di tengah zaman
yang begitu pesat disertai dengan proses pencarian identitas diri, mereka
mulai mempertanyakan keberadaan dan fungsi agama, bahkan keberadaan
Tuhan sendiri. Selain itu kaum muda yang juga sedang mengalami
perkembangan fisik dan psikis yang masih labil membuat dinamika hidup
mereka sulit untuk ditebak atau diduga.
Hidup menggereja sendiri memiliki pengertian, menampakkan
iman dalam hidup sehari-hari lewat usaha dan tindakan nyata kepada
sesama di sekitar kita. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang bertujuan
untuk mewujudkan iman kristiani dapat disebut sebagai perwujudan hidup
menggereja.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Pada tahun 2009, Keuskupan Agung Semarang mencanangkan
sebagai "Tahun Kaum Muda". Keuskupan Agung Semarang berarti
memberi kesempatan dan dukungan penuh bagi kaum muda untuk lebih
aktif dalam setiap kegiatan menggereja sebagai bentuk usaha untuk
memperkembangkan imannya agar mereka berkembang menjadi pribadipribadi yang penuh tanggungjawab. Untuk mendukung usaha dari KAS
tersebut maka Gereja dan orang tua memberi peluang dan dorongan yang
sebesar-besarnya untuk kaum muda untuk lebih terlibat dalam kegiatan
menggereja terutama untuk berani ambil bagian dalam tugas Perayaan
Ekaristi.
Melihat banyak masalah yang dihadapi kaum muda kristiani dalam
pendewasaan pribadi dan iman, Gereja sadar bahwa sudah saatnya dicari
suatu solusi pendampingan yang efektif bagi mereka agar nantinya mereka
menjadi kaum muda yang dewasa dalam berbagai segi. Gereja secara tegas
mengungkapkan bahwa kaum muda merupakan harapan dan tulang
punggung Gereja dan masyarakat dalam setiap aspek kehidupan. Secara
khusus Gereja melihat bahwa maju mundurnya Gereja di masa yang akan
datang tidak terlepas dari kreativitas dan tanggungjawab kaum muda
Kristiani masa kini.
Charles M. Shelton (1998 : 160) menegaskan bahwa "salah satu
ciri khas kaum muda yang dewasa secara kristiani adalah berkembang dan
mendalam hubungannya dengan Yesus Kristus". Oleh karena itu, Gereja
sangat mengharapkan pendampingan bagi kaum muda yang lebih efektif

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

mulai dari keluarga, masyarakat, dan berbagai wadah kegiatan rohani.
Menyadari berbagai macam persoalan yang mempengaruhi proses
perkembangan diri kaum muda Kristiani menuju iman yang dewasa dan
sekaligus melihat keprihatinan yang dirasakan oleh Gereja.
Karena adanya permasalahan yang ada maka penulis meringkas
buku ʺ Cara Menguji Ketulusan Cinta ʺ,

karya A. Setyawan S.J.

mengingatkan kita bahwa cinta kerap diutarakan tetapi sedikit dipahami.
Karena cinta berawal dari pengalaman, emosi, dan peristiwa. Buku ini
menyampaikan kekayaan dari cinta. Bahwa, cinta adalah bagian terpenting
dari kemanusiaan kita. Maka penulis memberi inspirasi dari sebuah buku
berjudul ʺ Cara Menguji Ketulusan Cinta ʺ.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

BAB II
RINGKASAN BUKU " CARA MENGUJI KETULUSAN CINTA "
BAB 1
Cinta Tanpa Teori

Cinta bukan teori. Cinta itu mendengarkan. Cinta lebih diwujudkan
dengan tindakan daripada kata-kata. Cinta tidak mungkin dibangun tanpa katakata yang menyusun pemahaman teori. Ada relasi timbal balik antara teori dan
pengalaman. Cinta adalah penilaian tentang perasaan.
Penulis mengesampingkan pengalaman cinta, justru buku ini bisa dipakai
untuk menguji pengalaman cinta kita dan memahami tentang cinta. Orang sering
memisahkan kuasa dari cinta. Hidupnya tidak memberi pengaruh apa pun untuk
mengembangkan hidup orang lain. Orang lupa bahwa cinta tanpa kuasa. Wujud
cinta penuh dengan kuasa adalah keadilan. Tetapi, hanya mungkin diwujudkan
kalau orang sungguh-sungguh memahami makna cinta yang sebenarnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

BAB 2
Restorasi Cinta

a. Tragis atau Drastis?
Setiap orang memiliki unsur tragis. Dalam pengalaman
hidupnya juga mengalami drastis. Unsur tragis di sini bisa
karena kehilangan orang yang disayangi dan kehidupannya
mengalami perubahan drastis.

b. Cinta Sama dengan Perasaan?
Cinta sama dengan perasaan. Cinta dijadikan tameng untuk
melakukan aneka ragam tindakan. Tidak sedikit tindakan itu
lahir justru karena cinta. Karena cinta dimiliki oleh setiap
orang.

c. Cinta Sakral atau Muharam?
Cinta itu sakral. Cinta adalah sumber universal hidup
manusia. Ada sesuatu yang mulia dan sakral dari cinta. Cinta
juga punya dimensi misteri sehingga tidak mungkin dapat
dipecahkan secara tuntas. Kita bisa memecahkan soal
matematika yang sulit. Tetapi, jika berurusan dengan cinta,
orang tidak dapat memecahkannya secara tuntas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

d. Cinta Tidak Rasional?
Cinta itu rasional, karena masuk dalam wilayah objektif.
Perasaan itu ada dalam diri kita. Kondisi objektif : finansial,
keamanan, kondisi orang yang akan kita temui. Jika kita
mengabaikan kondisi objektif, kita bisa jadi tergila-gila pada
sesuatu.

e. Mencintai atau Menyukai?
Mencintai, karena terkait dengan keseluruhan pribadi.
Sedangkan menyukai terkait dengan perasaan. Mencintai
berarti

secara

konsisten

menerima

pribadi

dalam

keseluruhannya.

f. Sayang atau Cinta?
Cinta, karena ada perbedaan antara sayang dan cinta. Cinta
itu sakral dan seringkali diartikan memiliki. Cinta dianggap
sebagai ungkapan tertinggi dan hanya bisa diungkapkan pada
satu orang. Cinta adalah kekuatan yang menyatukan.

g. Cinta : Masalah dan Misteri
Ada perbedaan antara masalah dan misteri.
c n

n a is ik ada

i u sua u

asa a

asa a

a ena i u idak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

ucu

a au

ada n a

aa
a

u

ucu

ika an as disebu sebagai

is e i

ka ena k ndisi i u bisa di acak sebab

musababnya dan lalu bisa diselesaikan. Ganti lampu, ganti
saklar, kabel, misalnya. Jadi, sejauh bisa diselesaikan, mati
lampu itu disebut masalah. Misteri : hidup, cinta. Cinta ada
dalam kategori misteri. Cinta bisa jadi masalah dan akhirnya
menjadi misteri yang melibatkan diri kita sendiri. Misteri tak
terhindarkan dan memaksa.
Ada pengakuan akan misteri : kita terlibat di dalamnya,
pemecahan masalahnya akan melibatkan sikap, keyakinan dan
kepercayaan kita. Masalah timbul melibatkan keyakinankeyakinan yang kita punyai tentang cinta, tentang hidup,
kebebasan dan iman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

BAB 3
Hukum Cinta

a. Cinta yang Menyatukan
Cinta yang menyatukan. Cinta sebagai kekuatan yang
membangun materi sehingga tercipta semesta. Disini ada soal
bahwa orang yang berbeda, hal yang berbeda, latar belakang
yang berbeda digerakkan untuk bersatu. Hukum cinta membuat
unsur

semesta

menyatu.

Cinta

adalah

kekuatan

yang

menyatukan.

b. Setiap Orang Mengalami Kesepian
Setiap orang mengalami kesepian. Dari kesepian itu kita
mencari orang lain. Ada dorongan untuk bersatu dengan orang
lain. Kesepian adalah bagian dari kondisi manusia. Dari
kesepian itu kita butuh pendamping atau orang yang menemani
kita.

c. Kesepian Seumur Hidup
Setiap orang tidak ingin merasakan kesepian, apalagi
kesepian seumur hidup. Tetapi manusia tidak pernah merasa
puas untuk meraih kepuasannya. Ada yang mencari ketenangan
hidup dengan mengubah penampilan, tetapi dengan semua itu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

tidak menjamin ketenangan dan kebahagiaan. Maka kesepian
menyertai manusia dalam seluruh hidupnya.

d. Lari dari Kesepian
Kesepian tidaklah menyenangkan bisa menjadi luka yang
memedihkan hati. Terkadang manusia dihadapkan dengan
kesepian dan cenderung melarikan diri. Kesepian memang
menakutkan. Namun, kesepian juga bisa jadi momen anugrah
bila orang tak lari darinya, melainkan bersahabat dengannya.

e. Bersahabat dengan Kesepian
Manusia adalah makhluk sosial, ini merupakan kebenaran
yang ada sejak kita lahir. Bahwa kita tak bisa hidup tanpa orang
lain. Dapat diartikan pula pada dasarnya manusia tidak dapat
hidup sendiri. Sendiri berarti sepi. Jadi manusia memiliki
kesepian. Orang tidak tahu apa yang ia inginkan, apa yang ia
rasakan atau apa yang ia yakini. Dalam kondisi yang demikian,
maka reaksi alamiah kita adalah mencari teman.

f. Berarti Menjadi Manusia
Menjadi

manusia, mungkin

untuk

sementara orang

bukanlah satu masalah yang harus dipersoalkan. Karena
ternyata kita semua telah dilahirkan sebagai manusia. Setidak-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

tidaknya sebagai makhluk yang berakal budi dan berbudaya,
yang secara tegas membedakan dari makhluk-makhluk yang
lain yang bukan manusia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

BAB 4
Bahasa Cinta

a. Epithymia : Tak Lihat Tak Sayang
Dalam konteks ini penglihatan yang lebih dipergunakan.
Ada pepatah tak kenal maka tak sayang. Tetapi disini tak lihat
maka tak sayang. Epithymia muncul karena penggunaan sensor
indra penglihatan, sehingga orang melihat dan dapat terpikat.
Epithymia atau sensual love adalah cinta dalam arti tak
lihat maka tak sayang. Cinta model ini merujuk pada
penggunaan indra dan menimbulkan libido. Ini dimiliki oleh
semua manusia normal. Libido mendorong untk mencari
kenikmatan demi kenikmatan. Libido sebagai dorongan normal
untuk pemenuhan diri.

b. Eros : Bersatu Kita Teguh
Orang ingin selalu dekat dan tak terpisahkan oleh
pasangannya. Ada dorongan untuk bersatu dengan hal atau
orang yang menariknya. Eros biasanya difungsikan dalam
hubungan dengan ketertarikan karena daya tarik fisik kepada
lawan jenis.
Eros adalah dewa cinta dan nafsu seksual. Eros juga
merupakan sebuah kata dalam bahasa Yunani yang berarti cinta

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

berdasarkan hawa nafsu saja. Berbeda dari itu Eros bisa
dipahami sebagai dorongan untuk bersatu dengan hal atau
orang yang menariknya. Eros tidak lagi sekedar muncul dari
rangsangan atau dorongan seksual. Meski unsur epithymia bisa
terlibat di dalam eros, akan tetapi tak selamanya keduanya
menyatu.

c. Storge : Kasih Sayang Mama
Mengajarkan kepada kita bahwa kita layak dicintai
bagaimanapun keadaan kita. Storge juga bermakna cinta, kasih
dan sayang. Ungkapan kasih sayang kepada orang tuanya.
Cinta dalam lingkup keluarga. Rasa cinta yang ditumbuhkan
orang tua membangun sikap, sifat anak untuk kemudian
mencintai orang lain, termasuk mencintai orang tuanya.

d. Philia : Persahabatan
Persahabatan

atau

pertemanan

adalah

istilah

yang

menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung
antara dua atau lebih entitas sosial. Artinya kita memilih
sahabat lebih karena dia memiliki kesatuan dengan kita yang
tidak dimiliki kebanyakan orang lain.
Philia, juga bermakna kasih, cinta dan sayang. Biasanya
difungsikan atau digunakan dalam hubungan sosial dan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

persahabatan sehari-hari, diucapkan antara sesama sahabat atau
teman

karib.

Di

dalamnya

juga

terkandung

saling

memperhatikan, keterbukaan, perhatian dan setia kawan,
toleransi serta solidaritas.

e. Agape : "Takasimura"
Agape : Takasimura adalah cinta tanpa syarat. Merupakan
kasih yang sejati. Di dalamnya terkandung sabar, murah hati,
tidak cemburu, tidak sombong, melakukan hal-hal yang sopan,
tidak dendam, kejujuran, perhatian, mengerti, paham dan
memahami orang lain, kesetiaan, percaya, komitmen pada
ucapan dan janji. Dalam hidup dan kehidupan sosial.
Agape difungsikan sebagai pengikat yang mempersatukan
dan menyempurnakan. Sering kali disebut kasih yang agung,
karena mampu meniadakan segala bentuk perbedaan yang
dibangun

manusia,

pertengkaran.

Selalu

permusuhan,
membawa

atau

pertentangan,

dan

berdampak

pada

perdamaian, damai sejahtera dan ketenangan.

f. Cinta yang Mana?
jCinta tak bersyarat. Cinta itu suatu proses. Tidak statis,
tetapi dinamis. Maka, cinta tentu merupakan suatu proses

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

dalam seluruh tata kosmis kehidupan. Artinya, dalam proses
itu, seluruh dimensi cinta terlibat.
Oleh karena itu, cinta seksual mendapatkan makna
terdalamnya jika dipahami dalam konteks pemberian diri
secara utuh dan bukannya pemberian bersyarat.

g. Cintaku Ditolak
Hampir setiap manusia mengenal cinta. Pernah mengalami
penolakan dalam hidupnya. Maka, cinta dalam bentuk apa pun
perlu kita pahami apa adanya. Kita perlu berubah dengan
pemaknaan cinta yang sejati.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

BAB 5
Tantangan Cinta

a. Seks atau Seksualitas
Seks adalah nafsu, yaitu suatu kekuatan pendorong hidup
yang biasanya disebut dengan insting atau naluri yang dimiliki
oleh setiap manusia, baik dimiliki laki-laki maupun perempuan
yang mempertemukan mereka guna meneruskan kelanjutan
keturunan manusia. Sedangkan seksualitas merupakan suatu
istilah yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan
seks.
Seks lebih menunjuk pada fungsi genital ( kelamin dan
hubungan seks), dianggap sama saja dengan seksualitas
(kualitas kepriaan- kewanitaan
kepribadian

seseorang).

yang mewarnai seluruh

Hubungan

seks

kiranya

akan

membahagiakan kalau dilandasi oleh cinta seksual dan
bukannya insting seksual. Hubungan seks di sini saya pahami
sebagai kontak bersatunya alat genital dari dua person yang
berhubungan. Lihat beberapa alasan bagaimana seks masuk
dalam gerak revolusi moral dan bagaimana seks dipisahkan
dari cinta. Cinta dalam kualitas persahabatan atau agape tidak
menuntut ungkapan-ungkapan seksual atau erotis. Maka,
kurang marketable. Silahkan mengamati perjalanan pemikiran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

manusia berkenaan dengan seks ini. Berbagai macam upaya
dilakukan dan sering kali orang jatuh ke ekstrem yang satu atau
yang lainnya.

b. Dari Mana Datangnya Cinta?
Dari mata turun ke hati. Pepatah ini sepertinya sudah
berurat-akar. Persis dari situlah cinta berasal : hati. Hati bukan
soal perasaan belaka, melainkan keseluruhan kepribadian kita
yang terkristalisasi. Jadi hati menjadi penting dalam diri
manusia.

c. Dari Mata Turun ke Bawah
Penulis kira pandangan itu benar untuk kategori pikiran
pragmatis dan oportunis. Kelompok orang seperti ini bisa saja
menuduh pihak yang menentangnya sebagai orang yang tidak
realitas, munafik, sok suci, dan lain-lain.
Kalau kita mengamati, sudah jelas terlihat bahwa itu semua
adalah rasional, alasan yang di buat-buat ( dan masuk akal)
untuk membenarkan epithymia, insting seksual yang harus
dipenuhi dalam wujud hubungan seks dengan siapa pun yang
bukan suami atau istri. Tidak bisa membayangkan bagaimana
orang bisa hidup, lebih dari tataran biologis kimiawi, tanpa
cinta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

d. Monster Seks
Monster seks adalah kelompok seks bebas dan seks aman.
Tanpa cinta, para kelompok seks bebas dan seks aman sangat
menikmati dunia seks. Gaya hidup seperti ini tidak pernah
membuka mata pada fakta kehancuran keluarga, penderitaan
batin anak, frustasi, kebingungan dan sejenisnya.

e. Kawin dan Nikah
Secara deskriptif dari suatu hubungan seks (diluar
pernikahan) tidak bisa disimpulkan apa-apa selain bahwa sudah
terjadi hubungan seks. Dan secara normatif tidak bisa
dikatakan bahwa cinta mengharuskan adanya hubungan seks.
Suatu perkawinan yang dibentuk untuk meneruskan keturunan
manusia. Kawin dan penerusan keturunan manusia adalah tugas
manusia dan itulah tujuan perkawinan.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah mereka yang
hidup bersama tanpa komitmen membentuk keluarga. Jadi,
masyarakat tidak memberi legitimasi hubungan mereka sebagai
hubungan perkawinan dalam keluarga. Ini yang saya maksud
sebagai kumpul kebo. Bisa terjadi ada keluarga, karena
kesulitan birokrasi atau sejenisnya, tidak memiliki surat
perkawinan, tetapi secara sosial diterima sebagai pasangan
suami istri yang memiliki anak dan membentuk kesatuan satu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

keluarga ( bukan sekedar digosipkan sudah menikah atau
sejenisnya).

Jadi,

ada

dimensi

sosial

dalam

institusi

perkawinan.

f. Dwifungsi Seks
Dalam konteks perkawinan, hubungan seks memang
memiliki dua aspek yaitu untuk keturunan dan untuk
mengungkapkan cinta personal. Cinta sungguh menunjukkan
hukum mencari kesatuan yang diwujudkan dalam hubungan
seks.
Dalam hubungan seks, ada suatu proses penegasan
seksualitas dan hubungan seks dilandasi oleh cinta, rasa
tanggungjawab dan komitmen. Jelaslah bahwa hubungan seks
bisa menjadi ungkapan cinta, seks sebagai ungkapan cinta.

g. Sama- Sama Cinta
Cinta adalah suatu proses, tidak bisa dikatakan bahwa
sebelum menikah seseorang memiliki cinta yang sudah
sempurna kepada calonnya sehingga layak untuk menikah.
Hubungan seks juga dibenarkan dalam konteks pernikahan
untuk mengungkapkan cinta.
Dalam

hal

ini

ada

aspek

yang

bisa

mendukung

kesempurnaan misalnya mendukung komitmen, pejuangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

menguji cinta. Cinta sejati memang akan mengatasi perbedaan.
Cinta sejati justru menegaskan keberbedaan kita dengan orang
lain. Menyebut cinta kita sejati bukanlah perkara mudah. Kita
butuh semacam rambu-rambu untuk menguji cinta itu sejati
atau tidak supaya kita tidak menjadi korban cinta yang sesat,
supaya pengorbanan kita bukan suatu pengorbanan yang naif.
Kita memerlukan rambu-rambu yang kurang lebih bisa
memberikan gambaran kepada kita untuk mengembangkan
kondisi jatuh cinta. Dengan demikian, jatuh cinta tidak menjadi
kambing hitam, tetapi menjadi pijakan bagi kita untuk
mengolah cinta, mengembangkan cinta yang sejati.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

BAB 6
Tanda- Tanda Cinta

a. Daya Tarik Seksual
Daya tarik seksual adalah segala kelebihan yang dimiliki
oleh seseorang ( individu) yang terbaca oleh lawan jenisnya
dan dianggap sebagai pemikat. Daya tarik seksual adalah
kenikmatan seks yang tidak bersifat nikmat secara langsung.
Lain halnya kalau cinta kita berkembang menuju cinta sejati.
Daya tarik yang kita lihat pada diri orang lain tidak hanya
beberapa, tetapi keseluruhan pribadinya sungguh mengesan
bagi kita.
Ada tiga cara jiwa pria dan wanita bersatu. Pertama,
melalui daya tarik seksual pada umumnya. Ini dengan mudah
kita pahami. Tetapi, dari kenyataan kita melihat bahwa ada
banyak orang yang secara seksual tertarik, tetapi tidak
membuat ikatan jiwa. Hanya ikatan fisik yang terjadi. Kedua,
melalui apa yang disebut ikatan karma. Hipotesis ini bisa
diterima kalau kita memiliki keyakinan. Ketiga, ikatan kosmis.
Cara ini melibatkan proses kosmis yang dilandasi oleh Sang
Maha Misteri. Tentu, ini mengandaikan kepercayaan.
Cinta sejati terarah bukan kepada apa yang ada di balik
pakaian orang lain, melainkan pada pribadi dalam sosok yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27

ditutupi pakaian itu. Bukan tubuhnya yang kita cintai,
melainkan kepribadian yang tercermin dari gerak-gerik
tubuhnya. Kita melihat keseluruhan pribadi. itulah benih Cinta
Sejati : bukan sesuatu yang parsial, melainkan keseluruhan.
Mencintai

berarti

menerima

baik

kelemahan

maupun

kekurangan sebagai kesatuan utuh. Jelas, tanda yang pertama
untuk menguji cinta kita adalah soal ketertarikan. Semakin kita
terfokus pada keseluruhan pribadi yang t