KEKERASAN DALAM PACARAN (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 20122013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Layanan Bimbingan Pribadi Sosial) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarj

  

KEKERASAN DALAM PACARAN

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI

SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013

dan Implikasinya Terhadap Usulan

  

Topik-Topik Layanan Bimbingan Pribadi Sosial)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Dendy Setyadi

  

NIM: 091114015

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2013

  

MOTTO

  “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong, Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran, Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu, Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap, Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna, Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.”

  ( 1 Korintus 13: 4-10)

  Kupersembahkan Karyaku ini untuk ; Tuhan Yesus Kristus Universitas Sanata Dharma, Prodi Bimbingan Konseling

  Orang Tuaku Bapak Siswadi dan ibu Suyati Adikku Dimas Kurnia Adi, Vindy Ayu Saputri Sadtya Edy N, Mariska K , Andreas Rian, Sahabat-sahabatku BK 2009

  SMA N I Karangnongko Klaten

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 15 Juli 2013 Penulis Dendy Setyadi

  

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Dendy Setyadi Nomor Mahasiswa : 091114015 Dengan Pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :

  

KEKERASAN DALAM PACARAN (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI

SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya

Terhadap Usulan Topik-Topik Layanan Bimbingan Pribadi Sosial)

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Yogyakarta, 15 Juli 2013 Yang menyatakan, Dendy Setyadi

  

ABSTRAK

KEKERASAN DALAM PACARAN

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas XI

SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013

dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik

Layanan Bimbingan Pribadi Sosial)

  Dendy Setyadi Universitas Sanata Dharma

  2013 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk kekerasan dalam berpacaran pada remaja di SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013. Masalah pertama yang diteliti adalah “Bentuk-bentuk kekerasan seperti apa yang kerap muncul dalam berpacaran di kalangan remaja SMA N 1 Karangnongko Tahun ajaran 2012/2013?

  ”. Masalah yang kedua adalah “Berdasarkan bentuk kekerasan pacaran yang frekuen dialami siswa, topik bimbingan apa yang implikatif diusulkan dalam penyusunan program bimbingan pacaran yang sehat dan aman? ”. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Instrumen penelitian yang dipakai adalah kuesioner Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Pacaran pada siswa dengan jumlah 58 item. Subyek penelitian adalah para siswa kelas XI IPA 1, 2, 3 dan XI IPS 1, 2, 3 SMA N 1 Karangnongko yang terdiri dari 184 orang. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif katagoris yang diawali dengan tabulasi skor tabulasi skor dari masing- masing item, selanjutnya mengkategorisasikan bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yang dialami siswa. Kategorisasi ini terdiri dari tiga jenjang yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa (1) Bentuk-bentuk kekerasan dalam berpacaran pada remaja SMA N 1 Karangnongko Tahun ajaran 2012/2013 termasuk dal am kategori “jarang” terdapat 58 butir item, dan terdapat kategori kerap kali 2 item, dan bentuk kekerasan dalam pacaran yang terjadi kategori sering tidak ada. (2) Berdasarkan analisis butir-butir kuesioner bentik-bentuk kekerasan dalam pacaran, yang terindikasi 10 frekuensi tinggi, diusulkan topik bimbingan yang implikatif dalam bimbingan pacaran yang sehat dan aman.

  

ABSTRACT

DATING VIOLENCE

(A Descriptive Study of the Eleventh Grade Students at SMAN 1

Karangnongko in 2012/2013 Academic Year and Its Implications to

the Suggested Topics of Social Personal Guidance Service)

  by Dendy Setyadi

  University Sanata Dharma Yogyakarta

  2013 This study belongs to a descriptive study that aims at obtaining the description about violence in dating among adolescents’ overview as students at

  

SMAN 1 Karangnongko in 2012/2013 academic year. The first problem

  formulated is “What types of dating violence that often appear in dating among adolescents of the students at SMAN 1 Karangnongko in 2012/2013 academic year?” The second is “Based on the types of dating violence frequently encountered, what are the implied guidance topics appropriately suggested in compiling the healthy and safe dating guidance program?”

  The type of this research is a descriptive study using survey method. The research instrument used is a questionnaire about types of dating violence among adolescents consisting of 58 items. The subject is the eleventh grade students of class XI IPA 1, 2, 3 and XI IPS 1, 2, 3 at SMAN 1 Karangnongko consisting of 184 people. The technique of data analysis is using categorized descriptive technique that begins with a score tabulation of each item, then categorizing the types of dating violence encountered by students. This categorization consists of three levels, they are high, medium, and low.

  The results show that: (1) The types of dating violence encountered by adolescents at SMAN 1 Karangnongko in 2012/2013 academic year indicate that 58 items belong to the rare category, 2 items belong to the frequent category, and no items belong to the often category. (2) Based on the analysis of the items in the questionnaire that belong to high frequency, the writer suggested the implied guidance topics in compiling the healthy and safe dating guidance program.

KATA PENGANTAR

  Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya, serta bimbinganNya selama proses penyelesaian skripsi ini.

  Skripsi ini berjudul Kekerasan dalam Pacaran (Studi Deskriptif Siswa Kelas

  XI SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Layanan Bimbingan Pribadi Sosial). Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

  Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini. Baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis.

  Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Dr. Gendon Barus, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling dan dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini sampai selesai dan menjadi sebuah buku.

  3. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. dan A. Setyadari, S.Pd. S.Psi., Psi., M.A Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat pada penulis.

  4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.

  5. Bapak Markus, S.Pd. Kepala Sekolah SMA Santo Mikael Warak yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.

  6. Bapak Suyanto Kepala Sekolah SMA N 1 Karangnongko, Klaten yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian kepada para siswa kelas XI SMA N 1 Karangnongko.

  7. Ibu Giantari, S.Pd. dan Bapak Priyono S.Pd. Guru Bimbingan dan Konseling SMA N 1 Karangnongko, Klaten yang telah membantu penulis dalam proses pengambilan data di sekolah terhadap para siswa kelas XI.

  8. Para Siswa kelas XI SMA N 1 Karangnongko yang telah berpartisipasi dalam proses pengumpulan data.

  9. Bapak saya Siswadi, Ibu Suyati S.Pd. dan Adik Dimas Kurnia Adi saya yang selalu memberikan dukungan, perhatian dan selalu mendoakan.

  10. Vindy Ayu Saputri yang memberi motivasi dan doa.

  11. Dosen Seminar Ag. Krisna Indah M, S.Pd.,M.A. yang telah membantu saya dari 0 sampai bisa menjadi proposal yang baik.

  12. Para Dosen yang memberi inspirasi pada saya (Pak Donal, Pak Sin, Pak Budi, Mas Tatung, Mbak Indah, Bu Retno, dll) 13. Mas Pur UKSW dan Pak Sopyan Guru SMP saya yang telah membereskan dalam Hal Bahasa.

  14. Teman-teman Bimbingan Klasikal (Prima, Rian, Wira, Mas Pur, Yhuvita, Fransiska Wening, Sr. Valen, Rino, Tia, Wulan Oneng, Dedy, Rino, dll) yang membagikan pengalamannya.

  15. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

  16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.

  Dengan segala segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

  Penulis

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL i

  ………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii …………………….. HALAMAN PENGESAHAN iii ………………………………………. HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv ……………………. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

  …………………………… LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................ vi ABSTRAK vii

  …………………………………………………………… ABSTRACT.......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ix ……………………………………………….. DAFTAR ISI xii …………………………………………………………. DAFTAR TABEL xiv ……………………………………………………. DAFTAR GRAFIK............................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN xvi ……………………………………………….

  BAB I PENDAHULUAN 1 …………………………………………….

  A.

  1 Latar Belakang Masalah…………………………………..

  B.

  6 Rumusan Masalah………………………………………….

  C.

  7 Tujuan Penelitian…………………………………………..

  D.

  7 Manfaat Penelitian………………………………………… E.

  9 Definisi Operasional……………………………………….

  BAB II LANDASAN TEORI 11 ………………………………………..

  A.

  11 Kekerasan..............................................................................

  B.

  12 Pacaran...................................................................................

  C.

  18 Kekerasan dalam Pacaran......................................................

  D.

  19 Bentuk Kekerasan dalam Pacaran..........................………… E.

  36 Remaja....................................................................................

  F.

  43 Bimbingan Pribadi Sosial........................................................

  BAB III METODE PENELITIAN

  46 …………………………………….

  A.

  46 Jenis Penelitian……………………………………………..

  B.

  46 Subyek Penelitian…………………………………………..

  C.

  47 Instrumen Penelitian………………………………………..

  D.

  55 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data……………...

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  59 ……………… A.

  Hasil Penelitian....................................................................... 59 B. Pembahasan Hasil Penelitian……………..…………………. 66 C. Dampak Implikatif Hasil Penelitian………………………… 81

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  86 ……………………………….

  A.

  Kesimpulan…………………………………………………. 86 B.

  87 Saran……………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA

  89 …………………………………………………. LAMPIRAN

  93 ……………………………………………………………

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rincian Subjek Penelitian.........................................................

  47 Tabel 2 : Skoring Kuesioner.... 49 …………………………………..……. Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Kekerasan dalam Pacaran...............

  50 ……. Tabel 4 : Item Valid dan tidak valid.......................................................

  53 Tabel 5 : Koefisien Reliabilitas.....................................

  54 ……………….. Tabel 6 : Norma Penggolongan Kategorisasi Tingkat Frekuensi Kekerasan dalam Pacaran.........................................................

  57 Tabel 7 : Hasil pengolongan....................................................................

  58 Tabel 8 : Gambaran Umum Partisipasi Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Frekuensi berganti Pacar, dan Agama......................................

  60 Tabel 9 : Kategori Tingkat Frekuensi.......................................................

  61 Tabel 10: Penggolongan Bentuk-bentuk Dating Violence dalam tiga kategori..

  62 …………………………………………. Tabel 11: Lamanya Hubungan Pacaran Berdasarkan Jenis Kelamin.......

  64 Tabel 12: Penggolongan butir dalam tiga Kategori..................................

  65 Tabel 13: Analisis Top ten bentuk-bentuk Dating Violence.....................

  65 Tabel 14: Pengolongan item Tertinggi Menurut Frekuensi......................

  66 Tabel 15: Rumusan Butir-butir dating violence top ten dan Usulan Topik Bimbingan.................................................... 82 Tabel 16: Usulan Topik-topik bimbingan pribadi sosial yang relevan...... 83

  

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Profil Bentuk-bentuk Dating Violence yang dialami siswa.....

  63

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Internal Tiap Aspek..

  93 Lampiran 2 : Data Hasil Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Pacaran.................

  99 Lampiran 3 : 126

  Kuesioner……………………………………………………… Lampiran 4 : Satuan Pelayanan Bimbingan...................................................... 132 Lampiran 5 : Surat Pengantar Penelitian................

  ………………………....... 145

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Banyak hal yang terjadi di masa remaja, salah satu yang menarik adalah

  trend berpacaran. Fenomena berpacaran sudah sangat umum terjadi di

  kalangan remaja. Pacaran merupakan suatu proses dua manusia lawan jenis untuk saling mengenal dan memahami, dan belajar membina hubungan sebagai persiapan pranikah, untuk menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan pada saat setelah menikah. Masing- masing berusaha mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, dan reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun peristiwa.

  Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia (Hadi:2010). Pacaran berarti tahap untuk saling mengenal antara seorang laki-laki dan perempuan yang saling tertarik dan berminat untuk menjalin hubungan yang eksklusif (terpisah, sendiri, istimewa). Pacaran memang diarahkan untuk suatu hubungan yang lebih lanjut, lebih dalam, dan lebih pribadi. Ini tidak boleh diartikan sebagai keharusan untuk melanjutkan. Pacaran dimaksudkan sebagai situasi yang memungkinkan pasangan yang berelasi semakin dekat dan akhirnya menemukan kecocokan satu sama lain untuk melanjutkan hidup bersama dalam ikatan resmi, berbentuk perkawinan.

  Indahnya romantika pacaran seringkali menghipnotis remaja sehingga lupa bahwa di balik indahnya pacaran, justru membawa dirinya ke dalam situasi yang tidak menyenangkan, bahkan akan menjadi cerita yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Dalam aktifitas pacaran, ada kalanya bisa terjadi hal-hal yang menimbulkan kekerasan. Sebagian besar remaja beranggapan bahwa dalam berpacaran tidak mungkin terjadi kekerasan, karena masa berpacaran merupakan masa yang penuh dengan hal

  • – hal yang indah, yang setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata
  • – kata yang dilakukan dan diucapkan oleh dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Orang sering tidak sadar bahwa sebuah hubungan pacaran dapat berubah menjadi tidak sehat dan dapat memunculkan kekerasan.

  Kekerasan adalah suatu tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang mengakibatkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi (Arya, 2010). Kekerasan yang terjadi ini biasanya terdiri dari beberapa jenis, misalnya: serangan terhadap fisik, mental/psikis, ekonomi dan seksual. Dari segi fisik, kekerasan yang dilakukan bisa berupa: memukul, meninju, menendang, menjambak, mencubit, dan lain sebagainya. Dari segi mental, bentuk kekersan biasanya seperti: cemburu yang berlebihan, pemaksaan, memaki- maki di depan umum, dan lain sebagainya. Kekerasan dalam hal ekonomi, misalnya: jika pasangan sering meminjam uang atau barang-barang lain tanpa pernah mengembalikannya, selalu minta ditraktir, dan lain-lain. Kekerasan dalam hal seksual bisa berbentuk, misalnya dipaksa dicium oleh pacar, kemudian mulai meraba-raba tubuh atau memaksa untuk melakukan hubungan seksual.

  Kekerasan dalam berpacaran telah banyak terjadi di Indonesia, seperti yang dilansir dalam LBH APIK (Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan) bahwa selama tahun 2009, LBH APIK menerima pengaduan dan pendampingan sebanyak 56 kasus kekerasan dalam pacaran. Tahun 2001 Rumah Sakit Bhayangkara di Makasar membuka pelayanan satu atap (one stop service) dalam menangani masalah kekerasan terhadap perempuan. Selama 1 tahun ada 7 kasus kekerasan dalam pacaran yang dilaporkan. PKBI Yogyakarta mendapatkan bahwa dari bulan Januari hingga Juni 2001 saja, terdapat 47 kasus kekerasan dalam berpacaran, 57% diantaranya adalah kekerasan emosional, 20% mengaku mengalami kekerasan seksual, 15% mengalami kekerasan fisik, dan 8% lainnya merupakan kasus kekerasan ekonomi. Januari hingga Juni 2011 PKBI Yogyakarta juga menemukan 27 kasus kekerasan dalam pacaran yang 15% di antaranya kekerasan fisik, 57% kekerasan emosional, 8% kekerasan seksual, dan 20% kekerasan ekonomi.

  Harian Tribun Jogja (17 Juli 2012) memberitakan bahwa 14 perempuan meninggal akibat kekerasan saat menjalani pacaran. Data yang telah disampaikan di atas menunjukkan bahwa tindak kekerasan yang terjadi saat berpacaran di Indonesia berada dalam tingkat yang mengkhawtirkan. Hal ini berkaitan dengan dampak yang diterima oleh sang korban karena kekerasan dalam berpacaran. Para korban umumnya bersikap pasif, mereka hanya diam, tidak berani melapor atau bercerita kepada orang lain karena beberapa alasan, diantaranya: malu, terlalu sayang kepada pacar, takut ditinggalkan, beranggapan masalah tersebut merupakan hal yang terlalu pribadi, tidak tahu harus berbuat apa, dan ketakutan akan ancaman dan kenekatan sang pacar.

  Sedikit sekali masyarakat yang tahu adanya kekerasan yang terjadi dalam pacaran, karena sebagian besar menganggap bahwa masa pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah. Kekerasan dalam berpacaran merupakan masalah yang masih belum banyak terungkap karena ketidaktahuan masyarakat, akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan tersebut. Permasalahan kekerasan dalam berpacaran harus segera dicari solusinya, karena remaja adalah penerus bangsa yang akan memegang peranan penting bagi kemajuan bangsa. Apabila dalam masa remaja sesorang mendapat perlakuan yang kasar, maka pengalaman tersebut akan berdampak pada kejiwaan. Karena remaja merupakan harapan bangsa, maka tentunya kita tidak menginginkan bila remaja kita lemah dan rapuh dalam mental, psikis, dan spiritualnya.

  Fenomena di atas, menunjukkan tindak kekerasan yang terjadi saat berpacaran cukup mengkhawatirkan dan sangat merugikan, maka dari itu diperlukan peran dari guru Bimbingan dan Konseling sebagai sarana perubahan untuk membantu dengan memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa sebagai subjek bimbingan. Di samping itu, peran guru bimbingan adalah membimbing dan mengarahkan siswa untuk dapat mengambil keputusan yang tepat untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.

  Bimbingan merupakan bantuan dalam memberikan informasi dengan menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan. Tujuan bimbingan adalah membimbing dan mengarahkan seseorang atau individu ke suatu tujuan dan mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab atas arah hidupnya dan menyelesaikan tugas yang dihadapi dalam kehidupan secara memuaskan. Untuk memperoleh pemahaman mengenai pacaran yang sehat dan aman, remaja memerlukan bimbingan. Bimbingan merupakan salah satu cara untuk mencegah kekerasan di dalam berpacaran bagi remaja.

  Berdasarkan pada uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Analisis Kekerasan dalam Pacaran (Studi Diskripsif Bentuk-bentuk Kekerasan dalam Berpacaran pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2012/2013 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Layanan Bimbingan Pribadi Sosial).

B. Rumusan Masalah

  Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bentuk-bentuk kekerasan seperti apa yang kerap muncul dalam berpacaran di kalangan remaja SMA N 1 Karangnongko?

  2. Berdasarkan bentuk kekerasan pacaran yang frekuen sangat banyak atau tinggi dialami siswa, topik bimbingan apa yang implikatif diusulkan sebagai program bimbingan pacaran yang sehat dan aman di SMA N 1 Karangnongko?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Memperoleh data dan informasi secara lebih jelas dan lengkap mengenai bentuk kekerasan dalam berpacaran yang banyak dialami siswa SMA N 1 Karangnongko 2. Penyusunan satuan pelayanan bimbingan pribadi sosial tentang kekerasan dalam berpacaran (dating violence) yang dialami remaja

  SMA N I Karangnongko berdasarkan identifikasi bentuk-bentuk kekerasan dalam berpacaran yang kerap.

  D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi mahasiswa

  Bimbingan dan Konseling untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki menyangkut dating

  violence sebagai bekal seorang calon guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.

2. Manfaat praktis a.

  Guru Pembimbing Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru

  Bimbingan dan Konseling untuk menggembangkan program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial, khususnya dalam pencegahan kekerasan dalam berpacaran. b.

  Siswa Siswa semakin sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar dalam mempersiapkan masa depannya. Siswa semakin sadar untuk berefleksi sampai seberapa hubungan dalam berpacaran yang semestinya dan dapat memperoleh bantuan-bantuan yang sesuai untuk mecegah kekerasan dalam berpacaran.

  c.

  Guru Mata Pelajaran Hasil penelitian ini dapat digunakan Guru Mata

  Pelajaran dalam mengupayakan agar tidak terjadi kekerasan pada siswa dalam berpacaran.

  d.

  Peneliti Peneliti mendapat kesempatan untuk melakukan penelitian serta belajar berpikir kritis dalam menjawab persoalan-persoalan, khususnya dalam mencermati bentuk- bentuk kekerasan berpacaran pada siswa SMA N 1 Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013, sehingga peneliti mampu mengembangkan program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial, khususnya dalam rangka meminimalisir kekerasan dalam berpacaran. e.

  Peneliti lain Peneliti lain mendapat masukan yang terkait dengan penelitian ini, sehingga terinspirasi mengembangkan penelitian yang terkait dengan kekerasan dalam berpacaran.

E. Definisi Operasional 1.

  Dating violence adalah tindakan atau ancaman yang dilakukan secara sengaja, baik melalui perilaku, perkataan maupun mimik wajah yang dilakukan salah satu pihak kepada pihak lain dalam hubungan pacaran, yang ditujukan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuatan atau kekuasaan dan kontrol atas pasangannya dalam hubungan pacaran. Hal ini disebabkan karena kecemburuan, mengontrol perilaku, perubahan suasana hati yang tak bisa diramal, alkohol dan penggunaan obat, ledakan kemarahan, mempunyai masalah dengan teman dan keluarga, menggunakan kekuatan ketika bertengkar.

  2. Remaja adalah suatu masa transisi perkembangan dan masa kanak- kanak menuju masa dewasa, yang melibatkan perubahan- perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

  3. Bimbingan Pribadi-Sosial adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran napsu seksual, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial).

BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian mengenai kekerasan, pacaran, kekerasan dalam pacaran, bentuk kekerasan dalam pacaran, remaja dan bimbingan prribadi sosial. A. Kekerasan John Galtung (Warsana, 1992) mengatakan, kekerasan atau dalam prinsip

  dasar hukum publik dan privat Romawi merupakan sebuah ekspresi, baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang, umumnya berkaitan dengan kewenangannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002), kekerasan adalah perihal atau sifat keras,paksaan, perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan cedera ataumatinya orang lain.

  Menurut WHO (1999), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar atau trauma atau perampasan hak. Kekerasan dapat pula berupa pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.) dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau sakit pada orang lain, dan hingga batas tertentu kepada binatang dan harta-benda. Istilah "kekerasan" juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa kekerasan adalah tindakan yang bersifat, berciri keras, paksaan yang dilakukan kepada seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik, psikis atau barang orang lain.

B. Pacaran 1. Pengertian pacaran

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002:807), pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercintaan; berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah mengencani; menjadikan dia sebagai pacar; mengencani. Sementara kencan, sendiri menurut kamus tersebut adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.

  Menurut Cate dan Llyod (dalam Dinastuti, 2008) pacaran atau courtship adalah semua hal yang meliputi hubungan berpacaran (dating relationship), baik yang mengarah ke perkawinan maupun yang putus sebelum perkawinan terjadi. Adimassana (2001) mengungkapkan bahwa pacaran mengandung pengertian bahwa pemuda dan pemudi mulai memproses hubungan mereka untuk serius melihat atau menjajagi dan memikirkan kemungkinan mereka dapat menikah. Baron & Byrne (dalam Satria, 2011) menyebutkan ada beberapa karakteristik dari hubungan pacaran, yaitu perilaku yang saling bergantung satu dan lainnya, interaksi yang berulang, kedekatan emosionaal, dan kebutuhan untuk saling mengisi. Hubungan ini terdiri dari orang-orang yang kita sukai, seseorang yang kita sukai, cintai, hubungan yang romantis dan hubungan seksual. Salah satu kerakteristik dari pacaran yaitu adanya kedekatan atau keintiman secara fisik (physical intimacy). Keintiman (intimacy) tersebut meliputi berbagai tingkah laku tertentu, seperti berpegangan tangan, berciuman, dan berbagai interaksi perilaku seksual lainnya.

  Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Aktivitas berpacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu- individu dalam masyarakat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa pacaran adalah suatu proses hubungan antara dua orang insan manusia (laki-laki dan perempuan) yang mempunyai komitmen untuk berinteraksi sosial dan melakukan aktivitas bersama-sama dengan maksud menuju hubungan yang lebih berkualitas (pertunangan atau pernikahan).

2. Fungsi Pacaran bagi Remaja

  Beberapa fungsi berpacaran adalah sebagai berikut (dalam Rice: 2005): a.

  Rekreasi Salah satu fungsi utama berpacaran adalah untuk kesenangan.Pacaran memberikan hiburan yang merupakan bentuk dari rekreasi dan sumber kesenangan.

  b.

  Persahabatan tanpa adanya tanggung jawab pernikahan Persahabatan dengan orang lain merupakan motif kuat dalam berpacaran. Keinginan untuk memiliki hubungan pertemanan, mendapatkan dukungan, kasih sayang dan cinta dari orang lain merupakan bagian normal dalam perkembangan menuju kedewasaan c.

  Sumber status keberhasilan Remaja yang berasal dari kelas sosial ekonomi atas lebih sering berpacaran dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelas sosial ekonomi bawah dan beberapa remaja menggunakan hubungan berpacaran sebagai bagian untuk mendapatkan, membuktikan ataupun mempertahankan status. Saat ini hal tersebut bukan merupakan motif utama dari berpacaran. d.

  Sosialisasi Berpacaran merupakan tujuan dari perkembangan keppribadian dan sosial. Hal ini merupakan pembelajaran untuk mengetahui, memahami, dan bergaul baik dengan berbagai tipe individu yang berbeda. Melalui berpacaran, remaja belajar untuk bekerjasama, memperhatikan, bertanggung jawab, mempelajari beberapa kemampuan sosial, dan masalah etika serta mempelajari teknik untuk berinteraksi dengan orang lain.

  e.

  Pengalaman seksual atau kepuasan Penelitian telah menunjukkan bahwa berpacaran telah menjadi lebih dari sekedar orientasi seks karna telah banyak remaja yang melakukan hubungan seksual. Apakah berpacaran digunakan untuk melakukan seks atau seks berkembang pada masa berpacaran tergantung sikap, perasaan, motif, dan nilai yang dianut oleh remaja itu sendiri f. Pemilihan pasangan

  Apakah hal ini merupakan motif yang disadari atau tidak, pemilihan pasangan akan terjadi juga terutama dikalangan remaja yang sudah memiliki pengalaman berpacaran sebelumnya. Semakin lama sesorang berpacaran, kecenderungan mereka utuk terlalu mengidolakan satu sama lain akan semakin berkurang dan akan semakin besar memberikan kesempatan bagi dua orang untuk menjadi pasangan.jika mereka memilki persamaan dalam suatu peranan, memiliki minat dan karakter kepribadian yang sama, mereka akan mengembangkan hubungan yang harmonis apabila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki persamaan dalam hal fisik, karakteristik psikologis dan sosial.

3. Tahapan Pacaran

  Menuru Priyani (2010), Relasi antara pria dan wanita mempunyai berbagai tahap, mulai dari tahap yang paling awal sampai palling dekat dan dalam dan akhirya ke arah ke yang istimewa. Tahap-tahap relasi pria dan wanita sangat terkait dengan perkembangan jiwa seseorang. Tahap tahapnya adalah sebagai berikut : a.

  Kekaguman/ tergila-gila pada lawan jenis Pada tahap ini seseorang merasa sangat tertarik bahkan tergila-gila pada seseorang yang belawanan jenis. Orang yang dikagumi bisa orang yang tidak dikenalnya. Keksarkan ciraguman terhadap seseorang tersebut biasanya hanya berdai-ciri fisik atau penampilannya, bukan karena keena kepribadiannya.

  b.

  Cinta monyet Tahap ini ditandai munculnya perasaan suka pada seseorang yang sangat kuat, yang terjadi secara tiba-tiba, tanpa adanya alasan yang masuk akal. Kadang perasaan itu muncul pada pandangan pertama. Cinta monyet bisa tertuju pada seseorang yangg dikenalnya, dan tidak didasari oleh pengenalan akan pribadi orang itu. Perasaan jatuh cinta dalam tahap ini, diikuti dengan perasaan yang sangat menggelora dan berimbas pada aktivitas lainnya, tetapi tidak berlangsung lama, segera akan berpindah ke orang lain, dan seterusnya sampai berulang berkali-kali.

  c.

  Kencan Tahap ini biasanya adalah peningkatan dari tahap cinta monyet, yang terjadi pada dua orang yang salig jatuh cinta, yang sudah disertai ketertarikan pada perilaku tertentu dari pasangan, dan disertai keinginan untuk mengobrol/bersama-sama dalam waktu tertentu, tetapi belum ada komitmen. Pada tahap kencan bisa terjadi perasaan tertarik menghilang karena ada hal tertentu yang tidak disukai. Apabila perasaan tertarik itu hilang, maka relasi kembali sebagai pertemanan biasa.

  d.

  Pacaran Diawal dengan peristiwa “menembak” yang ditanggapi oleh orang yang ditembak, lalu ada komitmen untuk “jalan bareng”. Pada saat ini biasanya mulai sedikit demi sedikit, tampil apa adanya (karena terlalu lelah untuk perpura-pura terus). Pada saat ini biasanya belum melibatkan kedua orang tua. Tahap pacaran biasanya merupakan hasil seleksi setelah melaukukan kencan dengan beberapa orang. e.

  Pacaran serius Pada tahap ini, biasanya sudah ada pembicaraan “masa depan”, orang tua sudah dikenalkan.

  f.

  Perkawinan Tahap dimana sudah ada ikatan formal sebagai suami istri.

  Peningkatan dari satu tahap ke tahap berikutnya dalam relasi antara pria dan wanita adalah sesuatu yang akan terjadi dan mengalir secara alamiah, dan perlu dikelola dan disikapi secara bijak agar semakin mendewasakan pribadi seseorang.

C. Kekerasan dalam Pacaran (Dating Violence) 1.

   Pengertian Kekerasan dalam Pacaran

  Riani (2012) mengatakan kekerasan dalam pacaran adalah segala bentuk tindakan yang mempunyai unsur kekerasan yang meliputi kekerasan secara fisik, seksual, atau psikologis yang terjadi dalam sebuah hubungan pacaran, baik yang dilakukan di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi. Menurut Cate dan Llyod (dalam Dinastuti, 2008) pacaran atau courtship adalah semua hal yang meliputi hubungan berpacaran (dating relationship), baik yang mengarah ke perkawinan maupun yang putus sebelum perkawinan terjadi. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kekerasan dalam berpacaran adalah semua perilaku yang bermaksud menyakiti pasangan dalam sebuah hubungan secara fisik dan verbal sehingga merugikan orang lain.

  Wekerle dan Wolfe (dalam Furlong :2005) memberikan definisi kekerasan dalam pacaran sebagai semua tindakan yang bermaksud untuk mengontrol atau mendominasi pasangannya secara fisik, seksual atau emosional yang menyebabkan terjadinya luka.

  Berdasarkan uraian di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa Dating

  

violence adalah tindakan atau ancaman yang dilakukan secara sengaja baik

  melalui perilaku, perkataan maupun mimik wajah yang dilakukan salah satu pihak kepada pihak lain dalam hubungan pacaran. Perilaku ini ditujukan untuk memperoleh dan mempertahankan kekuatan atau kekuasaan dan kontrol atas pasangannya dalam hubungan pacaran.

D. Bentuk Kekerasan dalam Pacaran (Dating Violence)

  Menurut Murray (dalam Siagian 2009:16) bentuk-bentuk dating violence terdiri atas tiga bentuk, yaitu kekerasan verbal dan emosional, kekerasan seksual, kekerasan fisik.

1. Kekerasan Verbal dan Emosional

  Kekerasan verbal dan emosional dalam berpacaran adalah ancaman yang dilakukan pasangan terhadap pacarnya dengan perkataan maupun mimik wajah. Menurut Murray (dalam Siagian 2009:16), kekerasan verbal dan emosional terdiri dari: a. Memangil Nama atau Memberi Julukan Negatif (Name Calling)

  Name calling adalah memanggil pasangannya dengan sebutan-

  sebutan yang negatif. Pasangan mengatakan pacarnya gendut, jelek, malas, bodoh, tidak ada seorangpun yang menginginkan pacaran dengannya, mau muntah melihat pacarnya. Korban menerima tipe kekerasan ini, karena mereka tidak memiliki self esteem yang tinggi, sehingga tidak bisa mengatakan “jika saya jelek, mengapa kamu masih bersama saya sekarang”.

  b.

  Mengintimidasi (Intimidating) Pasangannya atau pacarnya akan menunjukkan wajah yang kecewa tanpa mengatakan alasan mengapa ia marah atau kecewa dengan pacarnya.

  Perlakuan menakut-nakuti dan menggertak pasangan dengan cara bertindak ceroboh saat mengendarai kendaraan. Jadi, pihak laki-laki atau perempuan dapat mengetahui apakah pacarnya marah atau tidak, dari ekspresi wajahnya dan perilakunya. c.

  Melanggar Privasi dalam Pengunaan Alat Komunikasi (Use of pagers

  and cell phones )

  Seorang pacar ada yang memberikan ponsel kepada pacarnya, supaya dapat mengingatkan atau supaya tetap bisa menghubungi pacarnya.