ASERTIVITAS SISWA POPULER DAN TERISOLIR (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20132014 Dan Implikasinya Pada UsulanTopik-Topik Bimbingan Pribadi-Sosial) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ge

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ASERTIVITAS SISWA POPULER DAN TERISOLIR
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2013/2014 Dan Implikasinya Pada UsulanTopik-Topik Bimbingan
Pribadi-Sosial)

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:
Yulius Petro Genok
NIM: 101114061


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ASERTIVITAS SISWA POPULER DAN TERISOLIR
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2013/2014 Dan Implikasinya Pada UsulanTopik-Topik Bimbingan
Pribadi-Sosial)


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:
Yulius Petro Genok
NIM: 101114061

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu:
kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN
Allahmu, menyertai engkau kemanapun engkau
pergi.
Yosua 1 : 9
Hanya karena kamu benar, bukan berarti aku salah.
-Jhonson-

Penulis mempersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus,
Keluarga Tercinta

Prodi BK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK
ASERTIVITAS SISWA POPULER DAN TERISOLIR
(Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2013/2014 Dan Implikasinya Pada UsulanTopik-Topik Bimbingan
Pribadi-Sosial)

Yulius Petro Genok
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat asertivitas siswa kelas VIII
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014, mengetahui apakah ada
perbedaan tingkat asertivitas siswa populer dan terisolir, dan Merumuskan topiktopik bimbingan pribadi sosial dalam meningkatkan asertivitas siswa berdasarkan
analisis item-item kuesioner Asertivitas.
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 85 siswa yang terdiri dari empat
kelas yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D. Instrumen penelitian yang
dipakai adalah kuesioner asertivitas dengan jumlah 67 item dan sosiometri. Item
kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek asertivitas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 6% siswa memiliki asertivitas yang
tinggi, 70% siswa memiliki asertivitas yang tinggi dan 24% siswa memiliki
asertivitas yang sedang serta tidak ada siswa memiliki asertivitas yang rendah dan
sangat rendah. Selain itu dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa terdapat
perbedaan tingkat asertivitas antara siswa yang cenderung populer dan yang
cenderung terisolir.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
ASSERTIVENESS OF POPULAR AND ISOLATED STUDENTS
(Descriptive Study of Grade Eight Students of SMP BOPKRI 1 Yogyakarta,
Academic Year 2013/2014 and Its Implication to the Suggested SocialIndividual Guidance Topics)

Yulius Petro Genok
Sanata Dharma Univesity
2014

This research is a quantitative descriptive research. The aim of this
research is to describe the degree of assertiveness of grade eight students of SMP
BOPKRI 1, Yogyakarta, academic year 2013/2014, to know whether there is
difference of assertiveness degree between popular and isolated students, and to
suggest social-individual guidance topics to increase the assertiveness of these
students. These topics were based on the items of the assertiveness questionnaire

which showed low scores.
Subjects of this research were 85 students of grade eight. The instrument
of the research were sociometri and assertiveness questionnaire which consisted
of 67 items. The questionnaire items were constructed based on assertiveness
aspects.
The result of this research showed that 6% of the students had a very high
assertiveness, 70% of the students had a high assertiveness, and 24% of the
students had a moderate assertiveness. There were no students which had low and
very low assertiveness. Besides, this research showed that there was difference of
assertiveness degree between popular students and isolated students.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala ramhat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar saarjana Pendidikan di Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis mendapat pengalaman banyak selama proses penyelesaian skripsi
ini. Baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan.
Semua pengalaman itu menjadi pelajaran yang amat sangat penting dalam
perkembangan diri penulis. Penulis menyadari bahwa semua pengalaman yang
dialami saat mengerjakan skripsi ini merupakan bagian dari perjalanan
pengembangan diri penulis dan tentunya atas kuasa TYME.
Skripsi ini diselesaikan dengan baik berkat bantuan, dukungan, perhatian,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan
terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., selaku dosen pembimbing yang
telah mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh
kesabaran dan kerja keras dalam memberikan masukan-masukan yang

bermanfaat kepada penulis selama mengerjakan skripsi.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan pengetahuanpengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
4. St. Priyatmoko atas

segala bantuan administrasinya selama

perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Sukami. S.Pd., selaku kepala sekolah SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
yang telah mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Bpk Yohanes Arief Susilo selaku koordinator BK yang telah membantu
memberikan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
7. Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah meluangkan
waktu untuk mengisi kuesioner dan menjadi subjek dalam penelitian ini.
8. Orang Tua yang tercinta yang selalu memberikan dukungan baik lewat
doa maupun secara materi.
9. Kak Ina sekeluarga, kak Icak sekeluarga, Kak Yo sekeluarga, Kak Rin
sekeluarga, Kak Siska sekeluarga, dan Kak Rian yang telah memberikan
segalanya kepada peneliti.
10. Sahabat-sahabat terbaiku mas Yupen, Mas Paul, Mas Alfi, Mas Arkoz,
dan Mas Robert yang telah mendukung dalam proses mengerjakan
skripsi ini.
11. Teman-teman BK angkatan 2010 (khusus Sr. Bertha, Sr. Valentin) yang
telah memberikan motivasi, doa, masukan dalam proses penyelesaian
skripsi ini.

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibanding
makhluk lainnya. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Maka dari itu, dalam kehidupan sehari-hari, manusia perlu
berinteraksi dengan dunia luar, baik sesama manusia maupun lingkungan.
Manusia mengalami

perkembangan

dari

bayi

hingga dewasa.

Perkembangan ini terdiri dari beberapa tahapan yang dilalui oleh setiap
manusia, salah satunyanya adalah tahap remaja. Remaja merupakan makhluk
sosial yang berinteraksi dengan orang lain, baik dengan keluarga, para guru
dan teman sebaya. Dalam berinteraksi remaja perlu memiliki asertivitas agar
dapat menjalin relasi dengan baik.
Adams & Lenz (1995 ; 28) menyatakan bahwa orang yang asertif
bergaul dengan jujur dan langsung menyatakan perasaan, kebutuhankebutuhan, ide, dan mempertahankan hak mereka tetapi dengan cara yang
sedemikian rupa sehingga tidak melanggar hakdan kebutuhan orang lain.
Orang yang asertif mampu memberikan tanggapan terhadap masalah yang
mempengaruhi hidupnya. Orang yang asertif mampu membela diri ketika
diperlakukan tidak adil.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Disinyalir asertivitas pada masyarakat Indonesia saat ini pada umumnya
dan remaja pada khususnya dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal ini
ditandai oleh semakin menurunnya kesediaan menyampaikan pikiran dan
perasaan yang sebenarnya kepada orang lain. Remaja mengalami hambatan
dalam perkembangan perilaku asertif baik dalam hubungan sosial, keluarga
dan sekolahnya.
Masalah asertivitas dapat dijumpai dalam setiap kelompok, usia,
termasuk remaja. Remaja selama masa perkembangannya harus memiliki
keterampilan asertif yaitu kemampuan untuk mempertahankan hak-hak
pribadi tanpa merugikan hak-hak orang lain, mampu menghargai diri sendiri
dan orang lain. Selain itu mampu juga dalam mengekspresikan perasaan baik
perasaan positif maupun negatif. Remaja harus memiliki kemauan dan
kemampuan untuk mengungkapkan keinginan dan kemauan secara jujur
kepada orang lain dengan mengembangkan dan membiasakan untuk
berperilaku asertif agar mampu mengatasi berbagai pengaruh dan tekanan
dari teman sebaya ataupun lingkungan yang bersifat negatif.
Asertivitas sangat penting bagi remaja karena apabila remaja tidak
asertif, maka remaja akan kehilangan hak-hak pribadi sebagai individu dan
cenderung tidak dapat menjadi individu yang bebas dan akan selalu berada di
bawah kekuasaan orang lain. Selain itu apabila seorang remaja tidak asertif,
maka remaja tersebut akan merasa rendah diri dan tidak berani
mengemukakan pikiran maupun perasaannya kepada orang lain karena
merasa apa yang disampaikannya selalu tidak dipedulikan orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

Menurut penulis masalah asertivitas pada remaja lebih menarik untuk di
teliti. Hal ini disebabkan karena sikap remaja awal yang berkembang yang
sangat menonjol adalah sikap sosial yang berhubungan dengan teman
sebayanya. Sikap ini yang menimbulkan keinginan mereka agar diterima dan
takut ditolak oleh teman sebayanya. Penerimaan dan penolakan sosial
merupakan akibat dari keterisoliran individu dari lingkungan sosialnya.
Remaja yang mendapatkan penerimaan sosial dan perlakuan yang wajar dari
orang-orang yang ada disekitarnya akan merasa dirinya adalah pribadi yang
berharga dan dibutuhkan oleh lingkungannya. Penerimaan sosial yang
diterima remaja tersebut akan menimbulkan perasaan positif dalam dirinya.
Perasaan-perasaan positif tesebut akan meningkatkan asertivitas dalam
dirinya. Perasaan positif membuat Individu menjadi mampu untuk
mengungkapkan pikiran perasaan, dan gagasannya.
Sebaliknya remaja yang mendapatkan penolakan sosial atau penerimaan
sosial yang kurang wajar akan merasa dirinya tidak berharga dan
kehadirannya tidak diinginkan dalam kelompok. Penolakan sosial dan
penerimaan sosial yang kurang wajar dapat menimbulkan perasaa-perasaan
negatif pada diri remaja tersebut. Keadaan tersebut memungkinkan remaja
menarik diri dari lingkungannya, berperilaku yang kurang wajar, lebih
agresif, dan berperilaku tidak asertif. Perilaku yang tidak asertif dapat
menghambat remaja tersebut dalam mengembangkan potensinya secara
optimal. Disinilah peranan bimbingan dan konseling dibutuhkan, untuk

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

membantu remaja atau siswa terisolir yang berperilaku tidak asertif agar
dapat berkembang secara optimal.
Peneliti tertarik meneliti perilaku asertif lebih jauh karena peneliti
melihat banyaknya remaja yang enggan berperilaku asertif. Mereka merasa
suara dan keinginan mereka akan terabaikan oleh figur orang tua, guru
bahkan teman sebaya. Selain itu alasan pentingnya penelitian ini dilakukan
karena berdarsarkan pengalaman peneliti ketika menjalani program
pengalaman Lapangan di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta, peneliti melihat masih
banyak siswa SMP BOPKRI 1 yang kurang memiliki kemampuan asertif.
Masih ada siswa kelas VIII yang merasa tidak bisa menyelesaikan
masalahnya dengan teman karena tidak berani mengungkapkan perasaannya.
Mereka memilih tetap diam walaupun sebenarnya tidak nyaman menjalani
hubungan yang tidak baik. Bahkan juga ditemukan ada yang hanya diam
ketika dimarahi temannya. Para siswa SMP BOPKRI 1 perlu di bimbing agar
memiliki kemampuan asertif. pada penelitian ini difokuskan pada kelas VIII
karena berdasarkan pengamatan peneliti ketika berada di sekolah. Peneliti
melihat masih banyak siswa-siswi kelas VIII yang kurang mampu untuk
berperilaku asertif. bahkan kedua kasus yang peneliti sampaikan sebelumnya
merupakan siswa kelas VIII.
Berdasarkan paparan di atas dan fakta di lapangaan yang ditemukan
oleh peneliti selama menjalankan Program Pengalaman Lapangan di SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tingkat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

asertivitas siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dan melihat apakah
ada perbedaan asertivitas siswa populer dan siswa terisolir.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat Asertivitas siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?
2. Apakah ada perbedaan tingkat asertivitas siswa populer dan terisolir pada
kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?
3. Berdasarkan analisis butir-butir instrumen asertivitas yang teridentifikasi
rendah, topik-topik bimbingan pribadi-sosial apa saja yang relevan
diusulkan untuk membantu meningkatkan asertivitas bagi siswa kelas VIII
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan Untuk:
1. Mendeskripsikan tingkat asertivitas siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014
2. Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat asertivitas siswa populer dan
terisolir pada kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran
2013/2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

3. Merumuskan topik-topik bimbingan pribadi sosial dalam meningkatkan
asertivitas bagi siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran
2013/2014 berdasarkan analisis item-item kuesioner Asertivitas.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan
khususnya mengenai asertivitas. Hasil penelitian ini dapat memberi
dukungan pengembangan terhadap teori tentang asertivitas.
2.

Manfaat praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi:
a) Guru BK
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai tingkat
asertvitas siswa populer dan terisolir pada siswa kelas VIII sehingga
bisa menjadi data dalam memberikan bimbingan klasikal terutama
dalam bidang layanan bimbingan pribadi-sosial.
b) Peneliti
Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mengembangkan pengetahuan
dalam melakukan penelitian dan mengembangkan sikap-sikap ilmiah
sebagai mahasiswa. Selain itu dapat menambah wawasan bagi peneliti
mengenai asertivitas.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

E. Definisi Operasional.
1. Asertivitas adalah kemampuan untuk mengkomunikasikan pikiran,
perasaan dan keinginan secara jujur kepada orang lain dengan menjaga dan
menghargai hak-hak serta perasaan orang lain sehingga tidak merugikan
orang lain, sebagaimana dideskripsikan dalam item kuesioner peneltian ini.
2. Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014
merupakan siswa yang terdaftar sebagai sebagai siswa kelas VIII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.
3. Siswa populer dalam penelitian ini merujuk pada skor hasil sosiometri.
Siswa populer adalah siswa yang berdasarkan hasil sosiometri memperoleh
skor ≥ 6.
4. Siswa terisolir dalam penelitian ini merujuk pada skor hasil sosiometri.
Siswa terisolir adalah
memperoleh skor < 6.

siswa

yang berdasarkan hasil sosiometri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan hakekat asertivitas, siswa SMP, bimbingan pribadisosial, dan hipotesis penelitian.

A. Hakekat Asertivitas
1.

Pengertian Asertivitas
Asertivitas adalah ekspresi yang langsung, jujur, dan pada
tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau hak-hak kita tanpa
kecemasan yang berlebihan (Cawood D (1997 : 13)). Sedangkan
Menurut Jay (2007:95), asertivitas merupakan kemampuan untuk
mengkomunikasikan apa yang diinginkan secara jujur, tidak menyakiti
orang lain dan menyakiti diri sendiri serta kita mendapatkan apa yang
kita inginkan.
Adams & Lenz (1995 :28) menyatakan bahwa

asertif berarti

mengerti apa yang dilakukan dan diinginkan, menjelaskannya pada orang
lain, bekerja dengan cara kita sendiri untuk memenuhi kebutuhan kita
sendiri sambil tetap menunjukan hormat kepada orang lain. Alberti dan
Emmons (2002 : 7) menyatakan bahwa asertivitas adalah perilaku yang
membuat

seseorang

dapat

bertindak

demi

kebaikan

dirinya,

mempertahankan haknya tanpa cemas, mengekspresikan perasaan secara
nyaman, dan menjalankan haknya tanpa melanggar orang lain.

8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Asertivitas

merupakan

kemampuan

seseorang

untuk

9

dapat

menyampaikan atau merasa bebas untuk mengemukakan perasaan dan
pendapatnya,

serta

dapat

berkomunikasi

dengan

semua

orang.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asertivitas adalah
kemampuan seseorang menyangkut ekspresi atau pengungkapan pikiran,
perasaan dan keinginan yang tepat, jujur, terbuka, mempunyai sikap yang
tegas, positif dan mampu bersikap netral serta dapat mengutarakan akan
sesuatu secara objektif tanpa menyinggung perasaan orang lain.
2.

Aspek-Aspek Asertivitas
Aspek-aspek asertivitas menurut Alberti & Emmons (2002 : 42)
yaitu:
a. Kesetaran dalam hubungan manusia
Aspek ini berarti bahwa menempatkan setiap idividu secara
setara. Orang asertif menjunjung tinggi persamaan derajat manusia
dalam segala bentuk interaksinya. Orang asertif menunjukkan
dukungan, dan mengusahakan setiap pihak diuntungkan dalam
berbagai interaksi sosial.
b. Bertindak sesuai dengan keinginannya sendiri.
Meliputi kemampuan untuk membuat keputusan, mengambil
inisiatif, percaya pada yang dikemukan sendiri, dapat menentukan
suatu tujuan dan berusaha mencapainya, dan mampu berpartisipasi
dalam pergaulan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

c. Mampu mengekspresikan perasaan jujur dan nyaman.
Meliputi kemampuan untuk menyatakan rasa tidak setuju, rasa
marah, menunjukkan afeksi dan persahabatan terhadap orang lain serta
mengakui perasaan takut atau cemas, mengekspresikan persetujuan,
dan bersikap spontan.
d. Mampu mempertahankan diri.
Meliputi kemampuan untuk berkata “tidak” apabila diperlukan,
mampu menanggapi kritik, celaan, dan kemarahan dari orang lain,
secara terbuka serta mampu mengekspresikan dan mempertahan
pendapat.
e. Mampu menyatakan pendapat.
Meliputi kemampuan menyatakan pendapat atau gagasan,
menyatakan kritik secara adil, dan menanggapi pelanggaran terhadap
dirinya dan orang lain.
f. Tidak mengabaikan hak-hak orang lain.
Orang asertif mampu menghargai hak, keinginan, dan perasaan
orang lain, serta Membiarkan atau memberikan kesempatan pada
orang lain untuk mengungkapkan diri apa adanya.
3.

Manfaat Asertivitas
Manfaat Asertivitas antara lain:
a. Asertivitas membuat orang semakin mengenal dirinya sendiri dengan
baik. Oleh karena itu orang yang berperilaku asertif akan bertindak
lebih kongkret pada apa yang dirasakan dan dengan demikian orang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

yang

asertif

memiliki

lebih

banyak

kesempatan

11

untuk

mengembangkan diri dengan cara-cara baru dan menggairahkan.
(Adams & Lenz : 29-30)
b. Orang yang asertif akan hidup dalam kekinian. Orang yang asertif
akan dapat memenuhi kebutuhannya sekarang. (Adams & Lenz 1995:
30)
c. Bertambahnya harga diri, sebab mampu mengungkapkan perasaan dan
ide-ide dengan jujur kepada orang lain. (Adams & Lenz 1995: 30).
Hal senada juga dikatakan oleh Ros Jay (2005:96) bahwa orang yag
asertif akan memperoleh penghargaan dari orang lain atas ide-ide yang
dikemukakan.
d. Membuat orang lain juga semakin terbuka untuk mengungkapkan
kebutuhan dan keinginannya. Orang yang asertif bersedia untuk
terbuka dengan orang lain sehingga membuka jalan bagi orang lain
juga untuk terbuka (Adams & Lenz 1995: 33). Hal ini juga dikatakan
oleh

Ros

Jay

(2005:96)

bahwa

orang

lain

akan

mampu

mengekspresikan pandangan, harapan dan perasaan mereka terhadap
orang yang asertif.
e. Dapat mencegah terjadinya keretakan hubungan. Orang yang asertif
akan mampu untuk mengugkapkan kebutuhannya dan mampu
memahami kebutuhan orang lain (Adams & Lenz 1995: 33). Hali ini
juga dikatakan oleh Ros Jay (2005:96) bahwa Orang yang asertif juga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

sangat menghargai orang lain yang membuat dirinya juga dihargai
oleh orang lain sehinga membuat hubungan menjadi semakin baik.
4.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi asertivitas antara lain :
a. Pola asuh orang tua
Kualitas perilaku asertif individu sangat dipengaruhi oleh interaksi
individu tersebut dengan orang tua maupun anggota keluarga lainnya.
Hal tersebut akan menentukan pola respon individu dalam merespon
masalah. Anak yang dididik dengan polah asuh demokratis akan
mempuyai kepercayaan diri yang besar, dapat mengkomunikasikan
segala keinginannya secara wajar, dan tidak memaksakan kehendak
(Santosa, 1999). Hal ini dibenarkan juga oleh hasil penelitian tentang
asertivitas yang dilakukan oleh setiono dan pramadi dalam (Abidatun
Nafisah, 2010) yang memeliti tentang pelatihan asertif dan
peningkatan perilaku asertif pada siswa-siwi SMP. Penelitian tersebut
memperoleh hasil bahwa individu yang mengalami peningkatan skor
asertivitas yang pesat adalah individu yang dididik dengan polah asuh
yang demokratis.
b. Konsep Diri
Konsep diri dan perilaku asertif mempunyai hubungan yang sangat
erat. Individu yang mempunyai konsep diri yang kuat akan mampu
berperilaku asertif. Sebaliknya individu yang mempunyai konsep diri
yang lemah, maka perilaku asertifnya juga rendah (Santosa, 1999).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

Hal ini juga dibenarkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Maria Ulfa, 2013) menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara konsep diri dengan asertivitas. Tingginya konsep diri akan
mempengaruhi asertivitas.
c. Penyesuaian Sosial
Individu yang asertif ditandai dengan adanya penyesuain sosial yang
dapat mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain.
Seseorang yang memiliki penyesuaian sosial yang baik mampu untuk
mengungkapkan perasaan dengan tepat dan menghargai orang lain
sehingga mampu menjalin relasi yang baik (Gunarsa, 2007). Hal ini
juga dibenarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Ulfa, 2013)
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian
sosial dengan asertivitas. Tingginnya penyesuain sosial akan
mempengaruhi asertivitas.

B. Siswa SMP
Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1Yogyakata merupakan siswa yang
terdaftar sebagai siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Siswa SMP
masuk dalam fase remaja awal. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh
Mappiare (dalam M. Ali & M. Asri, 2009:9) bahwa remaja awal merupakan
individu yang berada dalam rentang usia 12/13-17/18 tahun. Setiap individu
tentunya mengalami suatu perkembangan, begitupun juga dengan remaja
awal. Salah satu perkembangan pada remaja awal adalah perkembangan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

hubungan sosial. Hubungan sosial berkembang karena adanya dorongan rasa
ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Hubungan sosial diartikan sebagai cara-cara individu bereaksi terhadap
orang-orang disekitarnya dan bagaimana pengaruh hubugan itu terhadapnya
dirinya (M. Ali & M. Asri, 2009: 85). Hubungan sosial ini mula-mula dimulai
dari lingkungan rumah sendiri kemudian berkembang lebih luas lagi yaitu
dengan teman sebayanya. Namun demikian kesulitan hubungan dengan teman
sebaya sangat mungkin terjadi disebabkan oleh polah asuh orang tua. Pola
asuh orang tua yang otoriter bisa menyebabkan timbul dan berkembangnya
rasa takut yang berlebihan pada anak sehingga tidak berani mengambil
inisiatif dan tidak berani mengambil keputusan, termasuk juga memutuskan
pilihan teman yang sesuai.
Selain perkembangan sosial yang sudah dipaparkan diatas, siswa SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta sebagai remaja awal tentunya juga memiliki tugas
perkembangan. Salah satu tugas perkembangan remaja awal menurut
Mappiare (1982: 108) adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru. Salah satu keterampilan baru yang harus dikembangkan oleh remaja
awal adalah keterampilan asertif. Remaja awal perlu mengembangkan
keterampilan asertif agar mampu mengutarakan pikiran dan perasaan dengan
jujur, mempertahankan hak dan menghargai orang lain.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

C. Status Sosial
1.

Siswa Populer dan Terisolir
Hartup (dalam Desmita 2009 : 226) menyatakan bahwa anak yang
populer adalah anak yang ramah, suka bergaul, bersahabat, peka secara
sosial, dan sangat mudah bekerja sama dengan orang orang lain. Asher et
al 1982 (dalam Desmita 2009 : 226) menyatakan bahwa anak yang
populer adalah anak-anak yang menjalin interaksi sosial dengan mudah
memahami situasi sosial, memiliki keterampilan yang tinggi dalam
hubungan antarpribadi.
Sementara siswa terisolir menurut Desmita (2009 : 226) merupakan
anak-anak yang kurang mendapat perhatian dan ditolak karena tidak
disukai oleh teman sebayanya. Sedangkan Mappiare (1982 :172-173)
menyatakan bahwa anak yang terisolir adalah anak yang jarang dipilih
atau mendapat penolakan dari lingkungannya.

2.

Asertivitas siswa populer dan terisolir
Dalam interaksi sosial, remaja populer dan terisolir tampak dalam
penerimaan dan penolakan sosial. Penerimaan dan penolakan sosial
merupakan akibat dari keterisoliran individu dari lingkungan sosialnya.
Mappiare (1982 :172) menyatakan bahwa remaja yang mendapatkan
penerimaan sosial dan perlakuan yang wajar dari orang-orang yang ada
disekitarnya akan merasa dirinya adalah pribadi yang berharga dan
dibutuhkan oleh lingkungannya. Penerimaan sosial yang diterima remaja
tersebut akan menimbulkan perasaan positif dalam dirinya. Perasaan-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

perasaan positif tesebut akan meningkatkan asertivitas dalam dirinya.
Perasaan

positif

membuat

Individu

menjadi

mampu

untuk

mengungkapkan pikiran perasaan, dan gagasannya.
Sebaliknya remaja yang mendapatkan penolakan sosial atau
penerimaan sosial yang kurang wajar akan merasa dirinya tidak berharga
dan kehadirannya tidak diinginkan dalam kelompok. Mappiare (1982
:173)menyatakan bahwa penolakan sosial dan penerimaan sosial yang
kurang wajar dapat menimbulkan perasaa-perasaan negatif pada diri
remaja tersebut. Keadaan tersebut memungkinkan remaja menarik diri
dari lingkungannya, berperilaku yang kurang wajar, lebih agresif, dan
berperilaku tidak asertif. Perilaku yang tidak asertif dapat menghambat
remaja tersebut dalam mengembangkan potensinya secara optimal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang
cenderung populer cenderung memiliki kemampuan asertif lebih tinggi
daripada siswa cenderung terisolir.
3.

Faktor-faktor penyebab remaja diterima dan ditolak.
a. Faktor penyebab remaja diterima dalam kelompok sebayanya.
Mappiare (1982 :170) menyebutkan ada beberapa faktor yang
menyebabkan remaja diterima dalam kelompok teman sebayanya
antara lain :
1) Penampilan dan perbuatan yang meliputi : tampang yang baik, dan
aktif dalam urusan-urusan kelompok

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2) Kemampuan
kepentingan

pikir

yang

kelompok,

meliputi
dan

:

inisiatif,

mengemukakan

17

memikirkan
pikiran

atau

pendapatnya.
3) Sikap, sifat, dan perasaan yang meliputi : sopan, memperhatikan
orang lain, sabar, dan suka membantu orang lain dan atau anggota
kelompok.
4) Pribadi

yang

meliputi

:

jujur

dan

dapat

dipercaya,

bertanggungjawab, suka bekerjasama, dan mampu menyesuaikan
diri dengan tepat dalam berbagai situasi.
b. Faktor penyebab remaja ditolak dalam kelompok sebayanya.
Mappiare (1982 :172) menyebutkan ada beberapa faktor yang
menyebabkan remaja ditolak dalam kelompok sebayanya antara lain:
1) Penampilan dan perbuatan yang meliputi : suka menantang orang
lain, malu-malu, dan menyendiri.
2) Kemampuan pikir yang meliputi : kurang pandai dalam bidang
akademik.
3) Sikap dan sifat yang meliputi : Agresif, dan suka melaksanakan
kemauan sendiri.
Dilihat dari faktor –faktor penyebab remaja diterima dan ditolak
dlingkungan kelompok sebayanya, terlihat bahwa remaja yang
diterima dalam kelompok sebayanya memiliki kemampuan asertif.
Sebaliknya remaja yang ditolak dalam kelompok sebayanya tidak
memiliki kemampuan asertif.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

D. Bimbingan pribadi-sosial
Bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi sosial. Adapun yang
tergolong dalam masalah-masalah pribadi sosial adalah masalah hubungan
dengan sesama teman, dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan
diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat
mereka tinggal, serta penyelesaian konflik (Nurihsan, 2006: 15). Bimbingan
pribadi

sosial

diarahkan

untuk

memantapkan

kepribadian

dan

mengembangkan kemampuan siswa dalam menangani masalah-masalah
dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian
pribadi yang seimbang dengan memerhatikan keunikan karakteristik pribadi
serta ragam permasalahan yang dialami oleh siswa (Nurihsan, 2006: 16).
Menurut Winkel dan Hastuti (2006: 118) bimbingan pribadi-sosial
adalah bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu dalam
membina relasi dengan sesame diberbagai lingkungan (pergaulan sosial).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi-sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli
kepada individu atau kelompok, dalam membantu individu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri,
menghadapi konflik dan pergaulan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan

penjelasan

yang

diuraikan

sebelumnya

peneliti

menganggap bahwa ada kecenderungan perbedaan tingkat asertivitas antara
siswa yang cenderung populer dengan siswa yang cenderung terisolir. Siswa
yang cenderung populer cenderung memiliki asertivitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang cenderung terisolir. Oleh karena itu peneliti
membuat hipotesis bahwa:
Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat asertivitas antara siswa populer dengan
siswa terisolir
Ha :

Terdapat perbedaan tingkat asertivitas antara siswa populer dengan
siswa terisolir

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang jenis penelitian, subjek penelitian, instrument
penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa
adanya Best (dalam Sukardi, 2003: 157).
Penelitian deskriptif bertujuan mengambarkan secara sistematik dan
akurat fakta dan karateristik mengenai populasi atau situasi atau kejadian.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara jelas situasi atau
kejadian sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan (Azwar, 2012: 7).
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat
asertivitas pada siswa SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun ajaran 2013/2014,
serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan asertivitas antara siswa
cenderung populer dan siswa cenderung terisolir.

20

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah siswa yang terbagi
dalam 4 kelas dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1
Subjek Penelitian
Kelas
VIII A
VIII B
VIII C
VIII D
Jumlah Total

Laki-laki
11
11
11
12
45

Perempuan
11
12
11
12
46

Jumlah
22
23
22
24
91

Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 4
kelas. Pada saat dilakukan penyebaran kuesioner, jumlah siswa yang hadir
berjumlah 85 orang, sedangkan siswa yang tidak hadir berjumlah 6 orang.

C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner
Asertivitas. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner dalam penelitian ini mengunakan
kuesioner tertutup. Siswa mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda
centang (√) pada alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang digunakan
adalah sangat sering (SS), sering (S), jarang (J), dan tidak pernah (TP)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

dengan bobot tiap alternatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono,
2011: 135).
Tabel 2
Penentuan Skor Setiap Alternatif Jawaban.
Alternatif Jawaban

No
1.
2.

Pernyataan

S
(Sangat
Sering)

Favorabel
Unfavorabel

Item-item

4
1

kuesioner

S
(Sering)

J
(Jarang)

3
2

2
3

disusun

berdasarkan

TP
(Tidak pernah)
1
4

aspek-aspek

Asertivitas menurut Alberti & Emmons (2002 : 42) seperti
tampak pada kisi-kisi kuesioner berikut ini.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

Tabel 3
Kisi-Kisi Kuesioner Asertivitas

No

Aspek

1

Kesetaraan
dalam hubungan

2

3

4

5

6

Indikator

Bertindak sesuai
dengan
keinginan
sendiri
Mengungkapkan
perasaan dengan
jujur dan
nyaman
Pertahanan diri

Menyatakan
pendapat

Perhatian
terhadap hakhak orang lain

a. Menempatkan setiap pribadi
secara setara
b. Memberikan dukungan kepada
orang lain
a. Mampu membuat keputusan

Item
Favorabel
1, 2, dan 3

Item
Item
UnFavorabel
35, 36, dan
37

Jumlah
6

38, 39, dan 40

4, 5, dan 6

7, 8, dan 9

41, 42, dan
43
10, 11, dan
12
46, 47, dan
48
16, 17, dan
18

6

52, 53, dan
54

6

b. Mampu menentukan tujuan dan
berusaha mencapainya
a. Mampu menyatakan perasaannya
dengan jujur
b. Mampu mengungkapkan
kebutuhan dan keinginan dengan
nyaman
a. Mempertahankan hak dan
pendapat pribadi tanpa
menyerang orang lain
b. Mampu menanggapi kritik,
celaan, dan kemarahan dari orang
lain secara terbuka
a. Mampu mengemukakan ide atau
gagasan

44 dan 45

24, 25, dan 26

58, 59, da 60

b. Mampu menyampaikan kritik
secara adil tanpa merugikan
orang lain
a. Mampu menghargai hak,
keinginan, dan perasaan oran lain
b. Membiarkan orang lain
mengungkapkan diri apa adanya

61 dan 62

27, 28, dan
29

13, 14, dan 15
49, 50, dan 51

19, 20, dan 21

55, 56, dan 57

6
6
5
6

22 dan 23
5

30, 31, dan 32

63 dan 64

65, 66, dan 67

33 dan 34

2. Sosiometri
Selain kuesioner asertivitas peneliti juga menggunakan sosiometri
untuk memperoleh data siswa cenderung popular dan siswa cenderung
terisolir. Winkel (2004: 297) mendefinisikan sosiometri sebagai suatu
metode untuk memperoleh data hubungan sosial dalam suatu kelompok,
yang berukuran kecil sampai sedang, berdasarkan preferensi pribadi antara

6
5
5
5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

anggota-anggota kelompok. Sosiometri yang digunakan dalam penelitian
menggunakan kriterium pemilihan teman untuk dijadikan teman bermain.
Siswa diminta untuk memilih 3 teman terfavoritnya dalam satu kelas dan
diurutkan berdasarkan yang paling favorit. Hasil analisis sosiometri ini
akan dikaitkan dengan data yang diperoleh dari kuesioner asertivitas siswa
yang bersangkutan.

D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan
a) Peneliti menghubungi pihak sekolah SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
untuk meminta ijin mengadakan uji coba alat dan melakukan penelitian.
b) Peneliti

menyiapkan

kuesioner untuk

mengali

data-data

yang

dibutuhkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menjabarkan aspek-aspek asertivitas kedalam indikator-indikator.
2) Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan indikatorindikator asertivitas.
3) Expert judgment
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
pertimbangan parah ahli (Expert judgment). Peneliti meminta
bantuan kepada bapak Yohanes Arief Susilo, selaku guru BK SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

2. Uji coba alat
Uji coba alat (kuesioner) dilakukan untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas. Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas dan
validitas. Uji coba kuesioner dalam penelitian ini merupakan uji coba
terpakai. Hal ini dilakukan karena keterbatasan waktu yang disediakan
oleh pihak sekolah bagi peneliti. Ujicoba dilakukan pada tanggal 07 April
2014 di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
3. Validitas instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur dapat digunakan untuk
memperoleh data yang valid. Instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini, mengunakan
pengujian validitas isi (Content Validity). Validitas isi merupakan validitas
yang mengukur relevansi item kuesioner dengan indikator keperilakuan
dan dengan tujuan ukur (Azwar, 2012:132).
Instrument yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi,
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan taraf
signifikan (α = 5%) dapat mengunakan rumus koefisien korelasi product
moment (Sukmadinata, 2004: 65) sebagai berikut:
=



2



− ∑

− ∑
2





2

− ∑

²

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

Ket:
= korelasi produk moment
= nilai setiap butir
= nilai dari jumlah butir
= jumlah responden

Sedangk
gkan untuk mengukur koefisien korelasii validitas item,
digunakan SPSS
SP
15 agar perhitungan jadi lebih cepa
epat dan mudah.
Perhitung vali
aliditas berdasarkan taraf signifikan (α = 5%)
%) dengan jumlah
subjek 85, maka
m
koefisien korelasi yang digunakann adalah

0,279

(Sugiyono, 2011).
20
Jadi, apabila koefisien korelasi butir
ir instrumen sama
dengan 0,279
79 atau lebih dari 0,279 (paling kecil 0,279
79),

maka butir

instrumen ter
tersebut dinyatakan valid. Namun apabilaa koefisien butir
instrumen kur
urang dari 0,279, maka butir instrumen terse
rsebut dinyatakan
tidak valid.
Prosess perhitungan
p
taraf validitas dilakukan dengan
gan cara memberi
skor pada item
em dan mentabulasi data uji coba mengunakan
an microsoft office
excel 2007. Data
D
yang telah ditabulasi, dimasukan kee dalam
d
SPSS 15
untuk menghi
ghitung validitas tiap butir instrument. Ha
Hasil perhitungan
diperoleh 555 iitem yang valid dan 12 item yang tidak valid
va atau gugur.
Rincian rekap
apitulasi perhitungan taraf validitas uji cobaa instrumen
i
dapat
dilihat pada tab
tabel 4.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

Tabel 4
Rincian Rekapitulasi Hasil Analisis Validitas Instrumen
No

Aspek

1

Kesetaraan
dalam hubungan

2

3

4

5

6

Bertindak sesuai
dengan
keinginan
sendiri
Mengungkapkan
perasaan dengan
jujur dan
nyaman
Pertahanan diri

Menyatakan
pendapat

Perhatian
terhadap hakhak orang lain

Indikator
c. Menempatkan setiap
pribadi secara setara
d. Memberikan dukungan
kepada orang lain
c. Mampu membuat
keputusan
d. Mampu menentukan tujuan
dan berusaha mencapainya
c. Mampu menyatakan
perasaannya dengan jujur
d. Mampu mengungkapkan
kebutuhan dan keinginan
dengan nyaman
c. Mempertahankan hak dan
pendapat pribadi tanpa
menyerang orang lain
d. Mampu menanggapi kritik,
celaan, dan kemarahan dari
orang lain secara terbuka
c. Mampu mengemukakan
ide atau gagasan
d. Mampu menyampaikan
kritik secara adil tanpa
merugikan orang lain
c. Mampu menghargai hak,
keinginan, dan perasaan
oran lain
d. Membiarkan orang lain
mengungkapkan diri apa
adanya

Jumlah

Jumlah
Item

Jumlah item
yang valid

Jumlah item
yang
gugur

6

6

-

6

5

1

6

4

2

5

5

-

6

5

1

6

4

2

6

5

1

5

5

-

6

4

2

5

4

1

5

4

1

5

4

1

67

55

12

4. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas

adalah

tingkat

kepercayaan

hasil

pengukuran.

Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya atau disebut sebagai reliabel.
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

masalah eror pengukuran (error of measurement), sedangkan konsep
reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur erat berkaitan dengan eror
dalam pengambilan sampel (sampling error) yang mengacu pada
inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada
kelompok individu yang berbeda (Azwar, 2012: 134).
Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan teknik belah dua
dari Spearman Brown (spilt half), dengan rumus berikut ini.

ri =
Keterangan:
ri

=

reliabilitas internal seluru instrument

rb

=

Korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua.

Jadi, hasil perhitungan reliabilitas instrumen uji coba adalah 0,98
dengan klasifikasi sangat tinggi menurut kriteria Guilford (Masidjo, 1995:
209) sebagaimana tertera pada tabel 5.

Tabel 5
Kriteria Guilford
No
1
2
3
4
5

Koefisien Korelasi
0,91 – 1,00
0,71 – 0,90
0,41 – 0,70
0,21 – 0,40
negatif – 0,20

Kualifikasi
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

E. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan untuk mengetahui Asertivitas
siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 adalah
sebagai berikut:
1. Memberi skor pada setiap item yang sesuai dengan pilihan jawaban yang
sudah tersedia yaitu Sangat Sering (SS) = diberi skor 4, Sering (S) = diberi
skor 3, Jarang (J) = diberi skor 2, dan Tidak Pernah (TP) diberi skor 1
untuk item Favorabel dan Sangat Sering (SS) = diberi skor 1, Sering (S) =
diberi skor 2, Jarang (J) = diberi skor 3, dan Tidak Pernah (TP) diberi skor
4 untuk item Unfavorabel.
2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor total dari masing-masing item
kuesioner dan skor rata-rata butir dengan mengunakan microsoft office
excel.
3. Menghitung uji koefisien validitas instrumen Asertivitas siswa kelas VIII
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan rumus Product Moment dari
Pearson melalui program komputer SPSS 15.
4. Menghitung koefisien reliabilitas persepsi siswa terhadap kompetensi
kepribadian guru bimbingan dan konseling dengan mengunakan rumus
split-half pada program komputer SPSS 15.
5. Mengkategorisasi tingkat asertivitas siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1
Yogyakarta disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan
kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompokkelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

30

berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009: 107 ). Kontinum jenjang
pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.
Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang
disusun oleh Azwar (2009:108) yang mengelompokkan tingkat asertivitas
siswa kelas VIII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta ke dalam lima kategori:
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma
kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 6
Norma Kategorisasi Tingkat Asertivitas
Norma/Kriteria Skor
X≤ µ -1,5σ
µ - 1,5 σ